Anda di halaman 1dari 14

PENGEMBANGAN KURIKULUM DI PESANTREN DAN MADRASAH

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Mata kuliah Pengembangan


Kurikulum PAI
Dosen Pengampu: Badrus Zaman, M.Pd.I

Disusun oleh:

Yusabbihul Haqqi 23010160303


Atika Indriyani 23010170020
Hesty Kurnianingsih 23010170118

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Pengembangan
Kurikulum PAI ini pada waktunya. Makalah Pengembangan Kurikulum PAI
disusun untuk memenuhi tugas pada semester lima. Makalah ini membahas
mengenai Pengembangan Kurikulum Madrasah dan Pesantren. Kami
mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak Dosen Badrus Zaman, M.Pd.I
atas segala arahan dan bimbingan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Penulis berharap makalah ini dapat memberi manfaat kepada pembaca dan
utamanya kepada penulis sendiri. Penulis menyadari masih banyak kesalahan dan
kekurangan pada makalah ini.

Hal ini karena keterbatasan kemampuan dari penulis. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan semua
pihak guna penyempurnaan makalah ini.

Salatiga, 16 November 2019

Penyusun

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem pendidikan yang semakin modern menuntut pendidikan
memiliki sebuah pedoman seperti halnya memiliki sebuah kurikulum,
kurikulum ini sangat vital bagi madrasah serta pesantren yang nantinya
akan sangat dibutuhkan untuk pembelajaran yang akan dilaksanakan,
kareana dalam suatu kurikulum terdapat suatu pedoman yang harus
dijadikan serat dimiliki untuk dijadikan pegangan dalam menjalankan
belajar mengajar di sekolah, selain itu kurikulum sebagai landasan dalam
berpijak dalam satuan pendidikan supaya proses pembelajaran serta hasil
pembelajaran dapat dicapai secara maksimal sesuai apa yang sudah
diharapkan sebelumnya. Dari pemaparan diatas penulis akan mencoba
mengkaji lebih dalam lagi tentang pengembangan kurikulum di madrasah
dan pesantren yang akan menjadi pembahasan utama pada makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kurikulum pesantren dan madrasah?
2. Bagaimana pengembangan kurikulum pesantran dan madrasah?
3. Apa tujuan kurikulum pesantren dan madrasah?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui kurikulum pesantren dan madrasah.
2. Untuk mengetahuipengembangan kurikulum pesantran dan
madrasah.
3. Untuk mengetahuitujuan kurikulum pesantren dan madrasah.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum Pesantren dan Madrasah
1. Pengertian Kurikulum Pesantren

3
Pesantren diartikan sebagai asrama tempat santri atau tempat
murid-murid belajar mengaji dan sebagainya. Pesantren secara bahasa
berasal dari kata santri yang artinya tempat tinggal para santri. Sedangkan
kata santri sendiri berasal kata sastri, sebuah kata dari bahasa Sansekerta
yang artinya melek huruf. Menurut Zamakhsari Dhofier, dikutip Haidar
Putra Dualay, ada lima unsur pesantren, yaitu pondok, santri, masjid,
pengajaran kitab-kitab klasik dan kiai (Haidar Putra Dualay, 2004: 31).
Pesantren secara umum dinamai sebagai suatu lembaga pendidikan
yang bercorak Islam dengan ciri terdapat pondok atau asrama, dimana
disitu terdapat figur dari seorang kyai sebagai pendidik, serta masjid
sebagai pusat ibadah serta kegiatan pembelajaran. Dimaknai sebagai
pesantren karena sebagai suatu lembaga pendidikan yang mengamalkan
sekaligus menanamkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari kepada
santrinya yang diharapkan supaya bisa menjadi orang yang relevan melalui
ajaran agama serta dapat hidup dengan masyarakat.
Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa pondok pesantren
ialah suatu lembaga pendidikan bercorak Islam yang mengamalkan
sekaligus menanamkan ajaran Islam kepada santrinya.
Sedangkan kurikulum pendidikan pesantren adalah bahan-bahan
pendidikan agama Islam di pesantren yang mengambarkan kegiatan
pengetahuan dan pengalaman yang secara di sengaja dan terpadu diberikan
kepada santri untuk dapat menggapai target pendidikan agama Islam.
Kurikulum pendidikan pesantren menjadi alat untuk mencapai arah PAI.
Sedangkan lingkup materi pendidikan pesantren adalah al-Qur’an, hadits,
keimanan akhlak, fiqih, ibadah dan sejarah. Dengan kata lain, cakupan
pendidikan pesantren ada keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara
hubungan sesama manusia, manusia dengan Allah SWT, diri sendiri,
makhluk lain maupun lingkungannya (Ali Mustofa, 2015: 7-8).
Secara praktis, Mastuhu menyampaikan konsep berkenaan model
dan paradigma pendidikan pesantren yang diharapkan menjadi landasan
dalam kurikulum lembaga pendidikan pesantren, yaitu:

