Anda di halaman 1dari 19

PENGELOLAAN PONDOK PESANTREN YANG BERKAITAN DENGAN

REKRUTMEN SANTRI, TENAGA PENDIDIK PESANTREN, SYSTEM


INTERNAL DAN EKSTERNAL PESANTREN

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah :


MANEJEMEN PESANTREN
Dosen Pengampu :
Dr. Abdul Haq As, S.Pd.I. M.Pd.I

Disusun Oleh Kelompok 1 :

Aditya Dwi Wardana ( 202291200004 )


Muhammad Nasrullah ( 202291200076 )
Saiful Bahri ( 202291200092 )

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM AT-TAQWA BONDOWOSO

TAHUN AKADEMIK 2024-2025


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT karena dengan segala rahmat dan
hidayahnya, penulis bisa menyelesaikan tugas Makalah Mata Kuliah Manejemen
Pesantren dengan tema ‘ Pengelolaan Pondok Pesantren yamg berkaitan dengan
Rekrutmen Santri, Tenaga Pendidik Pesantren, System Internal dan Eksternal
Pesantren’.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan limpahkan kepada


Baginda kita, Nabi Muhammad SAW, karena dengan semangat perjuangannya kita
bisa menikmati manisnya ilmu pengetahuan. Dan dari manisnya ilmu pengetahuan
kita bisa menikmati banyak pengalaman, termasuk dalam pembuatan makalah ini.

Secara khusus kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Abdul Haq As,
S.Pd.I. M.Pd.I yang senantiasa memberikan suntikan moral dan motivasi kepada
penulis. Dan dengan sabar memberikan evaluasi, baik secara langsung maupun
melalui media sosial.

Besar harapan, makalah yang penulis buat ini tidak hanya menjadi bahan
formalitas semata, akan tetapi juga memberikan pelajaran bagi mu pembaca,
utamanya bagi penulis, dan siapa pun yang membaca makalah ini dapat mengambil
pelajaran dan manfaat.

Jika tulisan selesai dibuat, maka tampaklah kesalahannya. Penulis mohon maaf
jika banyak kekurangan, baik berupa materi maupun teknis. Masukan dan saran
senantiasa penulis tunggu, sebagai bahan koreksi dan sebagai bahan
penyempurnaan makalah ini.

ii
DAFTAR ISI

COVER.......................................................................................................................................

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii

BAB I........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.....................................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................3

C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................3

BAB II.......................................................................................................................................4

PEMBAHASAN.......................................................................................................................4

A. Rekrutmen Santri..........................................................................................................4

B. Rekrutmen Tenaga Pendidik Pesantren.....................................................................5

C. Sistem Internal Pesantren............................................................................................7

D. Sistem Eksternal Pesantren........................................................................................12

BAB III....................................................................................................................................14

PENUTUP...............................................................................................................................14

A. Kesimpulan..................................................................................................................14

B. Saran.............................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................15

iii
1
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pengelolaan pondok pesantren yang berkaitan dengan rekrutmen santri,


rekrutmen tenaga pendidik pesantren, sistem internal pesantren, dan sistem eksternal
pesantren memberikan pemahaman yang mendalam tentang proses dan pentingnya
manajemen dalam pondok pesantren. Namun, sebelumnya, kita perlu memahami
konteksnya dengan lebih baik.

Pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional Islam untuk memahami,


menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam (tafaqquh fiddin) dengan
menekankan moral agama Islam sebagai pedoman hidup bermasyarakat sehari- hari.
Secara etimologi, istilah pesantren berasal dari kata santri, yang dengan awalan pe
dan akhiran an berarti tempat tinggal santri. Kata “santri” juga merupakan
penggabungan antara suku kata sant(manusia baik) dan tra (suka menolong),
sehingga kata pesantrendapat diartikan sebagai tempat mendidik manusia yang baik
(Manfred Ziemek:1986:8).

