PENDIDIKAN (MPP)
MAKALAH
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT karena dengan segala rahmat dan
hidayahnya, penulis bisa menyelesaikan tugas Makalah Mata Kuliah Manejemen
Pembiayaan Pendidikan (MPP) dengan tema ‘Ruang Lingkup Manejemen
Pembiayaan Pendidikan (MPP)’
Secara khusus kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Nuril Qodri Mubarok,
M.Pd yang senantiasa memberikan suntikan moral dan motivasi kepada penulis. Dan
dengan sabar memberikan evaluasi, baik secara langsung maupun melalui media
sosial.
Besar harapan, makalah yang penulis buat ini tidak hanya menjadi bahan
formalitas semata, akan tetapi juga memberikan pelajaran bagi mu pembaca,
utamanya bagi penulis, dan siapa pun yang membaca makalah ini dapat mengambil
pelajaran dan manfaat.
Jika tulisan selesai dibuat, maka tampaklah kesalahannya. Penulis mohon maaf
jika banyak kekurangan, baik berupa materi maupun teknis. Masukan dan saran
senantiasa penulis tunggu, sebagai bahan koreksi dan sebagai bahan
penyempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
ii
COVER...............................................................................................................................
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................3
BAB III...........................................................................................................................15
PENUTUP......................................................................................................................15
A. Kesimpulan.........................................................................................................15
B. Saran....................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................16
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan bantuan dan kesadaran masyarakat atau orang tua murid makin tinggi,
maka hal ini akan menunjang kelestarian hidup pendidikan swasta. Bantuan ini
adalah lebih mengutamakan bantuan yang bersifat material juga bantuan moral,
perlengkapan inventaris, tenaga pendidikan dan lain-lain. Tetapi biasanya lebih
cenderung berbentuk uang. Mengapa demikian? Masalah pembiayaan atau budjeting
merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan karena mati dan hidupnya organisasi
pendidikan adalah tergantung besar kecilnya anggaran yang ada. Semua kebutuhan
baik personal maupun material akan mudah dipenuhi bila organisasi itu cukup biaya.
Demikian juga sekolah sebagai organisasi pendidikan hanya mungkin dapat hidup
apabila ada biaya (Hendyat Soetopo dan Wasty Soemanto, 1982:220-221).
Lain halnya lembaga pendidikan yang dikelola oleh pemerintah atau dalam hal
ini dikelola oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Semua kebutuhan atau
jalannya administrasi sesuai dengan peraturan yang berlaku dalam instansi tersebut.
1
Dalam konteks globalisasi dan kemajuan teknologi, tantangan dalam
penyelenggaraan pendidikan semakin kompleks. Sekolah dan lembaga pendidikan
perlu menghadapi berbagai perubahan dalam hal kurikulum, teknologi pembelajaran,
infrastruktur, dan kebutuhan tenaga pendidik yang berkualitas. Semua hal tersebut
membutuhkan sumber daya keuangan yang memadai dan pengelolaan yang baik.
Oleh karena itu, pemahaman yang baik tentang konsep, ruang lingkup, standar,
dan praktik manajemen pembiayaan pendidikan sangat penting bagi semua pihak
yang terlibat dalam dunia pendidikan, mulai dari kepala sekolah, guru, hingga pihak
terkait di tingkat kebijakan pemerintah. Dengan demikian, pembahasan mengenai
manajemen pembiayaan pendidikan menjadi relevan dan bermanfaat dalam konteks
upaya meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Manajemen Pembiayaan Pendidikan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Pengertian Manajemen Pembiayaan Pendidikan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Manajemen Pembiayaan Pendidikan
Menurut pendapat Supriyono, biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan
atau digunakan dalam memperoleh penghasilan atau revenue yang akan digunakan
sebagai pengurangan penghasilan. Henry Simamora mengemukakan pendapat bahwa
biaya adalah kas atau nilai yang setara kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa
yang diharpkan dapat memberi manfaat untuk saat ini dan masa yang akan datang
bagi organisasi (Efendi Sianturi, 2018:1).
Berdasarkan berbagai definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli yang telah
menyusun berbagai teori mengenai manajemen pembiayaan pendidikan,
sebagaimana yang telah diungkapkan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
manajemen pembiayaan pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses pengelolaan
keuangan dalam bidang pendidikan yang berhubungan dengan strategi memperoleh
dan pengalokasian biaya pendidikan.
