Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

Prinsip- prinsip dalam perencanaan pembelajaran dan Perencanaan


Pembeljara PAI dan budi Pekerti berbasis Moderasi beragama
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Pembelajaran
PAI

Dosen Pengampu Prof. Dr. Hj. Mukni’ah, M.Pd.I

Oleh Kelompok 2 :

Ahmad Hadi Dahlan 221101010075


Sukainah Hakimah 221101010053

UIN KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN


ILMU KEGURUAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2024

1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era sekarang perkembangan teknologi sangat cepat,
oleh karena itu pendidikan diperlukan agar kualitas sumber
daya manusia harus berkembang dengan cepat juga, oleh
karena itu dibutuhkan pendidikan yang berkualitas, pendidikan
yang berkualitas harus didasari dengan perencanaan yang baik
oleh karena itu pada masalah kali ini kita akan membahas
perencanaan pembelajaran.
Perencanaan pembelajaran juga harus didasari dengan budi
pekerti dan moderasi beragama, mengingat kurangnya akhlak
pada pengguna media sosial di Indonesia, karena media sosial
tidak bisa dibatasi kita harus menanamkan budi pekerti dan
moderasi beragama sedini mungkin.

B. Rumusan masalah
1. Apa saja prinsip-prinsip perencanaan pembelajaran
2. Apa yang dimaksud perencanaan pembelajaran pai dan
budi pekerti
3. Apa yang dimaksud perencanaan pembelajaran pai dan
budi pekerti berbaris moderasi beragama
4. Bagaimana perencanaan pembelajaran yang sesuai
dengan k-13 dan kurikulum merdeka
5. Bagaiman model desain perencanaan pembelajaran
yang sesuai dengan k-13 dan kurikulum Merdeka
C. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penyususnan makalah
ini aadalah untuk mengetahui apa saja prinsip-prinsip
perencanaan pembelajaran, Apa yang dimaksud Perencanaan
pembelajaran pai dan budi pekerti, Apa yang dimaksud
Perencanaan pembelajaran pai dan budi pekerti berbaris

2
moderasi beragama serta Bagaiman Model desain perencanaan
pembelajaran yang sesuai dengan k-13 dan kurikulum merdeka
D. Manfaat
Sedangkan manfaat membaca makalah ini adalah kita dapat
mengetahui apa itu perencanaan pembelajaran, prinsip-prinsip,
serta model perencanaan pembelajaran.

3
II. PEMBAHASAN
A. Prinsip-prinsip perencanaan pembelajaran

Perkembangan memiliki makna bahwa anak yang sedang belajar


berada dalam proses perkembangan dan akan terus berkembang. Pada
setiap tahap perkembangan anak memiliki kemampuan yang berbeda-
beda, oleh karena itu pada waktu pemilihan bahan dan metode mengajar,
guru hendaknya memperhatikan dan menyesuaikan dengan kemampuan
anak.1

Terdapat 4 prinsip perencanaan pembelajaran yaitu 1) prinsip


perkembangan, 2) prinsip perbedaan individu, 3) prinsip minat dan
kebutuhan anak, dan 4) prinsip motivasi

1. Prinsip perkembangan

Pada prinsipnya siswa yang sedang belajar berada dalam proses


perkembangan dan akan terus berkembang. Kemampuan anak pada
jenjang usia dan tingkatan kelas berbeda-beda sesuai perkembangannya.

Pada waktu pemilihan bahan dan metode mengajar, guru hendaknya


memperhatikan dan menyesuaikan dengan kemampuan anak, karena
perubahan ada yang cepat dan ada yang lambat.

2. Prinsip perbedaan individu

Setiap siswa memiliki ciri dan pembawaan yang berbeda, menerima


pengaruh dan perlakuan dari keluarga yang masing-masing juga berbeda.
Ada siswa yang memiliki badan tinggi, kurus, gemuk, pendek, cekatan,
lamban, kecerdasan tinggi ataupun rendah dan ciri-ciri perilaku lainnya.

