Anda di halaman 1dari 5

Evaluasi Manajemen Kurikulum Pondok Pesantren Di Indonesia

M. Zuhdan Azhar

UIN KH. Abdurrahman Wahid Pekalongan

mzuhdanazhar@gmail.com

Abstrak

Pondok pesantren merupakan lembanga pendidikan informal yang mempelajari ilmu tentang
agama islam, sekarang pondok pesantren berdiri di era modern, sehingga dituntut agar bisa
menghadapi tantangan zaman modern ini, Salah satunya dengan mengevaluasi manajemen
kurikulum pondok pesantren. Dalam penyusunan artikel ini tujuan utamanya adalah
membahas tentang evaluasi manajemen kurikulum di Indonesia, Jenis penelitian ini adalah
penelitian kualitatif. Adapun instrumen penelitiannya adalah studi pustaka dari buku, jurnal,
internet, dan tesis Adapun hasilnya adalah untuk mengevaluasi kurikulum pondok pesantren
agar lebih efisien dan terstruktur dengan rapi. Dan mempersiapkan santri-santriwati untuk
menjadi orang alim dalam ilmu agama yang diajarkan oleh kyai dan mengamalkannya dalam
kehidupan di masyarakat.

Kata kunci: Evaluasi, Manajemen kurikulum, Pondok pesantren.

Abstract

Islamic boarding schools are informal education institutions that study the knowledge of
Islam, now islamic boarding schools are established in the modern era, so they are required to
be able to face the challenges of modern times, one of which is by evaluating the curriculum
management of islamic boarding schools. In the preparation of this article, the main objective
is to discuss the evaluation of curriculum management in Indonesia, this type of research is
qualitative research. The research instrument is a literature study of books, journals, the
internet, and theses, the results are to evaluate the curriculum of islamic boarding schools to
be more efficient and neatly structured. And prepare students to become alim people in the
religious knowledge taught by kyai and practice it in life in society.

Keywords: Evaluation, Curriculum management, Islamic boarding schools.


Pendahuluan

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang paling penting dan berpengaruh bagi
perubahan sosial. Salah satunya adalah pendidikan di pondok pesantren. Pesantren
merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam yang mewakili subkultur masyarakat
Indonesia. Pesantren adalah lembaga yang unik dengan sifat yang sangat kuat dan ulet.
Perannya telah menjadi warisan yang tak terputus dalam upayanya mendidik masyarakat.
Sebuah pusat penelitian yang memberikan pendidikan di masa yang penuh gejolak, berjuang
melawan kolonialisme, dan bertahan hingga hari ini.

Tujuan pendidikan pesantren menurut Zamakhsyari Dhofier; bukanlah untuk


mengejar kepentingan kekuasaan, uang dan keagungan duniawi, tetapi ditanamkan
kepada mereka bahwa belajar adalah semata-mata kewajiban dan pengabdian kepada
Tuhan. Oleh karena itu, sebagai salah satu lembaga pendidikan, pesantren juga
mempunyai tanggung jawab yang tidak kecil dalam membentuk karakter para santri. 1

Kurikulum sekarang dianggap sebagai bagian atau sarana lembaga pendidikan,


termasuk pondok pesantren tersebut. kurikulum merupakan bahan ajar pengantar yang
dianggap efektif dan efisien dalam menyampaikan misi dan mengoptimalkan sumber daya
manusia (santri). Dalam upaya mencapai tujuan pendidikannya, tujuan didirikannya
pesantren adalah untuk mempersiapkan santri agar menjadi orang-orang yang taat akan ilmu
agama yang diajarkan oleh kyai yang bersangkutan dan mengamalkannya di lingkungan
masyarakatnya..

