Anda di halaman 1dari 8

NAMA : TEKAD BUDI WIBOWO

NIM : 530081937
DISKUSI 10 ANALISIS KURIKULUM MATEMATIKA
PERKEMBANGAN PEMBELAJARAN DI INDONESIA

Menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003, Pendidikan di Indonesia didefinisikan


sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Melalui proses pembelajaran, beragam manfaat dapat didapatkan oleh peserta didik.
Manfaat-manfaat tersebut meliputi pengembangan kemampuan dan potensi, serta
pembentukan watak. Pembentukan watak yang dimaksud adalah kreatif, cakap, mandiri dan
bertanggung jawab. Saat ini, proses pembelajaran banyak mengalami perkembangan, salah
satunya adalah metode belajar di rumah.

1. Mengenal Pendidikan di Indonesia

Pancasila menjadi landasan dasar pendidikan di Indonesia. (Sumber: Pexels.com)

Dalam proses menjalankan pendidikan di Indonesia, Pancasila merupakan landasan


ideologi dasar. Landasan ini bersifat mengikat dan memiliki kekuatan hukum bagi pemerintah
dan seluruh rakyat Indonesia. Hal ini dilakukan mengingat pentingnya pendidikan bagi mutu
dan kualitas bangsa. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia merupakan
instansi pemerintah yang bertanggung jawab atas pendidikan di Indonesia. Beberapa tugas dari
instansi pemerintahan ini meliputi penyelenggaraan pendidikan anak usia dini, pendidikan
dasar, pendidikan menengah, pendidikan masyarakat, serta pengelolaan kebudayaan.
Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di Indonesia terdapat beragam program
prioritas yang dijalankan pemerintah. Program-program tersebut meliputi: peningkatan
pembiayaan pendidikan di Indonesia, digitalisasi sekolah untuk pendidikan di Indonesia,
peningkatan mutu tenaga pengajar, peningkatan kualitas mutu kurikulum pendidikan di
Indonesia, revitalisasi pendidikan tingkat vokasi, program pendidikan tinggi atau kampus
merdeka, serta peningkatan bahasa dan budaya

2. Sistem dan Jenjang Pendidikan di Indonesia


Saat ini, sistem pendidikan di Indonesia yang dijalankan adalah sistem pendidikan
Nasional. Sistem pendidikan ini berlaku bagi seluruh jenjang pendidikan, mulai dari
pendidikan dasar hingga tinggi. Jika sebelumnya wajib belajar bagi masyarakat Indonesia
ditetapkan selama 9 tahun, meliputi 6 tahun untuk sekolah dasar dan 3 tahun untuk sekolah
menengah. Namun, kini telah ditingkatkan hingga 12 tahun yang meliputi 6 tahun untuk
pendidikan dasar, 3 tahun untuk pendidikan menengah pertama, dan 3 tahun untuk pendidikan
menengah atas.
Sistem pendidikan Nasional bertujuan untuk mendidik dan memberikan pengetahuan
secara akademis, keterampilan, hingga perilaku. Terdapat beberapa sistem pendidikan di
Indonesia yang telah diberlakukan, yang mana telah memberikan dampak bagi pengembangan
sumber daya manusia di Indonesia. Sistem pendidikan tersebut meliputi:
a. Sistem Pendidikan di Indonesia dengan Orientasi Nilai
Sistem ini bertujuan untuk mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan dan bermasyarakat.
Nilai-nilai tersebut meliputi tanggung jawab, tenggang rasa, kejujuran, dan kedisiplinan.
Sistem ini diterapkan pada jenjang pendidikan dasar. Pengaplikasian sistem pendidikan di
Indonesia dengan orientasi nilai dapat dilihat dari pemberian mata pelajaran pendidikan
kewarganegaraan (PKN).
b. Sistem Pendidikan di Indonesia dengan Sistem Terbuka
Melalui sistem ini diharapkan peserta didik dapat bekerja sama dengan teman sekelas
dengan mendemonstrasikan nilai inovasi dan kreativitas. Melalui sistem terbuka, peserta didik
menjadi fokus utama. Peserta didik diberikan kebebasan untuk mengemukakan pendapat,
inisiatif, dan bertanggung jawab dalam mengatur proses belajar mengajarnya sendiri.
c. Sistem Pendidikan di Indonesia Secara Beragam
Sistem ini dibentuk untuk mengakomodasi keberagaman masyarakat yang ada di
Indonesia. Seperti yang kita ketahui, bangsa Indonesia terdiri dari suku, bahasa, budaya yang
berbeda-beda. Dengan landasan tersebut, sistem pendidikan dapat disesuaikan dengan
kebutuhan dan preferensi pada suatu komunitas. Melalui sistem ini pula, terdapat jenis instansi
pendidikan yang beragam. Mulai dari pendidikan formal, informal, dan non-formal.

