Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi Kebijakan Pendidikan
Dosen Pengampu:
Oleh:
2023
BAB I
PENDAHULUAN
menyebutkan amanat kemerdekaan untuk menjadi bangsa yang sejahtera, cerdas, tertib
dan berkarakter, damai abadi dan berkeadilan sosial. Pendidikan merupakan hak warga
negara yang dijamin oleh Undang-Undang sehingga negara memiliki kewajiban untuk
menyatakan bahwa:
Ayat 2 : Setiap warga negara wajib mengikuti Pendidikan dasar dan pemerintaj wajib
puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran
tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta
49 ayat 1 disebutkan bahwa dana Pendidikan selain gaji pendidik dan biaya Pendidikan
kedinasan dialokasikan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
pada sector Pendidikan dan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Nasional dan Departemen Pendidikan Agama yang berasal dari relokasi dana subsidi
BOS diluncurkan dengan tujuan untuk meringankan biaya Pendidikan peserta didik
serta membebaskan biaya bagi peserta didik tidak mampu sehingga warga negara usia
sekolah dapat melaksanakan program Wajib Belajar yang dicanangkan oleh pemerintah
Diluncurkannya program Wajib Belajar 9 Tahun pada tahun 1994 dan Wajib Belajar
12 tahun menjadi salah satu bentuk layanan pendidikan oleh pemerintah bagi seluruh
peserta didik pada tingkat Pendidikan Dasar dan Menengah. Salah satu indicator dalam
pengukuran keberhasilan pemerintah dalam program wajib belajar dinilai dari Angka
Partisipasi Kasar dan jumlah lulusan pada tiap jenjang Pendidikan. Pada tahun 2018 APK
SMP telah mencapai 91,23%. Sehingga program Wajib Belajar dinyatakan telah tuntas
sesuai dengan waktu yang telah ditargetkan. Program Bantuan Operasional sekolah
berperan besar dalam percepatan program Pendidikan dasar yang dicanangkan oleh
pemerintah.
Selama 17 tahun pelaksanaan program BOS, terdapat kelebihan dan kekurangan baik
dari sisi regulasi, penyaluran, peruntukan dana bantuan tersebut. Tujuan penulisan
makalah ini adalah memaparkan kebijakan penganggaran Pendidikan, utamanya dalam
BOS merupakan singkatan dari Bantuan Operasional Sekolah adalah dana yang
digunakan terutama untuk mendanai belanja nonpersonalia bagi satuan pendidikan dasar
dan menengah sebagai pelaksana program wajib belajar dan dapat dimungkinkan untuk
undangan. Dana BOS ini terdiri dari dua jenis, yaitu BOS regular dan BOS kinerja. Dana
BOS kinerja terbagi menjadi 3 bagian yakni 1) kinerja sekolah penggerak, 2) kinerja
program bantuan untuk operasional sekolah yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi
(BOPTN) merupakan bantuan biaya dari pemerintah yang diberikan pada Perguruan
Tinggi Negeri untuk membiayai kekurangan biaya operasional yang sesuai dengan
Pendidikan sesuai dengan komponen penggunaan dana BOS yang terdiri atas
Tahun 2021 adalah untuk memenuhi standar pelayanan minimal, mencukupi biaya
Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi nomor 12 tahun 2019 pasal 2; Pelaksanan
Penilitian dan Pengabdian Terhadap Masyarakat terkait dengan PTN dan PPTS. Untuk
anggaran dana BOPTN paling sedikit 30%. Sedang untuk nonpenilitian 70% dari
Pada awal peluncuran, Dana BOS untuk sekolah yang berada di bawah naungan
a. Pendanaan BOS untuk seluruh sekolah baik negeri maupun swasta (Izin
masing-masing departemen.
Terkait dengan penyaluran dana BOS, sekolah harus memenuhi syarat diantaranya:
Penyaluran Dana BOS untuk periode tahun anggaran dilakukan secara bertahap.
Penyaluran per tiga bulan. Pada bulan Juli-September apabila data jumlah siswa tiap
sekolah pada tahun ajaran baru belum diperoleh kepastian, maka menggunakan
Peraturan Bupati Bantul Nomor 36 Tahun 2021 Bab V Pengelolaan BOSDA Pasal 8
4. Perguruan tinggi menyusun kegiatan sesuai cakupan penggunaan dana BO- PTN
5. Perguruan tinggi menyiapkan data dukung berupa TOR dan RAB atas kegiatan
K/L, perguruan tinggi melakukan penelitian RKA-K/L hasil perbaikan dengan tim
Pendidikan Tinggi.
9. Perguruan tinggi menggunakan dana BO-PTN sesuai dengan rencana kegiatan
10. Perguruan tinggi menyampaikan laporan realisasi penggunaan dana BOPTN per
output.
Tabel 1. Besaran dana BOS dan BOSDA tahun 2005, 2014, dan 2022
Tahun BOS BOSDA
SD SMP SMA SD SMP SMA
2005 Rp.235.000 Rp.324.500 -
2014 Rp.580.000 Rp.710.000 - Rp.750.000 Rp.1.000.00 -
2022 Rp.900.000 Rp.1.100.000 Rp.1.500.000
b. Pengembangan perpustakaan;
l. Pembayaran honor.
