Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ISLAM DAN LINGKUNGAN HIDUP


“PESANTREN DAN LINGKUNGAN HIDUP”
Dosen Pengampu:
Desi Nurhabibah, M.E.

Disusun Oleh:
Kelompok 11
1. Riska Amanda Suryaningsih (2251010141)

2. Niken Olivia (2251010116)

3. Ginta Ahmad Prayudha (2251010060)

Kelas C Semester 2
Ekonomi Syariah

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
2023 / 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmatnya dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun tema dari makalah ini adalah “ PESANTREN DAN
LINGKUNGAN HIDUP “.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-


besarnya kepada Ibu Desi Nurhabibah, M.E. selaku dosen pengampu mata
kuliah Pengantar Bisnis dan Manajemen yang telah memberikan tugas dan
arahan kepada kami. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini.

Kami jauh dari sempurna dan ini merupakan langkah yang baik dari studi
yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan
kami maka kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan
semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua.

Bandar Lampung, 21 Februari 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………...i

KATA PENGANTAR……………………………………………………………ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………….……………………………………………5
B. Rumusan Masalah……………………………………………………6
C. Tujuan Masalah…...…………………………………………………6

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pesantren……………..…………………………………7
B. Pendidikan Lingkungan Hidup di Pesantren………...……………7
C. Kebijakan Berwawasan Lingkungan………………………………9
D. Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif……..……………….11
E. Pengembangan Sarana dan Prasarana Pendukung
Pondok Pesantren………….………………………………………11
F. Metodologi Pendidikan dan Pengajarn Yang
Umum Berlaku di Pesantren………………………………………12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.………………………………………………………15
B. Saran………………………………………………………………15

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pesantren adalah salah satu lembaga pendidikan Islam yang mempunyai kekhasan
tersendiri serta berbeda dengan lembaga pendidikan lainnya. Ditinjau dari segi
historisnya, pesantren merupakan bentuk lembaga pribumi tertua di Indonesia.
Pesantren sudah dikenal jauh sebelum Indonesia merdeka. Tidak bisa dipungkiri,
bahwa pesantren adalah sebuah lembaga sistem pendidikan dan pengajaran asli
Indonesia yang paling besar dan mengakar kuat.
Pesantren telah banyak memberikan kontribusi dalam membentuk manusia
Indonesia yang religius. Lembaga tersebut telah melahirkan banyak guru bangsa di
masa lalu, kini dan masa yang akan datang. Lulusan pesantren telah memberikan
partisipasi aktif dalam pembangunan bangsa ini. Peran pendidikan pesantren pada
zaman modern saat ini sangat besar. Contohnya dalam arus globalisasi dan
industrialisasi, telah menimbulkan depresi dan bimbangnya pemikiran serta
suramnya perspektif masa depan, maka pesantren amat dibutuhkan untuk mengisi,
menyeimbangkan sekaligus menguatkan akal dan hati. Di tengah- tengah arus
modernisasi ini, santri berhak mempunyai daya tawar atau nilai jual yang mahal
dalam dirinya jika ini tetap dijaga dan diarahkan. Seperti yang diketahui bahwa
lingkungan bagi manusia merupakan unsur yang sangat penting dalam menunjang
kehidupan. Hal ini dikarenakan lingkungan tidak hanya berperan sebagai tempat
beraktivitas manusia, namun juga merupakan dalam mendukung berbagai aktivitas
manusia.

4
Dalam lingkungan, segala kebutuhan manusia sudah telah tersedia sehingga terdapat
upaya yang dilakukan untuk mengeksploitasi lingkungananya sendiri demi
kelangsungan hidup. Dengan adanya interaksi ini, maka dapat dipastikan bahwa
kondisi lingkungan juga dipengaruhi oleh perilaku manusia.
Pondok pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang
memberikan peran signifikan dalam menanamkan karakter kepedulian lingkungan.
Hal ini tidak terlepas dari fungsi utama yang dimiliki pesantren yaitu sebagai
lembaga pendidikan yang meniscayakan sebuah sistem pendidikan dan pola belajar
mengajar yang khas ala pesantren. Disamping itu,pesantren juga berfungsi sebagai
lembaga dakwah yang senantiasa melakukan internalisasi nilai-nilai islam di tengah
masyarakat pesantren dan masyarakat luar pesantren. Santri yang tinggal di pondok
pesantren dituntut memiliki sikap peduli terhadap lingkungan. Pendidikan tentang
lingkungan hidup bisa membangun jiwa cinta lingkungan dengan tujuan menjadi
generasi yang berbudaya lingkungan dan menjadi sebuah kehidupan bagi semua
civitas pondok pesantren. 1

1
http://repository.uin-suska.ac.id/27377/5/6.%202017210PAI-S2BAB%20I Diakses pada tanggal
21 februari 2023

5
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pesantren ?


