Anda di halaman 1dari 29

PENGEMBANGAN KURIKULUM PONDOK PESANTREN,

MADRASAH, DAN SEKOLAH

Muhammad Hayyun A. (932.003.17.004)

Abstrak

Lembaga pendidikan tinjauan kurikulum, ketiga lembaga tersebut mempunyai


perbedaan, baik dari segi muatan dan struktur kurikulumnya, dikarenakan
perbadaan latar belakang dari ketiga lembaga tersebut. Dari sekolah yang banyak
mengkaji ilmu sains dan sosial, dari madrasah yang memadukan sosial sains dan
agama, dan dari pondok pesantren yang kental akan kajian keagamaan. Dilihat
dari struktur kurikulumnya, pondok pesantren kental akan kajian kitab klasik yang
dapat digolongkan ke dalam delapan kelompok: 1. Nahwu (syintak) dan sharaf
(morfologi); 2. Fiqh; 3. Ushul Fiqh; 4. Hadits; 5. Tafsir; 6. Tauhid; 7. Tasawuf
dan Akhlak; 8. Cabang lain seperti sejarah (tarikh) dan balaghah dengan alokasi
waktu yang bersifat holistic, yang artinya para pengasuh pondok pesantren
memandang, bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan kesatu-paduan atau
melebur dalam totalitas kegiatan hidup sehari-hari. Sendangkan untung
peningkatan mutu pendidikan pada madrasah, maka terlihatlah di lembaga ini
diprogramkan perimbangan antara ilmu-ilmu agama, kealaman, sosial dan
humaniora dengan alokasi waktu 1-2 jam pelajaran. Selanjutnya, kurikulum
sekolah terpusat pada kajian ilmu-ilmu yang dikembangkan di lembaga ini
terpusat pada ilmu kealaman, sosial, humaniora, pendidikan jasmani, kejiwaan,
kesenian, serta keterampilan dengan alokasi waktu 1-2 jam pelajaran. Kata kunci:
kurikulum, pondok pesantren, madrasah, sekolah

PENDAHULUAN

Kurikulum merupakan segala kegiatan dan pengalaman pendidikan yang

diranoang dan diselenggarakan oleh lembaga pendidikan bagi peserta didiknya,

baik di dalam maupun di luar sekolah dengan maksud untuk menoapai tujuan

pendidikan yang telah ditetapkan. Sehingga, kurikulum harus direncanakan dan

ditata agar pembelajaran berjalan lancar dan sesuai tujuan.

Di Indonesia sendiri, terdapat beberapa lembaga pendidikan yang

menyelenggarakan pembelajaran, antara lain sekolah, madrasah, dan pondok


pesantren. Ketiga lembaga tersebut merupakan lembaga yang paling diminati

peserta didik, karena memiliki ciri khas dan karakter model pendidikan yang

berbeda dari yang lain, serta memiliki orientasi sendiri-sendiri dalam

menyelenggarakan pembelajaran.

Berdasarkan tinjauan kurikulum, ketiga lembaga tersebut mempunyai

perbedaan, baik dari segi muatan dan struktur kurikulumnya, dikarenakan

perbadaan latar belakang dari ketiga lembaga tersebut. Dari sekolah yang banyak

mengkaji ilmu sains dan sosial, dari madrasah yang memadukan sosial sains dan

agama, dan dari pondok pesantren yang kental akan kajian keagamaan.

Maka dari itu, penulis mencoba memaparkan sedikit penjelasan tentang

struktur dan perkembangan kurikulum sekolah, madrasah, dan pondok pesantren

dengan segala ciri khas dan masing-masing karakternya.

RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa

1. Bagaimana perkembangan dan struktur kurikulum di pondok pesantren?

2. Bagaimana perkembangan dan struktur kurikulum di madrasah?

3. Bagaimana perkembangan dan struktur kurikulum di sekolah?

PEMBAHASAN

A. KURIKULUM PESANTREN

Secara etimology, pesantren berasal dari kata “santri” dengan

mendapat awalan “pe” dan akhiran “an” yang berarti tempat tinggal para
santri. Istilah santri sendiri konon berasal dari bahasa Sanskerta, shastri yang

berarti kitab suci, agama dan pengetahuan. Suatu lembaga dapat disebut

pesantren bila memenuhi 5 (lima) syarat, yaitu: (1) ada kyai, (2) ada pondok,

(3) ada masjid, (4) ada santri, dan (5) ada pengajian kitab kuning 1.

Komponen-komponen tersebut merupakan unsur-unsur yang harus ada

sebagaimana ekosistem lingkungan sekitar kita, yang mana merupakan

keadaan khusus tempat komunitas suatu organisme hidup dan komponen

organisme tidak hidup dari suatu lingkungan yang saling berinteraksi.

Sebagaimana telah diketahui, bahwasanya sistem pendidikan pondok

pesantren menggunakan pendekatan holistic, yang artinya para pengasuh

pondok pesantren memandang, bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan

kesatu-paduan atau melebur dalam totalitas kegiatan hidup sehari-hari.

Belajar tidak mengenal perhitungan waktu, kapan harus dimulai dan kapan

harus selesai dan target apa yang harus dicapai 2. Dalam hal ini, kegiatan

belajar mengajar seolah melebur dan menyatu dalam kehidupan sehari-hari

tanpa memandang waktu, tempat, suasana, dan keadaan para santri dan

pengasuh disamping terdapat waktu tersendiri untuk belajar.

