1
Ading Kusdiana, Sejarah Pesantren : Jejak, penyebaran dan Jaringannya di Wilayah
Priyangan (1800-1945),(Bandung: Humaniora,2014),hlm.2.
2
Abdurrahman Mas’ud Dari Harmain ke Nusantara, Jejak Intelektual Arsitek Pesantren,
(Jakarta: Prenada Media Group, 2006),hlm 62.
3
Nur Halimah, Penerapan Metode Talaqqi Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca dan
Memahami Kitab Kuning Di Pondok Pesantren Al-Baqiyatussolihat Kuala Tungkal Provinsi
Jambi. Tesis Jurusan Pendidikan Agama Islam.
1
2
4
Depertemen Agama RI. Pola Pembelajaran Di Pesantren, (Jakarta: Ditpekapontren Ditjen
Kelambangan Agama Islam Depertemen Agama, 2003), Hlm.20.
5
Depertemen Agama RI. Journal Pondok Pesantren Mihrab (Jakarta : Direktorat Pendidikan
Diniyah Dan Pondok Pesantren Kerta Sama Institute For Study Of Religion And Democracy,
2008), Vol.II, hlm. 52
6
Ahmad Munjin Nasih Dan Lilik Nur Khodijah. 2009. Metode Dan Teknik Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT Refika Aditama hal.29.
3
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kemampuan hafalan Kitab Al-Fiyah di kalangan santri di
Pondok Pesantren Bustanul Wildan Cileunyi Bandung sebelum
menggunakan metode Talaqqi?
2. Bagaimana penerapan metode Talaqqi dalam hafalam Kitab Al-Fiyah di
Pondok Pesantren Bustanul Wildan Cileunyi Bandung?
3. Bagaimana peningkatan kemampuan hafalan Kitab Al-Fiyah di kalangan
santri di Pondok Pesantren Bustanul Wildan Cileunyi Bandung setelah
menggunakan metode Talaqqi?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui hafalan Kitab Al-Fiyah di kalanagn santri di Pondok
Pesantren Bustanul Wildan Cileunyi Bandung.
2. Untuk mengetahui penerapan metode Talaqqi dalam hafalan Kitab Al-
Fiyah di Pondok Pesantren Bustanul Wildan Cileunyi Bandung.
3. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan hafalan Kitab Al-Fiyah di
kalangan santri di Pondok Pesantren Bustanul Wildan Cileunyi Bandung.
E. Kerangka Pemikiran
1. Landasan Teosentris Penelitian
Setiap anak adalah anugerah dan meruoakan amanah dari Allah
SWT. Oleh karena itu anak sangat memerlukan pengembangan secara
menyeluruh. Namun pada kenyataannya setiap anak memiliki
perkembangan dan karakter yang berbeda. Oleh sebab itu pendidik dan
orang tua sangat berperan penting dalam tumbuh kembang anak.
Penerapan metode talaqqi adalah salah satu cara untuk
meningkatkan kemampuan menghafal santri dalam menghafal kitab Al-
Fiyah. Untuk menghafal kitab Al-Fiyah itu tidaklah gampang butuh
ketekunan ,keistiqomahan dan ditambah dengan kerja keras yang sungguh-
sungguh dalam menghafalnya, maka dibutuhkan penerapan metode agar
bisa mencapai tujuan yang ditentukan. Dalam firman Allah SWT terdapat
7
9
Ahmad Munjin Nasih & Lilik Nur Khodijah (2009). Metode Dan Teknik Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT Refika Aditama, hlm.29.
10
Uswatun Khasanah, Implementasi Metode Talaqqi Pada Pembelajaran Tahfidzul Qur’an Di
SMP ISTIQOMAH SAMBAS PURBALINGGA. Skripsi. Jurusan Agama Islam. 2020.