4
a. Dasar pendidikan-pendidikan pesantren perlu mendasarkan atas
teosentris dengan menjadikan antroposentris menjadi penggalan
esensial atas konsep teosentris,
b. Maksud pendidikan membentuk kehidupan duniawi melalui
pendidikan sebagai manifestasi mengabdi kepada Allah SWT.
Pembangunan kehidupan duniawi bukan menjadi tujuan final, tetapi
merupakan kewajiban yang diyakini dan berhubungan kuat dengan
kehidupan ukhrawiyah, tujuan final adalah kehidupan ukhrawi melalui
ridha Allah SWT.
c. Konsep pendidikan Islam memandang manusia memiliki fitrah
yang harus dikembangkan,
d. Nilai pendidikan pesantren berorientasi pada ilmu pengetahuan
sebagai kebenaran relatif sedangkan iman dan taqwa sebagai kebenaran
mutlak.
2. Pengertian Kurikulum Madrasah
Kata madrasah berasal dari “darasa” yang berarti belajar, maka
madrasah ialah tempat untuk mencerdaskan peserta didik, menghilangkan
ketidaktahuan, melatih ketrampilan. Madrasah yang lahir sebagai suatu ciri
khas corak kehidupan masyarakat.
Madrasah mengandung pengertian tempat atau wahana anak
mengenyam proses pendidikan. Pendidikan berlatar belakang korelasi
antara pendidik dan yang di didik untuk mencapai tujuan pendidikan.
Sedangkan kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang
berhubungan dengan kesimpulan apa saja pengalaman yang disediakan
oleh sekolah.
Sedangkan pengembangan kurikulum madrasah, adalah sebagai
suatu sistem yang dilaksanakan bagi beberapa atau keseluruhan anggota
lembaga pendidikan saat melaksanaan perencanaan, pelaksanaan dan
pengevaluasian oleh satu atau beberapa bagian kurikulum. Semua yang
sudah termaktub dilaksanakan dengan selektif, adaptif dan kreatif
(Muhammad Nasir, 2009: 6).

