Anda di halaman 1dari 20

RUANG LINGKUP MANAJEMEN PEMBIAYAAN

PENDIDIKAN (MPP)

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah :


MANEJEMEN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN
Dosen Pengampu :
Nuril Qodri Mubarok, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 2 :

Aditya Dwi Wardana ( 202291200004 )


Muhammad Nasrullah ( 202291200076 )
Saiful Bahri ( 202291200092 )

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM AT-TAQWA BONDOWOSO

TAHUN AKADEMIK 2024-2025


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT karena dengan segala rahmat dan
hidayahnya, penulis bisa menyelesaikan tugas Makalah Mata Kuliah Manejemen
Pembiayaan Pendidikan (MPP) dengan tema ‘Ruang Lingkup Manejemen
Pembiayaan Pendidikan (MPP)’

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan limpahkan kepada


Baginda kita, Nabi Muhammad SAW, karena dengan semangat perjuangannya kita
bisa menikmati manisnya ilmu pengetahuan. Dan dari manisnya ilmu pengetahuan
kita bisa menikmati banyak pengalaman, termasuk dalam pembuatan makalah ini.

Secara khusus kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Nuril Qodri Mubarok,
M.Pd yang senantiasa memberikan suntikan moral dan motivasi kepada penulis. Dan
dengan sabar memberikan evaluasi, baik secara langsung maupun melalui media
sosial.

Besar harapan, makalah yang penulis buat ini tidak hanya menjadi bahan
formalitas semata, akan tetapi juga memberikan pelajaran bagi mu pembaca,
utamanya bagi penulis, dan siapa pun yang membaca makalah ini dapat mengambil
pelajaran dan manfaat.

Jika tulisan selesai dibuat, maka tampaklah kesalahannya. Penulis mohon maaf
jika banyak kekurangan, baik berupa materi maupun teknis. Masukan dan saran
senantiasa penulis tunggu, sebagai bahan koreksi dan sebagai bahan
penyempurnaan makalah ini.

DAFTAR ISI

ii
COVER...............................................................................................................................

KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii

DAFTAR ISI..................................................................................................................iii

BAB I...............................................................................................................................1

PENDAHULUAN............................................................................................................1

A. Latar Belakang........................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...................................................................................................2

C. Tujuan Penulisan....................................................................................................2

BAB II...............................................................................................................................3

PEMBAHASAN...............................................................................................................3

A. Manajemen Pembiayaan Pendidikan.................................................................3

B. Ruang Lingkup Manajemen Pembiayaan Pendidikan.....................................3

C. Standar Nasional Manajemen Pembiayaan Pendidikan................................11

D. Praktik Manajemen Pembiayaan Pendidikan.................................................12

BAB III...........................................................................................................................15

PENUTUP......................................................................................................................15

A. Kesimpulan.........................................................................................................15

B. Saran....................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................16

iii
1
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pelaksanaan pendidikan di Indonesia pada umumnya dikelola oleh pihak


pemerintah dan pihak swasta. Lembaga-lembaga pendidikan yang berdiri sekarang
ini biasanya berdasarkan atas kesadaran merasa bertanggung jawab terselenggaranya
pembangunan, khususnya dalam bidang pendidikan. Semua usaha pendidikan yang
diselenggarakan swasta, semuanya harus menanggung keseluruhan kebutuhan
pendidikan tenaga pendidik, kebutuhan sehari-hari, sarana dan prasarana inventaris
dan pembiayaan. Kelangsungan hidup pendidikan lembaga swasta adalah tanggung
jawab dari semua pihak, pengelolaan dan partisipasi masyarakat (Hendyat Soetopo
dan Wasty Soemanto, 1982:220).

Dengan bantuan dan kesadaran masyarakat atau orang tua murid makin tinggi,
maka hal ini akan menunjang kelestarian hidup pendidikan swasta. Bantuan ini
adalah lebih mengutamakan bantuan yang bersifat material juga bantuan moral,
perlengkapan inventaris, tenaga pendidikan dan lain-lain. Tetapi biasanya lebih
cenderung berbentuk uang. Mengapa demikian? Masalah pembiayaan atau budjeting
merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan karena mati dan hidupnya organisasi
pendidikan adalah tergantung besar kecilnya anggaran yang ada. Semua kebutuhan
baik personal maupun material akan mudah dipenuhi bila organisasi itu cukup biaya.
Demikian juga sekolah sebagai organisasi pendidikan hanya mungkin dapat hidup
apabila ada biaya (Hendyat Soetopo dan Wasty Soemanto, 1982:220-221).

