Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“KONSEP DAN PENERAPAN BERBAGAI ALOKASI PEMBIAYAAN


PENDIDIKAN”

Dosen Pengampu:

Arip Amin, M.Pd.

Disusun Guna Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Manajemen Pembiayaan Pendidikan
Pada Program Studi Manajemen Pendidikan Islam

Oleh:

SALSABILA NUR FAUZI - 2021.5.7.1.00179


KHOLILUL FADLI - 2021.5.7.1.00160
KHAMDAN - 2021.5.7.1.00159

UNIVERSITAS ISLAM
BUNGA BANGSA CIREBON
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

0
Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat ilahi rabbi Allah SWT
Tuhan yang maha kasih yang telah memberikan karunia dan hidayahnya sehingga
makalah ini dapat diselesaikan. sholawat dan salam semoga terlimpah kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW, para keluarga, para sahabat, dan para umat
yang mengikuti jejak perjuangannya semoga kelak diberi syafaatnya amiin.

Amma ba’du: penulisan makalah ini disusun guna memenuhi tugas Mata
Kuliah Manajemen Pembiayaan Pendidikan pada Program Studi Manajemen
Pendidikan Islam (MPI) di Universitas Islam Bunga Bangsa Cirebon Jawa Barat
dengan judul, “Konsep dan Penerapan Berbagai Alokasi Pembiayaan Pendidikan”.

Penulis berterimakasih kepada Bapak Dosen Arip Amin, M.Pd. Pengampu


Mata Kuliah Teori Prilaku dan Budaya Organisasi yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Penulis
haturkan terimakasih juga kepada Bapak Rektor, Ketua Program Studi dan para
Dosen yang telah memberikan kesempatan penulis selama ini.

Cirebon, 2023

Penulis,

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................2
BAB I...........................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................3
A. Latar Belakang................................................................................................3
B. Rumusan Masalah..........................................................................................3
BAB II.........................................................................................................................4
KAJIAN PUSTAKA..................................................................................................4
A. Pengertian Manajemen Pembiayaan Pendidikan........................................4
BAB III........................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................5
A. Konsep Alokasi Pembiayan Pendidikan.......................................................5
B. Penerapan berbagai Alokasi Pembiayaan Pendidikan...............................7
BAB IV........................................................................................................................9
PENUTUP...................................................................................................................9
A. KESIMPULAN...............................................................................................9
B. SARAN.............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................10

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah salah satu hal penting yang dapat memberikan
dampak positif bagi individu dan masyarakat. Oleh karena itu, pembiayaan
pendidikan merupakan hal yang penting untuk diperhatikan guna memastikan
bahwa semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses
pendidikan yang berkualitas. Terdapat berbagai alokasi pembiayaan pendidikan
yang dapat diterapkan, seperti pembiayaan dari pemerintah, swasta, dan
masyarakat. Pembiayaan dari pemerintah dapat berasal dari APBN (Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara) atau APBD (Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah). Pembiayaan ini dapat digunakan untuk membantu biaya
operasional sekolah, pembelian buku dan alat tulis, serta untuk membiayai
program-program sekolah.

Selain itu, pembiayaan dari swasta juga dapat diterapkan, seperti


beasiswa dari perusahaan atau yayasan. Pembiayaan ini biasanya diberikan
kepada individu yang memiliki prestasi akademik yang baik atau membutuhkan
bantuan finansial untuk mengakses pendidikan. Masyarakat juga dapat
memberikan pembiayaan pendidikan melalui donasi atau sumbangan, baik
secara individu maupun kelompok. Pembiayaan ini dapat digunakan untuk
membiayai program-program pendidikan di daerah tertentu yang membutuhkan
bantuan finansial. Namun, alokasi pembiayaan pendidikan harus diterapkan
dengan baik dan tepat sasaran. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat
program-program pendidikan yang efektif dan berkesinambungan, serta
melakukan evaluasi secara terus-menerus guna memastikan bahwa pembiayaan
yang diberikan dapat memberikan dampak positif bagi peserta didik dan
masyarakat secara keseluruhan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja Konsep dan Penerapan Alokasi Pembiayaan Pendididkan.
2. Bagaimana Konsep dan Penerapan Alokasi Pembiayaan Pendididkan.

