Anda di halaman 1dari 5

Pondok pesantren merupakan gabungan dari kata pondok dan pesantren, pondok berasal dari bahasa

Arab funduq yang artinya ruang tidur, asrama atau wisma sederhana, Pondok memang digunakan
sebagai tempat penampungan sederhana dari para santri yang jauh dari tempat asalnya. Asrama para
santri tersebut berada di lingkungan komplek pesantren yang terdiri dari rumah tinggal kyai, masjid,
ruang untuk belajar, mengaji dan kegiatan keagamaan lainnya. 1 Sedangkan kata pesantren berasal dari
kata dasar “santri” yang berawalan “pe” dan berakhiran “an” yang berarti tempat tinggal para santri. 2

A. Latar Belakang Pondok pesantren merupakan suatu lembaga pendidikan Islam, yakni lembaga
yang digunakan untuk mempelajari agama Islam, sekaligus sebagai pusat penyebarannya.
Sebagai pusat penyebaran agama Islam pesantren dituntut untuk mengembangkan fungsi dan
perannya, salah satu peran penting pesantren yaitu mengupayakan tenaga – tenaga atau misi –
misi agama, yang nantinya diharapkan mampu membawa perubahan kondisi, situasi, dan tradisi
masyarakat. Pesantren juga merupakan lembaga pendidikan Islam tertua yang berfungsi sebagai
salah satu benteng pertahanan umat islam, pusat dakwah dan pusat pengembangan masyarakat
di Indonsesia. Tujuan umum pesantren adalah membimbing peserta didik untuk menjadi
manusia yang berkepribadian Islam yang dengan ilmu agamanya ia sanggup menjadi penyampai
ajaran Islam dalam masyarakat sekitar melalui ilmu dan amalnya.1 Di dalam dunia pendidikan,
pesantren merupakan lembaga pendidikan yang tidak hanya mendidik dalam ranah intelektual,
tetapi juga mendidik sikap serta akhlak beragama dan bermasyarakat. Tidak heran jika
B. pesantren sering disebut-sebut sebagai lembaga pendidikan yang mengajarkan karakter. Bahkan
sebenarnya tujuan pendidikan Islam yang hakiki terdapat pada pesantren. Al-Attas menghendaki
tujuan pendidikan Islam adalah manusia yang baik. Ini terlalu umum. Marimba berpendapat
bahwa tujuan pendidikan Islam adalah terbentuknya orang berkepribadian Muslim. Ini pun amat
umum; ia memang menyebutknya sebagai tujuan akhir. Al-Abrasyi menghendaki tujuan akhir
pendidikan Islam adalah manusia yang berakhlak mulia. Ini juga amat umum. Munir Mursyi
menyatakan bahwa tujuan akhir pendidikan menurut Islam adalah manusia sempurna. Ini pun
terlalu umum, sulit dioperasikan dalam tindakan percencanaan dan pelaksanaan pendidikan
secara nyata. Menurut Abdul Fattah Jalal, tujuan umum pendidika Islam ialah terwujudnya
manusia sebagai hamba Allah. Ia mengatakan bahwa tujuan ini akan mewujudkan tujuan –
tujuan khusus. Dengan mengutip surat al-Takwir ayat 27, Jalal menyatakan bahwa tujuan itu
adalah untuk semua manusia. Jadi, menurut Islam, pendidikan haruslah menjadikan seluruh
manusia menjadi manusia yang menghambakan diri kepada Allah. Yang dimaksud dengan
menghambakan diri ialah beribadah kepada Allah.2
C. Jadi, tujuan pendidikan Islam adalah mencetak manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT. dan
ber-akhlak mulia sehingga setiap amalannya didasari oleh ilmu dan ilmunya akan diamalkan
kemudian akan tercipta akhlak yang karimah. Tujuan mulia pendidikan Islam tersebut ada pada