5
Jadi bisa disimpulkan bahwa pengembangan kurikulum madrasah
adalah proses perencanaan dan penyusunan dari sebuah sistem kurikulum,
aktivitas yang dilaksanakan agar kurikulum yang diperoleh untuk sekolah-
sekolah di Indonesia bisa menjadi bahan ajar serta acuan yang
dilaksanakan untuk meraih tujuan pendidikan yang lebih baik.
Jika kurikulum dianggap sudah cukup benar, sesudah menjalani
penilaian serta penyempurnaan, hingga berakhirlah tugas pengembangan
kurikulum tersebut untuk selanjutnya diberikan tugas pembinaan. Dalam
proses inilah belajar mengajar dijalankan secara terarah, terpimpin dan
terkendali. Dengan demikian teknik madrasah menggambarkan pola
pembelajaran formal seperti halnya pada sekolah umum.
Dalam usaha pengembangan kurikulum ada beberapa prinsip dasar
yanng harus diperhatikan supaya nantinya kurikulum dapat menjalankan
tupoksi secara maksimal. Prinsip kurikulum secara umum yakni sebagai
berikut:
a. Relevansi, terdapat dua bentuk relevansi yang punyai dari
kurikulum yakni relevansi keluar dan relevansi didalam kurikulum itu
sendiri. Relevan keluar meliputi isi, tujuan, proses belajar sedangkan
relevansi di dalam mencakup kegiatan penyampaian serta evaluasi.
b. Fleksibilitas yang dimaksud dengan fleksibilitas ialah tidak kaku
c. Kontinuitas yaitu bekesinambungan
d. Praktis yaitu mudah dilaksanakan
e. Efektifitas (Widodo Winarso, 2015: 26).
Sedangkan secara khusus yaitu:
a. Tujuan pendidikan yang nantinya prinsip ini akan berhubungan
pada kaidah dalam kegiatan yang akan dilakukan.
b. Pemilihan isi pendidikan prinsip yang mencakup tentang
pemaparan tujuan pendidikan kedalam bentuk hasil belajar, isi, dan
unit kurikulum.
c. Pemeliharaan prinsip ini berhubungan atas aktivitas di sekolah.
d. Alat media dan bahan pengajaran menjadi alat kreatifitas untuk
kegiatan mengajar.

6
e. Kegiatan evaluasi hasil belajar siswa yang nantinya akan menjadi
alat evaluasi bagi pendidik supaya dapat menentukan arah pendidikan
selanjutnya (widodo winarso,2015:31-33)

B. Pengembangan Kurikulum di Pesantren dan Madrasah


1. Pengembangan Kurikulum Pesantren
Pengembangan kurikulum pendidikan pesantren secara
berkelanjutan memuat berdasarkan elemen suatu hal yang mutlak agar
tidak memutuskan relevansi dengan kebutuhan nyata yang dilaksanakan
komunitas pendidikan Islam yang keinginanya hendak dihadapkan sistem
dinamika transformatif. Pendidikan pesantren didirikan pada perspektif
Islami yang bertumpu atas paradigma hidup serta paradigma terhadap
manusia dengan berkiblat terhadap tujuan pendidikan yang berbasis
tatanan Islam.
Kurikulum seharusnya memprioritaskan jenjang pertumbuhan
peserta didik baik fisik, emosional ataupun intelektualnya pada setiap
gejala yang dihadapi setiap jenjang pertumbuhan, seperti pertumbuhan
bahasa, kematangan sosial serta kematangan religius (Ali Mustofa, 2015:
8).
Secara umum kurikulum pesantren mampu dipaparkan kedalam
empat formasi yaitu: pendidikan agama, pengalaman dan pendidikan
moral, sekolah dan pendidikan umum serta, ketrampilan dan kursus
(Djamaluddin dan Abdullah Aly, 2011: 184).
a. Kurikulum berwujud pendidikan Agama Islam. Cakupan
kehidupan pesantren, aktifitas belajar pendidikan Agama Islam biasa
dimaknai sebagai ngaji. Aktivitas ngaji dipesantren saat praktiknya
dibedakan atas dua jenjang. Pada jenjang awal ngaji masih biasa, seperti
para santri belajar membaca teks-teks Arab, terutama sekali Al-Qur’an.
jenjang ini dirasa menjadi usaha minimal atas pendidikan agama yang
wajib dimiliki oleh para santri. Jenjang selanjutnya ialah para santri
mengkaji kitab-kitab Islam klasik (kitab kuning) serta memahirkannya
diajarkan oleh kyai melalui metode bandongan atau sorogan. Mengenai