Untuk dapat memberikan bantuan belajar bagi siswa, maka guru


harus dapat memahami dengan benar ciri-ciri dari siswanya tersebut, baik

1
Sri Saparahayuningsih, Melia Eka Daryanti,Badeni, “Penyuluhan Perencanaan
Pembelajaran Kepada Guru-Guru Raudatul Atfal Wilayah Kecamatan Seluma“, Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat:Volume 1 No 1 Tahun 2020,23-24

4
dalam menyiapkan dan menyajikan pelajaran maupun dalam memberikan
tugas-tugas dan pembimbingan belajar siswa.

3. Prinsip minat dan kebutuhan anak

Dalam merencanakan pembelajaran guru perlu mempertimbangkan


prinsip minat dan kebutuhan anak. Setiap anak mempunyai minat dan
kebutuhan sendiri-sendiri, Oleh karena itu dalam merencanakan
pembelajaran guru perlu mempertimbangkan bahan ajar dan
penyampaian sebisa mungkin disesuaikan dengan minat dan kebutuhan
anak tersebut. Misalnya anak kota berbeda minat dan kebutuhan dengan
anak di desa, demikian juga anak di daerah pantai berbeda minat dan
kebutuhannya dengan anak di pegunungan demikianlah seterusnya.

Oleh karena itu pembelajaran perlu memperhatikan minat dan


kebutuhan, sebab keduanya akan menjadi penyebab timbulnya perhatian.
Sesuatu yang menarik minat dan dibutuhkan anak, tentu akan menarik
perhatiannya, dengan demikian mereka akan bersungguh-sungguh dalam
belajar.

4. Prinsip motivasi

Motivasi memiliki peranan yang cukup besar dalam upaya belajar,


tanpa adanya motivasi hampir tidak mungkin siswa melakukan kegiatan
belajar. Sehingga guru harus memperhatikan prinsip ini agar proses
belajar mengajar berjalan sesuai dengan yang diinginkan dan mencapai
tujuan pembelajaran.2

Mengingat pentingnya perencanaan pembelajaran yang dibuat oleh


guru, maka dalam merancang pembelajaran guru perlu memperhatikan
prinsip-prinsip perencanaan pembelajaran tersebut agar proses
pembelajaran berjalan maksimal dengan terpenuhinya semua prinsip yang

2
Rusydi Ananda, ”Perencanaan Pembelajaran”,(Medan:Lembaga Peduli Pengembangan
Pendidikan Indonesia (LPPPI),2019), 11-13

5
ada sehingga memudahkan guru maupun murid dalam proses belajar
mengajar.

B. Perencanaan pembelajaran pai dan budi pekerti

Perencanaan berasal dari kata dasar “rencana” yang artinya


membuat rancangan sketsa (kerangka sesuatu yang akan dikerjakan). Di
dalam ilmu manajemen pendidikan, perencanaan disebut dengan istilah
“planning”, yaitu: persiapan menyusun suatu keputusan berupa langkah-
langkah penyelesaian suatu masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan
yang terarah pada pencapaian tujuan tertentu.3

Perencanaan pembelajaran adalah suatu gambaran umum tentang


langkah-langkah yang akan dilakukan seorang guru didalam kelas pada
waktu yang akan datang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
secara efektif dan efisien. Dengan demikian perencanaan pembelajaran
merupakan suatu hal yang harus dirancang oleh setiap guru karena hal ini
merupakan salah satu kompetensi yang harus diwujudkannya.Dengan
demikian, sebagai seorang perancang pembelajaran, guru bertugas
membuat rancangan program pembelajarannya (meliputi
pengorganisasian bahan ajar, penyajian dan evaluasi) yang menjadi
tanggung jawabnya sesuai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Dengan demikian, perencanaan pembelajaran pai dan budi pekerti


merupakan proses penetapan keputusan terkait pelaksanaan
pembelajaran untuk tercapainya tujuan pembelajaran pai dan budi pekerti
yang tersusun secara sistematis meliput; menetapkan bahan ajar yang
akan digunakan, penyajian pembelajaran pai dan budi pekerti dan
evaluasi pembelajaran pai dan budi pekerti 4

3
Farida Jaya, “Perencanaan Pembelajaran”, (Medan:Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan
Keguruan Uin Sumatera Utara,2019), 8-10
4
Hariman Surya Siregar,”Perencanaan Pembelajaran Pai”,(Bogor:Arabasta
Media,2023), 26