8
Talaqqi berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata تلقيا--يلقي- -لقي
yang artinya menyampaikan. Metode Talaqqi adalah suatu cara belajar
mengajar dari Rasululloh SAW kepada para sahabat beliau, dan
kemuadian oleh mereka diteruskan ke generasi selanjutnya hingga
kini. Metode ini terbukti paling lengkap dalam menghafal kitab Al-
Fiyah dan mudah diterima oleh semua kalangan.11
Metode Talaqqi dapat menjadi contoh bagi kita semua dalam
menunut ilmu yaitu model Talaqqinya Nabi Muhammad SAW kepada
Malaikat Jibril, ayat demi ayat dibacakan dengan tertil kemudian
Rasululloh mengikutinya sebagaimana bacaan yang disampaikan oleh
malaikat Jibril, Salah satunya ayat yang menjelaskan tentang hal ini
adalah:
ۚفَاِ َذا قَ َر ۡا ٰنهُ فَاتَّ ِب ۡع قُ ۡر ٰانَه
Artinya: Apabila kemi telah selesai membacakannya maka ikutilah
bacaannya itu (Q.s Al-Qiyamah :18)
11
Abdul Qawi,”Peningkatan Prestasi Belajar Hafalan Al-Qur’an Melalui Metode Talaqqi di
MTsN Gampong Teungoh Aceh Utara.” Jurnal Ilmiah Islam Futura Vol. 16, No. 2. Diakses pada
ahad 23 juni 2019 pukul 21:00 WIB.
9
12
Cucu Susanti”Efektifitas Metode Talaqqi dalam Meningkatkan Kemampuan Menghafal Al-
Quran Anak Usia Dini :Tunas Siliwangi, vol 2 vol 1, (April 2016 ), diakses (20 maret 2018).
13
Imam An-Nawawi, Adab dan Tata Cara Menjaga Al-Qur’an, ( Jakarta :Pustaka Amani,
2011), hlm.58.
11
ini melalui dua alat indra manusia yaitu penglihatan dan pendengaran,
Kedua alat inddra yaitu mata dan telinga, memegang peranan penting
dalam penerimaan informasi sebagaimana informasi hanya dijelaskan
daalam al-Qur’an, dimana penyebutan mata dan telinga selalu
beriringan.
b. Storage (penyimpanan). Storage adalah penyimpanan informasi yang
masuk dalam gudang memori. Gudang memori terletak didalam
memori panjang (long trem memory). Semua informasi yang
dimasukan dan disimpan di dalam gudang memori itu tidak akan
pernah hilang. Apa yang disebut lupa sebenarnya kita tidak berhasil
menemukan kembali informasi tersebut didalam gudang memori.
c. Retrieval (pengungkapan kembali) Retrieval adalah 0pengungkapan
kembali (repreduksi) informasi yang telah disimpan didalam gudang
memori adakalanya serta merta dan adakalanya perlu pancingan.
Apabila upaya mengingat kembali tifdak berhasil walaupun dengan
pancingan, maka orang menyebutnya lupa. Lupa mengacu pada
ketidak berhasilan kita menemukan informasi dalam gudang memori,
sungguhpun ia tetap ada disana.
Selanjutnya menurut Atkinson dan Shiffrin sistem ingatan manusia
dibagi menjadi tiga bagian yaitu: 1) sensori memori 2) ingatan jangka
pendek (short term memory) 3) ingatan jangka panjang (long term
memory).
Sensori memori mencatat informasi atau stimulus yang masuk
melalui salah satu atau kombinasi panca indra, yaitu secara visual melalui
mata, pendengaran melalui telinga melalui hidung, rasa melalui lidah dan
rabaan melalui kulit. Bila informasi atau stimulus tersebut tidak
diperhatikan akan langsung terlupakan, namun bila diperhatikan maka
informasi tersebut ditransfer ke system ingatan jangka pendek. sistem
ingatan jangka pendek menyimpan informasi kurang lebih 30 detik, dan
hanya sekitar tujuh bongkahan informasi dapat di pelihara dan disimpan di
sistem ingatan jangka pendek dalam suatu saat. Setelah berada di sistem
12
14
Ahmad Lutfi, Pembelajaran Al-Qur’an dan Hadits, hlm.167
15
Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam,( Bandung: Remaja Rosda Karya,
2013), Cet.1, hlm.9
16
Qadli al Qudlat Bahauddin bin Aqil, Syarah Ibnu Aqil ‘Ala Al-Fiyah Ibnu Malik, Jilid
1(Bairut :Dar al Fikr), hlm,3.