Lain halnya lembaga pendidikan yang dikelola oleh pemerintah atau dalam hal
ini dikelola oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Semua kebutuhan atau
jalannya administrasi sesuai dengan peraturan yang berlaku dalam instansi tersebut.

Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam pembangunan suatu


negara, karena melalui pendidikan, sumber daya manusia dapat dikembangkan secara
optimal untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan. Namun, untuk
menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas, diperlukan manajemen pembiayaan
yang efektif dan efisien.

1
Dalam konteks globalisasi dan kemajuan teknologi, tantangan dalam
penyelenggaraan pendidikan semakin kompleks. Sekolah dan lembaga pendidikan
perlu menghadapi berbagai perubahan dalam hal kurikulum, teknologi pembelajaran,
infrastruktur, dan kebutuhan tenaga pendidik yang berkualitas. Semua hal tersebut
membutuhkan sumber daya keuangan yang memadai dan pengelolaan yang baik.

Di Indonesia, sistem pendidikan menghadapi berbagai tantangan, seperti


ketimpangan akses pendidikan, kualitas pembelajaran yang belum merata, serta
kebutuhan akan peningkatan infrastruktur dan fasilitas pendidikan. Untuk mengatasi
tantangan ini, manajemen pembiayaan pendidikan menjadi kunci utama dalam
mengalokasikan sumber daya keuangan secara efektif dan efisien.

Oleh karena itu, pemahaman yang baik tentang konsep, ruang lingkup, standar,
dan praktik manajemen pembiayaan pendidikan sangat penting bagi semua pihak
yang terlibat dalam dunia pendidikan, mulai dari kepala sekolah, guru, hingga pihak
terkait di tingkat kebijakan pemerintah. Dengan demikian, pembahasan mengenai
manajemen pembiayaan pendidikan menjadi relevan dan bermanfaat dalam konteks
upaya meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Manajemen Pembiayaan Pendidikan?

2. Apa saja Ruang Lingkup Manajemen Pembiayaan Pendidikan?

3. Bagaimana Standar Nasional Manajemen Pembiayaan Pendidikan?

4. Bagaimana Praktik Manajemen Pembiayaan Pendidikan?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Pengertian Manajemen Pembiayaan Pendidikan.

2. Untuk mengetahui Ruang Lingkup Manajemen Pembiayaan Pendidikan.

3. Untuk mengetahui Standar Nasional Manajemen Pembiayaan Pendidikan.

4. Untuk mengetahui Praktik Manajemen Pembiayaan Pendidikan.

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Manajemen Pembiayaan Pendidikan
Menurut pendapat Supriyono, biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan
atau digunakan dalam memperoleh penghasilan atau revenue yang akan digunakan
sebagai pengurangan penghasilan. Henry Simamora mengemukakan pendapat bahwa
biaya adalah kas atau nilai yang setara kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa
yang diharpkan dapat memberi manfaat untuk saat ini dan masa yang akan datang
bagi organisasi (Efendi Sianturi, 2018:1).

Menurut Depdiknas menjelaskan bahwa manajemen pembiayaan merupakan


tindakan pengurusan atau pengelolaan keuangan yang meliputi pencatatan,
pelaksanaan, dan pengawasan atau pelaporan (Ruslan, 2021:3).

Nanang Fatah menyatakan bahwa pembiayaan pendidikan merupakan jumlah


uang yang dihasilkan dan dibelanjakan untuk keperluan dalam penyelenggaraan
pendidikan yang termasuk gaji guru, peningkatan profesionalitas guru, buku
pelajaran, alat tulis kantor, pengadaan sarana dan prasarana, kegiatan pengelolaan
pendidikan. Sementara Sudarman mengemukakan bahwa pembiayaan pendidikan
merupakan total biaya yang dikeluarkan oleh masing-masing peserta didik, wali
murid, masyarakat perorangan, kelompok masyarakat yang dikeluarkan oleh
pemerintah untuk berlangsungnya kelancaran pendidikan (Makmur Syukri,2020:2).

