Anda di halaman 1dari 5

FARIZ NAJWAN

1907015085
Tugas Membuat Soal
Analisa Kebijakan dan UU Pendidikan

1. Jelaskan apa yang dimaksud kebijakan pendidikan?


Jawab :
Kebijakan pendidikan merupakan sebuah aktivitas dalam merumuskan langkah maupun
tahapan dalam penyelenggaraan pendidikan melalui penjabaran visi misi pendidikan yang
bertujuan untuk mencapai tujuan pendidikan pada waktu tertentu. Selain itu ada juga yang
berpendapat bahwa kebijakan pendidikan berhubungan dengan efektivitas dan efisiensi
anggaran Pendidikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kebijakan pendidikan merupakan
kebijakan yang berhubungan dengan bidang pendidikan dalam proses penjabaran visi misi
pendidikan agar tercapainya tujuan pendidikan melalui langkah strategis pelaksanaan
pendidikan.

2. Apa fungsi dan tujuan pendidikan nasional sebagimana yang tertuang dalam pasal 3
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 ! Jelaskan!
Jawab :
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

3. Apa yang anda ketahui tentang Analisis Kebijakan dan Analisis Kebijakan Undang-
Undang Pendidikan!
Jawab :
Analisis Kebijakan adalah suatu teknik yang digunakan dalam administrasi publik untuk
memeriksa dan mengevaluasi kebijakan suatu organisasi publik dalam mencapaian tujuan.

Analisis Kebijakan UU Pendidikan, Kebijakan Pendidikan adalah bagian dari kebijakan


publik di bidang pendidikan. Kebijakan Undang-undang Pendidikan berkenaan dengan
kumpulan hukum atau peraturan yang mengatur seluruh pelaksanaan kegiatan pendidikan
seperti tujuan pendidikan dan cara mencapai tujuan pendidikan tersebut.

4. Sebutkan tantangan yang dihadapi para pengelola dalam pendanaan pendidikan!


Jawab :
Tantangan pertama yang harus dihadapi oleh para pengelola pendidikan adalah masalah
pendanaan. Sebagai ilustrasi, rendahnya kualitas gedung sekolah, merupakan salah satu
dampak keterbatasan kemampuan pemerintah dalam memobilisasi dana untuk sektor
pendidikan. Di sisi lain, UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Sisdiknas) memberi beban yang sangat berat bagi pemerintah. Pasal 49 menyatakan sebagai
berikut;
1. Dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan
minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada sektor
pendidikan dan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
2. Gaji guru dan dosen yang diangkat oleh Pemerintah dialokasikan dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
3. Dana pendidikan dari Pemerintah dan pemerintah daerah untuk satuan pendidikan
diberikan dalam bentuk hibah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
4. Dana pendidikan dari Pemerintah kepada pemerintah daerah diberikan dalam bentuk
hibah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
5. Ketentuan mengenai pengalokasian dana pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.

5. Apakah sertifikasi guru menjamin peningkatan kualitas guru?


Jawab :
Sertifikasi merupakan sarana atau instrumen untuk mencapai suatu tujuan, bukan tujuan itu
sendiri. Perlu ada kesadaran dan pemahaman dari semua pihak bahwa sertifikasi adalah
sarana untuk menuju kualitas. Kesadaran dan pemahaman ini akan melahirkan aktivitas
yang benar, bahwa apapun yang dilakukan adalah untuk mencapai kualitas.

Contohnya, kalau seorang guru kembali masuk kampus untuk meningkatkan kualifikasi
akademiknya, maka belajar kembali ini bertujuan untuk mendapatkan tambahan ilmu
pengetahuan dan keterampilan, sehingga mendapatkan ijazah S-1. Ijazah S-1 bukan tujuan
yang harus dicapai dengan segala cara, termasuk cara yang tidak benar melainkan
konsekuensi dari telah belajar dan telah mendapatkan tambahan ilmu dan keterampilan baru.
Berdasarkan hal tersebut, maka sertifikasi akan membawa dampak positif, yaitu
meningkatnya kualitas guru

6. Bagaimana kebijakan pemerintah sesuai dengan UU No. 18 Tahun 2019 tentang


Pesantren? Jelaskan!
Jawab :
UU 18 tahun 2019 tentang Pesantren merupakan kesepakatan bersama dengan melibatkan
pihak yang mewakili komunitas Pesantren, yang masing-masing telah memvalidasi
rumusan norma hukum secara optimal sesuai dengan karakteristik dan kekhasan Pesantren.
Pesantren merupakan lembaga yang berbasis masyarakat dan didirikan oleh perseorangan,
yayasan, organisasi masyarakat Islam dan/atau masyarakat yang menanamkan keimanan
dan ketakwaan kepada Allah Swt., menyemaikan akhlak mulia, serta memegang teguh
ajaran Islam rahmatan lil'alamin yang tercermin dari sikap rendah hati, toleran,
keseimbangan, moderat, dan nilai luhur bangsa Indonesia lainnya melalui pendidikan,
dakwah Islam, keteladanan, dan pemberdayaan masyarakat dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

Undang-Undang Nomor 18 tahun 2019 tentang Pesantren mengatur mengenai


penyelenggaraan fungsi pendidikan, fungsi dakwah, dan fungsi pemberdayaan masyarakat.
Melalui Undang-Undang tentang Pesantren, penyelenggaraan Pendidikan Pesantren diakui
sebagai bagian dari penyelenggaran pendidikan nasional.

