Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

TELAAH KURIKULUM SD
PERBANDINGAN NEGARA LAIN DENGAN NEGARA INDONESIA
BERDASARKAN TINJAUAN PENDIDIKAN,LANDASAN
FILOSOFI,SOSIAL BUDAYA, DAN IPTEK KURIKULUM SERTA
ORGANISASI KURIKULUMNYA

Disusun untuk memenuhi tugas ujian


tengah Semester Dosen
pengampuh:KadekHariana,M.Pd

Disusun Oleh :

Nama: Nur salsa aurelya


Nim: A40122025
Kelas: A

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
UNIVERSITAS TADULAKO
2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya dan
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah singkat tepat pada waktunya.
Adapun judul dari makalah ini adalah “Perbandingan Negara Lain Dengan
Negara Indonesia Berdasarkan Tinjauan Pendidikan,Landasan Filosofi,Sosial
Budaya, Dan Iptek Kurikulum Serta Organisasi Kurikulumnya ”.

Pada kesempatan kali ini, saya mengucapkan banyak terima kasih


kepada dosen mata kuliah Telaah kurikulum SD yang telah membimbing saya
untuk menyelesaikan makalah ini. Selain itu, saya juga ingin mengucapkan
terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu saya dalam
menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam menulis makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan dapat
membuat makalah singkat ini menjadi lebih baik serta bermanfaat bagi penulis
dan pembaca.

Palu, 11 november 2023

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB 1
PEMBAHASAN
2.1 Tujuan Pendidikan Nasional

A. Indonesia
Menurut Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional, tujuan pendidikan di Indonesia adalah untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, beretika serta memiliki warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Selain itu, menurut MPRS No.2 tahun 1960, tujuan pendidikan
di Indonesia adalah membentuk manusia yang berjiwa Pancasila. sistem pendidikan
nasional memiliki peran penting dalam memajukan suatu negara.
B.China

sistem pendidikan China meliputi pendidikan dasar (basic education),


pendidikan teknik dan kejuruan (technical and vocational education), pendidikan
tinggi (higher education), dan pendidikan orang dewasa (adult education). Selain
itu, pendidikan formal, di China juga berkembang pendidikan non formal yang
bertujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat yang pada
gilirannya diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam pengembangan
ekonomi penduduk.

C. Singapura

Tujuan pendidikan di Singapura adalah untuk mengembangkan siswa


menjadi individu yang memiliki kemampuan akademik yang kuat, keterampilan
sosial yang baik, dan karakter yang positif. Selain itu, tujuan pendidikan di
Singapura juga mencakup pengembangan keterampilan hidup yang diperlukan
untuk sukses di dunia kerja dan kehidupan sehari-hari.

D. Finlandia
Tujuan pendidikan nasional kurikulum pendidikan di negara Finlandia adalah
untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan memperoleh pencapaian yang tinggi
dalam pemerataan pendidikan (education for all) serta hasil literasi yang berada
pada pencapaian yang luar biasa. Kurikulum Nasional Finlandia (FNCC) tahun
2014 dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian umum yang berisikan pentingnya
kurikulum lokal, proses pembelajaran, dan program keprofesian guru, serta bagian
khusus yang berisikan kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa.
Sistem pendidikan di Finlandia berlandaskan pada kesetaraan, kerjasama,
tanggung jawab, dan berbudaya sehingga dapat memberikan hasil yang sangat
efektif dalam mengembangkan pendidikan yang baik. Finlandia sukses
memberikan dukungan dan fasilitas pendidikan untuk semua warganya dan
menjadi negara yang memberikan kesetaraan dalam bidang pendidikan.

