Anda di halaman 1dari 50

PANDUAN PEMILIHAN

PENGURUS DEWAN PENDIDIKAN


TAHUN 2017
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN TANGERANG

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu permasalahan pendidikan yang


dihadapi oleh Kabupaten Tangerang adalah
rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang
dan satuan pendidikan. Berbagai usaha telah
dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan,
termasuk peningkatan kompetensi guru melalui
pelatihan pengadaan buku dan alat pelajaran,
pengadaan dan perbaikan sarana dan prasarana
pendidikan, dan peningkatan mutu manajemen
sekolah. Namun demikian, beberapa indikator mutu
pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang
optimal. Sebagian sekolah, menunjukkan
peningkatan mutu akademik dan nonakademik

1|P a n d u a n P e m ilih a n P e n g u r u s D e w a n P e n d id ika n


yang cukup memberikan harapan. Sebagian
lainnya masih memerlukan perbaikan dan
peningkatan yang didukung oleh adanya sinergi
dari berbagai pihak atau pemangku kepentingan
baik pada tingkat pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah serta juga peranserta
masyarakat.

Di sisi lain, pencapaian terhadap berbagai


kebijakan atau inisiatif yang dilakukan di bidang
pendidikan akan tergantung dari adanya sinergi
dan koordinasi antara berbagai pemangku
kepentingan (stakeholders) baik di tingkat pusat
maupun di tingkat daerah, termasuk keterlibatan
unsur-unsur dari masyarakat. Tingkat kepedulian
dan keterlibatan aktif dari unsur-unsur masyarakat
sekaligus sebagai peran kontrol terhadap mutu
pelayanan pendidikan yang mencakup
perencanaan, implementasi dan pemantauan dari
kebijakan-kebijakan yang sudah ditetapkan
maupun yang akan dirumuskan. Pentingnya
keterlibatan berbagai pemangku kepentingan
termasuk unsur-unsur masyarakat didukung
kenyataan adanya otonomi pengelolaan

2|P a n d u a n P e m ilih a n P e n g u r u s D e w a n P e n d id ika n


pendidikan yang memberikan kewenangan kepada
daerah, bahkan pada tingkat operasional kepada
satuan pendidikan yaitu di tingkat sekolah.

Sehubungan dengan hal tersebut,


Pemerintah telah mengamanahkan pembentukan
Dewan Pendidikan maupun Komite Sekolah yang
diatur dalam Keputusan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 044/U/2002. Kepmendiknas
dimaksud merupakan jawaban terhadap amanah
yang tercantum dalam Pasal 56 ayat (2) UU Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional yang menyebutkan:
Dewan pendidikan sebagai lembaga
mandiri dibentuk dan berperan dalam
peningkatan mutu pelayanan pendidikan dengan
memberikan pertimbangan, arahan dan
dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta
pengawasan pendidikan pada tingkat Nasional,
Propinsi, dan Kabupaten/Kota yang tidak
mempunyai hubungan hirarkis.

Penyelenggaraan otonomi daerah dapat


diartikan sebagai upaya pemberdayaan daerah dan
masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dalam segala bidang kehidupan,
termasuk bidang pendidikan. Untuk meningkatkan
3|P a n d u a n P e m ilih a n P e n g u r u s D e w a n P e n d id ika n
peran serta masyarakat dalam bidang pendidikan,
diperlukan wadah yang dapat mengakomodasi
pandangan, aspirasi, dan menggali potensi
masyarakat untuk menjamin demokratisasi,
transparansi, dan akuntabilitas. Salah satu wadah
tersebut adalah Dewan Pendidikan di tingkat
kabupaten Tangerang.

Pada tahun 2010, pemerintah


mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 17
tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan, yang didalamnya menetapkan pula
tentang Dewan Pendidikan. Dalam Peraturan
Pemerintah tersebut, memberikan ruang yang lebih
luas tentang dewan Pendidikan, meskipun
strukturnya seakan birokrasi dan hirarkis, tetapi
tidak ada hirarki sama sekali.

Berbagai keluhan dari pemangku


kepentingan terhadap keberadaan, fungsi dan
tugas dewan pendidikan dalam menjalankan
perannya sesuai yang diamanahkan dalam
perundang-undangan yang ada. Implementasi
peran dewan pendidikan dengan berbagai kendala

4|P a n d u a n P e m ilih a n P e n g u r u s D e w a n P e n d id ika n


yang dihadapinya dalam peningkatan mutu
pendidikan perlu mendapatkan perhatian
pemangku kepentingan.

Pada PP Nomor 17 Tahun 2010, pasal 192


dan pasal 195 menjelaskan fungsi, tugas, pola
rekrutmen, masa jabatan, kedudukan, pemilihan
dan penetapan anggota Dewan Pendidikan serta
pendanaan, sementara pasal 196 dan 197
menjelaskan fungsi, pembentukan, pendanaan,
jumlah, dan pemilihan anggota Komite
Sekolah/Madrasah. Untuk melaksanakan amanat
rakyat tersebut, pada tahun 2017, Kabupaten
Tangerang membentuk Dewan Pendidikan
Kabupaten Tangerang.

Paling tidak 3 (tiga) alasan filosofis yang


menguatkan pentingan pembentukan dewan
pendidikan. Pertama, tuntutan peningkatan mutu
suatu produk atau layanan jasa termasuk
pendidikan oleh pemangku kepentingan
(stakeholders) terus menerus berkembang dan
meningkat dari waktu ke waktu. Masyarakat
semakin cerdas dalam mengkritisi sistem

5|P a n d u a n P e m ilih a n P e n g u r u s D e w a n P e n d id ika n


penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan.
Oleh karena itu, penyelenggara dan pengelolaan
pendidikan tidak lagi asal jadi atau statis tanpa
perbaikan berkesinambungan dalam memenuhi
tuntutan dan kebutuhan masyarakat. Kedua,
orientasi dan tekad baru dalam kondisi dana yang
belum terpenuhi, itulah tantangan yang nyata
dihadapi pemerintah Kabupaten Tangerang.
Orientasi baru yang lebih demokratis dan kewajiban
untuk mengkaji agar sesuai dengan tuntutan
desentralisasi kemudian ditata oleh pemerintah
kabupaten dengan cara membangun good
governance yang memungkinkan pemerintah
membagi kewenangan-dengan demikian juga
beban pembiayaan dan hak serta tanggung- jawab
dengan pemerintahan di daerah dan masyarakat
dan swasta. Ketiga, di tengah anggaran negara
yang belum memadai, agaknya pemerintah
sekarang melihat bahwa sumbangan masyarakat
masih sangat rendah, rata-rata hanya sepertiga
dari anggaran sekolah (di luar gaji), sehingga
dengan manajemen yang memungkinkan

6|P a n d u a n P e m ilih a n P e n g u r u s D e w a n P e n d id ika n


Pemerintah membagi beban tata-kelola kepada lini
manajemen yang lebih rendah.