13
17
Muhammad Khalilurrahman, Lantunan Bait Sentuhan Ruh,(Jombang : Darul
Hikmah,2008),hlm.119.
14
Belum banyak
Metode Bandongan
santri yang hafal
Kondisi Awal kitab Al-Fiyah
Kemampuan
Kondisi Akhir Santri Meningkat
dalam menghafal
Al-Fiyah
Gambar 1.
Skema kerangka pemikiran penelitian
F. Penelitian Terdahulu
Beberapa hasil penelitian menurut penulis mempunyai relevansi dengan
penelitian yang penulis lakukan, meskipun secara substansi masih banyak
perbedaan. Hasil-hasil penelitian yang dianggap mempunyai relevansi tersebut
yaitu:
1. Nur Halimah Tesis berjudul “ Penerapan Metode Talaqqi Untuk
Meningkatkan Keterampilan Membaca Dan Memahami Kitab Kuning Di
18
Ainul Yaqin. Metode Hafalan Dalam Peningkatan Pemahaman Santri Terhadap Kitab Al-
Fiyah Ibnu Malik Di Pondok Pesantren Riyadlotul ‘Uqul Nampudadi Petanahan Kebumen. Jurnal.
15
G. Hipotesis Tindakan
Hipotesis berasal dari Bahasa Yunani: hypo=dibawah, Thesis = Pendirian
yang ditegakan, kepastian. Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara
terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan
kebenerannya. Maka hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini adalah
metode Talaqqi dapat meningkatkan kemampuan santri dalam menghafal
kitab Al-Fiyah di Pondok Pesantren Bustanul Wildan Cileunyi Bandung
sebesar 75%.
H. Langkah-langkah Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode penelitian
tindakan kelas (PTK). Menurut Jaedun (2008) penelitian tindakan kelas
(PTK) adalah salah satu jenis penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dikelasnya (metode,
Uswatun Hasanah Skripsi berjudul “Implementasi Metode Talaqqi Pada Pembelajaran Tahfidzul
20
21
Nurdinah Hanifah, Memahami Penelitian Tindakan Kelas (Bandung: UPI Press, 2014),3.
19
a. Observasi
Observasi sebagai suatu aktivivtas yang sempit, yakni
memperhatikan sesuatu dengan menggunakan mata. Mengobservasi
dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba
dan pengecap. Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan
yang mungkin timbul dan akan diamati. Dalam proses observasi,
obsevator atau pengamat tinggal memberikan tanda atau tally pada
kolom tempat peristiwa muncul itulah sebabnya maka cara bekerja
seperti ini disebut sistem tanda.
25
Ibid.hlm.48.
26
Ibid, hlm.50-54.
21
b. Tes Hafalan
Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui
atau mengukur sesuatu dengan cara aturan yang telah ditentukan.27
Tes yang dilakukan yaitu tes hafalan. Tes awal dan akhir, tes awal
berupa pretest ini dilakukan sebelum santri diberikan perlakuan. Tes
ini dimaksudkan untuk mengetahui besarnya kemampuan menghafal
kitab Al-Fiyah, kemudian setelah dilaksanakan diberikan maka
diadakan post test untuk mengetahui peningkatan terhadap kemampuan
menghafal kitab Al-Fiyah santri Bustanul Wildan.
27
Arikunto dan Jabar Pengertian Tes.2004.
