Anda di halaman 1dari 9

INSTRUMEN

PETUNJUK:
1. Untuk kemajuan sekolah Anda, isilah instrumen ini sesuai apa adanya
2. Beri tanda silang (X) pada salah satu titik ( . ) sesuai kondisi yang sebenarnya

i. Informasi Dasar
Nama Satuan Pendididkan :
Alamat :
Hari/Tanggal :
Jumlah Hadir :
Moda :
II. Tahapan Perencanaan dalam Implementasi Kurikulum Merdeka di Satuan Pendidikan
Perancangan kurikulum operasional satuan pendidikan
 Membuat penyesuaian kecil terhadap contoh dokumen kurikulum operasional sekolah yang
disediakan oleh Pemerintah Pusat (KemendikbudRistekDikti
 Mengembangkan KOS berdasarkan contoh dokumen kurikulum yang disediakan Pusat
(Kemendikbud Ristek Dikti dengan cara memodifikasi begian pengorganisasian dan
perencanaan pembelajaran sesuai kondisi satuan pendidikan tanpa didasarkan pada refleksi
terhadap hasil analisis karakteristik satuan pendidikannya
 Mengembangkan KOS berdasarkan contoh dari Kemendikbud Ristek Dikti dengan cara
memodifikasi pengorganisasian dan perencanaan pembelajaran berdasarkan analisis dan
refleksi terhadap kondisi, sarana prasarana dan tenaga kependidikan di satuan pendidikan
dengan melibatkan perwakilan siswa, org tua atau masyarakat.
 Mengembangkan KOS yang kontekstual dan sesuai aspirasi warga satuan pendidikan serta
hasil analisis dan refleksi diri satuan pendidikan menstrukturkan pembelajaran sesuai visi,
misi dan konteks satuan pendidikan dengan melibatkan perwakilan peserta didik, orang tua
dan masyarakat.

Perancangan alur tujuan pembelajaran


 Menggunakan ATP yang disediakan oleh KemendikbudRistekDikti
 Melakukan penyesuaian terhadap ATP yang disediakan oleh Kemendikbud RistekDikti
berdasarkan kebutuhan peserta didik.
 Melakukan perombakan terhadap ATP yang disusun oleh Kemendikbudristekdikti
berdasarkan kebutuhan peserta didik
 Mengembangkan ATP secara mandiri dengan merujuk pada CP, Koordinator Kurikulum di
Satuan pendidikan memimpin Proses Pengembangan ATP sehingga pengembangan ATP
menjadi bagian dari sistem perencanaan dan evaluasi kurikulum satuan pendidikan

Perencanaan Pembelajaran dan Asessmen


 Menggunakan contoh perencanaan pembelajaran dan asessmen yang disediakan
KemendikbudRistekDikti
 Melakukan penyesuaian terhadap contoh pembelajaran dan asessmen yang disediakan
oleh KemendikbudRistekDikti berdasarkan kebutuhan peserta didik
 Melakukan perombakan terhadap contoh perencanaan pembelajaran dan asessmen yang
disediakan oleh KemendikbudRistekDikti berdasarkan kebutuhan peserta didik
 Melakukan pengembangan perencanaan pembelajaran dan asessmen berdasarkan kebutuhan
peserta didik

4. Penggunaan dan pengembangan perangkat ajar


 Menggunakan buku teks dan modul ajar sebagai sumber utama pengajaran
 Guru memilih materi dari buku teks dan modul ajar, serta bahan ajar lainnya supaya sesuai
konteks lokal dan kebutuhan peserta didik
 Guru mengkombinasikan berbagai perangkat ajar menyesuaikan dengan konteks lokal dan
kebutuhan peserta didik. Juga memodifikasi dari beberapa bagian dari modul ajar yang
disediakan Kemendikbudristekdikti untuk salah satu atau sebagian materi pelajaran
 Guru mengkombinasikan berbagai perangkat ajar menyesuaikan dengan konteks lokal dan
kebutuhan peserta didik; Mengembangkan modul ajar untuk salah satu atau sebagian materi
pelajaran serta berbagi modul yang dibuatnya kepada guru lain; Sataun pendidikan
menyelenggarakan sesi pengembangan modul ajar secara kolaboratif.

5. Perencanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila


 Menggunakan modul Projek yang disediakan oleh Kemendikbudristekdikti tanpa
penyesuaian atau dengan penyesuaian sangat sedikit.
 Membuat penyesuaian terhadap modul projek yang disediakan Kemendikbud ristekdikti
sesuai konteks lokal dan kebutuhan peserta didik
 Membuat penyesuaian terhadap modul projek yang disediakan oleh kemendikbudristekdikti
sesuai konteks lokal kebutuhan serta minat peserta didik dengan melibatkan pendapat dan
ide-ide peserta didik.
 Mengembangkan ide dan modul projek sesai konteks lokal kebutuhan serta minat peserta
didik dengan melibatkan pendapat dan ide pserta didik

6. Deskripsi singkat yang berisi rangkuman dari pernyataan no 1-5


III. Tahapan Pelaksanaan Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Merdeka di Satuan
Pendidikan
Tahapan Pelaksanaan IKM di Satuan Pendidikan
1. Implementasi projek penguatan profil pelajar Pancasila
 Menerapkan PPPP dengan jumlah yang l;ebih sedikit atau lebih banyak dari yang
dianjurkan Kemendikbudristek dikti; Proyek berorientasi pada penghasilan artifak (Produk
seperti makanan dan minuman) belum menitik beratkan pada pemahaman tentang konsep
dan atau penyelesaian masalah (Problem solving)
 Menerapkan PPPP dengan jumlah yang l;ebih sedikit atau lebih banyak dari yang
dianjurkan Kemendikbudristek dikti; Proyek di awali dengan identifikasi masalah yang
dipadu atau diarahkan lebih banyak oleh guru sehingga kegiatan proyek mulai berorientasi
pada pemahaman tentang konsep dan atau penyelesaian masalah (Problem Solving) sesuai
tema
 Menerapkan PPPP dengan jumlah yang l;ebih sedikit atau lebih banyak dari yang
dianjurkan Kemendikbudristek dikti; Proyek di awali dengan identifikasi masalah yang
dipadu atau diarahkan lebih banyak oleh guru sehingga kegiatan proyek mulai berorientasi
pada pemahaman tentang konsep dan atau penyelesaian masalah (Problem Solving) sesuai
tema
 Menerapkan PPPP dengan jumlah yang l;ebih sedikit atau lebih banyak dari yang
dianjurkan Kemendikbudristek dikti; Proyek di awali dengan identifikasi masalah yang
dilakukan lebih banyak inisiatif siswa dan difasiliasi guru dan atau mitra komunitas yang
terlibat sebagai fasilitator atau narasumber sehingga kegiatan projek sehingga kegiatan
proyek mulai berorientasi pada pemahaman tentang konsep dan atau penyelesaian
masalah (Problem Solving) sesuai tema

2. Penerapan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik


 Guru menggunakan metode pengajaran yang bervariasi namun masih didominasi seperti peran
instruktur yang mengarahkan kegiatan peserta didik sepanjang proses pembelajaran
 Guru menggunakan metode pengajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik
serta metode yang sesuai dengan tujuan pembelajaran
 Guru menggunakan metode pengajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik
serta metode yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan kebutuhan peserta didik; Peran
sebagai fasilitator lebih dominan ditunjujjan dengan memberikan lebih banyak kesempatan
pada siswa untuk belajar mandiri, bertanggung jawab atas proses belajar mereka.
 Guru membedakan metode pembelajaran sesuai dengan kebutuhan, capaian/performa dan
minat siswa; Guru lebih terampin berperan sebagai fasilitator dengan memberikan lebih
banyak kesempatan kepada peserta didik
untuk belajar mandiri, bertanggung jawab atas proses belajar mereka.