lembaga pendidikan pesantren. Di pesantren di ajarkan tidak hanya bagaimana cara menyerap
ilmu tapi juga bagaimana mengamalkan ilmu sehingga bisa di terpakan saat sudah keluar dari
pesantren. Salah satu ciri – ciri pesantren yaitu mengajarkan tentang kitab kuning. Kitab kuning
merupakan salah satu fenomena dalam pondok pesantren dan menjadi tradisi yang selalu
melekat pada pesantren. Kitab kuning pada dasarnya merupakan istilah yang dimunculkan oleh
kalangan luar pesantren untuk meremehkan kadar keilmuaan pesantren. Bagi mereka kitab
kuning sebagai kitab yang memiliki kadar keilmuwan yang rendah dan menyebabkan stagnasi
intelektual. Istilah kitab kuning sebenarnya dilekatkan pada kitab warisan abad pertengahan
Islam yang masih digunakan pesantren hingga saat ini.3 Salah satu kitab yang banyak diajarkan
di pondok pesantren adalah kitabTa‟lim Al-Muta‟allim.Kitab karya az-Zarnuji ini adalah salah
satu kitab klasik, yang namanya dikenal dikalangan kyai dan santri di seluruh pesantren
D. Indonesia.Kitab yang banyak memberikan banyak konsep-konsep dan masalah pendidikan
dalam berbagai aspeknya ini banyak diajarkan bagi para penuntut pemula dalam lingkungan
pesantren.Kitab ini selalu diajarkan di semua pesantren di Indonesia. Karena di dalamnya
terdapat metode bagaimana ber- etika dalam belajar, bagaimana cara menghormati guru,
bagaimana cara menghormati ilmu yang semuanya hanya untuk keberkahan dan kemanfaatan
ilmu. Daya tarik kitab ini yang banyak menjelaskan tentang ilmu pengetahuan menjadi nilai plus
bagi para pendidik.Terutama di pondok- pondok pesantren, baik pondok salaf (tradisional)
maupun pondok yang mengaku sebagai pondok modern. Di dalam Kitab Ta’lim al-Muta’allim
akan dibahas secara menyeluruh dan detail mengenai adab dalam menuntut ilmu. Jadi, garis
besar dari kitab Ta’lim al-Muta’allim adalah berbagai kaifiyah yang di lihat dari berbagai sudut
pendang tentang etika menuntut ilmu yang dengan itu semua dapat meraih kemanfaatan dan
keberkahan ilmu. Pondok Pesantren Al – Amin Sooko – Mojokerto merupakan Pondok semi-
modern yang memadukan antara ilmu pengetahuan umum dan ilmu agama. Visi dari pondok ini
yakni “Ilmu amaliyah, Amal ilmiyah, Akhlaqul Karimah” yang outputnya diharapkan menjadi
pribadi yang senantiasa mengamlkan ilmunya, beramal yang di dasari oleh ilmu, sehingga
terciptanya akhlak yang karimah.
E. Pendidikan akhlak telah dicanangkan di pesantren tersebut. Ilmu tanpa amal adalah kosong,
serta amal tanpa didasari dengan ilmu itu akan menyesatkan. Sebagai lembaga pendidikan Islam
yang berada di tengah kabupaten Mojokerto, Pondok Pesantren Al-Amin tidak hanya fokus
dalam pengembangan intelektual, tapi juga spiritual dan juga mencetak kader – kader Ulama
yang berakhlak mulia. Dengan melihat tujuan akhir dari kitab Ta’lim al-Muta’allim dan visi misi
Pondok Pesantren Al-Amin, penulis merasa perlu meneliti tentang etika belajar santri di sebuah
pondok pesantren yakni Pondok Pesantren Al- Amin Sooko – Mojokerto.Melalui observasi yang
dilakukan penulis di Ponpes tersebut, ditemukan beberapa kejadian yang mencerminkan sikap