Evaluasi pondok pesantren itu sangat banyak jenisnya, salah satunya evaluasi
manajemen kurikulum pondok pesantren. Evaluasi secara etimologi, berasal dari kata
evaluation dalam bahasa inggris, yang berarti penilaian. Istilah evaluasi berasal dari bahasa
inggris yang berarti tindakan atau proses untuk menentukan nilai segala sesuatu yang ada
hubungannya dengan pendidikan. Apabila kata evaluasi dihubungkan dengan pendidikan
maka dapat diartikan dengan proses membandingkan situasi yang ada dengan kriteria tertentu
terhadap masalah-masalah yang berkaitan dengan pendidikan. Secara sederhana, evaluasi

1
M. Syaifuddien Zuhriy. ”Budaya Pesantren dan Pendidikan Karakter” jurnal walisongo: penelitian sosial
keagamaan, No. 2, Vol 19), 2011, hal 288.
pendidikan islam dapat diberi batasan sebagai suatu kegiatan untuk menentukan taraf
kemajuan suatu pekerjaan dalam proses pendidikan.2

Metode

Metode ini digunakan untuk meneliti adalah penelitian kualitatif. Adapun instrumen
penelitiannya adalah studi pustaka dari buku, jurnal, internet dan tesis. Penelitian kualitatif
sering digunakan dalam bidang ilmu sosial, seperti sosiologi, antropologi, dan penelitian
perilaku lainnya termasuk ilmu pendidikan.3

Hasil dan Pembahasan

Adapun kurikulum itu sendiri, banyak ahli mendefinisikannya, ada yang luas, ada
yang sempit.. Nasution (2008:8) mengemukakan pandangannya bahwa kurikulum adalah
sesuatu yang direncanakan sebagai pegangan guna mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum
sebagai wahana belajar mengajar yang dinamis sehingga perlu dinilai dan dikembangkan
secara terus menerus dan berkelanjutan sesua dengan perkembangan yang ada dalam
masyarakat. Sedangkan menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional pasal 36 ayat (2) dijelaskan bahwa kurikulum dikembangkan dengan prinsip
diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik pada semua
jenjang dan jenis pendidikan.4

Kurikulum secara etimologi berasal dari bahasa yunani, Curir yang artinya pelari dan
curure yang berarti jarak yang harus ditempuh oleh pelari. Istilah ini pada mulanya
digunakan dalam dunia olahraga yang berarti “a little racecourse” (suatu jarak yang harus
ditempuh dalam pertandingan olahraga). Berdasarkan pengertian ini dalam konteksnya dunia
pendidikan, memberinya pengertian sebagai “circle of instruction” yaitu suatu lingkaran
pengajaran dimana guru dan murid terlibat didalamnya. Salah satu fungsi kurikulum adalah
sebagai program studi. 5Dalam hal ini kurikulum sebagai mata pelajaran yang mampu
dipelajari oleh santri di pondok pesantren.

2
Abd. Aziz. Filsafat Pendidikan Islam. Yogyakarta: Teras.2009. hal 171
3
Moh. Slamet Untung. Metodologi Penelitian: Teori dan Praktik Riset Pendidikan dan Sosial, Yogyakarta:
Litera.2022. hal 249
4
https://123dok.com/article/evaluasi-pembelajaran-di-pondok-pesantren.y6o28poy

5
Abd. Aziz. Filsafat Pendidikan Islam. Yogyakarta: Teras.2009. hal 161-162
Kurikulum yg dikembangkan pada pondok pesantren bisa dibagi sebagai 2 jenis tergantung
dalam sifat pola pesantren itu sendiri.

