Anda di halaman 1dari 44

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Undang- undang nomor 20 tahun 2003 tentang system


pendidikan nasional pasal 6 mengamanatkan bahwa setiap warga
negara yang berusia 7- 15 tahun wajib mengikuti pendidikan
dasar. Pasal 34 ayat 2 menyatakan bahwa pemerintah dan
pemerintah daerah menjamin terselanggaranya wajib belajar
minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya.
Pasal 34 ayat 3 meenyatakan wajib belajar merupakan tanggung
jawab negara yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan
pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat. Konsekuensi
dari amanat tersebut aalah pemerintah berkewajiban
memberikan layanan pendidikan dan membiayai pelaksanaan
program pendidikan, bagi peserta didik pada tingkat sekolah
dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) serta
pendidikan sederajatnya.(Bapeda& BPS Magelang, 2013).

Dalam melaksanakan serta mendukung pencapaian program


penuntasan wajib belajar pendidikan dasar Sembilan tahun
(wajar 9 tahun), mengingat bahwa anak Indonesia harus
memperoleh pendidikan minimal 12 tahun maka pemerintah
mencanangkan program wajib belajar pendidikan 12 tahun tetapi
program ini masih dalam proses mengesahkan. Sampai saat ini
pemerintah masih dihadapkan pada berbagai permasalahan.
Permasalahan tersebut antara lain belum optimalnya pemerataan
kesempatan pendidikan, rendahnya kualitas pendidikan.
Maupun terbatasnya anggaran pendidikaan, anggaran 2020
menyebutkan bahwa anggaran pendidikan pada 2020 sebesar Rp
505,8 triliun. Anggaran ini hanya naik 2,7% dari tahun

1
sebelumnya yaitu sebesar Rp 492,5 triliun. Padahal, di tahun 2019
anggaran pendidikan mengalami peningkatan sebesar 11,3%.
Peralasan tersebut secara langsung maupun tidak langsung
berpengaruh negative terhadap kemampuan masyarakat untuk
mengakses layanan pendidikan.

Alasan yang melatarbelakangi anak tidak melanjutkan


jenjang pendidikan ditingkat SMP dan SMA adalah masalah
ekonomi, tetapi tidak hanya masalah ekonomi tetapi juga banyak
factor yang mempengaruhi. Hal ini dapat digambarkan pada
survey nasional tahun 2018 terhadap anak putus sekolah. Survey
tersebut mengungkap bahwa banyak alasan anak tidak
melanjutkan pendidikan lebih di dominasi oleh kelemahan
ekonomi( 36%), disusul dengan kurangnya sarana (14%), minat
belajar kurang (24%), perhatian orang tua kurang (18%), budaya
tidak sekolah (2%), fasilitas kurang memadai (5%), dan faktpr
lainnya (1%). Gejala putus sekolah, tidak melanjutkan, dan
kecenderungan memilih bekerja karena factor ekonomi tersebut
jelas mengancam tidak tercapainya penuntasan wajar 12 tahun,
yang menjadi prioritas utama dibidang pendidikan.( hasil Survei
Sosial Ekonomi Nasional (Susenas),2019).

Selama ini pemerintah selalu berusaha memecahkan masalah


pemerataan pendidikan. Salah satu upaya untuk menigkatkan
akses masyarakat terhadap pendidikan bermutu, yang mendapat
alokasi anggaran cukup besar adalah program bantuan
operasional sekolah atau dikenal dengan BOS. BOS merupakan
suatu program pemerintah untuk membantu penyedia
pendanaan biaya operasional non operasional sekolah. Program
bantuan operasional sekolah dikomandi oleh departemen
pendidikan nasional, yang mana dalam pelaksanaannya,
penyaluran dan pengolaan dana bos yang diterbitkan oleh
departemen pendidikan nasional dan departemen agama.
2
Sebagai departemen teknis yang bertanggung jawab dalam
pelaksanaan dan pengolaan program BOS( mulyono,2010: 170)

Pemerintah Indonesia masih memprioritaskan pendidikan


dasar dalam pembiayaan pendidikan karena pendidikan dasar
merupakan landasan utama pendidikan masyarakat Indonesia ,
namun karena keterbatasan dana bos ini dari pemerintah pusat ,
maka penggunaan dana Bos prioritas utama adalah penunjang
kegiatan belajar mengajar (KBM) dan rehabilitasi gedung
sekolah ,penyediaan dan peninglkatan kualiatas guru melalui
peningkatan kerja sama dengan lembaga pendidikan tenaga
pendidikan (LPTK) dalam penyediaan guru produktif dan
pengusulan pengangkatan guru sekolah menengah.Dalam
penggunaan dana Bos sendiri berdasarkan petunjuk pelaksanaan
dari pusat harus direncanakan telebih dahulu dalam rencana
anggaran pendapatan dan belanja masing-masing sekolah.terkait
dengan jumlah anggaran pendidikan terkait penerimaan dana
BOS untuk siswa SD sebesar Rp 900.000,00, untuk siswa SMP
sebesar Rp 1.100.000,00, tingkat SMA sebesar Rp 1.500.000,00
sedangkan untuk tingkat SMK sebesar Rp 1.600.000,00.

Pemerintah secara umum memerikan dana bos SMK untuk


mewujudkan layanan pendidikan yang terjangkau dan bermutu
bagi semua masyarakatadanay bantuan yang diberikan
pemerintah supaya sekolah membebaskan biaya pendidikan
ataupun meringankan tagihan biaya sekolah , dan juga supaya
kualitas proses pembelajaran disekolah akan menjadi semakin
meningkat. Besara dana tahun 2018 dan 2019 yang diterima tiap
sekolah dihitung berdasarkan jumlah siswa persekolah dan
satuan dana Bos SMK. Waktu penyaluran dana Bos SMK ini
diberikan ke sekolah per semester. Pengolaan dana Bos wajib
perpedoman pda petunjuk teknis Bos SMK yang diterbitkan oleh

3
Direktorat Pembinaan SMK, sebagai teknik yang bertanggung
jawab dalan pelaksanaan dan pengelolaan dana Bos SMK.

Dengan kemajuan teknologi, pemerintah menganjurkan bagi


sekolah penerima dana bantuan operasional sekolah (BOS) wajib
melakukan pengupdatean data kedalam sistem data pokok
pendidikan (Dapodik) dengan adanya sistem ini pemerintah
menegaskan agar pihak sekolah mengoptimalkan sistem
pelaporan dana secara online.( juknis bos 2015)

Untuk memudahkan sekolah dalam penyusunan dan


pelaporan penggunaan dana BOS, kementerian pendidikan dan
kebudayaan telah mengembangkan sistem dan perangkat lunak
yang digunakan oleh sekolah, yaitu : 1. Aplikasi laporan
pertanggung jawaban keuangan penggunaan dana BOS di
tingkat sekolah (alpeka BOS), 2. Pelaporan penggunaan dana BOS
secara online (kedua perangkat lunak ini ada dalam laman)
(www.bos.kemdikbud.go.id).

