Anda di halaman 1dari 16

KEBIJAKAN TERHADAP PENDANAAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

Makalah

Kebijakan Pendidikan Islam

Program Studi Manajemen Pendidikan Islam

Oleh:
Muhammad Sanusi

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI LHOKSEUMAWE
TAHUN 2023 M/1444 H
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Biaya merupakan salah satu aspek penunjang serta penentu dalam suatu
proses pendidikan. Dimana hampir seluruh proses dalam penyelenggaraan pendidikan
memerlukan biaya mulai dari aktivitas inti pendidikan yaitu kegiatan belajar
mengajar sampai aktivitas pengembangan diri seperti kegiatan extra kurikuler.1

Biaya pendidikan merupakan komponen masukan instrumental (instrumental


input) yang sangat penting dalam menyiapkan SDM melalui penyelenggaraan
pendidikan sekolah.2 Kebutuhan masyarakat akan pendidikan berkualitas, seringkali
masih dihadapkan oleh kondisi internal lembaga pendidikan, seperti terbatasnya
ketersediaan guru yang bermutu, biaya pendidikan yang terbatas, sarana belajar
mengajar yang belum memadai, serta lingkungan sekolah yang kurang kondisif.
Selain itu perubahan standar keberhasilan belajar yang semakin tinggi untuk melayani
kebutuhan pasar, ternyata semakin sulit dikejar, akibat lingkungan belajar yang
kurang mendukung.3

Seiring dengan perkembangan ilmu dan tekNologi, membuat manusia


semakin mudah untuk mendapatkan informasi. Terutama berkaitan dengan dunia
pendidikan, khususnya pendidikan Islam. Masyarakat Indonesia sejak dulu sampai
saat ini ada kecenderungan untuk menuntut pendidikan Islam.4 Masyarakat sudah

1
Elihami Muhammad Fadli, M. Nasir, “REIMPLEMENTASI KEBIJAKAN TERHADAP
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH: STUDI KASUS
KABUPATEN BARRU,” Jurnal Educasi Nonformal 3, no. 2 (2022): 1–23.
2
Solehan Solehan, “Manajemen Pembiayaan Pendidikan Dalam Meningkatkan Mutu
Lembaga Pendidikan Islam,” Edumaspul: Jurnal Pendidikan 6, no. 1 (2022): 98–105,
https://doi.org/10.33487/edumaspul.v6i1.3046.
3
Yuminah Rohmatullah, “Kebijakan Tentang Pengembangan Lembaga Pendidikan Islam
Non Formal,” Mau’izhah: Jurnal Kajian Keislaman 13, no. December (2023): 94–106.
4
Bakry Aminuddin, “Kebijakan Pendidikan Sebagai Kebijakan Publik,” Jurnal MEDTEK 2,
no. 02 (2010): 4816–25.

1
lama ikut serta mencerdaskan bangsa lewat pendidikan, khususnya pendidikan Islam.
Mulai dari pesantren hingga berdirinya madrasah yang dikelola oleh pemerintah
maupun yayasan. Para tokoh agama ikut membidani lahirnya Undang-undang
Pendidikan RI No. 4 tahun 1950, yang mana sejumlah pasalnya masih berlangsung
sampai sekarang.5

Lembaga pendidikan Islam merupakan wahana untuk menunut ilmu,


utamanya ilmu tentang keislaman. Agar orang paham akan ilmu agama. Orang yang
paham akan agama adalah orang yang memiliki pemahaman, seperti bagian bumi
yang menerima air hujan lalu ia menumbuhkan padang rumput, karena ia mengetahui
dan memahami, mereka mengembangkan dan mengajarkan. 6 Risalah Islam
bukanlah merupakan risalah setempat dan terbatas, yang khusus bagi suatu generasi
atau suku bangsa sebagaimana halnya risalah-risalah sebelumnya, tetapi ia adalah
risalah yang universal yang mencakup seluruh umat manusia sampai akhirnya bumi
dan segala isinya ini diambil kembali oleh Allah Ta’ala.