Berdasarkan berbagai definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli yang telah
menyusun berbagai teori mengenai manajemen pembiayaan pendidikan,
sebagaimana yang telah diungkapkan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
manajemen pembiayaan pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses pengelolaan
keuangan dalam bidang pendidikan yang berhubungan dengan strategi memperoleh
dan pengalokasian biaya pendidikan.

B. Ruang Lingkup Manajemen Pembiayaan Pendidikan


Manajemen pembiayaan pendidikan setidaknya mempunyai tiga ruang lingkup,
yaitu perencanaan keuangan (budgeting), pelaksanaan (akunting), dan tahap

3
penilaian atau evaluasi (auditing). Tiga unsur ruang lingkup ini menjadi penting
untuk mengantarkan dana pendidikan supaya berdaya guna.

1. Penyusunan Anggaran (Budgeting)

a. Konsep Anggaran

Menurut Akdon sebagaimana dikutip oleh (Mas’um, 2023) anggaran


adalah representasi kuantitatif dalam mata uang yang digunakan sebagai
panduan untuk periode waktu tertentu, terutama mencakup pendapatan dan
pengeluaran. Pendapatan atau beban yang diperoleh ditentukan oleh jumlah
dana yang diterima dari berbagai sumber keuangan, yang sering kali
dibedakan dalam pembahasan anggaran lembaga pendidikan, seperti dari
pemerintah, orang tua, masyarakat, dan sumber-sumber lainnya. Pengeluaran
mencakup alokasi biaya pelatihan untuk setiap bagian yang didanai. Oleh
karena itu, anggaran tidak hanya mencerminkan kegiatan yang dilakukan oleh
lembaga, tetapi juga memberikan informasi tentang sumber-sumber dukungan
yang diterima serta estimasi biaya yang diharapkan dalam periode tertentu.
Konsep anggaran merujuk pada proses perencanaan dan pengalokasian
sumber daya keuangan yang dimiliki oleh suatu entitas, baik itu individu,
organisasi, atau pemerintah, untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu dalam
jangka waktu yang telah ditetapkan.

Beberapa konsep dasar dalam anggaran meliputi perencanaan merupakan


tahap awal dalam konsep anggaran di mana tujuan-tujuan yang ingin dicapai
ditetapkan dan strategi untuk mencapainya dirumuskan. pengalokasian
sumber daya setelah tujuan dan strategi ditetapkan, langkah berikutnya adalah
mengalokasikan sumber daya keuangan yang tersedia untuk mendukung
pencapaian tujuan tersebut. Ini melibatkan penentuan berapa banyak dana
yang akan dialokasikan untuk setiap kegiatan atau program. Pelaksanaan,
setelah anggaran disusun, langkah selanjutnya adalah melaksanakan rencana
anggaran tersebut. Ini melibatkan pengeluaran dana sesuai dengan alokasi
yang telah ditetapkan untuk masing-masing kegiatan atau program.
Pemantauan dan evaluasi, proses ini penting untuk memastikan bahwa
anggaran berjalan sesuai rencana.

4
Pemantauan melibatkan pemantauan secara berkala terhadap realisasi
pengeluaran dan pencapaian tujuan, sedangkan evaluasi dilakukan untuk
mengevaluasi efektivitas dan efisiensi dari anggaran yang telah disusun.
Penyesuaian terkadang, selama periode anggaran berlangsung, perubahan-
perubahan mungkin terjadi yang memerlukan penyesuaian terhadap anggaran
awal. Ini bisa berupa penambahan dana untuk mendukung kegiatan yang
lebih berhasil atau realokasi sumber daya untuk mengatasi tantangan yang
muncul. Konsep anggaran ini mendasari proses perencanaan dan pengelolaan
keuangan yang efektif dalam berbagai konteks, baik itu di sektor swasta
maupun publik.

b. Proses Penyusunan Anggaran

Menurut (Mujayaroh, 2020) proses penyusunan anggaran dilakukan


melalui Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS), yang
mencakup aspek sumber pendapatan dan pengeluaran seperti kegiatan belajar
mengajar, pengadaan sarana dan prasarana, pengembangan sumber belajar
dan alat pelajaran, serta honor dan kesejahteraan. Dalam konteks penyusunan
anggaran ini, (Lipham, 1985) mengidentifikasi empat fase kegiatan:

1) Perencanaan anggaran, yang melibatkan identifikasi tujuan, penentuan


prioritas, pembagian rincian tujuan, analisis alternatif pencapaian tujuan
dengan menggunakan analisis Cost-effectiveness, dan penyusunan
rekomendasi alternatif pendekatan untuk mencapai sasaran.