3
penilaian atau evaluasi (auditing). Tiga unsur ruang lingkup ini menjadi penting
untuk mengantarkan dana pendidikan supaya berdaya guna.
a. Konsep Anggaran
4
Pemantauan melibatkan pemantauan secara berkala terhadap realisasi
pengeluaran dan pencapaian tujuan, sedangkan evaluasi dilakukan untuk
mengevaluasi efektivitas dan efisiensi dari anggaran yang telah disusun.
Penyesuaian terkadang, selama periode anggaran berlangsung, perubahan-
perubahan mungkin terjadi yang memerlukan penyesuaian terhadap anggaran
awal. Ini bisa berupa penambahan dana untuk mendukung kegiatan yang
lebih berhasil atau realokasi sumber daya untuk mengatasi tantangan yang
muncul. Konsep anggaran ini mendasari proses perencanaan dan pengelolaan
keuangan yang efektif dalam berbagai konteks, baik itu di sektor swasta
maupun publik.
5
4) Evaluasi pelaksanaan anggaran, yang melibatkan evaluasi proses belajar
mengajar, pencapaian sasaran program, dan penyusunan rekomendasi
untuk perbaikan anggaran di masa yang akan datang.
2. Pembukuan (Accounting)
6
satu alat penting dalam menilai kelayakan dan keberlanjutan lembaga
pendidikan, serta dalam mendukung perkembangan pendidikan yang lebih baik
di masa mendatang (Kurniawan, 2023).
a. Buku Pos, memuat informasi tentang dana yang masih tersisa untuk tiap pos
anggaran kegiatan pendidikan,
7
f. Buku Besar, menyimpan data keuangan yang tercatat dalam jurnal dan
memindahkannya ke dalam buku besar untuk pengelolaan yang lebih teratur,
g. Buku Kas Piutang, daftar orang yang berutang kepada sekolah, mencakup
jumlah utang, tanggal pelunasan, dan sisa utang yang belum dilunasi,
3. Pemeriksanaan (Auditing)
8
akuntansi pendidikan telah mengikuti prosedur yang telah ditetapkan oleh
lembaga. Contohnya peninjauan standar biaya umum (SBU), pemeriksaan
perjanjian dengan pihak lain (mitra kerja, pihak perbankan atau para
kreditor).
9
tingkat kesesuaian antara biaya yang dialokasikan untuk pembiayaan
dalam RKAS dengan realisasi anggaran. Apabila terdapat
ketidaksesuaian maka perlu diambil tindakan-tindakan perbaikan dan
jika perlu diproses melalui jalur hukum. Pengawasan keuangan sekolah
dilakukan oleh kepala sekolah dan instansi vertikal di atasnya, serta
aparat pemeriksa keuangan pemerintah. Terkait dengan pengawasan luar
sekolah kepala sekolah bertugas untuk menggerakkan semua pihak yang
terkait dengan materi pengawasan agar menyediakan data yang
dibutuhkan. Kepala sekolah mengkordinasikan semua kegiatan
pengawasan sehingga berjalan dengan lancar. Kegiatan pelaksanaan
pengawasan tersebut dengan tujuan untuk mengetahui:
d) Sistem yang lain atau perubahan sistem guna mencapai hasil yang
lebih sempurna.
10
C. Standar Nasional Manajemen Pembiayaan Pendidikan
Standar Pendidikan Nasional adalah seperangkat kriteria, pedoman, dan
indikator yang ditetapkan oleh pemerintah dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor
4 Tahun 2022 untuk memastikan kualitas pendidikan di Indonesia. Standar ini
mencakup berbagai aspek penting dalam pendidikan, termasuk kurikulum, penilaian,
guru, sarana dan prasarana, serta manajemen pendidikan. Standar Pendidikan
Nasional bertujuan untuk menciptakan keseragaman mutu pendidikan di seluruh
sekolah di Indonesia. Dengan adanya standar ini, diharapkan setiap peserta didik
mendapatkan pendidikan yang setara dan berkualitas, tanpa memandang lokasi atau
jenis sekolah yang mereka ikuti.
1. Standar Isi
Standar ini menetapkan kompetensi dasar yang harus dicapai oleh peserta
didik dalam berbagai mata pelajaran. Standar isi mencakup pemahaman konsep,
keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai oleh peserta didik sesuai dengan
tingkat pendidikan yang mereka tempuh.
2. Standar Proses
3. Standar Penilaian
Standar ini menetapkan prosedur dan kriteria penilaian yang adil dan
objektif. Standar penilaian mencakup berbagai bentuk penilaian, seperti tes,
tugas, dan observasi, serta pemanfaatan hasil penilaian untuk memberikan umpan
balik kepada peserta didik.