6
Perbaikan pembelajaran diawali dengan perencanaan pembelajaran,
karena perencanaan pembelajaran dapat dijadikan sebagai titik awal
dalam upaya perbaikan kualitas pembelajaran. Hal ini berarti bahwa
perbaikan kualitas pembelajaran haruslah di awali dari perbaikan kualitas
perencanaan pembelajaran

Inti dari perencanaan pembelajaran adalah menetapkan metode


pembelajaran yang optimal untuk mencapai hasil pembelajaran yang
diinginkan. Penekanan utama dalam perencanaan pembelajaran terletak
pada pemilihan, penetapan dan pengembangan variabel metode
pembelajaran. pemilihan metode pembelajaran harus didasarkan pada
analisis kondisi dan hasil pembelajaran. Analisisnya akan menunjukkan
bagaimana kondisi pembelajarannya dan apa hasil pembelajaran yang
diharapkan.

C. Perencanaan pembelajaran PAI dan budi pekerti berbaris


moderasi beragama

Moderasi beragama menjadi salah satu program yang diprioritaskan


pemerintah untuk membangun kehidupan beragama yang harmonis
dalam bingkai kehidupan berbangsa dan bernegara, karena moderasi
beragama adalah tindakan yang paling sempurna dalam menangani
permasalahan di berbagai daerah lokal yang memiliki keragaman agama. 5
Selain untuk membangun kehidupan bersama yang harmonis melalui cara
pandang, dikap, dan praktik beragama yang moderat, moderasi beragama
juga menjadi dasar berpikir dalam memahami substansi ajaran agama
yang mengakomodir nilai-nilai kemanusiaan, kebudayaan, kebangsaan,
kebhinnekaan, dan ketaatan pada konstitusi yang berlaku di Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

5
Ahmad Shofyan, “Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Moderasi
Beragama Menuju Society Era 5.0“ , Ar Rusyd: Jurnal Pendidikan Agama Islam:Volum 1 No 2
Tahun 2022,127

7
Pembelajaran pai dan budi pekerti berbasis moderasi beragama
merupakan pendidikan yang dapat memberikan pengetahuan dan
membentuk sikap,kepribadian dan keterampilan peserta didik dalam
mengamalkan ajaran-ajaran Agama Islam yang dilaksanakan sebagai
mata pelajaran yang ada di sekolah dengan berbasis moderasi beragama
yaitu mengedepankan keseimbangan dalam beberapa hal keyakinan,
moral dan watak sebagai ekspresi sikap keagamaan antara individu
maupun antara kelompok tertentu.6

Beberapa Nilai-nilai moderasi beragama yang berhubungan


dengan konsep Islam wasathiyah adalah: at-Tawassuth (memilih jalan
tengah), al-I'tidal (lurus dan proporsional), at-Tasamuh (toleransi), asy-
Syura (musyawarah), al-Ishlah (perbaikan), al-Qudwah (kepeloporan), al-
Muwathanah (cinta tanah air), al-La 'Unf (anti kekerasan), al-l'tiraf bil 'Urf
(ramah budaya).

1. at-Tawassuth
Secara etimologis istilah tawassuth berasal dari bahasa Arab
yang berasal dari kata wassatha artinya tengah-tengah atau
pertengahan. Kata tawasuth secara bahasa berarti sesuatu yang
ada di tengah, atau juga moderat.
2. I'tidal
Ketika kita berbicara tentang moderasi beragama, maka
tidak akan terlepas dari yang namanya I'tidal atau bersikap
proporsional. Pada dasarnya adil berasal dari bahasa arab yang
memiliki makna lurus lawan dari bengkok
3. Tasâmuh
Tasamuh berasal dari bahasa Arab sa-ma-ha yang artinya
lapang dada atau memaafkan ketika kondisi mampu, sam-hah
memiliki arti tasahul atau kemudahan dan seringkali diartikan

6
Nurrohmah, Mia Roswantika, “Pembelajaran PAI dan Budi Pekerti berbasis moderasi
beragama : Penelitian di SMA Negeri 2 dan SMA Negeri 6 Kota Bogor”, Tesis S2, UIN Sunan
Gunung Djati, 2021,1