Dengan demikian, dewan pendidikan ini


diharapkan dapat sebagai perwujudan adanya
good education governance yaitu dikaitkan dengan
berbagi tanggung jawab serta memungkinkan
peran serta publik dalam memperbaiki mutu
pendidikan. Penelaahan dasar legal tentang dewan
pendidikan dapat dikatakan bahwa lembaga ini
memiliki tujuan, peran, dan fungsi yang sangat
strategis dan vital.

Berdasarkan paparan tersebut, dapat


disimpulkan bahwa keberadaan dan peran Dewan
Pendidikan dipandang sangat strategis sebagai
wahana untuk meningkatkan mutu pendidikan di
Kabupaten Tangerang. Untuk merealisasikan hal
tersebut, maka dipandang perlu menetapkan
panitia seleksi pembentukan Dewan Pendidikan
dengan melibatkan beberapa komponen untuk
memberikan masukan tentang pembentukan
Dewan Pendidikan. Panitia seleksi calon Dewan
Pendidikan ditetapkan oleh Bupati yang terdiri atas:

7|P a n d u a n P e m ilih a n P e n g u r u s D e w a n P e n d id ika n


1. Kalangan Praktisi Pendidikan
a. Guru
b. Kepala Sekolah
c. Penyelenggara Pendidikan
2. Pemerhati Pendidikan
a. Lembaga Swasdaya Masyarakat Peduli
Pendidikan
b. Tokoh Masyarakat
c. Tokah Agama
d. Dunia Usaha dan Industri (DUDI)

B. Dasar Hukum

Dasar hukum yang digunakan sebagai


pegangan dalam pembentukan Dewan Pendidikan,
termasuk pelaksanaan program kegiatan
sosialisasi dan fasilitasi, adalah sebagai berikut:
1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang
Pembentukan Provinsi Banten;
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah sebagaimana telah
diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-
undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

8|P a n d u a n P e m ilih a n P e n g u r u s D e w a n P e n d id ika n


4. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah;
6. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
044/U/2002 tentang Dewan Pendidikan dan
Komite Sekolah.
7. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010
tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan, sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010
tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan;
8. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang No 9
Tahun 2011 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan di Kabupaten
Tangerang

9|P a n d u a n P e m ilih a n P e n g u r u s D e w a n P e n d id ika n


C. Tujuan

1. Tujuan Panduan
a. Sebagai acuan bagi panitia seleksi dalam
menyelenggarakan pemilihan calon dewan
pendidikan di tingkat Kabupaten
Tangerang.
b. Sebagai acuan bagi tim panitia seleksi
dalam melaksanakan penilaian pemilihan
calon anggota dewan pendidikan di tingkat
Kabupaten Tangerang.
c. Kesamaan persepsi panitia seleksi dalam
melaksanakan penilaian dalam pemilihan
anggota dewan pendidikan di tingkat
Kabupaten Tangerang.

2. Tujuan Penilaian
a. Melakukan penilaian kepada calon anggota
dewan pendidikan secara objektif,
transparan, dan akuntabel.
b. Menentapkan peringkat calon anggota
dewan pendidikan secara objektif,
transparan, dan akuntabel.
c. Mendiseminasikan pengalaman terbaik
anggotan dewan pendidikan dalam
meningkatkan mutu pendidikan.

10 | P a n d u a n P e m i l i h a n P e n g u r u s D e w a n P e n d i d i k a n
BAB II
DEWAN PENDIDIKAN

A. Pengertian dan Nama

1. Pengertian

Berdasarkan prinsip desentralisasi


pendidikan, sekolah mendapat kewenangan
untuk menyusun program yang akan diterapkan.
Di samping itu sekolah juga memperoleh
kewenangan untuk mengelola segala sarana
dan prasarana yang tersedia, mengelola SDM
yang dimiliki, serta melibatkan
kepedulian stakeholder dalam pelaksanaan
pendidikan. Untuk merealisasikan pasal 31 UUD
1945 setiap warga negara berhak memperoleh
pendidikan dan pengajaran yang bermutu, dan
juga untuk mencapai tujuan diserahkannya
pengelolaan pendidikan dasar dan menengah
kepada pemerintah daerah.

Pengelolaan dan penyelenggaraan


pendidikan bertumpu pada kebutuhan, visi,
harapan, dan kewajiban masyarakat untuk

11 | P a n d u a n P e m i l i h a n P e n g u r u s D e w a n P e n d i d i k a n
memperoleh pendidikan dan pengajaran yang
pelaksanaannya diserahkan kepada sekolah.
Mekanisme pelaksanaan Pengelolaan dan
penyelenggaraan pendidikan adalah sebagai
berikut.
a. Peran serta masyarakat untuk memberikan
pelayanan pendidikan yang relevan,
bermutu, berwawasan keadilan dan
pemerataan perlu terus ditingkatkan. Peran
lebih aktif ini merupakan realisasi dari bentuk
demokrasi berkeadilan yang bermakna
bahwa masyarakat tidak hanya mempunyai
hak untuk memperoleh pendidikan yang
bermutu namun juga melekat kewajiban
untuk ikut serta mengadakannya baik dalam
menyediakan dana untuk pengadaan,
pengembangan dan/atau pemeliharaan
sarana dan prasarana pendidikan maupun
kepakaran atau keahlian yang diperlukan
dalam penyusunan program serta
implementasi mulai dari yang berskala mikro
hingga yang berskala makro.

12 | P a n d u a n P e m i l i h a n P e n g u r u s D e w a n P e n d i d i k a n
b. Penyaluran aspirasi serta kontribusi
masyarakat yang beragam melalui institusi
yang demokratis sebagai mana yang
tertuang dalam Keputusan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor
044/U/2002 tentang Dewan Pendidikan dan
Komite Sekolah.

Dewan Pendidikan adalah badan yang


mewadahi peran serta masyarakat dalam
rangka meningkatkan mutu, pemerataan,
dan efisiensi pengelolaan pendidikan di
kabupaten/kota. Ada beberapa asumsi
pentingnya peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan pendidikan di daerah.

Pertama, menggunakan pengalaman


sekolah swasta yang memiliki
ketergantungan sangat rendah, sehingga
sekolah cenderung lebih berorientasi
kepada kemampuan yang memungkinkan
keterlibatan orang tua/masyarakat secara
lebih bermakna dalam penyelenggaraan
pendidikan.

13 | P a n d u a n P e m i l i h a n P e n g u r u s D e w a n P e n d i d i k a n
Kedua, penyelenggaraan pendidikan di
daerah akan lebih efektif bila didukung oleh
sistem berbagi kekuasaan (power sharing),
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah dalam pengelolaan pendidikan.

