Proposal Penelitian
Diajukan oleh
Putri Sintia
DESPITA
(20 0201HARUN
0118)
Juwita Judding
20 0201 0018
(20 0201 0104)
Pembimbing:
MuhammadHasriadi, S.Pd.,
Zuljalal Al M.Pd. S. Pd, M. Pd
Hamdany,
PENDAHULUAN
kedewasaan intelektual, sosial dan moral, tidak semata-mata kedewasaan dalam arti
kedewasaan anak.1
manusia sebagai khalifah, mereka juga termasuk makhluk pedagogik yaitu makhluk
Allah yang dilahirkan membawa potensi dapat dididik dan dapat mendidik.
Makhluk itu adalah manusia, dialah yang memiliki potensi dapat dididik dan
kebudayaan.3
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
1 Daud Ali dan Habibah Daud, Lembaga-lembaga Pendidikan Islam Islam Indonesia,
2
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembarrgkan potensi dirinya untuk
bangsa dan negara. Dengan demikian pendidikan berarti, segala usaha orang
Agama Islam merupakan mata pelajaran yang salah satunya mengkaji tentang surat-
surat pendek dalam Al-Qur’an. Pelajaran pendidikan agama Islam membantu guru
dalam menyampaikan isi materi secara utuh dan mudah diterima oleh peserta didik,
sehingga akan menarik jika guru memilih metode yang terbaik dan paling menarik.
merupakan materi yang tidak mudah untuk dipelajari. Hal ini dikarenakan guru
masih menggunakan metode ceramah yang kurang menarik dan tidak sesuai jika
digunakan untuk mengajar anak dalam menghafal Al-Qur’an. Sejauh ini peserta
4
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, Kalam Mulia, 2008, h. 13
5
Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) (Bandung: Citra Umba, 2003)
3
didik kelas V di SDN 430 PANDOSO masih kesulitan dalam mempelajari mata
pendek Al-Qur’an. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, baik internal maupun
kurangnya fasilitas penunjang proses belajar, seperti minimnya buku dan tidak
tersedianya metode pembelajaran yang sesuai untuk hafalan surah-surah pendek Al-
Qur’an.
dengan metode ceramah menjadikan materi ini sulit dipahami dan diingat. Pokok
mulia.6 Selain itu kemampuan menghafal surah-surah pendek juga satu hal yang
sangat penting bagi peserta didik. Dengan bekal kemampuan menghafal peserta
menghafal ini akan mengakibatkan masalah bagi diri pribadi peserta didik, baik
orang enggan menjadi imam ketika melakukan shalat berjamaah adalah karena
bacaan dan hafalan yang kurang baik, namun hal yang sangat penting ini, masih
4
belum merata dimiliki para peserta didik, banyak peserta didik yang masih belum
hafal atau belum mampu menghafal surah-surah pendek dengan bacaan yang baik
dan benar sesuai dengan makhrajul huruf dan kaidah ilmu tajwid.
materi. Suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan tidak berhasil jika prosesnya
efisien. Oleh karena itu, selain merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi hasil
tepat. Hal ini agar siswa dapat dengan mudah mempelajari dan menghafal surah-
sekarang yang menjanjikan keefektifan suatu proses dalam belajar menghafal Al-
Qur'an. Namun, dari berbagai metode yang berkembang saat ini, mereka hanya
fokus pada seberapa cepat dan seberapa banyak cepat dan seberapa banyak siswa
Qur'an yang tidak sesuai dengan kaidah bacaan Al-Qur'an yaitu ilmu tajwid, karena
7
Armai Arief, Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Press,
2002, h. 109.
8 Hamzah B & Nurdin, Belajar dengan Pendekatan PAILKEM, (Jakarta: Bumi
Aksara,2011), h. 7.
