GARUT
Menurut Manfred Ziemek (1988), kata pondok berasal dari kata funduk
(Arab) yang berarti ruang tidur atau wisma sederhana, karena pondok memang
merupakan tempat penampungan sederhana bagi para pelajar yang jauh dari
tempat asalnya. Adapun kata pesantren berasal dari kata santri yang diimbuhi
tempat para santri. Terkadang juga dianggap sebagai gabungan kata santri
(manusia baik) dengan suku kata (suka menolong), sehingga kata pesantren dapat
berarti tempat pendidikan manusia baik-baik. Terlepas dari itu, karena yang
Jawa) dimulai dan dibawa oleh Wali Songo, maka model pesantren di Pulau Jawa
juga mulai berdiri dan berkembang bersamaan dengan zaman Wali Songo. Karena
itu tidak berlebihan bila dikatakan pondok pesantren yang pertama didirikan
adalah pondok pesantren yang didirikan oleh Syekh Maulana Malik Ibrahim atau
1
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pondok pesantren merupakan
lembaga pendidikan yang brsifat non formal, Di pondok pesantren materi yang di
bahas adalah tentang isi dari kitab kuning, karena kitab kuning merupakan ciri
khas dari pondok pesantren khususnya pondok pesantren salafi, pesantren bisa di
sebut salafi jika kegiatan pendidikannya di dasarkan pada pengajaran klasik atau
berupa pengajaran kitab kuning. Dan materi-materi yang diajarkan bersifat khusus
dengan berbagai macam materi, dan disampaikan dengan berbagai macam metode
kitab wajib (kutub almuqararah) yang di kenal dengan nama kitab kuning sebagai
dari kata “met” dan “hodes” yang berarti melalui. Sedangkan secara istilah,
metode adalah jalan atau cara yang yang harus di tempuh untuk mencapai suatu
berlangsung secara interaktif antara santri dan kyai atau ustadz sebagai pendidik
yang di atur berdasarkan kurikulum yang telah di susun dalam rangka mencapai
tujuan tertentu. Jadi metode pembelajaran adalah cara-cara yang di tempuh dalam
kegiatan belajar-mengajar antara santri dan kyai atau ustadz untuk mencapai suatu
di pesantren adalah salah satu cara yang di lakukan kyai/ustadz untuk membantu
dan mempermudah para santri dalam membaca dan memahami isi dari kitab
bisa memahami isi kitab kuning yaitu menggunakan metode mudzakarah, karena
metode ini membantu para santri untuk memahami isi dari kitab kuning yang
telah di kaji sebelumnya oleh kyai/ustadz, karena metode ini di lihat dari salah
satu prakteknya yaitu mendiskusikan kembali bersama sama apa yang telah di
sampaikan oleh kyai/ustadz dalam salah satu kajian kitab kuning dan langsung di
bandongan, sorogan, balagahan, hafalan dan mudzakarah. Akan tetapi dari empat
metode tadi di pondok pesantren ini metode yang kurang efektif yaitu metode
memperkuat daya ingat santri akan penjelasan materi kitab kuning yang telah di
sampaikan oleh kyai/ustadz nya. Tentunya inilah yang menjadi penyebab ketidak
rendah, hal ini didasarkan atas hasil wawancara penulis dengan Ustadz Hasan
pada tanggal 1 Maret 2021 pada pukul 20:00-21:30, yang mengatakan bahwa
masih ada santri di Pondok Pesanten Al-Hikmah yang terkadang tidur disaat jam
majelis pada saat jam pelajaran. Maka dapat disimpulkan bahwa metode
Dari berbagai uraian dan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk
HIKMAH SAMARANG-GARUT”
B. Identifikasi Masalah
Dari beberapa uraian yang di kemukakan pada latar belakang, maka dapat
1. Masih banyak santri yang belum bisa memahami isi kitab yang telah di
pelajarinya.
2. Masih banyak santri yang belum bisa mengulang kembali isi dari kitab yang
sudah di pelajarinya.
3. Masih banyak santri yang belum siap mengajarkan kembali kitab kitab yang
C. Rumusan Masalah
hikmah?
D. Tujuan Penelitian
Hikmah
Al-Hikmah
1. Kegunaan Teoritis
2. Kegunaan Praktis
a. Bagi Peneliti
bagi tanggung jawab orang tua, pesantren, serta lingkungan sosial santri.
F. Kerangka Pemikiran
dari kata “met” dan “hodes” yang berarti melalui. Sedangkan secara istilah,
metode adalah jalan atau cara yang yang harus di tempuh untuk mencapai suatu
berlangsung secara interaktif antara santri dan kyai atau ustadz sebagai pendidik
yang di atur berdasarkan kurikulum yang telah di susun dalam rangka mencapai
tujuan tertentu. Jadi metode pembelajaran adalah cara-cara yang di tempuh dalam
kegiatan belajar-mengajar antara santri dan kyai atau ustadz untuk mencapai suatu
yang secara spesifik membahas masalah diniah, seperti ibadah, akidah serta
jalan atau cara yang di gunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran kitab
kuning dengan jalan mudzakarah atau diskusi untuk membahas masalah diniah
umumnya, dalam hal ini mudzakarah atau diskusi yang di teliti adalah
mudzakarah atau diskusi jenis kelas ma’had aly yang berjumlah 40 santri.