Aplikasi ini sangat mudah digunakan dan disusun sesuai


dengan juknis BOS. Adanya aplikasi ini mempermudah
menyusun laporan-laporan yang wajib untuk dilaporkan dan
tidak ada alasan bagi sekolah untuk terlambat dalam melaporkan
penggunaan dana bantuan operasional sekolah BOS. Pada tahun
2015 sekolah yang membuat pelaporan penggunaan dana
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) melalui sistem online sudah
mencapai 91% . sehingga pada tahun ini sudah menunjukan
bahwa kedepannya program dana Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) tidak saja perlu di pertahankan tetapi harus dilanjutkan.
Masalah yang dihadapi oleh lembaga pendidikan penerima BOS
adalah adanya data siswa yang belum terdaftar didapodik, data
rekening sekolah terdeteksi ganda, terkait izin operasional,

4
terkait status sekolah dan penerima BOS, terkait ketepatan
jumlah siswa.

Disamping menyiapkan aplikasi BOS untuk pelaporan


sekolah harus melengkapi data pendukung berupa: RKAS, Buku
kas umum, buku pembantu bank,buku pembantu pajak dan
dolumen lainnya yang diperlukan. Salah satu factor yang
mempengaruhi keberhasilan program Bos adalah pengelolaan
dana dan segala sumberdaya yang ada dalam program Bos.
Pentingnya pengelolaan dana Bos SMK yaitu dengan pengelolaan
yang baik akan mampu membantu ketercapaian tujuan dari
program bos SMK dengan efektif dan efisien. Sekolah menempati
posisi penting dalam penentuan penggunaan dana Bos SMK,
karena sekolah merupakan instansi yang terkait langsung
pengelolaan dana Bos. Kesalah pahaman oleh pengelolaan dapat
menimbulkan hambatan dalam pelaksanaan pengelolaan dana
Bos SMK hal ini menjadi permasalahan dan dapat menimbulkan
dugaan penyelewengan.

Maka dari itu penulis ingin melakukan suatu analisis


terhadap pelaksanaan sistem informasi. Tujuan adalah untuk
menilai sejauh mana penerapan sistem informasi akuntansi yang
dilakukan oleh Sekolah Menengah Kejuruan Wahana Karya Jl.
Mbah Wongso DK. Karang Ploso Bangkingan kecamatan
lakarsantri Kota Surabaya serta mendukung sebagai alat
pengendalian internal. Oleh karena itu, dengan melakukan
analisis ini, diharapkan dapat membantu mengakses atau
meminimalkan kendala terhadap pelaporan BOS.

Berdasarkan latar belakang masalah yang disampaikan


sebelumnya. Penulis tertarik mengangkat masalah tersebut
dalam penelitian ini dengan judul “Analisis Pengendalian Sistem
Informasi Akuntansi Pelaporan keuangan bantuan operasioanal

5
sekolah (BOS) di SMK Wahana Karya JL.Mbah wongso I DK.
Karang ploso bangkingan Surabaya tahun 2018- 2019”.

1.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka


penulis merumuskan masalahnya yaitu:

1. Bagaimana Pengendalian SIA Pelaporan Dana Bantuan


operasional sekolah( BOS) di SMK Wahana Karya JL.Mbah
Wongso I DK. Karang Ploso Bangkingan Surabaya tahun 2018-
2019

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui sistem informasi akuntansi pada dana


bantuan operasional sekolah (BOS) sebagai alat
pengendalian internal di SMK Wahana Karya JL.Mbah
wongso I DK. Karang ploso bangkingan Surabaya

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi sekolah

Memudahkan dalam hal Kelengkapan data, menyiapkan


dokumen yang dibutuhkan dalam pelaporan BOS, sebagai bahan
masukan  dalam pengambilan kebijakan yang berhubungan
dengan manajemen keuangan dan pembiayaan di sekolah

2. Bagi peneliti

6
Mengetahui tata cara pelaporan BOS yang baik dan benar,
sebagai bahan masukan cara mengelolah keuangan sekolah yang
sedikit namun mutu pendidikan dapat ditingkatkan.

3. Bagi Pihak Akademis

Sebagai bahan informasi/acuan bagi pihak lain yang akan


melakukan penelitian sejenis dimasa yang akan datang.

BAB II

TELAAH PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu


Penelitian mengenal analisis sistem informasi akuntansi
dalam penerimaan dan pengeluaran kas pada dana bantuan

7
operasional sekolah (BOS) sebagai alat pengendalian internal,
yamg sudah ada yang melakukan penelitian sebelumnya.
Adapun penelitian terdahulu dapat dilihat melalui tabel 2.1
dibawah ini sebagai berikut :

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu

N penelitian Judul Analisis Hasil


o penelitian
1 Angelia Novrina Penerapan Analisis laporan
MeilaniTinungki1Rud Laporan deskritif keuangan
y J. Pusung, (2014) Keuangan kualitatif yang ada di
Organisasi Panti Sosial
Nirlaba belum sesuai
Berdasarkan dengan
Psak No.45 penyusunan
Pada Panti laporan
Sosial Tresna keuangan
Werdha Han berdasarkan
format
laporan
keuangan
nirlaba
yang ada
pada
PSAK No.
45. Laporan
keuangan
yang ada
berupa
laporan
pengeluaran,
laporan
realisasi dan
laporan posisi

8
kas menurut
pemahaman
mereka. Panti
Sosial tidak
menyajikan
laporan
posisi
keuangan,
laporan
aktivitas,
laporan arus
kas, dan
catatan atas
laporan
keuangan.
Penyusunan
laporan
keuangan
Panti Sosial
sebaiknya
berpedoman
dan
mengikuti
ketentuan
yang telah
ditetapkan
oleh Ikatan
Akuntan
indonesia
(IAI) yang
tertuang
dalam PSAK
No.45 agar
informasi
yang
disajikan
dalam
9
laporan
keuangan
lebih jelas,
relevan dan
memiliki daya
banding yang
tinggi
inventaris.
2 Ignasius Rian Analisis Deskriptif Bahwa Kantor
Gultom1 Penerapan kualitatif Sinode GMIM
Agus T.Poputra, Psak belum
(2015 No.45Tentang menyusun
Laporan laporan
Keuangan keuangan
Organisasi sesuai PSAK
Nirlaba Dalam No.45.
Mencapai mempunyai
Transparansi masalah
Dan keterbatasan
Akuntabilitas sumber daya
Kantor Sinode manusia
Gmim dalam
menyusun
laporan
keuangan
3 Fagella (2015) Efektivitas Analisis Efektivitass
program deskriptif program
penggunaan kualitatif, penggunaan
dana bantuan dan bantuan
rumus
operasional operaional
sekolah. statistik sekolah (BOS)
kurang tepat
waktu dalam
penerimaanya
serta persepsi
masyarakat