2) Persiapan anggaran, yang mencakup penyesuaian kegiatan dengan


mekanisme anggaran yang berlaku, penentuan bentuk, distribusi, dan
sasaran program pengajaran secara jelas, serta melakukan inventarisasi
kelengkapan peralatan dan bahan yang tersedia.

3) Pengelolaan pelaksanaan anggaran, yang mencakup persiapan


administrasi, pelaksanaan pembelanjaan dan transaksi, perhitungan,
pengawasan pelaksanaan sesuai dengan prosedur kerja yang berlaku,
serta penyusunan laporan dan pertanggungjawaban keuangan.

5
4) Evaluasi pelaksanaan anggaran, yang melibatkan evaluasi proses belajar
mengajar, pencapaian sasaran program, dan penyusunan rekomendasi
untuk perbaikan anggaran di masa yang akan datang.

2. Pembukuan (Accounting)

Pembukuan berkaitan erat dengan perhitungan dan pertanggungjawaban,


khususnya dalam konteks keuangan. Dilihat dari dua sudut pandang, pembukuan
memiliki dua arti, yaitu sebagai pengguna layanan dan sebagai aktivitas proses.
Dari sudut pandang pengguna layanan, pembukuan dijelaskan sebagai disiplin
ilmu yang memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola kegiatan
dengan efisien dan mengevaluasi aktivitas suatu organisasi (Dilla, 2020).
Menurut Bastian dalam (Nafisah, 2017), pembukuan merupakan proses
merangkum, mencatat, dan melaporkan transaksi yang terjadi dalam periode
tertentu untuk sebuah entitas.

Dengan demikian, pembukuan berfungsi sebagai panduan bagi


penyelenggara kegiatan. Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa
pembukuan adalah proses yang melibatkan pencatatan, pengukuran, analisis, dan
pelaporan transaksi keuangan dan aktivitas ekonomi suatu entitas atau
organisasi. Dalam konteks pendidikan, catatan keuangan mencakup pendapatan
dan pengeluaran lembaga pendidikan, seperti biaya operasional, gaji staf,
pembelian peralatan, dan pendapatan dari sumber-sumber seperti biaya
pendaftaran, donasi, atau dana hibah. Selain itu, pembukuan pendidikan juga
melibatkan penyusunan laporan keuangan, seperti laporan laba rugi, neraca, dan
laporan arus kas, serta analisis data keuangan untuk memahami kesehatan
keuangan lembaga pendidikan.

Menurut (Juhardi, 2019), mencatat keuangan dapat membantu seseorang


menjaga stabilitas keuangan mereka, sehingga mereka dapat mengevaluasi
apakah perlu mengurangi pengeluaran atau meningkatkan tabungan. Kewajiban
untuk memberikan informasi tentang tanggung jawab atas pengelolaan sumber
daya melalui penyusunan laporan keuangan tidak hanya berlaku bagi organisasi
yang berorientasi pada profit, tetapi juga organisasi nirlaba. Salah satu contoh
organisasi nirlaba adalah lembaga pendidikan. Seperti organisasi berorientasi

6
satu alat penting dalam menilai kelayakan dan keberlanjutan lembaga
pendidikan, serta dalam mendukung perkembangan pendidikan yang lebih baik
di masa mendatang (Kurniawan, 2023).