5
dengan menghafal Al-Qur’an secara tidak langsung telah membaca Al-Qur’an
tanpa melihat mushaf. Keadaan demikian juga dirasakan oleh siswa SDN 430
PANDOSO pada mata pelajaran PAI materi surah-surah pendek. Siswa menghafal
Al-Qur’an hanya karena mengejar target hafalan juga tuntutan sesuai dengan
kurikulum yang berlaku sehingga kualitas menghafal Al-Qur’an siswa masih belum
digunakan di SDN 430 PANDOSO untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan
menggunakan metode talaqqi. Talaqqi yaitu metode yang diajarkan Malaikat Jibril
guru yang mengajarkan secara langsung dari mulut kemulut kepada siswanya.
Dengan cara ini maka rangkaian sanad (silsilah guru) akan menjadi jelas
kesan kepada peserta didik, maka dengan itu juga diterapkan pendekatan apresiasi.
terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam karya seni rupa.11 Kegiatan apresiasi
Menafsirkan seni adalah proses apresiasi terhadap seni yang kemudian disertai
9
Wawancara dengan Juhatiah Selaku Guru PAI di SDN 430 Pandoso pada tanggal 19
Maret 2022
10
Ahsin W Al-Hafidz, Kamus Ilmu Al-Qur’an, Jakarta: Amzah, 2008, h. 288.
11 Bastomi, Suwadji. Wawasan Seni . IKIP Semarang Pres, 1989. h.91
6
pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan apresiasi adalah suatu
Atas dasar teori di atas, maka untuk pembelajaran PAI di semester II Kelas
B. Rumusan Masalah
dalam penelitian ini dituangkan dalam bentuk pertanyaan dasar sebagai berikut:
7
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini nantinya diharapkan akan memberikan manfaat antara
lain sebagai berikut.
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
8
akan membuat peserta didik tertarik untuk mempelajari dan memahami
Al-Qur’an.
2) Bagi Peneliti
3) Bagi Guru
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
ini. Meskipun terdapat keterkaitan pembahasan, penelitian ini masih sangat berbeda
Hafalan Al-Qur’an Melalui Metode Talaqqi Pada Siswa Kelas VIB Sekolah
penggunaan metode talaqqi pada siswa di sekolah dasar Islam YAKMI, dan
hasil dari setoran hafalan Al-Qur’an melalui metode talaqqi. Hasil yang
didapat dari kegiatan setoran hafalan siswa kelas VIB dengan menggunakan
metode talaqqi adalah setoran hafalan siswa yang telah dilakukan dari bulan
Juli sampai bulan November 2018, rata-rata seluruh siswa pada kelas VIB
sudah hafal 20 surah atau 55% dari jumlah surah pada juz ke-30 yakni 36
surat sudah dihafal oleh seluruh siswa kelas VIB. Dengan demikian sangat
10
optimis untuk target hafal pada juz ke-30 sebanyak 36 surat dapat tercapai
Qur’an Nurul Falah Manyampa Desa Bontoala Kec. Pallangga Kab. Gowa
talaqqi.14
3. Abdul Qawi (2017) dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar Hafalan Al-
pembelajaran al-Qur’an terlihat efektif. Oleh sebab itu maka bisa menjadi
salah satu alternatif yang bisa diterapkan oleh guru Qur’an-Hadis tidak
13
Imam, Mashud, “Meningkatkan Kemampuan Setoran Hafalan Al-Qur’an Melalui
Metode Talaqqi Pada Siswa Kelas VIB Sekolah Dasar Islam Yakmi Tahun 2018”, Naturalistic:
Jurnal Kajian Penelitan dan Pendidikan dan Pembelajaran Vol.3, No.2 (April 2019): 349
14 Nana, Nurzulaikha, “Efektivitas Penerapan Metode Talaqqi untuk Membentuk
Kemampuan Menghafal Surat-surat Pendek Santri Taman Pendidikan Al-Qur’an Nurul Falah
Manyampa Desa Bontoala Kecamatan Palangga Kabupaten Gowa”, (Skripsi: UIN Alauddin
Makassar, 2019). h. 57
11
hanya di MTsN Gampong Teungoh, Aceh Utara, akan tetapi juga bisa
Tabel 2.1
Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu yang Relevan
15 Abdul, Qawi, “Peningkatan Prestasi Belajar Hafalan Al-Qur’an Melalui Metode Talaqqi
di Mtsn Gampong Teungoh Aceh Utara”, Jurnal Ilmiah Islam Futura Vol.16, No.2 (Februari 2017):
282
12
di Mtsn Gampong mengajarkan dan at-Takatsur.