3. Perkembangan pendidikan di Indonesia


Seiring berjalannya waktu, sistem pendidikan di Indonesia secara dinamis mengikuti
perkembangan zaman. Perkembangan tersebut dapat dilihat dari pergantian kurikulum belajar
yang berlaku. Hingga saat ini, setidaknya sistem pendidikan di Indonesia telah berganti
kurikulum sebanyak 10 kali, sejak dimulai dari tahun 1947. Berikut ini akan dijelaskan secara
detail terkait perkembangan pendidikan di Indonesia melalui kurikulum yang sempat berlaku,
hingga kurikulum pendidikan yang saat ini diterapkan.
a. Kurikulum Rencana Pelajaran 1947
Ini merupakan kurikulum pertama pendidikan di Indonesia yang diberlakukan sejak
kemerdekaan. Kurikulum ini berorientasi politik dengan mengganti sistem pendidikan
Belanda, menjadi pendidikan asli buatan Indonesia. Melalui kurikulum inilah pertama kali
Pancasila menjadi landasan dasar pendidikan di Indonesia. Kurikulum ini dirancang pada tahun
1947 dan diaplikasikan pada tahun 1950.
Karakteristik yang terlihat jelas pada kurikulum pendidikan di Indonesia saat ini
adalah pembentukan karakteristik bangsa. Karakteristik tersebut seperti menguatkan bangsa
Indonesia sejajar dengan bangsa-bangsa lain yang merdeka dan berdaulat. Nilai-nilai yang
diterapkan melalui kurikulum ini adalah kesadaran berwarga negara, bermasyarakat dan
pembentukkan watak sejalan dengan ideologi bangsa.
b. Kurikulum Rencana Pelajaran Terurai 1952
Mengingat kurikulum pada periode sebelumnya belum terfokus terhadap mata
pelajaran lain selain pembentukan watak, di periode ini beberapa aspek disempurnakan. Pada
periode ini dibentuk silabus atau rencana pembelajaran dengan tenaga pendidik mengajarkan
spesifik mata pelajaran kepada peserta didik.
c. Kurikulum Rencana Pendidikan 1964
Menyempurnakan pada kurikulum sebelumnya, kurikulum pendidikan di Indonesia
pada tahun ini, pemerintah memiliki tujuan untuk memberikan pembekalan akademik dan non
akademik pada jenjang sekolah dasar. Dengan tujuan tersebut, lahirlah program
Pancawardhana yaitu kelompok lima bidang studi yang meliputi pengembangan moral,
keprigelan atau keterampilan, jasmani, dan emosional.
d. Kurikulum 1968
Kurikulum pada tahun ini difokuskan pada pembentukan bangsa Indonesia yang
berjiwa Pancasila sejati. Yang mana jiwa Pancasila yang dimaksud ada masyarakat yang sehat,
kuat, cerdas, bermoral, dan keyakinan akan beragama yang dianut. Selain menjalankan sistem
pendidikan berjiwa Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 adalah dasar lain yang digunakan
untuk kurikulum ini. Beberapa karakteristiknya meliputi arah kegiatan yang meningkatkan