Menurut (Komariah, 2018), pembukuan dalam manajemen keuangan


pendidikan melibatkan dua aspek penting. Pertama, pengurusan yang mencakup
kewenangan dalam menetapkan kebijakan penerimaan dan pengeluaran uang,
yang sering disebut sebagai kepengurusan tata usaha. Kedua, kepengurusan yang
mengikuti kebijakan tersebut dengan menerima, menyimpan, dan mengeluarkan
uang dalam pengelolaan keuangan. Dalam konteks ini, kepala sekolah perlu
memberikan arahan dan bimbingan kepada staf yang bertanggung jawab atas
pengelolaan keuangan sekolah. Staf tersebut perlu dikenalkan dengan berbagai
hal terkait pembukuan keuangan sekolah, seperti buku pos, faktur, buku kas,
lembar cek, jurnal, buku besar, buku kas pembayaran uang sekolah, buku kas
piutang, dan neraca percobaan. Penting bagi staf yang terlibat dalam kegiatan
keuangan sekolah untuk memahami dan menerapkan prinsip-prinsip ini dengan
baik guna menjaga kesehatan keuangan dan keberlanjutan sekolah. Menurut
(Hariyanto, 2023), sebagai manajer pendidikan, penting untuk sepenuhnya
memahami dan dapat menjelaskan fungsi, tujuan, dan manfaat pembukuan
kepada staf yang menangani masalah keuangan. Pembukuan mencakup berbagai
hal, antara lain:

a. Buku Pos, memuat informasi tentang dana yang masih tersisa untuk tiap pos
anggaran kegiatan pendidikan,

b. Faktur, berupa buku atau lembaran lepas yang dapat diarsipkan,


menggambarkan transaksi pembelian atau penjualan,

c. Buku Kas, rincian penerimaan dan pengeluaran uang di lembaga pendidikan


serta sisa saldo secara harian dan pada hari yang sama,

d. Lembaran Cek, bukti pembayaran yang dikeluarkan adalah sah,

e. Jurnal, mencatat seluruh transaksi dan akuntansi keuangan secara kronologis


sebelum diklasifikasikan ke buku besar,

7
f. Buku Besar, menyimpan data keuangan yang tercatat dalam jurnal dan
memindahkannya ke dalam buku besar untuk pengelolaan yang lebih teratur,

g. Buku Kas Piutang, daftar orang yang berutang kepada sekolah, mencakup
jumlah utang, tanggal pelunasan, dan sisa utang yang belum dilunasi,

h. Neraca Percobaan, dokumen untuk mengetahui secara tepat keadaan neraca


pertanggungjawaban keuangan lembaga pendidikan secara cepat.

Pemahaman yang baik tentang pembukuan ini memungkinkan


manajer pendidikan untuk mengelola keuangan sekolah dengan lebih efisien
dan transparan. Dengan demikian, pembukuan menjadi alat yang sangat
penting dalam mencapai tujuan pendidikan yang berkualitas dan
berkelanjutan.

3. Pemeriksanaan (Auditing)

Pemeriksaan (auditing) adalah kegiatan yang menyangkut


pertanggungjawaban penerimaan, penyimpanan dan pembayaran atau
penyerahan uang yang dilakukan bendahara kepada pihak-pihak yang
berwenang. Ada beberapa jenis pemeriksaan (audit) keuangan, yaitu :

a. Pemeriksaan (audit) laporan keuangan bertujuan menentukan apakah laporan


keuangan secara keseluruhan merupakan informasi yang sudah terverifikasi.

b. Pemeriksaan (audit) operasional merupakan penelaahan atas bagian manapun


dari prosedur dan metode operasi suatuorganisasi untuk menilai efisiensi dan
efektivitasnya. Umumnya, pada saat selesainya audit operasional, auditor
akan memberikan sejumlah saran kepada manajemen untuk memperbaiki
jalannya operasi lembaga. Dalam audit operasional, juga meliputi evaluasi
terhadap struktur organisasi, pemanfaatan komputer, metode produksi,
pemasaran dan bidang-bidang lain sesuai keahlian auditor.

c. Pemeriksaan (audit) ketaatan bertujuan mempertimbangkan apakah auditi


(klien) telah mengikut prosedur atau aturan tertentu yang telah ditetapkan
pihak yang memiliki otoritas yang lebih tinggi. Suatu audit ketaatan pada
lembaga pendidikan, dapat termasuk penentuan apakah para pelaksana

8
akuntansi pendidikan telah mengikuti prosedur yang telah ditetapkan oleh
lembaga. Contohnya peninjauan standar biaya umum (SBU), pemeriksaan
perjanjian dengan pihak lain (mitra kerja, pihak perbankan atau para
kreditor).