7
kitab-kitab yang dijadikan materi untuk ngaji meliputi bidang ilmu:
fikih, aqidah atau tauhid, nahwu, sharaf, balaghah, hadits, tasawuf,
akhlak, ibadah-ibadah seperti sholat doa, dan wirid.
Kitab kuning dalam dunia pesantren mempunyai posisi yang
signifikan. Serta kitab kuning sebagai sumber referensi serta pedoman
dalam tiap-tiap pesantren, dan kurikulum sebagai sistem pendidikan
dalam sebuah pesantren tersebut.
b. Kurikulum bermuatan pengalaman serta etika moral. Aktifitas
keagamaan yang dikenal di lingkup pesantren seperti kesalehan serta
komitmen santrinya atas dasar lima rukun Islam. Melalui aktifitas
tersebut nantinya akan mampu menghasilkan kesadaran dari santri agar
menjalankan nilai-nilai moral yang telah dipelajari pada saat ngaji.
Adapun nilai-nilai moral tersebut dikhusukan dipesantren ialah
persaudaraan, akhlak, keikhlasan, serta kesederhanaan.
c. Kurikulum yang ada disekolah dan pendidikan umum. Pesantren
melaksankan kurikulum sekolah berpatokan kepada pendidikan
nasional yang ditetapkan Kementrian Pendidikan Nasional, melainkan
kurikulum Madrasah bertumpu pendidikan Agama yang ditetapkan oleh
Kementrian Agama.
d. Kurikulum bermuatan ketrampilan dan kursus. Pesantren
merancang kurikulum yang bermuatan ketrampilan dan kursus secara
sistematis dan terprogram melalui aktifitas ekstrakurikuler. Selain itu,
kursus yang popular dipesantren seperti bahasa inggris, komputer,
menjahit dan lain sebagainya. Dengan diberlakukan kurikulum yang
sudah sistematis di pesantren memiliki dua alasan, yakni alasan politis
serta promosi. Dari segi politis, pesantren yang memberikan wadah
pelatihan ketrampilan dan kursus kepada para santrinya diharapkan
nantinya dapat merespon himbauan pemerintah supaya dapat
melaksanakan peningkatan kemampuan sumber daya manusia (SDM).
Lalu dari segi promosi menjadikan peningkatan jumlah santri yang
memliki pesantren-pesantren modern dan terpadu, dengan alasan
adanya pendidikan ketrampilan dan kursus di dalamnya.

8
Sedangkan menurut Binti Maunah (2009:31-32) dalam
perkembangan pondok pesantren harus dilakukan suatu inovasi dalam
pengembangan suatu sistem. Disamping ragam tradisional yang
tergolong identitas pondok salafiah, gerakan pembaruan telah
memasuki derap perkembangan pondok pesantren. Dalam
perkembanganya ada tiga sistem pembelajaran yang dikembangkan di
pesantren, yaitu:
a. Sistem Klasikal
Pola penerapan sistem klasikal adalah dengan pendirian
sekolah-sekolah baik kelompok yang mengelola pengajaran agama
maupun ilmu yang dimasukkan dalam kategori umum.
b. Sistem Kursus (Tahassus)
Pola pengajaran sistem kursus ini ditekankan pada
pengembangan keterampilan tangan yang menjurus kepada kemampuan
psikomotorik seperti kursus menjahit, komputer, dan sablon. Pengajaran
seperti itu bertumpu kepada terwujudnya santri-santri yang mandiri
supaya dapat menopang ilmu-ilmu agama yang mereka dapat melalui
Kyai dalam proses pengajaran sorogan serta bandongan.
Sebab,diharapkan santrinya dapat memiliki lapangan pekerjaan sendiri
melalui apa yang sudah di dapat di pesantren.
c. Sistem Pelatihan
Pola pelatihan yang diberlakukan dalam upaya menumbuh
kembangkan kemahiran praktis seperti pelatihan, pertukangan,
perkebunan, perikanan, manajemen koperasi serta kerajinan-kerajinan
supaya dapat mendukung terciptanya kemandirian integratif. Hal ini
erat kaitannya dengan kemampuan lain yang cenderung melahirkan
santri intelek dan ulama yang potensial.
2. Pengembangan Kurikulum Madrasah
Sistem pengajaran yang diterapkan pada madrasah merupakan
penyesuaian antara sistem pada pondok pesantren dengan sistem yang
berlaku disekolah-sekolah modern. Dalam upaya kenaikan siswa, siswa
dituntut menguasai bidang tertentu. Pada perkembangan selanjutnya,
sistem pondok mulai ditinggal, dan berdirilah madrasah-madrasah yang