8
sebagai padanan kata dari toleransi, sementara toleransi sendiri
merupakan kata serapan dari bahasa inggris "tolerance" yang
memiliki arti membiarkan
4. asy-Syura
Secara etimologis istilah tawassuth berasal dari bahasa Arab
yang berasal dari kata wassatha artinya tengah-tengah atau
pertengahan. Kata tawasuth secara bahasa berarti sesuatu yang
ada di tengah, atau juga moderat.
5. Ishlah
Secara etimologi kata ishlah berasal dari bahasa Arab yang
berakar kata shalaha, terdiri atas tiga huruf yakni "‫"الصاد‬,"‫ "االل‬dan "
‫اء‬EEEE‫ "الح‬selain itu islah bermakna baik, memperbaiki, dan
mendamaikan, kata Islah digunakan secara khusus untuk
menghilangkan persengketaan yang terjadi di kalangan manusia.
6. Qudwah
Uswah Hasanah berasal dari dua kata yaitu uswah yang
berarti teladan.Maka Uswah Hasanah adalah suatu perilaku yang
mulia yang menjadi teladan bagi umat manusia
7. Muwathanah
Al-Muwathanah adalah pemahaman dan sikap penerimaan
eksistensi negara-bangsa (nation-state) dan pada akhirnya
mencipta- kan cinta tanah air (nasionalisme) di mana pun berada.
8. al-La 'Unf
Anti kekerasan dalam beragama adalah sikap dan ekspresi
keagamaan yang mengutamakan keadilan dengan memahami
dan menghormati ekspresi beragama yang berada di tengah-
tengah realitas perbedaan di keagamaan masyarakat.
9. al-I'tiraf bil'Urf
Secara istiilah al-'urf bermakna apa yang menjadi kebiasaan
manusia dan mereka melewati kehidupan dan muamalat mereka

9
dengan hal itu, baik berupa perkataan, perbuatan, atau hal yang
ditinggalkan.7

Ada juga beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penguatan


moderasi beragama:

1. Penguatan nilai moderasi beragama PAI di sekolah

Penguatan budaya nilai moderasi beragama dilakukan dengan


mengembangkan penghargaan terhadap semua warga sekolah tanpa
diskriminasi karena agama, suku, paham, keyakinan, pandangan
keagamaan, status sosial, ekonomi, latar belakang, serta dengan
menguatkan interaksi antar warga sekolah yang harmoni, rasa aman dan
nyaman dalam interaksi antar warga sekolah.

Mendorong kepala sekolah untuk menciptakan kebijakan perwujudan


dan implementasi nilai moderasi beragama. Kebijakan tersebut meliputi
hal-hal terkait pengelolaan interaksi semua warga sekolah tanpa
diskriminasi, pengelolaan pembelajaran yang mengedepankan nilai-nilai
toleransi, penghargaan terhadap perbedaan, penguatan suasana sekolah
yang damai, penguatan pembiasaan, pengelolaan kegiatan siswa yang
mendorong interaksi positif dan aktif untuk membangun penghargaan,
saling menghormati, bersikap moderat, mencegah paham ekstremisme
teroris, serta mewujudkan suasana sekolah yang harmoni.

2. Integrasi moderasi beragama dalam materi PAI di sekolah

Secara umum capaian pembelajaran PAI pada masing-masing


jenjang yang dapat diintegrasikan dengan nilai-nilai moderasi beragama
adalah pada aspek yang berhubungan dengan perilaku. Tetapi secara
7
Dewan pimpinan pusat Asosiasi dosen pendidikan agama islam seluruh Indonesia, Internalisasi
Nilai-Nilai Moderasi Beragama Dalam Perkuliahan Pendidikan Agama IsIam pada Perguruan
Tinggi Umum, (Sidoarjo:Delta Pijar Khatulistiwa, 2022), 6-164