Adapun mengenai tujuan pendidikan dan pembelajaran di pesantren,

tidak lepas dari pandangan umum lulusan pesantren tentang religiusitas

sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Mastuhu, bahwa untuk

menciptakan kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang beriman dan

1
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam (Bandung: Rosda Karya, 2001),
hal. 191
2
PW, Dhevin MQ Agus. "Manajemen Pondok Pesantren dalam Mengintegrasikan
Kurikulum Pesantren dengan Pendidikan Formal." Edu Islamika 5.2 (2013): 190-225.
bertaqwa kepada Tuhan, berakhlak mulia bermanfaat bagi masyarakat atau

berkhikmat kepada masyarakat dengan jalan menjadi kawula atau menjadi

abdi masyarakat yang mampu berdiri sendiri, bebas dan teguh dalam

kepribadian, menyebarkan agama atau menegakkan Islam dan kejayaan umat

Islam di tengah-tengah masyarakat dan mencintai ilmu dalam rangka

mengembangkan kepribadian Indonesia3.

Selain itu, Zamakhsyari Dhofier menegaskan tujuan pesantren

bukanlah untuk mengejar kepentingan kekuasaan, uang dan keagungan

duniawi, melainkan ditanamkan bahwa belajar semata-mata adalah kewajiban

dan pengabdian kepada Tuhan.

Kamudian, berdasar pada latar belakang dan tujuan

diselenggarakannya proses pembelajaran di pondok pesantren, materi

pembelajaran yang diajarkan di pondok pesantren berupa kajian funun kitab-

kitab berbahasa Arab. Kitab-kitab yang digunakan tersebut biasanya disebut

dengan kitab kuning (kitab salaf), disebut demikian karena pada umumnya

kitab-kitab tersebut dicetak diatas kertas yang berwarna kuning4. Istilah kitab

kuning beredar juga istilah kitab klasik untuk menyebut jenis kitab yang

sama. Kitab-kitab tersebut umumnya tidak diberi harakat atau syakal

sehingga sering juga disebut kitab gundul, ada juga yang menyebut dengan

kitab kuno karena rentan waktu yang sangat jauh sejak disusun sampai

sekarang.

3
Setyawan, Cahya. "Menggagas Model Pengembangan Standarisasi Sistem Pendidikan
Pesantren." At-Ta'dib 11.2 (2016).
4
Departemen Agama RI, Pondok Pesantren Dan Madrasah Diniyah, 32.
Salah satu komponen penting dalam penyelenggaraan pendidikan

(termasuk pondok pesantren) adalah bagaiamana kurikulum yang

diselenggarakan dalam pesantren tersebut. Masalah kurikulum menjadi

perbincangan dan pembahasan yang amat menarik perhatian, terutama dalam

dunia pesantren, meskipun secara historis penyelenggaraan pendidikan

pesantren tidak memiliki kurikulum tertulis. Kiai berperan utama sebagai

kurikulum aktual yang mengarahkan program pembelajaran dan seluruh

aktivitas santrinya di pesantren. Kurikulum pesantren dapat dikatakan sejalan

dengan kehidupan pribadi kiai sebagai pendiri atau pemimpin dan pengasuh

pesantren5.

Seiring perkembangan sistem manajemen pondok pesantren, kajian-

kajian tersebut sengaja disusun dan dirancang sebagaimana kita mengenal

kurikulum, guna mencapai target yang diinginkan, maka dalam sistem

manajemen pondok, terutama pondok pesantren salafi, tidak dikenal

kurikulum dalam pengertian seperti kurikulum pada lembaga pendidikan

formal. Kurikulum pada pesantren salafiyah disebut manhaj. Manhaj pada

pondok pesantren salafiyah ini tidak dalam bentuk jabaran silabus tetapi

berupa funun kitab-kitab yang diajarkan pada para santri6.

Lebih terangnya, Zamakhsyari menyebutkan keseluruhan kitab klasik

yang diajarkan pesantren digolongkan ke dalam delapan kelompok: 1. Nahwu

(syintak) dan sharaf (morfologi); 2. Fiqh; 3. Ushul Fiqh; 4. Hadits; 5. Tafsir;

6. Tauhid; 7. Tasawuf dan Akhlak; 8. Cabang lain seperti sejarah (tarikh) dan
5
Muhtifah, Lailial. "POLA PENGEMBANGAN KURIKULUM PESANTREN Kasus Al-
Mukhlishin Mempawah Kalimantan Barat." Jurnal Pendidikan Islam 27.2 (2016): 203-222.
6
Dhevin MQ Agus. Manajemen Pondok Pesantren,,
balaghah. Kitab-kitab tersebut meliputi teks yang sangat pendek, menengah

sampai dengan teks terdiri dari berjilid-jilid tebal. Semuanya dapat

digolongkan ke dalam tiga kelompok, yaitu kitab dasar, kitab menengah dan

kitab besar7.

Disamping itu, Habib Chirzin menawarkan tiga bahan pengajaran

yang banyak menonjolkan pemikiran, yaitu ushul fiqh, mantiq (logika) dan

tajribah (eksperimen). Nurcholish Madjid menyarankan agar pesantren

mementingkan ushul fiqh dari pada fiqh, termasuk falaq, hisab, dan mantik

tetap dipelajari, tetapi harus dikembangan dengan mempertimbangkan

perkembangan baru dalam bidang ilmu tersebut8.