2. Bagaimana pendidikan lingkungan hidup di pesantren ?
3. Apa saja kebijakan berwawasan lingkungan yang ada dalam
pesantren ?
4. Apa saja kegiatan lingkungan berbasis prespektif ?
5. Apa saja sarana dan prasarana yang dikembangkan dalam pesantren?

C. Tujuan Perumusan Masalah

1. Untuk mengetahui pengertian dari pesantren


2. Untuk memahami tentang pendidikan lingkungan hidup dalam
pesantren
3. Untuk mengetahui apa saja kebijakan lingkungan dalam pesantren
4. Untuk mengetahui kegiatan lingkungan prespektif dalam pesantren
5. Untuk mengetahui sarana dan prasarana dalam pesantren

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pesantren
Menurut asal katanya pesantren berasal dari kata “santri” yang mendapat imbuhan
awalan “pe” dan akhiran “an” yang menunjukkan tempat, maka artinya adala h
tempat para santri. Terkadang pula pesantren dianggap sebagai gabungan dari kata
“santri” (manusia baik) dengan suku kata “tra” (suka menolong) sehingga kata
pesantren dapat diartikan tempat pendidikan manusia baik-baik.
Kemudian diasumsikan bahwa satri berarti orang yang tahu tentang agama
melalui kitab-kitab berbahasa Arab dan atau paling tidak santri bisa
membaca al-Qur`an, sehingga membawa kepada sikap lebih serius dalam
memandang agama. Juga perkataan santri berasal dari bahasa Jawa
“cantrik” yang berarti orang yang selalu mengikuti guru kemana guru pergi
menetap (istilah pewayangan) tentunya dengan tujuan agar dapat belajar
darinya mengenai keahlian tertentu.
Pesantren juga terkenal dengan tambahan istilah pondok yang dalam arti kata
bahasa Indonesia mempunyai arti kamar, gubug, rumah kecil dengan menekankan
kesederhanaan bangunan atau pondok juga berasal dari bahasa Arab “funduq” yang
berarti ruang tidur, wisma, hotel sederhana, atau mengandung arti tempat tinggal
yang terbuat dari bambu. 20 Pesantren atau lebih dikenal dengan istilah pondok
pesantren dapat diartikan sebagai tempat atau kompleka para santri untuk belajar
atau mengaji ilmu pengetahuan agama kepada kiai atau guru ngaji, biasanya
komplek itu berbentuk asrama atau kamar-kamar kecil dengan bangunann apa
adanya yang menunjukkan kesederhanannya.
Pengertian pondok pesantren secara terminologis cukup banyak
dikemukakan para ahli. Dhofier mendefinisikan bahwa pondok pesantren
adalah lembaga pendidikan tradisional Islam untuk mempelajari,
memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan
menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku
sehari-hari. Pondok pesantren juga didefinisikan sebagai pendidikan dan
pengajaran Islam di dalamnya terjadi interaksi antara kiai dengan ustadz
sebagai guru dan para santri sebagai murid dengan mengambil tempat di
masjid atau di halaman asrama (pondok) untuk mengkaji dan membahas
buku-buku teks keagamaan karya ulama masa lalu. Mastuhu mendefinisikan
bahwa pondok pesantren adalah lembaga tradisional Islam untuk
memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam (tafaqquh fi
al-din) dengan menekankan pentingnya moral agama Islam sebagai
pedoman hidup bermasyarakat sehari-hari.

7
Arifin mendefinisikan pondok peantren sebagai suatu lembaga pendidikan agama
Islam yang tumbuh serta diakui oleh masyarakat sekitar, dengan sistem asrama
menerima pendidikan agama melalui sistem pengajian atau madrasah yang
sepenuhnya berada di bawah kedaulatan darikepemimpinan (leadership) seorang
atau beberapa orang kiai dengan ciriciri khas yang bersifat kharismatik serta
independen dalam segala hal.