3
4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Alokasi dan Penerepan Pembiayan Pendidikan


UUD Negara Republik Indonesia 1945 (Amandemen IV) menyatakan
bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan, setiap warga negara
wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya,
pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan
nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, negara memprioritaskan
anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan
pendidikan nasional; pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan
teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa
untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia. Secara khusus
disebutkan bahwa dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan
kedinasan dialokasikan minimal 20% dari APBN pada sektor pendidikan dan
minimal 20% dari APBD. Gaji guru dan dosen yang diangkat oleh
Pemerintah dialokasikan dalam APBN dan APBD.1

Untuk dapat tercapai tujuan pendidikan yang optimal, salah satu hal
paling penting, yaitu mengelola biaya dengan baik sesuai dengan kebutuhan
dana yang diperlukan. Administrasi pembiayaan minimal mencakup
perencanaan,pe laksanaan, dan pengawasan. Penyalur an anggaran perlu
dilakukan secara strategis dan integratif antara pemangku kepentingan
(Stakeholder) untuk mewujudkan kondisi ini, perlu dibangun rasa saling
percaya, baik internal Pemerintah maupun antara Pemerintah dengan
masyarakat dan masyarakat dengan masyarakat itu sendiri dapat
ditumbuhkan. Keterbukaan, partisipasi, dan akuntabilitas dalam
penyelenggaraan pendidikan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan

1
Rida Fironika, K. (2011). Pembiayaan Pendidikan Di Indonesia. Jurnal Ilmiah Pendidikan
Dasar, 26(1), 43-63.

5
pengawasan menjadi kata-kata kunci untuk mewujudkan efektivitas
pembiayaan pendidikan. Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi,
biaya operasi, dan biaya personal (Sulistyoningrum, 2010). Biaya investasi
satuan pendidikan sebagaimana dimaksud di atas meliputi biaya penyediaan
sarana dan prasarana, pengembangan sumber daya manusia, dan modal kerja
tetap. Lebih lanjut, biaya personal meliputi biaya Pendidikan yang harus
dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran
secara teratur dan berkelanjutan. Biaya operasi satuan pendidikan
sebagaimana dimaksud meliputi: a) Gaji pendidik dan tenaga kependidikan
serta segala tunjangan yang melekat pada gaji; b) Bahan atau peralatan
pendidikan habis pakai; dan c) Biaya operasi pendidikan tak langsung berupa
daya, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang
lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain sebagainya
(Sulistyoningrum, 2010).

Ferdi W P2 Mengungkapkan Pada Peraturan Pemerintah No.19 Tahun


2005 tentang Standar Nasional Pendidikan terdapat kerancuan antara Bab I
Pasal 1 Ayat (10) dan Bab IX Pasal 62 Ayat (1) s/d (5) tentang ruang lingkup
standar pembiayaan. Ketentuan Umum tentang Standar Pembiayaan pada
Pasal 1 Biaya operasional pendidikan tak langsung berupa daya, air,
jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur,
transportasi, konsumsi, dan lain sebagainya tampak lebih sempit dari Pasal
62 yaitu standar pembiayaan pada Pasal 1 adalah mencakup standar yang
mengatur komponen dan besarnya “biaya operasi” satuan pendidikan yang
berlaku selama satu tahun.

Pada Pasal 62 mencakup “biaya investasi, biaya operasi dan biaya


personal”. Pada Bab IX: Standar Pembiayaan, Pasal 62 disebutkan bahwa:

(1) Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi,


dan biaya personal.

2
Ferdi, W. P. (2013). Pembiayaan pendidikan: Suatu kajian teoritis. Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan, 19(4), 565-578.

6
(2) Biaya investasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada
Ayat (1) meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana,
pengembangan sumberdaya manusia, dan modal kerja tetap.
(3) Biaya personal sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) meliputi
biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk
bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan
berkelanjutan.
(4) Biaya operasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada
Ayat (1) meliputi:
a. Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan
yang melekat pada gaji.
b. Bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan
c. Biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa
telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang
lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain
sebagainya.
(5) Standar biaya operasi satuan pendidikan ditetapkan dengan
Peraturan Menteri berdasarkan usulan BSNP.