9
meneladani sistem yang sama dengan sekolah-sekolah modern. Namun,
awalnya madrasah tersebut masih bersifat diniyah, karena pengajaranya
masih berupa agama dengan sumber kitab-kitab bahasa Arab.
Dalam perkembangan selanjutnya mulai memuat mata pelajaran
umum dalam madrasah. Pada tingkatan madrasah materi sudah disusun
muatan agama secara khusus , begitu juga dengan muatan umum sudah
di sediakan dalam sekolah madrasah. Bahkan kemudian timbullah
madrasah-madrasah yang mengikuti sistem perjenjangan dalam bentuk
sekolah-sekolah modern, seperti Madrasah Ibtidaiyah untuk tingkat SD,
Madrasah Tsanawiyah untuk tingkat SMP dan Madrasah Aliyah untuk
tingkat SMA.
Pada perkembangannya, sistem madrasah dan sekolah umum
semakin terintegrasi sehingga, pada madrasah terdapat predikat
islamiah. Kurikulum madrasah atau sekolah-sekolah agama,
mempertahankan agama sebagai mata pelajaran induk, walaupun
dengan persentase yang berbeda. Pada saat Kementerian Agama
(Kemenag) mulai melaksanakan pembinaan dan pengembangan pada
sistem pendidikan madrasah, acuan yang ditetapkan ialah harus
memberikan pelajaran agama sebagai mata pelajaran induk, sedikitnya
seminggu enam jam.
Sebagai lembaga pendidikan yang lahir dari masyarakat,
madrasah dalam menyesuaikan lingkungan eksternal lebih mudah
kedalam organisasi pendidikan sehingga mampu menciptakan suasana
kebersamaan dan kepemilikan yang erat kaitannya dengan lingkungan.
Keterlibatan masyarakat bukan lagi sebatas seperti peranan orang tua
siswa yang hanya melibatkan diri ditempat anaknya sekolah, melainkan
juga keterlibatan yang didasarkan kepada kepemilikan bersama.
Dengan paham jiwa desentralisasi yang menampung aspirasi
serta partisipasi masyarakat diharapkan dapat mengembangkan dan
menaikan mutu pendidikan, dengan itu masyarakat dibina supaya
memiliki kepedulian yang tinggi terhadapat respon pendidikan. Karena
dengan ini dapat menumbuhkan sikap kepemilikan yang tinggi dengan

10
memberikan kontribusi baik dalam bidang material, kontrol
manajemen, pembinaan, serta bentuk partisipasi lain dalam rangka
meningkatkan eksistensi madrasah yang selanjutnya menjadi
kebanggaan lingkungan setempat (Moh. Arif, 2013: 422-423).
Dari uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwasanya
model pengajaran di Madrasah merupakan kolaborasi model
pembelajaran yang ada di pesantren.

C. Tujuan Kurikulum Pesantren dan Madrasah


1. Tujuan Kurikulum Pesantren
Tujuan kurikulum pesantren adalah menciptakan dan
mengembangkan kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang beriman dan
bertakwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia, bermanfaat untuk
masyarakat, menjadi pelayan masyarakat, menyebarkan agama, atau
menegakkan agama Islam dan kemajuan umat Islam di tengah-tengah
masyarakat, dan mencintai ilmu dalam rangka mengembangkan
kepribadian Indonesia. Tujuan sistem pengajaran pondok pesantren lebih
mengutamakan niat untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang
bermanfaat dari pada mencapai suatu hal yang bersifat material.
Melalui Departemen Agama Republik Indonesia, pemerintah
melakukan standarisasi pendidikan agama di pondok pesantren. Dalam
lokakarya intensifikasi peningkatan pondok pesantren pada tanggal 2-6
Mei 1978 tentang tujuan pondok pesantren adalah untuk membina warga
negara agar berkepribadian muslim sesuai dengan ajaran-ajaran agama
Islam dan menanamkan rasa keagamaan tersebut pada semua segi
kehidupan sebagai orang yang berguna bagi agama, masyarakat, bangsa
dan negara (Rini Setyaningsih, 2016: 70-71).
2. Tujuan kurikulum madrasah
Madrasah mengutamakan pada kajian agama menjadi sekolah
umum berkarakter agama Islam dalam rangka mengarahkan, membimbing,
membina, dan melahirkan output-output pendidikan madrasah yang
memenuhi syarat mampu mengembangkan pandangan hidup (kognitif),
sikap hidup (afektif), dan kecakapan hidup (motorik) dalam perspektif