22
Acting
(Tindakan)
Planning Observating
(Perencanaan) (Pengamatan
Reflecting
(Refleksi)
Gambar 2.
Siklus Model Kurt Lewin
28
Anan Sutisna, Metode Oenelitian Kualitatif Bidang Pendidikan ( Jakarta: UNJ Press, 2021),
126.
23
3. Kegiatan Penutup
Ustadzah memberikan evaluasi atas pembelajaran yang
telah dilakukan. Kemudian ustadzah juga melakukan
kegiatan penguatan hafalan dengan cara membacakan
nadzhom bait Al-Fiyah yang sudah di hafal tersebut secara
bersamaan, setelah itu ustadzah memberikan motivasi agar
terus semangat dalam menghafal kitab Al-Fiyah.
Selanjutnya ustadzah mengakhiri pembelajaran dengan
mengucapkan salam.
c. Pengamatan
Selama pembelajaan berlangsung, peneliti selaku observer
melakukan observasi sesuai dengan lembar observasi yang
telah dibuat. Selain dari pada itu peneliti juga mencatat
kejadian-kejadian penting yang terjadi pada saat pembelajaran
berlangsung.
d. Refleksi
Refleksi tindakan kelas dilakukan setelah pembelajaran
berakhir, kegiatan refleksi ini diisi dengan diskusi antara
peneliti dan ustadz (guru) yang bersangkutan terkait tindakan
dan pengamatan yang telah dilakukan pada saat pembelajaran.
3. Kondisi Akhir
Pada kondisi akhir diharapkan kemampuan santri dalam
menghafal kitab Al-Fiyah meningkat sebesar 75% sesuai dengan
hipotesis yang telah dibuat oleh peneliti. Penelitian dilakukan
maksimal 3 siklus dimana setiap siklus dibuatkan simpulan terkait
kemampuan hafalan kitab Al-Fiyah yang kemudian disusun dalam
sebuah laporan hasil penelitian.
7. Analisis Data Penelitian
Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif. Teknik analisis data adalah proses pengumpulan data secara
sistematis untuk memepermudah peneliti dalam memeperoleh kesimpulan.
26
Analisis data menurut Bogdan dalam Sugiyono yaitu proses mencari dan
menyusun secra sistematik data yang diperoleh dari hasil wawancara,
catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga dapat mudah dipahami
dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain29
Menurut Miles & Huberman (1992:16) analisis terdiri dari tiga alur
kegiatan yang terjadi bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian
data,penarikan kesimpulan/verifikasi.30 Mengenai ketiga alur tersebut
secara lebih lengkapnya adalah sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data
kasar yang muncul dari catatn-catatn tertulis di lapangan. Reduksi data
berlangsung terus menerus selama proyek yang berorientasi penelitian
kualitatif berlangsung. Antisipasi akan adanya reduksi data sudah
tampak waktu penelitiannya memutuskan kerangka konseptual wilayah
penelitian, permasalahan penelitian, dan pendekatan pengumpulan data
mana yang dipilihnya. Selama pengumpulan data berlangsung,
terjadilah tahapan reduksi selanjutnya (membuat ringkasan, mengkode,
menelusur tema, membuat gugus-gugus, membuat partisi, membuat
memo). Reduksi data/transformasi ini berlanjut terus sesudah
penelitian lapangan,sampai laporan diakhir lengkap tersusun.
Redukasi data merupakan bagian dari analisis. Reduksi data
merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,
mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data
dengan data cara sedemikian rupa himgga kesimpulan-kesimpulan
finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. Dengan reduksi data peneliti
tidak perlu mengartikan sebagai kuantifikasi. Data kualitatif dapat
disederhanakan atau ditransformasikan dalam aneka macam cara,
yakni: melalui seleksi yang ketat, melalui ringkasan atau uraian
29
Sugiyono, Op.Cit, hlm,334.