7. Jelaskan apa saja isu dan problematika pendidikan di Indonesia!


Jawab :
1) Masalah pemeretaan Pendidikan di Indonesia Masalah pemerataan pendidikan adalah
persoalan tentang bagaimana sistem pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang
seluas-luasnya bagi seluruh warga negara untuk mendapatkan pendidikan.
2) Masalah Mutu Pendidikan Masalah mutu pendidikan muncul ketika hasil pendidikan
belum mencapai taraf seperi yang diharapkan. Rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia
pendidikan dan sistem pendidikan yang kita pakai dapat menjadi penyebab dari
permasalahan di atas.
3) Masalah Efisiensi Pendidikan Masalah efisiensi pendidikan membahas bagaimana sistem
pendidikan memanfaatkan sumber daya pendidikan yang ada untuk mencapai tujuan
pendidikan. Hal ini tergantung bagaimana penggunan dari sumber daya tersebut.
4) Masalah Relevansi Pendidikan Masalah relevansi pendidikan mencakup sejauh mana
sistem pendidikan mampu menghasilkan output dari proses pembelajaran yang sesuai
dengan kebutuhan pembangunan. Output pendidikan diharapkan mampu mengisi semua
sektor pembangunan yang beraneka ragam. Jika system pendidikan mampu menghasilkan
output yang baik, potensial dan memenuhi kriteria yang dibutuhkan, maka relevansi
pendidikan dianggap tinggi.

8. Apakah BSNP sekarang masih independen ?


Jawab :
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) sebagai lembaga independen telah dibubarkan
dan diganti dengan Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan. Sebagai gantinya,
PP 57/2021 akan membentuk suatu yang bertanggung jawab kepada menteri untuk
mengembangkan standar nasional pendidikan. Kemudian, dalam pasal 234 Permendikbud
Nomor 28/2021.

9. Sebutkan dan Jelaskan bagaimana peran serta masyarakat dalam memajukan


Pendidikan Nasional !
Jawab :
Setidaknya ada 7 peran yang bisa dimaksimalkan oleh masyarakat dalam memajukan
Pendidikan Nasional, yakni :
1) Peran serta dengan menggunakan jasa pelayanan yang tersedia. Jenis ini adalah jenis yang
paling umum Pada tingkatan ini masyarakat hanya memanfaatkan jasa sekolah untuk
mendidik anak-anak mereka.
2) Peran serta dengan memberikan kontribusi dana, bahan, dan tenaga. Pada jenis ini
masyarakat berpartisipasi dalam perawatan dan pembangunan fisik sekolah dengan
menyumbangkan dana, barang, atau tenaga.
3) Peran serta secara pasif. Masyarakat dalam tingkatan ini menyetujui dan menerima apa
yang diputuskan pihak sekolah (komite sekolah), misalnya komite sekolah memutuskan
agar orang tua membayar iuran bagi anaknya yang bersekolah dan orang tua menerima
keputusan itu dengan mematuhinya.
4) Peran serta melalui adanya konsultasi. Pada tingkatan ini, orang tua datang ke sekolah
untuk berkonsultasi tentang masalah pembelajaran yang dialami anaknya.
5) Peran serta dalam pelayanan. Orang tua/masyakarat terlibat dalam kegiatan sekolah,
misalnya orang tua ikut membantu sekolah ketika ada studi tur, pramuka, kegiatan
keagamaan, dsb.
6) Peran serta sebagai pelaksana kegiatan. Misalnya sekolah meminta orang tua/masyarakat
untuk memberikan penyuluhan pentingnya pendidikan, masalah jender, gizi, dsb. Dapat
pula misalnya, berpartisipasi dalam mencatat anak usia sekolah di lingkungannya agar
sekolah dapat menampungnya, menjadi nara sumber, guru bantu, dsb.
7) Peran serta dalam pengambilan keputusan. Orang tua/masyarakat terlibat dalam
pembahasan masalah pendidikan baik akademis maupun non akademis, dan ikut dalam
proses pengambilan keputusan dalam Rencana Pengembangan Sekolah.

10. Sebutkan Kiprah Organisasi Islam di Indonesia dalam Membangun Pendidikan di


Indonesia ?
Jawab :
Peran organisasi keagamaan sangat diperlukan dalam mengembangkan lembaga pendidikan
Islam. Di Indonesia peran itu sudah 'diambil' oleh dua organisasi keagamaan terbesar, yakni
Muhammadiyah, dan Nahdlatul Ulama (NU).

Integrasi ilmu pengetahuan di lembaga pendidikan Islam yang diasuh oleh organisasi-
organisasi Islam telah berlangsung sejak kelahiran organisasi tersebut. Muhammadiyah
telah mendirikan sekolah-sekolah umum yang berbasis agama. Steenbrink menjelaskan
pada tahun 1923, di Yogyakarta telah didirikan empat sekolah dasar Muhammadiyah, dan
sudah mulai mempersiapkan mendirikan sekolah HIS (Hollandsch Inlandsche School) dan
sekolah pendidikan guru, hingga saat ini juga Muhammadiyah masih mendirikan sekolah-
sekolah dan universitas di Indonesia maupun di luar negeri.

Persatuan Islam (Persis) didirikan di Bandung tahun l920, tokohnya Ahmad Hasan dan
Muhammad Natsir, juga mengasuh Sekolah Taman Kanak-Kanak, HIS, MULO dan sebuah
sekolah guru. Di kalangan Nahdatul Ulama, dimasukkannya mata pelajaran umum ke
Pesantren Tebuireng oleh Moh. Ilyas atas persetujuan K.H. Hasyim Asya’ry, yakni menulis
huruf latin, ilmu bumi, sejarah dan bahasa Melayu. Hingga saat ini juga NU masih
mendirikan pesantren-pesantren.

Anda mungkin juga menyukai