11
Islam. sehingga tercipta masyarakat Indonesia yang lengkap sebagaimana
dicita-citakan dalam garis-garis besar haluan negara dan UUD 1945.
Tujuan peningkatan mutu pendidikan pada madrasah adalah agar
mata pelajaran umum dari madrasah mencapai tingkat yang sama dengan
mata pelajaran umum di sekolah umum yang setingkat. Hasil yang
diharapkan yaitu:
a. Ijazah madrasah dapat mempunyai nilai yang sama dengan ijazah
sekolah umum yang sederajad.
b. Lulusan madrasah dapat melanjutkan ke sekolah umum setingkat
lebih atas.
c. Siswa madrasah dapat berpindah ke sekolah umum setingkat (Rini
Setyaningsih, 2016: 72-73).

12
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Kurikulum pendidikan pesantren adalah bahan-bahan pendidikan
agama Islam di pesantren yang mengambarkan kegiatan pengetahuan dan
pengalaman yang dengan sengaja dan sistematis diberikan kepada santri
untuk mencapai tujuan pendidikan agama Islam. Sedangkan pengembangan
kurikulum madrasah adalah sebagai suatu proses yang dilakukan oleh
beberapa atau keseluruhan anggota lembaga pendidikan dalam melakukan
perencanaan, pelaksanaan dan pengevaluasian terhadap satu atau beberapa
aspek kurikulum. Hal tersebut dilakukan dengan selektif, adaptif dan kreatif.
Pengembangan kurikulum pesantren dapat dilakukan dengan
menggunakan tiga sistem, yaitu: sistem klasikal, sistem kursus, dan sistem
pelatihan. Sedangkan pengembangan kurikulum madrasah merupakan
perpaduan antara sistem yang berlaku di pondok pesantren dengan sistem
yang berlaku disekolah-sekolah.
Tujuan kurikulum pesantren yaitu menciptakan dan mengembangkan
kepribadian muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT,
berakhlak mulia, bermanfaat bagi masyarakat, sebagai pelayan masyarakat,
menyebarkan agama, atau menegakkan agama Islam dan kejayaan umat Islam
di tengah-tengah masyarakat, dan mencintai ilmu dalam rangka
mengembangkan kepribadian Indonesia. Sedangkan tujuan kurikulum
madrasah yaitu agar mata pelajaran umum dari madrasah mencapai tingkat
yang sama dengan mata pelajaran umum di sekolah umum yang setingkat

13
DAFTAR PUSTAKA

Ali Mustofa. 2015. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di


Pesantren, Madrasah dan Sekolah. Jurnal Studi Pendidikan dan Hukum
Islam. Vol. I No. 2. 2015.
Aly Abdullah dan Djamaludin. 1998. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Bandung
Pustaka Setia.
Binti Maunah. 2009. Tradisi Intelektual Santri. Yogyakarta: Teras.
Haidar Putra Dualay. 2004. Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional.
Jakarta: Prenada Media Group.
Moh Arif. 2013. Manajemen Madrasah dalam Upaya Peningkatan Mutu
Pendidikan Islam. Jurnal Episteme. Vol. VIII. No. 2.
Muhammad Nasir. 2009. Pengembangan Kurikulum Berbasis Madrasah. Jurnal
Penelitian. Vol. 10. No. 2.
Rini Setyaningsih.. 2016. Kontinuitas Pesantren dan Madrasah di Indonesia.
Jurnal At-Ta’dib. Vol. II. No. 1.
Widodo Winarso. 2015. Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah, Cirebon IAIN
Syekh Nurjati.

14

Anda mungkin juga menyukai