Anda di halaman 1dari 2

UPAYA MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA

DENGAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH


Andriyanto
8A DIV Akuntansi Kurikulum Khusus, STAN, Tangerang Selatan
mail.andriyanto@gmail.com
Abstrak Mencerdaskan kehidupan bangsa aalah satu semangat dan cita-cita kemerdekaan Indonesia yang
secara gamblang dituangkan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Janji perjuangan para pahlawan
ini harus dibayar lunas karena bukan alam, teknologi, maupun modal, tetapi manusialah kunci pembangunan
dan peradaban. Sebuah kesalahan besar jika kita serahkan tongkat estafet kepada generasi yang abal-abal.
Janji perjuangan inilah yang sedang dicoba dibayar oleh pemerintah melalui penyaluran Dana Bantuan
Operasional Sekolah atau yang lebih dikenal dengan Dana BOS.
Kata Kunci: Desentralisasi Fiskal, Dana Desentralisasi, BOS, Bantuan Operasional Sekolah
1.

PENDAHULUAN

Berbicara mengenai dana BOS yang disalurkan


kepada sekolah-sekolah negeri maupun swasta di
daerah, tidak akan terlepas dari konsep desentralisasi.
Desentralisasi merupakan konsekuensi dari adanya
otonomi daerah, mulai dari desentralisasi administrasi,
politik, dan juga desentralisasi fiskal. Konsep ini
menuntut daerah untuk lebih bertanggung jawab atas
stabilitas politik, sosial, sekaligus mengoptimalkan
potensi ekonomi yang dimilikinya sehingga
memberikan dampak bagi peningkatan keamanan,
keadilan, dan kesejahteraan masyarakat.
Desentralisasi fiskal adalah salah satu instrumen
yang digunakan oleh pemerintah dalam mengelola
pembangunan guna mendorong perekonomian daerah
maupun nasional. Melalui mekanisme hubungan
keuangan yang lebih baik diharapkan akan tercipta
kemudahan dalam pelaksanaan pembangunan di
daerah, sehingga akan berimbas kepada kondisi
perekonomian yang lebih baik. Sebagai tujuan akhir
adalah kesejahteraan masyarakat. Desentralisasi fiskal
di Indonesia adalah desentralisasi fiskal di sisi
pengeluaran yang didanai terutama melalui transfer ke
daerah.
Sebagai salah satu perwujudan desentralisasi
fiskal, dana BOS merupakan salah satu dari sekian
banyak dana anggaran pendidikan yang dialokasikan
oleh pemerintah pusat dengan porsi yang tidak mainmai, yaitu 20% dari APBN setiap tahunnya.
Konsentrasi pemerintah terhadap dunia pendidikan
merupakan langkah yang sangat rasional dan menjadi
sebuah keputusan yang sangat tepat mengingat
tantangan masa depan yang menuntut masyarakat
cerdas dan berkepribadian sebagai modal yang teramat
penting dan juga guna menjamin keberlangsungan
bangsa melalui generasi penerus yang dapat
diandalkan.

2.

ISI

UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional mengamanatkan bahwa setiap
warga Negara yang berusia 7-15 tahun wajib
mengikuti pendi dikan dasar. Dalam Pasal 34 ayat 2
disebutkan bahwa Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar
minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa
memungut biaya, sedangkan dalam ayat 3
menyebutkan bahwa wajib belajar merupakan
tanggung jawab negara yang diselenggarakan oleh
lembaga pendidikan Pemerintah, pemerintah daerah,
dan masyarakat. Sebagai konsekuensi, Pemerintah
Pusat dan Daerah wajib memberikan layanan
pendidikan bagi seluruh peserta didik pada tingkat
pendidikan dasar (SD dan SMP) serta satuan
pendidikan lain yang sederajat.
BOS adalah program pemerintah yang pada
dasarnya adalah untuk penyediaan pendanaan biaya
operasi non-personalia bagi satuan pendidikan dasar
sebagai pelaksana program wajib belajar. Namun
demikian, ada beberapa jenis pembiayaan investasi
dan personalia yang diperbolehkan dibiayai dengan
dana BOS. Dana BOS ditujukan terutama untuk
stimulus bagi daerah, dan bukan sebagai pengganti
dari kewajiban daerah untuk menyediakan anggaran
pendidikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) baik untuk BOS Daerah dan atau
Bantuan Operasional Pendidikan.
Dana BOS yang berasal dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah dana
bantuan yang diperuntukan bagi penyelenggaraan
satuan pendidikan dasar sebagai pelaksanaan program
wajib belajar sembilan tahun. Secara umum, program
BOS bertujuan untuk meringankan beban masyarakat
terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib
belajar 9 tahun yang bermutu. Secara khusus program