Lembaga pendidikan Islam mengemban tugas penting, yakni bagaimana


mengembangkan kualitas sumber daya manusia agar umat Islam dapat berperan aktif
dan tetap survive di era globalisasi. Dalam konteks ini Indonesia sering mendapat
kritik, karena dianggap masih tertinggal dalam melakukan pengembangan kualitas
sumber daya manusianya.7 Padahal dari segi kuantitas Indonesia memiliki sumber
daya manusia melimpah yang mayoritas beragama Islam. Mengapa pengembangan
kualitas sumber daya manusia menjadi sangat penting dan begitu urgen? Hal ini tak

5
Ulfa Dj. Nurkamiden and Herson Anwar, “Konsep Manajemen Pembiayaan Pendidikan
Pada Lembaga Pendidikan Islam,” Tadbir: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam 11, no. 1 (2023): 53–
64, https://doi.org/10.30603/tjmpi.v11i1.3384.
6
Eva Febriani, Muhammad Syaifuddin, and Syafaruddin, “Kebijakan Pemerintah Tentang
Standar Pembiayaan Pendidikan Agama Islam,” Journal of Islamic Education El Madani 2, no. 2
(2023).
7
Dewi Kartika et al., “Perencanaan Keuangan Lembaga Pendidikan Islam,” Idaarah: Jurnal
Manajemen Pendidikan 7, no. 1 (2023): 134–55.

2
bisa dipungkiri mengingat abad XXI sebagai era globalisasi dikenal dengan
situasinya yang penuh dengan persaingan (hypercompetitive situation).

Pemerintah dalam hal ini memegang peranan yang esensial demi terciptanya
situasi dan kondisi penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan yang demokratis
dan berkeadilan sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 4, ayat1 Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
bahwa prinsip penyelenggaraan pendidikan, yaitu “pendidikan diselenggarakan
secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi
hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa”. 8 Kata
kunci tidak diskriminatif di sini berlaku untuk pembiayaan pendidikan, artinya bahwa
pembiayaan pendidikan haruslah tidak mendiskriminatifkan setiap warga negara yang
memiliki keinginan untuk dapat mengikuti pendidikan sebagai upaya untuk
meningkatkan potensi dirinya.

Pembiayaan pendidikan Sekolah Islam Terpadu mengacu pada Standar


Nasional Pendidikan (SNP) yang tertuang pada Peraturan Pemerintah No 19 tahun
2005 Bab IX Pasal 62 tentang Standar Pembiayaan dan Peraturan Menteri terkait
(Permen No. 69 tahun 2009). Yayasan sebagai pengelola lembaga pendidikan Islam
terpadu melakukan pengelolaan sesuai yang ditetapkan oleh Jaringan Sekolah
Islam Terpadu (JSIT) yang tertuang dalam Standar Mutu Sekolah Islam Terpadu.9
Terkait dengan pembiayaan dalam kegiatan pembelajaran maupun ekstra kurikuler
serta pengadaan sarana prasarana yayasan memiliki keterbatasan. Ada beberapa
jenis kegiatan dimana sekolah diberi kewenangan untuk mengelola keuangan atau
sumber pendapatan. Paparan di atas memberikan sedikit gambaran tentang
pentingnya efektifitas sistem manajemen pembiayaan di lembaga pendidikan Islam.
8
Nurul Hidayati Murtafiah Suci Hartati, Ismun Ali, “Gaya Kepemimpinan Dalam
Pengelolaan Pembiayaan Pada Lembaga Pendidikan Islam Swasta (Gaya Kepemimpinan Visioner),”
Jurnal Pendidikan Dan Konseling 4, no. 2 (2022): 1349–58.
9
Bella Silvia Hemi Wulandari, Suhaila Putri Siregar, “Administrasi Pembiayaan Pendidikan
Lembaga Pendidikan Islam Mis Nurul Hidayah,” Jurnal Ilmu Komputer, Ekonomi Dan Manajemen
(JIKEM) 2, no. 1 (2022): 1365–71.

3
Gambaran secara detil dan rinci dapat diberikan melalui paparan kebijakan yang
dibuat oleh pemerintah dalam lembaga pendidikan Islam.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penilisan ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana strategi pembiayaan dalam lembaga pendidikan islam?