Teungoh Aceh hafalan surah- Sedangkan peneliti
Utara” surah pendek Al- peneliti hanya
Qur’an. menargetkan surah
An-Nas sampai
Adh-duha.
B. Landasan Teori
1. Pengertian Metode
mencapai suatu tujuan. Metode berasal dari dua perkataan yaitu “meta” dan
Metode dalam bahasa arab dikenal dengan istilah thariqoh yang berarti
pekerjaan. Kata metode berasal dari bahasa latin dan juga yunani, methodus yang
berasal dari kata meta yang berarti sesudah atau diatas, dan kata hodos yang
berarti suatu jalan atau suatu cara. Metode adalah cara yang telah teratur dan
proses pendidikan, alat untuk mencapai tujuan yang didukung oleh alatalat bantu
16
M.Arifin, Ilmu Pendidikan Islam Tinjauan Teoritis Dan Praktis Berdasarkan
Pendekatan Interdisipliner, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm, 65.
17
Poerwadarminta. Kamus Umum Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka,1999)
18
Zuhairini,dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Malang: Biro Ilmiah Fakultas
Tarbiyah IAIN Sunan Ampel, 1981), hlm, 68.
13
Selain itu, Ahmad Tafsir juga mendefinisikan metode sebagai kata yang
digunakan untuk mengungkapkan makna “cara yang paling efisien dan tercepat
membedakan method dengan way (yang juga berarti cara) dalam bahasa Inggris.
19
untuk melaksanakan rencana yang sudah ada sebelumnya dalam bentuk kegiatan
yang realistis dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu,
metode dapat diartikan sebagai cara melakukan sesuatu. Dan metode itu
mungkin baik, tapi mungkin tidak baik. Baik dan tidak baiknya suatu metode
berupa situasi dan kondisi serta pemakaian dari suatu metode tersebut.20
memprioritaskan cara bekerja. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam Q.S An-
Nahl : 125 :
ك ُه َو ب
ر
َّ َّ
ن ِاُدع اِ ىٰل سبِي ِل ربِك ِِب ْْلِكْم ِة والْمو ِعظَِة ا ْْلسن ِة وج ِاد ْْلم ِِبلَِِّت ِهي اَحس ُۗن ا
َ َ ُ َ ْ َ ْ ُْ َ َ َ َ َ َْ َ َ َ َ ْ َ ُْ
ض َّل َع ْن َسبِْيلِه َو ُه َو اَ ْعلَ ُم ِِبلْ ُم ْهتَ ِديْ َن
َ اَ ْعلَ ُم ِِبَ ْن
Terjemahan:
19
Tafsir, Ahmad. 1995. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Bandung: Remaja Rosda
Karya.
20
Zulkifli, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, (Pekanbaru: Zanafa Publising, 2011),
hlm. 6
14
Dia-lah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat di jalan-Nya dan
Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” 21
Tuhan, dengan cara-cara yang bijaksana, sesuai antara bahan dan orang yang
setelah materi yang akan di ajarkan atau di sampaikan oleh guru atau ustadz,
dalam penyampaian materi seorang guru harus mampu memilih metode dengan
Qur'an, karena metode itu juga menentukan berhasil atau tidaknya tujuan
hafalannya. “Seorang Murabbi (guru) juga menghiasi dirinya dengan ilmu dan
pemahaman dan menghafal isi Al-Qur’an serta untuk menjaga keasliannya dan
menjadi amal yang baik, tentunya dalam hal ini diperlukan metode yang baik
21
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan terjemah, (Jakarta Timur: PT. Surya Prisma
Sinergi, 2012),h.282.
