Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 3
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan Penulisan 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan 10
B. Saran 11
DAFTAR PUSTAKA 12
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus?
2. Bagaimana konsep layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan
khusus?
3. Apa saja bentuk-bentuk layanan anak berkebutuhan khusus?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus.
2. Mengetahui konsep layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan
khusus.
3. Mengetahui bentuk-bentuk layanan anak berkebutuhan khusus.
3
BAB II
PEMBAHASAN
1
Taruri Deti Aniska, “Layanan Anak Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Penyelenggara
Pendidikan Inklusif (SPPI)” Tugas Akhir Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Yogyakarta, 2016, hlm. 27.
4
B. Konsep Layanan Pendidikan Bagi Anak Berkebutuhan Khusus
2
Wiendha, Makalah Hakikat Layanan Bagi Anak Berkebutuhan Khusus, 2013, diakses
dari http://wiendha29.blogspot.com/2013/11/makalah-hakikat-layanan-bagi-anak.html, pada 24
September 2019 pukul 13. 17 WIB.
5
C. Bentuk-Bentuk Layanan Anak Berkebutuhan Khusus
1. Bentuk Layanan Pendidikan Segregrasi
Pada model ini layanan pendidikan khusus diberikan di
sekolah-sekolah khusus, atau lebih dikenal dengan Sekolah Luar Biasa
(SLB) atau TKLB sampai SMLB. Karakteristik dari sekolah ini antara
lain adalah keterpisahan dari sekolah bagi anak normal, dengan
kurikulum, guru, media pembelajaran, dan sarana prasarana yang
berbeda pula.
6
d. Sekolah Dasar Luar Biasa
SDLB merupakan unit sekolah yang terdiri dari berbagai kelainan
yang dididik dalam satu atap. Dalam SDLB terdapat anak
tunanetra, tunarungu, dan tunadaksa.
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas, model layanan
segregasi merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan yang
dilaksanakan secara khusus, dan terpisah dari penyelenggaraan
pendidikan untuk anak normal. Anak berkebutuhan khusus dipisahkan
dengan anak normal pada umumnya, anak berkebutuhan khusus di
sekolahkan sesuai dengan jenis kebutuhannya dan tidak digabung
dengan anak normal pada umumnya.
2. Bentuk Layanan Pendidikan Terpadu/Integrasi
Istilah intergrasi pada umumnya digunakan sebagai kata benda
dalam menggambarkan usaha-usaha untuk menghindari pemisahan
dan isolasi pendidikan anak-anak berkebutuhan khusus.3
Menurut Depdiknas ada tiga bentuk keterpaduan dalam
layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus, yaitu:
a. Bentuk Kelas Biasa
Dalam bentuk keterpaduan ini anak berkebutuhan khusus belajar di
kelas biasa secara penuh dengan menggunakan kurikulum biasa.
Oleh karena itu sangat diharapkan adanya pelayanan dan bantuan
guru kelas atau guru bidang studi semaksimal mungkin dengan
memperhatikan petunjuk-petunjuk khusus dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar di kelas biasa. Bentuk keterpaduan ini
sering juga disebut keterpaduan penuh.
b. Kelas Biasa dengan Ruang Bimbingan Khusus
Pada keterpaduan ini, anak berkebutuhan khusus belajar di kelas
biasa dengan menggunakan kurikulum biasa serta mengikuti
3
Endang Rochyadi, Sistem Layanan Pendidikan Integrasi, VOL 1 No 1 tahun 2011 , hlm.
92.
7
pelayanan khusus untuk mata pelajaran tertentu tidak dapat diikuti
oleh anak berkebutuhan khusus bersama dengan anak normal.
c. Bentuk Kelas Khusus
Dalam keterpaduan ini anak berkebutuhan khusus mengikuti
pendidikan sama dengan kurikulum di SLB secara penuh di kelas
khusus pada sekolah umum yang melaksanakan program
pendidikan terpadu. Keterpaduan ini disebut juga keterpaduan
lokal/bangunan atau keterpaduan yang bersifat sosialisasi.
Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas, model
integrasi sekolah menerima anak berkebutuhan khusus dan anak
tersebut mengikuti proses pembelajaran dengan bahan yang sama
dengan anak-anak lain tanpa penysuaian, tanpa alat bantu dan juga
harus mengikuti kurikulum reguler yang tidak sesuai dengan
kebutuhan dan kecepatannya dalam belajar. Pendidikan integrasi
memberikan kesempatan kepada anak berkebutuhan khusus agar
terjalin keterpaduan dengan anak normal lainnya, baik keterpaduan
secara menyeluruh, sebagian atau keterpaduan yang bersifat
sosialisasi.4
3. Pendidikan Inklusi
Pendidikan inklusi adalah proses yang berlangsung secara
terencana dan terarah dimana ruang lingkup penanganan ABK bersama
dengan teman sebaya tidak hanya berfokus pada keterbatasan saja,
akan tetapi bagaimana memberikan layanan secara utuh pada pribadi
manusia selain keterbatasan/kekurangan sekaligus memaksimalkan
potensi dan kelebihan yang dimiliki. Penanganan diri ABK sekaligus
memperkenalkan dan mempersiapkan ABK dan lingkungan sekitar
tentang keberadaan ABK. Semakin awal pengakuan dan penerimaan
masyarakat terhadap keberadaan ABK maka ABK akan lebih cepat
4
Taruri Deti Aniska, “Layanan Anak Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Penyelenggara
Pendidikan Inklusif (SPPI)”... hlm. 13-15.
8
menyesuaikan diri dan fokus utama terhadap kelebihan dibandingkan
dengan kekurangan seperti tujuan pendidikan akan tercapai.5
Lay Kekeh Marthan menyatakan bahwa pendidikan inklusif
adalah:
a. Pendidikan inklusif merupakan layanan yang memberikan
kesempatan kepada semua anak untuk mendapatkan pendidikan
disekolah umum bersama anak lainnya.
b. Pendidikan inklusif dilaksanakan dengan memperhatikan
kebutuhan masing-masing anak.
c. Pendidikan inklusif merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas
program pendidikan bagi semua peserta didik.6
5
Sri Roch Mulyani, Analisis Kajian Teoritis Perbedaan, Persamaan Dan Inklusi Dalam
Pelayanan Pendidikan Dasar Bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), Jurnal Ilmiah Mitra Swara
Ganesha, Vol. 4 No.2 (Juli 2017). hlm. 42.
6
Taruri Deti Aniska, “Layanan Anak Berkebutuhan Khusus Di Sekolah Penyelenggara
Pendidikan Inklusif (SPPI)”... hlm. 24.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari ketiga rumusan diatas diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
a. Pengertian layanan anak berkebutuhan khusus
Layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus adalah suatu usaha
yang diberikan oleh seseorang (guru) kepada orang lain (anak
berkebutuhan khusus) untuk memenuhi kebutuhan pendidikannya.
b. Konsep layanan anak berkebutuhan khusus
Konsep layanan ABK ini berbeda-beda tergantung siapa yang dihadapi
seperti tunarungu, tunalaras itu memiliki cara penanganan yang
berbeda. Namun untuk anak-anak yang berklasifikasi berat,
memerlukan berbagai layanan yang lebih lama untuk menumbuhkan
kemandirian mereka.
c. Bentuk-bentuk layanan anak berkebutuhan khusus
1. model layanan segregasi merupakan bentuk penyelenggaraan
pendidikan yang dilaksanakan secara khusus, dan terpisah dari
penyelenggaraan pendidikan untuk anak normal.
2. Model layanan integrasi sekolah menerima anak berkebutuhan
khusus dan anak tersebut mengikuti proses pembelajaran dengan
bahan yang sama dengan anak-anak lain tanpa penysuaian, tanpa
alat bantu dan juga harus mengikuti kurikulum reguler yang tidak
sesuai dengan kebutuhan dan kecepatannya dalam belajar.
3. Pendidikan inklusi memberikan penanganan anak berkebutuhan
khusus dengan teman sebaya yang tidak hanya fokus pada
keterbatasan saja, tapi juga memaksimalkan potensi dan kelebihan
yang dimiliki.
10
B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih butuh
banyak perbaikan dan bimbingan. Oleh karena itu, Penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun. Penulis juga berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan Penulis
pada khususnya. Aamiin.
11
DAFTAR PUSTAKA
Roch Mulyani Sri, 2017. Analisis Kajian Teoritis Perbedaan, Persamaan Dan
Inklusi Dalam Pelayanan Pendidikan Dasar Bagi Anak Berkebutuhan
Khusus (ABK), Jurnal Ilmiah Mitra Swara Ganesha, Vol. 4 No. 2.
Wiendha, pada 24 September 2019 pukul 13. 17 WIB. Makalah Hakikat Layanan
Bagi Anak Berkebutuhan Khusus, 2013, diakses dari
http://wiendha29.blogspot.com/2013/11/makalah-hakikat-layanan-bagi-
anak.html.
12