2. Apa sajakah jenis kebijakan pembiayaan dalam lembaga pendidikan islam?
3. Apa sajakah bentuk hambatan dalam kebijakan pembiayaan lembaga pendidikan
islam?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui strategi pembiayaan dalam lembaga pendidikan islam.


2. Untuk mengetahui apa saja jenis kebijakan pembiayaan dalam pendidikan
khususnya lembaga pendidikan islam
3. Untuk mengetahui bentuk hambatan apa saja dalam kebijakan pembiayaan
lembaga pendidikan islam.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Strategi Pembiayaan Dalam Lembaga Pendidikan Islam


Pendidikan sangat erat kaitannya dengan uang karena pendidikan memerlukan
biaya (cost).10 Kaitan uang dengan pendidikan dapat dipelajari melalui tiga komponen
dan subkomponen seperti tabel berikut.
Tabel 1. Tiga Komponen dalam Mempelajari Hubungan Uang dengan Pendidikan
1. EkoNomi Pendidikan (fungsi (1) Pengembangan konsep modal
alokasi) manusia
(2) Tingkat kembalian modal investasi
(Rates of return to investment).
(3) Analisis Biaya-manfaat (Cost-benefit
Analysis)
(4) Analisis Biaya-Efektivitas (Cost-
effectiveness Analyisis)
(5) Perencanaan ketenagakerjaan
(Manpower planning).

2. Pendanaan (Financing) pendidikan (1) Peningkatan pemasukan (Revenue


(fungsi distribusi) raising).
(2) Perencanaan pengeluaran
(Expenditure planning)
(3) Pertimbangan keadilan: siswa, wajib
pajak, geografi, guru, dan program
3. Administrasi bisnis sekolah (fungsi sekolah.

10
Nurhayati Nurhayati et al., “Meningkatkan Mutu Lembaga Pendidikan Islam,” JMPIS (Jurnal
Manajemen Pendidikan Dan Ilmu Sosial) 3, no. 2 (2022): 594–601.

5
manajemen)
(1) Penganggaran (budgeting)
(2) Pembukuan (accounting)
(3) Pemeriksaan (auditing)
(Jones, 1985: 26)

Pembiayaan (costing) pendidikan menurut Levin (1987) adalah proses


pengalokasian sumber dana terbatas untuk melaksanakan pendidikan antar jalur,
jenis, maupun jenjang pendidkan; baik pusat maupun daerah; baik negeri maupun
swasta; baik input, proses, maupun output pendidikan. Pembiayaan pendidikan adalah
jumlah rupiah yang dialokasikan untuk melaksanakan pendidikan.11
Pada umumnya, kebijakan pemerintah mengenai strategi pembiayaan dalam
lembaga pendidikan Islam dapat bervariasi berdasarkan konteks, negara, dan
peraturan yang berlaku. Beberapa poin umum yang sering menjadi fokus dalam
kebijakan ini melibatkan aspek-aspek berikut:12
1. Dukungan Keuangan Pemerintah: Pemerintah dapat memberikan dukungan
keuangan langsung kepada lembaga pendidikan Islam untuk memastikan
kelancaran operasional mereka. Pemberian dana ini bisa melibatkan anggaran
khusus untuk lembaga pendidikan Islam, beasiswa, atau insentif keuangan
lainnya.
2. Pajak dan Insentif Keuangan: Pemerintah dapat memberikan insentif pajak atau
keringanan pajak kepada lembaga pendidikan Islam untuk mendorong
sumbangan dan investasi dari masyarakat atau sektor swasta.

11
Pupu Saeful Rahmat Nurhayati, “KEBIJAKAN DAN IMPLEMENTASI MANAJEMEN
PEMBIAYAAN DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI SEKOLAH,” Journal of
Economics and Business UBS 12, no. July (2023): 1–23.
12
Yenni Yunita, Abu Bakar, and Nazir Karim, “Kebijakan Pembiayaan Pendidikan Pada
Lembaga Pendidikan Islam Di Sudan,” Al-Mutharahah: Jurnal Penelitian Dan Kajian Sosial
Keagamaan 19, no. 1 (2022): 64–76, https://doi.org/10.46781/al-mutharahah.v19i1.426.