22
Muhammad Zein, Methodologi Pengajaran Agama, (Yogyakarta: Ak Group, 1995),
hlm,11.
23
Saad Riyadih, Mendidik Anak Cinta Al Qur’an, (Sukoharjo: Insan Kamil, 2007), h.18
15
sehingga hafalan sangat diperlukan. tersimpan di otak. Manusia dapat
tersimpan dengan baik sehingga daya ingatnya sangat kuat.Oleh karena itu
sebanyak mungkin.
16
dimaksudkan agar hafalan yang pernah dihafal tetap terjaga
ayat bisa dibaca sebanyak sepuluh kali, dua puluh kali, bahkan
24 Sa’adullah. SQ, 9 Cara Praktis Menghafal Al Qur’an, (Jakarta: Gema Insani, 2008), h.
52.
17
mempunyaia daya ingat extra, terutama penghafal tuna netra, atau
satu atau beberapa ayat dan ditirukan oleh siswa secara bersama-
sama. 25
dalam proses menghafal Al-Qur’an, ada banyak metode yang dapat digunakan.
Dengan memilih metode yang paling tepat diharapkan kegiatan menghafal Al-
Qur’an menjadi lebih efektif dan evisien. Metode menghafal Al-Qur’an bagi
anak usia dini, tentunya harus disesuaikan dengan perkembangan usia anak,
dimana anak anak pada umumnya belum mencapai kemampuan membaca dan
2009),64.
26 Cucu, Susanti, ‟Efektvitas Metode Talaqqi dalam Meningkatkan Kemampuam
Menghafal al-Qur’an Anak Usia Dini ”, Jurnal, ( 14 April 2016), diakses ( 20 Maret 2018).h.12
18
secara rutin. Talaqqi adalah istilah yang digunakan untuk belajar al-Qur’an
menghafal secara langsung atau face to face dengan seorang guru baik sendiri
maupun berkelompok.27
seorang guru yang mengajarkan secara langsung dari mulut ke mulut kepada
muridnya .28
Metode talaqqi juga sering disebut dengan mus āfaḥah atau modernnya
disetelkan rekaman yang bagus dan sempurna bacaan tartil dan tajwidnya,
sejak dahulu oleh orang paling mulia di bumi beliau adalah Nabi Muhammad
saw. Peristiwa itu terjadi pada saat penerimaan wahyu kepada Nabi
Muhammad saw. yang buta huruf, tidak bisa membaca al-Qur’an, Malaikat
Jibril as. Mengajari al-Qur’an kepada Nabi Muhammad saw dengan cara
27 Aisyah Arsyad Embas, Menuntut Anda Memahami dan Menghafal al-Qur’an, ( juz I ),
h. 36.
28
Risqi,Widyasari. Pembelajaran Tahfizul Quran dengan Metode Talaqqi pada Santri
Kelas I‟dadi di Kuttab Tahfizul Quran Al-Husnayain Surakarta Tahun Pelajaran 2018/2019.
(Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Surakarta, 2018). h.36
29 Maftuh Basthul Birri Sirojuddin, Petunjuk Mengaji dan Mengajar al-Qur’an di MMQ
19
bertalaqqi, Sehingga atas izin Allah swt Nabi Muhammad saw yang pada
generasi-generasi.