Logika dan ushul fiqh amat penting, lantaran keduanya termasuk

cabang dari filsafat yang nota bene mengutamakan pemikiran yang mendasar

dan mendalam. Dengan ilmu logika, santri akan lebih tajam analisisnya,

sedangkan dalam ilmu ushul fiqh dapat diharapkan santri menjadi mujtahid,

minimal murajjih, bukan semata-mata menjadi muqallid yang pasif.

Adapun sebaran materi pembelajaran pondok pesantren, secara umum

dapat diproyeksikan dalam tabel (sebagaimana terlampir)

B. KURIKULUM MADRASAH

Madrasah merupakan suatu lembaga pendidikan Islam yang pada

mulanya lahir dalam rangka untuk memodernisir pendidikan pesantren.

Setelah lahirnya SKB Tiga Menteri tentang peningkatan mutu pendidikan


7
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren (Jakarta: LP3ES, 1982), hal. 50.
8
Priyanto, Dwi. “Inovasi Kurikulum Pesantren: Memproyeksikan Model Pendidikan
Alternatif Masa Depan”. Ibda 4.1 (2006): 20-37.
pada madrasah, maka terlihatlah di lembaga ini diprogramkan perimbangan

antara ilmu-ilmu agama, kealaman, sosial dan humaniora9. Dalam kurikulum

madrasah, pendidikan ketuhanan dan akhlak mendapat porsi yang lebih baik

secara teori dan praktek dari yang di programkan di sekolah-sekolah umum

negeri. Adapun aspek-aspek pendidikan lainnya meliputi pendidikan jasmani,

kemasyarakatan, kejiwaan, kesenian, dan ketrampilan - programnya sama

dengan sekolah.

Kurikulum madrasah sebagai pendidikan Islam harus memiliki dua

komponen pokok yakni komponen pendidikan umum dan Islam. Karena

status madrasah pada semua jenjang disamakan dengan sekolah umum, maka

madrasah telah sepenuhnya mengikuti kurikulum yang ditetapkan Depdiknas

(terakhir kurikulum 1994)10. Dengan penerapan kurikulum 1994 maka isi

pendidikan madrasah tidak memiliki perbedaan yang selalu substansial dan

substansif dengan sekolah umum. Padahal dipihak lain madrasah sesuai

dengan akar eksistensi dan pengalaman historis harus memiliki ciri dan

karakter pendidikan Islam.

Struktur kurikulum madrasah memuat jenis-jenis mata pelajaran dan

penjatahan waktu yang dialokasikan bagi setiap mata pelajaran yang terdapat

dalam struktur kurikulum madrasah masing-masing, yaitu pada dasarnya

struktur kurikulum madrasah sama dengan kurikulum sekolah umum.

Perbedaannya pada mata pelajaran pendidikan agama, baik jenisnya maupun

9
Haidar Putra Daulay , NIM: 86061/S3 (1990) Pesantren, Sekolah dan Madrasah
(Tinjauan dari Sudut Kurikulum Pendidikan Islam). Doctoral thesis, Pasca Sarjana. Hal.
417
10
Subki. “Integrasi Sistem Pendidikan Madrasah Dan Pesantren Tradisional”. Thesis:
Program Magister Institut Agama Islam Negeri (Iain) Walisongo Semarang (2013).
alokasi waktunya. Pendidikan agama di sekolah umum diberikan waktu 2-3

jam, sedangkan di madrasah sekitar antara 7 sampai 12 jam pelajaran untuk

setiap minggunya11.

Dalam sejarah, setelah Indonesia merdeka (1945), dan Departemen

Agama berdiri (3 Januari 1946), pembinaan madrasah menjadi tanggung

jawab departemen ini. Sesuai dengan tuntutan zaman dan masyarakat,

Departemen Agama menyeragamkan nama, jenis, dan tingkatan madrasah

yang beragam tersebut, sebagaimana yang ada sekarang.

Berdasarkan komposisi mata pelajaran, madrasah terbagi menjadi dua

kelompok12. Pertama, madrasah yang menyelenggarakan pelajaran agama

30% sebagai mata pelajaran dasar dan pelajaran umum 70%. Statusnya ada

yang negeri dan dikelola oleh Depag, dan ada yang swasta dan dikelola oleh

masyarakat. Jenjang pendidikannya adalah: 1) raudlatul athfal atau bustanul

athfal (tingkat taman kanak-kanak); 2) madrasah ibtidaiyah (tingkat dasar); 3)

madrasah tsanawiyah (tingkat menengah pertama), dan 4) madrasah aliyah

(tingkat menengah atas).

Kedua, madrasah yang menyelenggarakan pendidikan agama dengan

model seluruh mata pelajarannya adalah materi agama, yang sering dikenal

dengan madrasah diniyah. Jenjang pendidikannya; madrasah diniyah

awwaliyyah (tingkat dasar), madrasah diniyah wustha (tingkat menengah

pertama), dan madrasah diniyah ‘ulya (tingkat menengah atas).

11
Abdul Rachman Shaleh, Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2004), hlm. 195-196
12
Supani, Supani. "Sejarah Perkembangan Madrasah di Indonesia." Insania 14.3 (2009):
560-579.
Adaun sebaran materi yang diajarkan di madrasah adalah sebagaimana

terlampir.

C. KURIKULUM SEKOLAH

Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan, yang pada mulanya

diperkenalkan dan dikembangkan oleh pemerintah Belanda. Ilmu-ilmu yang

dikembangkan di lembaga ini terpusat pada ilmu kealaman, sosial dan

humaniora. Dengan demikian, output program pendidikan agama masih

sangat perlu ditingkatkan di lembaga ini 13. Melihat pada kenyataan. ini, maka

sekolah-sekolah Islam swasta, memprogra-kan pendidikan agama, baik secara

teori dan praktek melebihi dari yang di programkan oleh sekolah-sekolah

negeri.