10
baik terhadap
kriteria
penerimaan
dan
Penggunaan
dana bantuan
operasional
sekolah (BOS)
meningkatkan
transparansi
dan
akuntabilitas
laporan
keuangan
4 JULIA CITRA 2016 Evaluasi deskriptif menunjukkan
sistem bahwa sistem
informasi informasi
akuntansi akuntansi
penerimaan penerimaan
dan dan
pengeluaran pengeluaran
kas dana kas dana BOS
program sudah cukup
bantuan baik,
operasional meskipun
sekolah (bos) beberapa item
Padamtss pp pengeluaran
raudatussalam kas pada
rambah laporan
Rencana
Anggaran
Biaya belum
sesuai dengan
Buku Kas , hal
ini dapat
dilihat dari
Laporan
11
Rencana
Anggaran
Biaya dan
Buku Kas,
namun
prosedur
penerimaan
dan
pengeluaran
kas dana BOS
telah sesuai
dengan
Petunjuk
Teknis 2015.
5 Destina sari (2017) Evaluasi Deskriptif Telah
sistem kualitatif memiliki
informasi sistem
akuntansi atas informasi
prosedur akuntansi
penerimaan pada proses
dan penerimaan
pengeluaran dan
kas dana pengeluaran
bantuan dana BOS
operasional sudah
sekolah (BOS) berjalan
dengan
lancar.
Pengendalian
internal telah
berupa
otoritasi
kepada
sekolah dan
transparansi
laporan
pemakaian
12
dana bos
kepada
masyarakat
6 Putu Wahyu Evaluasi kualitatif menunjukkan
Mahayusa 2017 sistem deskript bahwa sistem
informasi informasi
akuntansi atas akuntansi
prosedur khususnya
penerimaan sistem
dan pendapatan,
pengeluaran penerimaan
kas dana kas dan
program pengeluaran
bantuan kas berjalan
operasional dengan
informasi efektif. Hal ini
pengendalian dapat dilihat
internal pada dari struktur
sekolah organisasi
menengah yang telah
atas negeri 1 sesuai dengan
busungbiu karakteristik
kabupaten sekolah,
buleleng dokumen
Sekolah yang
sebagai memadai dan
penyedia terancang
dengan
baik,sistem
pengendalian
interndan
laporan yang
memadai.
7 Amin, Hidayati, dan Analisis Deskriptif Perencanaan
Halik (2018) Pengelolaan kualitatif dana BOS
Dana Bantuan SMA Islam
Operasional Dempo Timur
13
Sekolah (Bos) melaksanakan
Tahun 2017 penyusunan
Di Sma Islam RKAS dan
Dempo Timur RAB.
Pasean Pelaksanaan
Pamekasan dana BOS
SMA Islam
Dempo
Timur,
penyaluran
dana tiap
triwulan,
pengambilan
dana oleh
bendahara
dan kepala
sekolah,
penggunaan
dana untuk
kegiatan
operasional
sekolah non-
personalia,
pembelanjaan
dilakukan
oleh tim
belanja
barang/jasa
pembukuan
dilaksanakan
oleh
bendahara
berdasarkan
bukti
pengawasan
dilaksanakan
secara
14
internal
dan
eksternal .
pelaporan
dana
dilaksanakan
setiap
semester
8 Cici Larasati Herliana Evaluasi kualitatif menunjukkan
(2018) sistem deskriptif bahwa sistem
informasi informasi
akuntansi akuntansi
penerimaan khususnya
dan sistem
pengeluaran pendapatan,
dana bantuan penerimaan
operasional kas dan
sekolah pengeluaran
(bos) di kas berjalan
smapgri puri dengan
kabupaten efektif. Hal
mojokerto ini dapat
dilihat dari
struktur
organisasi
yang telah
sesuai dengan
karakteristik
sekolah,
dokumen
yang
memadai dan
terancang
dengan
baik, sistem
pengendalian
intern dan
15
laporan yang
memadai,
hanya saja
belum
terbentuk
rancangan
flowchart
pada sistem
informasi
akuntansinya.
Sumber Data: (Olahan Jurnal 2019)

2.2 LANDASAN TEORI

2..2.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Romney dan Steinbart (2015 : 10) “Sistem


Informasi Akuntansi adalah suatu sistem yang mengumpulkan,
mencatat, menyimpan, dan mengolah data untuk menghasilkan
informasi bagi pengambil keputusan. Sistem ini meliputi orang,
prosedur, dan instruksi, data, perangkat lunak, infrastruktur
teknologi informasi, serta pengendalian internal dan ukuran
keamanan.”

Sedangkan definisi sistem menurut Azhar Susanto


(2017:22), adalah sebagai berikut: “Sistem adalah kumpulan/
group dari sub sistem/ bagian/ komponen apapun baik phisik
atau pun non phisik yang saling berhubungan satu sama lain dan
bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan
tertentu”.

Pengertian Sistem Informasi Akuntansi menurut Azhar


Susanto (2017:80), adalah: “Sistem informasi akuntansi dapat
didefinisikan sebagai kumpulan (integrasi) dari sub-sub sistem/
komponen baik fisik maupun nonfisik yang saling berhubungan

16
dan bekerja sama satu sama lain secara harmonis untuk
mengolah data transaksi yang berkaitan dengan masalah
keuangan menjadi informasi keuangan.”.

Berdasarkan Pengertian diatas, dapat disimpulkan


bahwa sistem informasi akuntansi merupakan suatu sebuah
sistem berbasis komputer yang dirancang untuk mengumpulkan,
menyimpan dan memproses data-data transaksi sehingga dari
data-data tersebut dapat dihasilkan informasi yang akurat dan
handal bagi pembuat keputusan dalam mengambil keputusan.
Sistem Informasi Akuntansi berhubungan dengan aspek
keuangan atas setiap transaksi yang terjadi dalam perusahaan
secara rutin. Sebagai contoh, pada sistem penerimaan kas setiap
transaksi pembayaran membutuhkan datadata yang diperlukan
dalam penagihan pembayaran. Dengan informasi yang akurat
dan relevan, akan didapat keputusan yang tepat dalam
menghadapi masalah yang berada dalam perusahaan.

2.2.2 Fungsi Sistem Informasi Akuntansi

Adapun fungsi sistem informasi akuntansi menurut Azhar


Susanto (2013:8), yang sangat erat hubungannya satu sama lain
yaitu:

1. Mendukung aktivitas perusahaan sehari-hari


Suatu perusahaan agar dapat tetap eksis perusahaan
tersebut harus terus beroperasi dengan melakukan
sejumlah aktivitas bisnis yang peristiwanya disebut
sebagai transaksi seperti melakukan pembelian,
penyimpanan, proses produksi dan penjualan.
2. Mendukung proses pengambilan keputusan
Tujuan yang sama pentingnya dari SIA adalah untuk
memberi informasi yang diperlukan dalam proses
pengambilan keputusan. Keputusan harus dibuat dalam
17
kaitanyya dengan perencanaan dan pengendalia aktivitas
perusahaan.
3. Membantu pengelola perusahaan dalam memenuhi
tanggung jawabnya kepada pihak eksternal.
Setiap perusahaan harus memenuhi tanggung jawab
hukum. Salah satu tanggung jawab penting adalah
keharusannya memberi informasi kepada pemakai yang
berada diluar perusahaan atau stakeholder yang meliputi
pemasok, pelanggan, pemegang saham, kreditor,
investor besar, serikat kerja, analis keuangan, asosiasi
industry, atau bahkan public secara umum”.

2.2.3 Tujuan Sistem Informasi Akuntansi

Sistem informasi akuntansi bertujuan menyediakan informasi


akuntansi kepada pihak internal maupun pihak eksternal. Tujuan
sistem informasi akuntansi menurut Mulyadi (2016:15) adalah:

1. Menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha


baru.
2. Memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang
sudah ada, baik mengenai mutu, ketepatan penyajian,
maupun struktur informasinya.
3. Menilaian pengawasan internal dan akuntansi, dengan
menyempurnakan tingkat kebenaran informasi
akuntansi, menyajikan catatan lengkap terkait
pertanggungjawaban serta proteksi kekayaan entitas.
4. Mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan
catatan akuntansi.

Adapun menurut Susanto (2016:9), fungsi dari sistem informasi


akuntansi adalah sebagai berikut:

18
“Mendukung aktifitas sehari-hari perusahaan, mendukung
proses pengambilan keputusan, dan membantu dalam memenuhi
tanggung jawab pengelolaan perusahaan.”

2.2.4 Unsur-Unsur Sistem Informasi Akuntansi

Unsur –unsur dalam sistem informasi akuntansi adalah formulir,


jurnal,buku besar, buku pembantu dan laporan. Berikut ini
uraian lebih lanjut mengenai unsur-unsur sistem informasi
akuntasi (Mulyadi,2016:3-4).

Menurut Romney dan Steinbart (2015:11) ada enam komponen


dari system ada enam komponen dari system informasi
akuntansi:

1. orang yang menggunakan system


2. prosedur dan intruksi yang digunakan untuk
mengumpulkan, memproses dan menyimpan data
3. data mengenai organisasi dan aktivitas bisnisnnya
4. perangkat lunak yang digunakan untuk mengolah data
5. infrastruktur teknologi informasi meliputi computer,
perangkat peripheral, dan perangkat jaringan
komunikasi yang digunakan dalam SIA
6. pengendalian internal dan pengukuran keamanan yang
menyimpan data SIA

2.3 Komponen SIA (Sistem Informasi Akuntansi)

Adapun komponen-komponen sistem informasi akuntansi


menurut Azhar Susanto (2017:207), adalah sebagai berikut:

1. Hardware
Hardware merupakan merupakan peralatan phisik yang
dapat digunakan untuk mengumpulkan, memasukan,

19
memproses, menyimpan dan mengeluarkan hasil
pengolahan data dalam bentuk informasi.
2. Software
Software adalah kumpulan dari program-program yang
digunakan untuk menjalankan aplikasi tertentu pada
komputer, sedangkan program merupakan kumpulan
dari perintah-perintah komputer yang tersusun secara
sistematis.
3. Brainware
Brainware merupakan manusia yang terlibat dalam
mengoperasikan atau pemakai serta mengatur system
didalam perangkat computer.
4. Prosedur
Prosedur merupakan rangkaian aktivitas atau kegiatan
yang dilakukan secara berulangulang dengan cara yang
sama. Prosedur merupakan komponen dari sistem
informasi baik itu sistem informasi manajemen atau
sistem informasi akuntansi yang sering dilupakan,
padahal tanpa prosedur yang benar sistem inf ormasi
sehebat apapun tidak akan berjalan sebagaimana
mestinya
5. Database
Merupakan kumpulan data-data akurat, relevan, tepat
waktu dan lengkap sesuai dengan kebutuhan kebutuhan
pemakai, yang tersimpan didalam media penyimpanan
di suatu perusahaan atau didalam perusahaan.
6. Teknologi Jaringan komunikasi
Komponen-komponen yang digunakan dalam jaringan
komunikasi data satu sama lain harus berintegrasi secara
harmonis atau bersinergi membentuk jaringan
komunikasi data dalam sistem informasi akuntansi.
Komponen jaringan komunikasi data yang harus
bersinergi misal antara hubungan yang digunakan,
20
saluran komunikasi dan Network Card (LAN Card).
Keharmonisan teknologi yang digunakan dalam jaringan
komunikasi harus sesuai dengan hardware yang
digunakan.

2.4 Karakteristik system informasi akuntansi

Menurut Romney dan Steinbart (2015:11-12) system informasi


akuntansi yang didesain dengan baik, dapat menambahkan nilai
untuk organisasi dengan:

1. Meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya produk


atau jasa
2. Meningkatkan efisiensi
3. Berbagi pengalaman
4. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas rantai pasokannya
5. Meningkatkan struktur pengendalian internal
6. Meningkatkan pengambilan keputusan

2.5 Manfaat Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Diana, Anastasia dan Lilis (2011:5) lingkup sistem


informasi akuntansi dapat dijelaskan dari manfaat yang
didapat dari informasi akuntansi. Manfaat atau tujuan sistem
informasi tersebut adalah sebagai berikut:
a. Mengamankan harta atau kekayaan perusahaan harta
atau kekayaan disini meliputi kas perusahaan,
persediaan barang dagang, termasuk asset tetap
perusahaan. Tidak ada pemelik yang senang jika uang
perusahaan dicuri orang( entah itu karyawan maupun
orang asing).
b. Menghasilkan beragam informasi untuk
peng+ambilan keputusan misal, pengelola toko
swalayan memerlukan informasi mengenai barang apa

21
yang diminati oleh konsumen. Membeli barang
dagang yang kurang laku berati kas akan terjebak
dalam persediaan (yang sulit laku tersebut) dan berati
kehilangan kesempatan untuk membeli barang dagang
yang laku. Oleh karena itu informasi mengenai
persediaan yang laris merupakan kunci sukses sebuah
swalayan.Informasi semacam ini dapat diakses
dengan mudah jika toko swalayan tersebut
membangun sistem informassi yang baik
c. Menghasilkan informasi untuk pihak eksternal. Setiap
pengelola usaha memiliki kewajiban untuk membayar
pajak. Besarnya pajak yang dibayar termasuk pada
aset penjualan (jika pengelola memilih untuk
menggunakan norma dalam penghitung pajaknya)
atau tergantung pada laba rugi usaha (jika pengelola
memilih untuk tidak menggunkan norma dalam
perhitungan pajaknya).
d. Menghasilkan informasi untuk penilaian kinerja
karyawan atau divisi.
Sistem informasi juga dapat dimanfaatkan untuk
penilaian kinerja karyawan atau divisi. Sebagai contoh,
pengelola toko swalayan dapat memanfaatkan data
penjualan untuk menilai kinerja kasir. Kasir mana yang
lebih cepat dan lebih cermat dalam melayani pelanggan.
e. Menyediakan data masalalu untuk kepentingan audit
(pemeriksaan).Data yang tersimpan dengan baik sangat
memudahkan proses audit (pemeriksaan). Satu hal
penting, audit bukan ekslusif milik perusahaan publik.
Semua perusahaan mesti siap untuk menghadapi
pemeriksaan (sekalipun perusahaan perseorangan).
f. Menghasilkan informasi untuk penyusunan dan
evaluasi anggaran perusahaan, anggaran merupaka

22
alat yang sering digunakan perusahaan untuk
mengendalikan pengeluaran kas, anggaran membatasi
pengeluaran seperti yang telah di setujui dan
menghindari pengeluaran yang seharusnya tidak di
keluarkan, dari beberapa besarnya.
2.6 Fungsi Sistem Informasi Akuntansi

Menurut mulyadi (2015:4), ada empat fungsi dari sistem


informasi akuntansi adalah sebagai berikut:
a. Pengumpulan data/transaksi
Upaya pengumpulan data/transaksi biasanya
tersiri dari tahap penangkapan data (data capture)
menarik data kedalam sistem, setelah„ditangkap‟ dan
biasanya di catat didalam formulir-formulir yang dikenal
sebagai dokumen sumber, juga biasa di absahkan
(validated) untuk menjamin kecermatan dan
dikelompokkan agar bisa di tempatkan pada kategori
yang telah di tentukan, sebelumnya dan selanjutnya data
bisa dipancarkan atau di pindahkan dari tempat
“penangkapan” ke tempat “pemprosesan”.
b. Pemprosesan data/transaksi
Sebelum menjadi informasi yang berguna, data/
transaksi yang telah dikumpulkan harus di proses
terlebih dahulu. Disini bisa dilakukan tahap pngesahan
(validasi) dan pengelompokan (klasifikasi) tambahan.
Data yang terkumpul bisa diiktisarkan dengan
menjumlahkan transaksi yang sejenis. Kadang data
dialihkan (transcribed) kedalam dokumen atau media
lain. Data juga bisa ditumpuk dengan mengumpulkan
transaksi yang serupa dalam satu kelompok dokumen.
Selanjutnya, data yang telah ditumpuk biasanya dipilih
untuk disusun berdasarkan satu karakteristik tertentu.