3. Keterpaduan penilaian dalam pembelajaran


 Guru melakukan asessmen pada awal pembelajaran namun tidak digunakan untuk
merancang pembelajaran ataupun untuk mengidentifikasi peserta didik yang membutuhkan
perhatiang lebih; Guru mulai melakukan asessmen beberapa kali (tidak hanya mendekati
pelaporan/rapor) namun asessmen dilakukan hanya untuk memberikan nilai kepada siswa
dan belum digunakan untuk merancang pembelajaran; Guru hanya menggunakan asessmen
yang disediakan dalam buku teks dan atau modul ajar.
 Guru melakukan asessmen formatif pada awal pembelajaran dan hasilnya digunakan untuk
mengidentifikasi peserta didik yang membutuhkan perhatian lebih ketika merancang asessmen,
guru mulai memperhatikan kesesuaian antara asessmen dengan tujuan pembelajaran
 Guru melakukan asessmen formatif pada awal pembelajaran dan hasilnya digunakan untuk
merancang pembelajaran berikutnya yang sesuai capaian
mayoritas peserta didik di kelasnya (Belum merupakan pembelajaran
terdiferensiasi); Guru melakukan asessmen untuk mendapatkan umpan balik
tentang kebutuhan belajar peserta didik dan menentukan tindak lanjut
 Guru melakukan asessmen formatif pada awal pembelajaran dan hasilnya digunakan untuk
merancang pembelajaran terdiferensiasi sesuai dengan tahap capaian peserta didik (teaching at
the right level); Guru mampu melakukan penyesuaian pembelajaran sepanjang proses
pembelajaran agar semua peserta didik mencapai tujuan pembelajaran; Satuan pendidikan
mengembangkan kebijakan yang mendorong guru untuk menggunakan hasil asessmen dalam
merancang kurikulum dan pembelajaran

4. Pembelajaran sesuai tahap belajar peserta didik (pendidikan dasar dan menengah
 Berdasarkan asessmen formatif di awal pembelajaran, guru mengajar seluruh siswa di
kelasnya sesuai dengan fase Capaian Pembelajaran mayoritas siswa di kelasnya;
 Berdasarkan asessmen formatif di awal pembelajaran, guru mengajar seluruh siswa di
kelasnya sesuai dengan fase Capaian Pembelajaran mayoritas siswa di kelasnya dan dengan
memberikan perhatian khusus terhadap sebagian siswa yang membutuhkan perlakuan
(materi dan atau metode belajar) yang berbeda
 Berdasarkan asessmen formatif di awal pembelajaran, siswa di kelas yang sama dibagi dua
kelompok menurut capaian belajaar mereka. Dengan demikian setiap siswa dapat belajar
sesuai capaian belajarnya; Sekolah menyelenggarakan program pembelajaran tambahan
untuk siswa yang belum siap untuk belajar sesuai dengan kelasnya.
 Berdasarkan asessmen formatif di awal pembelajaran, siswa di kelas yang sama dibagi dua
kelompok menurut capaian belajaar mereka. Dengan demikian setiap siswa dapat belajar
sesuai capaian belajarnya; Sekolah menyelenggarakan program pembelajaran tambahan
untuk siswa yang belum siap untuk belajar sesuai dengan kelasnya dan untuk siswa yang
membutuhkan pengayaan atau tantanga lebih.