B. Pendidikan Lingkungan Hidup di Pesantren


Pendidikan lingkungan hidup adalah suatu proses untuk membangun populasi
manusia di dunia yang sadar dan peduli terhadap lingkungan total (keseluruhan)
dan segala masalah yang berkaitan dengannya, dan masyarakat yang memiliki
pengetahuan, ketrampilan, sikap dan tingkah laku, motivasi serta komitmen untuk
bekerja sama, baik secara individu maupun secara kolektif, untuk dapat
memecahkan berbagai masalah lingkungan saat ini, dan mencegah timbulnya
masalah baru.
Menurut Undang-Undang No 32 tahun 2009 pasal 1 ayat 2 dijelaskan bahwa
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) adalah upaya
sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi
lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan atau kerusakan
lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian,
pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum. Seperti yang sudah
dijelaskan dalam undang-undang diatas bahwa lingkungan hidup
membutuhkan pelestarian agar terhindar dari segala permasalahan
lingkungan hidup. Untuk mendukung Perlindungan dan Pengelelolaan
Lingkungan Hidup disekolah, maka Kementerian Lingkungan Hidup
bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk
mengembangkan program pengelolaan lingkungan yang di sebut program
Adiwiyata. Tujuan dari Program Adiwiyata adalah mewujudkan warga
sekolah atau pesantren yang bertanggung jawab dalam upaya perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup .2

2
Mastuhu, Dinamika Pendidikan Pesantren: suatu Kajian tentang Unsur dan
Nilai Sistem Pendidikan Pesantren, (Jakarta: INIS, 1994) diakses pada tanggal 21 februari 2023

8
Pondok Pesantren secara umum dan pendidikan agama secara khusus
mengimplementasikan program adiwiyata dalam pendidikan yang telah
diintegrasikan dalam kurikulum pendidikan pesantren. Program adiwiyata dalam
pendidikan di Pondok Pesantren menjadi sebuah pelajaran yang bersifat
interdisipliner. Pogram adiwiyata dalam pendidikan di Pondok Pesantren yang
meliputi seluruh mata pelajaran madrasah terintegrasikan dengan pendidikan yang
membawa pesan lingkungan sehat pada peserta didik. Pendidikan madrasah juga
diimplementasikan melalui aktivitas peserta didik di dalam lingkungan sekolah
sebagai wujud pengamalan terhadap ilmuyang diperolehnya.
Dalam rangkah menumbuhkan kesadaran berlingkungan sehat pondok pesantren
atau sekolah memiliki beberapa kendala seperti masih adanya santri/siswa yang
tidak disiplin, kurang peduli dengan lingkungan sekitar baik di lingkungan sekolah
secara menyeluruh ataupun di lingkungan kelas. Hal ini menjadi problem pihak
sekolah dalam mewujudkan visi sekolah dan tentunya seluruh majelis guru dalam
menginternalisasikan nilai-nilai pendidikan.

C. Kebijakan Berwawasan Lingkungan


1. Kebijakan Pondok Pesantren Dalam Upaya Penghematan Sumber Daya
Alam.

 a). Efisiensi Penggunaan Lahan Sebagai Ruang Terbuka Hijau dan Estetika
(Landscape)
Pemanfaatan ruang terbuka hijau di pondok pesantren sangatlah penting
dalam menjadikan pondok pesantren ini sebagai pondok pesantren yang
ramah dan peduli terhadap lingkungan. Tidak bisa di pungkiri bila
pemanfaatan ruang terbuka hijau merupakan cerminan dari sebuah pondok
pesantren yang ramah lingkungan. Dan pondok pesantren nurul hakim telah
berhasil melakukannya, pemanfaatan ruang terbuka hijau disini sudah
cukup baik, begitupun dengan perihal estetika di ponpes ini yang cukup
baik. Walau begitu masih terdapat kekurangan baik dari konsep maupun
keadaaan saat ini dikarenakan masih ada nya beberapa titik pembangunan
di sekitar pondok pesantren.

 b). Upaya Kontribusi Pengurangan Pemanasan Global


Pimpinan pondok pesantren mengkontribusi lingkungan pesantrennya
dalam hal penghijauan dengan mengorganisir pemberian bibit tanaman
yang dapat ditanam dalam bentuk polybag sehingga mengurangi pemanasan
global. Dan melarang para santri atau santriwati untuk tidak menebang
pohon karena lebih baik merubuhkan satu bangunan daripada menebang
satu pohon yang ada.
9
2. Kebijakan Pondok Pesantren Dalam Mewujudkan Lingkungan Yang Sehat
dan Bersih.