Sementara, Dhofier menyebutkan bahwa menurut Profesor Johns, istilah santri


berasal dari bahasa Tamil yang berarti guru mengaji, sedangkan C Berg berpendapat
bahwa istilah tersebut berasal dari istilah shastri yang dalam bahasa India berarti
orang yang tahu buku-buku suci Agama Hindu, atau seorang sarjana ahli kitab suci
Agama Hindu. Kata shastri berasal dari kata shastra yang berarti buku-buku suci,
buku-buku agama atau buku-buku tentang ilmu pengetahuan (Zamakhsari
Dhofier:2015:44) Dengan kata lain, istilah santri mempunyai pengertian seorang
murid yang belajar buku-bukusuci ilmu-ilmu pengetahuan Agama Islam. Dengan
demikian,pesantren dipahami sebagai tempat berlangsungnya interaksiguru- murid,
kiai¯santri dalam intensitas yang relatif permanendalam rangka transferisasi ilmu-
ilmu keislaman.

Pesantren atau pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang


cukup unik karen memiliki elemen dan karakteristik yang berbeda dengan lembaga
pendidikan Islam lainnya. Elemen-elemen Islam yang paling pokok, yaitu: Pondok

1
atau tempat tinggal para santri, masjid, kitab-kitab klasik, kiai dan santri (Zamakhsari
Dhofier:2015:44). Kelima elemen inilah yang menjadi persyaratan terbentuknya
sebuah pcsantren, dan masing-masing elemen tersebut saling terkait satu sama
dengan lain untuk tercapainya tujuan pesantren, khususnya, dan tujuan pendidikan
Islam, pada umumnya, yaitu membentuk pribadi muslim seutuhnya (insan kamil).
Adapun yang dimaksud dengan pribadi muslim seutuhnya adalah pribadi ideal
meliputi aspek individual dan sosial, aspek intelektual dan moral, serta aspek
material dan spiritual. Sementara, karakteristik pesantren muncul sebagai implikasi
dari penyelenggaraan pendidikan yang berlandaskan pada keikhlasan,
kesederhanaan, kemandirian (menolong diri sendiri dan sesama), ukhuwwah
diniyyah dan islamiyyah dan kebebasan. Dalam pendidikan yang seperti itulah
terjalin jiwa yang kuat, yang sangat menentukan falsafah hidup para santri (Imam
Zarkasyi:1965:24-25).

Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peran penting dalam


menyebarkan nilai-nilai keagamaan, pendidikan karakter, dan pengetahuan agama di
masyarakat. Di Indonesia, pesantren memiliki sejarah panjang dan telah menjadi
bagian integral dari tradisi pendidikan dan budaya masyarakat.

Dalam mengelola pesantren, terdapat berbagai aspek yang perlu diperhatikan,


seperti rekrutmen santri dan tenaga pendidik, sistem internal pesantren, serta
hubungan pesantren dengan masyarakat di sekitarnya. Pemahaman yang mendalam
tentang manajemen pesantren menjadi kunci dalam menjaga kelangsungan dan
kemajuan pesantren sebagai lembaga pendidikan yang relevan dan efektif.

Dengan latar belakang ini, pemahaman yang komprehensif tentang proses


rekrutmen santri dan tenaga pendidik, pengelolaan internal pesantren, serta hubungan
pesantren dengan masyarakat menjadi sangat penting. Hal ini akan membantu
pesantren dalam mencapai tujuan pendidikan, mengembangkan potensi santri dan
tenaga pendidik, serta memperkuat hubungan yang harmonis dengan masyarakat
sekitar.

Dengan demikian, topik-topik ini memberikan kontribusi yang signifikan dalam


memperkaya pemahaman kita tentang dinamika dan kompleksitas manajemen

2
pesantren sebagai institusi pendidikan yang unik dan bernilai dalam konteks
kehidupan masyarakat Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Rekrutmen Santri?