6
3. Kemitraan dengan Sektor Swasta: Pemerintah dapat mendorong lembaga
pendidikan Islam untuk menjalin kemitraan dengan sektor swasta guna
mendukung pembiayaan. Hal ini bisa mencakup perusahaan-perusahaan yang
bersedia memberikan sumbangan atau bantuan keuangan.
4. Zakat dan Infak: Mendorong pengelolaan dana zakat dan infak secara efisien
untuk mendukung operasional dan pengembangan lembaga pendidikan Islam.
5. Pengembangan Sumber Daya Manusia: Investasi dalam pelatihan dan
pengembangan sumber daya manusia di lembaga pendidikan Islam untuk
meningkatkan kualitas pendidikan. Ini mungkin melibatkan program beasiswa
bagi guru dan staf, serta insentif untuk meningkatkan kualifikasi.
6. Pengembangan Dana Endowment: Mendorong pendirian dana endowment atau
dana amil zakat untuk memastikan kelangsungan keuangan jangka panjang
lembaga pendidikan Islam.
7. Pengawasan dan Transparansi: Menerapkan mekanisme pengawasan dan
transparansi dalam pengelolaan dana untuk memastikan akuntabilitas dan
penggunaan dana yang efisien.

Pentingnya keberlanjutan keuangan dalam lembaga pendidikan Islam dapat


memotivasi pemerintah untuk merancang kebijakan yang mendukung pembiayaan
yang berkelanjutan dan berkualitas. Selain itu, melibatkan komunitas dan sektor
swasta juga dapat menjadi langkah penting dalam memastikan keberlanjutan
pendidikan Islam.13

Pembiayaan pendidikan merupakan salah satu fungsi manajemen ekonomi


pendidikan dan fungsi manajemen seperti pendapat Gullick & Urwick. American
Association of School Administration, Pembiayaan pendidikan berkaitan dengan
politik pendidikan, program pembiayaan pemerintah, dan manajemen keuangan

13
Jayadi and Asep Supena, “Implementasi Pendidikan Inklusi Di SDN K1 Kabupaten
Karawang,” AKSARA: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal 09, no. 1 (2023): 725–36.

7
sekolah. Dalam pembiayaan pendidikan tidak ada pendekatan tunggal yang terbaik
untuk pembiayaan semua sekolah karena kondisi tiap sekolah berbeda-beda.14

B. Dasar Kebijakan Pembiayaan Dalam Lembaga Pendidikan Islam.


1. Jenis-jenis pembiayaan pendidikan
a. Biaya investasi
b. Biaya operasi
c. Biaya personal
2. Model pembiayaan pendidikan di Indonesia

Model pembiayaan pendidikan yang terbaik bagi negara Indonesia (bagi


sekolah) adalah gabungan dari model Power Equalizing dan model Foundation Plan
karena model Power Equalizing dibebankan kepada distrik-distrik yang sangat kaya
untuk membayarkan sebagian pajak sekolah yang mereka pungut kembali ke kantong
Negara.15

3. Dasar Hukum

Dasar hukum yang erat hubungannya dengan dengan pembiayaan pendidikan


antara lain yaitu:16

1. UUD 1945
2. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
3. PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
4. PP No. 48 tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan.
5. Permendiknas No 69 tahun 2009 tentang Standar Biaya Operasi Nonpersonalia.

14
M.A Dr. Pahrudin HM, Anatomi Kebijakan Publik: Sejarah, Konsepsi, Analisis, Dan
Inovasi Kebijakan, 1st ed. (Jakarta: Gramedia, 2023).
15
La Mahiddin, Kebijakan Pendidikan Islam Di Indonesia (Analisis Kebijakan Pendidikan
Islam Dalam UU Sisdiknas NO. 20 Tahun 2003 Serta Implikasinya Terhadap Kemajuan Pendidikan
Agama Islam Di Indonesia), Ambarsa : Jurnal Pendidikan Islam, vol. 1, 2021,
https://doi.org/10.59106/abs.v1i2.36.
16
Eman Sulaeman and Anis Fauzi, “PERUMUSAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN
FORMULATION OF EDUCATION POLICY” 1 (2023): 684–92.