5. Kolaborasi antar guru untuk keperluan kurikulum dan pembelajaran


 Guru belum berkolaborasi untuk keperluan pembelajaran intrakurikuler namun sudah
berkolaborasi untuk keperluan projek pengauatan profil pelajar pancasila
 Guru berkolaborasi dalam proses perencanaan pembelajaran diawal atau diakhir semester
misalnya diskusi tentang kemajuan belajar peserta didik diakhir semester,berbagi praktik baik,
berbagi info tentang perangkat ajar, dsb.,dan berkolaborasi untuk keperluan projek penguatan
pelajar pancasila.
 Guru berkolaborasi dalam proses perencanaan pembelajaran diawal semester (perencanaan)
dan dalam proses pembelajaran sepanjang semester misalnya melalui diskusi tentang
kemajuan belajar peserta didik, berbagi praktik baik, berbagi info tentang perangkat ajar,
dsb.,dan berkolaborasi untuk keperluan projek penguatan pelajar pancasila serta terlibat dalam
evaluasi kurikulum di satuan pendidikan
 Guru berkolaborasi dalam proses perencanaan pembelajaran diawal semester (perencanaan)
dan dalam proses pembelajaran sepanjang semester misalnya melalui diskusi tentang
kemajuan belajar peserta didik, berbagi praktik baik, berbagi info tentang perangkat ajar,
dsb.untuk keperluan proyek penguatan profil pelajar pancasila dan terlibat dalam
pengembangan KOS. Satuan pendidikan memiliki kebijakan dan mekanisme yang
mendorong kolaborasi guru untuk kegiatan belajar intrakurikuler dan juga projek, misalnya
melalui observasi kelas, kegiatan refleksi pembelajaran, kegiatan berbagi praktik baik dsb.
6. Kolaborasi dengan orang tua/keluarga dalam pembelajaran6. Kolaborasi dengan orang
tua/keluarga dalam pembelajaran
 Guru melalui satuan pendidikan memberikan informasi tentang kemajuan belajar peserta didik
kepada orang tua/wali pada saat penerimaan rapor dan pada saat peserta didik mengalami
masalah belajar; Komunikasi cenderung satu arah dari pihak satuan pendidikan/guru kepada
orang tua/ wali misalnya guru memberikan saran kepada orang tua/wali tentang apa yang
sebaiknya dilakukan untuk mendukung proses belajar peserta didik.
 Guru berkoordinasi dengan guru lain melalui satuan pendidikan memberikan
informasi tentang kemajuan belajar peserta didik kepada orang tua/ wali pada saat
penerimaan rapor dan secara berkala dalam proses belajar. Kominukasi
cenderung satu arah dari guru kepada orang tua/ wali misalnya guru memberikan saran kepada
orang tua/wali tentang apa yang sebaiknya dilakukan untuk mendukung proses belajar
peserta didik.
 Guru berkoordinasi dengan guru lain melalui satuan pendidikan memberikan
informasi tentang kemajuan belajar peserta didik kepada orang tua/ wali pada saat
penerimaan rapor dan secara berkala dalam proses belajar. Kominukasi
cenderung dua arah di mana satuan pendidikan (guru dan orang tua/ wali mencari
ide dan kesepakatan tentang apa yang sebaiknya dilakukan bersama untuk
mendukung proses belajar peserta didik.
 Guru berkoordinasi dengan guru lain melalui satuan pendidikan memberikan
informasi tentang kemajuan belajar peserta didik kepada orang tua/ wali pada saat
penerimaan rapor dan secar5a berkala dalam proses belajar. Ada saluran
komunikasi yang berkala untuk orang tua/ wali memberikan umpan balik terhadap kurikulum
dan pembelajaran. Oranbg tua berkesempatan untuk terlibat dalam pembelajaran, misalnya
menjadi narasumber dalam intrakurikuler dan atau projek penguatan profil pelajar pancasila.
Komunikasi melibatkan 3 pihak yaitu guru, siswa dan orang tua untuk mendiskusikan
tahapan kegiatan belajar dan tindak
lanjut yang yang perlu dilakukan untuk mendukung belajar siswa

7. Kolaborasi dengan masyarakat/komunitas/ industri


 Satuan pendidikan sudah merancang pelibatan masyarakat/ komunitas/ industri dalam proses
pembelajaran intrakurikuler maupun projek penguatan profil pelajar pancasila, namun belum
terlaksana
 Satuan pendidikan melibatkan masyarakat / komunitas/ industri hanya untuk mendukung
kegiatan yang tidak berkelanjutan atau kegiatan yang tidak berkaitan dengan pembelajaran
intrakurikuler atau proyek penguatan profil pelajar pancasila
 Satuan pendidikan melibatkan masyarakat / komunitas/ industri untuk mendukung kegiatan
pembelajaran intrakurikuler dan projek penguatan profil pelajar pancasila yang lebih panjang
jangka waktunya.
 Satuan pendidikan melibatkan masyarakat / komunitas/ industri untuk mendukung kegiatan
pembelajaran intrakurikuler dan projek penguatan profil pelajar pancasila. Komunitas industri
yang dilibatkan lebih beragam sesuai tujuan pembelajaran
intrakurikuler dan projek penguatan profil pelajar pancasila .