yang bertentangan dengan isi kandungan Kitab Ta’lim al-Muta’allim. Oleh karena itu, peneliti
menganggap sangatlah penting pendidikan akhlak terhadap tercetaknya generasi masa depan
yang mapan dalam intelektual juga kokok dalam spiritual yang menghasilkan pribadi yang
bertaqwa dan berakhlak mulia. Sehingga peneliti mengadakan penelitian tentang “Implementasi
Kitab Ta’lim al-Muta’allim dalam Pembentukan Etika Belajar Santri Madrasah Aliyah Pondok
Pesantren Al-Amin Sooko- Mojokerto”. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah
diuraikan di atas maka dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut:
F. 1. Bagaimana pembelajaran kitan Kitab Ta’lim Al-Muta’allim di Pondok Pesantren Al-Amin Sooko
– Mojokerto ? 2. Bagaimana etika belajar santri Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Amin
Sooko – Mojokerto ? 3. Bagaimana implementasi kitab Ta’lim Al-Muta’allim dalam
pembentukkan etika belajar santri Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al – Amin Sooko –
Mojokerto ? C. Tujuan Penelitian Setelah rumusan masalah telah dikemukakakn di atas, maka
tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pembelajaran kitan Kitab
Ta’lim Al-Muta’allim di Pondok Pesantren Al-Amin Sooko – Mojokerto. 2. Untuk Mengetahui
implementasi kitab Ta’lim Al-Muta’allim dalam pembentukkan etika belajar santri Madrasah
Aliyah Pondok Pesantren Al – Amin Sooko – Mojokerto. D. Manfaat Penelitian 1. Menjadi bahan
evaluasi guna memperbaiki kekurangan yang ada dalam implementasi kitab Ta’lim al-Muta’allim
dalam pembentukkan etika belajar santri Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Amin Sooko –
Mojokerto. 2. Sebagai bahan instropeksi bagi setiap orang yang membaca penelitian ini sehingga
bisa lebih berhati – hati dalam ber-etika belajar agar dapat meraih kemanfaatan ilmu
G. E. Penelitian Terdahulu Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang meneliti terkait kitab
Ta’lim al - Muta’llim yakni sebagai berikut : 1. Fitri Novitasari mahasiswa Prodi Pendidikan
Agama Islam Jurusan Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Sunan Ampel Surabaya dalam skripsinya yang berjudul “Implementasi Kitab Ta’lim al- Muta’allim
dan Washoya al-Aba’ li al-Abna’ dalam Pembentukan Akhlak Santri (Studi Kasusu di Pondok
Pesantren Miftahul Mubtadiin Krempyang Tanjunganom), disimpulkan bahwa akhlak santri
merupakan sikap santri dalam kehidupan sehari – hari, baik di lingkungan pesantren maupun di
luar pesantren. Santri di pondok pesantren Miftahul Mubtadiin sangat menjunjung tinggi nilai
kesopanan kepada siapapun. 2. Khoirul Robany mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Islam,
Jurusan Pendidikan Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya dalam
skripsinya yang berjudul “Syarat Belajar Menurut Shaikh Al- Zarnuji Dan Menurut Hadits Nabi
Muhammad SAW”, menjelaskan bahwa seorang murid harus memenuhi minimal enam
persyaratan dalam menuntut ilmu yakni sikap cerdas, semangat, sabar, biaya, mendapatkan
petunjuk guru, menempuh ilmu dalam waktu yang panjang. Dilihat dari pokok pembahasannya,
kedua skripsi diatas memiliki kajian yang sama yakni terkait dengan kitab Ta’lim al-Muta’allim.