Peraturan tentang penyaluran dana BOS ke sekolah mulai dari tahun 2005 sampai 2022
terus mengalami perubahan. Pada awal dilaksanakannya dana BOS tahun 2005 tentu berbeda
dengan peraturan dana BOS pada tahun 2014. Pada tahun 2014 terdapat persyaratan serta
kriteria yang harus dipenuhi untuk mendapatkan dana BOS. Dana BOS yang diterima oleh
sekolah dibedakan mejadi dua kelompok sekolah, pertama sekolah dengan jumlah peserta
didik minimal 80 (SD/SDLB) dan 120 (SMP/SMPLB/Satap) BOS yang diterima oleh
didik/tahun. Kedua sekolah dengan jumlah peserta didik di bawah 80 (SD/SDLB) dan 120
maka pemerintah akan memberikan dana BOS bagi sekolah setingkat SD dengan jumlah
peserta didik kurang dari 80 peserta didik sebanyak 80 peserta didik dan SMP yang kurang
dari 120 peserta didik sebanyak 120 peserta didik. Sekolah yang memperoleh dana BOS
a. Harus memberitahukan secara tertulis kepada orang tua peserta didik dan memasang
c. Bagi sekolah swasta harus memiliki dampak terhadap penurunan iuran/beban biaya
Pada tahun 2022 tentu memiliki peraturan yang berbeda dengan tahun 2014 untuk sekolah
penerima dana BOS. Sekolah tersebut harus memenuhi beberapa persyaratan antara lain:
b. Telah mengisi dan melakukan pemutakhiran data pada Aplikasi Dapodik sesuai
dengan kondisi riil di Satuan Pendidikan paling lambat tanggal 31 Agustus tahun
anggaran sebelumnya;
c. Memiliki izin untuk menyelenggarakan pendidikan bagi Satuan Pendidikan yang
(Permendikbudristek, 2022:7)
Adapun untuk BOPTN, Sesuai peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia nomor 25 tahun 2021 Standar satuan biaya operasional Pendidikan tinggi
a. Dana penilitian dan pengabdian kepada masyarakat,di kelola langsung oleh kementrian.
b. Dana Nonpenilitian
d. Penjaminan mutu
c) Membeli software atau perangkat lunak untuk pelaporan keuangan BOS atau
software sejenis;
d) Membiayai kegiatan yang tidak menjadi prioritas sekolah, antara lain studi banding,
j) Membangun gedung, ruangan baru, kecuali pada SD/SMP yang belum memiliki
k) Membeli Lembar Kerja Siswa (LKS) dan bahan/peralatan yang tidak mendukung
proses pembelajaran;
l) Menanamkan saham;
n) Membiayai iuran dalam rangka upacara peringatan hari besar nasional, dan
a. Belanja modal dalam bentuk investasi fisik (Gedung baru dan kendaraan dinas)
c. Tambahan insentif dan honor untuk pejabat administrasi, pejabatan fungsional, dan
Dana BOS disalurkan untuk sekolah negeri maupun sekolah swasata. Secara umum
biaya operasional pada sekolah negeri jauh lebih ringan dibandingkan pada sekolah
swasta. Hal ini disebabkan karena pada sekolah negeri, baik gaji guru, pegawai dan
pengadaan gedung sekolah ditanggung oleh pemerintah, sehingga biaya dapat ditekan
sampai nol. Pada sekolah swasta seluruh biaya tersebut tidak didukung oleh pemerintah
Sejak disalurkannya BOS, data Badan Pusat Statistik terkait dengan indikator
Sejak tahun 2017, pengelolaan SMA berada langsung di bawah naungan Dinas
Pendidikan Provinsi. Hal ini sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintah Daerah. Perubahan ini juga berdampak pada tidak adanya lagi
daerah yang diberikan oleh provinsi pada sekolah, telah dianggarkan dalam Anggaran
Belanja Daerah.
model pembiayaan yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung. Sehubungan dengan
hal tersebut SSBOPT disesuaikan untuk setiap jenis program studi yang di
selenggarakaan, tingkat kemahalan wialaya dimana PT berada., hal ini adalah letak
studi, ajreditas institusi PTN serta Internasional. SSBOPT disusun untuk memperoleh
yaitu; Biaya Langsung (BL) dan Biaya Tidak Lansung). Biaya langsung merupakan
yang tidak cedara terkait dengan penggelolaan institusi Pendidikan tinggi dalam rangka
Pendidikan-Tinggi, n.d.)
E. Evaluasi
Dana BOS yang disalurkan kesekolah, pada kenyataanya tidak berjalan dengan
pengamatan yang dilakukan oleh Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) jumlah
kasus korupsi dana BOS meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2019 – 2022 grafiknya
terus meningkat,, 2019 23%, 2020 29%, 2021 44%, 2022 93% (New Indonesian, 2022).