(Mulyasa,2005:98)
Metode mudzakarah dapat juga di sebut dengan metode diskusi, hal ini
dapat terlihat dari pengertian menurut sukanto (1999:92). Metode diskusi adalah
Dari beberapa pengertian yang di tulis di atas, dapat di lihat pada dasarnya
mulai dari aspek aqidah, ibadah, hadist, dan aspek-aspek lainya. Jadi, pondok
bandongan, tetapi juga menggunakan metode yang lebih kreatif lagi yaitu dengan
Bahasa Indonesia adalah sesuatu hal yang kita pahami dan kita mengerti dengan
letakan pada kitab-kitab warisan abad pertengahan islam yang masih di gunakan
pesantren hingga saat ini. Kitab kuning selalu menggunakan tulisan arab,
meskipun tidak selalu menggunakan bahsa arab. Dalam kitab yang bertulisan
bahasa arab, biasanya tidak di lengkapi dengan harkat. Karena di tulis dengan
tanpa kelengkapan harokat (syakal), kitab kuning ini kemudian di kenal dengan
istilah “kitab gundul”. Secara umum spesifikasi kitab kuning itu memiliki lay out
yang unik. Di dalamnya terkandung matn (teks asal) yang kemudian di lengkapi
(Variabel X) (Variabel Y)
Metode Mudzakarah Pemahaman Kitab Kuning
1. Definisi Metode 1. Definisi Pemahaman
2. Definisi Metode Mudzakarah 2. Definisi Kitab Kuning
3. Kelebihan dan Kekurangan pengaruhh
Metode Mudzakarah
Responden
berikut:
Samarang-Garut.
2. H1 : Adanya pengaruh metode mudzakarah terhadap peningkatan
Samarang-Garut.
Kaidah Keputusan :
alternatif (H1) akan lebih besar dari hipotesis nihil (H0) dengan korelasi positif
H. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
(2017 : 195) metode kuantitatif sering juga disebut metode ilmiah karena telah
a. Populasi Penelitian
b. Sampel Penelitian
dapat dipertanggungjawabkan
kurang dari 100 maka seluruh populasi sebaiknya diambil semuanya, jika
subjeknya besar atau lebih dari 100 orang dapat diambil 10-15% atau 20-25%
atau lebih. Berdasarkan keterangan di atas, maka dalam penelitian ini penulis
sampling jenuh, artinya menurut Bungin (2011:109), bahwa teknik ini adalah
teknik penentuan sampel yang diambil dari seluruh populasi tanpa terkecuali,
teknik penentuan sampel ini dipakai kepada seluruh anggota populasi yang
digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi
relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat
generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil, teknik Sensus Sampling ini
sebagai berikut :
a. Observasi
Garut.
b. Wawancara
c. Studi Dokumentasi
yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, prasasti, notulen, leger,
agenda dan sebagainya (Ardianto, 2011: 162). Dan tentu teknik ini untuk
Al-Hikmah Samarang-Garut.
d. Angket (Questionnaire)
e. Studi Dokumentasi
berkaitan dengan tata tertib sekolah, baik melalui kepala sekolah, guru
analisis data adalah proses penyusunan, pengaturan dan pengolahan data agar
pengolahan yang dimaksudkan pengolahan data kasar menjadi data yang lebih
Sudjana (2010: 76), analisis data kuantitatif diartikan sebagai usaha analisis
bahwa separuh kegiatan penelitiannya adalah proses teori atau berteori, pada
1. PengujianValiditas
Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek
penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti (Sugiyono, 2010 :
sebagai berikut:
1) Penentuan nilai korelasi (r)
berikut :
n ∑ XY −∑ X ∑ Y
r= ¿¿
√¿ ¿ ¿
Dimana:
r = koefisien korelasi
n = jumlah responden
r √ n−2
2
thitung= √ 1−r
Keterangan :
r = Koefisien korelasi
n = Ukuran sampel
3) Kaidah Keputusan
2. Pengujian Reliabilitas
alat ukur dalam mengukur gejala yang sama. Setiap alat pengukur seharusnya
derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Dalam pandangan positivistik
(kuantitatif), suatu data dinyatakan reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam
objek yang sama menghasilkan data yang sama, atau sekelompok data bila
berikut :
2
∑ σb
( )[
r=
k
k−1
1− 2
σ1 ]
Keterangan :
r = Koefisien korelasi
k = Banyaknya butir pertanyaan
σ 21 = Varian total
t hitung =
r √ n−2
2
√ 1− r
Keterangan :
r = Koefisien korelasi
n = Ukuran sampel
3) Kaidah Keputusan
b. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi
normal atau tidak. Syarat yang harus dipenuhi adalah data berdistribusi normal,
maka jika demikian data tersebut mewakili populasi. (Priyatno, 2017 : 85)
penulis menggunakan analisa dengan metode Rank Score, dimana menurut Umar
(2011: 29), fungsinya untuk menilai rentang kriteria pengukuran dari setiap
N ( n−1 )
Rs=
5
Dimana :
N = Jumlah responden/sampel
Tabel 1.2
Kriteria Penilaian
Kriteria Penilaian Rentang Skor
Sangat Buruk 25 – 44
Buruk 45–64
Cukup Baik 65–84
Baik 85 – 104
Sangat Baik 105 – 125
Sumber :(Umar : 2011 : 29)
d. Uji Hipotesis
1. Pengujian Hipotesis
a. Menganalisis Korelasi
6 ∑ d2
r s = 1-
n(n 2−1)
Keterangan :
n = banyak responden
3) Mencari perbedaan antar ranking (d) dan mencari kuadrat perbedaan (d 2).
6 ∑ d2
rumus :r s = 1- .
n(n 2−1)
n−2
5) Mencari T hitung dengan rumus t = r s
√ 1−r 2s
Kaidah Keputusan :
Tabel 1.3