23
Jika data kuantitatif dilibatkan, langkah perhitungan dan
perbandingan sering dilakukan, karena itu data baru bisa
diciptakan.
c. Pemanajeman data
Tugas manajemn data terdiri dari tiga langkah
pokok, penyimpanan, pemutakhiran dan pengambilan
ulang,penyimpanan data bisa dilakukan dalam arsip, file,
atau database dengan cara yang relatif permanen atau
bersifat sementara menunggu pemerosesan selanjutnya.
Pemutakhiran menyesuaikan data yang tersimpan agar
mencerminkan operasi, peristiwa dan keputusan yang
terbaru, pengambilan ulang merupakan usaha
mengambil kembali data yang tersimpan untuk di proses
lebih lanjut agar dapat menjadi suatu informasi yang
berguna.
d. Pengendalian dan pengaman data
Data yang dimaksudkan ke dalam pemerosesan
bias salah, hilang, atau dicuri selama pemerosesan
catatan bisa dipalsukan, dan sebagainya. Untuk itu, maka
salah satu tugas penting pada sistem informasi adalah
melindungi dan menjamin keakuratan data termasuk
informasinya. Alat kendali dan cara pengamanan dapat
meliputi otoritassi, laci idlas terkunci, rekonsilisasi,
verifikas, dan tinjauan.
e. Pengadaan informasi
Tugas akhir dari sistem informasi, yaitu
penyampaian informasi kepada pemakai. Pelaporan
meliputi penyiapan laporan dari data yang telah di
proses, yang telah disimpan atau keduanya. Sedangkan
pengkomunikasian terdiri dari penyajian laporan
keuangan sedimikian rupa agar lebih dimengerti dan
berguna bagi pemakai atau

24
penyampaian laporan secara langsung kepada pemakai.
f. Pertimbangan Perancangan Sistem Pemerosesan
perancangan sistem seharusnya mencerminkan
prinsip-prisip perusahaan. Berikut ini dasar-dasar yang
perlu di perhatikan dalam prioritas perancangan sistem
adalah sebagai berikut:
1. Tujuan dalam perencanaan sistem dan usulam proyek
seharusnya dicapai untuk menghasilkan kemajuan dan
kemampuan sistem yang lebih besar.
2. Mempertimbangkan trade-off yang memadai antara
manfaat dari tujuan perancangan sistem dengan biaya
yang di keluarkan.
3. Berfokus pada permintaan fungsional dari sistem.
4. Melayani berbagai macam tujuan.
5. Perancangan sistem memperhatikan keberadaan dari
pengguna sistem (user).

2.7 Pengertian Program Dana Bantuan Operasional Sekolah


(BOS)

a. Pengertian program dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)

Menurut panduan bantuan operasional sekolah


departemen pendidikan sekolah (2009:6) program bantuan
operasional sekolah (BOS) adalah program pemerintah untuk
penyediaan perdanaan biaya personalia bagi satuan pendidikan
dasar sebagai pelaksana program wajib belajar.

b. Tujuan bantuan operasional sekolah (BOS)

Tujuan umum dari bantuan operasional sekolah (BOS) adalah


untuk

1. meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan


pendidikan dalam
25
2. rangka wajib belajar 9 yang bermutu.

Sedangkan menurut Depdiknas (2006:8) tujuan khusus dari


program bantuan operasional sekolah (BOS) adalah sebagai
berikut:

1. Membebaskan biaya seluruh siswa/siswi miskin tingkat


di pendidikan dasar dari beban biaya operasional, baik
disekolah negeri maupun sekolah swasta.
2. Membebaskan biaya seluruh siswa/i SD Negeri dan SMP
Negeri terhadap biaya operasional sekolah, kecuali pada
Rintisan Sekolah Bartaraf Internasional (RSBI) dan
sekolah Bertaraf Internasional (BSI)
3. Meringankan beban biaya operasional sekolah bagi
siswa/i di sekolah swasta.

c. Sasaran Program dan Besar Bantuan

Sasaran program BOS adalah semua sekolah SD/SDLB,


SMP/SMPLB/SMPT, dan SD-SMP Satu Atap (Satap), baik negeri
maupun swasta di seluruh provinsi di Indonesia yang sudah
terdata dalam sistem Data Pokok Pendidikan Dasar dan
Menengah (Dapodikdasmen). Khusus bagi sekolah swasta, juga
harus memiliki izin operasional.
Besar dana BOS yang diterima oleh sekolah dihitung
berdasarkan jumlah peserta didik dengan besar satuan biaya
sebagai berikut:
1. SD/SDLB : Rp 900.000,-/peserta didik/tahun
2. SMP/SMPLB/Satap/SMPT : Rp 1.100.000,-/peserta
didik/tahun
3. SMA : Rp 1.500.000 ,-/peserta didik/tahun
4. SMK : Rp 1.600.000 ,-/peserta didik/tahun
Akan tetapi dengan pertimbangan bahwa beberapa
komponen biaya tetap (fix cost) dari biaya operasi sekolah tidak
26
ergantung padajumlah peserta didik, maka pemerintah
menerapkan kebijakan khusus untuk sekolah dengan jumlah
peserta didik kurang dari 60 (enam puluh) orang. Kebijakan
khusus tersebut adalah dengan memberikan besar alokasi dana
BOS minimal sebanyak 60 (enam puluh) peserta didik, baik
untuk sekolah tingkat SD maupun tingkat SMP.
d. Implementasi BOS

Ketentuan bagi sekolah penerima Bantuan Operasional Sekolah


adalah sebagai berikut:

1. Semua sekolah SD/SDLB, SMP/SMPLB/SMPT/Satap,


dan SLB negeri yang sudah terdata dalam sistem Data
Pokok Pendidikan Dasar dan Menengah
(Dapodikdasmen) wajib menerima dana BOS;
2. Semua sekolah swasta yang sudah terdata dalam sistem
Data Pokok Pendidikan Dasar dan Menengah
(Dapodikdasmen) dan sudah memiliki izin operasional
berhak menerima dana BOS. Sekolah swasta berhak
menolak dana BOS, dimana penolakan tersebut harus
memperoleh persetujuan orang tua peserta didik melalui
Komite Sekolah, dan tetap menjamin kelangsungan
pendidikan peserta didik miskin di sekolah tersebut;
3. Semua sekolah SD/SDLB/SMP/SMPLB/SMPT/Satap
negeri dilarang melakukan pungutan kepada orang
tua/wali peserta didik;
4. SD/SDLB/SMP/SMPLB/SMPT/Satap swasta yang
memungut biaya pendidikan harus mengikuti Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 44 Tahun
2012 tentang Pungutan dan Sumbangan Biaya
Pendidikan pada Sekolah Dasar;
5. Sekolah dapat menerima sumbangan dari masyarakat
dan orang tua/wali peserta didik yang mampu untuk
27
memenuhi kekurangan biaya yang diperlukan oleh
sekolah. Sumbangan dapat berupa uang dan/atau
barang/jasa yang bersifat sukarela, tidak memaksa, tidak
mengikat, dan tidak ditentukan jumlah maupun jangka
waktu pemberiannya;
6. Pemerintah daerah harus ikut mengendalikan dan
mengawasi pungutan yang dilakukan oleh sekolah, dan
sumbangan yang diterima dari masyarakat/orang
tua/wali peserta didik tersebut mengikuti prinsip nirlaba
dan dikelola dengan prinsip transparan dan akuntabel;