1. Pesantren Tradisional (salaf). Kurikulum Pesantren Salaf berstatus lembaga


pendidikan informal hanya mencakup kitab-kitab klasik seperti; Tauhid, Tafsir,
Hadits, Ushul-Fiqh, Tasawuf, Arab (Nahwu, Sharaf, Balagah, Tajwid), dan akhlak.
Implementasi kurikulum pesantren didasarkan pada kemudahan dan kompleksitas
ilmu dan mata pelajaran yang tercakup dalam buku yang memiliki memiliki tingkatan
pemula, menengah dan lanjutan. Menurut Zamakhsyari Dhofier, uraian tentang teks-
teks keagamaan yang wajib dibaca dan dipelajari siswa antara lain:
“Nahwu dan kitab lain seperti Sharaf, Fiqh, Ushul Fiqh, Tafsir Hadits, Tauhid,
Tasawuf, Balaghah. Hal ini memberikan gambaran tentang muatan pendidikan
Pondok Pesantren Salafi. Secara umum, ilmu keislaman diambil dari teks-teks klasik,
dengan keterampilan praktis dan sederhana.
2. Pesantren modern. Pesantren jenis ini memadukan model pendidikan salafi dan
modern dengan mendirikan satuan pendidikan seperti SD/MI, SMP/MTs,
SMA/SMK/MA bahkan perguruan tinggi. kurikulum yang digunakan adalah
Pesantren salaf yang diadaptasi dari kurikulum yang disponsori oleh departemen
agama dalam sekolah (Madrasah). Kurikulum khusus pesantren dapat dimasukkan ke
dalam muatan lokal atau dilaksanakan atas kebijakannya sendiri. Penjelasan lain dari
kurikulum adalah pembagian waktu belajar. Artinya selama pembelajaran, santri
mempelajari ilmu-ilmu alam sesuai dengan kurikulum universitas (Madrasah).
Selebihnya adalah kelas padat pagi dan sore (kajian kitab klasik) untuk ilmu-ilmu
keislaman khas pondok pesantren.

Perpaduan antara pesantren salaf dan sistem sekolah, dalam hal kurikulum pendidikan
pesantren modern, bertujuan untuk menghasilkan kinerja pesantren yang berkualitas,
tercermin dalam sikap ambisius, progresif dan ortodoks, sehingga santri bisa lebih cepat dan
beradaptasi dalam setiap bentuk perubahan peradaban-peradaban dan bisa diterima dengan
baik oleh masyarakat, karena bukan golongan ekslusif dan memiliki kemampuan yang siap
pakai.6

6
https://123dok.com/article/evaluasi-pembelajaran-di-pondok-pesantren.y6o28poy
Pondok pesantren di harapkan agar bisa menjadi wadah bagi para santri untuk
menuntut ilmu agama secara mendalam yang nantinya akan menjadi generasi penerus bangsa
yang baik dan beragama. Dan diharapkan menjadi orang yang bisa bermanfaat bagi
masyarakat pada umumnya, Dan bagi keluarganya, serta menjadi anak yang sholeh dan
sholehah dan berguna bagi nusa dan bangsa.

Kesimpulan

Dalam kehidupan modern ini suatu intitusi pendidikan diharuskan untuk mengikuti
zaman seperti halnya pondok pesantren, pondok pesantren di era modern ini mengalami
tantangan global yang harus mempertahankan eksistensinya, kehadiran pondok pesantren
diharapkan bisa menyesuaikan perkembangan zaman. Didalam artikel ini khususnya
membahas mengenai evaluasi manajemen kurikulum pondok pesantren, dengan memperbaiki
dan mengevaluasi kurikulum yang baik harapannya nantinya memunculkan generasi unggul
dan menjadi orang alim dalam ilmu agama yang diajarkan oleh kyai dan mengamalkannya
dalam kehidupan di masyarakat serta menjadikan bangsa Indonesia maju di zaman yang akan
datang.

Daftar Pustaka

Aziz. Abdul. 2009. Filsafat Pendidikan Islam. (Yogyakarta: Teras).

https://123dok.com/article/evaluasi-pembelajaran-di-pondok-pesantren.y6o28poy

Untung. Moh. Slamet. 2022. Metodologi Penelitian: Teori dan Praktik Riset Pendidikan dan
Sosial. (Yogyakarta: Litera).

Zuhriy. M. Syaifuddien. 2011 “Budaya Pesantren dan Pendidikan Karakter” Jurnal


Walisongo Penelitian Sosial keagamaan,19(2).

Anda mungkin juga menyukai