30
Milles dan Huberman, Analisis Data Kualitatif, Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1992,
hlm.16.
27
𝑓
𝑃= × 100%
𝑁
Keterangan:
P = Presentase yang dicari
f = Jumlah santri yang mencapai nilai sesuai kriteria
N = Jumlah santri
Selanjutnya, untuk memperoleh hasil presentase rata-rata
kemampuan hafalan Kitab Al-Fiyah santri dari seluruh kriteria dapat
menggunakan rumus sebagai berikut:
∑𝑋
𝑃̅ =
𝑁
29
Keterangan:
𝑃̅ = Rata-rata persentase yang dicari
∑𝑋 = Jumlah persentase setiap kriteria
𝑁 = Jumlah Kriteria
8. Keabsahan Data Penelitian
Keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji
keabsahan melalui triangulasi. Triangulasi adalah pemeriksaan data yang
sangat sering dan banyak digunakan dalam penelitian kualitatif. Ini terjadi
karena trianggulasi memberi peluang paling besar untuk mendapatkan data
sesuai dengan realitas sesungguhnya. Trianggulasi adalah cara pengecekan
data dengan cara pengecekan atau pemeriksaan ulang. Dalam bahasa
sehari-hari triangualsi ini sama dengan cek ricek. Tekniknya adalah
pemeriksaan kembali dengan tiga cara yaitu:
1. Trianggulasi sumber
2. Trianggulasi metode
3. Trianggulasi waktu
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik
trianggulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui
sumber lain.
Untuk teknik pengumpulan data, trianggulasi dapat diartikan sebagai
teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai
teknik pengumpulan data dan sumber data dengan triangulasi, maka
sebenarnya peneliti pengumpulkan data yang sekaligus menguji
kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik
pengumpulan data dan berbagai sumber data. Tujuan dari trianggulasi
bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomenal, tetapi lebih
pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan.
Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek
kembali derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu
30
31
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas ( Jakarta: Rajawali Press) hal. 124
31
DAFTAR PUSTAKA
Di, Malik, Pondok Pesantren, and Riyadlotul Uqul. n.d. “PEMAHAMAN
SANTRI TERHADAP KITAB ALFIYAH IBNU Oleh : Ainul Yaqin.”
Goleman, daniel; Boyatzis, Richard; Mckee, Annie, and Perdana. 2018.
“Pengertian Penerapan.” Journal of Chemical Information and Modeling
53(9):1689–99.
Hartati, Sri. 2020. “PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI Mei 2020.” 158.
Irsalina. 2020. “Penerapan Metode Talaqqi Untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca Al-Quran Di SMP Negeri 4 Kota Banda Aceh.”
Khasanah, Uswatun. 2020. “Pada Pembelajaran Tahfidzul Qur ’ an Program Studi
Pendidikan Agama Islam.”
Mu’alimin, and Rahmat Arofah Hari Cahyadi. 2014. “Penelitian Tindakan Kelas
Tori Dan Praktik.” 1–87.
Rahmawati, Fitri Linda. 2009. “METODE HAFALAN DALAM
PENINGKATAN PEMAHAMAN SANTRI TERHADAP KITAB
ALFIYAH IBNU MALIK DI PONDOK PESANTREN RIYADLOTUL
‘UQUL NAMPUDADI PETANAHAN KEBUMEN.” 255:)5(2 مجلة العربية.
32
Keterangan:
4 = Sangat Baik
3 = Baik
2 = Cukup Baik
1 = Kurang Baik
33
Keterangan:
4 = Sangat Lancar/Sangat Fasih SH = Sangat Hafal (40-58)
3 = Lancar/Fasih H = Hafal (20-39)
1 = Tidak Lancar/Tidak Fasih TH = Tidak Hafal (0-19)
34
Keterangan:
4 = Sangat Baik
3 = Baik
2 = Cukup Baik
1 = Kurang Baik
35