ialah seorang murid mendengar langsung bunyi bacaan yang benar dari
menurut Abdul Qawi, talaqqi dari segi bahasa diambil daripada perkataan yaitu
belajar secara berhadapan dengan guru. Sering pula disebut musyafahah, yang
benar).31
secara musyafahah (anak melihat gerak bibir guru secara tepat) yaitu
berhadapan langsung dengan murid dalam posisi duduk dengan tenang dan
nyaman, kemudian guru membimbing anak untuk mengulang- ulang ayat yang
dibacakan dan diperdengarkan kepada anak sampai anak benar- benar hafal. 32
30 Risqi ,Widyasari. Pembelajaran Tahfizul Quran dengan Metode Talaqqi pada Santri
Kelas I‟dadi di Kuttab Tahfizul Quran Al-Husnayain Surakarta Tahun Pelajaran 2018/2019.(
Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Surakarta, 2018). h.35
31 Abdul, Qawi. Peningkatan Prestasi Belajar Hafalan Al Qur’an melalui Metode Talaqqi
di MTSN Gampong Teungoh Aceh Utara. Jurnal ilmiah Islam Futura, 2017.hal.269
32
Cucu, Susanti. Efektivitas Metode Talaqqi dalam Meningkatkan Kemampuan Menghafal
Al Qur’an Anak Usia Dini. Tunas Siliwangi.2016.hal.12
20
Metode talaqqi adalah suatu cara belajar dan mengajar Al Qur’an dari
Rasulullah SAW kepada para sahabat beliau, dan kemudian oleh mereka
diteruskan ke genarsi selanjutnya hingga kini. Talaqqi dari segi bahasa diambil
dari pada perkataan yaitu belajar secara berhadapan dengan guru. Sering pula
pengucapan makhraj).33
antara lain;
Abdul, Qawi. Peningkatan Prestasi Belajar Hafalan Al Qur‟an melalui Metode Talaqqi
33
di MTSN Gampong Teungoh Aceh Utara. Jurnal ilmiah Islam Futura 2017.hal.269
21
e. Pendidik biasanya membimbing paling banyak 5 (lima) sampai
a. Metode talaqqi tidak dapat digunakan secara klasikal pada kelas yang
bosan menunggu.
a. Menerangkan (menjelaskan)
34
Risqi, Widyasari. “Pembelajaran Tahfizul Quran dengan Metode Talaqqi pada Santri
Kelas I‟dadi di Kuttab Tahfizul Quran Al-Husnayain Surakarta Tahun Pelajaran 2018/2019”.
(Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Surakarta. 2018). hal 41-42
22
Maksudnya adalah sebelum pembelajaran hafalan Al Qur’an
b. Mencontohkan
terlebih dahulu ayat Al Qur’an yang akan dihafal, kemudian anak diajak
c. Menirukan
dan pendek bacaan dengan kaidah tajwid yang benar. Jika salah maka
hafalan Al Qur’annya.
d. Menyimak
temannya, agar nanti jika tiba gilirannya anak sudah mulai mengerti apa
yang akan dilakukannya, sehingga anak tidak merasa bosan dan tidak
e. Mengevaluasi
anak. Yang mana evaluasi tersebut dapat dilakukan langsung pada saat talaqqi
23
berlangsung, sehingga pendidik dapat mengetahui apakah hafalan anak dapat
c. Siswa menirukan cara membaca ayat seperti yang telah dicontohkan oleh
guru. 36
langkah metode talaqqi yaitu guru memberikan contoh cara membaca ayat
diyakini kebenarannya. Salah satu pendekatan yang bias digunakan oleh guru
35
Imana, Y. “Sudah Baik dan Benarkah Bacaan Al-Qur’anku? Panduan Tahsin/Tajwid
Sistematis Metode Asyarah” 2009.hal 7
36 Risqi,Widyasari. “Pembelajaran Tahfizul Quran dengan Metode Talaqqi pada Santri
Kelas I‟dadi di Kuttab Tahfizul Quran Al-Husnayain Surakarta Tahun Pelajaran 2018/2019”.
(Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Surakarta. 2018). hal 42-43.
37
Muhammad, Basir. “Pendekatan Pembelajaran” . Sengkang: Lampena Intimedia. 2017
24
Pendekatan adalah sudut pandang kita dalam memandang seluruh
Pendekatan pembelajaran ialah jalan atau cara yang akan ditempuh dan
atau sudut pandang berupa rencana awal untuk menentukan pelaksanaan proses
Apresiasi berasal dari kata berbahasa latin yaitu apreciatio, yang berarti
pencipta karya seni. Apresiasi mengandung arti yang sangat luas dalam segala
bidang. Maka setiap insan manusia dapat berapresiasi, dan apresiasi masing-
penghargaan itu bisa antara seniman dengan masyarakat. Sikap apresiatif berarti
38
Jamil , Suprihatiningrum. Strategi Pembelajaran, Jogjakarta: Ar-Ruz Media. 2013. hal
