Anda di halaman 1dari 3

Karakteristik kompetensi professional guru merupakan cerminan yang senantiasa menjadi

pertimbangan untuk sosok seorang guru, khususnya dalam hal ini guru PAI yang notabene
mempunyai tugas yang cukup berat dalam mengemban amanah sebagai pendidik yang
diharapkan berkontribusi dan mampu mewujudkan insan kamil dan senantiasa menjadi
manusia yang rahmatan lil ‘alamiin. Adapun karakter kompetensi professional itu sendiri,
yaitu:
1. Menguasi materi bidang studi yang diajarkan, konsep dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu.
2. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.
3. Mampu mengembangkan profesionalitas secara berkelanjutan dengan melakukan
tindakan reflektif.
4. Mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan
diri.
     Sebelum guru tampil di depan kelas dan mengelola proses belajar mengajar, terlebih
dahulu harus sudah menguasai bahan apa yang dikontakkan dan sekaligus bahan-bahan apa
yang dapat mendukung jalannya proses belajar-mengajar tersebut.
Dengan modal penguasaan bahan, maka guru dapat menyampaikan materi pelajaran secara
dinamis.
Penguasaan bahan bagi seorang guru, sangat erat kaitannya dengan bidang studi dalam
kurikulum sekolah dan bahan penunjang bidang studi. 
Supaya tercapai tujuan pendidikan, maka seorang guru harus memiliki syarat-syarat pokok:

1.         syarat syakhsiyah (memiliki kepribadian yang dapat diandalkan

2.         syarat ilmiah (memiliki ilmu pengetahuan yang mumpuni)

3.         syarat idhafiyah (mengetahui, menghayati, dan menyelami manusia yang dihadapinya, sehingga dapat
menyatukan dirinya untuk membawa anak didik menuju tujuan yang ditetapkan)

Guru yang profesioanal atau bisa dikatakan sebagai guru yang baik mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut

Ø  Memeiliki kesadaran akan tujuan

Ø  Memiliki harapan akan keberhasilan bagi semua siswa

Ø  Mentoleransi ambiguitas

Ø  Menunjukkan kemauan beradaptasi dan berubah untuk memenuhi kebutuhan siswa

Ø  Merasa tidak nyaman jika kurang mengetahui

Ø  Mencerminkan komitmen pada pekerjaan mereka

Ø  Belajar dari berbagai model

Ø  Menikmati pekerjaan dan siswa mereka[4]

Sedangkan secara umum syarat menjadi guru PAI adalah sebagai berikut :

1.         Sehat jasmani dan ruhani

Dalam mengajar seorang guru harus sehat jasmani dan rohani agar dalam memberikan materi
berjalan dengan lanccar dan optimal
2.         Bertaqwa

Sesuai dengan tujuan ilmu pendidikan Islam adalah untuk mendidik anak bertaqwa kepada Allah,
jadi seorang guru harus menjadi suri tauladan bagi siswanya untuk bertaqwa kepada Allah.

3.         Berilmu pengetahuan yang luas

Seorang guru harus benar-benar berpengetahuan luas, kuat dalam mengkaji, dan memiliki
pemahaman mendalam, sehingga anak didik menghormati dan mempercayainya.

4.         Berlaku adil

Berlaku adil sangat penting, jika tidak akan menimbulkan kecemburuan di antara didik yang
akhirnya berdampak negatif terhadap proses pembelajaran

5.         Berwibawa

Berwibawa bisa dilakukan dengan cara bersikap dan berpenampilan yang dapat menimbulkan rasa
segan dan rasa hormat, sehingga dengan kewibawaan seperti itu, anak didik merasa memperoleh
pengayoman dan perlindungan.

6.         Ikhlas

Menjadi seorang guru harus dilakukan dengan ikhlas, dan semata-mata mengharap keridhoan
Allah, dan agar ilmu yang kita ajarkan bisa bermanfaat dan berkah

7.         Mempunyai tujuan yang Rabbani

Jika guru telah mempunyai sifat rabbani, maka dalam segala kegiatan pendidikan anak didiknya
akan menjadi Rabbani juga.