2. Apa yang dimaksud dengan Rekrutmen Tenaga Pendidik Pesantren?

3. Bagaimana Sistem Intrenal Pesantren?

4. Bagaimana Sistem Eksternal Pesantren?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Rekrutmen Santri.

2. Untuk mengetahui Rekrutmen Tenaga Pendidik Pesantren.

3. Untuk mengetahui Sistem Intrenal Pesantren.

4. Untuk mengetahui Sistem Eksternal Pesantren.

3
BAB II

PEMBAHASAN
A. Rekrutmen Santri
Dalam rangka persiapan rekrutmen peserta didik atau calon santri, Pondok
Pesantren harus membuat perencanaan perkiraan jumlah santri yang akan diterima,
menentukan perumusan tujuan, memberikan kebijakan dalam perencanaan santri,
membuatkan program yang biasa dilaksanakan serta membuat perencanaan anggaran
yang akan dikeluarkan untuk kegiatan penerimaan santri. Langkah perencanaan
seperti ini sebagai mana di kemukakan oleh (Imron, 2012) adalah diantara langkah
yang harus di tempuh dalam pereencanaan peserta didik atau santri, langkah-langkah
tersebut meliputi perkiraan (forcasting), perumusan tujuan, kebijakan (policy),
pemograman (frograming). Menyusun langkah langkah (procedure), penjadwalan,
dan pembiayaan (bugetting).

Proses seperti ini yang telah di tempuh dan dilaksanakan oleh pondok pesantren
sesungguhnya telah menjalankan dari salah satu pokok penting dari pokok-pokok
manajemen, yang lebih khusus nya manjemen rekrutmen santri. Pondok Pesantren
harus membentuk panitia rekrutmen santri, agar memudahkan dalam rangka
perencanaan rekrutmen santri, perlu melakukan pesiapan dan merencanakan
kebutuhan santri yang mengacu pada kebutuhan santri yang sesuai kesiapan
bangunan atau daya tampung, serta menghitung dan mempersiapkan jumlah santri
yang akan di rekrut.

Jadi rekrutmen santri adalah proses pencarian dan pemikatan para calon santri
yang akan masuk ke sebuah pondok pesantren. Proses rekrutmen santri melibatkan
identifikasi data dan keahlian dasar calon santri, melengkapi dokumen persyaratan
pendaftaran, menggali kemampuan bakat alami, dan menjalankan proses seleksi dan
pengumuman santri yang diterima. Manajemen rekrutmen santri mencakup proses
perencanaan dan pelaksanaan rekrutmen, yang meliputi pembentukan panitia
penerimaan santri baru, rapat panitia, pembuatan dan pemasangan pengumuman,
pendaftaran, seleksi, penentuan santri yang diterima, pengumuman santri yang
diterima, daftar ulang, dan orientasi santri.

4
Tujuan dari rekrutmen santri menurut Stone adalah mendapatkan calon santri
sebanyak mungkin sehingga memungkinkan pihak manajemen (recruiter) untuk
memilih atau menyeleksi calon santri sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan
pondok pesantren (Vithzal Rivai, 2009:199).

Adapun beberapa tujuan lain dari rekrutmen santri adalah:

1. Agar sesuai dengan program dan strategi pondok pesantren. Sebelum


melaksanakan kegiatannya, pondok pesantren terlebih dahulu menetapkan
program dan strategi untuk mencapai sasarannya. Untuk merealisasikan program
dan strategi, pondok pesantren melakukan penarikan calon santri sesuai
kebutuhan.

2. Untuk menentukan kebutuhan calon santri dalam jangka pendek dan panjang,
berkaitan dengan perubahan dan perkembangan dalam pondok pesantren.

3. Untuk mendukung kebijaksanaan pondok pesantren dalam mengelola sumber


daya manusia yang beragam.

4. Membantu dalam meningkatkan keberhasilan proses pemilihan proses pemilihan


santri dengan mengurangi calon santri yang jelas tidak memenuhi syarat menjadi
untuk santri.

5. Mengurangi kemungkinan keluarnya santri yang baru masuk pondok pesantren.

6. Sebagai upaya dalam mengkordinasikan penarikan dengan program pemilihan


dan pengembangan santri.

