Anda di halaman 1dari 41

TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS DALAM PENGELOLAAN

DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) DI SMA 6


BONE KECAMATAN KAHU KABUPATEN BONE

PROPOSAL

Oleh
A. FITRI RAMADANI
NIM : 105731111217

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kewajiban negara indonesia memberikan pelayanan untuk pembelajaran

dasar terutang pada pembukaan UUD 1945 yang melaporkan bahwa sesuatu

negara berkewajiban untuk melindungi segenap bangsa serta segala tumpah

darah indonesia, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan

rakyat universal serta turut melakukan kedisiplinan dunia bersumber pada

kemerdekaan, perdamaian abadi serta keadilan sosial. Bunyi pasal 31 UUD 45

hasil pergantian itu: ayat (1) Tiap masyarakat berhak memperoleh pembelajaran;

ayat (2) Tiap masyarakat negara harus menjadikan pendidikan dasar serta

pemerintah harus membiayainya; ayat(3) Pemerintah mengusahkan serta

menyelenggarkan satu sistem pembelajaran nasional yang bisa tingkatkan

keimanan serta ketakwaan,, dan akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, yang bisa diatur dengan undang- undang.; ayat( 4) Negara

memprioritaskan anggaran pembelajaran sekurang- kurangnya 20% dari

anggaran pemasukan belanja Negera( APBN) serta anggarn pemasukan belanja

wilayah( APBD) buat penuhi kebutuhan dalam penyelanggaran pembelajaran

nasional, serta memajukan ilmu pengetahuan serta teknologi.

Standar nasional pembelajaran ialah kriteria minimun tentang bermacam

aspek yang relevan dalam melakukan sistem serta wajib di penuhi oleh

penyelanggara serta/ ataupun satuan pembelajaran di segala daerah hukum

Negara Kesatuan Indonesia. Standar Nasional Pembelajaran bertujuan

menjamin kualitas pembelajaran nasional dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa.
Dalam UU Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 pada Bab XIII

mengenai Pendanaan Pendidikan ,bagian ketiga tentang Pengelolaan Dana

Pendidikan Pasal 48 ayat (1) dinyatakan bahwa pengelolaan dana pembelajaran

berdasarkan pada prinsip keadilan ,efisiensi,transparansi,dan akuntabilitas

publik. Artinya pengelolaan dana pembelajaran yang berawal dari pemerintah

maupun masyarakat harus di landasi dengan prinsip transparansi dan

akuntabilitas.Dengan penyelenggaran dan pengelolaan dana yang

transaparan ,masyarakat akan mengetahui kemana sajakah dana sekolah itu di

belanjakan . Salah satu bentuk pendanaan pembelajaran dasar yang signifikan

dari sumber dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara ( APBN ) adalah

Bantuan Operasional Sekolah ( BOS).

Namun saat ini , kenyataanya masih belum semua lembaga pendidikan

menerapkan prinsip-prinsip tersebut. Seperti yang ditulis dalam kompas .com

(2010) penelitian ini di lakukan oleh Bank Dunia terhadap 3.600 orang tua siswa

dari 720 sekolah disejumlah tanah air,hasilnya adalah 71,61 persen orang tua

tidak mengetahui laporan atas Dana BOS dan 92,65 % tidak melihat papan

pengumuman sekolah tentang penggunaan BOS. Selain dari itu, 89,58 % orang

tua tidak berpartisipasi dalam perencanaan BOS dan Orang tua murid

memberikan saran kepada Kepala Sekolah tersebut. Tidak hanya itu, seperti

yang telah dituliskan dalam (harian Merdeka.com2013) Yayasan Satu Karsa

Karya (YSKK) bersama jaringan Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) dan

Komunitas orang tua siswa,menyatakan 87 % sekolah tidak transparan dalam

pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Jumlah tersebut

merupakan hasil uji akses yang dilakukan terhadap 222 sekolah sample di

delapan provinsi.
Bersumber pada informasi serta kabar yang sudah terdapat bahwa dana

bantuan operasional sekolah dinilai masih menjadi sesuatu permasalahan yang

besar. Kuranganya atas pemahaman serta keterlibatan para pemangku

kepentingan pembelajaran masih sangat lumayan rendah. Tidak hanya dari itu,

disebabkan pihak

sekolah kurang transparan serta akuntabel dalam membagikan informasi serta

data yang dikelola kepada seluruh pihak yang terpaut( Stakeholders).

Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 pasal 48 Menyatakan bahwa

penngelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan ,efisiensi

,transparansi dan akuntabilitas publik. Prinsip-prinsip yang telah disebutkan

dalam undang-undang tersebut harus mendapatkan penekanan dan perhantian

oleh para pemangku kepentingan pendidikan .Tujuanya yaitu agar suatu sistem

pendidikan yang sudah ada dapat berjalan sesuai dengan tujuan pendidikan

nasional.

Undang-undang Republik Indonesia No.14 Tahun 2008 pasal 2 telah

dinyatakan bahwa setiap informasi publik bersifat terbuka dan dapat diakses oleh

setiap pengguna informasi publik terbuka dan dapat diakses oleh setiap

pengguna informasi publik. Berdasarkan Undang-Undang tersebut,sekolah

sebagai lembaga dalam penyelenggaran pendidikan harus memberikan

pelayanan dan informasi yang lebih baik. Artinya sekolah memberikan hak dan

kemudahan akses kepada semua pihak yang berkepentingan dan terkait

(stakeholder) untuk memperoleh informasi yang transparan dan akuntabel.

Transparansi serta Akuntabilitas ialah prinsip yang wajib di usahakan

serta diterapkan oleh sekolah selaku lembaga penyelenggara pembelajaran.

Pelaksanaan prinsip- prinsip tersebut hendak membawa dampak positif kepada


seluruh publik serta pihak yang terpaut ( stakrholder). Sehingga anggapan yang

ditimbulkan oleh publik serta pihak yang terpaut( stakeholder) merupakan kalau

sekolah ialah lembaga penyelenggara pembelajaran yang bersih serta

berwibawa.

Sekolah yang bersih serta berwibawa maksudnya sekolah tersebut tidak

Korupsi, kolusi, serta Nepotisme( KKN) serta propesional. Pengelolaan dana

ialah pokok berarti yang berkaitan dengan profesionalitas sekolah. Oleh sebab

itu sekolah wajib mengaitkan seluruh yang komponen pembelajaran yang

terdapat, baik itu yang komite serta pihak- pihak yang terpaut dalam

pembelajaran( stakeholder).

Penerapan akuntabilitas pembiayaan sekolah dilaksanakan oleh pihak-

pihak yang ikut serta dalam pengelolaan keuangan kepada warga, orang tua,

serta pastinya kepada pemerintah yang terdapat dalam kaitan ini selaku salah

satu sumber keuangan/ pendanaan pembelajaran sekolah. Akuntabilitas serta

transparansi pengelolaan serta dorongan opersional sekolah( BOS) oleh sekolah

ialah perihal yang sangat berarti selaku tolak ukur keberhasilan serta

penyelenggaran dalam memegang tanggungjawab terhadap pencapaian hasil.