Ditinjau dari struktur program kurikulumnya secara keseluruhan,

sekolah baik negeri maupun swasta telah memprogramkan secara formal

berbagai aspek pendidikan lainnya seperti pendidikan jasmani, kejiwaan,

kesenian, dan ketrampilan sebagaimana telah terancang dalam kurikulum dan

dituangkan dalam GBPP, akan tetapi, teknis pengoperasionalnya banyak

tergantung kepada sarana, guru dan waktu yang tersedia.

Selain hal di atas, sekolah-sekolah juga memasukkan muatan

keagamaan dalam kurikulum pendidikan mereka dengan porsi relatif, adapun

bentuk pelaksanaan dari muatan kurikulum pendidikan tersebut berbeda-beda,

pendidikan agama di sekolah ditingkatkan, lewat intrakurikuler, kokurikuler,

dan hidden curriouler. Suasana ekstrakurikuler keagamaan perlu dibina dalam


13
Haidar, NIM: 86061/S3 (1990) Pesantren, Sekolah dan Madrasah,, Hal. 417
rangka membentuk afektif, sedangkan sarana perlu dilengkapi dalam rangka

untuk menggiatkan psikomotor peserta didik14.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rachman Shaleh, Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa, Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada, 2004), hlm. 195-196

Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam (Bandung: Rosda Karya,

2001), hal. 191

Departemen Agama RI, Pondok Pesantren Dan Madrasah Diniyah, 32.

Haidar Putra Daulay , NIM: 86061/S3 (1990) Pesantren, Sekolah dan Madrasah

(Tinjauan dari Sudut Kurikulum Pendidikan Islam). Doctoral thesis, Pasca

Sarjana. Hal. 417

Muhtifah, Lailial. "POLA PENGEMBANGAN KURIKULUM PESANTREN

Kasus Al-Mukhlishin Mempawah Kalimantan Barat." Jurnal Pendidikan

Islam 27.2 (2016): 203-222.

Priyanto, Dwi. “Inovasi Kurikulum Pesantren: Memproyeksikan Model

Pendidikan Alternatif Masa Depan”. Ibda 4.1 (2006): 20-37.

PW, Dhevin MQ Agus. "Manajemen Pondok Pesantren dalam Mengintegrasikan

Kurikulum Pesantren dengan Pendidikan Formal." Edu Islamika 5.2 (2013):

190-225.

14
Ibid, hal. 420
Setyawan, Cahya. "Menggagas Model Pengembangan Standarisasi Sistem

Pendidikan Pesantren." At-Ta'dib 11.2 (2016).

Subki. “Integrasi Sistem Pendidikan Madrasah Dan Pesantren Tradisional”.

Thesis: Program Magister Institut Agama Islam Negeri (Iain) Walisongo

Semarang (2013).

Supani, Supani. "Sejarah Perkembangan Madrasah di Indonesia." Insania 14.3

(2009): 560-579.

Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren (Jakarta: LP3ES, 1982), hal. 50.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

TABEL STRUKTUR KURIKULUM

I. TABEL STRUKTUR KURIKULUM MADRASAH IBTIDAIYAH

Kelas dan Alokasi Waktu

Komponen IV, V,
I II III
dan VI

A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama Islam

a. Al-Qur'an-Hadis 2

b. Akidah-Akhlak 2

c. Fikih 2

d. Sejarah Kebudayaan Islam 2

2. Pendidikan Kewarganegaraan 2

3. Bahasa Indonesia 5
4. Bahasa Arab 2

5. Matematika 5

6. Ilmu Pengetahuan Alam 4

7. Ilmu Pengetahuan Sosial 3

8. Seni Budaya dan Keterampilan 4

9. Pendidikan Jasmani, Olahraga,


4
dan Kesehatan

B. Muatan Lokal *) 2

C. Pengembangan Diri **) 2

Jumlah 31 31 33 39

Keterangan:

1. Pembelajaran pada kelas I s.d. III dilaksanakan melalui pendekatan tematik,

sedangkan pada kelas IV s.d. VI dilaksanakan melalui pendekatan mata

pelajaran.

2. *) Kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan

dengan ciri khas dan potensi daerah, yang ditentukan oleh satuan pendidikan

(madrasah).

3. **) Bukan mata pelajaran tetapi harus diasuh oleh guru dengan tujuan

memberikan kesempatan peserta didik untuk mengembangkan diri sesuai dengan

kebutuhan, bakat, minat, dan kondisi satuan pendidikan (madrasah).

II. TABEL STRUKTUR KURIKULUM MADRASAH TSANAWIYAH

Komponen Kelas dan Alokasi Waktu


VII VIII IX

A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama Islam

a. Al-Qur'an-Hadis 2 2 2

b. Akidah-Akhlak 2 2 2

c. Fikih 2 2 2

d. Sejarah Kebudayaan Islam 2 2 2

2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4 4

4. Bahasa Arab 2 2 2

5. Bahasa Inggris 4 4 4

6. Matematika 4 4 4

7. Ilmu Pengetahuan Alam 4 4 4

8. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4

9. Seni Budaya 2 2 2

10. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan


2 2 2
Kesehatan

11. Keterampilan/TIK 2 2 2

B. Muatan Lokal *) 2 2 2

C. Pengembangan Diri **) 2 2 2

Jumlah 42 42 42

Keterangan:
*) Kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan

dengan ciri khas dan potensi daerah, yang ditentukan oleh satuan pendidikan

(madrasah).

**) Bukan mata pelajaran tetapi harus diasuh oleh guru dengan tujuan

memberikan kesempatan peserta didik untuk mengembangkan diri sesuai dengan

kebutuhan, bakat, minat, dan kondisi satuan pendidikan (madrasah).

III. TABEL STRUKTUR KURIKULUM MADRASAH ALIYAH

1. Kelas X

Alokasi Waktu

Komponen
Semester 1 Semester 2

A. Mata Pelajaran    

1. Pendidikan Agama Islam    

a. Al-Qur'an-Hadis 2 2

b. Akidah-Akhlak 2 2

c. Fikih 2 2

d. Sejarah Kebudayaan Islam - -

2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4

4. Bahasa Arab 2 2

5. Bahasa Inggris 4 4

6. Matematika 4 4
7. Fisika 2 2

8. Biologi 2 2

9. Kimia 2 2

10. Sejarah 1 1

11. Geografi 1 1

12. Ekonomi 2 2

13. Sosiologi 2 2

14. Seni Budaya 2 2

15. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan


2 2
Kesehatan

16. Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2

17. Keterampilan/Bahasa Asing 2 2

B. Muatan Lokal *) 2 2

C. Pengembangan Diri **) 2 2

Jumlah 46 46

Keterangan:

*) Kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan

ciri khas dan potensi daerah, yang ditentukan oleh satuan pendidikan (madrasah).

**) Bukan mata pelajaran tetapi harus diasuh oleh guru dengan tujuan memberikan

kesempatan peserta didik untuk mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan,

bakat, minat, dan kondisi satuan pendidikan (madrasah).

2. Program IPA

Alokasi Waktu
A. Mata Pelajaran        

1. Pendidikan Agama Islam        

a. Al-Qur'an-Hadis 2 2 2 2

b. Akidah-Akhlak 2 2 - -

c. Fikih 2 2 2 2

d. Sejarah Kebudayaan Islam - - 2 2

2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4

4. Bahasa Arab 2 2 2 2

5. Bahasa Inggris 4 4 4 4

6. Matematika 4 4 4 4

7. Fisika 4 4 4 4

8. Kimia 4 4 4 4

9. Biologi 4 4 4 4

10. Sejarah 1 1 1 1

11. Seni Budaya 2 2 2 2

12. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan


2 2 2 2
Kesehatan

13. Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2 2 2

14. Keterampilan/Bahasa Asing 2 2 2 2

B. Muatan Lokal *) 2 2 2 2

C. Pengembangan Diri **) 2 2 2 2

Jumlah 45 45 45 45
Keterangan:

*) Kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri

khas dan potensi daerah, yang ditentukan oleh satuan pendidikan (madrasah).

**) Bukan mata pelajaran tetapi harus diasuh oleh guru dengan tujuan memberikan

kesempatan peserta didik untuk mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat,

dan kondisi satuan pendidikan (madrasah).

3. Program IPS

Alokasi Waktu

Komponen Kelas XI Kelas XII

Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2

A. Mata Pelajaran        

1. Pendidikan Agama Islam        

a. Al-Qur'an-Hadis 2 2 2 2

b. Akidah-Akhlak 2 2 - -

c. Fikih 2 2 2 2

d. Sejarah Kebudayaan Islam - - 2 2

2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4

4. Bahasa Arab 2 2 2 2

5. Bahasa Inggris 4 4 4 4

6. Matematika 4 4 4 4

7. Sejarah 3 3 3 3
8. Geografi 3 3 3 3

9. Ekonomi 4 4 4 4

10. Sosiologi 3 3 3 3

11. Seni Budaya 2 2 2 2

12. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan


2 2 2 2
Kesehatan

13. Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2 2 2

14. Keterampilan/Bahasa Asing 2 2 2 2

B. Muatan Lokal *) 2 2 2 2

C. Pengembangan Diri **) 2 2 2 2

Jumlah 45 45 45 45

Keterangan:

*) Kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri

khas dan potensi daerah, yang ditentukan oleh satuan pendidikan (madrasah)

**) Bukan mata pelajaran tetapi harus diasuh oleh guru dengan tujuan memberikan

kesempatan peserta didik untuk mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat,

minat, dan kondisi satuan pendidikan (madrasah).

4. Program Bahasa

Alokasi Waktu

Komponen Kelas XI Kelas XII

Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2

A. Mata Pelajaran        
1. Pendidikan Agama Islam        

a. Al-Qur'an-Hadis 2 2 2 2

b. Akidah-Akhlak 2 2 - -

c. Fikih 2 2 2 2

d. Sejarah Kebudayaan Islam - - 2 2

2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 2

3. Bahasa Indonesia 5 5 5 5

4. Bahasa Arab 2 2 2 2

5. Bahasa Inggris 5 5 5 5

6. Bahasa Asing *) 4 4 4 4

7. Matematika 3 3 3 3

8. Sastra Indonesia 4 4 4 4

9. Antropologi 2 2 2 2

10. Sejarah 2 2 2 2

11. Seni Budaya 2 2 2 2

12. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan


2 2 2 2
Kesehatan

13. Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2 2 2

14. Keterampilan 2 2 2 2

B. Muatan Lokal **) 2 2 2 2

C. Pengembangan Diri ***) 2 2 2 2

Jumlah 45 45 45 45
Keterangan:

*) Selain Bahasa Inggris, misalnya Jerman, Mandarin, Perancis, Jepang, Arab.

**) Kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan

dengan ciri khas dan potensi daerah yang ditentukan oleh satuan pendidikan

(madrasah).

***) Bukan mata pelajaran tetapi harus diasuh oleh guru dengan tujuan

memberikan kesempatan peserta didik untuk mengembangkan diri sesuai dengan

kebutuhan, bakat, minat, dan kondisi satuan pendidikan (madrasah).

5. Program Keagamaan

Alokasi Waktu

Komponen Kelas XI Kelas XII

Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2

A. Mata Pelajaran        

1. Pendidikan Agama Islam        

a. Akhlak 3 3 3 3

b. Sejarah Kebudayaan Islam 2 2 2 2

2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4

4. Bahasa Arab 4 4 4 4

5. Bahasa Inggris 4 4 4 4

6. Matematika 4 4 4 4
7. Seni Budaya 2 2 2 2

8. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan


2 2 2 2
Kesehatan

9. Tafsir 3 3 3 3

10. Hadis 3 3 3 3

11. Fikih 3 3 3 3

12. Ilmu Kalam 3 3 3 3

13. Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2 2 2

14. Keterampilan 2 2 2 2

B. Muatan Lokal *) 2 2 2 2

C. Pengembangan Diri **) 2 2 2 2

Jumlah 45 45 45 45

Keterangan:

*) Kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan

dengan ciri khas dan potensi daerah, yang ditentukan oleh satuan pendidikan

(madrasah).

**) Bukan mata pelajaran tetapi harus diasuh oleh guru dengan tujuan

memberikan kesempatan peserta didik untuk mengembangkan diri sesuai dengan

kebutuhan, bakat, minat, dan kondisi satuan pendidikan (madrasah).

IV. KURIKULUM SEKOLAH


A. Tingkat Dasar

Beban belajar di SD Tahun I, II, dan III masing-masing 30, 32, 34

sedangkan untuk Tahun IV, V, dan VI masing-masing 36 jam setiap

minggu. Jam belajar SD adalah 40 menit. Adapun Struktur Kurikulum SD

adalah sebagai berikut:

ALOKASI WAKTU BELAJAR PER


MATA PELAJARAN
MINGGU

I II III IV V VI

Kelompok A

1. Pendidikan Agama 4 4 4 4 4 4

Pendidikan Pancasila dan


2. 5 6 6 6 6 6
Kewarganegaraan

3. Bahasa Indonesia 8 8 10 10 10 10

4. Matematika 5 6 6 6 6 6

Kelompok B

Seni Budaya dan Keterampilan


1. 4 4 4 6 6 6
(termasuk muatan lokal)

Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan


2. 4 4 4 4 4 4
Kesehatan (termasuk muatan lokal)

Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 30 32 34 36 36 36

= Pembelajaran Tematik Terintegrasi

B. Tingkat Menengah Pertama


Sedangkan beban belajar di tingkat SMP untuk kelas VII, VIII, dan IX

masing-masing 38 jam per minggu. Jam belajar SMP adalah 40 menit.

Struktur Kurikulum SMP adalah sebagai berikut:

ALOKASI WAKTU BELAJAR


MATA PELAJARAN
PER MINGGU

Kelas VII Kelas VIII Kelas IX

Kelompok A

1. Pendidikan Agama 3 3 3

Pendidikan Pancasila dan


2. 3 3 3
Kewarganegaraan

3. Bahasa Indonesia 6 6 6

4. Matematika 5 5 5

5. Ilmu Pengetahuan Alam 5 5 5

6. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4

7. Bahasa Inggris 4 4 4

Kelompok B

Seni Budaya (termasuk muatan


1. 3 3 3
lokal)

Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan

2. Kesehatan 3 3 3

(termasuk muatan lokal)

Prakarya
3. 2 2 2
(termasuk muatan lokal)
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 38 38 38

C. Tingkat Menengah Atas

Pada tingkat ini, mata pelajaran pilihan terdiri dari dua, yaitu pilihan

akademik (SMA) dan pilihan akademik dan vokasional (SMK). Mata

pelajaran pilihan ini memberikan corak kepada fungsi satuan pendidikan

dan di dalamnya terdapat pilihan sesuai dengan minat peserta didik. Beban

belajar di SMA untuk Tahun X, XI, dan XII masing-masing 43 jam belajar

per minggu. Satu jam belajar adalah 45 menit. Struktur Kurikulum

Pendidikan Menengah kelompok mata pelajaran wajib sebagai berikut.

ALOKASI WAKTU
MATA PELAJARAN
BELAJAR PER MINGGU

X XI XII

Kelompok Wajib

1. Pendidikan Agama 3 3 3

2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4 4

4. Matematika 4 4 4

5. Sejarah Indonesia 2 2 2

6. Bahasa Inggris 2 2 2

7. Seni Budaya 2 2 2

8. Prakarya 2 2 2

9. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan 2 2 2


Jumlah Jam Pelajaran Kelompok Wajib per minggu 23 23 23

Kelompok Peminatan

Mata Pelajaran Peminatan Akademik (SMA) 20 20 20

Mata Pelajaran Peminatan Akademik dan Vokasi


28 28 28
(SMK)

Pada Kompetensi Dasar mata pelajaran wajib, memberikan kemampuan dasar

yang sama bagi tamatan Pendidikan Menengah antara mereka yang belajar di

SMA dan SMK. Bagi mereka yang memilih SMA tersedia pilihan kelompok

peminatan (sebagai ganti jurusan) dan pilihan antar kelompok peminatan dan

bebas. Nama Kelompok Peminatan digunakan karena memiliki keterbukaan untuk

belajar di luar kelompok tersebut sedangkan nama jurusan memiliki konotasi

terbatas pada apa yang tersedia pada jurusan tersebut dan tidak boleh mengambil

mata pelajaran di luar jurusan.