e. Larangan pengguna dana BOS

1. Disimpan dengan maksud dibungakan


2. Dipinjam kepada pihak lain
3. Membiayai kegiatan yang tidak menjadi prioritas sekolah
dan biaya besar, misalnya studi banding, tour study dan
sejisnya.
4. Membiayai kegiatan yang diselenggarakan oleh UPTD
kecamatan, kabupaten, kota, provinsi, pusat, atau pihak
lainnya, kecuali untuk menanggung biaya siswa, guru
yang ikut serta dalam kegiatan tersebut.
5. Membayar bonus dan transportasi rutin untuk guru.
6. Membeli pakaian, seragam, sepatu bagi guru atau siswa
untuk kepentingan pribadi (bukan inventaris sekolah),
kecuali untuk siswa penerima SSM.
7. Digunakan untuk rehabilitas sedang dan berat
8. Membangun gedung atau ruangan baru
9. Membeli bahan atau peralatan yang tidak mendukung
proses pembelajaran.
10. Menanamkan saham

28
11. Membiayai kegiatan yang telah dibiayai dari sumber
dana pemerintah pusat atau pemerintah daerah secara
penuh.
12. Membiayai kegiatan penunjang yang tidak ada kitanya
dengan operasi sekolah, misalnya membiayai iuran
dalam rangka perayaan hari besar nasional dalam upaca
keagamaan
13. Membiayai kegiatan dalam rangka mengikuti pelatihan,
sosialisi, pendamping terkait program BOS, perpajakan
program BOS yang diselenggarakan lembaga diluar
SKPD pendidikan provinsi, kabupaten, kota, dan
kementerian pendidikan kebudayaan.

2.8 Sistem Pengendalian Internal

Menurut Diana, Anatasia dan Lilis (2011;82)


pengendalian internal adalah semua rencana organisasional,
metode, dan pengukuran yang dipilih oleh suatu kegiatan usaha
untuk mengamankan harta kekayannya, mengecek keakuratan
dan keandalan data akuntansi usaha tersebut,meningkatkan
efisisensi operasional, dan mendukung dipatuhinya kebijakan
manajerial yang telah ditetapkan.

Sebuah sistem informasi akuntansi yang tidak


memasukan unsur pengendalian internal besar kemungkinannya
sistem informasi tersebut tidak ada gunanya. Salah satu tujuan
pengendalian internal adalah menghasilkan informasi keuangan
yang andal dan dapat dipercaya

Menurut Mulyadi (2010:163) sistem pengendalian intern


meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang
dikoordinasi untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek
ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan
mendorong di patuhinya kebijakan manajemen.
29
Definisi sistem pengendalian intern tersebut menekankan
tujuan yang hendak dicapai dan bukan pula pada unsur yang
membentuk sistem tersebut. dengan demikian pengertian
pengendalian intern tersebut di atas berlaku baik. Dalam
perusahaan yang mengolah informasinya secara manual dengan
mesin pembukuan maupun komputer.

2.9 Tujuan Pengendalian Internal


Menurut pedoman yang dikeluarkan oleh
COSO (Committee of Sponsoring Organizations of the
Treadway Commission pada tahun 2013, tujuan pengendalian
internal adalah sebagai berikut:
a. Tujuan Operasi
Tujuan operasi berkaitan dengan efektivitas dan
efisiensi dari seluruh operasi perusahaan termasuk
sasaran atau tujuan kinerja operasi dan keuangan serta
pengamanan aset dari kerugian
b. Tujuan Pelaporan
Tujuan pelaporan berkaitan dengan penyusunan
laporan yang handal baik laporan keuangan maupun
non keuangan serta pelaporan internal maupun
eksternal.
c. Tujuan Kepatuhan
Tujuan kepatuhan berkaitan dengan kesesuaian
seluruh aktivitas dalam organisasi dengan hukum dan
peraturan yang berlaku.
2.10 Unsur-unsur Sistem Pengendalian Internal
Menurut Dewi Rahmawati, Rita Indah
Mustikowati, dan Sulistyo (2016) unsur pokok sistem
pengendalian intern adalah:
1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab
fungsional secara tegas. Struktur organisasi

30
merupakan kerangka pembagian tanggung jawab
fungsional kepada unit-unit dalam organisasi yang
dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan
pokok perusahaan.
2. . Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang
memberikan perlindungan yang cukup terhadap
kekayaan, utang, pendapatan dan biaya. Dalam
organisasi setiap transaksi hanya terjadi atas dasar
otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk
menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena
itu, dalam organisasi harus dibuat sistem yang
mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas
terlaksananya setiap transaksi.
3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan
fungsi setiap unit organisasi. Pembagian tanggung
jawab fungsional dan sistem wewenang dan prosedur
pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana
dengan baik jika tidakdiciptakan cara-cara untuk
menjamin praktik yang sehat dalam pelaksaannya.
Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.
Seluruh unsur sebelumnya semua sangat bergantung pada
kualitas sumber daya manusia yang melaksanakannya.
Karyawan yang jujur dan ahli dalam bidang yang menjadi
tanggung jawabnya akan dapat melaksanakan pekerjaannya
dengan efisien dan efektif.

31
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. RANCANGAN PENELITIAN


3.1.1. Rancangan penelitian
Pendekatan Penelitian Penelitian ini
menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif.
Penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian yang pada
dasarnya menggunakan pendekatan deduktif-induktif.
Pendekatan ini berangkat dari suatu kerangka teori,

32
gagasan para ahli, maupun pemahaman peneliti
berdasarkan pengalamannya, kemudian dikembangkan
menjadi permasalahan-permasalahan yang diajukan
untuk memperoleh pembenaran (verifikasi) atau
penolakan dalam bentuk dokumen data empiris
lapangan.
Pendekatan kuantitatif bertujuan untuk
menguji teori, membangun fakta, menunjukkan
hubungan antar variabel, memberikan deskripsi
statistic, menaksir dan meramalkan hasilnya. Desain
penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif
harus terstruktur, baku, formal dan dirancang
sematang mungkin sebelumnya. Desain bersifat
spesifik dan detsil karena desain merupakan suatu
rancangan penelitian yang akan dilaksanakan
sebenarnya.
Penelitian ini untuk menguji pengaruh Variabel
X (Analisis pengendalian system informasi) terhadap Y
(Pelaporan Keuangan Bantuan Operasioanal Sekolah
(BOS). Sedangkan untuk menganalisis pengaruh masing-
masing variabel menggunakan teknik analisis regresi
linear sederhana. Alasan dipilihnya jenis penelitian ini
karena peneliti ingin mengetahui seberapa besar
pengaruh system pengendalian informasi pada dana
bantuan operasional sekolah ( BOS) di SMK Wahana
karya Surabaya berjalan lancar dan sesuai standart
pelaporan keuangan. Penelitian ini terdiri dari dua
variabel yaitu variabel bebas (X) yaitu Analisis
pengendalian system informasi dan variabel bebas (Y)
yaitu Pelaporan Keuangan Bantuan Operasioanal Sekolah
(BOS) SMK Wahana karya Surabaya

33
3.1.2. Jenis penelitian
Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif.
Penelitian deskriptif adalah “metode penelitian yang
berusaha menggambarkan dan menginterterpretasi
obyek sesuai dengan apa adanya".
Penelitian deskriptif merupakan penelitian paling
sederhana, dibandingkan dengan penelitian-penelitian
yang lain karena dalam penelitian ini peneliti tidak
melakukan apa-apa terhadap objek atau wilayah yang
diteliti. Ini artinya bahwa dalam penelitian, peneliti tidak
mengubah, menambah, atau mengadakan manipulasi
terhadap objek atau wilayah penelitian. Dan jenis dari
penelitian diskriptif yang peneliti gunakan adalah
penelitian korelasi sebab akibat dimana peneliti
bermaksud untuk mengetahui pengaruh analisi system
pengendalian informasi pada dana bantuan operasional
sekolah ( BOS) di SMK Wahana karya Surabaya berjalan
lancar dan sesuai standart pelaporan keuangan.