Pemeriksaan (auditing) diartikan sebagai proses kegiatan monitoring


dalam rangka meyakinkan bahwa semua kegiatan suatu organisasi dalam hal
ini lembaga pendidikan dapat terlaksana dengan baik seperti yang
direncanakan, selain itu juga merupakan kegiatan untuk mengevaluasi dan
memperbaiki bila ditemukan adanya penyimpangan dan ketidaksesuaian yang
akan mengganggu pencapaian tujuan organisasi (Robbin, 1997). Pengawasan
juga merupakan fungsi manajemen dalam rangka untuk mengevaluasi kinerja
organisasi guna menetapkan kemajuan sesuai dengan program yang
ditetapkan (Mantja, 2001). Pengawasan dalam penggunaan anggaran
pendidikan merupakan serangkaian aktivitas melihat, memerhatikan,
memonitoring, memeriksa, menilai, dan melaporkan menggunaan anggaran
yang telah dialokasikan sesuai dengan rencana anggaran dalam membiayai
program pendidikan tersebut digunakan sebagaimana mestinya, dan dapat
berjalan secara efektif dan efisien (Martin, 2014). Fattah menyampaikan
bahwa pengawasan merupakan kegiatan yang untuk mengukur,
membandingkan, menilai sejauh mana alokasi biaya dan tingkat
penggunaannya. (Jones, 1985) bahwa manajemen pembiayaan meliputi:

1) Perencanaan keuangan (financial planning),

2) Pelaksanaan (implementation involves accounting) yakni pelaksanaan


kegiatan berdasar perencanaan yang telah dibuat, dan

3) Evaluasi yaitu proses penilaian terhadap pencapaian tugas.

Dari pengertian di atas, disimpulkan bahwa pengawasan


merupakan bagian dari sistem manajemen pembiayaan. Pengawasan
pembiayaan pendidikan diharapkan dapat mengetahui sejauh mana
tingkat efektivitas dan efisiensi dari penggunaan sumber-sumber dana
yang tersedia. Adanya pengawasan dapat diketahui juga seberapa besar

9
tingkat kesesuaian antara biaya yang dialokasikan untuk pembiayaan
dalam RKAS dengan realisasi anggaran. Apabila terdapat
ketidaksesuaian maka perlu diambil tindakan-tindakan perbaikan dan
jika perlu diproses melalui jalur hukum. Pengawasan keuangan sekolah
dilakukan oleh kepala sekolah dan instansi vertikal di atasnya, serta
aparat pemeriksa keuangan pemerintah. Terkait dengan pengawasan luar
sekolah kepala sekolah bertugas untuk menggerakkan semua pihak yang
terkait dengan materi pengawasan agar menyediakan data yang
dibutuhkan. Kepala sekolah mengkordinasikan semua kegiatan
pengawasan sehingga berjalan dengan lancar. Kegiatan pelaksanaan
pengawasan tersebut dengan tujuan untuk mengetahui:

a) Keseuaian pelaksanaan anggaran dengan ketentuan yang ditetapkan


dan sesuai prosedur,

b) Kesesuaian hasil yang dicapai baik di bidang teknis administrative


maupun operasional sesuai aturan yang ditetapkan,

c) Kemanfaatan sarana yang ada (manusia, biaya, perlengkapan,


organisasi) secara efektif dan efisien, dan

d) Sistem yang lain atau perubahan sistem guna mencapai hasil yang
lebih sempurna.

Dari penjelasan tersebut, disimpulkan bahwa tujuan


pengawasan pembiayaan pendidikan agar:

(1) Pelaksanaan anggaran berjalan sesuai rencana,

(2) Pelaksanaan anggaran sesuai dengan peraturan dan asas-asas yang


ditentukan,

(3) Kesulitan dan kelemahan bekerja dapat diketahui dan dikurangi,


dan

(4) Pelaksanaan tugas berjalan efektif, efisien, dan tepat pada


waktunya.

10
C. Standar Nasional Manajemen Pembiayaan Pendidikan
Standar Pendidikan Nasional adalah seperangkat kriteria, pedoman, dan
indikator yang ditetapkan oleh pemerintah dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor
4 Tahun 2022 untuk memastikan kualitas pendidikan di Indonesia. Standar ini
mencakup berbagai aspek penting dalam pendidikan, termasuk kurikulum, penilaian,
guru, sarana dan prasarana, serta manajemen pendidikan. Standar Pendidikan
Nasional bertujuan untuk menciptakan keseragaman mutu pendidikan di seluruh
sekolah di Indonesia. Dengan adanya standar ini, diharapkan setiap peserta didik
mendapatkan pendidikan yang setara dan berkualitas, tanpa memandang lokasi atau
jenis sekolah yang mereka ikuti.