1. Identifikasi Masalah

Permasalahan di atas dapat didentifikasi masalahnya yaitu bahwa dalam

pelaksanaan pengelolaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) masih

terdapat beberapa kendala dan kekurangan. Kuranganya akan tingkat

perhatian dan keterlibatan seluruh pemangku kepentingan pendidik masih

dinilai rendah. Adapun beberapa faktor yang berhubungan dengan kendala

dan kekurangan dalam pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah

adalah sebagai berikut :


a. Pengelolaan dana BOS dimungkinkan tidak transparan.

b. Akuntabililtas dana BOS dimungkinkan tidak transparan.

c. Kewenangan pengelolaan yang tidak jelas, apaka kewenangan

sepenuhnya berada pada yayasan atau kepala sekolah.

d. Pengambilan atau pungutan dana masyarakat tidak jelas.

e. Realisasi dana BOS yang berasal dari pemerintah Provinsi yang tidak

jelas.

Berdasarkan uraian diatas , penulis menganggap hal tersebut penting

untuk dikaji agar di ketahui pertanggungjawaban penggunaan dana BOS.

Dengan adanya keterbatasan waktu, kemampuan biaya ,kemampuan penulis ,

maka penulis mengadakan penelitian dengan judul “ Transparansi dan

Akuntabilitas dalam pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SMA

6 BONE di Desa Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah dalam penelitian

ini, maka dapat menyimpulkan bahwa rumusan masalah yang akan dibahas

yaitu: “Bagamanakah penerapan Transparansi dan Akuntabilitas dalam

pengelolaan dana Bantuan Operaional Sekolah (BOS) SMA 6 BONE desa Balle

Kecamatan Kahu Kabupaten Bone ?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas , maka peneliti mempunyai tujuan

yaitu : “untuk mengetahui Penerapan Transparansi dan Akuntabilitas dalam

pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SMA 6 BONE desa

Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone”


D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan sekaligus

kontribusi dalam menerapkan proses Transparansi dan Akuntabilitas

pengelolaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti

Sebagai latihan pengembangan kemampuan dalam penelitian dan

wujud pengabdian kepada masyarakat khususnya dalam dunia

pendidikan dengan menerapkan ilmu yang telah didapatkan selama

berada di perguruan tinggi.

b. SMA 6 BONE desa Balle Kecamatan Kahu Kabupaten Bone

Dapat membantu pihak SMA 6 BONE desa Balle Kecamatan Kahu

Kabupaten Bone. dalam pertimbangan pelaksanaan proses

pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah guna terwujudnya

prinsip transparansi dan akuntabilitas publik.

c. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Hasil dari penelitiaan ini dapat di harapkan menambah sumber

referensi studi khususnya bagi mahasiswa program studi Akuntansi

maupun mahasiswa yang lainnya.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Transparansi

1. Pengertian Transparansi

Transparansi berarti keterbukaan atas semua tindakan dan

kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Istilah transparansi sendiri

memiliki arti keterbukaan dalam proses perencanaan, penyusunan, dan

pelaksanaan. Transparansi berasal dari kata transparent yang memiliki

arti jelas, nyata dan bersifat terbuka. Istilah transparansi dapat di artikan

Transparansi adalah prinsip yang menjamin akses atau

kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi tentang

penyelenggaran pemerintah, yakni informal tentang kebijakan proses

pembuatan dan pelaksanaanya, serta hasil-hasil yang dicapai ( Loina

Lalolo Krina P, 2003).

Menurut Agoes dan Ardana (2009) Transparansi adalah

kewajiban bagi para pengelola untuk menjalankan prinsip keterbukaan

dalam proses keputusan dan penyampain informasi. Keterbukaan dalam

menyampaikan informasi juga mengandung arti bahwa informasi yang di

sampaikan harus lengkap,benar,teoat eaktu kepada semua pemangku

kepentingan.Tidak boleh ada hal-hal yang di rahasiakan di

sembunyikan,ditutupi-tutupi, atau di tunda-tunda.

Lebih lanjut Indra Bastian (2007:4) menyatakan bahwa

“Transparansi pengelolaan keuangan sekolah pada akhirnya (horizontal

accountability) akan menciptakan pertanggungjawaban horizontal

(horizontal accountabilty) antara lembaga pendidikan dengan masyarakat


sehingga terciptanya lembaga pendidikan aspirasi dan kepentingan

bersama.

Selanjutnya Nico Ardianto ( 2007;21) menyatakan bahwa

“Transparansi anggaran adalah keterbukaan kepada masyarakat dalam

hal fungsi dan struktur pemerintah, tujuan kebijakan fiscal, sektor

keuangan publik, dan proyeksi-prokyeksinya. Transparansi anggaran

mengacu pada sejauh mana publik dapat memperoleh informasi atas

aktivitas aktual.

Transparansi ,dapat pula disimpulkan bahwa transpransi adalah

keterbukaan antara para pemegang kepentingan untuk mendapatkan

akses yang sama mengenai informasi sumber daya dan yang di

dapatkan dan di gunakan oleh suatu organisai. Transparansi keuangan

sekolah adalah keterbukaan yang di lakukan oleh pihak sekolah kepada

orang tua , masyarakat, dan pemerintah khususnya dalam manajemen

keuanagan yang sumber dananya dapat di ketahui dan di manfaatkan

sebagi informasi keuangan.

Transparansi pengelolaan keuanagan sekolah memberikan makna

bagi para pemangku kepentingan ( stakeholder) sekolah memilki hak dan

akses yang sama untuk mengetahui proses penganggran karena

melibatkan aspirasi dan kepentingan bersama, dalam memenuhi

kebutuhan akan pesertadidik ,dimana setiap orang yang terikat dengan

kepentingan pendidikan dapat mengetahui proses dan hasil pengambilan

keputusan dan kebijakan sekolah.


2. Tujuan Transparansi

Tujuan dari penerapan transparansi dalam pengelolaan keuangan

adalah mencegah sedini mungkin akan penyimpangan-penyimpangan

melalui kesadaran masyarakat dengan adanya kontrol sosial. Selain

dengan itu adanya transparansi dalam pengelolaan keuangan juga dapat

menambah wawasan dan meningkatkan kepercayaan publik terhadap

organisasi (Novie : 20017).

Mardiasmo dalam Simsom Werinom mengemukakan, bahwa

tujuan Transparansi dalam menyusun anggaran terdapat 5 kriteria,yaitu ;

1. Tersedianya pengumuman kebijakan anggaran.

2. Tersedianya dokumen anggaran dan mudah di akses.

3. Tersedianya laporan pertanggungjawaban yang tepat waktu.

4. Terakomodasinya usulan /suara rakyat.

5. Tersedianya sistem pemberian informasi kepada publik.

Dari adanya uraian di atas, maka dapat di simpulkan bahwa tujuan

transparansi dapat memanilisir penyimpangan –penyimpangan

penggunaan dana , mencegah ketidakpercayaan publik,dan tercapainya

tujuan.

3. Manfaat Transparansi

Menurut Nico Adrianto (2007,21) berpedapat bahwa , ada

beberapa manfaat penting dengan adanya Transparansi anggaran,antara

lain :

1. Mencegah korupsi

2. Meningkatkan kepercayaan terhadap komitmen pemerintah untuk

memutuskan kebijakan tertentu.


3. Menguatkan kohesi sosial,karena kepercayaan publik terhadap

pemerintah akan terbentuk.

1) Lebih mudah mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan kebijakan

2) Meningkatkan akuntabilitas pemerintah sehungga masyarakat

akan lebih mampu mengukur kinerja pemerintah.

Menurut Sri Minarti dalam Fierda (2015:29) manfaat dari adanya

transparansi dapa menciptakan kepercayaan timbal antara pemerintah ,

masyarakat ,orang tua siswa, dan warga sekolah melalui penyediaan

informasi yang akurat dan memadai..