2. Pengertian, Nama, dan Ruang Lingkup

a. Dewan Pendidikan adalah badan yang


mewadahi peranserta masyarakat dalam
rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan
efisiensi pengelolaan pendidikan di
kabupaten;
b. Nama badan disesuaikan dengan kondisi dan
kebutuhan daerah masing- masing, seperti
Dewan Pendidikan, Majelis Pendidikan, atau
nama lain yang disepakati; dan,
c. Ruang lingkup pendidikan meliputi pendidikan
prasekola, jalur pendidikan sekolah dan jalur
pendidikan luar sekolah.

14 | P a n d u a n P e m i l i h a n P e n g u r u s D e w a n P e n d i d i k a n
B. Kedudukan dan Sifat

1. Kedudukan

Dewan Pendidikan berkedudukan di


kabupaten Tangerang Penyelenggaraan
pendidikan memerlukan dukungan masyarakat
yang memadai. Sebagai langkah alternatif dalam
mengupayakan perolehan dukungan
masyarakat untuk sektor pendidikan ini adalah
dengan menumbuhkan keberpihakan konkret
dari semua lapisan masyarakat terhadap
penyelenggaraan pendidikan yang bermutu,
mulai dari pimpinan negara, sampai aparat yang
paling rendah, termasuk masyarakat yang
bergerak dalam sektor swasta dan industri.
Keberpihakan konkret itu perlu disalurkan secara
politis menjadi suatu gerakan bersama
(collective action) yang diwadahi Dewan
Pendidikan yang berkedudukan di kabupaten
Tangerang.

15 | P a n d u a n P e m i l i h a n P e n g u r u s D e w a n P e n d i d i k a n
2. Sifat

Badan ini bersifat mandiri, tidak


mempunyai hubungan hierarkis dengan
lembaga pemerintahan daerah.
Dewan Pendidikan merupakan badan yang
bersifat mandiri, tidak mempunyai hubungan
hierarkis dengan dinas pendidikan kabupaten
maupun dengan lembaga-lembaga pemerintah
lainnya. Posisi Dewan Pendidikan maupun
dinas pendidikan kabupaten/kota maupun
lembaga-lembaga pemerintah lainnya mengacu
pada kewenangan (otonomi) masing-masing
berdasarkan ketentuan yang berlaku.

Dewan Pendidikan dibentuk


berdasarkan kesepakatan yang tumbuh dari
akar budaya, sosio demografis dan nilai-nilai
daerah setempat, sehingga lembaga tersebut
bersifat otonom yang menganut asas
kebersamaan menuju ke arah peningkatan
kualitas pengelolaan pendidikan di daerah yang
diatur oleh Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga. Kondisi ini dijadikan dasar

16 | P a n d u a n P e m i l i h a n P e n g u r u s D e w a n P e n d i d i k a n
pertimbangan oleh masing-masing pihak
atau stakeholder pendidikan di Kabupaten
Tangerang, agar tidak terjadi adanya
pelanggaran hukum administrasi negara yang
mengakibatkan adanya konsekuensi hukum baik
perdata maupun pidana di kemudian hari.

C. Tujuan Dibentuknya Dewan Pendidikan

Dewan Pendidikan merupakan organisasi


masyarakat pendidikan yang mempunyai komitmen
dan loyalitas serta peduli terhadap peningkatan
kualitas pendidikan di daerah. Dewan Pendidikan
yang dibentuk dapat dikembangkan secara khas
dan berakar dari budaya, demografis, ekologis, nilai
kesepakatan, serta kepercayaan yang dibangun
sesuai potensi daerah setempat. Oleh karena itu,
Dewan Pendidikan yang dibangun harus
merupakan pengembangan kekayaan filosofis
masyarakat di daerah secara kolektif. Artinya,
Dewan Pendidikan mengembangkan konsep yang
berorientasi kepada pengguna (client model),
berbagai kewenangan (power sharing and
advocacy model) dan kemitraan (partnership

17 | P a n d u a n P e m i l i h a n P e n g u r u s D e w a n P e n d i d i k a n
model) yang difokuskan pada peningkatan mutu
pelayanan pendidikan di daerah.

Adapun tujuan dibentuknya Dewan Pendidikan


sebagai suatu organisasi masyarakat pendidikan
adalah sebagai berikut;
1. Mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan
prakarsa masyarakat dalam melahirkan
kebijakan dan program pendidikan;
2. Meningkatkan tanggung jawab dan peran serta
aktif dari seluruh lapisan masyarakat dalam
penyelenggaraan pendidikan.
3. Menciptakan suasana dan kondisi transparan,
akuntabel, dan demokratis dalam
penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan
yang bermutu.

D. Peran dan Fungsi

1. Peran

Keberadaan Dewan Pendidikan harus


bertumpu pada landasan partisipasi masyarakat
dalam meningkatkan kualitas penyelenggaraan
pendidikan di daerah. Oleh karena itu,

18 | P a n d u a n P e m i l i h a n P e n g u r u s D e w a n P e n d i d i k a n
pembentukannya harus memperhatikan
pembagian peran sesuai posisi dan otonomi
yang ada. Adapun peran yang dijalankan Dewan
Pendidikan adalah sebagai berikut.
a. Pemberi pertimbangan (advisory agency)
dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan
pendidikan;
b. Pendukung (supporting agency), baik yang
berwujud finansial, pemikiran maupun tenaga
dalam penyelenggaraan pendidikan.
c. Pengontrol (controlling agency) dalam
rangka transparansi dan akuntabilitas
penyelenggaraan dan keluaran pendidikan.
d. Mediator antara pemerintah (eksekutif) dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (legislatif)
dengan masyarakat.

2. Fungsi

Untuk menjalankan perannya itu, Dewan


Pendidikan memiliki fungsi sebagai berikut.
a. Mendorong tumbuhnya perhatian dan
komitmen masyarakat terhadap penyeleng-
garaan pendidikan yang bermutu.

19 | P a n d u a n P e m i l i h a n P e n g u r u s D e w a n P e n d i d i k a n
b. Melakukan kerja sama dengan masyarakat
(perorangan/organisasi), pemerintah dan
DPRD berkenaan dengan penyelenggaraan
pendidikan yang bermutu.
c. Menampung dan menganalisis aspirasi, ide,
tuntutan, dan berbagai kebutuhan pendidikan
yang diajukan oleh masyarakat.
d. Memberikan masukan, pertimbangan, dan
rekomendasi kepada pemerintah daerah/
DPRD mengenai:
1) kebijakan dan program pendidikan;
2) kriteria tenaga daerah dalam bidang
pendidikan;
3) kriteria tenaga kependidikan, khususnya
guru/tutor dan kepala satuan pendidikan;
4) kriteria fasilitas pendidikan; dan
5) hal-hal lain yang terkait dengan
pendidikan;
e. Mendorong orang tua dan masyarakat
berpartisipasi dalam pendidikan guna
mendukung peningkatan mutu dan
pemerataan pendidikan;

20 | P a n d u a n P e m i l i h a n P e n g u r u s D e w a n P e n d i d i k a n
f. Melakukan evaluasi dan pengawasan
terhadap kebijakan program, penyeleng-
garaan, dan keluaran pendidikan.