10
khusus pembagian materi pada jenjang SD, SMP dan SMA sebagai
berikut;

a) Pada jenjang SD materi tersebut berkaitan dengan


sikap menghargai pendapat yang berbeda,
membangun suasana saling mengenal antar sesama,
memahami keragaman sebagai sunnatullah,
mengetahui pentingnya musyawarah, dialog antar
agama, dan membangun kesadaran bahwa
keragaman dapat dijadikan sebagai titik temu
(kalimatun sawa) untuk persatuan dan kerukunan.
b) Jenjang SMP menekankan pada aspek kehidupan
berbangsa dan bernegara, mewujudkan harmonisasi
kehidupan umat beragama melalui pendidikan
wawasan kebangsaan, dan menanamkan nilai
Pancasila dalam membangun toleransi dan
persaudaraan antar sesama anak bangsa.
c) Adapun pada jenjang SMA, moderasi beragama
diorientasikan pada penguatan untuk memelihara
kehidupan manusia, cinta bangsa dan tanah air.8

Selain materi yang memegang penting peranan nilai-nilai moderasi di


sekolah guru juga merupakan sebuah komponen penting dalam
terciptanya pembelajaran pai dan budi pekerti yang berbasis moderasi
beragama karena guru merupakan tokoh yang akan di jadikan panutan
oleh para peserta didik sehingga kompetensi guru pai dan budi pekerti
harus mampu menjangkau pada pemahaman keislaman yang sesuai
dengan nilai-nilai moderasi beragama, yaitu bersikap tengah-tengah, adil,
toleran, dan demokratis.

D. Perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan k-13

8
Ali Muhtarom, Mahnan Marbawi, Ala’i Najib, “Integrasi Moderasi Beragama dalam
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam”, (Jakarta:Kemenag, 2021), 5-19

11
Sebelum berbicara lanjut tentang model pembelajaran kita harus
mengerti dulu apa itu perencanaan pembelajaran. Perencanaan
pembelajaran adalah rancangan tentang hal hal apa yang akan terjadi di
dalam pembelajaran, perencanaan pembelajaran merupakan salah satu
tugas yang penting bagi seorang guru profesional, karena dengan adanya
perencanaan guru dapat melakukan pembelajaran dengan lebih matang.

Perencanaan pembelajaran sama pentingnya dengan mendesain


bangunan bangunan bagi seorang arsitek, dalam perencanaan akan ada
langkah langkah yang memprediksi bagaimana bagaimana proses
pembelajaran berlangsung, apasaja materinya, bahan ajar maupun
strategi. 9

Dalam K-13 ada beberapa komponen penting yang harus


diperhatikan dalam perencanaan pembelajaran yaitu Silabus dan RPP
(Rencana Pengembangan Pembelajaran). Silabus sendiri berisi tentang
bahan ajar pada pelajaran tertentu pada kelas yang ditentukan serta
penyajian materi pada kurikulum yang ditetapkan.

E. Perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum


merdeka

Sedangkan pada kurikulum merdeka ada tujuh tahapan yang telah


disusun oleh KEMENDIKBUD dalam perencanaan kurikulum merdeka
untuk mencapai hasil belajar yang maksimal yakni:

1. Menganalisis CP (Capaian Pembelajaran)


Capaian pembelajaran adalah tingkat pemahaman yang
harus dipenuhi oleh peserta pada setiap fase agar mengetahui
perkembangan peserta didik tersebut. Capaian pembelajaran
dikembangkan oleh guru agar sesuai dengan kondisi peserta
didik.
9
Ade Suhendra, Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran Sd/Mi, Kencana
jakarta 2019, 179-184