7. Melakukan evaluasi efektif tidaknya berbagai teknik yang dilakukan dalam


penarikan santri.

8. Memenuhi kegiatan pondok pesantren untuk mendukung program pemerintah


dalam hal mengurangi tingkat pengangguran (Wilson Bangun, 2012:144).

B. Rekrutmen Tenaga Pendidik Pesantren


Sondang P. Siagian menjelaskan Perencanaan rekrutmen pendidik dan tenaga
kependidikan adalah pengembangan dan strategi dan penyusunan tenaga
kependidikan yang komprehensif guna memenuhi kebutuhan organisasi dimasa

5
depan (Ridwan, 2010:234). Senada dengan itu M. Manulang dan Marihot
menjelaskan Perencanaan rekrutmen pendidik dan tenaga kependidikan adalah suatu
proses penyediaan tenaga kerja dalam kuantitas dan kualitas yang diperlukanlembaga
pendidikan pad a waktu yang tepat agar tujuannya secara daya guna dapat terlaksana
(M. Manulang dan Maribot, 2008:28). Berdasarkan penjelasan perencanaan para
pakar tersebut dapat kami simpulkan bahwa perencanaan rekruitmen pendidik dan
tenaga kependidikan adalah proses yang sistematis, analisis, yang rasional mengenai
apa yang dilakukan, bagaimana melakukanya, siapa pelaksanaanya, dan kapan suatu
kegiatan dilaksanakan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan lebih efektif dan
efesien dengan melibatkan pendidik dan tenaga kependidikan. Dengan demikian,
kegiatan-kegiatan dalam manajemen personalia senantiasa dilaksanakan sesuai
dengan perencanaan.

Suatu perencanan yang baik adalah perencanaan yang bisa terlaksana


sepenuhnya atau setidaknya mendekati seluruhnya. Oleh karena itu, perencanaan
harus didasarkan pada tiga dimensi waktu, yaitu masa lampau, masa sekarang, dan
masa yang akan datang. Masa lampau telah mengantarkan kondisi sekarang sehingga
bisa dijadikan acuan untuk merencanakan masa depan berdasarkan potensi yang ada.
Sepanjang situasi yan g dihadapi dimasa lampau dan masa sekarang masih sama,
maka perkembangan masa lampau yang telah mengantarkan kondisi masa sekarang
ini dapat dijadikan acuan yang sama untuk memprekdiksi masa depan. Tetapi, jika
situasinya sama sekali lain, maka dibutuhkan kejelian “membaca” keadaan dalam
menyusun perencanaan. Tampaknya perubahan situasi inilah yang banyak dihadapi
oleh para perencana, karena hal ini harus bisa diantisipasi sedini mungkin.

Penyusunan rencana tenaga kependidikan yang baik dan tepat memerlukan


informasi yang lengkap dan jelas tentang pekerjaanatau tugas yang harus dilakukan
dalam setiap lembaga pendidikan. Oleh karena itu, sebelum menyusun rencana, perlu
dilakukan anilisis pekerjaan (job analisis), dan analisis jabatan untuk memperoleh
deskripsi pekerjaan (gambaran tentang tugas-tugas dan pekerjaan yang harus
dilaksanakan). Informasi tersebut sangat membantu dalam menentukan jumlah
tenaga kependidikan yang diperlukan, dan juga untuk menghasilkan spesifikasi
pekerjaan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman.
Spesifikasi jabatan ini memberi gambaran tentang kualitas minimum calon tenaga

6
kependidikan yang dapat diterima dan yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan sebagaimana mestinya (Mulyasa, 2005:153).

Penjelasan pasal 17 Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 menyebutkan


jabatan adalah kedudukan yang menunjukan tugas, tanggung jawab, wewanang, dan
hak seorang pegawai yang meraih status sebagai pegawai.