Sejatinya PP Nomor 4 Tahun 2022 merupakan perubahan atas PP Nomor 57


Tahun 2021. Dalam PP ini pemerintah telah menetapkan 8 standar pendidikan
nasional, antara lain:

1. Standar Isi

Standar ini menetapkan kompetensi dasar yang harus dicapai oleh peserta
didik dalam berbagai mata pelajaran. Standar isi mencakup pemahaman konsep,
keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai oleh peserta didik sesuai dengan
tingkat pendidikan yang mereka tempuh.

2. Standar Proses

Standar ini berkaitan dengan metode, pendekatan, dan strategi pembelajaran


yang digunakan oleh tenaga pengajar. Standar proses mencakup penyusunan
rencana pembelajaran, penggunaan media dan teknologi, serta keterlibatan
peserta didik dalam proses pembelajaran.

3. Standar Penilaian

Standar ini menetapkan prosedur dan kriteria penilaian yang adil dan
objektif. Standar penilaian mencakup berbagai bentuk penilaian, seperti tes,
tugas, dan observasi, serta pemanfaatan hasil penilaian untuk memberikan umpan
balik kepada peserta didik.

11
4. Standar Kompetensi Lulusan

Standar ini menetapkan kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik
setelah menyelesaikan tingkat pendidikan tertentu. Standar kompetensi lulusan
mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik yang diharapkan peserta
didik kuasai.

5. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Standar ini mengatur kualifikasi, kompetensi, dan tugas dari tenaga pengajar,
guru, dan tenaga kependidikan lainnya. Standar ini bertujuan untuk memastikan
bahwa pendidik memiliki kualifikasi yang memadai dan kompetensi yang relevan
dengan bidang pengajaran masing-masing.

6. Standar Sarana dan Prasarana

Standar ini berkaitan dengan fasilitas fisik dan non-fisik yang diperlukan
dalam penyelenggaraan pendidikan. Standar sarana dan prasarana mencakup
ruang kelas, perpustakaan, laboratorium, fasilitas olahraga, serta lingkungan
sekolah yang aman dan nyaman.

7. Standar Pengelolaan

Standar ini menetapkan prinsip-prinsip pengelolaan sekolah yang efektif.


Standar pengelolaan mencakup perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
serta pengawasan dalam rangka menjalankan kegiatan pendidikan di sekolah.

8. Standar Pembiayaan

Standar ini berhubungan dengan pengelolaan keuangan sekolah. Standar


pembiayaan mencakup alokasi dan penggunaan dana pendidikan secara
transparan dan efisien.

D. Praktik Manajemen Pembiayaan Pendidikan


(Supriadi, 2004) Praktik manajemen pembiayaan pendidikan mencakup
pengelolaan sumber daya finansial untuk membiayai pendidikan, termasuk
pengelolaan dana, perencanaan anggaran, pemilihan sumber pembiayaan, dan
evaluasi efektivitas pengeluaran. Ini melibatkan strategi untuk memastikan akses

12
yang adil dan berkelanjutan ke pendidikan bagi semua individu, serta pemanfaatan
sumber daya secara efisien untuk mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan.
Praktik manajemen pembiayaan pendidikan secara prinsipil mencakup beberapa
aspek kunci:

1. Perencanaan Anggaran
Institusi pendidikan perlu merencanakan anggaran dengan cermat,
memperhitungkan pendapatan dan pengeluaran yang diperlukan untuk
mendukung operasi sehari-hari serta inisiatif pengembangan.
2. Diversifikasi Sumber Dana
Mengelola berbagai sumber pendanaan, termasuk dana pemerintah,
sumbangan pribadi, hibah, dan sponsor, untuk memastikan keberlanjutan dan
keberagaman pendanaan.
3. Pengalokasian Dana
Mengalokasikan dana secara proporsional sesuai dengan kebutuhan
prioritas pendidikan, seperti gaji staf, fasilitas pendidikan, pengembangan
kurikulum, dan pengadaan bahan ajar.
4. Monitoring dan Evaluasi
Melakukan pemantauan terus-menerus terhadap penggunaan dana untuk
memastikan efektivitas dan efisiensi, serta mengidentifikasi area di mana
perbaikan diperlukan.
5. Pertanggungjawaban
Menetapkan mekanisme yang jelas untuk pertanggungjawaban
keuangan, termasuk pembuatan laporan keuangan yang akurat dan transparan
serta pemeriksaan independen jika diperlukan.
6. Penggunaan Teknologi:
Memanfaatkan teknologi informasi untuk memperbaiki efisiensi dalam
pengelolaan keuangan, seperti penggunaan perangkat lunak akuntansi dan sistem
pembayaran online.
7. Pelatihan dan Pengembangan Staf
Melakukan pelatihan dan pengembangan bagi staf terterkait manajemen
keuangan agar mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
untuk mengelola dana dengan baik.