E. Organisasi
1. Keanggotaan Dewan Pendidikan

a. Keanggotaan Dewan Pendidikan terdiri atas:

1) Unsur masyarakat dapat berasal dari:


a) Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM) bidang pendidikan;
b) Tokoh masyarakat;
c) Tokoh pendidikan;
d) Yayasan penyelenggara pendidikan
(sekolah, luar sekolah, madrasah,
pesantren);
e) Dunia Usaha / Industri / Asosiasi
Profesi;
f) Organisasi Profesi Tenaga
Pendidikan;
g) Komite Sekolah.

21 | P a n d u a n P e m i l i h a n P e n g u r u s D e w a n P e n d i d i k a n
2) Unsur birokrasi/legislative dapat
dilibatkan sebagai anggota Dewan
Pendidikan (maksimal 4-5 orang).

b. Jumlah anggota Dewan Pendidikan


Kabupaten Tangerang sejumlah 11
(sebelas) orang dan jumlahnya gasal.
Syarat-syarat, hak, dan kewajiban, serta
masa bakti keanggotaan Dewan Pendidikan
ditetapkan di dalam AD/ART.

2. Kepengurusan Dewan Pendidikan

Pengurus Dewan Pendidikan ditetapkan


berdasarkan AD/ART yang sekurang-kurangnya
terdiri atas:
1) Ketua;
2) Sekretaris:
3) Bendahara.

Pengurus dewan dipilih dari dan oleh anggota


secara demokratis. Khusus jabatan ketua dewan
bukan berasal dari unsur pemerintahan daerah
dan DPRD. Syarat-syarat, hak, dan kewajiban,
serta masa bakti kepengurusan Dewan
Pendidikan ditetapkan di dalam AD/ART.
22 | P a n d u a n P e m i l i h a n P e n g u r u s D e w a n P e n d i d i k a n
Apabila dipandang perlu, kepengurusan dapat
dilengkapi dengan bidang-bidang tertentu sesuai
kebutuhan. Selain itu dapat pula diangkat
petugas khusus yang menangani urusan
administrasi.

Mekanisme kerja pengurus Dewan Pendidikan


dapat diidentifikasi sebagai berikut:
a. Pengurus Dewan Pendidikan terpilih
bertanggungjawab kepada musyawarah
anggota sebagai forum tertinggi sesuai AD
dan ART.
b. Pengurus Dewan Pendidikan menyusun
program kerja yang disetujui melalui
musyawarah anggota yang berfokus pada
peningkatan mutu pendidikan di daerah.
c. Apabila pengurus Dewan Pendidikan terpilih
dinilai tidak produktif dalam masa
jabatannya, maka musyawarah anggota
dapat memberhentikan dan mengganti
dengan kepengurusan baru.
d. Pembiayaan kegiatan operasional Dewan
Pendidikan ditetapkan melalui musyawarah
anggota.

23 | P a n d u a n P e m i l i h a n P e n g u r u s D e w a n P e n d i d i k a n
e. Untuk melaksanakan kegiatan operasional,
Dewan Pendidikan dapat menyeleng-
garakan rapat yang jenis dan mekanismenya
ditetapkan di dalam AD/ART.

3. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga


a. Dewan Pendidikan wajib memiliki AD/ART.
b. Anggaran Dasar sekurang-kurangnya
memuat:
1) Nama dan tempat kedudukan;
2) Dasar, tujuan, dan kegiatan;
3) Keanggotaan dan kepengurusan;
4) Hak dan kewajiban anggota dan
pengurus;
5) Keuangan;
6) Mekanisme kerja dan rapat-rapat;
7) Perubahan AD/ART dan pembubaran
organisasi.
c. Anggaran Rumah Tangga sekurang-
kurangnya memuat:
1) Mekanisme pemilihan dan penetapan
anggota dan pengurus;
2) Rincian tugas anggota dan pengurus;

24 | P a n d u a n P e m i l i h a n P e n g u r u s D e w a n P e n d i d i k a n
3) Masa bakti keanggotaan dan
kepengurusan;
4) Kerja sama dengan pihak lain;
5) Pertanggungjawaban pelaksana program
kerja.

F. Pembentukan Dewan Pendidikan


1. Prinsip Pembentukan

Pembentukan Dewan Pendidikan menganut


prinsip-prinsip sebagai berikut
a. Transparan, Akuntabel, dan Demokratis;
b. Merupakan mitra pemerintah Kabupaten
Tangerang.

Pembentukan Dewan Pendidikan harus


dilakukan secara transparan, akuntabel, dan
demokratis. Yang dimaksud transparan dalam
hal ini adalah bahwa Dewan Pendidikan harus
dibentuk secara terbuka dan diketahui oleh
masyarakat secara luas mulai dari tahap
pembentukan panitia persiapan, proses
sosialisasi oleh panitia persiapan, kriteria calon
anggota, proses seleksi calon anggota,
pengumuman calon anggota, proses pemilihan,

25 | P a n d u a n P e m i l i h a n P e n g u r u s D e w a n P e n d i d i k a n
dan penyampaian hasil pemilihan. Adapun
akuntabel berarti bahwa panitia persiapan
hendaknya menyampaikan laporan pertanggung
jawaban kinerjanya maupun penggunaan dana
kepanitiaan. Sedangkan demokratis mempunyai
makna bahwa dalam proses pemilihan anggota
dan pengurus dilakukan dengan musyawarah
mufakat. Jika dipandang perlu pemilihan
anggota dan pengurus dapat dilakukan melalui
pemungutan suara.

2. Mekanisme Pembentukan
a. Pembentukan Panitia Persiapan
1) Bupati dan/atau masyarakat membentuk
panitia persiapan. Panitia persiapan
berjumlah sekurang-kurangnya 5 (lima)
orang yang terdiri atas:
a) kalangan praktisi pendidikan (seperti
guru, kepala sekolah, penyelenggara
pendidikan); dan
b) pemerhati pendidikan (LSM peduli
pendidikan, tokoh masyarakat, tokoh
agama, dunia usaha dan industri).

