Pendahuluan
Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dan tidak bisa
dipisahkan dari proses kehidupan manusia. Selama ada kehidupan manusia
selama itu pulalah pendidikan akan terus ada dan berkembang hingga
mencapai pada taraf idealnya. Eksistensi pendidikan menjadi tanggung
jawab bersama seluruh lapisan masyarakat. Pendidikan adalah usaha
bersama untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan. Tiga pilar pendidikan
mulai dari pendidikan keluarga, sekolah, dan masyarakat menjadi ujung
tombak kemajuan bangsa. Mulai dari jenjang formal, nonformal ataupun
informal dan tentunya masing-masing corak memiliki ciri khasnya tersendiri
dan masing-masing jenjangnya memerlukan keseriusan dalam penanganan
dan pengelolaanya.
Indikator majunya sebuah bangsa dilihat dari bagaimana majunya
pendidikan di negara tersebut. Dewasa ini setiap bangsa berlomba-lomba
bagaimana membangun peradaban bangsanya melalui jalur pendidikan.
Dengan pendidikan diharapkan akan lahir calon-calon birokrat, guru, sarjana
dan orang-orang ahli pada bidangnya masingmasing yang tentunya dengan
lahirnya tokoh-tokoh bagi bangsa.
Pada prinsipnya secara kelembagaan dilihat dari jalur pendidikan
yang ada di Indonesia sebagaimana yang tertuang didalam undang-undang
sistem pendidikan nasional nomor 20 tahun 2003 pasal 13 ayat 1 menyatakan
bahwa pendidikan di Indonesia terbagi menjadi tiga jalur utama, yaitu
formal, nonformal, dan informal yang satu dengan lainya saling melengkapi
dan memperkaya. Sedangkan menurut jenjangnya, Pendidikan dibagi ke
dalam empat jenjang, yaitu pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
Pendidikan nonformal merupakan sebuah aktifitas pendidikan yang
dalam pelaksanaanya diatur di luar sistem pendidikan formal baik yang
berjalan tersendiri ataupun sebagai suatu bagian yang penting dalam aktifitas
yang lebih luas ditujukan untuk melayani sasaran didik yang dikenal dan
untuk tujuan-tujuan pendidikan. Pada pelaksanaanya di lapangan,
Pendidikan non-formal paling banyak terdapat pada jenjang usia dini, serta
pendidikan dasar. Diantara beberapa contoh kelembagaan pendidikan non-
formal adalah sepertihalnya TPQ, atau Taman Pendidikan Al-Quran,
Madrasah Diniyah Takmiliyah dan PAUD TPQ atau yang biasa disebut
PAUD berbasis Al-Qur’an, yang banyak terdapat di Masjid dan surau-surau
atau mushola. Sedangkan Pendidikan informal adalah metode pendidikan
yang berasal dari keluarga dan lingkungan tertentu pada kegiatan belajar
individu yang dilaksanakan dengan sikap yang bertanggung jawab.
Pendidikan informal merupakan pendidikan yang diperoleh seserang
melalui pengalaman sehari-hari secara sadar atau tidak sadar. Maksud dari
lembaga informal ini adalah pendidikan keluarga. Keluarga merupakan
lembaga pendidikan yang pertama bagi anak-anak. Di dalam keluarga inilah
tempat meletakkan dasar-dasar kepribadian anak didik pada usia dini,
karena pada usia ini, anak lebih peka terhadap pengaruh dari pendidikan
orang tuanya atau anggota keluarga lainnya.
Geliat perubahan dalam berbagai aspek tersebut selanjutnya menjadi
tantangan yang harus dijawab oleh lembaga Pendididkan Islam sebagai
lokomotif utama perubahan di tengah-tengah kehidupan masyarakat.