kecerdasan dan keterampilan, dan pengembangan jasmani yang kuat dan sehat.
e. Kurikulum Pendidikan 1975
Efektifitas dan efisiensi merupakan ciri dari kurikulum pendidikan yang diterapkan
pada tahun 1975 ini. Kurikulum ini dibentuk dipengaruhi oleh manajemen objektivitas yang
mana muncul Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PSSI) atau pendidikan satuan
pelajaran.
f. Kurikulum Pendidikan 1984
Ciri dari kurikulum pada masa ini adalah fokus utama dititik beratkan kepada
keahlian. Di periode ini, peserta didik merupakan subjek pembelajaran. Beberapa hal yang
dilakukan adalah dengan mengaplikasikan metode pembelajaran dengan pengamatan,
pengelompokkan, diskusi, hingga pelaporan. Metode ini biasanya disebut sebagai Cara Belajar
Siswa Aktif (CBSA)
g. Kurikulum 1994 dengan Suplemen Kurikulum 1999
Kurikulum pada tahun ini merupakan pembaharuan dari kurikulum sebelum-
sebelumnya, khususnya pada kurikulum tahun 1975 dan 1984. Pada periode ini, kurikulum
pendidikan di Indonesia mendapatkan kritik karena dianggap beban belajar peserta didik yang
terlampau berat. Pada periode kurikulum ini munculnya mata pelajaran baru seperti muatan
nasional dan muatan lokal yang meliputi bahasa daerah, ketrampilan dan kesenian.
h. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) tahun 2004
Pembaharuan kurikulum berikutnya terjadi pada tahun 2004. Kurikulum ini berciri
pencapaian kompetensi bagi peserta didik sebagai individu maupun kelompok dan berorientasi
pada hasil pembelajaran. Tiga unsur-unsur yang membedakan sistem pendidikan ini dengan
sebelumnya adalah pemilihan kompetensi yang sesuai minat peserta didik, pengembangan
pembelajaran, dan proses evaluasi dalam penentuan keberhasilan.
i. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006
Diluncurkan pada tahun 2006, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau KTSP
merupakan pembaharuan dari kurikulum sebelumnya. Perbedaan yang terlihat adalah adanya
standar kompetensi dasar yang ditetapkan oleh pemerintah. Selain itu, pada kurikulum ini
tenaga pendidik dituntut dapat mengembangkan rencana pembelajaran secara mandiri dengan
penyesuaian pada kondisi daerah sekolah berada.
j. Kurikulum 2013
Untuk menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yang terbaru
dan saat ini sedang diaplikasikan dalam pendidikan di Indonesia adalah kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 memiliki aspek-aspek yang menjadi pokok penilaian meliputi aspek sikap dan
perilaku, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan.