8
6. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (PP SNP) Pasal 62 disebutkan:
1. Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya
personal.
2. Biaya investasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1)
meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumberdaya
manusia, dan modal kerja tetap.
3. Biaya personal sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) meliputi biaya
pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti
proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan.
4. Biaya operasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1)
meliputi:
a) Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang
melekat pada gaji.
b) Bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan
c) Biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa
telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur,
transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain sebagainya.
5. Standar biaya operasi satuan pendidikan ditetapkan dengan Peraturan
Menteri berdasarkan usulan BSNP.Peraturan lainnya yang erat
kaitannya dengan pembiayaan pendidikan adalah:
1) PP No. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Pendidikan
2) Permendikbud Nomor 60 Tahun 2011 tentang Larangan Pungutan
Biaya Pendidikan pada Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah
Pertama, dan
3) Permendikbud Nomor 161 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Penggunaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Dana Bantuan
Operasional Sekolah Tahun 2015.
6. Peraturan Menteri Agama Republic Indonesia No 90 tahun 2013

9
7. Peraturan Menteri Agama Republic Indonesia No 66 tahun 2016 (perubahan
kedua dari PMA No 90 tahun 2013)
8. Peraturan Menteri Agama Republic Indonesia No. 4 tahun 2022
9. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 18
Tahun 2023 Tentang Standar Pembiayaan Pada Pendidikan Anak Usia Dini,
Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah.

C. Bentuk Hambatan Dalam Kebijakan Pembiayaan Lembaga Pendidikan


Islam

Adapun bentuk hambatan secara umum dalam sebuah kebijakan yang


mempengaruhi pembiayaan dalam lembaga pendidikan islam meliput: 1). Sumber
dana pendidikan yang terbatas. 2). Tidak meratanya dana pendidikan yang diterima
dari pemerintah. 3). Kurang transparannya pembiayaan pendidikan di sekolah-
sekolah. 4). Pembiayaan yang tidak dikelola dengan baik yang bisa disebabkan
karena kurang berkompetennya pengelola dana di sekolah.17

Kebijakan pembiayaan lembaga pendidikan Islam dapat menghadapi berbagai


bentuk hambatan yang berasal dari faktor internal maupun eksternal. Berikut adalah
beberapa bentuk hambatan umum yang mungkin dihadapi:18

1. Keterbatasan Sumber Daya Finansial:


a. Kurangnya Dana: Lembaga pendidikan Islam mungkin mengalami kesulitan
dalam mendapatkan dana yang cukup untuk operasional dan pengembangan.

17
Nur Kholis, “PARADIGMA PENDIDIKAN ISLAM DALAM UNDANG-UNDANG
SISDIKNAS 2003” II, no. 1 (2014): 71–85.
18
Dr. Pahrudin HM, Anatomi Kebijakan Publik: Sejarah, Konsepsi, Analisis, Dan Inovasi
Kebijakan; Khotibul Umam and UIN, “PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM DI PERGURUAN TINGGI ISLAM SINKRONISASI DENGAN KEBIJAKAN KERANGKA
KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA (KKNI),” Edukasi Islami; Jurnal Pendidikan Islam. 10,
no. Februari (2021): 1–23, https://doi.org/10.30868/ei.v10i01.1467.

10
b. Ketergantungan pada Donatur: Jika lembaga terlalu bergantung pada donatur
atau lembaga amil zakat, fluktuasi dalam sumbangan dapat mempengaruhi
kestabilan keuangan.
2. Ketidakpastian Hukum dan Regulasi:
a. Ketidakjelasan Regulasi: Adanya ketidakjelasan atau perubahan dalam
regulasi pendidikan dan keuangan bisa menjadi hambatan. Hal ini dapat
mencakup peraturan tentang status lembaga, penerimaan dana, atau pajak.
3. Manajemen Keuangan yang Tidak Efektif:
a. Kurangnya Keterampilan Manajerial: Kesulitan dalam manajemen keuangan
dan administrasi dapat menghambat lembaga pendidikan Islam. Keterampilan
yang kurang dalam pengelolaan keuangan dapat mengarah pada pemborosan
dan ketidakefisienan.
4. Tingkat Biaya yang Tinggi:
a. Biaya Infrastruktur dan Fasilitas: Pembangunan dan pemeliharaan
infrastruktur, serta penyediaan fasilitas yang memadai, bisa menjadi beban
finansial yang signifikan.
b. Biaya Tenaga Pendidik dan Karyawan: Pembiayaan gaji tenaga pendidik dan
karyawan juga dapat menjadi beban besar.
5. Perubahan Demografi dan Pergeseran Preferensi:
a. Penurunan Jumlah Siswa: Jika terjadi penurunan jumlah siswa karena
pergeseran preferensi masyarakat atau faktor demografis, lembaga pendidikan
Islam dapat mengalami penurunan pendapatan.
6. Tingginya Tingkat Inflasi:
a. Pengaruh Inflasi Terhadap Biaya Operasional: Jika tingkat inflasi tinggi, biaya
operasional dan pengeluaran lembaga pendidikan Islam dapat meningkat,
sementara dana yang diterima mungkin tidak sebanding.
7. Penerimaan Masyarakat:

11
a. Stigma atau Ketidaksetujuan: Adanya stigma atau ketidaksetujuan dari
masyarakat terhadap lembaga pendidikan Islam dapat mempengaruhi
dukungan finansial dan penerimaan siswa.
8. Tantangan Teknologi:
a. Ketertinggalan Teknologi: Keterbatasan akses dan penggunaan teknologi
dalam proses pembelajaran dan administrasi dapat menjadi hambatan.

Untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut, lembaga pendidikan Islam


perlu memiliki strategi manajemen yang efektif, diversifikasi sumber pendanaan,
meningkatkan transparansi keuangan, beradaptasi dengan perubahan regulasi, dan
berfokus pada peningkatan kualitas pendidikan untuk mempertahankan dan
meningkatkan dukungan masyarakat.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dalam tulisan ini adalah sebagai berikut:

1. Ada 7 strategi pembiayaan lembaga pendidikan islam yaitu: Dukungan Keuangan


Pemerintah, Pajak dan Insentif Keuangan, Kemitraan dengan Sektor Swasta,
Zakat dan Infak, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Pengembangan Dana
Endowment, dan Pengawasan dan Transparansi.
2. Dasar Kebijakan Pembiayaan Dalam Lembaga Pendidikan Islam meliputi: UUD
1945, UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan PP No.
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan serta KMA.
3. Adapun bentuk hambatan secara umum dalam sebuah kebijakan yang
mempengaruhi pembiayaan dalam lembaga pendidikan islam meliput: 1).
Sumber dana pendidikan yang terbatas. 2). Tidak meratanya dana pendidikan
yang diterima dari pemerintah. 3). Kurang transparannya pembiayaan pendidikan
di sekolah-sekolah. 4). Pembiayaan yang tidak dikelola dengan baik yang bisa
disebabkan karena kurang berkompetennya pengelola dana di sekolah.

B. Saran
Adapun saran penulis setiap kebijakan pastilah ad sebuah proses yang dilalui
untuk mencapai sebuah tujuan dengan harapan sebuah kebijakan melahirkan
kesejahteraan yang adil bagi rakyat Indonesia khususnya didalam dunia pendidikan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Bakry Aminuddin. “Kebijakan Pendidikan Sebagai Kebijakan Publik.” Jurnal