2.2 Landasan Filosofis


A. Indonesia
Landasan filosofis pendidikan Indonesia terdiri dari tiga pilar yaitu
Pancasila, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika. Pancasila merupakan dasar
negara Indonesia yang menjadi landasan bagi pendidikan nasional. UUD
1945 juga menjadi landasan bagi pendidikan nasional karena di dalamnya
terdapat ketentuan mengenai hak dan kewajiban pendidikan bagi seluruh
warga negara. Bhinneka Tunggal Ika juga menjadi landasan bagi pendidikan
nasional karena mengajarkan tentang pentingnya persatuan dan
kesatuan dalam keragaman. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional Undang-Undang ini mendasari sistem
pendidikan nasional Indonesia dan memuat prinsip-prinsip dasar pendidikan
nasional, seperti hak dan kewajiban pendidikan, tujuan pendidikan nasional,
dan lain sebagainya. Landasan filosofis negara Indonesia juga dapat dilihat
dalam Lambang Negara Indonesia, yang diwakili oleh elang emas bernama
"Garuda" dan lima lambang pada tameng yang masing-masing mewakili lima
dasar falsafah negara Pancasila.
B. China
Sejarah pendidikan China dipengaruhi oleh beberapa aliran pemikiran
seperti Konfusianisme, Taoisme, dan Legalisme. Konfusianisme, misalnya,
menekankan pentingnya moralitas, etika, dan nilai-nilai tradisional dalam
pendidikan. Sementara itu, Taoisme menekankan pentingnya kesederhanaan,
kebebasan, dan keharmonisan dalam hidup. Legalisme, di sisi lain,
menekankan pentingnya hukum dan disiplin dalam pendidikan. Oleh karena
itu, dapat dikatakan bahwa landasan filosofis pendidikan China dipengaruhi
oleh berbagai aliran pemikiran yang berbeda. Filsafat pendidikan di china
telah didominasi oleh Konfusianisme sejak tahun 1949 oleh Marxisme. Pada
akhir abad ke-19, kejuruan pendidikan Tiongkok mulai mengadopsi ide-ide
demokratis dari barat. Para reformis seperti Yan Fu, Kang Youwei, dan Liang
Qichao mengkritik Imperial tradisional (konfusianisme) dan merancang
sistem pendidikan nasional berdasarkan model Barat, termasuk sekolah
industri menengah dan atas

C. Singapura

Landasan filosofis pendidikan negara Singapura adalah meritokrasi, yaitu


sistem yang menempatkan individu berdasarkan prestasi dan kemampuan
mereka. Sistem pendidikan Singapura bertujuan untuk mengembangkan
potensi individu dan memberikan kesempatan yang sama bagi semua orang
untuk mencapai kesuksesan. Selain itu, sistem pendidikan Singapura juga
menekankan pada pengembangan keterampilan dan pengetahuan yang praktis
dan relevan dengan kebutuhan dunia kerja. Tujuan ini mencakup
pengembangan keterampilan akademik, kepemimpinan, kewirausahaan, dan
keterampilan sosial.

D.Finlandia
Landasan filosofis kurikulum pendidikan di negara Finlandia adalah
mengutamakan kebebasan dalam berkarya dan berinovasi dalam kegiatan
belajar dan pembelajaran. Pembelajaran tidak monoton di dalam ruang kelas
namun dapat dilakukan dimanapun, ditempat yang bisa menjadi sumber
belajar seperti di lahan pertanian, di perpustakaan, di tepi pantai dan di
lapangan olahraga. Selain itu, sistem pendidikan di Finlandia memberikan
kebijakan lokal pada prioritas pendidikan seperti kurikulum lokal, alokasi
subsidi, ukuran kelas, rekrutmen guru, evaluasi guru dan penjaminan mutu.
Dalam pelaksanaan pendidikan, pihak sekolah di Finlandia melakukan
kerjasama dengan berbagai pihak, seperti otoritas pemerintah nasional dan
lokal, melakukan penyelenggaraan pendidikan. Konsep merdeka belajar
mengadopsi sistem pendidikan dari negara Finlandia yaitu memberikan
kebebasan guru untuk berinovasi, mandiri, aktif, kreatif, dan inovatif dalam
aktivitas pembelajaran.

2.3 Psikologi
A. Indonesia
Landasan psikologi negara di Indonesia adalah salah satu landasan
kurikulum pengembangan yang penting. Landasan ini menentukan
bagaimana suatu sistem pengajaran dapat berjalan dengan baik. Psikologi
pendidikan Indonesia adalah cabang ilmu psikologi yang mempelajari
proses belajar dan pengajaran di Indonesia. Psikologi pendidikan
Indonesia mencakup berbagai topik, seperti teori belajar, motivasi,
pengukuran dan evaluasi, pengembangan kurikulum, dan manajemen
pendidikan. Tujuan psikologi pendidikan Indonesia adalah untuk
meningkatkan efektivitas proses belajar dan pengajaran di Indonesia, serta
membantu peserta didik mencapai potensi maksimal mereka. Sistem
pendidikan nasional Indonesia harus memperhatikan perkembangan
peserta didik secara menyeluruh, termasuk aspek fisik, intelektual,
emosional, sosial, dan spiritual. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan di
Indonesia juga memperhatikan aspek psikologis peserta didik.