13
8. Keterlibatan Stakeholder
Melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk orang tua, guru,
staf administrasi, dan masyarakat lokal, dalam proses pengambilan keputusan
terkait manajemen keuangan pendidikan.

Praktik-praktik ini membantu institusi pendidikan memastikan bahwa


dana yang tersedia digunakan secara efektif untuk meningkatkan akses, kualitas,
dan relevansi pendidikan bagi semua peserta didik.

14
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen Pembiayaan Pendidikan merupakan proses pengelolaan keuangan
dalam pendidikan yang meliputi pencatatan, pelaksanaan, dan evaluasi. Berbagai ahli
memberikan definisi dan pendapat tentang biaya dan pembiayaan pendidikan.

Ruang Lingkup Manajemen Pembiayaan Pendidikan terdiri dari perencanaan


keuangan (budgeting), pembukuan (accounting), dan pemeriksaan (auditing). Setiap
aspek memiliki proses dan tujuan yang spesifik dalam mengelola sumber daya
keuangan pendidikan.

Standar Nasional Manajemen Pembiayaan Pendidikan merupakan seperangkat


kriteria dan pedoman yang ditetapkan pemerintah untuk memastikan kualitas
pendidikan di Indonesia, termasuk standar isi, proses, penilaian, kompetensi lulusan,
pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, serta
pembiayaan.

Praktik Manajemen Pembiayaan Pendidikan meliputi pengelolaan sumber daya


finansial, perencanaan anggaran, diversifikasi sumber dana, pengalokasian dana,
monitoring dan evaluasi, pertanggungjawaban, penggunaan teknologi, pelatihan staf,
dan keterlibatan stakeholder.

B. Saran
Demikian makalah yang kami buat. Kami menyadari masih banyak kekurangan
dalam penyajian makalah ini. Maka dari itu, kritik dan saran sangat kami harapkan
untuk perbaikan makalah kami selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
pembaca dan penyusun.

15
DAFTAR PUSTAKA

Sianturi Efendi, Din Oloan Sihotang, 2018, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan,
Sidoarjo : Zifatama Jawara.

Ruslan Undang, 2021, Manajemen Pembiayaan Pendidikan, Sleman : CV Budi Utomo.

Syukri Makmur, Sitompul Indrasyah, Oda Kinata Banurea, 2020 Manajemen


Pembiayaan Pendidikan, Medan : CV Pusdikra Mitra Jaya.

Ma’sum, T., Jayanti, D., & Nikmah, D. M. (2023). Strategi Penyusunan Anggaran
Pendidikan. CERMIN: Jurnal Manajemen dan Pendidikan Berbasis Islam
Nusantara.

Mujayaroh, M., & Rohmat, R. (2020). Pengelolaan dan pengalokasian dana pendidikan
di lembaga pendidikan. Arfannur.

Nafisah, D., Widiyanto., & Sakitri, W. (2017). Manajemen Pembiayaan Pendidikan Di


Madrasah Aliyah. Economic Education Analysis Journal, 6(3), 788-797.

Sulistyowati, Y. (2017). Pencatatan Pelaporan Keuangan UMKM (Study Kasus Di


Kota Malang). Referensi: Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi, 5(2), 49.

Hariyanto, M., Arsy., Purnama, S., Andari, D.,Firmansyah., Mila, A. Z., & Sukatin.
(2023). Manajemen Pembiayaan Pendidikan. Inovasi: Jurnal Ilmiah
Pengembangan Pendidikan, 1(2), 1-9.

Dedi Supriadi, 2004, Satuan Biaya Pendidikan Dasar Dan Menegah. Bandung: Remaja
Rosdakarya. Hal. 4

16

Anda mungkin juga menyukai