A. Latar Belakang
B. Tujuan
Sasaran program BOS adalah semua sekolah setingkat SD dan SMP, baik
negeri maupun swasta di seluruh propinsi di Indonesia. Program Kejar paket A,
paket B, dan SMP terbuka tidak termasuk sasaran dan PKPS-BBM Bidang
Pendidikan, karena hampir semua komponen dan ketiga program tersebut telah
dibiayai oleh pemerintah. Selain daripada itu, Madrasah Diniyah juga tidak berhak
memperoleh BOS, karena siswanya telah terdaftar di sekolah regular yang telah
menerima BOS.
D. Landasan Hukum
13. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perubahan Tarif bea materai
dan besarnya batas pengenaan harga nominal yang dikenakan bea materai
15. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang Gerakan Nasioanl percepatan
penuntasan wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun dan pemberantasan
buta aksara
16. Surat Keputusan Bersama antara Menteri Pendidikan Nasional dan Menteri
Agama Nomor 1/U/KB/2000 dan Nomor MA/86/2000 tentang Pondok pesantren
salafiyah sebagai pola wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun
20. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11 Tahun 2005 tentang Buku Teks
Pelajaran
Sekolah kaya/ mapan yang mampu secara ekonomi yang saat ini memiliki
penerimaan lebih besar dari dana BOS mempunyai hak untuk menolak BOS
tersebut. Sehingga tidak wajib untuk melaksanakan ketentuan yang tertuang dalam
buku petunjuk pelaksanan. Keputusan atas penolakan BOS harus melalui
persetujuan orang tua siswa dan komite sekolah, bilamana di sekolah terdapat siswa
miskin, sekolah harus dapat menjamin kelangsungan siswa tersebut.
14. Penggunaan dana BOS untuk transportasi dan uang lelah bagi guru PNS
diperbolehkan hanya dalam rangka penyelenggara suatu kegiatan
sekolah selaian kewajiban jam mengajar. Besaran atau satuan biaya
untuk keperluan di atas harus mengikuti batas kewajaran.
G. Pembatalan BOS
H. ANALISIS SWOT
1. Kekuatan (Strenght)
2. Kelemahan (Weakness)
2.1.Hal yang menimbulkan perdebatan antara lain penggunaan dana BOS untuk
insentif guru, kelebihan jam mengajar, membeli komputer, biaya
pengelolaan sekolah dan rehabilitasi.
2.2.Komitmen sebagian pemerintah daerah terhadap pendidikan masih kurang.
Hal ini ditandai dengan berkurangnya dana APBD untuk pendidikan setelah
adanya dana BOS. Sebagian pemda menganggap, dana BOS adalah
pengganti dana yang dialokasikan pemda kepada sekolah. Beberapa
pemkab/pemkot dan pemprov terindikasi, menarik dana yang selama ini
diberikan kepada sekolah.
2.3.Pada implementasinya di lapangan banyak peyelewengan penggunaan dana
BOS sehingga pada proses penggunaanya banyak yang tidak tepat sasaran
bahkan merugikan para peserta didik
2.4.Setelah adanya dana BOS, seharusnya pihak sekolah tidak lagi melakukan
pengutan pada siswa/ walimurid dengan alasan apapun, karena semua
operasional sekolah dibiayai oleh dana BOS
2.5.Masih banyaknya penggunaan dana BOS yang masih salah entah karena
kurang sosialisasi atau memang diselewengkan.
3. Peluang (Opoportunity)
4. Ancaman (Treat)
I. KESIMPULAN
Sasaran dan tujuan BOS itu amat mulia. Pemerintah paling kurang, sudah
memiliki setengah tekad dan kemauan untuk meringankan biaya pendidikan
masyarakat miskin. Tanpa uluran tangan pemerintah, dipastikan akan semakin
banyak generasi muda negeri ini yang tak berkesempatan mengenyam pendidikan.
J. SARAN
4. Kita berharap, ada kesadaran dari berbagai pihak untuk ikut mengawal
terbebasnya institusi luhur pembangunan moral itu agar bersih dari korupsi. Di
sinilah dibutuhkan masyarakat yang kuat, cerdas, dan berani menuntut hak-
haknya atas lembaga pendidikan yang tidak memberikan layanan
selayaknya. Apalagi, mengindikasikan tanda-tanda koruptif.