B. China
Sistem pendidikan China meliputi pendidikan dasar (basic
education), pendidikan teknik dan kejuruan (technical and vocational
education), pendidikan tinggi (higher education), dan pendidikan orang
dewasa (adult education). Selain itu, di China juga berkembang pendidikan
non formal yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan
masyarakat yang pada gilirannya diharapkan dapat memberikan
sumbangan dalam pengembangan ekonomi penduduk. Oleh karena itu,
dapat diasumsikan bahwa psikologi pendidikan China mungkin mencakup
berbagai aspek seperti pengembangan kognitif, sosial, dan emosional, serta
pengembangan keterampilan teknis dan kejuruan
C. Singapura
Singapura dikenal sebagai negara yang sangat fokus pada
pengembangan sumber daya manusia dan memiliki sistem pendidikan
yang sangat baik. Singapura menempatkan penekanan yang kuat pada
pengembangan keterampilan dan pengetahuan dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi, Pendekatan psikologi pendidikan di Singapura
sangat berfokus pada prestasi akademik, keseimbangan hidup siswa, dan
pengembangan karakter. Meskipun pendekatan ini telah berhasil dalam
menciptakan sistem pendidikan yang sangat baik, ada juga kesadaran
tentang pentingnya mengelola tekanan dan stres siswa demi kesejahteraan
mereka.

D.Finlandia
Landasan psikologi kurikulum pendidikan di negara Finlandia adalah
memperhatikan kebutuhan dan perkembangan anak secara holistik. Guru-
guru di Finlandia terlatih dalam pelaksanaan pembelajaran dan memiliki
profesionalisme yang tinggi dalam mengajar. Dalam pelaksanaan
pendidikan, pihak sekolah di Finlandia melakukan kerjasama dengan
berbagai pihak, seperti otoritas pemerintah nasional dan lokal, melakukan
penyelenggaraan pendidikan. Selain itu, sistem pendidikan di Finlandia
memberikan kebijakan lokal pada prioritas pendidikan seperti kurikulum
lokal, alokasi subsidi, ukuran kelas, rekrutmen guru, evaluasi guru dan
penjaminan mutu. Semakin meningkat kompetensi yang dimiliki guru
dapat membantu peningkatan mutu pendidikan.

2.4 Sosial Budaya


A. Indonesia
sosial budaya pendidikan Indonesia mencakup berbagai aspek, seperti
nilai-nilai budaya yang diterapkan dalam proses belajar-mengajar, peran
keluarga dan masyarakat dalam pendidikan, serta pengaruh lingkungan
sosial dan budaya terhadap pembentukan karakter peserta didik. Sosial
budaya pendidikan Indonesia juga mencakup isu-isu seperti kesetaraan
gender, multikulturalisme, dan inklusi pendidikan.

B. Singapura
sosial budaya pendidikan Singapura mencakup berbagai aspek,
seperti nilai-nilai budaya yang diterapkan dalam proses belajar-mengajar,
peran keluarga dan masyarakat dalam pendidikan, serta pengaruh
lingkungan sosial dan budaya terhadap pembentukan karakter peserta
didik. Singapura dikenal sebagai negara multikultural yang memiliki
kebijakan inklusi pendidikan yang kuat, sehingga semua anak memiliki
kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas.
Selain itu, Singapura juga menekankan pentingnya etika, disiplin, dan
perilaku sosial yang baik dalam proses pendidikan.

C. China
Di China juga berkembang pendidikan non formal yang bertujuan
untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat yang pada gilirannya
diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam pengembangan ekonomi
penduduk. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa sosial budaya
pendidikan China mencakup nilai-nilai tradisional, sistem pendidikan yang
terpusat, dan pengembangan pendidikan non formal untuk meningkatkan
kualitas hidup masyarakat.

D.Finlandia
Landasan sosial budaya kurikulum pendidikan di negara Finlandia
adalah memberikan perhatian yang besar pada mutu pendidikan yang
berkaitan dengan kurikulum, fasilitas, dan kualifikasi pendidikan guru.
Sistem pendidikan di Finlandia lebih menekankan "learning community"
yaitu adanya kolaborasi antara masyarakat, guru, dan siswa yang berperan
dalam proses pendidikan. Konsep learning community yang dianut
Finlandia memiliki kesamaan dengan konsep pendidikan Ki Hadjar
Dewantara "tripusat pendidikan" yang terdiri dari: pendidikan di
lingkungan keluarga, di lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
Dalam hal ini, tripusat pendidikan tidak dapat dipisahkan satu sama
lainnya sama di dalam tempurung.