3.2. Waktu dan Tempat


1. Tempat
Penelitian terhadap analisis Pengendalian Sistem
Informasi Akuntansi Pelaporan Keuangan Bantuan
Operasioanal Sekolah (BOS) di lakukan di SMK
Wahana Karya
2. waktu
Penelitian terhadap analisis Pengendalian Sistem
Informasi Akuntansi Pelaporan Keuangan Bantuan
Operasioanal Sekolah (BOS) di laksanakan pada
desember 2020

34
3.3. objek dan subjek penelitian
1. objek penelitian yaitu:
a. struktur organisasi yang berkaitan dengan dana
BOS
b. uraian tugas pada masing- masing bagian yang
berkaitan dengan dana BOS
c. Prosedur pengendalian system informasi terhadap
pelaporan BOS
d. Dokumen sumber dan dokumen pendukung dana
BOS seperti: kuintansi, dan nota pembelian.
2. Data yang dibutuhkan
a. Gambaran umum tentang SMK Wahana Karya
Surabaya
b. Struktur organisasi dan uraian tugas
c. Prosedur pencatatan dan pengeluaran dana BOS
d. Formulir, dokumen dan catatan yang digunakan
di SMK Wahana Karya Surabaya terkait dana BOS
e. Prosedur pengeluaran dana Bos terdiri dari
prosedur pencatatan pengeluaran BOS dan
prosedur pengendalian internal pengeluaran dana
BOS
f. Prosedur pelaporan dana Bos

3.4. teknik pengumpulan data


1. wawancara
wawancara pribadi adalah percakapan dua arah
atas insiatif pewancaraan untuk memperoleh
informasi dari responden dalam teknik ini
penelitian mengadakan tanya jawab langsung
dengan bagian keuangan dan bagian akuntansi
untuk mendapatkan data tentang gambaran
umum SMK Wahana Karya Surabaya dan

35
pembgian kerja masing-masing bagian.

2. Dokumentasi
Peneliti melihat langsung dokumen arsip catatan-
catatan yang berhubungan dengan pengeluaran
dana Bos contohnyadata keuangan, bukti
pengeluaran kas, buku- buku yang digunakan
dalam pencatatan keuangan.
3. Observasi
Menurut Jogiyanto(2013: 109) dalam bukunya
metodologi penelitian bisnis menyatakanb bahwa
observasi merupakan ‘’teknik atau pendekatan
untuk mendapatkan data primer dengan cara
mengamati langsung objek datanya’’. Pendekatan
ini dilakukan untuk mengamati suatu proses
kondisi, kejadian-kejadian atau perilaku manusia.

4. Kuisoner
Kuisoner merupakan teknik pengumpulan data
dengan menggunakan daftar pernyataan tertulis
yang telah dirumuskan sebelumnya. Yang akan
dijawab oleh pihak yang bersangkutan . daftar
pernyataan ini dibuat berdasarkan dari setiap
dimensi dari metode servquat yang telah dipilih.

3.5. Metode penelitian yang digunakan


Dari segi etimologi, metode berarti jalan yang harus
ditempuh untuk mencapai tujuan sehingga metode
penelitian merupakan jalan atau cara yang ditempuh
untuk mencapai tujuan penelitian. Hal tersebut
menunjukkan bahwa sangat berperan penting dalam
kegiatan penelitian.

36
Pada penelitian ini dengan metode penelitian
penulis bermaksud untuk mendapatkan informasi dari
suatu populasi. Informasi tersebut berkaitan dengan
keterkaitan atau pengaruh antar variable yakni standar
akuntansi, system pengendalian internal dan
lompetensi staf akuntansi terhadap kualitas laporan
keuangan. Metode penelitian yang penulis gunakan
yakni metode penelitian kuantitatif dengan analisis
deskriptif dan verfikatif.
Maka, metode yang akan pennulis gunakan
dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kuantitatif, dan kemudian penulis memilih metode ini
untuk mengumpulkan data dan mengamati secara
seksama mengenai aspek-aspek tertentu yang
berkaitan dengan masalah yang diteliti sehingga akan
di peroleh data yang menunjang penyusunan laporan
penelitian.
Dalam penelitian ini, penerapan analisi
deskriptif berkaitan dengan semua variable yang
penulis teliti yakni pada standart akuntansi, system
pengendalian internal, kompetensi staf akuntansi serta
kualitas laporan keuangan. Untuk keempat variable
tersebut penulis akan memberi gambaran atau lukisan
secara sistematis factual dan akuran mengenai fakta-
fakta sifat-sifat serta berhubungan dengan fenomena
yang penulis ambil dalam penelitian.

3.6. Definisi Operasional Variabel Penelitian


3.6.1. Definisi Variabel Penelitian
Dalam setiap penelitian biasanya apa yang
akan diteliti itu disebut dengan variabel penelitian.
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan

37
menjadi objek pengamatan penelitian. Pengertian dapat
diambil dari definisi tersebut ialah bahwa dalam penelitian
terdapat sesuatu yang menjadi pusat perhatian penelitian
untuk diobservasi atau diukur.
Sesuai dengan judull penelitian penulis yaitu:
analisis pengendalian sisitem informasi pelaporan
keuangan bantuan operasional sekolah( BOS) SMK
Wahana Karya Surabaya, maka variabel dalam judul
penelitian terdiri dari:
1. variabel independen(x)
variabel independen yang digunakan dalam penelitian
ini adalah SIA Pelaporan keuangan yaitu terdiri dari :
1. system pemrosesan transaksi mendukung proses
operasi pemasukan harian.
2. System buku besar atau pelaporan keuangan
3. System penutupan dan pembalikan. Merupakan
pembalikan dan penutupan dari laporan yang
dibuat dengan jurnal pembalik dan jurnal penutup
menghasilkan laporan keuangan seperti arus
kas,pengembalian pajak

3.7. Jenis data penelitian


Jenis data yang digunakan peneli8ti dalam penelitian
ini adalah dat kuantitatif yaitu data yang berupa
penjelasan atau pernyataan yang berbentuk angka
diperoleh dari SMK Wahana Karya Surabaya. Berupa
catatan, dokumen dan informasi yang terkair dalam
system informasi pelaporan keuangan bantuang
operasional sekolah( BOS) SMK Wahana Karya
Surabaya terutama pada pelaporan keuangan bantuan
operasional sekolah yaitu:
1. Dokumen yang dibutuhkan untuk pelaporan

38
dalam input, proses dan output.
2. Fungsi-fungsi yang terkait untuk pelaporan
keuangan
3. Catatan akuntansi yang digunakan dalam
pelaporan keuangan( BOS)
4. Prosedur pelaporan
5. Prosedur pengendalian system informasi

