Disusun Oleh :
Ifatun nisa(2113111039)
Rizki febriani(2113111025)
Devi silviana(2113111038)
BLOKAGUNG-BANYUWANGI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-NYA sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul kurikulum dan system pembelajaran
di pesantren ini tepat pada waktunya. Rahmat dan keselamatan semoga senantiasa di
limpahkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya, serta
para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Amiin.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas bapak
Muhammad kanzul fikri,SE,MEI. pada mata kuliah Kepesantrenan. Selain itu, makalah ini
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Kepesantrenan bagi para pembaca dan juga
bagi para penulis. Kami mengucapkan terima kasih pada bapak Muhammad kanzul
fikri ,SE,MEI. selaku dosen mata kuliah Kepesantrenan yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagikan
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari
makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI...........................................................................................................................
KATA PENGANTAR.............................................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.....
1.1Latar Belakang
1.2Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................
3.1 Kesimoulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
1.2RUMUSAN M ASALAH
A. Apa pengertian kurikulum pesantren?
B. Bagaimana pengembangan kurikulum pesantren?
C. Apa program pendidikan dan kurikulum pesantren?
D. Bagaiman evaluasi kurikulum pesantren?
1.3 TUJUAN
A. Untuk mengetahui kurikulum pesantren
B. Untuk mengetahui pengembangan kurikulum pesantren
C.Untuk mengetahui program Pendidikan dan kurikulum pesantren
D.Untuk mengetahui evaluasi kurikulum pesantren
BAB II PEMBAHASAN
a) Kurikulum berbentuk pendidikan agama islam. Dalam dunia pesantren, kegiatan belajar
pendidikan agama islam lazim disebut dengan ngaji atau pengajian. Kegiatan ngaji
dipesantren dalam praktiknya dapat dibedakan menjadi dua tingkatan. Tingkatan paling awal
ngaji sangatlah sederhana, yaitu santri belajar bagaimana cara membaca teks-teks Arab,
terutama sekali al-Qur’an. Tingkat berikutnya adalah para santri memilih kitab-kitab islam
klasik dan mempelajarinya di bawah bimbingan kiai. Adapun kitab-kitab yang dijadikan
bahan untuk ngaji meliputi bidang ilmu: fikih, akidah, atau tauhid, nahwu, sharaf, balaghah,
hadis, tasawuf, akhlak, dan ibadah-ibadah shalat, doa, dan wirid.
b) Kurikulum berbentuk pengalaman dan pendidikan moral. Pesantren menempatkan
pengalaman dan pendidikan moral sebagai salah satu kegiatan pendidikan penting di
pesantren. Kegiatan-kegiatan keagamaan yang paling ditekankan di pesantren adalah
kesalehan dan komitmen para santri terhadap lima rukun islam: syahadat (keimanan), shalat,
zakat, puasa, dan haji ke mekah bagi yang mampu. Kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan
dapat menumbuhkan kesadaran para santri untuk mengamalkan nilai-nilai moral yang
diajarkan pada saat ngaji. Adapun nilai-nilai moral yang ditekankan di pesanten adalah
persaudaraan islam, keiklasan, kesederhanaan. Dan kemandirian. Para santri mempelajari
moralitas saat mengaji dan kemudian diberi kesempatan untuk mempraktikkan. Dalam kaitan
ini, Lukens Bull menulis sebagai berikut:
“sebagai contoh, shalat lima kali sehari adalah kewajiban dalam islam, tetapi kadang belum
menekankan pada pentingnya berjama’ah. Bagaimanapun, berjama’ah dianggap sebagai cara
yang lebih baik dalam shalat dan pada umumnya diwajibkan dipesantren. Sebuah pesantren
yang tidak mewajibkan shalat berjama’ah dianggap bukan lagi pesantren yang sebenarnya.
Para kiai mengatakan bahwa praktik jama’ah ini mengajarkan persaudaraan dan
kebersamaan, yaitu nilai-nilai yang harus ditumbuhkan dalam masyarakat islam. Jika jama’ah
sekali dalam seminggu dalam shalat jum’at akan membentuk masyarakat yang solid, maka
berjama’ah tiap hari akan memperkuat tali persaudaraan.”
c) Kurikulum berbentuk sekolah dan pendidikan umum. Pesanten memperlakukan kurikulum
sekolah dengan mengacu kepada pendidikan nasional yang dikeluarkan oleh Departemen
Pendidikan Nasional, sedangkan untuk kurikulum madrasah mengacu pada pendidikan agama
yang dikeluarkan oleh Departemen Agama. Jika dilihat dari rasio pendidikan umum dan
pendidikan agama yang termuat di dalamnya, maka dapat dikatakan bahwa kurikulum
sekolah cenderung sekuler. Dikatakan cenderung sekuler, karena dari keseluruhan total jam
pelajaran yang ada, kurikulum sekolah hanya memberikan 2 jam pelajaran agama untuk
setiap minggunya. Hal ini tentu berbeda dengan kurikulum madrasah yang memuat 70%
untuk pendidikan agama dan 30% sisanya untuk pendidikan umum. Karena itu, kurikulum
madrasah dapat dikatakan sebagai kurikulum yang memadukan antara yang sekuler dan yang
agamis.