Kemudian, pada Struktur Kelompok Peminatan Akademik (SMA) memberikan

keleluasaan bagi peserta didik untuk memperdalam pengetahuan yang digemari

atau diminati. Nama kelompok minat diubah dari IPA, IPS dan Bahasa menjadi

Matematika dan Sains, Sosial, dan Bahasa. Nama-nama ini tidak diartikan sebagai

nama kelompok disiplin ilmu karena adanya berbagai pertentangan fisolosfis

pengelompokan disiplin ilmu. Berdasarkan filosofi rekonstruksi sosial maka nama

organisasi kurikulum tidak terikat pada nama disiplin ilmu. Terlampir di bawah

adalah mata pelajaran peminatan dan mata pelajaran pilihan (pendalaman minat

dan lintas minat).


MATA PELAJARAN Kelas

X XI XII

Kelompok Wajib 23 23 23

Peminatan Matematika dan Sains

1 Matematika 3 4 4

2 Biologi 3 4 4
I
3 Fisika 3 4 4

4 Kimia 3 4 4

Peminatan Sosial

1 Geografi 3 4 4

2 Sejarah 3 4 4
II
3 Sosiologi dan Antropologi 3 4 4

4 Ekonomi 3 4 4

Peminatan Bahasa

1 Bahasa dan Sastra Indonesia 3 4 4

2 Bahasa dan Sastra Inggris 3 4 4


III
3 Bahasa dan Sastra Asing lainnya 3 4 4

4 Sosiologi dan Antropologi 3 4 4

Mata Pelajaran Pilihan

Pilihan Pendalaman Minat atau Lintas Minat 6 4 4

Jumlah Jam Pelajaran Yang Tersedia 73 75 75

Jumlah Jam Pelajaran Yang harus Ditempuh 41 43 43


‫‪V. KURIKULUM PONDOK PESANTREN‬‬

‫‪Selanjutnya, sebagaimana yang kita ketahui, bahwasanya kurikulum‬‬

‫‪pondok pesantren memuat materi-materi pengetahuan agama yang meliputi‬‬

‫‪Tauhid, Tafsir, Hadits, Fiqh, Ushul Fiqh, Tasawwuf, Bahasa Arab (Nahwu,‬‬

‫‪Sharaf, Balaghah dan Tajwid), Mantiq dan Akhlak dengan alokasi rata-rata 1-2‬‬

‫‪jam pelajaran pada tiap materi.‬‬

‫جدول الدراسة اليومية‬


‫السنة الدراسية ‪ ١٤٣7 -١٤٣8‬ه ‪ 2016-2017 /‬م‬
‫مجالس‬
‫أسماء الكتب‬ ‫القارئ‬ ‫األوقات‬
‫التعليم‬
‫تفسير المنير‬ ‫الثالث‪jjjjjjjjjjj‬اء – المكرم أحمد ترمذي‪ j‬الحاج‬ ‫مصلى‬
‫بع‪jjjjjj‬د الخميس‬
‫تفسير الجاللين‬ ‫الصب الثالث‪jjjjjjjjjjj‬اء – المكرم مشكور مح ّمد‬ ‫ذالم‬
‫الخميس‬ ‫ح‬
‫تصريف\الجروميّة‬ ‫السبت – اإلثنين األستاذ امام المصطفى‬ ‫ذالم‬
‫الثالث‪jjjjjjjjjjj‬اء – األستاذ مهبوب جوهري‬ ‫أولى‬
‫درر البهية‬
‫الخميس‬
‫فتح المعين \أسباب النّزول‬ ‫السبت – اإلثنين المكرم مشكور مح ّمد‬ ‫مصلى‬
‫تصريف\الجروميّة‬ ‫األستاذ امام المصطفى‬ ‫الضحى ‪١٠‬‬ ‫أولى‬
‫كاشفة السّجا‬ ‫اإلثنين‪ -‬األح‪jj‬د ‪ :‬الض‪jj‬حى األستاذ علي حارس مح ّمد‬ ‫مصلى‬
‫‪10\9‬‬
‫كفاية العوام‬ ‫المكرم مشكور مح ّمد‬ ‫االحد ‪ :‬الضحى ‪١0‬‬ ‫مصلى‬
‫منهاج العابدين‬ ‫الخميس ‪ :‬بعد العشاء ‪ ٩‬األستاذ علي حارس مح ّمد‬ ‫ذالم‬
‫إحياء علوم ال ّدين جزء ‪1‬‬ ‫المكرم مشكور مح ّمد‬ ‫بعد الظهر ‪١‬‬ ‫مصلى‬
‫إحياء علوم ال ّدين جزء ‪2‬‬ ‫المكرم مشكور مح ّمد‬ ‫بعد العشاء ‪٩‬‬ ‫المصلى‬
‫مجم‪jjjj‬وع المش‪jjjj‬تمل على‬ ‫األستاذ سيف ال ّدين‬ ‫الثالثاء‪ -‬الخميس‬ ‫أولى‬
‫أربع الرسائل‬ ‫بعد العصر ‪4.30‬‬
‫المحافظة\ قراءة البرزنجي‬ ‫األستاذ أمين ال ّدين‬ ‫السبت –اإلثنين‬ ‫أولى‬
‫بعد العصر ‪4.30‬‬
‫بعد العشاء ‪٨ – ٩‬‬
‫أمثلــــــــــــــتي‬ ‫المكرم مشكور مح ّمد‬ ‫السبت – األحد ‪,‬ألربعاء‬ ‫مصلى‬
‫درر البهيّة‬ ‫األستاذ مح ّمد ح ّي الخالد‬ ‫الثالثاء –األربعاء‬ ‫أولى‬
‫درر البهيّة‬ ‫األستاذ محبوب جوهري‬ ‫السبت‪ -‬األحد‬ ‫أولى‬
‫متن سفينة النّجا‬ ‫األستاذ مح ّمد حنيف‬ ‫اإلثنين ‪,‬الخميس‬ ‫أولى‬
‫بداية الهداية‬ ‫األستاذ إمام مهادى‬ ‫اإلثنين‬ ‫ذالم‬
‫سلم التّوفيق‬ ‫األستاذ صفوان‬ ‫الثالثاء‬ ‫ذالم‬
‫رياض الصّالحين‬ ‫األستاذ ويجي أسنوي‬ ‫الخميس‬ ‫ذالم‬
‫‪1.   Hari Jum’at Lalaran pukul 16.00 (ba’da ashar).‬‬ ‫‪NB:‬‬
‫‪2. Bagi santri yang belum bisa ma’na-ni, harap mengikuti jadwal khusus.‬‬
‫‪3.    Santri putra yang tidak ikut mengaji ihya’ wajib mengikuti jam wajib belajar pukul‬‬
‫‪21.00 – 22.00 di musholla.‬‬
‫‪4.   Kitab sudah tersedia di ndalem/gratis.‬‬
‫‪5.    Jadwal bisa berubah sewaktu-waktu, menyesuaikan SIKON.‬‬