Salah satunya adalah penyelewengan dana BOS yang dilakukan oleh mantan kepala
sekolah dan mantan bendahara SMK Swasta di Sleman, dana yang dikorupsi sebesar Rp.
229.960.000 (Kompas, 2022). Selain kasus tersebut terdapat juga kasus korupsi dana
BOS Afirmasi Pandeglang, keugian yang ditimbulkan dari korupsi dana BOS afirmasi ini
Pada tataran teknis, regulasi tentang peruntukan BOS juga menjadi dilemma di
berhubungan dengan asesmen dan evaluasi, tidak mengcover makan minum panitia.
Demikian pula kegiatan seperti Sosialisasi PPDB, Peningkatan Mutu Akademik berbayar
yang melibatkan pihak luar tidak masuk dalam peruntukan BOS yang pada praktiknya,
dengan baik. Agar proses penyaluran dan pendistribusian dana BOS dapat berjalan
dengan lancar, efektif, efisien, transparan dan terhindar dari penyimpangan maka perlu
dana BOS sesuai dengan komponen pembiayaan dan perencanaan kebutuhan sekolah
yang telah ditetapkan sesuai dengan peraturan petunjuk teknis pelaksanaan dana BOS.
Sealin itu para pelaku korupsi juga harus dikenakan saksi yang tegas (Pardede, 2021:
901).
BAB III
PENUTUP
Program BOS, BOSDA dan BOPTN merupakan biaya bantuan operasional yang
diberikan oleh pemerintah untuk meringankan beban biaya operasional dan biaya orang tua
serta dengan tujuan untuk pemerataan pendidikan disemua wilayah Indonesia dan diharapkan
dapat mendorang kualitas pendidikan nasional sesuai dengan tujuan UUD 1945. Namun
dalam implementasinya program BOS, BOSDA dan BOPTN ini masih banyak mengalami
permasalahan, seperti kasus korupsi dana BOS di berbagai daerah, peruntukan terbatas BOS
untuk pendanaan kegiatan. Sehingga masih perlu banyak perbaikan untuk program BOS,
Agustin Riana Sari, Budi Prijanto, Agnes Dwihardini. 2010. Prosedur Program Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) dan Tingkat Kepuasan Orang Tua SIswa Terhadap
Pemberian BOS Pada Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kota Bekasi. Jurnal Ekonomi
Bisnis No. 2, Volume 15, Agustus 2010
Depdiknas, Departemen Agama. 2007. Buku Panduan Bantuan Operasional Sekolah dalam
rangka Wajib Belajar 9 Tahun. Jakarta: Depdiknas, Depag
https://bppndik.tripod.com/wajar.htm
https://www.bps.go.id/statictable/2010/03/19/1525/indikator-pendidikan-1994-2022.html
Jdih_ristekbrin_652165d5-1452-4fc7-a1fc-7535bc29747a. (n.d.)
Kompas, 2022. Korupsi Dana BOS, Mantan Kepala Sekolah dan Mantan Bendahara SMK
Swasta di Sleman Ditetapkan Tersangka. Edisi 07 Oktober. Diakses pada 25 Februari
2023. https://yogyakarta.kompas.com/read/2022/10/07/123631378/korupsi-dana-bos-
mantan-kepala-sekolah-dan-mantan-bendahara-smk-swasta-di?page=all.
News Indonesia. 2022. Korupsi Dana BOS Sekolah Semakin Meningkat. Edisi 30 Desember.
Diakses pada 25 Februari 2023. https://new-indonesia.org/korupsi-dana-bos-di-
sekolah-semakin-meningkat/
Pardede, Lukaman & Hotmaida Simanjuntak. 2021. Tanggung Jawab Hukum Kepala Sekolah
Dalam Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah. Jurnal USM Law Review
Vol 4 No 2
Peraturan Walikota Yogyakarta. 2014. Nomor 12 Tentang Pedoman Pemberian Bantuan
Operasional Sekolah Daerah (BOSDA) Untuk Satuan Pendidikan Dasar Yang
Diselenggarakan Pemerintah Daerah.
Riset, K., & Pendidikan Tinggi, D. (n.d.-a). Petunjuk Teknis Pelaksanaan Bantuan
Operasional Perguruan Tinggi Negeri.
Riset, K., & Pendidikan Tinggi, D. (n.d.-b). Petunjuk Teknis Pelaksanaan Bantuan
Operasional Perguruan Tinggi Negeri.
Rkas. Kemdikbud. Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (ARKAS) Direktorat Jendral
Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Diakses
pada 27 Februari 2023. https://rkas.kemdikbud.go.id/laranganbos
UU-Nomor-12-Tahun-2012-ttg-Pendidikan-Tinggi. (n.d.).
Zainudin. Moh. 2019. Penyelewengan Dana BOS Dapat Terjadi Karena Kurangnya
Transparansi Pihak Sekolah Terhadap Publik. Jurnal “JENDELA HUKUM”
FAKULTAS HUKUM UNIJA. Volume 6 Nomor 2.