Dari beberapa penjelasan di atas dapat kami simpulkan, bahwa Rekrutmen


tenaga pendidik dan tenaga kependidikan pesantren adalah proses sistematik yang
dilakukan untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Proses
rekrutmen ini dilakukan dengan tujuan agar manajemen tenaga pendidik dan
kependidikan dapat terlaksana dengan baik tanpa menghalangi kinerja sekolah.
Dalam proses rekrutmen, ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan, seperti
penulisan prosedur rekrutmen, pembukaan pendaftaran, pengumpulan data, penilaian
dan pemilihan kandidat, dan penerimaan tenaga pendidik baru. Artinya pesantren
juga harus merekrut tenaga pendidik yang berkualitas untuk mengajar dan
membimbing santri, agar santri dapat berproses dan berkembang dengan baik,
sehingga dapat membuat harum nama pondok pesantren.

C. Sistem Internal Pesantren


Sistem internal pesantren meliputi tata kelola pesantren, struktur organisasi dan
kurikulum. Sistem ini dirancang untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif
dan kondusif bagi perkembangan santri. Sedangkan sistem eksternal pesantren
merujuk pada hubungan pesantren dengan lingkungan sekitarnya (masyarakat). Hal
ini mencakup kolaborasi untuk pengembangan pesantren dan dukungan finansial.

1. Sistem internal pesantren


a. Tata kelola pesantren

Tata kelola merupakan sistem yang dibentuk untuk mengendalikan


dan mengarahkan pengelolaan suatu organisasi. Organisasi yang berorientasi
pada laba seperti perusahaan diwajibkan untuk menerapkan tata kelola,
terutama perusahaan yang go public di Bursa Efek Indonesia. Implementasi
tata kelola di organisasi yang berorientasi non laba seperti pondok pesantren
belum banyak dilakukan di Indonesia. Pondok pesantren adalah lembaga

7
yang dapat memberikan pengetahuan dan spiritual agama dan keagamaan
bagi santri sehingga dapat memahami makna Islam baik dalam aspek teori
dan praktik keagamaan yang berguna dalam kehidupan dunia dan akhirat
(Rozi, 2021).

Pondok pesantren merupakan lembaga Pendidikan tertua yang


memiliki kontribusi signifikan dalam memperjuangkan pendidikan bangsa
Indonesia (Anggadwita, 2021; Misdar, 2017; Musthofa, 2015; Yasid, 2018).
Pondok pesantren bertujuan meningkatkan kecerdasan bangsa sama seperti
lembaga pendidikan lainnya. Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya,
pesantren ini tidak terlepas dari pembiayaan. Pengelolaan pembiayaan yang
baik akan menciptakan proses penyelenggaraan Pendidikan menjadi efektif
dan efisien sesuai tujuan organisasi (Setiowati, 2015).

Dalam melaksanakan program di pondok pesantren, perlu adanya


manajemen sumber dana dan pengalokasian yang jelas sebagai upaya agar
kebijakan yang dikeluarkan kementrian agama dapat diturunkan menjadi
suatu program yang baik (Utama, 2020). Selain itu, (Wahyuni, 2021)
memaparkan bahwa pengelolaan dana pendidikan dalam pesantren meliputi
dua hal yakni bagaimana memperoleh sumber dana dan bagaimana
mengalokasikan dana dalam lingkungan pondok pesantren. Manajemen
pengelolaan dana pendidikan yang efektif akan meningkatkan kinerja
manajemen. Pelaporan pengalokasian dana harus dilakukan berlandaskan
pada prinsip tata kelola yang dirumuskan oleh KNKG (2021) yakni
transparansi, akuntabilitas, responsibility, independence dan fairness.
Implementasi tata kelola yang baik akan berdampak pada sustainability
pondok pesantren. Bukan hanya itu, dalam Undang-Undang Pendidikan
Pesantren (2019) dijelaskan bahwa pengelolaan dana pendidikan
dalamlembaga pendidikan pesantren harus berlandaskan prinsip keadilan,
efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik.

b. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan susunan dan hubungan antara tiap


bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau dalam menjalankan

8
kegiatan operasional untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Struktur
organisasi akan mempengaruhi tindakan organisasi dan memberikan
landasan yang menjadi prosedur operasi standar dan rutinitas. Bentuk
struktur organisasi sangat tergantung kepada bagaimana organisasi ini
diharapkan dapat dikembangkan. Ada beberapa jenis bentuk struktur
organisasi menurut (Robbins & Coulter, 2016) yang dapat menjadi rujukan
bagi pesantren untuk mengembangkan organisasinya, yaitu:

1) Struktur Organisasi bersifat lini atau garis satu komando

Struktur Organisasi ini bisa diterapkan dimana ketentuan,


keputusan, dan kebijakan berada pada pucak pimpinan. Wewenang
pucak pimpinan didelegasikan kepada satuan-satuan unit di bawahnya
berdasarkan garis komando. Kelemahan dari sistem ini adalah beban
pimpinan menjadi besar karena ditanggung sendiri dan bisa berpontensi
menimbulkan kepemimpinan yang otoriter.

2) Struktur Organisasi bersifat fungsional

Struktur Organisai ini yaitu pimpinan puncak dilimpahkan


kepada satuan organisasi dibawahnya. Bawahan dapat menjalankan
perintah dari beberapa orang pimpinan, tidak menekankan hierarki
struktural. Kelemahan dari sistem ini adalah adanya potensi
kepemimpinan yang otoriter dari beberapa orang pimpinan.

3) Struktur Organisasi lini dan staf

Struktur Organisasi ini yaitu dimana pimpinan memerlukan


bantuan dari orang lain yang mampu dan ahli dalam membantu
mengambil keputusan. Setiap orang bertanggung jawab atas tugas yang
diberikan. Kelemahan dari sistem ini, pegawai hanya ahli dalam
bidangnya, dan tidak bisa melakukan pekerjaan yang diluar tanggung
jawabnya.

9
4) Struktur organisasi fungsi dan lini

Struktur Organisai ini yaitu dimana tanggung jawab dari pucak


pimpinan dilimpahkan kepada kepala unit untuk membantu mengambil
keputusan dalam bidang pekerjaan tertentu. Kelemahan dari sistem ini
adalah, kreatifitas dari staf sulit untuk diwujudkan karena terlalu panjang
prosedur hirarkisnya sehingga keputusan sulit untuk cepat dilakukan.

Penjelasan mengenai struktur organisasi yang bisa diterapkan di


pesantren, diharapkan dapat memberikan wawasan bagi pengelola
pesantren untuk dapat menerapkan struktur organisasi yang paling sesuai
dengan kerangka hubungan pekerjaan, sistem proses operasi, dan
menetapkan personel yang tepat dalam mencapai tujuan pesantren
(Karimah, 2018). Pesantren sebagai lembaga pendidikan yang sangat
kental unsur budaya keagamaannya, harus dapat beradaptasi dengan
perubahan jaman, demikian juga dengan sistem struktur organisasi dalam
pengelolaan sistem pendidikannya (M. Zuhair AG, 2019). Dengan
menerapkan struktur organisasi yang tepat dan sesuai dengan budaya
pesantren mengakibatkan terjaminnya keberlanjutan pesantren dalam
meningkatkan keilmuan dan kepercayaan masyarakat (Apandi, 2021)

c. Kurikulum

Terkait dengan pelaksanaan kurikulum pesantren, seorang kiai dalam


melaksanakan pembelajaran untuk dapat mengadopsi atau mengadaptasi
teori-teori pembelajaran dari teori yang digunakan dengan teori yang baru,
yang salah satunya sebagaimana mana tertuang dalam peraturan Menteri
Pendidikan Nasional No 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi (SI) sebagai
berikut:

1) Pelaksanaan kurikulun didasarkan pada kompetensi, perkembangan dan


kondisi santri untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya.
Dalam hal ini santri harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang
bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya
secara bebas, dinamis dan menyenangkan.

10
2) Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu:

a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

b) belajar untuk memahami dan menghayati;

c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif;

d) belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain; dan

e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses


pembelajaran yang efektif, aktif, kreatif, dan menyenangkan.