26 | P a n d u a n P e m i l i h a n P e n g u r u s D e w a n P e n d i d i k a n
2) Panitia persiapan bertugas mempersiap-
kan pembentukan Dewan Pendidikan
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Mengadakan forum sosialisasi kepada
masyarakat (termasuk Majelis
Pendidikan Kejuruan Daerah, Komite
Kabupaten, Komite Pendidikan Luar
Sekolah) tentang Dewan Pendidikan
menurut Keputusan ini;
b) Menyusun kriteria dan meng-
indentifikasi calon anggota berdasar-
kan usulan dari masyarakat;
c) Menyeleksi calon anggota berdasar-
kan usulan dari masyarakat;
d) Mengumumkan nama-nama calon
anggota kepada masyarakat;
e) Menyusun nama-nama anggota
terpilih;
f) Memfasilitasi pemilihan pengurus dan
anggota Dewan Pendidikan;
g) Menyampaikan nama pengurus dan
anggota kepada Bupati.
b. Panitia Persiapan dinyatakan bubar setelah
bupati menetapkan Dewan Pendidikan.

c. Mekanisme Pembentukan Dewan


Pendidikan

27 | P a n d u a n P e m i l i h a n P e n g u r u s D e w a n P e n d i d i k a n
Pertama, mengadakan sosialisasi kepada
masyarakat di kabupaten Tangerang tentang
rencana pembentukan Dewan Pendidikan.
Langkah ini amat penting agar masyarakat
dapat memberikan saran dan masukan
tentang apa itu Dewan Pendidikan, dan siapa
yang cocok untuk menjadi pengurusnya.
Kedua, merumuskan kriteria pengurus dan
anggota Dewan Pendidikan. Proses inti
dimaksudkan agar dapat diperoleh calon
pengurus dan anggota Dewan Pendidikan
yang berkualitas dan berdedikasi tinggi untuk
peningkatan mutu pendidikan di kabupaten
Tangerang.
Ketiga, menyeleksi calon pengurus dan
anggota berdasarkan kriteria yang telah
ditentukan.
Keempat, mengumumkan nama-nama calon
pengurus dan anggota kepada masyarakat
melalui media yang relevan.
Kelima, menetapkan daftar nama calon
pengurus dan anggota, setelah nama-nama
yang diumumkan tersebut tidak
mendapatkan keberatan dari masyarakat.
Keenam, mengadakan rapat untuk
memfasiltiasi proses pemilihan pengurus dan
anggota Dewan Pendidikan secara
transparan dan demokratis.

28 | P a n d u a n P e m i l i h a n P e n g u r u s D e w a n P e n d i d i k a n
Ketujuh, mengusulkan hasil pemilihan
pengurus dan anggota Dewan Pendidikan
kepada bupati/walikota untuk diterbitkan
surat keputusan.

3. Penetapan Pembentukan Dewan Pendidikan


Calon anggota Dewan Pendidikan yang
disepakati dalam musyawarah atau mendapat
dukungan suara terbanyak melalui pemungutan
suara secara langsung menjadi anggota Dewan
Pendidikan sesuai dengan jumlah anggota yang
disepakati dari masing-masing unsur. Dewan
Pendidikan ditetapkan untuk pertama kali
dengan Surat Keputusan Bupati, dan
selanjutnya diatur dalam AD dan ART. Misalnya
dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga disebutkan bahwa pemilihan anggota
dan pengurus Dewan Pendidikan ditetapkan
oleh musyawarah anggota Dewan Pendidikan.
Pengurus dan anggota dewan terpilih
dilaporkan kepada pemerintah daerah dan dinas
pendidikan setempat. Untuk memperoleh
kekuatan hukum, pengurus dan anggota Dewan
Pendidikan dapat dikukuhkan dengan Surat
Keputusan Bupati.

29 | P a n d u a n P e m i l i h a n P e n g u r u s D e w a n P e n d i d i k a n
Mekanisme penilaian calon anggota dewan pendidikan
di tingkat Kabupaten Tangerang, disajikan pada
Gambar 1, sebagai berikut:

DOKUMEN

Bobot 20%

TES TULIS WAWANCARA PRESENTASI

Bobot 25% Bobot 25% Bobot 30%

PENGOLAHAN
NILAI

30 | P a n d u a n P e m i l i h a n P e n g u r u s D e w a n P e n d i d i k a n
4. Schedule Kegiatan Seleksi Calon Anggota Dewan
Pendidikan kabupaten Tangerang taun 2017

Bulan/Tanggal Feb 2017 Maret 2017 Ketr.

Uraian Kegiatan 20 21 22 23 6 7 8 9 13 14 15 16 17 20 21 22 23
I. Tahap Persiapan
1. Pembentukan Panitia Seleksi SK Bupati
2. Menyusun Buku Panduan Pansel
3. Menyusun Kriteria Calon Pansel
4. Menyusun Instrumen Seleksi Pansel
5. Pengumuman calon peserta P Pansel
melalui elektronik dan laman E
II. Tahap Pelaksanaan R
1. Pendaftaran seleksi Calon S Pansel
Pengurus Dewan Pendidikan I
2. Menetapkan dan mengumumkan
A Tim Penilai
nama calon yang memenuhi (diseleksi 22
kriteria (dokumen adminitrasi) P Calon)
3. Paparan/Presentasi Tugas dan A Kadis/
Peran Dewan Pendidikan N Sekdis
4. Seleksi Tertulis Tim Penilai
5. Seleksi Wawancara S Tim Penilai
6. Menseleksi 11 orang anggota E Tim Penilai
pengurus Dewan Pendidikan
L
7. Presentasi Visi & Misi Tim Penilai
E
8. Fasilitasi pemilihan Pengurus Pansel dan
K
Dewan Pendidikan Peserta
S
III. Tahap Pelaporan
I
1. Menyampaikan nama pengurus SK Bupati
Dewan Pendidikan kepada
Bupati untuk ditetapkan
2. Pembubaran Panitia Persiapan Pansel
Seleksi pengurus Dewan
Pendidikan
Jumlah 3 4 5 4 3 2 2 3 1 0 2 1 2 1 1 1 1

31 | P a n d u a n P e m i l i h a n P e n g u r u s D e w a n P e n d i d i k a n
G. Tata Hubungan Antar Organisasi

Pelimpahan wewenang pengelolaan


pendidikan pada daerah otonom pada jalur sekolah
maupun luar sekolah sesuai dengan jenjang dan
jenis, baik negeri maupun swasta, telah diatur
melalui perundang-undangan serta perangkat
peraturan yang mengikutinya. Selain itu setiap
penyelenggaraan pendidikan dibina oleh instansi
yang berwenang. Dengan demikian, kondisi
tersebut berimplikasi terhadap tatanan dan
hubungan baik vertikal maupun horizontal yang
baku antara Dewan Pendidikan dengan instansi
lain. Hubungan-hubungan tersebut bisa berupa
laporan, konsultasi, koordinasi, pelayanan, dan
kemitraan.

Tata hubungan antara Dewan Pendidikan


dengan dinas pendidikan daerah otonom dan
lembaga-lembaga pemerintahan lainnya yang
bertanggungjawab dalam pengelolaan pendidikan,
termasuk dengan Komite-komite Sekolah bersifat
koordinatif.

32 | P a n d u a n P e m i l i h a n P e n g u r u s D e w a n P e n d i d i k a n
BAB III
PENUTUP

Panduan ini merupakan acuan utama untuk


membentuk dan/atau memperluas peran, fungsi,
dan keanggotaan Dewan Pendidikan. Dalam
membentuk badan tersebut, pemrakarsa dapat
berkonsultasi dengan pemerintah Kabupaten
Tangerang. Pembentukan Dewan Pendidikan
dapat diatur melalui Peraturan Daerah yang
berkaitan dengan pengelolaan dan
penyelenggaraan pendidikan di Kabupaten
Tangerang.

33 | P a n d u a n P e m i l i h a n P e n g u r u s D e w a n P e n d i d i k a n
PENGUMUMAN
Nomor.
Penerimaan Calon Pengurus Dewan Pendidikan
Kabupaten Tangerang

Dalam rangka mengisi formasi Pengurus Dewan


Pendidikan Kabupaten Tangerang Periode Maret 2017 s.d
Desember 2021 yang berjumlah 11 (sebelas) orang, dengan ini
Panitia Pemilihan Pengurus Dewan Pendidikan akan mengadakan
pendaftaran dan seleksi Calon Pengurus Dewan Pendidikan
Kabupaten Tangerang dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Persyaratan Pendaftaran:
a. Bertaqwa Kepada Tuhan yang Maha Esa;
b. Setia kepada Pancasila sebagai dasar negara, Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
dan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945;
c. Warga Negara Indonesia yang berdomisili di wilayah
kabupaten Tangerang;
d. Pada saat pendaftaran berusia paling rendah genap 40
(empat puluh) tahun dan maksimal 70 tahun;
e. Mempunyai integritas, pribadi yang kuat, jujur, dan adil;
f. Memiliki pengetahuan dan keahlian di bidang tertentu yang
berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan;
g. Memiliki ijazah serendah-rendahnya S1 (Strata-1);
h. Diusulkan oleh Organisasi profesi Pendidik, Organisasi
profesi lain atau organisasi kemasyarakatan yang terdaftar
di Kemenkumham RI;
i. Mengisi formulir yang telah disediakan panitia dengan
melapirkan:
1) Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP);
2) Surat Rekomendasi dari Instansi/Organisasi, apabila
calon berasal dari Instansi/Organisasi;
3) Daftar riwayat Hidup (DRH);

34 | P a n d u a n P e m i l i h a n P e n g u r u s D e w a n P e n d i d i k a n
4) Fotokopi ijazah pendidikan formal terakhir yang
disahkan/dilegalisir oleh pejabat yang berwenang;
2. Pelaksanaan Pendaftaran
a. Hari : Senin s.d Kamis
b. Tanggal : 22 Februari s.d 09 Maret 2017
c. Waktu : Jam 09.00 s.d 15.00 WIB
d. Tempat : Sekretariat Dinas Pendidikan
Kabupaten Tangerang. Jl. H. Abdul Hamid, Komplek
Perkantoran Pemerintah Kabupaten Tangerang, Tigaraksa
Kode Pos. 15720
3. Waktu Seleksi:
a. Seleksi Administrasi : 23 Ferbruari s.d 14 Maret 2017
b. Tes Tulis : 15 Maret 2017
c. Seleksi wawancara : 16 s.d 17 Maret 2017
d. Presentasi Visi Misi : 20 Maret 2017
e. Waktu Seleksi : Jam 09.00 s.d 15.00 WIB
f. Tempat Seleksi : Aula Dinas Pendidkan Lt. 3
4. Pengumuman Seleksi:
a. Seleksi Administrasi : 23 Februari s.d 14 Maret 2017
b. Seleksi tahap Ke-2 : 17 Maret 2017
c. Waktu : Jam 08.00 s.d 14.00 WIB
d. Tempat : Sekretariat Dinas Pendidikan
Kabupaten Tangerang. Jl. H. Abdul Hamid, Komplek
Perkantoran Pemerintah Kabupaten Tangerang, Tigaraksa
Kode Pos. 15720
5. Fasilitasi Pemilihan Pengurus Dewan Pendidikan: 21 Maret 2017
6. Penyampaian pengurus terpilih kepada Bupati : 22 Maret 2017

Apabila pengiriman dokumen pendaftaran diantar atau dikirim


sebelum atau sesudah tanggal yang ditentukan, Panitia Tim
Seleksi berhak untuk menolaknya.

Tigaraksa, .. Februari 2017


Ketua Panitia,

35 | P a n d u a n P e m i l i h a n P e n g u r u s D e w a n P e n d i d i k a n
Dra. Tini Wartini, M.Si.
SURAT PENDAFTARAN SEBAGAI CALON
PENGURUS DEWAN PENDIDIKAN
KABUPATEN TANGERANG

Yang Bertanda tangan dibawah ini:


1. Nama :
2. Jenis Kelamin :
3. Agama :
4. Tempat Tanggal Lahir :
5. Pekerjaan :
6. Status Perkawinan :
7. Alamat
a. Lembaga :

b. Rumah :


8. Pengalaman Kerja/Organisasi
a. ...
b. ..
9. Nomor Telp/HP :
Dengan ini mendaftarkan diri sebagai calon anggota Dewan
Pendidikan Kabupaten Tangerang berdasarkan Pengumuman
Tim Seleksi Calon Anggota Dewan Pendidikan Kabupaten
Nomor tanggal

Tigaraksa, .. Februari 2017


Peserta,

36 | P a n d u a n P e m i l i h a n P e n g u r u s D e w a n P e n d i d i k a n
_______________________

SURAT PERNYATAAN
SETIA KEPADA PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA,
UNDANG-UNDANG DASAR RI TAHUN 1945 DAN
CITA-CITA PROKLAMASI 17 AGUSTUS 1945

Yang Bertanda tangan dibawah ini:


1. Nama : .
2. Jenis Kelamin : .
3. Agama : .
4. Tempat Tanggal Lahir : .
5. Pekerjaan/Jabatan : .
6. Alamat
a. Lembaga : .
.
b. Rumah : .
.
.
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa saya sebagai calon
Anggota Dewan Pendidikan Kabupaten Tangerang setia
kepada Pancasila sebagai Dasar Negara, Undang-Undang
Negara RI Tahun 1945 dan Cita-Cita Proklamasi 17 Agustus
1945.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk
dapat digunakan sebagai bukti pemenuhan syarat calon
Anggota Dewan Pendidikan Kabupaten Tangerang.