‫جدول الدراسة للمدرسة الدينية‬


‫السنة الدراسية ‪ ١٤٣8 -١٤٣9‬ه ‪ 2017-2018 /‬م‬
‫األيام‬ ‫الدروس‬ ‫المدرسون‪j‬‬
‫القسم األول‬
‫السبت‬ ‫فصالة‬ ‫األستاذ حي الخالد‬
‫األحد‬ ‫األستاذ مصباح المنير مصطفى المبادي الفقهية جزء ‪1‬‬
‫اإلثنين‬ ‫عقيدة العوام‪ ،‬خريدة البهية‬ ‫األستاذ إمام المصطفى‬
‫الثالثاء‬ ‫الجرومية‬ ‫المكرم مشكور‪ j‬محمد‬
‫األربعاء‬ ‫هداية الصبيان‪ ،‬تحفة األطفال‬ ‫األستاذ محبوب جوهري‪j‬‬
‫الخميس‬ ‫أمثلة التصريفية‬ ‫المكرم مشكور‪ j‬محمد‬
‫القسم الثاني‬
‫السبت‬ ‫أمثلتي \ تت ّمة‬ ‫األستاذ علي حارس‬
‫األحد‬ ‫أمثلة التصريفية‬ ‫األستاذ مزكى باهلل‬
‫اإلثنين‬ ‫أمثلة التصريفية \مسافهة‬ ‫المكرم مشكور‪ j‬محمد‬
‫الثالثاء‬ ‫جزريّة‬ ‫األستاذ ح ّي الخالد‬
‫األربعاء‬ ‫أمثلتي \ تت ّمة‬ ‫األستاذ علي حارس‬
‫الخميس‬ ‫قواعد اإلعراب‬ ‫األستاذ إمام المصطفى‬
‫القسم الثالث‬
‫السبت‬ ‫فرائدالبهية\علم التفسير‬ ‫ محمد‬j‫المكرم مشكور‬
‫األحد‬ ‫غا ية الوصول‬ ‫ محمد‬j‫المكرم مشكور‬
‫اإلثنين‬ ‫أصول الفقه\تسهيل الطرقات‬ ‫األستاذ علي حارس‬
‫الثالثاء‬ ‫تسهيل الطرقات‬ ‫األستاذ علي حارس‬
‫األربعاء‬ ...‫رآن‬
‫الخميس‬ ‫ رسالة القمرين‬+ ‫سلم النيرين‬ ‫األستاذ علي حارس‬
Keterangan :
1. Madrasah dimulai hari Senin, 24 Juli 2017 M/ 30 Syawal 1438 H.
2. Pelajaran ‫خريدة البهية‬, dan ‫ تحفة األطفال‬untuk kelas satu diajarkan pada Semester II.
3. Untuk kelas satu dan dua diwajibkan menulis, kecuali ‫تصريف‬.
4. Hari Jum`at ba`da Ashar pukul 16.00 lalaran bersama di Aula, meliputi kitab‫أمثلتي‬
( kelas2-3) &‫( تصريف‬kelas 1).Akhir tahun akan di adakan muhafadloh kubro sesuai
dengan kelas masing-masing.
5. Bagi yang sekolah umum yang masuk siang, harap mengikuti jadwal mengaji
khusus.
6. Hal yang belum ter-maktub akan dikonfirmasi dan diatur dikemudikan hari.
7. Setelah Lalaran diperbolehkan ber-olahraga.
8. Jadwal bisa berubah sewaktu-waktu, menyesuaikan SIKON.

Anda mungkin juga menyukai