8.         Mampu merencanakan dan melaksanakan evaluasi pendidikan

9.         Menguasai bidang yang ditekuni

Kewajiban guru adalah selalu menekuni dan menambah ilmu lagi yang sesuai dengan bidang yang
ditekuninya.[5]

C.      Pengembangan Profesionalisme Guru PAI

Tarry S.B. Amran, seorang profesional muda mengatakan bahwa “untuk pengembangan
profesionalitas diperlukan KASAH”. Oleh karena itu pengembangan profesionalisme ada lima kata kunci
tersebut:

1.         Knowledge (pengetahuan) adalah sesuatu yang didapat dari membaca dan pengalaman. Dalam
pengembangan profesionalisme guru, menambah ilmu pengetahuan adalah hal yang mutlak. Kita harus
mempelajari segala macam pengetahuan, akan tetapi kita juga harus mengadakan skala prioritas. Bukan
berarti kita hanya mempelajari satu disipin ilmu saja namun semakin banyak ilmu pengetahuan yang kita
pelajari, semakin banyak pula wawasan kita tentang berbagai ilmu.

2.         Ability (kemampuan) Kemampuan ada dua yaitu yang bisa dipelajari dan yang alamiah. Kemampuan
alamiah biasanya bisa dikatakan dengan bakat. Untuk mengembangkan profesionalisme guru harus
ditunjang dengan ketekunan dalam mempelajari dan mengasah kemampuannya.

3.         Skill (keterampilan) Ketrampilan mengajar merupakan pengetahuan dan kemampuan yang diperlukan
untuk melaksanakan tugas guru dalam pengajaran. Ketrampilan yang harus dimiliki guru adalah guru
sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan, partisipan, ekspeditur, motivator,
pengajar, evaluator dan guru sebagai konselor.
4.         Attitude (sikap diri) Sikap diri seseorang terbentuk oleh suasana lingkungan yang mengitarinya.
Kepribadian bukan terjadi dengan tiba-tiba akan tetapi terbentuk melalui perjuangan hidup yang sangat
panjang. Oleh karena itu, sikap diri yang sangat diperlukan dalam pengembangan profesionalisme adalah
disiplin yang tinggi, percaya diri yang positif, akrab dan ramah, akomodatif, berani berkata karena benar.

5.         Habit (kebiasaan diri) Kebiasaan adalah suatu kegiatan yang terus menerus dilakukan yang tumbuh dari
dalam pikiran. Pengembangan kebiasaan diri harus dilandasi dengan kesadaran bahwa usaha tersebut
membutuhkan proses yang cukup panjang.[6]

Selain lima kata kunci di atas pemegang profesi guru harus selalu meningkatkan mutu profesinya,
baik dilaksanakan perseorangan ataupun secara bersama-sama. Hal ini sangat penting karena baik
buruknya layanan sangat tergantung kepada peningkatan profesinya tersebut.

Adapun untuk meningkatkan mutu profesi guru dapat dilakukan dengan dua cara:

1.         Sendiri-sendiri, yaitu dengan jalan

a.       Menekuni dan mempelajari secara kontinu pengetahuan-pengetahuan yang berhubungan dengan teknik
atau proses belajar mengajar secara umum.

b.      Mencari spesialisasi bidang ilmu yang diajarkan

c.       Melakukan kegiatan-kegiatan mandiri yang relevan dengan tugas keprofesiannya

d.      Mengembangkan materi dan metodologi yang sesuai dengan kebutuhan pengajaran.

2.         Secara bersama-samaddapat dilakukan dengan cara misalnya:

a.       Mengikuti berbagai bentuk penataran dan lokakarya

b.      Mengikuti program pembinaan keprofesian secara khusus, misalnya program akta, sertifikasi, dan lain
sebagainya.[7]

Anda mungkin juga menyukai