Namun,
H. dalam skripsi ini penulis lebih memfokuskan mengkaji tentang etika belajar santri Madrasah
Aliyah Pondok Pesantren Al-Amin Sooko – Mojokerto. Dengan demikian, keaslian penelitian ini
dapat dipertanggung jawabkan. F. Fokus Penelitian Pembahasan ini difokuskan pada masalah
etika belajar santri Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Amin terkait etika saat belajar, etika
terhadap guru, etika terhadap ilmu, etika menjaga ilmu, etika bergaul dengan teman sebaya
yang ditinjau dari prespektif kita Ta’lim al-Mutta’allim. G. Definisi Istilah Demi memudahkan
dalam memahami judul penelitian ini dan mengetahui arah dan tujuannya, maka berikut ini
akan dipaparkan definisi istilah sebagai berikut : 1. Implementasi Implementasi menurut kamus
lengkap bahasa Indonesia adalah penerapan atau pelaksanaan.4 Implementasi berasal dari kata
dalam bahasa Inggris yaitu implement yang berarti melaksanakan, jadi implemenntacion yang
diserap menjadi bahasa Indonesia implementasi berarti pelaksanaan. 2. Kitab Ta’lim al-
Muta’allim
I. Kitab Ta’lim al-Muta’allim adalah kita karangan Syaikh Burhanuddin al-Zarnuji yang banyak
memuat tentang pedoman – pedoman bagi santri dalam menuntut ilmu baik ketika masih
belajar, maupun ketika sudah menamatkan pelajaranya. Di dalamnya beliau menyebutkan
bermacam-macam bekal yang harus dipersiapkan dan selalu dibawa dalam menempuh
perjalanan mencari ilmu agar para santri sampai pada tujuan mereka yaitu meraih ilmu yang
bermanfaat dan berkah.5 3. Pembentukan Pembentukkan berarti proses membentuk.6 4. Etika
Belajar Etika sering disamakan dengan pengertian akhlak dan moral dan ada pula ulama
mengatakan bahwa akhlak merupakan etika islam. Sedangkan kata etika sendiri berasal dari
kata latin ethics, yang berarti kebiasaan. Namun lambat laun pengertian etika berubah, seperti
sekarang, etika ialah suatu ilmu yang membicarakan masalah perbuatan atau tingkah laku
manusia.7 Belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan dua unsur, yaitu
jiwa dan raga sehingga terjadi perubahan dan
J. perkembangan fisik ataupun mental yang mempengaruhi tingkah laku seseorang. Jadi, etika
belajar adalah sekumpulan nilai – nilai tingkah laku manusia dalam proses belajar guna
menumbuhkembangkan potensi manusia yang mempengaruhi tingkah laku manusia. H.
Sistematika Pembahasan Adapun sistematika pembahasan dalam penelitian ini yaitu sebagai
berikut: BAB I : PENDAHULUAN. Dalam bab ini, peneliti membahas tentang latar belakang,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, fokus penelitian, definisi istilah,
metodologi penelitian dan sistematika pembahasan. BAB II : LANDASAN TEORI. Dalam bab ini
membahas tentang tinjauan terkait kitab Ta’lim al-Mutta’allim karangan Syeikh Imam
Burhanuddin al-Zarnuji dan tinjauan terkait etika belajar. BAB III : DESKRIPSI LAPANGAN. Dalam
bab ini membahas tentang gambaran proses pembelajaran santri tentang kitab Ta’lim al-
Mutta’allim dan etika belajar santri Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al- Amin Sooko –
Mojokerto. BAB IV : ANALISIS DATA. Dalam bab ini membahas tentang organisasi data,
penyajian data serta penafsiran data yang telah diperoleh selama penelitian.
K. BAB V : PENUTUP. Dalam bab ini berisi tentang laporan penelitian , kesimpulan dan juga saran
untuk perbaikan – perbaikan yang mungkin dapat dilakukan oleh pihak terkait
L. Bab 4
M. 1.1 KESIMPULAN Setelah melakukan penelitian dan melakukan analisis pada bab sebelumnya,
maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut. a. Komunikasi dakwah yang Tuan Guru Nurul
Mukhlisin lakukan di Pondok Pesantren Abu Darda’adalah melalui pengajaran langsung kepada
para santri. Mulai dari yang kelas Sembilan (IX) Tsanawiyah sampai dengan kelas dua Belas (XII)
