Anda di halaman 1dari 2

Nama : Sri Anisa S.

Pd
Nim : 2110246931
Program Studi : Pendidikan Ekonomi (S2)
Mata Kuliah : Menejemen Keuangan Pendidikan
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Gusnardi , SE., M.Si

SUMBER-SUMBER DAN KEGUNAAN MENEJEMEN KEUANGAN SEKOLAH

Sumber dana pendidikan adalah semua pihak-pihak yang memberikan bantuan subsidi
dan sumbangan yang diterima oleh lembaga pendidikan, baik dari lembaga sumber resmi
pemerintah (pusat dan daerah) ataupun dari masyarakat sendiri secara teratur. Pendanaan
yang disediakan oleh pemerintah, baik pusat maupun daerah merupakan amanat dari dalam
Undang Dasar 1945 pasal 31 Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 46
menyatakan bahwa pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama Pemerintah,
pemerintah daerah, dan masyarakat. Lebih lanjut amanat lainnya, setiap warga negara
mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. Bahkan warga
negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak
memperoleh pendidikan khusus.
Turunan Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional, maka diterbitkan
Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan dan secara
teknis diikuti Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 Tahun
2009 tentang Standar Pendidikan. Salah satu mengatur tentang Standar pembiayaan
pendidikan. Dimana jenis pembiayaan pendidikan yang dikemukakan dalam standar tersebut
meliputi: 1) biaya investasi, dipergunakan untuk pengadaan sarana prasarana, pengembangan
SDM, dan modal kerja tetap; 2) biaya operasional yang d iper gunakan untuk gaji pendidik
dan tenaga kependidikan serta tunjangan yang melekat, bahan atau peralatan pendidikan
habis pakai dan biaya operasional pendidikan tak langsung; dan 3) biaya personal, meliputi
biaya pendidikan yang dikeluarkan oleh peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran.
Untuk mengejar ketertinggalan dunia pendidikan baik dari segi mutu dan alokasi
anggaran pendidikan dibandingkan dengan negara lain, UUD 1945 mengamanatkan bahwa
dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal
20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada sektor pendidikan dan
minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Dengan kenaikan
jumlah alokasi anggaran pendidikan diharapkan terjadi pembaharuan sistem pendidikan
nasional yaitu dengan memperbaharui visi, misi, dan strategi pembangunan pendidikan
nasional.
Pendidikan nasional mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata
sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia
berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab
tantangan zaman yang selalu berubah. Tetapi sayang, amanat ini dimentahkan oleh putusan
Mahkamah Konstitusi Nomor 13/PUU-VI I 2008, anggaran pendidikan minimal 20% dari
APBN maupun APBD, di dalamnya termasuk gaji pendidik. Jika dihitung untuk kebutuhan
penyelenggaraan pendidikan masih kecil jumlahnya. Di banyak negara di dunia, pemerintah
pusat masih merupakan sumber pendanaan terpenting bagi sektor pendidikan selebihnya
ditanggung oleh pemerintah bagian atau provinsi. Bahkan di negara-negara maju yang tingkat
kesejahteraan masyarakatnya sudah cukup tinggi untuk membiayai sendiri sektor pendidikan,
kontribusi pemerintah pusat terhadap pendanaan pendidikan masih cukup besar. Misalnya di
negara bagian Texas (Amerika Serikat), 4% biaya pendidikan berasal dari pemerintah federal,
44% berasal dari pemerintah pusat dan 52% lainnya berasal dari sumber-sumber lokal
termasuk pemerintah setempat, orang tua dan masyarakat (Reschovsky, 2003:267).
Pendanaan dari pemerintah pusat bersumber dari Aggaran Pendapatan Belanja Negara
(APBN) baik untuk membiayai kegiatan rutin yang tercantum dalam Daftar Isian Kegiatan
(DIK) maupun untuk membiayai kegiatan pembangunan yang tercantum dalam Daftar Isian
Proyek (DIP). Selain itu juga terdapat bantuan dana dari pemerintah pusat berupa Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) yang sudah ditentukan jumlahnya berdasarkan pada jumlah siswa
dan jenjang pendidikannya. BOS adalah program pemerintah untuk penyediaan pendanaan
biaya nonpersonalia bagi satuan pendidkan dasar dan menengah sebagai pelaksana program
wajib belajar dari 9 tahun sekarang sudah berada pada angka 12 Tahun.
Di samping itu dana dari pemerintah daerah berasal dari APBD tingkat Provinsi,
kabupaten/kota. Dana dari APBD digunakan untuk mendukung kegiatan- kegiatan bidang
pendidikan yang ada di daerah yang bersangkutan baik untuk kegiatan rutin maupun untuk
kegiatan pembangunan. Di banyak daerah anggaran pendidikan diberi label Program
Pendidikan Gratis. Selain dari sumbangan dana pendidikan dari masyarakat biasanya dalam
bentuk barang peralatan dan jasa yang sifatnya tidak mengikat. Sumbangan dana lainnya sulit
untuk di data, dan selalu kurang diperhitungkan dalam perencanaan dana pendidikan.
Prinsip-prinsip dan prosedur penyusunan anggaran di lembaga pendidikan memiliki
fungsi sebagai alat dalam perencanaan maupun pengendalian, maka anggaran pendidikan
harus disusun berdasarkan prinsip- prinsip sebagai berikut:
1. Adanya pembagian wewenang dan tanggung jawab yang jelas dalam sistem manajemen
dan organisasi lembaga pendidikan
2. Adanya sistem akuntansi yang memadai dalam melaksanakan anggaran pendidikan
3. Adanya penelitian dan analisis untuk menilai kinerja organisasi pendidikan.
4. Adanya dukungan dari pelaksana mulai dari tingkat atas sampai yang paling bawah.
(Nanang Fattah, 2006:50)

Keempat butir di atas dapat tercipta jika organisasi dan manajemennya berbentuk
kategori yang sehat. Persoalan penting dalam menyusun anggaran adalah bagaimana
memanfaatkan dana secara efisien, mengalokasikan secara tepat, sesuai dengan skala
prioritas. Itulah sebabnya dalam prosedur penyusunan anggaran memerlukan tahapan-tahapan
yang sistematik.
Penyusunan anggaran dalam skala kecil, biasanya disusun oleh staf pimpinan atau
atasan dari suatu bagian. Sedangkan pada skala besar, penyusunan anggaran diserahkan
kepada bagian, seksi atau komisi anggaran yang secara khusus merancang anggaran. Secara
khusus, anggaran rutin pendidikan untuk penyelenggaraan sebagaimana contoh pada Sekolah
Dasar dibuat atas dasar pendataan dari sekolah tersebut di kumpulkan, diolah, dan dianalisis
yang selanjutnya disajikan sebagai bahan pertimbangan untuk penganggaran bantuan dari
pemerintah pusat atau daerah.
Ketentuan umum yang harus dipedomani dalam penyusunan anggaran (budget) kas di
lembaga pendidikan di antara harus realistis artinya tidak terlalu optimis dan tidak pula
berlaku pesimis, luwes artinya tidak terlalu kaku, mempunyai peluang untuk disesuaikan
dengan keadaan yang mungkin berubah dan kontinu. Sedangkan kontinu artinya
membutuhkan perhatian secara terus menerus, dan tidak merupakan usaha yang insidental.

Anda mungkin juga menyukai