Tidak bisa di pungkiri bila pemanfaatan ruang terbuka hijau merupakan


cerminan dari sebuah pondok pesantren yang ramah lingkungan. Dan
pondok pesantren nurul hakim telah berhasil melakukannya, pemanfaatan
ruang terbuka hijau disini sudah cukup baik, begitupun dengan perihal
estetika di ponpes ini yang cukup baik. Walau begitu masih terdapat
kekurangan baik dari konsep maupun keadaaan saat ini dikarenakan masih
ada nya beberapa titik pembangunan di sekitar pondok pesantren. Dan
ustadz/ustadzah harus memberikan contoh di depan para santri dengan ikut
serta memungut sampah yang terlihat kemudian membuangnya ke tempat
sampah.

3. Kebijakan Pondok Pesantren dalam Mengembangkan Pembelajaran


Lingkungan .

Kurikulum 2013 dalam pendidikan membuat santri/santriwati untuk aktif


dalam proses belajar di kelas maupun luar kelas. Pondok pesantren memiliki
kebijakan untuk para ustadz/ustadzah agar menyisipkan materi fiqhul bi’ah
di sela-sela pemaparan materi di kelas. Beberapa praktikum dalam
pembelajaran juga sering disisipkan tugas mengenai cinta terhadap
lingkungan sehingga para santri dapat lebih berkontribusi aktif terhadap
pelestarian lingkungan. Selain itu juga dilakukan Penyebaran buku khutbah
jum’at tentang kelestarian lingkungan hidup dan pesan-pesan pentingnya
kebersihan serta kesehatan lingkungan sekitar kurang lebih 5000 eks.
Pada aspek ini pondok pesantren menerapkan hidden curriculum dalam
mengajarkan dan mengembangkan pembelajaran mengenai limgkungan.
Hal ini ditunjukkan dengan adanya materi fiqh al bi’ah yang diajarkan para
ustaddz/ustadzah kepada para santri yang di sisipkan dalam pelajaran
dikelas maupun dalam konten konten ceramah para ustadz tersebut.

10
D. Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif

1. Mengadakan Kegiatan Ekstrakulikuler Berbasis Lingkungan


Pondok pesantren memiliki satu ekstrakulikuler yang berbasis
lingkungan yaitu ekstrakulikuler pertanian terpadu. Para santri diberikan
materi berupa pengolahan lahan pertanian, pengolahan pupuk kompos
dan lain sebagainya serta melakukan praktik langsung di lapangan.
Mereka diajarkan langsung untuk mengolah kebun yang ditanami cabai,
timun dan lain-lain bahkan pengolahan limbah untuk dijadikan pupuk
kompos.Hal ini sangat penting bagi para santri karena ekstrakulikuler
ini dapat menjadi wadah para santri untuk mempraktekan dan
mempelajari lebih lanjut apa yang sudah dipelajari sebelumnya di ruang
kelas yaitu materi fiqh bi’ah. Dengan ekstrakuler ini para santri bisa
mengetahui cara menjaga lingkungan dan juga mengolahnya dengan
baik.

2. Pengenalan SDA dan Manfaatnya Bagi Kehidupan


Para ustadz dan ustadzah mengajarkan kepada para santri untuk
mengenal alam disekitarnya seperti jenis pohon yang ada di ponpes,
manfaat menanam pohon dan lain sebagainya. Hampir setiap pohon di
ponpes diberikan papan nama agar para santri mengenal jenis pohon
yanga da disekitarnya. Para ustadz/ustadzah menanamkan prinsip
kepada para santri bahwa setiap pohon yang ditanam dan dirawat
merupakan salah satu amal jariyah sehingga mereka dapat lebh
mencintai lingkungan disekitarnya.