Aliyah. Dan Adapun media yang Beliau gunakan dalam menyampaikan komunikasi dakwahnya
melaui lisan, tulisan, lukisan, audiovisual, dan akhlak (ketauladanan). Dalam menyampaikan
komunikasi dakwahnya kepada santri, Beliau menggunakan beberapa metode seperti dakwah
bil hikmah, menggunakan kata-kata ya- Taatlah kepada Pimpinan Pondok, Dewan asatidz, dan
kepada Mudabbir, sebab merekalah yang menjadi orang tua dan keluargamu di sana, dan kunci
dari kesuksesan itu sendiri adalah dengan taat, taat, dan taat. ng mudah dipahami,
menyampaikan kisah-kisah dari para sahabat dan Ayat dalam Al-Qur’an, menyelipkan candaan
yang sifatnya mendidik. Selain itu Beliau juga memiliki Etos sebagai komunikator yang baik,
diantaranya kesiapan atau selalu siap dalam setiap penyampaian, sungguh-sungguh dalam
menyampaikan, tenang dalam menyampaikan, ramah, dan menggunakan kata-kata sesuai
dengan kadar komunikan atau mad’unya. Dengan jadwal diluar pondok yang cukup padat, maka
Beliau membagi tugas dan tanggung jawab kepada orang-orang yang sudah Beliau tunjuk,
sehingga walaupun Beliau tidak di Pondok, keamanan, ketertiban, keefeftifan belajar akan tetap
terkendali. b. Dalam membentuk karakter Islami santri di Pondok Pesantren Abu Darda’, maka
ada beberapa proses yang Tuan Guru Nurul Mukhlisin lakukan, seperti membangun komunikasi
dengan kata-kata dan bahasa yang baik, berkomuniksi dengan lemah lembut, menegur anak
yang melanggar dengan cara yang santun, memberi pujian dan apresiasi atas usaha dan prestasi
anak, menggukan waktu belajar bersama santri untuk membangun komunikasi yang baik, selalu
menanamkan kepada santri bahwa mereka adalah anak-anak Beliau, mendidiksantri-santri
dengan keteladanan, mendidik santri dengan pembiasaan, dan menjadikan Pondok Pesantren
Abu Darda’ sebagai lingkungan yang kondusif untuk pembentukan karakter Islami santri. 1.2
SARAN Setelah peneliti melakukan penelititian di Pondok Pesantren Abu Darda’, maka peneliti
bermaksud memberikan saran dengan harapan dan tujuan agar Pondok bisa lebih baik dan
menghasilkan santri-santri yang unggul dan kompeten. a. Bagi Pimpinan Pondok Pesantren Abu
Darda’ DR. TGH. Nurul Mukhlisin Asyafuddin, Lc. M.Ag. Untuk Ayahanda tercinta, sedikit pesan
dari anakmu, saya harap ayahanda lebih banyak lagi waktu bersama kami di Pondok, sebab
dengan di sisimu kami merasa lebih terjaga. b. Dewan Asatidzah - Untuk saudara-saudaraku
yang di Pondok, sabar dan istiqomahlah dalam mendidik dan mencetak generasi yang Robbany,
sungguh besar tanggung jawab dan tantanganmu, maka gigitlah itu semua dengan gigi
gerahammu. - Satu nasihat dariku, bahwa nasihat dengan perbuatan jauh lebih efektif
dibandingkan dengan nasihat hanya dengan kata-kata, oleh karena itu marilah kita berikan
contoh yang baik untuk santri-santri Abu Darda’, baik itu dari kata-kata maupun dari perbuatan.
c. Santri - Gunakanlah waktu kalian di Pondok dengan sebaik mungkin, karena di situlah kalian
mempersiapkan diri untuk hari esok. Sebab, jika kalian tidak mennggunakan waktu tersebut
dengan sebaik mungkin, maka sama halnya dengan kalian gagal dalam persiapan, dan jika kalian
gagal dalam persiapan,, maka sama halnya dengan kalian menyiapkan kegagalan kalian sendiri. -
Apa yang kalian rasakan hari ini adalah buah dari apa yang kalian kerjakan di hari kemarin, dan
apa yang kalian kerjakan hari ini adalah gambaran akan yang kalian dapatkan di hari esok. -
Taatlah kepada Pimpinan Pondok, Dewan asatidz, dan kepada Mudabbir, sebab merekalah yang
menjadi orang tua dan keluargamu di sana, dan kunci dari kesuksesan itu sendiri adalah dengan
taat, taat, dan taat. d. Bagi Orang Tua Serahkanlah anak anda kepada pondok dengan totalitas,
dukunglah segala peraturannya, hormatilah para pengajarnya, dan ridholah atas jauhnya.

Anda mungkin juga menyukai