Tantangan-tantangan pada sektor ekonomi dan lapangan pekerjaan tentu saja
sangat terkait dengan tingkat peran lembaga-lembaga pendidikan Islam
khususnya lembaga pendidikan Islam formal melalui desain kurikulum yang
diselenggarakannya, demikian juga dengan penguatan-penguatan nilai-nilai
moral, kultural, dan religiusitas yang idealnya menjadi ranah peran lembaga-
lembaga pendidikan Islam, informal dan non formal. Didalam masyarakat
aceh khususnya masyarakat aceh utara majelis taklim merupakan salah satu
lembaga pendidikan islam non-formal yang ada dalam masyarakat dimana
ini menjadi sebuah lembaga untuk mengedukasi masyarakat terkait hal-hal
yang berhubungan dengan agama dan social budaya didalam masyarakat itu
sendiri. Berdasarkan uraian masalah diatas penulis merumuskan
permasalahan yang akan ditulis secara focus untuk dibahas dan di analisis
lebuh lanjut guna mengkaji sejauh mana penerapan lembaga pendidikan
islam non-formal dan informal di Indonesia khususnya di Aceh.
B. Kajian Teoritis
1. Lembaga pendidikan islam non-formal
Pengertian pendidikan Islam non-formal ialah pendidikan Islam yang
setiap kegiatan terorganisasi dan sistematis, di luar sistem persekolahan yang
mapan, dilakukan secara mandiri atau merupakan bagian penting dari
kegiatan yang lebih luas, yang sengaja dilakukan untuk melayani anak-anak
tertentu di dalam mencapai tujuan belajarnya
Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati mengatakan bahwa pendidikan Islam
non-formal atau pendidikan luar sekolah adalah semua bentuk pendidikan
yang diselenggarakan dengan sengaja, tertib, dan berencana, di luar kegiatan
persekolahan. Sedangkan dari pengertian yang lain dikatakan bahwa
pendidikan Islam non-formal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan
formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.
Hasil pendidikan non-formal dapat dihargai setara dengan hasil
program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan
oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah
dengan mengacu pada standar nasional pendidikan. Pada pengertian ini ada
penambahan atau pengembangan dari pengertian sebelumnya yaitu
penyetaraan dengan pendidikan formal, sehingga sama dengan pendidikan
nasional yang dalam hal tersebut mengacu kepada Standar Nasional
Pendidikan (SNP).
Berdasarkan empat pengertian di atas dapat kami simpulkan bahwa
pendidikan Islam non-formal adalah bukanlah jenis pendidikan Islam formal
dan bukan jenis pendidikan Islam informal, namun pendidikan Islam non-
formal yang setiap kegiatan terorganisasi dan sistematis, di luar sistem
persekolahan yang mapan, dilakukan secara mandiri atau merupakan bagian
penting dari kegiatan yang lebih luas, yang sengaja dilakukan untuk
melayani anak-anak tertentu di dalam mencapai tujuan belajarnya dan terjadi
penyetaraan berstandar nasional.
a. Adapun ciri khas pendidikan Islam non-formal:
Kata jenis dalam Kamus Besar Indonesia (2005) mempunyai arti ciri
(sifat, keturunan, dan lain sebagainya) yang khusus; macam. Dengan
penjelasan tersebut, akan mengetahui jenis pendidikan Islam non formal di
Indonesia. Jenis pendidikan non formal adalah pendidikan umum,
pendidikan keagamaan, pendidikan kedinasan, pendidikan jabatan kerja, dan
pendidikan kejuruan. PP No. 27 Tahun 1990 tentang Pendidikan Pra Sekolah
yang mengatur pendidikan anak dini usia (PADU). Secara kusus, pendidikan
keagamaan menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No: 55 Tahun
2007 tentang pendidikan agama dan pendidikan keagamaan. Bab I, Pasal 1,
Ayat 2 berbunyi, pendidikan keagamaan adalah pendidikan yang
mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang
menuntut penguasaan pengetahuan tentang ajaran agama dan/atau menjadi
ahli ilmu agama dan mengamalkan ajaran agamanya. Berdasarkan dari
paparan tersebut penulis mendeskripsikan jenis pendidikan non formal
berikut ini:
1.
2. Saran
Berdasarkan kajian materi pembahasan makalah ini, penulis memberikan
beberapa saran masukan terkait manajemen lembaga pendidikan islam non-
formal dan informal, diantaranya:
1.