B. Penerapan berbagai Alokasi Pembiayaan Pendidikan

Anggaran biaya pendidikan terdiri dari dua sisi yang berkaitan satu
sama lain, yaitu sisi anggaran penerimaan dan anggaran pengeluaran untuk
mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Masih dalam buku yang sama menurut
(Nanang Fattah, 2006:23)3 Anggaran penerimaan adalah Pendapatan yang
diperoleh setiap tahun oleh sekolah dari berbagai sumber resmi dan diterima
secara teratur. Untuk sekolah dasar negeri, umumnya memiliki sumber
sumber anggaran penerimaan, yang terdiri dari pemerintah pusat, pemerintah
daerah, masyarakat sekitar, orangtua murid, dan sumber lain. Sedangkan
anggaran dasar pengeluaran adalah jumlah uang yang dibelanjakan setiap
tahun untuk kepentingan pelaksanaan pendidikan di sekolah.

3
Fattah. 2006. Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan.Rosda. Bandung

7
Belanja sekolah sangat ditentukan oleh komponen-komponen yang
jumlah dan proporsinya bervariasi di antara sekolah yang satu dan daerah
yang lain. Serta dari waktu ke waktu. Berdasarkan pendekatan unsur biaya
(ingredient approach), Alokasi sekolah dapat dikategorikan kedalam
beberapa item pengeluaran yaitu:
1. Pengeluaran untuk pelaksanaan pelajaran
2. Pengeluaran untuk tata usaha sekolah
3. Pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah
4. Kesejahteraan pegawai
5. Administrasi Pembinaan teknis education dan
6. Pendataan

Perhitungan biaya dalam pendidikan akan ditentukan oleh unsur-


unsur tersebut yang didasarkan pula pada perhitungan biaya nyata (the real
cost) sesuai dengan kegiatan menurut jenis dan volumenya. Dalam konsep
pembiayaan pendidikan dasar ada dua hal penting yang perlu dikaji atau
dianalisis yaitu biaya pendidikan secara keseluruhan (total cost) dan biaya
satuan per siswa (unit cost). Biaya satuan di tingkat sekolah merupakan
aggregate biaya pendidikan tingkat sekolah, baik yang bersumber dari
pemerintah, orang tua, dan masyarakat yang dikeluarkan untuk
penyelenggaraan pendidikan dalam satu tahun.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam kesimpulannya, alokasi pembiayaan pendidikan merupakan


hal yang sangat penting dalam meningkatkan akses, kualitas, dan kesetaraan
pendidikan bagi semua siswa. Dan mengacu pada Landasan Undang-undang
mengenai Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi,
dan biaya personal. Biaya investasi satuan pendidikan sebagaimana
dimaksud pada Ayat (1) meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana,
pengembangan sumberdaya manusia, dan modal kerja tetap. Biaya personal
sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) meliputi biaya pendidikan yang harus
dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran
secara teratur dan berkelanjutan. Biaya operasi satuan pendidikan
sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) meliputi:

a. Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang


melekat pada gaji.
b. Bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan
c. Biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa
telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur,
transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain sebagainya.

Standar biaya operasi satuan pendidikan ditetapkan dengan Peraturan


Menteri berdasarkan usulan BSNP.

9
DAFTAR PUSTAKA

Sulistyoningrum, Nining. (2010). Dikutip Ferdi, W. P. (2013). Pembiayaan


pendidikan: Suatu kajian teoritis. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 19 (4), 565-
578.
Rida Fironika, K. (2011). Pembiayaan Pendidikan Di Indonesia. Jurnal
Ilmiah Pendidikan Dasar, 26(1), 43-63.
Ferdi, W. P. (2013). Pembiayaan pendidikan: Suatu kajian teoritis. Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan, 19(4), 565-578.
Fattah. 2006. Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan.Rosda. Bandung

10

Anda mungkin juga menyukai