146
39 Rahmawati. “Pengaruh persepsi siswa tentang keterapilan mengajar guru dan motivasi
belajar siswa terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS SMAN
18”. (Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 2011)h.74
40 Aminuddin. . “Pengantar Apresiasi Karya Sastra”. Bandung : Sinar Baru,1987.
25
pendukung kesenian itu. Tumbuhnya rasa penghargaan dan kebanggaan itu
sejalan dengan petumbuhan seni itu sendiri. Kepekaan terhadap seni banyak
benar, kesadaran tentang seni merupakan pangkal tolak untuk berapresiasi seni.
usaha untuk berharga bagi manusia. Kenikmatan oleh seni disebabkan oleh
getaran perasaan.41
nilai yang terkandung dalam karya seni, jadi unsur-unsur seni lebih dahulu
seni. Hal ini akan membedakan antara satu orang dengan orang yang lain,
meskipun nilai yang terkandung dalam sebuah karya seni itu sama. 42 Kegiatan
berapresiasi terhadap kaya seni dapat dilakukan melalui beberapa tahap yaitu
Dalam proses apresiasi, tahapan ini bukan urutan yang mutlak, namun
tahapan satu dengan yang lain saling berkaitan. Jadi, seseorang melakukan
hal 32.
42 Bastomi, S. “Apresiasi pada wayang purwa merupakan salah satu media pembentukan
sikap etis dan estetis” . Semarang : IKIP Semarang Press, 1989.hal 78.
26
Kegiatan apresiasi pada manusia tidak terjadi secara tiba-tiba tetapi
melalui suatu proses yang panjang. Proses apresiasi pada manusia adalah
sebagai berikut :
dengan jiwa yang terpancar dari suatu karya seni. Secara operasional
kritikus yang dinilai adalah bobot nilai estetika sebuah objek dan
didik kelas V SDN 430 PANDOSO dalam menerapkan metode talaqqi dengan
Wadiyo. “Musik pop indonesia dan kemungkinan penggemarnya dalam pendidikan seni
43
27
menghayati, menilai sampai dengan penghargaan terhadap hafalan surah-surah
pendek.
pengamatan-pemahaman-tanggapan-interpretasi-evaluasi-penghayatan pada
karya seni sehingga apresiator (penikmat karya seni) akan memperoleh nilai
adalah menghafal surah sesuai dengan urutan yeng terdapat dalam mushaf
Utsmani mulai surat an- Nas dengan maksud beribadah, menjaga dan
surah- surah pendek yaitu menghafal seluruh al- Qur’an dengan mencocokkan
44
Suwaji, Bastomi. “Apresiasi Seni Tari”. Semarang:Toko Dewi.
45 CucuSusanti, ‟Efektvitas Metode Talaqqi dalam Meningkatkan Kemampuam Menghafal
al-Qur’an Anak Usia Dini ”, Jurnal, ( 14 April 2016), diakses ( 20 Maret 2018).h.9
46
Quraish Shihab. “Membumikan Al Qur’an”1994
28
dan menyempurnakan hafalannya menurut aturan- Aturan bacaan serta dasar-
alQur’an adalah proses mempelajari al- Qur’an secara keseluruhan mulai dari
surah Al-Fatihah hingga surah an- Nas dengan cara menghafalkannya menurut
aturan dan bacaan tajwid dengan tanpa melihat mushaf dengan tujuan
8. Pengertian PAI
Pendidikan Agama Islam adalah keseluruhan dari ajaran agama Islam yang
dibawa oleh Nabi Muhammad SAW yang meliputi hubungan manusia dengan
Allah SWT, manusia dengan sesama manusia, manusia dengan dirinya sendiri
atau disiplin ilmunya seperti tafsir hadits, tauhid atau ilmu kalam, fiqh, akhlaq
C. Kerangka Pikir
Berdasarkan latar belakang dan kajian teori yang dikemukakan diatas, maka
47
Abdurrab Nawabuddin. “Teknik Menghafal Al Quran”.2005
48Yunus Namsa, Metodologi Pengajaran Agama Islam (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2000),
hlm. 23.