Dari beberapa pendapat para ahli mengenai manfaat transparansi,

maka dapat disimpulkan bahwa manfaat transparansi yaitu suatu

penerapan kebijakan yang dapat diawasi dan dipertanggungjawabakan

guna untuk mencegah adanya tindak kecurangan.

B. Akuntabiliitas

1. Pengertian Akuntabilitas

Dengan adanya transparansi dalam pengelolaan keuangan

sekolah, maka pihak sekolah perlu mempertanggungjawabkan atas

pemakaian akan sumber dana yang telah di kelolanya . Akuntabilitas

merupakan istilah yang berasal dari kata account yang berarti catatan

atau laporan dan ability yang berarati kemampuan , Akuntabilitas

( accontabilility) secara umum dapat diartikan suatu bentuk Pertanggung

jawaban .Organisasi yang accountable adalah organisasi yang mampu

menyajikan informasi secara terbuka mengenai keputusan-keputusan

yang telah di ambil dan memungkinkan pihak luar mereview informasi


tersebut, serta bila dibutuhkan harus ada kesediaan untuk mengambil

tindakan kreatif ( Tomi Victoria : 2014).

Akuntabilitas merupakan kewajiban untuk memberikan

pertanggungjawaban atau untuk menjawab dan menerangkan kinerja dan

tindakan seorang/ badan hukum/pimpinan kolektif suatu organisasi

kepada pihak yang memiliki hak atau berwenang untuk meminta

keterangan atau pertanggungjawaban ( Fierda Shafratunnisa:2015).

Menurut Dries dalam Afrilianti (2017;13) menjelaskan akuntabilitas

adalah suatau perwujudkan kewajiban sesesorang atau satuan kerja

untuk mempertanggungjawabkan pengelolaaan dan pengendalian

sumber daya dan pelaksanaan kebijkan yang di percayakan kepadanya

dalam rangka pencapaian yang telah di tetapkan.’ Lebih lanjut di jelaskan

(Sulfiati;2014) bahwa Akuntabilitas didalam manajemen pembiyaan

pendidikan disekolah berarti penggunaan uang sekolah dapat di

pertanggungjawabkan sesuai dengan perencanaan yang telah di

tetapkan.

Miriam Budiarjo dalam Sutedi (2009:397) menjelaskan bahwa

Akuntabilitas sebagai pertanggungjawaban pihak yang diberi mandat

untuk memerintah kepada mereka yang memberi mandat itu. “Mahmudi

(2010:81) mengatakan bahwa “Akuntabilitas finansial,yaitu setiap rupiah

yang di belanjakan harus dapat dipertanggungjaabkan dan dilaporkan

dalam laporan keuangan pemerintah daerah.

Lebih lanjut oleh E. Mulyasa dalam Fierdha Shafratunnisa

mengemukakan bahwa Akuntabilitas adalag pertanggungjawaban

pengelolaan keuangan sekolah dalam implementasi mananjemen


berbasus sekolah di tuntut untuk memberikan pertanggungjawaban pada

setiap akhir anggaran sekolah dengan di keluarkannya dana selama

tahun angggran. Pertanggungjawaban tersebut di laksanakan dalam

rapat dewan sekolah yang diikuti oleh komponen sekolah masyarakat dan

pemerintah daerah.

Pertanggungjawaban kebijakan dan aturan-aturan yang dibua oleh

sekolah tentunya harus dengan perencanaan yang di tetapkan .

Perencanan yang sudah ditetapkan akan menjadi dasar untuk

membangun prinsip akuntabilitas. Seperti yang di kemukakan oleh Surya

Darma dalam Sutedjo (2009) bahwa ada tiga pilar utama yang menjadi

persyarat terbangunnya akuntabilitas yaitu :

a) Adanya standar kinerja di setiap insitusi ang dapat diukur dalam

melaksankan tugas,fungsi dan wewenangnya.

b) Adanya transparansi para penyelnggara sekolah dengan menerima

masukan dan ikut dengan berbagai komponen dalam mengelola.

c) Adanya Partisipasi untuk saling menciptakan suasan akondusif dalam

menciptakan pelayannan masyarakat dengan prosedur yang

mudah ,biaya yang murah dan pelayanan yang cepat.

Dari beberapa pemaparan para ahli dapat pula disimpullkan

bahwa akuntabilitas didalam manajemen keuangan berarti pengggunaan

uang dana sekolah yang dapat di pertanggungjawabkan sesuai dengan

rencana yang telah di buat dan telah di laporkan kepada pemerintah,

orang tua,dan masyarakat.


2. Tujuan Akuntabilitas

Akuntabilitas bertujuan untuk menciptakan kepercayaan publik

terhadap sekolah. Pengelolaan manajemen sekolah yang baik akan

berdampak pada kepercayaan publik yang baik pula.Dengan demikian

dapat dikatakan bahwa terciptanya kepercayaan publik selalu berbanding

lurus dengan apa yang telah di lakukan oleh sekolah. Selain itu tujuan

akuntabilitas adalah untuk menilai kinerja sekolah dan kepuasaan publik

terhadap pelayanan pendidikan yang diselenggarkan oleh sekolah, untuk

mengikut sertakan publik dalam pengawasan pelayanan pendidikan

,kepada publik(Tomi Victoria: 2014).

Dalam buku petunjuk teknis bantuan operasional sekolah,

dikemukakan bahwa tujuan utama akuntabilitas adalah mendorong

terciptanya tanggung jawab untuk meningkatkan kinerja sekolah. Menurut

Herbert Kilough dan Stretss dalam Waluyo (2007:197) manajemen suatu

organisasi harus “accountable” untuk :

a. Menentukan tujuan yang tepat.

b. Mengembangkan standar yang di perlukan untuk pencapaian tujuan

yang ditetapkan.

c. Secara efektif mempromosikan penerapan pemakaian standar.

d. Mengembangkan standar Organisasi dan operasi secara ekonomis

dan efisien.

Dari adanya uraian diatas,maka dapat disimpulkan bahwa tujuan

akuntabilitas menciptakan kepercayaan stakeholders dalam pengelolaan

keuangan,menetapkan tujuan dan sasaran yang tepat ,dan menggunakan

standar dalam proses dan tujuan kegiatan.


3. Manfaat Akuntabilitas

Upaya perwujudan sistem akuntbilitas pada organisasi Waluyo

(2007:182) di maksudkan untuk :

a. Mendorong terciptanya transparansi organisasi.

b. Menjadikan organisasi lebih dapat beroperasi secara efisien,efektif,

ekonomis dan responsive terhadap aspirasi masyarakat dan

lingkunganya.

c. Memulihkan dan memelihara kepercayaan masyarakat terhadap

organisasi.

d. Mendorong partisipasi masyarakat.

e. Mendorong peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat.

f. Mendorong pengembangan sistem penilian yang wajar melalui

pengembangan.

g. Mendorong terciptanya iklim kerja yang sehat dan kondusif serta

peninngkatan displin.

Dari uraian diatas, dapat pula disimpulkan bahwa manfaaat dari

akuntabilitas yaitu terciptanya organisansi yang transparansi dan

memelihara kepercayaan masyarakat ,terciptanya keterbukaan

informasi,dan meningkatkan suasana kerja yang kondusif.

C. Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)

1. Pengertian Dana Bantuan Opersional Sekolah

Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) adalah bantuan yang

diberikan pemerintah dari pengurangan subsidi bahan bakar minyak

kepala sekolah untuk membebankan biaya pendidikan bagi siswa tidak


mampu dan meringankan bagi siswa yang lain agar mereka memperoleh

pelayanan pendidikan dasar yang lebih bermutu sampai tamat dalam

rangka penuntasan wajib belajar 9 tahun.

BOS adalah program pemerintah yang pada dasarnya adalah

untuk penyediaan pendanaan biaya operasi non personalia bagi satuan

pendidikan dasar sebagai pelaksana program wajib belajar. Menurut

Peraturan Pemerintah No.48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan

,biaya non personalia adalah biaya untuk bahan atau peralatan

pendidikan habis pakai dan biaya tak langsung berupa daya, air, jasa

telekomunikasi ,pemeliharaan sarana dan prasarana uang lembur,

transportasi, konsumsi, pajak.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa dana Bnatuan

Operasional Sekolah (BOS) adalah program nasional pemerintah dalam

rangka membantu meringkan pembiayaan program Pendidikan demi

tuntasnya wajib belajar 9 tahun. Selanjutnya Rencana Kegiatan dan

Anggaran Sekolah adalah rencana biaya dan pendanaan

program/kegiatan untuk 1(satu) tahun anggaran baik yang bersifat

strategis ataupun rutin yang diterima dan dikelola langsung oleh sekolah.

2. Tujuan Bantuan Dana Operasioanal Sekolah

Secara umum program BOS bertujuan untuk meringankan beban

masyarakat terhadap pembiayaan dan pendidikan dalam rangka wajib

belajar 9 tahun yang bermutu ,serta berperan dalam mempercepat

pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada satuan pendidikan

(Petunjuk teknis B0S 2015). Secara khusus program BOS pada

SMA/SMALB/SMK untuk:
a. Membantu penyediaan pendanaan biaya operasional non

personilsekolah,akan tetapi masih ada biaya personil yang dapat di

bayarkan dari dana BOS.

b. Meningkatkan angka partisipasi kasar.

c. Mengurangi angka putus sekolah

d. Mewujudkan keberpihakan Pemerintah Pusat (affmative action) bagi

peserta didik yang orang tua/walinya tidak mampu dengan

membebaskan (fee waive0 dan /atau membantu (discount fee)

tagihan biaya sekolah dan biaya lainnya di SMA/SMALB/SMK untuk:

e. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran disekolah.

f. Memberikan kesempatan yang setara (equal oppurtunity) bagi

peserta didik untuk mendaptkan layanan pendidikan yang terjangkau

dan bermutu.

Berdasarkan pemaparan diatas dapat di simpulkan bahwa tujuan

pengelolaan dana BOS adalah memberikan nilai tambah keuntungan

sekolah dalam mendapatkan sumber keuangan dan untuk memberikan

kesempatan kepada siswa miskin untuk mengikuti pendidikan di tiap

jenjang pendidikan.

3. Prinsip-Prinsip Pengelolaan dana BOS

Manajemen atau pengelolaan keuangan sekolah harus

memperhatikan beberapa prinsip ( Ismi Solikhatun).

a. Prinsip sekolah adalah direncanakan ,dikerjakan dan diawasi sendiri

sedangkan prinsip partisipatif adalah melibatkan warga sekolah dan

masyarakat dalam memberikan dukungan terhadap perencanaan,

pelaksanaan yang berlaku.


b. Prinsip transparan menekankan bahwa pengelolaan dana harus

dilakukan secara terbuka agar warga sekolah dan masyarakat dapat

memberikan kritik, saran serta melakukan pengawasan dan

pengendalian terhadap pelaksanaan program.

c. Prinsip akuntabel adalah pengelolaan dana harus dapat di

pertanggungjawabkam sesuai dengan pedoman pelaksanaan yang

sudah disepakati.

d. Prinsip demokratis adalah penyususnan perencanaan, pengambilan

keputusan dan pemecahan masalah ditempuh melalui jalan

musyawarah mufakat dengan memberikan kesempatan individu

untuk mengajukan saran, kritik ataupun pendapat.

e. Prinsip tertib administrasi dan pelaporan adalah sekolah penerima

dana harus menyusun dan menyampaikan laporan hasil ketentuan

yang dipersyaratkan.

f. Prinsip efektif dan efesien adalah mengoptimalkan

akses,mutu,relevansi ,dan daya saing pelayanan pendidikn.

g. Prinsip saling percaya adalah pemberian dana BOS berlandaskan

rasa saling percaya atara pembari dan penerima, termasuk warga

sekolah dan masyarakat.

Selanjutkan akan dinjelaskan di dalam Peraturan Pemerintah

Nomor 48 Tahun 2008 pasal 59 mengenai prinsip-prinsip yang harus di

perhatikan dalam pengelolaan dana pendidikan yaitu :

a. Prinsip keadilan dilakukan dengan memberikan akses pelayanan

pendidikan yang seluas-luasnya dan merata kepada peserta dididk

atau calon peserta didik,tanpa memebedakan latar belakang


suku,ras,agama ,jenis kelamin, dan kemampuan atau status sosial

ekonomi.

b. Prinsip efisiensi di lakukan dengan mengoptimalkan akses,mutu,

relevansi,dan daya saing pelayanan pendidikan.

c. Prinsip transparansi dilakukan dengan memenuhi atas kepatutan

tatakelola yang baik oleh pemerintah ,pemerintah daerah

pemyelenggran pendidikan yang didirikan masyarakat ,satuan

pendidikan sehingga dapat diaudut atas dasar audit yang berlaku,dan

menghailkan opini audit wajar tanpa perkecualian serta dapat

dipertanggungjawabkan secara transaparan terhadapa pemangku

kepentingan pendidikan.

d. Prinsip akuntabilitas publik dilakukan dengan memberikan

pertanggungjawabkan atas kegiatan yang di jalankan oleh

penyelenggara atau satuan pendidikan kepada pemangku

kepentingan pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-

undangan.

Berdasarkan uraian diatas dapat pula di simpulkan bahwa prinsip-

prinsip pengelolaan keuangan meliputi prinsip keadilan, efektivitas,

efisiensi, transparansi, akuntabilitas, demokratis, tertib administratif,

pelopran, dan terpercaya.

Sebagai salah satu lembaga sektor publik sekolah sangat perlu

untuk melakukan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan dana karena

pengelolaan dana yang dilakukan sekolah di atur langsung oleh

pemerintah. Transparansi dan akuntabilitas merupakan wajah dari suatu

pengelolaan keuangan . Prinsip keadilan dan efisiensi dan terasa oleh


masyarakat bila masyarakat mengetahui peroses pengelolaan dana

sekolah tersebut.dan jalan masyarakat dapat mengetahui dan ikut

memantau pelaksanaa pengelolaan dana adalah dengan adanya

keterbukaan atau transparansi atau akuntabilitas dari sekolah. Menurut

kajian kebijakan Good Governance ,di jelaskanbahwa akuntabilitas

merupakan asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan yang dilakukan

dan dihasil akhirnya harus dapat di pertanggungjawabkan kepada

masyarakat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi sesaui dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku ‘ Begitupala

dengan transparansi dan akuntabilitas,pihak sekolah seharusnya

melakukan transpransi dan akuntabilitas kepada masyarakat sebagai

pemegang kedaulatan tertinggi.

4. Pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah

Lembaga pendidikan sebagai suatu organisasi adalah suatu

wadah bagi orang-orang yang memiliki akan tujuan yang sama. Setiap

kegiatan diarahkan guna untuk mencapai tujuan pendidikan. Pencapaian

tujuan pendidikan dapat optimal apabila di sekolah tersebut mengatur

manajemen atau pengelolaan. Pengelolaan adalah esensial yang baik di

semua esensi yang baik di semua jurusan yang di koordinasi di semua

tingkat organisasi .

Menurut John D Millet , Pengelolaan adalah suatu proses

pengarahan dan pemberian fasilitas kerja kepada orang lain yangg

diorganisasikan dalam kelompok formal untuk mencapai akan tujuan.

Selanjutnya Adrew Sikula berpendapat bahwa pengelolaan pada

umumnya, dikaitkan dengan aktivitas, perencanaan, pengorganisasian,


pengendalian, penempatam, pengarahan pemotivasian, komunikasi dan

pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi dengan

tujuan untuk mengkoordinasikan nerbagai sumber daya yang dimilki oleh

organisasi sehingga akan dihasilkan suatu produk atau jasa secara

efisien.

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa,

pengelolaan adalalah serangkaian kegiatan merencanakan,

mengorganisasiak, memotivasi,mengendalikan, dan mengembangkan

segala upaya didalam mengatur dan menyalagunakan sumber manusia,

sarana dan prasarana guna untuk mencapai tujuan organisasi. Dengan

demikian Pengelolaan dana bos adalah serangkaian kegiatan di mulai

dari proses merencanakan penglokasian dana BOS, menggunakan dana

BOS, dan melaporkan serta mempertanggungjawabkan penerimaan dana

BOS, kepada pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota serta

tim manajemen BOS SMA.

Berikut ini adalah hal-hal yang harus di perhatikan dalam

mengelola dana BOS yaitu:

1. Landasan Hukum Program BOS

Landasan hukum dan pelaksanan program BOS meliputi semua

perundang-undngan yang berlaku yaitu :

a) Pasal 28 dan pasal 31,pasal 34 ayat (2) Undang-undang Dasar

negara Republik Indonesia Tahun 1945.

b) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 4 tahun 1979 tentang

kesejahteraan Anak (Lembaran Negara Tahun 1979 Nomor 32),

Tambahan Lembaran Negara Nomor 31334).


c) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1983 tentang

pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualn

atas Barang Mewah ( Lembaran Negara Republik Indoneisa

Tauhun 1983 Nomor 51,Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3264), Sebagaiman telah beberapa kali diubah

dengan Undang-undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang

perubahan ketiga atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983

Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak

Prnjualan atas barang mewah (Lembaran Negara Republi

Indonesia Nomor 150n, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5069.

d) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999

tentang Hak Manusia (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 165

tambahan Lembaran Negara 3886).

e) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2002 tentang

perlindungan Anak ( Lembaran tahun 2002 Nomor 109).

Dana BOS yang diberikan oleh pemerintah dikelola secara mandiri

oleh lembaga pendidikan masing-masing. Dana BOS dikelola secara

MBS (manajemen berbasis sekolah), mulai dari perencanaan,

perealisasian ,penggunaan dana BOS, pencatatan atau pembukuan,

pelaporan, dan pertanggungjawaban serta pengevaluasian pengelolaan

biaya-biaya pendidikan secara transparan kepada masyarakat dan

pemerintahpengelolaan pembiayaan pendidikan harus sesuai dengan

prinsip-prinsip manajemen keuangan yaitu ekomomis, efisiensi,

efektivitas, transparan, akuntabilitas, keadilan serta kejujuran.


Karena hal tersebut berpegaruh secara langsung terhadap mutu

pendidikan sekolah, terutama berkaitan dengan sarana prasaranadam

sumber belajar. Dalam pengelolaan hal BOS menggunakan MBS, maka

SD/SDLB/SMO/SMPLB dan SA/SMALB/SMK harus:

a) Mengelola dana secara profesional dengan menerapkan prinsip

efisien, efektif, akuntabel, dan transparan.

b) Melakukan evaluasi setiap tahun.

c) Menyusun Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) ,Rencana Kerja

Tahunan (RKT) Rencana Kegiatan dan Anggraan Sekolah(RKAS),

dengan ketentuan:

1) RKAS memuat BOS.

2) RKJM disusun setiap 4 (empat) tahun.

3) RKJM,RKT,RKAS disusun berdasarkan hasil evaluai diri sekolah.

4) RKJM, RKT, dan RKAS harus disetujui dalam rapat dewan guru

setelah memperhatikan pertimbangan Komite Sekolah dan

disahkan oleh dinas pendidikan provinsi/kabupaten /kota sesuai

dengan kewenangnya.

Satuan biaya BOS yang diterima oleh SMA /SMALB/SMK dihitung

berdasarkan jumlah peserta didik pada sekolah yang bersangkutan

Satuan biaya BOS untuk SMA/SMALB dan SMK : jumlah peserta didik x

Rp. 1.200.000 tiap tahunya.

Prinsip dan tujuan pengelolaan dana BOS merupakan salah satu

upaya untuk mewujudkan sistem pendidikan nasional yang ada. Maka

dari itu, untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan adanya alat ukur dan

standarisasi yang mengatur tentang pengelolaan dana BOS. Adapun alat


ukur dan standarisasi atau indikator yang dapat digunakan sebagai acuan

dalam pengelolaan dana bantuan operasional sekolah (Permendikbund

N0 26 Tahun 2017) sebagai berikut :

a. Pembeliaan/pengadaan buku teks pelajaran ,yaitu untuk

mengganti yang rusak atau untuk memenugi kekurangan agar

tercukuopi rasio satu peserta didik satu buku yuntuk tiap mata

pelajaran dan untuk penyelenggaran kurikulum 2006.

b. Pembiayaan seluruh kegiatan dalam rangka siswa baru, yaitu

penggadaan formulir, administrasi, pendaftaran, penentuan,

peminatan/psikotek, publikasi (pembuatan spanduk, brousur, dan

lainnya) biaya kegiatan pengenalan lingkungan sekolah; atau

konsumsi penyelenggaran kegiatan dan transportasi.

c. Pembiayaan kegiatan pembelajaran dan Ekstrakulikuler ,seperti

pengadaan alat habis pakai praktikum pembelajaran , pengadaan

bahan habiss pakai praktikum pembelajraan ,pembiyaan

pembelajaran remedial, pemebelajaran pengayaan, pemantapan

persiapan ujian,olahraga,kesenian,karaya ilmiah remaja, pramuka,

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Palang Merah Remaja da n

sejenisnya (untuk honor jam tambahan di tambah luar pelajaran,

biaya transportasi dan akomodasi siswa/guru dalam rangka

mengikuti lmba,fotocopy ,membeli alat olahraga ,alat kesenian dan

biaya pendaftaran mengikuti lomba), Sekolah sehat dan aman,

program perlibatan keluarga di sekolah, dan pengembangan

pendidikan karakter.
d. Pembiayan ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan

akhir semester, ulangan kenaikan kelas, ujian sekolah, ujian

naional (misalnya untuk fotocopi, penggadaan soal,fotocopi

laporan pelaksanaan hasil ujian, biaya konsumsi ,biaya

transportasi pengawas ujian dan transportasi ke dinas pendidikan)

e. Pembelian alat bahan habis pakai seperti buku tulis ,kapur

tulis,pensil spidol, CD, kertas tinta printer, flashdisk, buku induk

peserta didik, buku rapor, buku inventaris,peralatan

kesehatan,perelatan kebersihan sekolah,, pembiayaan

korespondensi, pembiayaan pengelolaan dana BOS, pembiayaan

petugas pendataan pada dapodik, pembiayaan untuk website

sekolah. Khusus untuk sekolah yang tidak memiliki jaringan, dan

jika sekolah tersebut memerlukan listrik untuk proses

pembelajaran mengajar disekolah ,maka di perkenakan untuk

membeli genset.