12
2. Perencanaan dan pelaksanaan asesmen diagnostik.
Assesmen diagnostik digunakan untuk mengetahui
kemampuan peserta didik agar guru dapat mengetahui materi
apa yang akan diajarkan, potensi peserta didik dan materi apa
yang sesui serta latar belakang keluarga peserta didik.
3. Mengembangkan modul ajar.
Modul ajar bertujuan untuk membimbing peserta didik,
modul ajar harus bersifat interaktif dan menarik bagi siswa.
4. Penyesuaian pembelajaran dengan tahap capaian dan
karakteristik peserta didik.
Pada pembelajaran kurikulum merdeka, pembelajaran
berpusat pada peserta didik sehingga materi yang kita ajarkan
harus sesuai dengan kemampuan peserta didik.
5. Perencanaan, pelaksanaan, dan pengolahan asesmen formatif
dan sumatif.
Tahapan ini melibatkan perencanaan jenis-jenis penilaian
yang akan digunakan untuk mengukur pencapaian tujuan
pembelajaran. Penilaian bisa berupa tes, tugas, proyek,
observasi, atau metode lain yang relevan.
6. Pelaporan kemajuan belajar
Laporan ini dugunakan agar orang tua peserta didik dan
sekolah tau seberapa jauh perkembangan peserta didik.
7. Evaluasi pembelajaran dan asesmen
Evaluasi akan menjadi acuan bagaimana kita akan mengajar
kedepannya, apakah modul yang kita buat krang menarik atau
strategi mengajar kita tidak cocok dan lain lain10
Dengan tujuh tahapan diatas dengan menggunakan perencanaan
pembelajaran kurikulum merdeka kita dapat melakukan pembelajaran
lebih efisien karena lebih banyak tahapn tahapan serta proses
10
Pengelola Web Direktorat SMP, Tujuh Tahapan Perencanaan Pembelajaran dalam
Kurikulum Merdeka, https://ditsmp.kemdikbud.go.id/tujuh-tahapan-perencanaan-pembelajaran-
dalam-kurikulum-merdeka/ , diakses pada tanggal 10 Maret 2024.

13
pembelajarannya lebih rumit bagi seorang guru. Oleh karena itu pada
kurikulum merdeka guru harus profesional dalam menjalankan tugasnya.
Tapi kurikulum merdeka juga bersifat flekseibel berbeda dengan K-13.
F. Model pembelajaran yang sesuai dengan K-13
Pada dasarnya pembelajaran aktif yang dilaksanakan pada
kurikulum 2013 hampir sama dengan kurikulum merdeka, karena pada
kurikulum 13 juga menekankan keaktifan bagi seorang siswa.
Pada proses pembelajaran kurikulum 13 disekolah kemarin
kebanyakan guru masih menggunakan metode ceramah yang kurang
efektif, mengingat cara belajar setiap anak berbeda, ceramah hanya akan
efektif pada anak yang cara belajarnya audiotori. Hal inilah yang
menyebabkan banyak pembelajaran di Indonesia tidak efektif.11
Pembelajaran project based learning dan juga problem base
learning dapat digunakan dalam pembelajaran kurikulum 2013 maupun
kurikulum merdeka. Karena kedua pembelajaran tersebut sangat efektif
utuk digunakan dalam kelas.

G. Model pembelajaran yang sesuai dengan Kurikulum Merdeka


Sedangkan pada pembelajaran kurikulum merdeka pembelajaraan
dirangcang untuk berpusat kepada peserta didik, oleh karena itu model
pembelajaran yang efisien untuk kurikulum merdeka adalah pembelajaran
yang peserta didiknya aktif tidak hanya mendengarkan pemberian materi
dari seorang guru. Model pembelajaran yang dimaksud seperti:
1. Project Base Learning
Pembelajaran ini dilakukan dengan cara guru
memberi soal berbentuk masalah, siswa diberi soal yang
mendasar, kemudian siswa dibentuk kelompok untuk
menyelesaikan masalah. Dengan model pembelajaran
seperti ini peserta didik akan aktif tidak hanya mendengar

11
Mukni’ah, M. "Analisis tentang penerapan kurikulum 2013 pada mata pelajaran
aqidah akhlak." Jurnal Tarbiyatuna 10.2 (2019): 137-146.

14
dan menerima materi. Sedangkan guru bertugas untuk
mengawasi menilai dan mengevaluasi.12
Meskipun murid yang dituntut untuk aktif, tugas
seorang guru juga tidak kalah penting gurur harus megawasi
serta membimbing peserta didik, agar tidak terjadi kesalahan
yang besar, penilaian juga sangat penting karena nilai
mampu menjadi motivasi bagi seorang peserta didik untuk
menjadi lebih baik.
Adapun langkah langkah yang digunakan project
based learning adalah:
a) Memberi pertanyaan yang mendasar.
Langkah pertama dalam PjBL adalah
memulai dengan pertanyaan mendasar yang
akan menjadi fokus proyek. Guru memberikan
pertanyaan yang menarik dan relvan dengan
kurikulum.
b) Mendesain Perencanaan Proyek.
Setelah pertanyaan mendasar
ditentukan, perencanaan proyek harus
didesain dengan teliti. Guru mentukan tujuan
spesifik yang ingin dicapai oleh siswa melalui
proyek serta mengidentifikasi jenis produk atau
hasil akhir yang diharapkan dari proyek.
c) Menyusun Jadwal.
Menyusun jadwal di awal akan membatu
agar waktu lebih efisien.

12
Fahlevi, M. R. (2022). Kajian project based blended learning sebagai model
pembelajaran pasca pandemi dan bentuk implementasi kurikulum merdeka. Sustainable Jurnal
Kajian Mutu Pendidikan, 5(2), 230-249.

15
d) Memonitor Kemajuan Proyek.
Selama proyek berlangsung, memonitor
kemajuan menjadi kunci untuk memastikan
proyek berjalan sesuai rencana. Guru
membimbingan siswa atau memberi umpan
balik yang diperlukan untuk membantu siswa
melanjutkan proyek pada pertemuan berkala
dengan siswa atau kelompok sesuai dengan
jadwwal yanng telah direncanakan.
e) Menguji Hasil.
Setelah produk atau hasil proyek
selesai, penting untuk menguji atau mengkaji
kembali hasil tersebut. Lakukan pengujian
terhadap produk atau hasil proyek sesuai
dengan kriteria yang telah ditetapkan.
f) Mengevaluasi Pengalaman
Identifikasi pelajaran yang dapat dipetik
dan area yang perlu diperbaiki untuk proyek
berikutnya, serta lakukan evaluasi terhadap
tujuan pembelajaran yang dicapai.
2. Model Pembelajaran Berbasis Masalah.
Problem-Based Learning (PBL) adalah pendekatan
pembelajaran yang menekankan pada identifikasi,
pemecahan, dan pemahaman terhadap masalah yang
relevan dengan kehidupan nyata. Dalam PBL, peserta didik
diberikan sebuah masalah atau situasi yang kompleks dan
realistis yang membutuhkan pemecahan. Mereka kemudian
bekerja secara aktif untuk mengidentifikasi masalah,

16
mengembangkan pertanyaan, mengumpulkan informasi,
menganalisis data, dan menghasilkan solusi atau jawaban.13
Pembelajaran ini sendiri hampir sama dengan
pembelajaran berbasis proyek hanya saja fokus utama pada
pembelajaran berbasis masalah adalah pemecahan masalah
yang diberikan sedangkan pembelajaran berbasis proyek
berfokus pada hasil akhir.

13
Meli, P., Nursamsu, N., & Setyoko, S. (2024). Pengaruh Pengaruh Model Pembelajaran
Project Based Learning (Pjbl) Materi Plantae Terhadap Hasil Belajar Siswa Di Sma Negeri 1
Langsa. Journal Of Student Research, 2(2), 202-209.

17
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Perencanaan pembelajaran PAI dan Budi Pekerti bertujuan
untuk membentuk peserta didik yang memiliki pemahaman yang
baik tentang ajaran agama Islam dan mampu mengaplikasikannya
dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan ini juga mencakup
pengembangan budi pekerti yang luhur, seperti kejujuran, kerja
keras, kepedulian sosial, dan kebaikan hati.
Model pembelajaran yang efektif juga penting untuk
direncanakan saat pembuatan perencanaan pembelajaran. Model
pembelajaran pada kurikulum merdeka diharuskan berpusat pada
murid, dengan begitu pembelajaran akan lebih efektif.
Contoh model pembelajaran yang cocok dengan kurikulum
merdeka ada PjBL (Project Base Learning) yaitu pembelajaran
berbasis proyek.
B. Saran
Kami menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih
sangat jauh dari kesempurnaan disebabkan karena keterbatasan
pengetahuan kami, untuk itu saran, masukan dan kritik yang
membangun sangat kami harapkan untuk dijadikan pedoman
dalam rangka perbaikan dan kesempurnaan makalah ini dan
mungkin untuk pembuatan tugas sejenis dimasa yang akan datang