Tigaraksa, .. Februari 2017


Yang Membuat Pernyataan,

Materai Rp. 6000

37 | P a n d u a n P e m i l i h a n P e n g u r u s D e w a n P e n d i d i k a n
_____________________

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama :
2. Jenis Kelamin : Laki-Laki/Perempuan*)
3. Agama :
4. Tempat Tanggal Lahir :
5. Pekerjaan :
6. Status Perkawinan : a. Belum/sudah/pernah
menikah*)
b. nama Istri/Suami*)
.
c. Jumlah anak orang
7. Riwayat Pendidikan a. SD/MI .
Lulus Th
b. SMP/MTs ..
Lulus Th
c. SMA/MA .
Lulus Th
d. S-1/D4
Lulus Th
e. S-2
Lulus Th
f. S-3
Lulus Th
8. Pengalaman Pekerjaan
a. Bidang Pendidikan :

b. Non Pendidikan :

38 | P a n d u a n P e m i l i h a n P e n g u r u s D e w a n P e n d i d i k a n

9. Pengalaman Organisasi
a. Bidang Pendidikan :



b. Non Pendidikan :



10. Lain-lain :

Daftar Riwayat Hidup ini dibuat dengan sebenarnya untuk


digunakan sebagai bukti pemenuhan syarat calon Anggota
Dewan Pendidikan Kabupaten Tangerang.

Tigaraksa, .. Februari 2017


Yang Membuat,

Materai Rp. 6000

______________________

Keterangan :
*) Coret yang tidakdiperlukan

39 | P a n d u a n P e m i l i h a n P e n g u r u s D e w a n P e n d i d i k a n
Draft

BUPATI TANGERANG
PROVISI BANTEN
NOMOR

TENTANG
PANITIA PEMILIHAN ANGGOTA DEWAN
PENDIDIKAN
KABUPATEN TANGERANG
TAHUN 2017

BUPATI TANGERANG
a. bahwa untuk memilih dan
Menimbang :
menetapkan anggota Dewan
Pendidikan Kabupaten Tangerang
harus berdasarkan usulan dari
Panitia Pemilihan Anggota Dewan
Pendidikan Kabupaten Tangerang
yang dibentuk Bupati;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan
sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, dipandang perlu
ditetapkan dengan Keputusan
Bupati.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 tahun


2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 78, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor
4301);
2. Undang-Undang

40 | P a n d u a n P e m i l i h a n P e n g u r u s D e w a n P e n d i d i k a n
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2000 tentang Pembentukan
Provinsi Banten;
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor
5587) sebagaimana telah diubah
dengan Undang-undang Nomor 9
Tahun 2015 tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 246, Tambahan
Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5589;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 58
Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4585);
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 21 Tahun 2011
Tentang

41 | P a n d u a n P e m i l i h a n P e n g u r u s D e w a n P e n d i d i k a n
tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah;
6. Keputusan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia
Nomor 044/U/2002 tentang
Dewan Pendidikan dan Komite
sekolah
7. Peraturan Pemerintah Nomor 17
Tahun 2010 tentang Pengelolaan
dan Penyelenggaraan Pendidikan
(Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 23,
Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5105)
sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 66
Tahun 2010 tentang Perubahan
atas Peraturan Pemerintah Nomor
17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 112, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor
5157);

MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN BUPATI TENTANG
PANITIA PERSIAPAN PEMILIHAN
ANGGOTA DEWAN PENDIDIKAN

KESATU

42 | P a n d u a n P e m i l i h a n P e n g u r u s D e w a n P e n d i d i k a n
KESATU Membentuk Panitia Persiapan
Pemilihan Anggota Dewan Pendidikan
Kabupaten Tangerang, selanjutnya
disebut panitia dengan susunan
keanggotaan sebagaimana dalam
lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari keputusan ini.
KEDUA Panitia Persiapan Pemilihan
Pembentukan Anggota Dewan
Pendidikan Kabupaten Tangerang
sebagaimana dimaksud dalam diktum
KESATU bertugas:
a. Mengadakan forum sosialisasi
kepada masyarakat (termasuk
Majelis Pendidikan Kejuruan
Daerah, Komite Kabupaten, Komite
Pendidikan Luar Sekolah) tentang
Dewan Pendidikan menurut
Keputusan ini;
b. Menyusun kriteria dan
mengindentifikasi calon anggota
berdasarkan usulan dari
masyarakat;
c. Menyeleksi calon anggota
berdasarkan usulan dari
masyarakat dan dan memilih
maksimal 11 (sebelas) orang calon
anggota Dewan Pendidikan secara
musyawarah atau pemungutan
suara, Wawancara dan pemaparan
visi dan Misi;
d. Mengumumkan nama-nama calon
anggota kepada masyarakat;
e. Menyusun

43 | P a n d u a n P e m i l i h a n P e n g u r u s D e w a n P e n d i d i k a n
e. Menyusun nama-nama anggota
terpilih;
f. Memfasilitasi pemilihan pengurus
dan anggota Dewan Pendidikan;
g. Menyampaikan nama pengurus
dan anggota kepada Bupati

KETIGA Biaya yang timbul sebagai akibat dari


keputusan ini dibebankan pada
Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Kabupaten Tangerang.

KEEMPAT Panitia melaporkan hasil pelaksanaan


tugas kepada Bupati.

KELIMA Keputusan Bupati ini mulai berlaku


pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan : Tigaraksa
Pada tanggal Februari 2017

BUPATI TANGERANG

A. ZAKI ISKANDAR

44 | P a n d u a n P e m i l i h a n P e n g u r u s D e w a n P e n d i d i k a n
LAMPIRAN KEPUTUSAN BUPATI TANGERANG
NOMOR

TENTANG PANITIA PEMILIHAN ANGGOTA


DEWANPENDIDIKAN KABUPATEN TANGERANG
TAHUN 2017
JABATAN
NO. NAMA UNSUR
DALAM TIM
1 Dra. Tini Wartini, M.Si. Ketua Penyelenggara
Pendidikan

2 Drs. Heri Susanto, M.Pd. Wakil Ketua Kepala Sekolah

3 H. Widodo M.S, S.Pd. M.Pd. Sekretaris Penyelenggara


Pendidikan

4 Bibing Sudarman, S.Pd., M.Si. Anggota Organisasi


Profesi

5 H. Aceng Sakur S.Pd. MM. Anggota Penyelenggara


Pendidikan

6 Drs. H. Nahaman, M.Pd. Anggota Penyelenggara


Pendidikan

7 Endang Supriatna, S.Pd., M.Pd. Anggota Penyelenggara


Pendidikan

BUPATI TANGERANG

A. ZAKI ISKANDAR

45 | P a n d u a n P e m i l i h a n P e n g u r u s D e w a n P e n d i d i k a n
DEWAN PENDIDIKAN