29
PAI
Pendekatan
Penerapan Metode
Talaqqi Apresiasi
Proses Apresiasi :
D. Hipotesis Tindakan
30
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan
diatas, maka hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah melalui penerapan
surah pendek pada mata pelajaran PAI di kelas V SDN 430 PANDOSO.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
tindakan kelas adalah penelitian solusi atau mencari jalan keluar tentang
permasalahan yang terjadi. PTK juga diartikan sebagai proses pengkajian masalah
pembelajaran didalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan
masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam
penelitian tindakan kelas adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan
31
belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan kerja di dalam
berupa tindakan, yang sengaja dimunculkan dan kerja di dalam sebuah kelas secara
bersama. Desain PTK yang akan dilakukan oleh peneliti menggunakan model Kurt
Lewin yang terdiri dari 4 komponen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan
refleksi. Untuk lebih jelasnya alur dari siklus PTK dapat di gambarkan sebagai
berikut:
PELAKSANAAN
REFLEKSI
PELAKSANAAN
REFLEKSI
50Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas (Bandung: Yrama Widya, 2009), hlm. 18.
32
Gambar 3.1 Alur Siklus Model Kurt-Lewin
dari satu siklus. Siklus tersebut saling berkaitan dan berkelanjutan. Jika siklus
pertama maka peneliti melakukan siklus lagi yang kedua. Sebelum melakukan
memberikan pre-tes, wawancara pada siswa dan guru terkait pembelajaran PAI
B. Prosedur Penelitian
1. Subjek Penelitian
adalah siswa kelas V SDN 430 PANDOSO tahun ajaran 2021/2022 yang
berjumlah 21 orang siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 11 siswa
perempuan. Dikarenakan kelas ini masih banyak siswa dan siswi yang
ditingkatkan lagi.
proses dan hasil belajar. Kegiatan penelitian dilakukan dalam data awal
sampai 2 bulan.
3. Tempat Penelitian
33
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN 430
yang dekat dengan tempat tinggal, serta mudah dijangkau. Selain tu peneliti
melihat permasalahan dari segi bacaan siswa yang tidak sesuai kaidah
Qur’an.
yang dilakukan oleh peneliti ada 2 siklus. Siklus I dilaksanakan dengan satu
kal pertemuan dan siklus II dilaksanakan dengan satu kali pertemuan. Setiap
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan tindakan
c. Pengamatan
d. Refleksi
1) Penelitian Siklus I
34
a) Perencanaan (Planning)
adalah:
diperlukan
melaksanakan pembelajaran
b) Pelaksanaan
bersama.
pembelajaran.
35
(a) Membaca Al-qur’an surah-surah pendek dengan
huruf?
dengan benar.
disampaikan.
pertemuan selanjutnya.
c) Pengamatan
diberi tindakan.
36
(2) Untuk mengetahui perkembangan prestasi, siswa diberi
d) Refleksi
2) Penelitian Siklus II
a) Perencanaan
bahan penelitian.
37
(4) Memberikan tes pada akhir pelajaran untuk mengetahui
b) Pelaksanaan Tindakan
bersama.
disertai apresiasi .
metode talaqqi.
38
huruf? apakah metode talaqqi yang akan digunakan
dengan benar.
disampaikan.
ditentukan.
pertemuan selanjutnya.
c) Pengamatan
d) Refleksi
pelaksanaan pembelajaran.
39
C. Sasaran Penelitian
Dalam penelitian ini, yang menjadi sasaran penelitian atau objek peneliti
adalah siswa kelas V di SDN 430 PANDOSO yang berjumlah 21 orang siswa yang
D. Instrumen Penelitian
data penelitian agar data lebih mudah diolah dan menghasilkan penelitian yang
1. Lembar observasi
melaksanakan observasi.