f. Pembiayaan pengembangan profesi guru dan tenaga

kependidikan, serta pengembangan manajemen sekolah seperti

penyelenggaran kegiatan MGMP, MKKD, workshp/lokakarya,

dimana pembiayaanya meliputi fotocopi, bahan / materi

pembeliaan alat dan /atau bahan habis pakai, konsumsi, dan

transportasi dan jasa profesi bagi narasumber.

g. Pembiayaan langganan daya dan jasa ,yaitu listrik,telpon, air,

langganan koran ,majalah/publikasi yang terkait dengan

pendidikan ,dan iuran kebersihan /sampah. Biaya pemasangan


instalasi dan penambah listrik, biaya langganan internet,modem,

termasuk termasuk untuk pemasangan baru jika sudah ada

jaringan di sekitar sekolah.

h. Pembiayaan perawatan sarana dan prasaran sekolah,yaitu

pengecatan, perbaikan atap bocor, perbaikan mebeler,

pembeliaan meja/kursi peserta didik dan guru,perbaiakan pintu

dan jedela, perbaikan sanitasi sekolah ( kamar mandi dan WC)

,lantai plafound, lampu ,perbaiakan saluran air hujan, perawatan

/perbaikan komputer ( printer ,laptop, LCD, dan AC), perbaiakan

peralatan praktikum, pemeliharaan dan perbaikan taman sekolah

atau fasilitas lainnya,

i. Pembiayaan honorarium guru pada jenjang SMA sebagai akibat

pengalihan kewenangan pengelolaan pendidikan menengah dari

pemerintah daerah kabupaten / kota kepada pemerintah daerah

provinsi sebesar 15 % ( lima belas persen) dari total BOS yang

diterima guru , guru honor yang memiliki kualifikasi akademik S-

1/D-VI dan bukan guru yang baru di rekrut setelah pengalihan

kewenangan, dan guru honorer tersebut wajib memperlihatkan

tembusan penugasan kepada Direktur Jenderal guru dan Tenaga

Kependidikan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

j. Pembeliaan komputer (desktop/wrk ststion) printer dan laptop dan

juga proyektor LCD untuk kegiatan belajar siswa , masing- masing

maksimum 1 unit dalam satu anggaran,


Ketentuan penggunaan dana BOS di sekolah ( Buku teknis

penggunaan dana BOS 2017)

a. Penggunaan BOS disekolah harus di dasarkan pada kesepakatn

dan keputusan bersama antara Tim BOS Sekolah, Dewan guru,

dan Komite Sekolah. Hasil kesepakatan diatas harus dituangkan

secara tertulis dalam bentuk berita acara rapat dan ditandatangani

oleh peserta rapat. Kesepakatan penggunaan BOS harus

didasarkan skala prioritas kebutuhan sekolah , khususnya untuk

membantu memeprcepat pemenuhan Standar Pelayanan Minimal

(SPKM) dan atau Standar Nasiona Pendidikan.

b. Penggunaan BOS di prioritaskan untuk kegiatan operasional

sekolah.

c. Biaya transportasi dan uang lelah guru PNS yang bertugas di luar

kewajiban jam mengajar sesuai dengan satuan biaya yang yang

ditetapkan oleh pemerintah daerah.

d. Bunga bank / jasa giro akibat adanya BOS rekening sekolah diatur

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BOS yang diterima oleh sekolah tidak di perbolehkan untuk :

a) Disimpan dalam jangka waktu lama dengan maksud di bungakan.

b) Dipinjamkan kepada pihak lain.

c) Membeli software/ perangkat lunak untuk pelaporan keuangan

BOS tatu software sejenis.

d) Membiayai kegiatan yang tidak menjadi prioritas sekolah dan

memerlukan biaya besar, misalnya studi banding, studi tour (karya

wisata) dan sejenisnya.


e) Membiayai kegiatan yang di selenggarakan oleh UPTD

kecamatan/ kota/Provinsi/Pusat ,atau pihak lainnya, walaupun

pihak sekolah tidak ikut serta dalam kegiatan tersebut.Sekolah

hanya di perbolehkan menanggung biaya untuk siswa/guru yang

ikut serta dalamkegiatan tersebut.

f) Membayar bonus dan transportasi rutin untuk guru.

g) Membiayai akomodasi kegiata antara lain,sewa hotel, sewa ruang

sidang ,dan lainnya.

h) Membeli pakain/seragam guru/siswa/untuk kepentingan pribadi

( bukan inventaris sekolah)

i) Membangun gedung /ruangan baru.

j) Digunakan unukrehabilitas sedang dan berat.

k) Membeli lembar kerjasiswa (LKS) ,bahan/peralatan yang tidak

mendukung proses pembelajaran.

l) Menanamkan saham.

m) Membiayai kegiatan dalam rangka mengikutu pelatihan/

sosialisasi/ pendampingan terkait program BOS /perpajakn

program BOS yabg diselenggarakn lembaga di luar Dinas

Pendidikan Provinsi /Kabupaten/ Kota/ Kementriaan Pendidikan

Nasional.

n) Membiayai kegiatan yang telah dibiayai dari sumber dana

pemerintah pusat atau pemerintah daerah secara penuh/wajar

misalnya guru kontrak /guru bantu.


D. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1
Tabel Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Metode Hasil Penelitian