3) Pelaksanaan kurikulum memungkinkan santri mendapat pelayanan yang


bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan
potensi, tahap perkembangan, dan kondisi santri dengan tetap
memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi santri yang
berdimensi ketuhanan, keindividuan, kesosialan, dan moral.

4) Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan santri dan pendidik


yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat
dengan prinsiptut wuri handayani, ing madyo mangun karso, ing ngarso
sung tulodo (di belakang memberikan daya dan kekuatan, di tengah
membangun semangat dan prakarsa, di depan memberikan contoh dan
teladan).

5) Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multi strategi


dan multi media, sumber belajar dan teknologi yang memadahi, dan
memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar.

6) Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial


dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan
muatan seluruh bahan kajian secara optimal.

7) Kurikulum dilaksanakan mencakup seluruh komponen kompetensi mata


pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri, diselenggarakan dalam
keseimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan

11
memadai antara kelas dan jenis serta jenjang pendidikan
(Horikoshi,1987:232)

D. Sistem Eksternal Pesantren


1. Hubungan pesantren dengan lingkungan masyarakat

Pesantren adalah lembaga pendidikan yang mempunyai kekhasan


tersendiri dan berbeda dengan lembaga pendidikan lainnya. Pendidikan di
pesantren meliputi pendidikan Islam, dakwah, pengembangan kemasyarakatan
dan pendidikan lainnya yang sejenis. Yang mana dalam pesantren para santrinya
disiapkan untuk dapat. berbaur dalam pergaulan di masyarakat dengan adab
yang sesuai dengan moralitas dalam agama Islam. Hal ini begitu diperhatikan
karena lingkungan pesantren berada dalam lingkungan masyarakat yang luas dan
yang menilai baik buruknya dari sebuah pesantren tersebut adalah bagaimana
adab dari santri jebolan pesantren tersebut dengan masyarakat sekitar dan
masyarakat asal daerahnya sendiri. Di Indonesia istilah pesantren lebih populer
dengan sebutan pondok pesantren (Sulthon,2010:12).

Sedangkan hubungan pesantren dengan masyarakat adalah suatu proses


komunikasi antara pesantren dengan masyarakat untuk meningkatkan pengertian
masyarakat tentang kebutuhan dan kegiatan pendidikan dipesantren serta
mendorong minat dan kerjasama antara pesantren dan masyarakat dalam rangka
peningkatan dan pengembangan pesantren. Lebih lanjut, Kindred, Bagin dan
Gallagher (1976) mendefinisikan hubungan pesantren dengan masyarakat
tersebut sebagai usaha kooperatif untuk menjaga dan mengembangkan saluran
informasi dua arah yang efisien serta saling pengertian antara pesantren,
personalia pesantren dengan masyarakat.

Definisi diatas terdapat elemen penting diantaranya seperti:

a. Bahwa hubungan pesantren dengan masyarakat terjadi karena adanya


kepentingan yang sama antara pesantren dengan masyarakat.

b. Untuk memenuhi harapan masyarakat tersebut, masyarakat perlu berperan


serta dalam mengembangkan pesantren.

12
c. Untuk meningkatkan peran serta masyarakat tersebut perlu kerjasama yang
baik melaki komunikasi dua arah antara pesantren dengan masyarakat secara
efisisen.

Dikaitkan dengan hal diatas, masalah yang lebih urgen mengenai


hubungan pesantren dengan masyarakat dapat didefinisikan sebagai segenap
upaya untuk merencanakan, mengembangkan, dan mengefektifkan usaha
koompratif antara pesantren dan masyarakat agar terdapat hubungan timbal
balik yang harmonis dikemudian hari (Khusnuridlo,2006:247).

Tujuan diadakannya hubungan pesantren dengan masyarakat antara


lain sebagai berikut:

1) Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang tujuan serta sasaran yang


ingin direalisasikan pesantren.

2) Meningkatkan pemahaman pesantren tentang keadaan serta aspirasi


masyarakat terhadap pesantren.