d) Kurikulum berbentuk keterampilan dan kursus. Pesantren memperlakukan kurikulum yang
berbentuk ketrampilan dan kursussecara terencana dan terprogram melalui kegiatan
ektrakurikuler. Adapun kursus yang popular dikalangan pesantren adalah bahasa inggris,
komputer, setir mobil, reparasi sepeda motor dan mobil, jahit-menjahit, kewirausahaan,
pengelasan, dan pertanian. Kurikulum ini diberlakukan di pesantren Karena dua alas an yaitu:
alas an politis dan promosi. Dari segi politis, pesantren yang memberikan pendidikan
keterampilan dan kursus kepada para santrinya berarti merespons seruan pemerintah untuk
peningkatan kemampuan sumber daya manusia (SDM). Hal ini berarti hubungan pesantren
dengan pemerintah cukup harmonis. Sementara itu, dari segi promosi terjadi peningkatan
jumlah calon santri yang memilih pesantren-pesantren modern dan terpadu, dengan alas an
karena ada pendidikan ketrampilan dan kursus bagi para santrinya dengan cepat akan menjadi
tidak terkenal. Hal ini dapat dipahami karena kecenderungan masyarakat berharap agar
produk akhir dari pesantren adalah para alumni yang pandai ilmu agama, bermoral, dan
memiliki skill untuk masa depan mereka.[2]
seiring dengan tuntutan zaman dan laju perkembangan masyarakat, pesantren yang pada
dasarnya didirikan untuk kepentingan moral, pada akhirnya harus berusaha memenuhi
tuntutan masyarakat dan tuntutan zaman. Orientasi pendidikan pesantren perlu diperluas,
sehingga menuntut dilakukannya pembaharuan kurikulum yang berorientasi kepada
kebutuhan zaman dan pembangunan bangsa. Oleh karena itu pesantren melakukan sejumlah
akomodasi dan penyesuaian yang tidak hanya akan mendukung kelangsungan hidup
pesantren itu sendiri, tetapi juga bermanfaat bagi para santri, seperti sistem penjenjangan
kurikulum yang lebih jelas dan sistem klasikal.
Sifat adaptif sebagaimana tersebut di atas adalah sifat dasar kurikulum yang diperlukan
untuk mengantisipasi tuntutan dan perkembangan zaman. Paling tidak terdapat tiga dasar
keyakinan yang kondusif untuk dijadikan sebagai landasan akan pentingnya memperhatikan
sikap adaptif kurikulum terhadap suatu perubahan yang terjadi yaitu: Pertama, perubahan
yang terjadi bersifat positif; Kedua, perubahan yang terjadi dilingkungan sekolah sifatnya
cenderung menetap (terus menerus); Ketiga, perlunya usaha untuk menyempurnakan
rencana-rencana yang disusun oleh sekolah atau guru karena terjadinya proses adopsi
terhadap suatu pembaharuan atau inovasi.
3.1 KESIMPULAN
kurikulum pada dasarnya merupakan seperangkat perencanaan dan media untuk
mengantarkan lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan yang diinginkan. Dengan
demikian, kurikulum melingkupi: tujuan, materi pelajaran, metode, dan evaluasi. Sebagai
lembaga pendidikan, pesantren juga telah memuat hal-hal tersebut.
seiring dengan tuntutan zaman dan laju perkembangan masyarakat, pesantren yang pada
dasarnya didirikan untuk kepentingan moral, pada akhirnya harus berusaha memenuhi
tuntutan masyarakat dan tuntutan zaman. Orientasi pendidikan pesantren perlu diperluas,
sehingga menuntut dilakukannya pembaharuan kurikulum yang berorientasi kepada
kebutuhan zaman dan pembangunan bangsa. Oleh karena itu pesantren melakukan sejumlah
akomodasi dan penyesuaian yang tidak hanya akan mendukung kelangsungan hidup
pesantren itu sendiri, tetapi juga bermanfaat bagi para santri, seperti sistem penjenjangan
kurikulum yang lebih jelas dan sistem klasikal.
Sifat adaptif sebagaimana tersebut di atas adalah sifat dasar kurikulum yang diperlukan
untuk mengantisipasi tuntutan dan perkembangan zaman. Paling tidak terdapat tiga dasar
keyakinan yang kondusif untuk dijadikan sebagai landasan akan pentingnya memperhatikan
sikap adaptif kurikulum terhadap suatu perubahan yang terjadi yaitu: Pertama, perubahan
yang terjadi bersifat positif; Kedua, perubahan yang terjadi dilingkungan sekolah sifatnya
cenderung menetap (terus menerus); Ketiga, perlunya usaha untuk menyempurnakan
rencana-rencana yang disusun oleh sekolah atau guru karena terjadinya proses adopsi
terhadap suatu pembaharuan atau inovasi.
3.2 SARAN
Demikian makalah ini yang dapat penulis buat. Penulis menyadari dalam
pembuatannya masih jauh dari kata sempurna, karena masih banyak kekurangan, untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah penulis
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA