PENDAHULUAN
manusia seutuhnya. Hal ini sejalan dengan konsep pendidikan dalam perspektif Islam
baik dan benar semakin hari terasa semakin besar. Hal yang patut kita syukuri dan kita
imbangi dengan kecepatan pelajaran, agar program dan metode pengajaran Al-Qur’an
dengan baik dan benar bisa cepat menyebar dan menjangkau seluruh lapisan
masyarakat. Bekal terbaik yang harus kita berikan kepada anak agar kelak ia menjadi
orang yang mencintai dan dicintai Allah adalah Al-Qur’an. Kita harus menjadikan
akses, kualitas dan relevansi pendidikan menuju tercapainya kesejahteraan hidup rakyat,
kemandirian, keluhuran budi pekerti, dan kemandirian bangsa yang kuat. Kebijakan ini
dilakukan melalui Sembilan fokus priorotas, salah satunya adalah program peningkatan
kualitas pendidikan agama dan keagamaan, yang ditempuh melalui peningkatan jumlah
1
Q.S. Adz-Dzariyaat: 56.
2
Abu Najibulloh Saiful Bakhri, Metode Praktis Belajar Membaca Al-Qur’an Usmani (Blitar: PP. Nurul Iman, 2009), I.
fasilitas, serta pengembangan kurikulum dan metodologi pembelajaran pendidikan agama
dan keagamaan yang efektif sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP).3
Dalam bidang Pendidikan Agama Islam (PAI), kebijakan Kementrian Agama tahun
2010-2014 diarahkan pada peningkatan mutu. Strategi pencapaian yang telah dilakukan
antara lain melalui peningkatan kualitas dan kompetensi guru dan pengawas PAI,
penyediaan dan pengembangan sarana prasarana PAI pada sekolah, termasuk di daerah
Kerja Guru (KKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PAI, dan Pemberdayaan
Kelompok Kerja Pengawas (Pokjawas) PAI, peningkatan kurikulum dan bahan ajar PAI,
berbasis ICT, serta peningkatan partisipasi dan kemitraan sekolah, masyarakat dan pihak
terkait lainnya.4
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman (SWOT) yang akan memengaruhi proses
dan kurikulum sesuai aspek-aspek lingkungan politik dan ekonomi yang berlaku di suatu
tempat.
karena itu, tanpa pemahaman tentang bidang telaah, masalah perencanaan pendidikan
yang harus dikaji adalah wilayah sistem serta subwilayah sistem, mengumpulkan data,
3
Kementrian Agama Republik Indonesia Sekretariat Jenderal, Rencana Strategis Kementrian Agama Tahun 2015-
2019 (KemenagRI:2015), 51.
4
Ibid., 52.
mengolah data, dan meramalkan masa depan pendidikan. Inilah langkah kerja awal
pendidikan Agama dan Keagamaa, menjadi momentum yang sangat penting bagi posisi
PAI. Meninjak lanjuti momentum tersebut, Kementrian Agama menerbitkan PMA. Nomor
15 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Pendidikan Agama pada sekolah, dan KMA Nomor
211 Tahun 2011 tentang pedoman Pengembangan Standart Nasional Pendidikan Agama
Islam pada sekolah, yang juga mengatur masalah standarisasi kurikulum PAI.
Agama Islam, Kementrian Agama telah melakukan beberapa hal antara lain: (1)
menyiapkan dokumen kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Bahasa Arab; (2)
Kebudayaan Islam) dan Bahasa Arab; (3) menyiapkan pengadaan buku ajar dan
pegangan guru mata pelajaran PAI, Bahasa Arab, dan mata pelajaran umum; dan (4)
kurikulum 2013.6
Kegiatan ini akan mengakibatkan siswa mempelajari sesuatu dengan cara lebih efektif
dan efisien (Muhaimin,1996). Proses pembelajaran tidak saja terjadi diruang hampa, yakni
belajar yang hanya berlangsung pada buku, serta terbatas hanya pada teori-teori.
Pembelajaran seperti ini sering kali membuat peserta didik tidak mendapat oksigen
5
Hamdani Hamid, Pengembangan Kurikulum Pendidikan (Bandung: CV. Pustaka Setia,2012), 161.
6
Kementrian Agama Republik Indonesia Sekretariat Jenderal, Rencana Strategis Kementrian Agama Tahun 2015-
2019 (KemenagRI:2015), 52.
akademik berupa kemampuan menganalisa, berpikir kritis, dan memahami
perbuatan guru dan siswa dalam hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi
edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru
dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar-mengajar.
Interaksi dalam peristiwa belajar mengajar mempunyai arti yang lebih luas, tidak sekedar
hubungan antara guru dan siswa, tetapi berupa interaksi edukatif. Dalam hal ini bukan
hanya penyampaian pesan berupa materi pelajaran, melainkan penanaman sikap dan
Keterpaduan proses belajar siswa dengan proses mengajar guru sehingga terjadi
interaksi belajar mengajar (terjadinya proses pengajaran) tidak datang begitu saja dan
tidak dapat tumbuh tanpa pengaturan dan perencanaan yang seksama. Pengaturan
sangat diperlukan terutama dalam menentukan komponen dan variabel yang harus ada
Metode mengajar adalah suatu teknik penyampaian bahan pelajaran kepada murid,
Ia dimaksudkan agar murid dapat menangkap pelajaran dengan mudah, efektif dan
dicerna dengan baik. Hal ini dapat disimpulkan bahwa upaya dalam peningkatan kualitas
pengajaran sangat penting, akan tetapi kualitas pengajaran ini seringkali terhambat oleh
kesulitan dalam mengambil metode mengajar. Padahal metode dalam suatu pengajaran
sangatlah mempengaruhi hasil belajar yang dicapai oleh siswa atau peserta didik. Namun
7
M. Nur Kholis Setiawan, dlm Madrasah Riset Membangun Tradisi Ilmiah Siswa (Tangerang Selatan: Impressa,
Cetakan II 2013), ix.
8
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2017), 4.
9
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2004), 29.
seperti diketahui bahwa tidak ada satu metode yang dianggap lebih baik dari yang lainya.
Suatu metode dapat dikatakan baik apabila sesuai dengan tujuan, materi, yang akan
khususnya dalam pengajaran Al-Qur’an, tidak sedikit guru Al-Qur’an yang mengajarkan
baca Al-Qur’an yang salah, yang tidak sesuai dengan kaidah tajwid yang telah diajarkan
Di samping hal itu, ada salah satu hambatan yang menonjol dalam pelaksanaan
dengan penggunaan metode tersebut, kini di Indonesia terdapat beberapa metode dalam
pengajaran membaca Al-Qur’an, dimana awalnya hanya didasari atas penguasaan juz
‘amma dan kini semakin bervariasi, dengan memperkaya dunia pendidikan di Indonesia
setelah adanya panduan buku iqro’ dan panduan buku An-Nahdiyah. Namun dengan
demikian metode yang digunakan saat ini dalam membaca Al-Qur’an untuk anak pra
sekolah masih terbatas pada buku sebagai sumber dan sekaligus media pengajaran.
Sebagai akibat kondisi seperti ini, maka timbullah permasalahan bahwa tidak sedikit anak-
anak sekolah merasa bosan belajar Al-Qur’an yang menerapkan metode dan media
seperti itu sehingga anak mengalihkan perhatiannya kepada yang lain yang dianggap
lebih mudah menurut anak dan bahkan anak cenderung memilih yang lain yang tidak ada.
Mengantisipasai persoalan ini, maka akhir-akhir ini muncul sebuah metode ulama’
salaf yang sebenarnya metode ini sudah lama, dikarenakan percobaan metode-metode
baru yang belum ada, yang mungkin bisa lebih mudah dan cepat dalam belajar membaca
menyalahi dan keluar dari kaidah-kaidah ilmu tajwid, yaitu metode Usmani, suatu metode
yang mempunyai karakteristik dan spesifikasi tertentu yang membedakan dengan metode
10
Syaifudin Bachri, Materi Pendidikan Guru Pengajar Al-Qur’an (Blitar: Pon. Pes Nurul Iman, 2008), 2.