8. Refleksi, evaluasi dan peningkatan kualitas implementasi kurikulum


 Refleksi dan evaluasi kurikulum dan pembelajaran cenderung satu arah dari pimpinan
sekolah dan belum berbasis data
 Refleksi dan evaluasi kurikulum dan pembelajaran dilakukan sebagian guru, belum berbasis
data, melainkan penilaian masing-masing guru berdasarkan pengalaman pribadi dan/atau
pandangan rekan sejawat. Sebagian guru menyesuaikan perencanaan pembelajaran
berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi tersebut
 Refleksi dan Evaluasi Kurikulum dan pembelajaran dilakukan oleh sebagian guru. Hasil
refleksi (Pengalaman dan persepsi guru serta rekan sejawat) dilengkapi dengan data hasil
belajar peserta didik serta masukan orang tua murid/ wali. Rapor pendidikan juga mulai
digunakan sebagai data untuk refleksi dan evaluasi.
Sebagian guru menyesuaikan perencanaan pembelajaran bersdasarkan hasil refleksi dan
evaluasi tersebut.
 Refleksi dan Evaluasi implementasi kurikulum dan pembelajaran dilakukan mayoritas atau
seluruh guru Hasil refleksi ((Pengalaman dan persepsi guru serta rekan sejawat) dilengkapi
dengan data rapor pendidikan. Guru-guru dalam tim kecil (berdasarkan kelompok mata
pelajaran dalam satu fase, guru kelas dalam satu fase, dan atau berbagai mata pelajaran
dalam satu fase level) berdiskusi dan berko0laborasi untuk melakukan perencanaan
pembelajaran berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi. Satuan pendidikan telah memiliki
kebijakan mengenai refleksi dan evaluasi kurikulum (Contohnya melalui komunitas belajar,
pertemuan rutin guru, kebijakan tentang penulisan rapor dan pemberian umpan balik kepada
peserta didik)

9. Deskripsi singkat yang berisi rangkuman dari pernyataan di atas

IV. Efektivitas kepemimpinan Kepala Sekolah sebagai Pemimpin Pembelajaran di Sekolah


1. Kepala Sekolah memimpin perencanaan dan pelaksanaan proses belajar yang berpusat
pada murid
 Kepala sekolah memahami bahwa penting untuk mengembangkan kelas sebagai sistem
sosial yang mewujudkan merdeka belajar
 Kepala sekolah mengajak guru untuk mengembangkan kelas sebagai sistem sosial yang
mewujudkan merdeka belajar
 Kepala sekolah melibatkan seluruh warga sekolah untuk berpartisipasi dalam mewujudkan
lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi aktivitas murid dan guru sehingga
senantiasa terwujud merdeka belajar
 Kepala sekolah memastikan dan membangun komunikasi serta interaksi persuasif
seluruh warga sekolah dalam berpartsipasi mewujudkan lingkungan sekolah yang
kondusif, aman, nyaman bagi aktivitas murid dan guru sehingga senantiasa terwujud
merdeka belajar
 Kepala sekolah mengembangkan sistem yang memastikan masukan dan aspirasi murid
sebagai pertimbangan dalam menyusun kebijakan dan praktik belajar pada level kelas dan
sekolah dengan dukungan dari warga sekolah yang lain untuk mewujudkan lingkungan
belajar yang kondusif, aman dan nyaman bagi aktivitas murid dan guru sehingga
senantiasa terwujud merdeka belajar

2. Kepala Sekolah memimpin refleksi dan perbaikan kualitas proses belajar yang berpusat pada
murid
 Kepala sekolah memimpin pertemuan refleksi yang melibatkan guru namun belum secara
berkala
 Kepala sekolah memimpin pertemuan refleksi secara berkala yang melibatkan semua guru
untuk perbaikan kualitas proses pembelajaran
 Kepala sekolah memimpin pertemuan refleksi secara berkala yang melibatkan semua guru
berdasarkan hasil analisis data yang menghasilkan inisiatif untuk perbaikan kualitas
pembelajaran yang terukur
 Kepala sekolah memimpin pertemuan refleksi secara berkala yang melibatkan semua guru
berdasarkan hasil analisis data yang menghasilkan inisiatif kolaboratif untuk perbaikan kualitas
pembelajaran yang terukur
 Kepala sekolah mengembangkan mekanisme refleksi secara berkala yang melibatkan semua
guru berdasarkan hasil analisis data yang menghasilkan inisiatif kolaboratif untuk perbaikan
kualitas pembelajaran yang terukur

