PENDAHULUAN
Hal ini sejalan dengan tujuan Pendidikan Agama Islam yaitu penanaman
nilai-nilai Islam yang berkesesuaian dengan etika sosial atau moralitas sosial. 2
Jadi, dimensi moral atau akhlak menjadi sisi penting obyek tujuan dalam dunia
pendidikan di pesantren.
Namun, meski dilingkungan yang agamis, bukan berarti suatu hal yang
bertentangan dengan nilai agama maupun norma masyarakat tidak akan terjadi.
Jika dikaitkan dengan ilmu sosiologi, terdapat suatu konsep mengenai
1
Andi Alifah, dkk., Pola Pemberdayaan Masyarakat MelaluiPondok Pesantren (Jakarta: Depag, 2003),
hal. 2.
2
Abdul Madjid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Bandung: Rosda,
2004), hal. 136.
1
ketidaksesuaian perilaku masyarakat dengan kaidah normatif, yakni kajian
mengenai penyimpangan sosial.
Maka dari itu penulis dengan rasa kepedulian penulis, akan meneliti
perkembangan budaya ghasab dan meneliti siapa yang menjadi akar dari
fenomena ghasab di Pondok Pesantren Daar El-Birr. Maka dari itu penulis
mengangkat tema karya tulis ini dengan judul "Pengaruh Santri Senior terhadap
Perkembangan Budaya Ghasab di Pondok Pesantren Daar El Birr".
2
1.2 Rumusan Masalah
1.4 Manfaat
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
1. Bagi santri
3
dalam membuat sebuah praturan di pondok pesantren. Sehingga dapat
menjalankan peraturan dengan teratur dan tertib.
3. Bagi peneliti
4. Bagi masyarakat
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
3
B Marjani Alwi, “Pondok Pesantren: Ciri Khas, Perkembangan, dan Sistem Pendidikannya”, Lentera
Pendidikan, Vol. 16, No. 2, (2013), 207.
4
Sri Hinangsih, “Peran Strategis Pesantren, Madrasah, dan Sekolah Islam di Indonesia”, ElTarbawy:
Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 1, No. 1, (2008).
5
Arifin, Z. (2012). Perkembangan pesantren di Indonesia. Jurnal Pendidikan Agama Islam, 9(1),43.
5
Berdirinya pondok pesantren mendapat pengaruh yang lebih dari
Walisongo di Jawa. Sekitar abad ke 15-16 Masehi, pondok pesantren
diketahui keberadaannya. Sunan Maulana Malik Ibrahim salah satu
Walisongo yang berasal dari Gresik merupakan pembangun pertama kali
pondok pesantren. Beliau dikenal dengan sebutan “Bapak Rohani” yang
berarti guru yang mewariskan tradisi pesantren di wilayah Jawa. 6 Pada
abad tersebut juga, agama Islam disebarkan di Pulau Jawa dan dilakukan
oleh para Walisongo.
2.2. Santri
6
Saefudin Zuhri, Sejarah Kebangkitan Islam dan Perkembangannya di Indonesia (Bandung:
AlMa’arif, 1979), 263.
7
Aisatun Nurhayati, “Literatur Keislaman Dalam Konteks Pesantreni,” Jurnal Pustakaloka, Vol. 5, No.
1 (2013).
8
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren, Suatu Studi Tentang Peranan Kiai Dalam Memelihara dan
Mengembangkan Ideology Islam Tradisioanl, (Jakarta: LP3ES, 1982), hlm. 18.
6
dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral
keagamaan sebagai pedoman perilaku sehari-hari.9
2.3. Ghasab
9
Mastuhu, Dinamika Model Pendidikan Pesantren, (Jakarta: INIS, 1994), hlm. 55.
10
Abdul Aziz Dahlan, Esiklopedi Hukum Islam, Et al, Cet. 1 (Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve, 2006),
hlm. 400.
7
Muhammad Syatha al-Dimyati berpendapat bahwa gaṣab ialah
penguasaan terhadap hak orang lain walau hanya untuk mrngambil
manfaat.11
ANALISIS PRAKTIK GAṢAB DITINJAU MENURUT KONSEP FIQH MU’AMALAH (Studi Kasus di
Kemukiman Lamteungoh, Aceh Besar)
BAB III
METODE PENELITIAN
11
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, Ed. 1, Cet. 5 (Jakarta: Rajawali Perss, 2010), hlm. 249
8
Lokasi penelitian berlangsung di Pondok Pesantren Daar El-Birr
Kelurahan Nagrak Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor. Pemilihan tempat
ini didasari atas pertimbangan kemudahan dalam memperoleh data, pengamatan
dapat dilakukan di segala tempat sesuai dengan kemampuan. Penelitian ini
dilaksanakan pada tanggal 23 oktober 2023.
X Y
Keterangan :
X = pengaruh santri senior
Y = perkembangan budaya ghasab
1. Populasi
9
peneliti guna diplajari kemudian ditarik kesimpulannya untuk dijadikan
sebagai sumber data dalam suatu penelitian13
2. Sample
1. Kuesioner
13
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif . (Bandung:Alfabeta), hal.130.
14
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. (Bandung:IKAPI), hal.85.
10
c. Kadang-kadang (KK) = 3
d. Hampir tidak pernah (HTP) = 2 atau 4
e. Tidak pernah (TP) = 1 atau 5
2. Dokumentasi
a. Uji validitas
r hitung = N ¿ ¿
15
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. (Bandung:IKAPI), hal.147.
16
Tulus Winarsunu, Statistik Dalam Penelitian Psikologi Dan Pendidikan, (Malang: UMM Press, 2006),
hal. 70
11
Untuk memudahkan perhitungan peneliti menggunakan SPSS 16.0 for
windows. Berikut langkah-langkah untuk menghitung uji validitas dengan
SPSS 16.0 for windows:
b. Uji reabilitas
- s2t = ∑ x 2−¿ ¿ ¿ ¿
17
https://indrawahyudisite.wordpress.com/2016/04/02/reliabilitas-uji-reliabilitas/
12
2
n s t−∑ pq
- r 11 = { }
(n−1) s 2t
Keterangan:
K = Jumlah item instrument
2
st = Varians total
p = Proporsi banyaknya objek yang menjawab item 1
q = 1-pi
X=
∑x
∑n
Keterangan :
X = Nilai rata-rata
13
X gab =
∑x
∑n
Keterangan :
14