lain. metode ini digunakan untuk belajar membaca Al-Qur’an bagi anak sekolah antara 4-6
tahun. Dalam mengajarkan ilmu baca Al-Qur’an, metode Usmani mempunyai karakteristik
dan spesifikasi tertentu agar dalam pengajarannya dapat berhasil dengan baik sesuai
Melihat fenomena tersebut, maka peneliti merasa tertarik untuk meneliti hal itu
karena merupakan salah satu bentuk upaya untuk ikut serta menjaga dan memelihara
keaslian, kesucian dan kehormatan Al-qur'an baik dari aspek bacaan maupun tulisan
membaca dan menulis Al-qur’an pada calon Santri dan peserta didik jenjang SMP Islan
Belajar Baca Tulis Al-Qur’an calon santri dan peserta didik kelas VII SMP Isalam sunan
Bejagung Melalui Metode Usmani”. Sebagai objek dalam penelitian ini adalah
pengembangan kemampuan belajar Baca Tulis Al-Qur’an calon Santri dan peserta didik
Pondok Pesantren Sunan Bejagung yang di bawah naungan Yayasan Nurul Anwar
Tuban mengalami kenaikan jumlah santri dan peserta didiknya yang sangat signifikan.
Dan hal ini merupakan tantangan besar kepada tenaga pendidik atau
Ustad/Ustadzah,para Santri yang berasal dari berbagai wilayah Kabupaten Tuban dan
sekitar bahkan ada dari Sumatra dan Kalimantan serta dari berbagai sekolah yang
bersifat umum. Hal ini yang menjadikan langkah dan terobosan baru dalam
11
Lembaga Pendidikan Al-qur’an (LPQ), Buku Panduan Pendidikan Guru Pengajar Al-Qur’an (PGPQ) (Blitar: Pon.Pes.
Nurul Iman,2010), 1.
mengidentifikasi calon Santri dan Peserta didik yang kurang mampu dibidang baca dan
tulis Al-Qur’an,
Pondok Pesantren Sunan Bejagung dari tahun ketahun jumlah santri mukim dan
non mukim mengalami peningkatan yang segnifikan dari data panitia PPDB tahun ajaran
2022/2023 pada penerimaan calon santri dan peserta didik gelombang 2 ada 732 yang
sudah mendaftar dan di nyatakan lulus tes masuk dari semua tingkatan mulai RA,MI,SMP
Islam ,MA,SMK dan Ma’had Aly dan ini masih di mungkinkan untuk bertambah di
gelombang 3
Badan Pengembangan Studi Qur’an (PSQ) yang telah dibentuk oleh lembaga IAINU
Tuban dan ditangani oleh tenaga ustadz yang ahli adalah merupakan lembaga yang
terjun langsung secara khusus untuk menangani kegiatan belajar membaca dan menulis
Al-Qur’an yang berada di IAINU Tuban. Dan pada dimulainya program baca dan tulis Al-
Qur’an ini di mulai ternyata benar bahwa ditemukannya beberapa mahasiswa yang
diperoleh dari berbagai sumber yang dilakukan oleh peneliti, maka terdoronglah peneliti
Tulis Mahasiswa IAINU Tuban yang dianggap sangat perlu, karena hal demikian
merupakan langkah baru yang diterapkan oleh lembaga IAINU Tuban dalam menjawab
tantangan zaman yang terus berkembang dan mengalami kemajuan yang pesat
1.2.1. Bagaimana cara mengetahui kemampuan baca tulis Al-Qur’an mahasiswa IAINU
Tuban?
1.2.2. Bagaimana pembelajaran baca tulis Al-Qur’an melalui metode utsmani di IAINU
Tuban?
1.2.3. Bagaimana pengembangan baca tulis Al-Qur’an melalui metode utsmani IAINU
Tuban?
1.3.1. Bagaimana cara mengetahui kemampuan baca tulis Al-Qur’an mahasiswa IAINU
1.3.2. Untuk mendiskripsikan dan menganalisis pembelajaran baca tulis Al-Qur’an melalui
1.3.3. Untuk mendiskripsikan dan menganalisis Bagaimana pengembangan baca tulis Al-
Diharapkan dapat memberikan bekal awal untuk melakukan penelitian yang lebih