Tabel 3.4
Lembar observasi kegiatan Guru dan siswa
1. Membuka pelajaran
2. Menjelaskan tujuan pembelajaran
3. Penyajian materi dengan menggunakan
metode Talaqqi.
Guru 4. Penggunaan metode talaqqi yang
divariasi dengan apresiasi.
5. Melakukan evaluasi
6. Menyimpulkan
7. Menutup pelajaran
1. Suasana pembelajaran didalam kelas
Siswa
kondusif.
40
2. Siswa tertarik dengan metode talaqqi
divariasi dengan apresiasi
3. Siswa memperhatikan pelajaran selama
menggunakan metode talaqqi.
2. Wawancara
3. Tes Lisan
Tes Lisan hasil ini dibuat oleh peneliti dengan terlebih dahulu
dikonsultasikan kepada guru mata pelajaran PAI, hal ini dilakukan untuk
4. Dokumentasi
seperti data yang digunakan peneliti yaitu RPP, Silabus, dan Kurikulum
lain yang berupa foto untuk memberi gambaran secara faktual mengenai
yaitu:
1. Observasi (Pengamatan)
41
Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan mengenai guru dan
Surah-surah pendek.
2. Wawancara
3. Tes
Tes yang diberikan kepada siswa dalam penelitian ini dimaksudkan untuk
apresiasi.
4. Dokumentasi
Teknik dokumentasi diperoleh dari pihak SDN 430 PANDOSO, seperti data
yang digunakan peneliti yaitu RPP, Silabus, dan Kurikulum serta keadaan
berupa foto untuk memberi gambaran secara faktual mengenai aktivitas dan
Dalam kegiatan analisis data tersebut, akan didapatkan dua jenis data yaitu data
kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif berupa hasil observasi yang dilakukan
42
pada setiap siklus kegiatan, sedangkan data kuantitatif berupa hasil belajar yang
dibagi dengan jumlah siswa kelas sehingga diperoleh nilai rata-rata. Nilai
Σ𝓍
𝓍=
Σ𝑁
yaitu nilai minimal 70. Dan kelas klasikal, siswa dianggap tuntas belajar
secara individu jika mencapai nilai 70 dan dikatakan belum tuntas jika
mencapai nilai kurang dari 70. Rumusan yang digunakan adalah sebagai
berikut:
43
Keterangan : P = Presentase yang akan dicari.
Σ = Jumlah seluruh skor jawaban yang diperoleh
semestinya.
44
DAFTAR PUSTAKA
Karya, 1995.
Aksara, 1994.
Press, 2002.
B., Hamzah dan Nurdin. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM . Jakarta: Bumi
Aksara,2011.
2017.
45
Bastomi, Suwadji. “Wawasan Seni” . IKIP Semarang: Pres, 1989.
Embas, Aisyah Arsyad. Menuntut Anda Memahami dan Menghafal al-Qur’an. (Juz
Intelektual, 2009.
Kementrian Agama RI. “Al-Qur’an dan terjemah”.Jakarta Timur: PT. Surya Prisma
Sinergi, 2012.
Langgulung, Hasan. “Manusia dan pendidikan”. Jakarta: PT. Alhusna Zikra, 1995.
Metode Talaqqi Pada Siswa Kelas VIB Sekolah Dasar Islam Yakmi Tahun
2000.
Algesindo, 2005.
46
Poerwadarminta, W.J.S.. “Kamus Umum Bahasa Indonesia”. Jakarta: Balai
Pustaka. 1999.
dan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar siswa pada mata
Pendidikan Indonesia.
2008.
Sudiyono, M.. “Ilmu Pendidikan Islam Jilid I”. Jakarta: Rineka Cipta, 2009.
2013.
47
Susanti, Cucu.‟Efektvitas Metode Talaqqi dalam Meningkatkan Kemampuam
seni musik di sekolah dalam media,” fpbs unnes no.1(17 April 1991): 75
IAIN Surakarta.
2009.
1995.
2011.
48