18
HASIL DISKUSI
Pertanyaan
1. Khamidatus Sholeha Ma’rufin (223101010003) : Bagaimana
jika ada guru atau dosen yang kurang bermoderasi
beragama, suka membedakan murid. Misalnya hanya
menanyai siswa yang dianggap cerdas dan mengabaikan
siswa yang lain
2. Labib Muhammad Mu’in (222101010044) : Dalam langkah
langkah perecanaan pada kurikulum merdeka terdapat
assesmen diagnostik, bagaimana cara melakukan assesmen
diagnostik tersebut.
Jawaban
1. Cara yang dapat kita gunakan untuk menghadapi guru yang
seperti itu adalah dengan melaporkan nya kepada pihak
yang berwenang seperti kepada sekolah agar bisa
menindaklanjuti masalah tersebut dengan memberikan
teguran atau arahan kepada guru yang terkait sehingga
masalah tersebut bisa teratasi dengan baik.
2. Assesmen diagnostik adalah cara bagaimana kita
mengetahui kemampuan para peserta didik, seperti halnya
dokter mengetahui pasiennya, guru memberi beberapa
pertanyaan seperti apakah kamu lebih suka melihat gambar
atau mendengar musik, asesmen diagnostik ini biasanya
dilakukan saat siswa baru mendaftar ke sekolah.

19
DAFTAR PUSTAKA

Sri Saparahayuningsih, Melia Eka Daryanti,Badeni,PENYULUHAN


PERENCANAAN PEMBELAJARAN KEPADA GURU-GURU
RAUDATUL ATFAL WILAYAH KECAMATAN SELUMA“, JURNAL
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT:Volume 1 No 1 Tahun
2020,23-24

Rusydi Ananda, Perencanaan Pembelajaran,(Medan:Lembaga Peduli


Pengembangan Pendidikan Indonesia (LPPPI),2019), 11-13

FARIDA JAYA, Perencanaan pembelajaran, (Medan:FAKULTAS ILMU


TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SUMATERA UTARA,2019), 8-10

Hariman Surya Siregar,PERENCANAAN PEMBELAJARAN PAI,


(Bogor:ARABASTA MEDIA,2023), 26

Ahmad Shofyan, Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis


Moderasi Beragama Menuju Society Era 5.0 , Ar Rusyd: Jurnal
Pendidikan Agama Islam:Volum 1 No 2 Tahun 2022,127

Nurrohmah, Mia Roswantika, Pembelajaran PAI dan Budi Pekerti berbasis


moderasi beragama : Penelitian di SMA Negeri 2 dan SMA Negeri 6
Kota Bogor, Tesis S2, UIN Sunan Gunung Djati, 2021,1

Ali Muhtarom, Mahnan Marbawi, Ala’i Najib, Integrasi Moderasi Beragama


dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta:Kemenag,
2021), 5-19

Ade Suhendra, Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran Sd/Mi,


Kencana jakarta 2019, 179-184
Pengelola Web Direktorat SMP, Tujuh Tahapan Perencanaan
Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka,
https://ditsmp.kemdikbud.go.id/tujuh-tahapan-perencanaan-
pembelajaran-dalam-kurikulum-merdeka/ , diakses pada tanggal 10
Maret 2024.
Mukni’ah, M. "Analisis tentang penerapan kurikulum 2013 pada mata
pelajaran aqidah akhlak." Jurnal Tarbiyatuna 10.2 (2019): 137-146.

20
Fahlevi, M. R. (2022). Kajian project based blended learning sebagai
model pembelajaran pasca pandemi dan bentuk implementasi
kurikulum merdeka. Sustainable Jurnal Kajian Mutu
Pendidikan, 5(2), 230-249.
Meli, P., Nursamsu, N., & Setyoko, S. (2024). Pengaruh Pengaruh Model
Pembelajaran Project Based Learning (Pjbl) Materi Plantae
Terhadap Hasil Belajar Siswa Di Sma Negeri 1 Langsa. Journal Of
Student Research, 2(2), 202-209.
Dewan pimpinan pusat Asosiasi dosen pendidikan agama islam seluruh
Indonesia, Internalisasi Nilai-Nilai Moderasi Beragama Dalam
Perkuliahan Pendidikan Agama IsIam pada Perguruan Tinggi
Umum, (Sidoarjo:Delta Pijar Khatulistiwa, 2022), 6-164

21

Anda mungkin juga menyukai