BOS bertujuan untuk: (1) membebaskan pu ngutan


bagi seluruh siswa SD/SDLB negeri dan
SMP/SMPLB/SMPT negeri terhadap biaya operasi
sekolah, kecuali pada Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional; (2) membebaskan pungutan seluruh
siswa miskin dari seluruh pungutan dalam bentuk
apapun, baik di sekolah negeri maupun swasta; dan
(3) meringankan beban biaya operasi sekolah bagi
siswa di sekolah swasta.
Dalam kurun waktu 2005-2010, penyaluran dana
BOS ke sekolah dilakukan oleh Kemendikbud melalui
dana dekonsentrasi. Sejalan dengan Peraturan
Pemerintah (PP) No. 38 Tahun 2007 mengenai
pembagian urusan antar tingkat pemerintahan, pola
penyaluran BOS pada tahun 2011 dialihkan melalui
dana desentralisasi, yaitu dengan mekanisme transfer
ke Kabupaten/ Kota.
Dalam prakteknya, pelaksanaan BOS pada tahun
2011 tersebut masih ditemui berbagai kendala, yang
berdampak pada keterlambatan penyaluran dana BOS
dari Rekening Kas Umum Daerah (RKUD)
Kabupaten/ Kota ke sekolah. Berdasarkan hal tersebut,
mekanisme penyaluran dana BOS pada tahun 2012
diubah menjadi disalurkan dari Rekening Kas Umum
Negara (RKUN) ke RKUD Provinsi, dan untuk
selanjutnya dari RKUD Provinsi disalurkan langsung
ke sekolah dengan mekanisme hibah. Sekolah yang
akan menerima dana BOS tersebut, baik negeri
maupun swasta, sesuai dengan daftar sekolah yang
ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud).
Kelebihan penyaluran dana BOS melalui
provinsi diambil sebagai kebijakan karena bagi
pemerintah pusat akan lebih mudah mengontrol jika
terjadi masalah, dan lebih cepat penyalurannya karena
dalam bentuk hibah. Selain itu, prinsip Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS) dapat dilaksanakan dengan
baik, dan dapat dihindari adanya potensi pungutan liar
oleh oknum di Kabupaten/ Kota karena dana BOS
langsung disalurkan ke rekening sekolah.
Meskipun penyalurannya melalui Provinsi,
Pemerintah Kabupaten/ Kota masih mempunyai
tanggung jawab penuh terhadap pendataan jumlah
siswa/sekolah. Salah satu kelemahan penyaluran dana
BOS melalui provinsi adalah laporan realisasi
penggunaan dana BOS dari sekolah lebih lambat
dikumpulkan. Kelemahan ini berusaha diatasi dengan
pengembangan sistem pelaporan berbasis web.
Kelemahan lain adalah lemahnya kapasitas SDM di
beberapa provinsi, khususnya provinsi-provinsi
pemekaran. Oleh karena itu diperlukan pendampingan
dan pembinaan kepada tim provinsi secara intensif.

3.

PENUTUP

Seiring berjalannya waktu, pelaksanaan dana


BOS semakin menuju ke arah yang lebih baik. Selain
itu, adanya komitmen Pemerintah dan DPR untuk
mengawal pendidikan menjadi prioritas juga
nampaknya cukup baik, terbukti dari semakin
besarnya proporsi dana pendidikan untuk BOS dan
juga sistem online pamantauan pelaksanaan program
BOS, diantaranya:
a. Sistem monitoring BOS Online: yaitu sistem
dimana informasi diterimanya dana BOS ke
rekening sekolah diperoleh dari laporan Bank
Penyalur secara online kedalam sistem yang
dimiliki oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
b. Pengembangan
Sistem
Pelaporan
Penggunaan Dana BOS dari sekolah, yaitu
informasi yang di-entry oleh sekolah ke
dalam sistem website BOS.
c. Pengembangan Sistem Pelayanan dan
Pengaduan Masyarakat secara online.
Melihat kondisi saat ini, dimana Indonesia masih
tertinggal jauh di belakang dalam dunia pendidikan di
dunia, program-program yang sudah dicanangkan
dengan baik hendaknya dapat terlaksana dengan
efektif. Selain itu, 20% APBN untuk anggaran
pendidikan juga pelu untuk dikaji dan dibenahi
penggunaannya. Diperlukan adanya dukungan seluruh
elemen masyarakat untuk menyukseskan program
wajib belajar 9 tahun dan juga pengawasan dari
berbagai pihak terkait penggunaan dana pendidikan
ini.
DAFTAR REFERENSI
[1] Police Brief 2013, Tim Asistensi Kementerian
Keuangan Bidang Desentralisasi Fiskal
[2] Grand Design Desentralisasi Fiskal Indonesia,
Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan
Negara
[3] BOS Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
http://bos.kemdikbud.go.id
[4] Dana BOS digunakan Membiayai 13 Komponen
ini
http://www.sekolahdasar.net/2013/11/dana-bosdigunakan-membiayai-13-komponen-ini.html

Anda mungkin juga menyukai