3.8. Sumber data


Data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai
berikut:
1. Data primer
Data primer berisi jawaban dari kuisoner atau
angket yang diberikan kepada subyek penelitian.
Data primer dalam pnelitian ini berupa angket
mengenai pelaporan keuangan bantuan
operasional sekolah(BOS).
2. Data sekunder
Data yang secara tidak langsung dikumpulkan
atau tidak diusahakan sendiri, pengumpulannya
oleh peneliti. Data sekunder juga berupa dokumen
dokumen sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah
a. Dokumen pelaporan BOS
b. Data hasil angket pelaporan keuangan
bantuan operasional sekolah ( BOS)
c. Unit terkait dalam pelaporan

3.9. Teknik analisi data


Analisis data yang digunaikan untuk
menyederhanakan data agar lebih mudah di
interpretasikan yang diolah dengan menggunakan

39
rumus atau aturan-aturan yang ada dan sesuai
pendekatan penelitian. Tujuan analisis data adalah
mendapatkan informasi yang relevanj yang
terkandung didalam data tersebut dan menggunakan
hasilnya untuk memecahkan suatu masalah. Analisis
data adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk
memproses dan menganalisis data yang telah
terkumpul dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif merupakan
suatu bentuk analisis yang diperuntukkan bagi data
yang besar dan dikelompokkan ke dalam kategori-
kategori yang berwujud angka-angka. Metode analisis
data menggunakan statistic deskriptif, uji kualitas
data, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis dengan
bantuan computer melalui program IBM SPSS 21 for
windows.

3.9.1. Analisis data deskriptif


Analisis statistic deskriptif digunakan untuk
memberikan gambaran mengenai variabel yang
diteliti. Uji statistic deskriptif mencakup nilai rata-
rata( mean), nilia minimum, nilai maksimum dan
nilai standar deviasi dari data penelitian statistic
deskriptif ini digunakan untuk memberikan
gambaran mengenai demografi responden
penelitian data demografi tersebut antara lain :
jabatan pegawai, latar belakang pendidikan,
jenjang pendidikan dan jenis data demografi
lainnya.
3.9.2. Uji kualitas data
a. Uji validitas data
Uji validitas dimaksudkan untuk mengukur kualitas

40
kuisoner yangt digunakan sebagai instrument
penelitian sehingga dapat dikatakan instrumen
tersebut valid. Suatu kuisoner dikatakan valid jika
pernyataan pada kuisoner mampu mengungkapkan
sesuatu yang akan diukur oleh kuisoner
tersebut( Ghozali: 2013) kriteria yang digunakan valid
atau tidak valid adalah jika toleransi masing- masing
butir pernyataan dengan total skor mempunyai tingkat
signifikansi diatas >0,05 maka butir pernyataan
tersebut tidak valid.
b. Uji reliabilitas
Uji relibilitas digunakan untuk mengukur indicator
variabel atau konstruk dari suatu kuesoner. Suatu
kuesoner reliabel atau handal jika jawaban terhadap
pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke
waktu. Pengujian relibilitas yang digunakan adalah
one shot atau pengukuran sekali aja. Disini pengukuran
hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan
dengan pernyataan lain atau mengukur kolerasi antar
jawaban pernyataan SPSS memberikan fasilitas untuk
mengukur realibilitas dengan uji statistic. Cronbach
Alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel
jika memberikan Cronbach Alpha >0.60 atau lebih besar
daripada 0.60.
3.9.3. Uji asumsi klasik
Setelah mendapatkan model regresi maka
interpretasi terhadap hasil yang diperoleh tidak
bias langsung dilakukan. Hal ini disebabkan
karena model regresi harus diuji terlebih dahulu
apakah sudah memenuhi asumsi klasik. Uji asumsi
klasik mencakup hal sebagai berikut:
a. Uji normalitas

41
Uji njormalitas bertujuan untuk menguji
apakah dua model regresi variabel terikat dan
variabel bebas keduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak. Model regresi
yang baik adalah yantg memiliki distribusi
normal pada prinsipnya normalitas dapat
dideteksi dengan melihat penyebaran
data( titik) pada sumbu diagonal dan grafik
atau dengan melihat histogram dari
residunya. Untuik menguji normalitas data,
salah satu cara yang digunakan adalah dengan
melihat hasil dari uji kolmogrof smirnov. Jika
probabilitas >0,05 maka data penelitian
berdistribusi normal.
b. Uji multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji
apakah model regresi ditemukan adanya
kolerasi antar variabel bebas( independen).
Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi kolerasi diantara variabel independen,
jika variabel independen saling berkolerasi
maka variabel- variabel ini tidak orthogonal.
Variabel orthogonal adalah variabel
independen yang yang nilai kolerasi antar
sesama variabel sama dengan no. salah satu
cara mengetahui tidak terjadinya
multikolineralitas pada suatu model regresi
adalah dengan melihat nilai toleransi dan VIF(
variance inflation factor)
1. Jika nilai tolerance >0,10 dan VIF<10 maka dapat
diartikan bahwa tidak terdapat multikolienaritas pada
penelitian tersebut.

42
2. Jika nilai tolerance<0,10 dan VIF >10, maka ter4jadi
gangguan multikolienaritas pada penelitian
tersebut( Ghozali,2013)
c. Uji heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk
mengetahui apakah terjadinya penyimpangan
model karena gangguan varian yang berbeda
antar observasi satu ke observasi lain. Untuk
menguji heteroskedastisitas dengan melihat
grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat
( dependen) yait6u ZPRED dengan risidualnya
SRESID. Deteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik
scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana
sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan
sumbu X adalah risidual.
3.9.4. Uji hipotesis
Uji hipotesisi ini dilakukan melalui uji koefisien
determinasi dan uji regresi secara parsial( t-test):
1. Analisis koefisien determinasi
Koefisien determinasi (R²) pada intinya bertujuan
untuk mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menenerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi anatara nol
dan satu nilai R² mempunyai interval anatara 0
sampai 1 (0 ≤
R² ≤1) jika nilai R² bernilai besar (mendeteksi 1)
berarti variabel bebas dapat memberikan hamper
semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variabel dependen. Sedangkan jika
R² bernilai kecil berarti kemampuan dependen
43
sangat terbatas.
Kriteria untuk analisis koefisien determinasi
adalah:
a. Jika kd mendekati nol (0) berarti pengaruh
variabel independen terhadap variabel
dependen tidak kuat
b. Jika kd mendekati satu (1) berarti pengaruh
variabel independen terhadap variabel
dependen kuat
2. Uji regresi secara parsial
Uji t ( t- test)digunakan untuk menguji hipotesis
secara parsial guna menunjukkan pengaruh tiap
variabel independen secara individu terhadap
variabel dependen. Uji t adalah pengujian
koefisien regresi masing- masing variabel
independen terhadap variabel dependen untuk
mengetahu seberapa besar pengaruh variabel
dependen terhadap variabel dependen secara
individu terhadap variabel dependen, dilakukan
dengan membandingkan p-value pada kolom SIG
masing-masing variabel independen dengan
tingkat signifikan yang digunakan 0,05
Berdasrkan nilai probabilitas dengan α= 0,05
a. Jika probabilitas > 0,05 maka hipotesis ditolak
b. Jika probabilitas < 0,05 maka hipotesis
diterima.

44

Anda mungkin juga menyukai