1. Giyanto Akuntabilitas Penelitian ini Hasil penelitian dan
(2013) Pengelolaan menggunakan uraian di atas dapat
dana Bantuan metode disimpulkan bahwa
Operasional deskriptif (1) Perencanaan
Sekolah (BOS) kualitatif dengan dana BOS di SD
di Sekolah pendekatan Negeri Belah I
dasar Negeri etnografi . dilaksanakan
Belah 1 Peneliti secara transparan
Kecamatan menghimpun dilihat dari aspek
Donorojo fakta-fakta dan orientasi tujuan,
kabupaten mengembangkan proses penyusunan
Pacitan. konsep, tetapi dan keterlibatan
tidak melakukan guru, komite
pengujian sekolah dan orang
hipotesis . tua siswa. Kondisi
Berbagai data SDMdalam
deskriptif berupa mengelolakeuanga
kata-kata, tulisan, n BOS dilakukan
hasil wawancara oleh bendahara
lisan dan dibantu kepala
perilaku yang sekolah, partisipasi
diamati dituliskan para guru, dan
sebagai alat partisipasi komite
utama riset. sekolah. Temuan
dilapangan
menunjukkan (1)
penyusunan dan
perencanaan dana
BOS dikelola
dengan baik. (2)
Pelaksanaan
pengelolaan dana
sudah transparan
sesuai dengan
tujuan, pembukuan
sesuai ketentuan,
namun perlu
dibentuk tim
belanja barang,
pemajangan
penggunaan dana
BOS selalu
dilakukan sebagai
bentuk keterbukaan
dan sosialisasi
kepada komite/
masyarakat.
2. Susanti Prinsip Metode yang hasil penelitian
(2017) Pengelolaan digunakan adalah diperoleh penulis
dana Bantuan metode deskriptif dan menunjukan
Operasional kualitatif yaitu bahwa
Sekolah (BOS) jenis penelitian implementasi
di SMK Negeri yang dalam prinsip
5 Samarinda menggambarkan program Dana
atau melukiskan Bantuan
keadaan atau Operasional
obyek penelitian Sekolah (BOS)
pada masa yang diberikan
sekarang sekolahtelah
berdasarkan memenuhi standar
faktor-faktor yang meskipun belum
tampak atau dikatakan efesien
sebagaimana dan berkualitas
adanya. serta memadai.
Penelitian Selain itu terdapat
deskriptif kualitatif pula hambatan-
juga bertujuan hambatan yang
untuk mempengaruhi
memberikan seperti adanya
uraian tentang ketidaktepatannya
suatu masyarakat waktu dalam
atau sekelompok pelaporan
orang tertentu keuangan
atau gambaran penggunaan dana
tentang gejala Bantuan
atau hubungan Operasional
antara dua gejala Sekolah (BOS),
atau lebih. perubahan
perencanaan awal
dalam penggunaan
dana dalam
program dana BOS
untuk membeli
barang sesuai
dengan petunjuk
teknis dalam
pembelianbarang
seperti alat tulis
kantor dan barang
praktik, dan adanya
perbedaan
persepsi antara
komite sekolah dan
panitian khusus
dalam program
dana BOS di SMK
Negeri 5
Samarinda
3 Subkhi Pengelolaan Penelitian ini Hasil dari penelitian
Widyatmok Dana Bantuan menggunakan menyimpulkan (1)
o, dan Operasional penelitian dalam proses
Suyatmini Sekolah di SDN kualitatif dengan perencanaan
(2017) Kemasan 1 pendekatan komponen yang
Surakarta etnografi. Teknik terlibat antara lain
pengumpulan Kepala Sekolah
data melalui sebagai
wawancara, penanggung jawab,
observasi, dan Bendahara
dokumentasi. sekolah, dewan
Teknik analisis guru, dan Komite
data dilakukan sekolah. Proses
dengan perencanaan
menggunakan diawali dengan
beberapa tahap menyusun RAKS
yaitu (2) Pelaksanaan
pengumpulan pengelolaan BOS
data, reduksi diawali dengan
data, penyajian pengambilan dana
data, dan yang dilakukan
verifikasi data. bendahara sesuai
Pengujian kebutuhan dengan
keabsahan data menyisakan saldo
dengan minimum di bank.
menggunakan
teknik trianggulasi
sumber dan
metode
4 Ida Ayu Analisis Penelitian ini Hasil penelitian
Putu Ari Persepsi menggunakan menunjukkan
Krisnayanti Stakeholder desain penelitian bahwa persepsi
(2014) Internal dan deskriptif. Subjek stakeholder internal
Eksternal penelitian ini pada indikator
terhadap adalah pertama tentang
Transparansi stakeholder transparansi
dan internal dan berada pada
Akuntabilitas stakeholder kategori sangat
Laporan eksternal,sedang baik, indikator
Pengelolaan kan objek kedua sampai
Dana BOS di penelitian ini keempat berada
SMP Negeri 1 adalah pada kategori baik,
Banjar transparansi dan pada keempat
akuntabilitas indikator
laporan keuangan akuntabilitas
pengelolaan dana berada pada
BOS di SMP kategori baik dan
Negeri 1 persepsi
Banjar.Data stakeholder
dikumpulkan eksternal pada
menggunakan indikator pertama
kuesioner dan sampai keempat
dianalisis secara tentang
deskriptif transparansi
berada pada
indikator baik, pada
indikator pertama
tentang
akuntabilitas
berada pada
kategori sangat
baik, indikator
kedua dan keempat
berada pada
kategori baik.
5. Ristya Diwi Transparansi Penelitian ini ansparansi
Anggraini dan menggunakan pengelolaan
(2013) Akuntabilitas tipe penelitian anggaran dana
Pengelolaan dskriptif yang BOS dalam
Anggaran Dana bertujuan untuk program RKAS di
BOS dalam menggambarkan SDN Pacarkeling
Program RKAS karakteristik VIII sangat
di SDN permasalahan transparan. Hal
Pacarkeling VIII yang diteliti. tersebut dapat
Surabaya Teknik penentuan dilihat dari
informan terbukanyainformas
dilakukan secara i mengenai
purposive, penerimaan dana
dimana informan BOSserta informasi
yang dipilih yang
merupakan pihak disediakanmengen
yang dianggap ai anggaran dana
paling BOS dalam
mengetahui dan program RKAS.
memahami Sedangkan
tentang partisipasi
permasalahan pengelolaan
dalam penelitian anggaran dana
ini, yaitu terkait BOS dalam
pengelolaan program RKAS,
anggaran dana banyak pihak yang
BOS dalam berpartisipasi. Hal
program RKAS di tersebut dapat
SDN Pacarkeling dilihat dari
VIII Surabaya. terlibatnyamasyara
kat dalam proses
perencanaan
anggaran dana
BOS dalam
program RKAS,
Kemudahan bagi
masyarakat dalam
mengontrol
pengelolaan
anggaran dana
BOS dalam RKAS.
6. Neni Analisis Metode penelitian bahwa pengelolaan
Sumarni Pengelolaan ini adalah dana BOS di
(2015) Dana Bantuan penelitian SMPN 6 SATAP
Operasional deskriptif yaitu Rambah Samo
Sekolah (BOS) suatu penelitian dapat dikategorikan
di SMPN 6 yang terlaksana cukup
SATAP mendeskripsikan baik, untuk itu perlu
RAMBAH tentang kiranya bagi
SAMO bagaimana pengelola untuk
pengelolaan dana meningkatkan
BOS yang pengelolaan dana
berlokasi di BOS agar
SMPN 6 SATAP, mendapat hasil
Kabupaten Rokan yang baik
Hulu.

D. Kerangka Pikir

Transparansi adalah prinsip yang menjamin akses atau kebebasan bagi

setiap orang untuk memperoleh informasi tentang penyelanggaran dana Bantuan

Operasional Sekolah. Lembaga pendidikan yang tidak transparan akan

menimbulkan kecendrungan publik berpikir negatif. Keterbatasan akses informasi

yang diberikan akan membuat publik merasa tidak percaya terhadap lembga

pendidikan yang ada.

Akuntabilitas merupakan sebuah bentuk pertanggungjawaban dalam

pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah. Lembaga pendidikan yang

tidak akuntabel akan menimbulkan dampak negatif dan kecurigaan publik


terhadap pengambilan keputusan dan kebijakan yang dilakukan. Publik akan

berpikir bahwa lembaga pendidikan yang ada tidak profesional dan menduga

adanya praktik KKN dalam pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah

pada lembaga pendidikan tersebut.

Lembaga pendidikan yang transaparan akan menimbulkan dampak positif

terhadap publik. Keterbukaan dan kebebasan akses informasi yang diberikan

oleh lembaga pendidikan akan membuat publik semakin percaya. Selain itu,

lembaga pendidikan yang akuntabel akan menimbulkan dampak positif dan

kepercayaan publik akan menilai bahwa lembaga pendidikan tersebut profesional

dan tidak KKN. Dengan demikian pengelolaan dana Bantuan Operasional

Sekolah (BOS). Akan dengan baik sesuai dengan tujuan sistem pendidikan

nasional yang ada.