3. Kepala Sekolah memimpin upaya pengembangan lingkungan belajar yang berpusat pada
murid
 Kepala sekolah memahami bahwa penting untuk mengembangkan kelas sebagai sistem sosial
yang mewujudkan merdeka belajar
 Kepala sekolah mengajak guru untuk mengembangkan kelas sebagai sistem sosial yang
mewujudkan merdeka belajar
 Kepala sekolah melibatkan seluruh warga sekolah untuk berpartisipasi dalam mewujudkan
lingkungan sekolah yang kondusif, aman dan nyaman bagi aktivitas guru dan murid sehingga
senantiasa terwujud merdeka belajar
 Kepala sekolah memastikan dan mengembangkan komunikasi dan interaksi persuasif seluruh
warga sekolah dalam berpartisifasi mewujudkan lingkungan sekolah yang kondusif, nyaman
dan aman bagi aktivitas murid dan guru sehingga senantiasa terwujud merdeka belajar.
 Kepala sekolah mengembangkan sistem yang memastikan masukan dan aspirasi murid
sebagai pertimbangan dalam menyuisun kebijakan dan praktik belajar pada
level kelas dan sekolah dengan dukungan warga sekolah yang lain untuk
mewujudkan lingkungan belajar yang kondusif, aman dan nyaman bagi aktivitas
murid dan guru sehingga senantiasa terwujud merdeka belajar

4. Kepala Sekolah melibatkan orang tua/wali murid sebagai pendamping dan sumber belajar di
sekolah
 Kepala sekolah mulai memetakkan peran orang tua/ wali murid dan masyarakat dalam
pengembangan sekolah
 Kepala sekolah mengkomunikasikan dan meminta masukan dari orang tua/ wali murid dan
masyarakat terkait dampak hasil pengembangan sekolah pada peningkatan kualitas belajar
murid
 Kepala sekolah mengkomunikasikan dengan menggunakan berbagai strategi komunikasi yang
mendorong keterlibatan orang tua/ wali murid dan masyarakat dalam pengembangan sekolah
yang berdampak pada peningkatan kualitas belajar murid
 Kepala sekolah mengkomunikasikan hasil pengembangan sekolah serta menyediakan
kesempatan bagi orang tua/ wali murid serta masyarakat untuk mengambil peran dalam
program pengembangan sekolah yang berdampak pada
peningkatan kualitas belajar murid
 Kepala sekolah membangun mekanisme yang memfasilitasi komunikasi hasil pengembaangan
sekolah dan menyediakan kesempatan bagi orang tua/ wali murid dan masyarakat untuk
mengambil peran dalam program pengembangan sekolah yang berdampak pada peningkatan
kualitas belajar murid.

5. Kepala Sekolah berpartisipasi aktif dalam jejaring dan organisasi yang relevan dengan
kepemimpinan sekolah untuk mengembangkan karier
 Kepala sekolah memahami bahwa penting mengikuti kegiatan jejaring daan organisasii
profesi untuk pengebangan karier
 Kepala sekolah mengikuti kegiatan jejaring dan organisasi profesi untuk pengembangan karier
 Kepala sekolah secara aktif mengikuti kegiatan jejaring dan organisasi profesi untuk
mengeksplorasi keragaman pengalaman belajar yang relevan dengan kebutuhan belajar untuk
mengembangkan karier
 Kepala sekolah membuat karya dan/atau memberikan layanan yang bermakna berbagi praktik
baik pembelajaran dan mengambil beragam peran pada kegiatan jejaring dan organisasi profesi
yang relevan dengan kebutuhan belajar untuk mengembangkan karier
 Kepala sekolah, guru dan lain dalam membuat karya dan atau memberikan layanan
bermakna dalam berbagi praktik baik pembelajaran dan dalam mengaambil beragam
peraann pada kegiatan jejaring dan organisasi profesi yang relevan dengan kebutuhan
belajar untuk mengembangkan karier