Di periode kurikulum ini terdapat beberapa mata pelajaran yang dirampingkan dan
dikembangkan. Materi pelajaran tersebut meliputi Ilmu Pendidikan Sosial (IPS), Bahasa
Indonesia, dan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Sedangkan mata pelajaran yang
mendapat pengembangan adalah Matematika.
Keadaan darurat nasional yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia yang disebabkan
oleh COVID 19 mengharuskan proses belajar mengajar harus dilakukan secara DARING dan
dilaksanakan di rumah. Pemberlakuan sekolah virtual (daring) mulai dari SD,SMP, SMA hinga
Perguruan Tinggi pun terpaksa harus dan wajib menjalankan proses pendidikan dengan jalan
virtual. Pemberlakuan sekolah virtual ini, merupakan jalan terbaik untuk keberlangsungan
proses pendidikan. Sebab pendidikan ialah pilar-pilar peradaban. Majunya negara bergantung
pada majunya pendidikan.
Salah satu penentu keberhasilan pembelajaran secara virtual adalah kompetensi guru.
Guru akan berusaha sedapat mungkin agar kegiatan pembelajaran yang dilakukan berhasil.
Guru berperan sebagai pengorganisasi lingkungan belajar dan sekaligus sebagai fasilitator
belajar. Untuk memenuhi itu, maka guru haruslah memenuhi aspek bahwa guru sebagai: model,
perencana, peramal, pemimpin, dan penunjuk jalan atau pembimbing ke arah pusat-pusat
belajar.
Sebagai rekomendasi ke depannya, seluruh komponen yang berkecimpung di dunia
pendidikan khususnya disekolahan dibutuhkan komunikasi dan koordinasi serta kolaborasi
yang baik antar elemen. Kompetensi dan ketrampilan guru dalam pembelajaran hingga melek
informasi sesuai dinamika zaman sangatlah diperlukan. Guru juga harus dapat mengukur dan
mengevaluasi beban belajar peserta didik. Beban belajar peserta didik harus logis dan terukur
baik scara materi maupun waktu. Guru tidak boleh hanya semata-mata memberikan tugas
secara sembarangan tetapi tidak mengevaluasinya. Tidak lupa juga guru dapat memberikan
apresiasi kepada peserta didik agar tujuan pembelajaran tercapai. Selain itu, kurikulum yang
pembelajaran daring adalah kurikulum yang fleksibel dan menghadapi perubahan zaman, baik
pandemik maupun yang lainnya.
Pada awal tahun pelajaran 2021/2022, beberapa daerah sudah siap melaksanakan PTM
terbatas baik negeri maupun swasta. Pelaksanaan PTM terbatas tentu tergantung dari kesiapan
masing-masing daerah. PTM terbatas dilaksanakan dalam rangka menjawab bahwa dengan
pembelajaran jarak jauh terdapat banyak kendala yang pada akhirnya menurunkan kualitas
pendidikan. Untuk menunjang pelaksanaan PTM terbatas, pemerintah menghimbau untuk
satuan pendidikan tetap memperhatikan protokol kesehatan pencegahan penularan covid-19.
Selain itu, demi menjaga imunitas, pelaksanaan vaksinasi pendidik dan tenaga pendidikan serta
peserta didik untuk segera disukseskan.
Selain itu, sekolah harus memperhatikan sarana dan prasarana dalam rangka
menerapkan protokol kesehatan. Dalam pelaksanaan PTM terbatas, pendidik menekankan
untuk pembelajaran yang menyenangkan dan membangkitkan motivasi peserta didik setelah
sekian lama pembelajaran daring. Pembelajaran PTM terbatas juga sangat dipengaruhi oleh
peran serta orang tua siswa terutama pemberian ijin pelaksanaan PTM terbatas. Komunikasi
orang tua dengan sekolah sangat menunjang keberhasilan pelaksanaan PTM terbatas.
Dalam rangka pemantauan pelaksanaan protokol kesehatan di sekolah, setiap sekolah
disarankan membentuk satuan tugas covid-19. Kemudian sekolah membuat SOP berkaitan
pelaksanaan protokol kesehatan di sekolah dengan menerapkan 6M (memakai masker,
mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas dan menghindari
makan bersama).
Pada pelaksanaan PTM teerbatas, layanan pembelajaran jarak jauh juga disediakan
agar orang tua/wali dapat memilih anaknya untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka
terbatas atau tetap melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Bagi satuan pendidikan di daerah
yang sudah maupun dalam proses melakukan PTM terbatas walaupun pendidik dan tenaga
kependidikannya belum divaksinasi tetap diperbolehkan selama mengikuti protokol kesehatan.
Masing-masing instansi diupayakan untuk vaksinasi minimal 70%, karena 70 % akan
melindungi 30%. Dan dalam waktu dekat ini, pemerintah sedang mengupayakan mempercepat
pelaksanaan vaksinasi untuk menuju prosentase 90% warga tervaksin.