Transparansi

Pengelolaan Dana
Bantuan Operasioanal
Sekolah (BOS)

Akuntabilitas

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Sanusi

(2013;13) desain penelitian deskriptif adalah desain penelitian yang disusun


dalam rangka memberikan gambaran secara sistematis tentang informasi

ilmiah yang berasal dari subyek ata obyek penelitian. Penelitian deskriptif

berfokus pada penjelasan sistematis tentang fakta yang di peroleh saat

penelitian di lakukan. Penelitiaan ini mengggunakan pendekatan kualitatif

,karena untuk berupaya mengkaji fenomena atau peristiwa,orang,objek,atau

proses yang terkait akan dengan penerapan Akuntabiilitas dan Transparansi

dalam Pengelolaan Dana BOS di SMA 6 BONE Kecamatan Kahu Kabupaten

Bone. Penelitian kualitatif ini ditujukan untuk memahami fenomena-

fenomena.

1. Social dari sudut atau perspektif partisipan. Partisipan adalah orang-

orang yang diajak berwanwancara, diobersvasi diminta memberikan

data, pendapat, pemikiran dan persepinya.

2. Metode kualitatif adalah metode yang digunakan untuk meneliti pada

kondisi obyek alamiah (sebagai lawanya adalah eksperimen) melalalui

pengamatan, wawancara atau penelaahan dokumen . Oleh sebab itu,

berdasarkan pada kajian teori dan kerangka berfikir yang dipaparkan

sebelumnya, untuk mendapatkan data yang akan diungkapkan dan

menjelaskan permasalahan , maka jenis penelitiaan yang dianggap

tepat adalah penelitian kualitatif deskriptif

B. Fokus Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui transpransi dan

akuntabilitas dalam pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)

di SMA 6 BONE Kecamatan Kahu Kabupaten Bone.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian akan dilakukan pada sekolah SMA 6 BONE di Kecamatan

Kahu Kabupaten Bone. Waktu Penelitian di perkirakan pada bulan Maret-

Mei 2021.

D. Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

1. Person yaitu sumber dana yang bisa memberikan data berupaya

jawaban lisan melelui wawancara atau jawaban tertulis melalui angket.

Adapun sumber data yang berupaya person dalam penelitian ini yaknni

kepala sekolah, bendahara dana bos dan ketua komite.

2. Place, yaitu sumber data yang menyajikan tampilan berupa keadaan

diam dan bergerak. Sumber data ini berasal pada tempat penelitian

yakni SMA NEGERI 6 BONE Kecamatan Kahu Kabupaten Bone.

3. Paper, yaitu sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa

huruf,angka,gambar,atau simbol-simbol lain. Sumber data ini meliputi

dokumen Renvcana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) Tahun

2020/2021, Laporan Pertanggung jawaban dana BOS tahun 2020/2021,

dan dokumen lain yang di butuhkandalam penelitian ini.

Adapun dalam penelitian menggunakan sumber data seperti person

dan paper untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini

,Data yang akan digunakan dalam penelitian ini yakni :

1. Data Primer

Data primer ialah data yang berasal dari sumber asli atau pertama.

Data ini tidak tersedia dalam bentuk terkompilasi ataupun dalam bentuk file-

file.Data ini harus dicari melalui narasumber atau dalam istilah teknisnya

responden ,yaitu orang yang kita jadikan objek peenlitian atau orang yang
kita jadikan sebagai sarana mendapatkan informasi atau pun data (Tulus

Julantika: 2017).

Data primer dapat berupa opini, hasil observasi, hasil penelitian baik

secara individu maupun secara kelompok. Dalam penelitian ini, data

diperoleh dari koresponden dengan cara wawancara langsung kepada pihak

yang memang berkompeten dan memahami pengelolaan dana Bantuan

Operasional (BOS) dalam hal ini Kepala Sekolah Bendahara dan Komite

Sekolah .

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data penelitian yang di peroleh peneliti

secara tidak langsung melalui media perantara atau di peroleh atau dicatat

oleh pihak lain.(Tutus Julantika : 2017) Dalam Penelitian ini ,data sekunder

di peroleh oleh pihak ketiga atau dokumen-dokumen terkait dan dokumentasi

pada SMA NEGERI 6 BONE di Kecamatan Kahu Kabupaten Bone.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang akurat tentang penelitian ini maka

peneliti menggunakan teknik pengumpulan data bertujuan untuk

memperoleh data yang nantinya di gunakan sebagai pengukuran terhadap

variabel. Metode yang di gunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian

ini sebagai metode utama adalah metode observasi,wawancara (interview)

dan dokumentasi :

1. Observasi

Observasi adalah kemampuan seorang untuk menggunakan

pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu dengan

pancaindra lainnya.Metode observasi yang digunakan dalam penelitian ini


adalah observasi langsung..Dalam observasi disini, observasi digunakan

untuk memperoleh data tambahanterkait dengan pengelolaan dana BOS.

2. Wawancara

Wawancara adalah alat pengumpul informasi dengan cara

mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan

pula. Ciri utama dari wawancara adalah adanya kontak langsung dengan

tatap muka antara pencari informasi (interviewer) dan sumber informasi

(interviewee).

Wawancara dilakukan dengan pihak yang benar-benar berkompeten

dalam hal ini Kepala Sekolah , Bendahara BOS, dan komite sekolah agar

memperoleh data yang lebih lengkap dan juga valid yang mungkin tidak

terdapat pada dokumen. Wawancara dilakukan dengan pertanyaan terbuka

dan juga menggunakan alat perekam untuk semakin memudahkan penulis

dalam penulisan hasil wawancara karena akan di peroleh data yang lebih

akurat dan dapat lebih mudah dalam memasukkanya ke laporan hasil

penelitian Akuntabilitas dan Transparansi dalam pengelolaan Dana Bantuan

Operasional Sekolah ( BOS) SMA 6 Bone Desa Balle Kecamatan Kahu

Kabupaten Bone.

3. Dokumentasi

Tehnik dokumentasi ini adalah suatu proses yang dilakukan secara

sistematis mulai dari mengumpulkan,menganalisa,dan pengelolaan data

yang menghasilkan kumpulan dokumen yang berisi mengenai keterangan

atas hal-hal yang menunjang berlangsungnya suatu kegiatan. Pengumpulan

data sekunder dengan mengindetifikasi data yang diperoleh dari dokumen


yang dijadikan sebagai alat kontrol utama untuk membuktikan kebenaran

hasil wawancara (Tutus Julantika.2017)

F. Teknik Analisis Data

Untuk analisis data , peneliti akan melakukan analisis data yang

berrsifat menggabungkan dari berbagai tehnik pengumpulan data, seperti

wawancara ,dokumentasi, serta sumber data yang telah ada untuk dapat

disimpulkan . Serta tehnik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Sugiyono

(2009,247-253). Menjelaskan sebagai berikut:

1. Reduksi data adalah membuat kategori berdasarkan macam atau jenis

yang sama , membuang data yang tidak diperlukan. Dengan demikian

data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas,

dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data.

2. Penyajian data adalah melekukan penyajian dan memerlukan pola yang

berbeda sesuai dengan jenis dan macamnya sehingga struktrunya

mudah di pahami.

3. Penarikan kesimpulan adalah kesimpulan dalam penelitian kualitatif

yang merupakan jawaban rumusan masalah yang di rumuskan sejak

awal.

Anda mungkin juga menyukai