3) Menggalang usaha orang tua dan guru-guru dalam memenuhi kebutuhan


anak didik.

4) Mengembangkan kesadaran masyarakat mengenai kepentingan


pendidikan dipesantren dalam era pembangunan.

5) Membangun dan memelihara kepercayaan masyarakat terhadap


pesantren dan program-programnya.

6) Memberitahu masyarakat tentang pertanggung jawaban pesantren atas


harapan yang dibebankan masyarakat kepada pesantren.

7) Mencari dukungan serta bantuan dari masyarakat dalam memperoleh


sumber- sumber yang diperlukan untuk meneruskan dan meningkatkan
program pesantren.

13
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses rekrutmen santri meliputi perencanaan, seleksi, dan pengumuman untuk
memastikan pesantren mendapatkan calon santri yang sesuai dengan kebutuhan dan
visi pesantren. Di samping itu, rekrutmen santri ini juga mempunyai tujuan, tujuan
rekrutmen santri adalah untuk mendukung program dan strategi pesantren, serta
meningkatkan keberhasilan pendidikan santri dengan memilih calon santri yang
berkualitas.

Perencanaan rekrutmen tenaga pendidik melibatkan analisis pekerjaan dan


spesifikasi jabatan untuk memastikan bahwa tenaga pendidik yang direkrut sesuai
dengan kebutuhan pesantren. Struktur organisasi pesantren harus disesuaikan dengan
kebutuhan dan budaya pesantren agar pengelolaan pesantren berjalan efektif.

Sistem Internal Pesanten meliputi tata kelola pesantren, termasuk manajemen


dana, yang harus diimplementasikan dengan baik sesuai dengan prinsip tata kelola
yang baik untuk memastikan keberlanjutan pesantren. Struktur organisasi pesantren
harus dirancang dengan mempertimbangkan kebutuhan dan budaya pesantren agar
efektif dalam mencapai tujuan pendidikan.

Sistem Eksternal Pesantren merujuk pada hubungan pesantren dengan


masyarakat atau lingkungan sekitar, yang dimana ini sangat penting untuk
meningkatkan pemahaman dan kerjasama antara pesantren dan masyarakat dalam
mendukung pengembangan pesantren. Tujuan hubungan tersebut adalah untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan pesantren dan
memperoleh dukungan dari masyarakat untuk pengembangan pesantren.

B. Saran
Demikian makalah yang kami buat. Kami menyadari masih banyak kekurangan
dalam penyajian makalah ini. Maka dari itu, kritik dan saran sangat kami harapkan
untuk perbaikan makalah kami selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
pembaca dan penyusun.

14
DAFTAR PUSTAKA

Apandi, I. (2021). Menjaga Kepercayaan Masyarakat terhadap Pesantren.

Dhofier, Zamakhsyari. 1982, Tradisi Pesantren : Studi Tentang Pandangan Hidup Kiai,
Cet I, LP3ES, Jakarta.

Horikoshi, H.1987. Kiai dan Perobahan Sosial, Terj. Umar Basalim dkk. Jakarta: P3M

Imron, A. 2011. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Bumi Aksara.

Karimah, U. (2018). Pondok Pesantren dan Pendidikan: Relevansinya Dalam Tujuan


Pendidikan. Misykat, 03(01).

Khusnuridlo, Mohammad, 2006. Manajemen Pondok Pesantren Dalam Perspektif


Global, (Yokyakarta: Laksbang Press)

M. Manulang dan Marihot Amh Manulang. 2008. Manajemen Personalia, Yogyakarta:


Gajah Mada University Press.

Mulyasa. 2005. Menjadi Kepala Sekolah Profesioanal; Dalam Konteks Menyukseskan


MBS dan KBK, Bandung: PT Remaja Rosda Karya

Siagian, Sondang P. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2008

Sulthon, 2010. pesantren dan masyarakat, (Bandung: Pustaka Media)

15

Anda mungkin juga menyukai