2.5 Kurikulum IPTEK


A.Indonesia
kurikulum iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi) di Indonesia telah
mengalami beberapa perubahan sejak merdeka. Pada tahun 2013/2014,
Indonesia mulai menerapkan kurikulum 2013 yang menekankan pada
pengembangan keterampilan dan sikap peserta didik, termasuk keterampilan
iptek. Kurikulum 2013 juga menekankan pada pendekatan saintifik dalam
pembelajaran, yang mengintegrasikan konsep-konsep iptek dalam proses
pembelajaran. Selain itu, Indonesia juga memiliki program-program khusus
untuk mengembangkan keterampilan iptek, seperti Olimpiade Sains
Nasional dan program-program penelitian dan pengembangan
di bidang iptek.
B. Singapura
Singapura dikenal sebagai negara yang sangat fokus pada
pengembangan sumber daya manusia dan memiliki sistem pendidikan yang
sangat baik. Singapura menempatkan penekanan yang kuat pada
pengembangan keterampilan dan pengetahuan dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi, Brunei Darussalam telah menekankan
pentingnya ilmu pengetahuan, teknologi, dan pendidikan dalam upaya untuk
memajukan masyarakatnya. Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
menjadi bagian integral dari sistem pendidikan di Brunei Darussalam.
Kurikulum yang berfokus pada IPTEK mencakup berbagai tingkat
pendidikan, termasuk pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan
pendidikan tinggi.

C.China
Sistem pendidikan China meliputi pendidikan dasar (basic education),
pendidikan teknik dan kejuruan (technical and vocational education),
pendidikan tinggi (higher education), dan pendidikan orang dewasa (adult
education). Oleh karena itu, Pada tingkat pendidikan dasar di China,
kurikulum IPTEK mencakup mata pelajaran seperti Matematika, Ilmu
Pengetahuan, Teknologi Informasi, dan Teknik. Siswa mempelajari dasar-
dasar ilmu pengetahuan dan teknologi yang akan membentuk dasar bagi
pemahaman mereka di tingkat pendidikan yang lebih tinggi.

D.Finlandia
Landasan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) kurikulum
pendidikan di negara Finlandia adalah memberikan dukungan yang luar
biasa dari pemerintah dalam bentuk penyediaan fasilitas sekolah dan
kualifikasi guru yang tinggi. Sekolah dasar di Finlandia mendapatkan
dukungan fasilitas yang lengkap, seperti gedung yang besar dengan fasilitas
hall olah raga, lapangan bermain, ruangan untuk belajar musik, ruangan
kelas yang dilengkapi dengan alat-alat musik, ruang tunggu untuk anak-
anak duduk diskusi dan bereksplorasi menggunakan tablet serta notebook
mereka. Selain itu, guru-guru di Finlandia terlatih dalam pelaksanaan
pembelajaran dan memiliki profesionalisme yang tinggi dalam mengajar.
Semakin meningkat kompetensi yang dimiliki guru dapat membantu
peningkatan mutu pendidikan.

2.6 Organisasi Kurikulum


A. Indonesia
kurikulum pendidikan di Indonesia disusun oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP), dan kementerian pendidikan dan kebudayaan
yang bertanggung jawab untuk menetapkan standar kompetensi lulusan dan
merumuskan kurikulum yang sesuai dengan standar tersebut. Selain itu,
setiap satuan pendidikan juga memiliki kebebasan untuk mengembangkan
kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik di
lingkungan mereka masing-masing.

B.Singapura

sistem pendidikan di Singapura dikenal sebagai salah satu yang


terbaik di dunia dan sangat terorganisir dengan baik. Pendidikan di
Singapura diatur oleh Kementerian Pendidikan dan diawasi oleh Dewan
Pendidikan. Kurikulum pendidikan di Singapura disusun oleh
Kementerian Pendidikan dan diimplementasikan di seluruh sekolah di
negara tersebut.