E. Pengembangan Sarana dan Prasarana Pendukung Pondok Pesantren

Pondok pesantren mempunyai beberapa sarana dan prasarana yang


menunjang kegiatan di pesantren diantaranya, yaitu :
1) Klinik Kesehatan
2) Masjid dan mushola
3) Pertanian
4) Kantin

11
5) Koperasi
6) Asrama putra dan putri
7) Tempat pengolahan pupuk kompos
8) Ruang kelas indoor dan outdoor3
9) Perpustakaan
10) Gedung olahraga dan pertemuan, dan lain sebagainya

F. Metodologi Pendidikan dan Pengajarn Yang Umum Berlaku di Pesantren

a). Sistem Pengajaran Pesantren


Ghazali (2001: 29-33) membagi sistem pengajaran yang dilakukan
pesantren bersifat tradisional dan modern. Sistem tradisional adalah
berangkat dari pola pengajaran yang sangat sederhana dan sejak semula
timbulnya, yaitu pola pengajaran sorogan, dan bandongan (weton/halaqah)
dalam mengkaji kitab-kitab agama yang ditulis oleh para ulama zaman abad
pertengahan. Dimana pola pengajaran tersebut bergantung semata-mata
pada Kyai sebagai pemegang otoritas dominan dalam memimpin pesantren.
Sehingga segala sesuatu yang berhubungan dengan waktu, tempat dan
materi pengajaran (kurikulum) nya terletak pada Kyai atau ustadzlah yang
menentukan berlangsungnya proses belajar-mengajar di pesantren.

1. Sorongan
Merupakan sistem pengajaran yang dilakukan dengan cara
menyorongkan sebuah kitab dari santri kepada Kyai untuk dibaca di
hadapan Kyai. Bila terdapat kesalahan maka Kyai akan langsung
memperbaikinya. Di pesantren besar, sistem tersebut hanya dilakukan
oleh dua atau tiga orang santri saja, yang biasanya terdiri darikeluarga
Kyai atau santri-santri yang diharapkan kemudian hari menjadi alim.

3
Pengelolaan Lingkungan Berbasis Pesantren(Universitasnegerijakarta) diakses pada tanggal 22
februari 2023.

12
2. Bendongan (Weton/Halaqah)
Merupakan metode utama sistem pengajaran di lingkungan pesantren.
Dhofier (2011: 54) menjelaskan bahwa sistem bandongan seringkali
juga disebut sistem weton. Dimana dalam sistem ini sekelompok santri
mendengarkan seorang guru (Kyai) yang membaca, menerjemahkan,
menerangkan, bahkan seringkali mengulas buku-buku Islam dalam
bahasa Arab. Setiap murid (santri) menyimak bukunya sendiri dan
membuat catatan (baik arti maupun keterangan) tentang kata-kata atau
buah pikiran yang sulit. Kelompok kelas sistem bandongan ini disebut
halaqah yang artinya lingkaran murid (santri), atau kelompok siswa
yang belajar dibawah bimbingan seorang guru (Kyai).

b). Metode Pengajaran Pesantren


1. Keteladanan
Secara psikologis manusia sangat memerlukan keteladanan untuk
mengembangkan sifat-sifat dan potensinya. Pemberian contoh-
contoh kongkrit bagi para santri mutlak diperlukan. Dalam
pesantren, Kyai dan ustadz harus senantiasa memberikan uswah
yang baik bagi para santri, termasuk dalam ibadah-ibadah ritual,
serta dalam hidup keseharian. Seperti sikap Kyai yang rendah hati
ketika mengajar sebuah pengajian selalu diakhiri dengan kata-kata
“Wallahu a’lam bi al-shawab” atau kesederhanaan sosok Kyai
dalam bergaul, bersikap ramah dengan siapa saja, dan seterusnya.
2. Nasehat (Mauidzah)
Mauidzah berarti nasehat. Metode mauidzah harus mengandung
tiga unsur, yakni : Pertama, uraian tentang kebaikan dan
kebenaran yang harus dilakukan oleh santri, misalnya tentang
sopan santun, harus berjamaah maupun kerajinan dalam beramal;
Kedua, motivasi dalam melakukan kebaikan; Ketiga, peringatan
tentang dosa atau bahaya yang bakal muncul dari adanya larangan
bagi dirinya sendiri maupun orang lain.