MEDTEK 2, no. 02 (2010): 4816–25.
Dr. Pahrudin HM, M.A. Anatomi Kebijakan Publik: Sejarah, Konsepsi, Analisis, Dan
Inovasi Kebijakan. 1st ed. Jakarta: Gramedia, 2023.
Febriani, Eva, Muhammad Syaifuddin, and Syafaruddin. “Kebijakan Pemerintah
Tentang Standar Pembiayaan Pendidikan Agama Islam.” Journal of Islamic
Education El Madani 2, no. 2 (2023).
Hemi Wulandari, Suhaila Putri Siregar, Bella Silvia. “Administrasi Pembiayaan
Pendidikan Lembaga Pendidikan Islam Mis Nurul Hidayah.” Jurnal Ilmu
Komputer, Ekonomi Dan Manajemen (JIKEM) 2, no. 1 (2022): 1365–71.
Jayadi, and Asep Supena. “Implementasi Pendidikan Inklusi Di SDN K1 Kabupaten
Karawang.” AKSARA: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal 09, no. 1 (2023):
725–36.
Kartika, Dewi, Endin Mujahidin, Hasbi Indra, Indupurnahayu Indupurnahayu, and
Nesia Andriana. “Perencanaan Keuangan Lembaga Pendidikan Islam.” Idaarah:
Jurnal Manajemen Pendidikan 7, no. 1 (2023): 134–55.
Kholis, Nur. “PARADIGMA PENDIDIKAN ISLAM DALAM UNDANG-
UNDANG SISDIKNAS 2003” II, no. 1 (2014): 71–85.
Khotibul Umam, and UIN. “PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM DI PERGURUAN TINGGI ISLAM SINKRONISASI
DENGAN KEBIJAKAN KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL
INDONESIA (KKNI).” Edukasi Islami; Jurnal Pendidikan Islam. 10, no.
Februari (2021): 1–23. https://doi.org/10.30868/ei.v10i01.1467.
Mahiddin, La. Kebijakan Pendidikan Islam Di Indonesia (Analisis Kebijakan
Pendidikan Islam Dalam UU Sisdiknas NO. 20 Tahun 2003 Serta Implikasinya
Terhadap Kemajuan Pendidikan Agama Islam Di Indonesia). Ambarsa : Jurnal
Pendidikan Islam. Vol. 1, 2021. https://doi.org/10.59106/abs.v1i2.36.
Muhammad Fadli, M. Nasir, Elihami. “REIMPLEMENTASI KEBIJAKAN
TERHADAP PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN MADRASAH
DINIYAH TAKMILIYAH: STUDI KASUS KABUPATEN BARRU.” Jurnal
Educasi Nonformal 3, no. 2 (2022): 1–23.
Nurhayati, Nurhayati, M Nasir, Abdul Mukti, A Safri, and Lias Hasibuan.
“Meningkatkan Mutu Lembaga Pendidikan Islam.” JMPIS (Jurnal Manajemen

14
Pendidikan Dan Ilmu Sosial) 3, no. 2 (2022): 594–601.
Nurhayati, Pupu Saeful Rahmat. “KEBIJAKAN DAN IMPLEMENTASI
MANAJEMEN PEMBIAYAAN DALAM MENINGKATKAN MUTU
PENDIDIKAN DI SEKOLAH.” Journal of Economics and Business UBS 12,
no. July (2023): 1–23.
Nurkamiden, Ulfa Dj., and Herson Anwar. “Konsep Manajemen Pembiayaan
Pendidikan Pada Lembaga Pendidikan Islam.” Tadbir: Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam 11, no. 1 (2023): 53–64.
https://doi.org/10.30603/tjmpi.v11i1.3384.
Rohmatullah, Yuminah. “Kebijakan Tentang Pengembangan Lembaga Pendidikan
Islam Non Formal.” Mau’izhah: Jurnal Kajian Keislaman 13, no. December
(2023): 94–106.
Solehan, Solehan. “Manajemen Pembiayaan Pendidikan Dalam Meningkatkan Mutu
Lembaga Pendidikan Islam.” Edumaspul: Jurnal Pendidikan 6, no. 1 (2022):
98–105. https://doi.org/10.33487/edumaspul.v6i1.3046.
Suci Hartati, Ismun Ali, Nurul Hidayati Murtafiah. “Gaya Kepemimpinan Dalam
Pengelolaan Pembiayaan Pada Lembaga Pendidikan Islam Swasta (Gaya
Kepemimpinan Visioner).” Jurnal Pendidikan Dan Konseling 4, no. 2 (2022):
1349–58.
Sulaeman, Eman, and Anis Fauzi. “PERUMUSAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN
FORMULATION OF EDUCATION POLICY” 1 (2023): 684–92.
Yunita, Yenni, Abu Bakar, and Nazir Karim. “Kebijakan Pembiayaan Pendidikan
Pada Lembaga Pendidikan Islam Di Sudan.” Al-Mutharahah: Jurnal Penelitian
Dan Kajian Sosial Keagamaan 19, no. 1 (2022): 64–76.
https://doi.org/10.46781/al-mutharahah.v19i1.426.

15

Anda mungkin juga menyukai