C.China

Organisasi kurikulum pendidikan di China diatur oleh pemerintah


pusat dan diawasi oleh Kementerian Pendidikan Republik Rakyat China.
Pengorganisasian kurikulum di China melibatkan kurikulum pusat dan
berbasis sekolah. Kurikulum pusat dikembangkan oleh pemerintah,
sedangkan kurikulum berbasis sekolah diintegrasikan ke dalam
kurikulum organisasi.

D.Finlandia
Sistem pendidikan di Finlandia memberikan kebijakan lokal pada
prioritas pendidikan seperti kurikulum lokal, alokasi subsidi, ukuran kelas,
rekrutmen guru, evaluasi guru dan penjaminan mutu. Dalam pelaksanaan
pendidikan, pihak sekolah di Finlandia melakukan kerjasama dengan
berbagai pihak, seperti otoritas pemerintah nasional dan lokal, melakukan
penyelenggaraan pendidikan. Selain itu, sistem pendidikan di Finlandia
berlandaskan pada kesetaraan, kerjasama, tanggung jawab, dan berbudaya
sehingga dapat memberikan hasil yang sangat efektif dalam
mengembangkan pendidikan yang baik. Finlandia sukses memberikan
dukungan dan fasilitas pendidikan untuk semua warganya dan menjadi
negara yang memberikan.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan:
Perbandingan kurikulum antara Indonesia dan Singapura, terdapat beberapa
perbedaan signifikan antara kedua negara dalam hal tujuan pendidkan
nasional, landasan filosofis, psikologi, sosial budaya, kurikulum IPTEK, dan
organisasi kurikulum. Singapura memiliki sistem pendidikan yang lebih
maju dan terstruktur dengan baik, dengan fokus pada pengembangan bakat
dan kreativitas siswa serta pengembangan keterampilan teknologi informasi.
Sementara itu, Indonesia memiliki fokus pada peningkatan ketaqwaan,
kecerdasan, keterampilan, dan budi luhur siswa, serta memupuk sikap
membangun diri sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab
membangun masyarakatnya. Meskipun demikian, kedua negara memiliki
tujuan yang sama dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan
menciptakan masyarakat yang lebih baik. Perbandingan kurikulum antara
Indonesia dan China, terdapat beberapa perbedaan signifikan antara kedua
negara dalam hal tujuan pendidkan nasional, landasan filosofis, psikologi,
sosial budaya, kurikulum IPTEK, dan organisasi kurikulum. Namun ada
juga Beberapa perbedaan yang dapat ditemukan antara kurikulum China dan
Indonesia adalah bahwa kurikulum China lebih menekankan pada
pembelajaran matematika dan sains, sedangkan kurikulum Indonesia lebih
menekankan pada pembelajaran agama dan budaya. Selain itu, kurikulum
China juga lebih terstruktur dan terpadu, sedangkan kurikulum Indonesia
cenderung lebih fleksibel
Saran:
Saran yang dapat diberikan adalah perlu dilakukan analisis lebih lanjut
mengenai perbandingan kurikulum di negara Singapura, Brunei Darussalam,
dan China. Selain itu, Indonesia lebih meningkatkan kualitas pendidikan dan
mempersiapkan siswa dengan lebih baik untuk tantangan dunia modern.
Brunei Darussalam salah satu yang perlu di tingakankan adalah pendidikan
karakter. Singapura memerlukan perencanaan dan implementasi yang
cermat serta kolaborasi antara pemerintah, sekolah, pendidik, dan orang tua.
China memerlukan kolaborasi antara pemerintah, pendidik, dan komunitas
pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA

Syakhrani Wahab Abdul, Bahrianti, Dewi, Mahmudah, Rahmadina, & Elisa.


2022. SISTEM PENDIDIKAN DI NEGARA CHINA. ADIBA:
JOURNALOF EDUCATION. Vol 2 (3). 4-5. Terdapat pada
https://adisampublisher.org/index.php/adiba/article/view/161 (Di akses
pada 2 November 2023).
Toni Nasation, Nadiah Khoiri, Dara Wahyu Firmani & M. Fahrur Rozi.
2022. PERBEDAAN SISTEM KURIKULUM PENDIDIKAN ANGGOTA
ASEAN, INDONESIA DAN SINGAPURA. Jurnal pendidikan dan
konseling. Vol 4 (3). 4-10. Terdapat pada:
http://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jpdk/article/view/4971
( Di akses pada 2 November 2023).

Anda mungkin juga menyukai