4. Kelebihan Sistem Pendidikan di Indonesia


a. Biaya pendidikan yang terjangkau
Peserta didik di negeri ini tak perlu menghabiskan banyak biaya untuk pembayaran
fasilitas pendidikan. Negara sudah menanggung biaya tersebut.
Dana Anggaran Pendapatan Belanja dan Negara (APBN) yang dialokasikan untuk pendidikan
ialah sebanyak 20 persen. Jumlah tersebut menjadi bentuk upaya pemerintah dalam
mewujudkan visi negeri, yaitu “mencerdaskan kehidupan bangsa”.
Adapun Biaya Operasional Sekolah (BOS) yang tidak membolehkan sekolah menagih iuran
dari wali peserta didik. Jika memang dana yang diberikan pemerintah untuk sekolah masih
kurang, hanya komite sekolah yang berhak meminta kekurangan biaya pada wali siswa.
b. Sistem yang transparan
Dalam pendidikan Indonesia sekarang, sistem dijalankan secara transparan. Berkat hal
ini, wali murid dapat mengawasi proses pembelajaran dengan mudah dan jelas. Wali peserta
didik pun bisa ikut serta mengembangkan kecerdasan dan keterampilan para murid sendiri
berdasarkan proses pembelajaran di sekolah.
c. Kurikulum disusun oleh orang-orang ahli dan berpengalaman
Dahulu, kurikulum hanya disusun oleh para ahli. Namun, sejak adanya Kurikulum 2013, guru
sebagai praktisi juga bisa terlibat dalam penyusunan kurikulum. Terlebih, guru adalah orang
yang langsung terjun ke lapangan sehingga diharapkan dapat mengetahui materi-materi yang
dibutuhkan dan menggali bakat para peserta didik.

d. Pertimbangan penerimaan siswa lebih mudah


Pemerintah di masa ini sedang menggalakkan pengurangan kesenjangan antardaerah.
Tidak ada lagi istilah “daerah terpencil”. Pemerintah pusat maupun daerah akan memfasilitasi
tiap sekolah. Belum lagi, adanya sistem zonasi baru-baru ini membuat semua sekolah negeri
mempunyai kewajiban dan hak yang sama. Tak ada lagi yang dijuluki “sekolah favorit”.
Dahulu, peserta didik beramai-ramai mendaftar ke sekolah-sekolah yang dianggap
unggul di tengah masyarakat. Namun, dengan sistem zonasi yang baru beberapa tahun terakhir
diterapkan, penerimaan murid hanya mempertimbangkan daerah dan umur. Peserta didik pun
tidak diberi syarat minimal lulusan Taman Kanak-Kanak. Dengan sistem pendidikan ini pula,
seluruh peserta didik yang mendaftar bisa menuntut ilmu dekat dengan domisili merek.

5. Kekurangan Sistem Pendidikan di Indonesia


a. Penyebaran sarana pendidikan yang tidak merata
Masih banyak area terpencil yang belum terjamah oleh sarana pendidikan. Para murid
dan guru kekurangan peralatan sekolah dan tempat yang memadai. Selain itu, perpustakaan
juga masih belum menyebar ke banyak daerah.
b. Tenaga pendidik yang belum merata
Bukan jumlah guru yang menjadi masalah, tetapi penyebarannya. Kebanyakan tenaga
pengajar bekerja di daerah perkotaan. Sementara itu, daerah-daerah yang masih “tertinggal”
kekurangan jumlah guru yang berkualitas.
c. Kurikulum masih bersifat teoretis
Sejak awal, kurikulum Indonesia masih mengandalkan teori-teori saja. Ketika pelajar
menyelesaikan pendidikan, tidak ada banyak hal yang bisa mereka lakukan. Masih banyak
sekolah yang jarang mengadakan praktikum atau membekali peserta didik dengan soft
skill dan hard skill.
Sekian pembahasan seputar kelebihan dan kekurangan sistem pendidikan di
Indonesia. Keunggulan yang sudah ada sebaiknya dipertahankan atau ditingkatkan lagi. Begitu
pula dengan kekurangan dari sistem pendidikan, ada baiknya untuk diperbaiki dan segera
mencari solusi terbaik.

Anda mungkin juga menyukai