11
4. Standar Kompetensi Lulusan
Standar ini menetapkan kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik
setelah menyelesaikan tingkat pendidikan tertentu. Standar kompetensi lulusan
mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik yang diharapkan peserta
didik kuasai.
Standar ini mengatur kualifikasi, kompetensi, dan tugas dari tenaga pengajar,
guru, dan tenaga kependidikan lainnya. Standar ini bertujuan untuk memastikan
bahwa pendidik memiliki kualifikasi yang memadai dan kompetensi yang relevan
dengan bidang pengajaran masing-masing.
Standar ini berkaitan dengan fasilitas fisik dan non-fisik yang diperlukan
dalam penyelenggaraan pendidikan. Standar sarana dan prasarana mencakup
ruang kelas, perpustakaan, laboratorium, fasilitas olahraga, serta lingkungan
sekolah yang aman dan nyaman.
7. Standar Pengelolaan
8. Standar Pembiayaan
12
yang adil dan berkelanjutan ke pendidikan bagi semua individu, serta pemanfaatan
sumber daya secara efisien untuk mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan.
Praktik manajemen pembiayaan pendidikan secara prinsipil mencakup beberapa
aspek kunci:
1. Perencanaan Anggaran
Institusi pendidikan perlu merencanakan anggaran dengan cermat,
memperhitungkan pendapatan dan pengeluaran yang diperlukan untuk
mendukung operasi sehari-hari serta inisiatif pengembangan.
2. Diversifikasi Sumber Dana
Mengelola berbagai sumber pendanaan, termasuk dana pemerintah,
sumbangan pribadi, hibah, dan sponsor, untuk memastikan keberlanjutan dan
keberagaman pendanaan.
3. Pengalokasian Dana
Mengalokasikan dana secara proporsional sesuai dengan kebutuhan
prioritas pendidikan, seperti gaji staf, fasilitas pendidikan, pengembangan
kurikulum, dan pengadaan bahan ajar.
4. Monitoring dan Evaluasi
Melakukan pemantauan terus-menerus terhadap penggunaan dana untuk
memastikan efektivitas dan efisiensi, serta mengidentifikasi area di mana
perbaikan diperlukan.
5. Pertanggungjawaban
Menetapkan mekanisme yang jelas untuk pertanggungjawaban
keuangan, termasuk pembuatan laporan keuangan yang akurat dan transparan
serta pemeriksaan independen jika diperlukan.
6. Penggunaan Teknologi:
Memanfaatkan teknologi informasi untuk memperbaiki efisiensi dalam
pengelolaan keuangan, seperti penggunaan perangkat lunak akuntansi dan sistem
pembayaran online.
7. Pelatihan dan Pengembangan Staf
Melakukan pelatihan dan pengembangan bagi staf terterkait manajemen
keuangan agar mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
untuk mengelola dana dengan baik.
13
8. Keterlibatan Stakeholder
Melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk orang tua, guru,
staf administrasi, dan masyarakat lokal, dalam proses pengambilan keputusan
terkait manajemen keuangan pendidikan.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen Pembiayaan Pendidikan merupakan proses pengelolaan keuangan
dalam pendidikan yang meliputi pencatatan, pelaksanaan, dan evaluasi. Berbagai ahli
memberikan definisi dan pendapat tentang biaya dan pembiayaan pendidikan.
B. Saran
Demikian makalah yang kami buat. Kami menyadari masih banyak kekurangan
dalam penyajian makalah ini. Maka dari itu, kritik dan saran sangat kami harapkan
untuk perbaikan makalah kami selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
pembaca dan penyusun.
15
DAFTAR PUSTAKA
Sianturi Efendi, Din Oloan Sihotang, 2018, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan,
Sidoarjo : Zifatama Jawara.
Ma’sum, T., Jayanti, D., & Nikmah, D. M. (2023). Strategi Penyusunan Anggaran
Pendidikan. CERMIN: Jurnal Manajemen dan Pendidikan Berbasis Islam
Nusantara.
Mujayaroh, M., & Rohmat, R. (2020). Pengelolaan dan pengalokasian dana pendidikan
di lembaga pendidikan. Arfannur.
Hariyanto, M., Arsy., Purnama, S., Andari, D.,Firmansyah., Mila, A. Z., & Sukatin.
(2023). Manajemen Pembiayaan Pendidikan. Inovasi: Jurnal Ilmiah
Pengembangan Pendidikan, 1(2), 1-9.
Dedi Supriadi, 2004, Satuan Biaya Pendidikan Dasar Dan Menegah. Bandung: Remaja
Rosdakarya. Hal. 4
16