6. Kepala Sekolah menunjukkan kematangan spiritual, moral, dan emosi untuk


berperilaku sesuai dengan kode etik.
 Kepala sekolah memahami pentingnya pengelolaan emosi, menggunakan prinsif moral
dan mennunjukkan keyakinan terhadapp Tuhan Yang Maha Esa dalam berperilaku kerja
yang mengacu pada kode etik
 Kepala sekolah mengelola emosi menggunakan prinsip moral dan menunjukkan keyakinan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa untuk berperilaku kerja yang mengacu pada kode etik
 Kepala sekolah mengelola emosi menggunakan prinsif moral dan menunjukkan keyakinan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa untuk mengembangkaan perilaku kerja dan pembelajaran
yang mengacu pada kode etik
 Kepala sekolah mengelola emosi menggunakan prinsip moral dan menunjukkan keyakinan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa untuk mengembangkan perilaku kerja dan pembelajaran
yang mengacu pada kode etik serta mengantisipasi pelanggaran kode etik dan menghindari
konflik kepentingan
 Kepala sekolah membantu kepemimpinan sekolah yang lain dalam mengelola emosi
menggunakan prinsip moral ddan menunjukkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
untuk mengembangkkan perilaku kerja dan pembelajaran yang mengacu pada kode etik serta
mengantisipasi terjadinya pelanggaran kode etik dan menghindari konflik kepentingan

7. Kepala sekolah mengembangkan komunitas praktisi


 Kepala sekolah belum memulai komunitas praktisi di dalam satuan pendidikaan
 Kepala sekolah memulai komunitas praktisi satuan pendidikan dengan
memperkenalkan dan membentuk komunitas praktisi
 Kepala sekolah menjadikan komunitas praktisi sebagai agenda rutin di
satuan pendidikan
 Kepala sekolah mulai bergerak menyebarluaskan pengetahuan dan praktik baik ke satuan
pendidikan lain

8. Deskripsi singkat yang berisi rangkuman dari pernyataan no 1-7


A. Sumber Daya Manusia (SDM)
Ya Tdk Data belum tersedia
Jumlah PTK tidak mencukupi
Kompetensi/kapasitas rendah
Komitmen kepala sekolah/pengawas atau guru rendah
Berhalangan tetap karena kondisi kesehatan
(misalnya, sakit akut, stroke ringan

B. Anggaran
Ya Tdk Data belum tersedia
Anggaran belum tersedia
Anggaran Kurang

C. Teknologii
Ya Tdk Data belum tersedia
Aplikasi (misal, Aplikasi kurang user friendly, aplikasi tidak
compatible pada perangkat tertentu, aplikasi
sering error atau buging dll)
Perangkat keras (Laptop/tablet/smartphone) belum mencukupi
kebutuhan
Jaringan internet tidak ada/tidak stabil
D. Kegiatan Pembelajaran
Ya Tdk Data belum tersedia
Kegiatan pembelajaran belum berjalan (misalnya dikarenakan
guru mangkir atau peserta didik tidak bisa mengikuti
pembelajaran)
Perangkat ajar tidak memadai (keterbatasan akses terhadap
buku teks, contoh modul ajar, contoh penguatan projek
profil pelajar Pancasila)
E. Dukungan Pemerintah Daerah
Ya Tdk Data belum tersedia
Anggaran tidak tersedia/tidak cukup
Kebijakan/regulasi belum sesuai dengan program
sekolah penggerak
Terjadi rotasi kepala sekolah/pengawas sekolah
Tidak ada dukungan dari pengawas
F. Dukungaan Internal Sekolah
Ya Tdk Data belum tersedia
Yayasan tidak mendukung
Guru non komite pembelajaran tidak mendukung
G. Kondisi Mendesak
Ya Tdk Data belum tersedia
Terjadi bencana alam
Pandemi COVID-19 menjadi penghambat pelaksanaan
pembelajaran (pembatasan akses,
kekhawatiran terkena wabah terutama di wilayah tanpa
internet akibat pandemi, dll)
H. Lainnya
Ya Tdk Data belum tersedia
Hambatan lainnya

Utk A s.d H jika jawabannya Ya tuliskan hambatannya apa! Dan Solusi/sarannya apa!
Dan Jawaban ini akan dikonfirmasi lebih jauh pada saat Kunjungan Sekolah

Anda mungkin juga menyukai