13
3. Targhib wa Tahzib
Metode ini terdiri atas dua metode sekaligus yang berkaitan satu sama
lain; targhib dan tahzib. Targhib adalah janji disertai dengan bujukan
agar seseorang senang melakukan kebajikan dan menjauhi kejahatan.
Tahzib adalah ancaman untuk menimbulkan rasa takut berbuat tidak
benar (Nahlawi, 1992: 412). Penekanan metode targhib terletak pada
harapan untuk melakukan kebajikan, sementara penekanan metode
tahzib terletak pada upaya menjauhi kejahatan atau dosa. Meski
demikian metode ini tidak sama pada metode hadiah dan hukuman.
Perbedaannya terletak pada akar pengambilan materi dan tujuan yang
hendak dicapai. Targhib dan tahzib berakar pada Tuhan (ajaran agama)
yang tujuannya memantapkan rasa keagamaan dan membangkitkan sifat
Rabbaniyah, tanpa terikat waktu dan tempat. Adapun metode hadiah dan
hukuman berpijak pada hukum rasio/akal yang sempit (duniawi) yang
tujuannya masih terikat ruang dan waktu. Dipesantren, metode ini
biasanya diterapkan dalam pengajian-pengajian, baik sorogan maupun
bandongan.
4.Mengambil Pelajaran (Ibrah)
Secara sederhana ibrah berarti merenungkan dan memikirkan. Dalam
arti umum biasanya dimaknakan dengan mengambil pelajaran dari
setiap peristiwa (Nahlawi, 1992: 390). Ibrah dapat didefinisikan sebagai
suatu kondisi psikis yang menyampaikan manusia untuk mengetahui
intisari suatu perkara yang disaksikan, diperhatikan, diinduksikan,
ditimbang-timbang, diukur dan diputuskan secara nalar,sehingga
kesimpulannya dapat mempengaruhi hati untuk tunduk kepadanya, lalu
mendorongnya kepada perilaku yang sesuai. Sebagaimana tujuan
paedagogis dari ibrah adalah mengantarkan manusia pada kepuasan
pikir tentang perkara agama yang bisa menggerakkan, mendidik atau
menambah perasaan keagamaan. Pengambilan Ibrah dapat dilakukan
melalui kisah-kisah teladan, fenomena alam atau peristiwaperistiwa
yang terjadi, baik di masa lalu maupun sekarang (Burhanuddin, 2001:
57).4

4
Ahmad Affandi Iwan, Pondok Pesantren Berwawasan Linkgungan (jawa barat 2019) diakses
pada tanggal 22 februari 2023.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam melestarikan dan menjaga keutuhan kondisi lingkungan hidup ini


tidak semata berada di lingkungan masyarakat atau sekitar saja tetapi dalam
pemenuhannya lingkungan hidup di dalam pesantren pun perlu kita
perhatikan. Seperti halnya dalam sekolah, lingkungan pondok pesantren pun
harus tetap dijaga karena berwawasan islami oleh karena itu islam
mengajarkan agar kita selalu tetap menjaga kebersihan lingkungan, menjaga
ketertiban lingkungan dan tidak merusak nya. Sebagai seorang santri atau
santriwati harus sepandai-pandainya dalam menjaga lingkungan
pondoknya.
Pesantren adalah tempat pendidikan agama dan pembentuk kepribadian
seorang muslim. Santri menuntut ilmu di pesantren berharap menjadi
manusia yang memiliki pemahaman agama yang baik. Kenyataannya,
banyak lingkungan pesantren justru tidak mendukung hal tersebut.
Pesantren yang kurang baik dapat menimbulkan efek negatif seperti
degradasi moral, permasalahan kesehatan, penyimpangan orientasi seksual
dan penurunan idraq silla billah terhadap santri. Dengan adanya program
adiwitaya akan menjadikan keadaan lingkungan menjadi lebih baik lagi.

B. Saran

Perlu adanya pembinaan untuk para santriwan / santriwati agar lebih peduli
dan bisa menjaga lingkungan pesantrennya yang nantinya untuk
menciptakan lingkungan yang baik, kondusif dan sejahtera

15
Daftar Pustaka

http://repository.uin-suska.ac.id/27377/5/6.%202017210PAI-S2BAB%20I
Diakses pada tanggal 21 februari 2023

Mastuhu, Dinamika Pendidikan Pesantren: suatu Kajian tentang Unsur dan


Nilai Sistem Pendidikan Pesantren, (Jakarta: INIS, 1994) diakses pada tanggal 21
februari 2023

Pengelolaan Lingkungan Berbasis Pesantren(Universitasnegerijakarta) diakses


pada tanggal 22 februari 2023.

Ahmad Affandi Iwan, Pondok Pesantren Berwawasan Linkgungan (jawa barat


2019) diakses pada tanggal 22 februari 2023.

16

Anda mungkin juga menyukai