Pasal 192
1) Dewan pendidikan terdiri atas Dewan Pendidikan
Nasional, Dewan Pendidikan Provinsi, dan Dewan
Pendidikan Kabupaten/ Kota.
2) Dewan pendidikan berfungsi dalam peningkatan
mutu pelayanan pendidikan dengan memberikan
pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga,
sarana dan prasarana, serta pengawasan
pendidikan pada tingkat nasional, provinsi, dan
kabupaten/kota.
3) Dewan pendidikan menjalankan fungsinya secara
mandiri dan profesional.
4) Dewan pendidikan bertugas menghimpun,
menganalisis, dan memberikan rekomondasi
kepada Menteri, gubernur, bupati/walikota
terhadap keluhan, saran, kritik, dan aspirasi
masyarakat terhadap pendidikan.
5) Dewan pendidikan melaporkan pelaksanaan tugas
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) kepada
masyarakat melalui media cetak, elektronik, laman,
pertemuan, dan/atau bentuk lain sejenis sebagai
pertanggungjawaban publik.
6) Anggota dewan pendidikan terdiri atas tokoh yang
berasal dari:
a. pakar pendidikan;
b. penyelenggara pendidikan;
c. pengusaha;
d. organisasi profesi;
e. pendidikan berbasis kekhasan agama atau
sosial-budaya; dan
f. pendidikan bertaraf internasional;
g. pendidikan berbasis keunggulan lokal; dan/atau

46 | P a n d u a n P e m i l i h a n P e n g u r u s D e w a n P e n d i d i k a n
h. organisasi sosial kemasyarakatan.
7) Rekrutmen calon anggota dewan pendidikan
dilaksanakan melalui pengumuman di media cetak,
elektronik, dan laman.
8) Masa jabatan keanggotaan dewan pendidikan
adalah 5 (lima) tahun dan dapat dipilih kembali
untuk 1 (satu) kali masa jabatan.
9) Anggota dewan pendidikan dapat diberhentikan
apabila:
a. mengundurkan diri;
b. meninggal dunia;
c. tidak dapat melaksanakan tugas karena
berhalangan tetap; atau
d. dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana
kejahatan berdasarkan putusan pengadilan
yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
10) Susunan kepengurusan dewan pendidikan
sekurang-kurangnya terdiri atas ketua dewan dan
sekretaris.
11) Anggota dewan pendidikan berjumlah gasal.
12) Ketua dan sekretaris sebagaimana dimaksud pada
ayat (7) dipilih dari dan oleh para anggota secara
musyawarah mufakat atau melalui pemungutan
suara.
13) Pendanaan dewan pendidikan dapat bersumber
dari:
a. Pemerintah;
b. pemerintah daerah;
c. masyarakat;
d. bantuan pihak asing yang tidak mengikat;
dan/atau
e. sumber lain yang sah.

47 | P a n d u a n P e m i l i h a n P e n g u r u s D e w a n P e n d i d i k a n
Pasal 195

1) Dewan Pendidikan Kabupaten/Kota berkedudukan


di ibukota kabupaten/kota.
2) Anggota Dewan Pendidikan Kabupaten/Kota
ditetapkan oleh bupati/walikota.
3) Anggota Dewan Pendidikan Kabupaten/Kota
berjumlah paling banyak 11 (sebelas) orang.
4) Bupati/walikota memilih dan menetapkan anggota
Dewan Pendidikan Kabupaten/Kota atas dasar
usulan dari panitia pemilihan anggota Dewan
Pendidikan Kabupaten/Kota yang dibentuk oleh
bupati/walikota.
5) Panitia pemilihan sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) mengusulkan kepada bupati/walikota
paling banyak 22 (dua puluh dua) orang calon
anggota Dewan Pendidikan Kabupaten/Kota
setelah mendapatkan usulan dari:
a. organisasi profesi pendidik;
b. organisasi profesi lain; atau
c. organisasi kemasyarakatan.

48 | P a n d u a n P e m i l i h a n P e n g u r u s D e w a n P e n d i d i k a n
KOMITE SEKOLAH

Pasal 196

1) Komite sekolah/madrasah berfungsi dalam


peningkatan mutu pelayanan pendidikan dengan
memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan
tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan
pendidikan pada tingkat satuan pendidikan.
2) Komite sekolah/madrasah menjalankan fungsinya
secara mandiri dan profesional.
3) Komite sekolah/madrasah memperhatikan dan
menindaklanjuti terhadap keluhan, saran, kritik, dan
aspirasi masyarakat terhadap satuan pendidikan.
4) Komite sekolah/madrasah dibentuk untuk 1 (satu)
satuan pendidikan atau gabungan satuan
pendidikan formal pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah.
5) Satuan pendidikan yang memiliki peserta didik
kurang dari 200 (dua ratus) orang dapat
membentuk komite sekolah/madrasah gabungan
dengan satuan pendidikan lain yang sejenis.
6) Komite sekolah/madrasah berkedudukan di satuan
pendidikan.
7) Pendanaan komite sekolah/madrasah dapat
bersumber dari:
a. Pemerintah;
b. pemerintah daerah;
c. masyarakat;
d. bantuan pihak asing yang tidak mengikat;
dan/atau
e. sumber lain yang sah.

49 | P a n d u a n P e m i l i h a n P e n g u r u s D e w a n P e n d i d i k a n
Pasal 197

1) Anggota komite sekolah/madrasah berjumlah


paling banyak 15 (lima belas) orang, terdiri atas
unsur:
a. orang tua/wali peserta didik paling banyak 50%
(lima puluh persen);
b. tokoh masyarakat paling banyak 30% (tiga
puluh persen); dan
c. pakar pendidikan yang relevan paling banyak
30% (tiga puluh persen).
2) Masa jabatan keanggotaan komite
sekolah/madrasah adalah 3 (tiga) tahun dan dapat
dipilih kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan.
3) Anggota komite sekolah/madrasah dapat
diberhentikan apabila:
a. mengundurkan diri;
b. meninggal dunia; atau
c. tidak dapat melaksanakan tugas karena
berhalangan tetap;
d. dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana
kejahatan berdasarkan putusan pengadilan
yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
4) Susunan kepengurusan komite sekolah/ madrasah
terdiri atas ketua komite dan sekretaris.
5) Anggota komite sekolah/madrasah dipilih oleh
rapat orangtua/wali peserta didik satuan
pendidikan.
6) Ketua komite dan sekretaris sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) dipilih dari dan oleh
anggota secara musyawarah mufakat atau melalui
pemungutan suara.
7) Anggota, sekretaris, dan ketua komite sekolah/
madrasah ditetapkan oleh kepala sekolah.

50 | P a n d u a n P e m i l i h a n P e n g u r u s D e w a n P e n d i d i k a n

Anda mungkin juga menyukai