Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KAITAN ANTARA STRATEGI, MATERI, DAN TUJUAN


PEMBELAJARAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Mata kuliah : Strategi belajar mengajar PAI
Dosen pembimbing : Putriyani, M.Pd
Disusun oleh :
Khifni alfiyan : 22.21.10.0020
Miqtad syahli : 22.21.10.0012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH ALHIKMAH BENDA
BREBES
TAHUN 2023
K ATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan lancar tanpa ada
hambatan sedikit pun. Shalawat dan salam kami panjatkan kepada Nabi Muhammad ‫ﷺ‬, nabi
akhir zaman yang telah membawa perubahan dari zaman kebodohan ke zaman kejayaan.
Semoga kita tergolong menjadi ummat beliau dan mendapatkan pertolongannya kelak di hari
akhir. Pada kesempatan yang berharga ini, kami bersyukur dapat menyelesaikan karya ilmiah
berupa makalah dengan judul “Mengajar dan Belajar Dalam Proses Pendidikan” guna
memenuhi tugas kelompok rasa individu pada mata kuliah ‘Strategi Belajar Mengajar PAI’
yang diampu oleh beliau Ibu Putriyani, M.Pd,. Dan tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah mendukung kami dalam segala aspek dari kami memulai
mengerjakan sampai menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu. Kami mohon maaf
apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini, kami harap saran dan kritiknya anda
sekalian guna menyempurnakan segala kekurangan yang ada dalam makalah ini.

Brebes, 1 oktober 2023

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………. 1

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………… 2

BAB I………………………………………………………………………………….... 3

A. Pendahuluan…………………………………………………………. 3

BAB II…………………………………………………………………………………… 4

A. Kaitan antara strategi dengan tujuan pembelajaran………………….. 4


B. Kaitan antara strstegi dengan materi pembelajaran………………….. 5

BAB III…………………………………………………………………………………... 8

A. Kesimpulan…………………………………………………………... 8

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………. 9

2
BAB I

A. Pendahuluan

Setelah tujuan pembelajaran dirumuskan, materi telah disusun sedemikian rupa dan
karakteristik awal peserta didik diketahui, maka kegiatan guru selanjutnya adalah menentukan
strategi pembelajaran yang perlu dipilih dan digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran
tersebut.

Pemilihan strategi pembelajaran yang tepat sangatlah penting. Artinya, bagaimana guru dapat
memilih kegiatan pembelajaran yang paling efektif dan efisien untuk mencapai pengalaman
belajar yang baik, yaitu yang dapat memberikan fasilitas kepada peserta didik mencapai tujuan
pembelajaran.

Namun, perlu diingat bahwa tidak satu pun strategi pembelajaran yang paling sesuai untuk
semua situasi dan kondisi yang berbeda, walaupun tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
sama. Artinya dibutuhkan kreativitas dan keterampilan guru dalam memilih dan menggunakan
strategi pembelajaran, yaitu yang disusun berdasarkan karakteristik peserta didik dan sesuai
kondisi yang diharapkannya.

Strategi pembelajaran yang akan dipilih dan digunakan oleh guru bertitik tolak dari tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan di awal. Agar diperoleh tahapan kegiatan pembelajaran
yang berdaya dan berhasil guna, maka guru harus mampu menentukan strategi pembelajaran
apa yang akan digunakan.

Strategi Pembelajaran pada dasarnya adalah suatu rencana untuk mencapai Tujuan
Pembelajaran. Terdiri dari Metode, teknik dan prosedur yang mampu menjamin peserta didik
benar-benar akan dapat mencapai tujuan akhir kegiatan pembelajaran.1

Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa Strategi Pembelajaran merupakan
suatu rencana untuk mencapai Tujuan Pembelajaran. Sedangkan Metode Pembelajaran adalah
bagian dari Strategi Pembelajaran.

1
Hamzah B. Uno & Nurdin Mohamad. 2015. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM: Pembelajaran
Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik. Jakarta: Bumi Aksara.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kaitan Antara Strategi dengan Tujuan Pembelajaran


Tujuan pembelajaran merupakan salah satu dasar pertimbangan dalam memilih
strategi pembelajaran. Dalam memilih strategi pembelajaran, diusahakan
mempertimbangkan dampak instruksional (instructional effect) yang merupakan
hasil langsung tindakan mengajar, serta dampak pengiring (nurtutrant effect), yaitu
pengetahuan, keterampilan, sikap atau wawasan yang terbentuk secara bertahap
menuju pada hasil yang kumulatif yang mengiringi terbentuknya dampak
instruksional sebagai akibat tidak langsung kegiatan pembelajaran.
Sesuai dengan tingkatan, jenis sekolah, dan program pendidikan yang
diberikan, kita mengenal empat tingkatan tujuan pendidikan, yaitu:
(1) Tujuan Umum pendidikan (tujuan pendidikan nasional)
(2) Tujuan Institusional (tujuan lembaga pendidikan)
(3) Tujuan Kurikuler (tujuan bidang studi mata pelajaran)
(4) Tujuan Instruksional (tujuan proses belajar mengajar)

Tujuan pembelajaran merupakan penjabaran dari tujuan pendidikan itu


sendiri.

Tujuan pendidikan nasional merupakan suatu tujuan dalam aspek


kependidikan yang menginginkan pencapaian secara nasional yang
berlandaskan pada falsafah negara. Tujuan ini memiliki sifat ideal,
komprehensif, utuh, dan menjadi induk bagi tujuan-tujuan yang ada di
bawahnya. Sementara, tujuan institusional ialah sebuah tujuan pengharapan
dalam suatu pencapaian oleh suatu lembaga pendidikan, misalnya tujuan
pendidikan pada tingkat SD, Madrasah Ibtidaiyah, SLTP, MTs, SMA, SMK,
Madrasah Aliyah dan sebagainya. Selanjutnya, tujuan kurikuler ialah
penjabaran dari tujuan institusional yang berisi program-program pendidikan
sebagai sasaran suatu mata pelajaran, misalnya tujuan mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI), mata pelajaran Fiqh, mata pelajaran Qur‖an-
4
Hadits, mata pelajaran Akidah Akhlaq, mata pelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam (SKI), mata pelajaran Bahasa Indonesia dan sebagainya. Adapun tujuan
Instruksional, merupakan tujuan tingkat bawah yang harus dicapai setelah suatu
program pembelajaran. Tujuan ini dirinci lagi menjadi tujuan instruksional
umum (TIU) dan tujuan instruksional khusus (TIK). Tujuan instruksional
khusus biasanya sudah tercantum dalam dokumen kurikulum seperti GBPP.
Sedangkan tujuan instruksional khusus harus dirumuskan oleh guru sebagai
penjabaran dari TIU. Dasar perumusan pada tujuan system pendidikan di
Indonesia sebagaimana dikemukakan oleh Benjamin S. Bloom, dkk dalam
bukunya Taxonomy of educational objectives. Bloom terdiri dari tiga domain
yaitu: cognitive, affective, dan psychomotor. Pelaksanaan pembelajaran ketiga
domain tersebut saling berkaitan. Tujuan yang jelas akan memberikan petunjuk
yang jelas pula terhadap pemilihan strategi, isi, media, dan evaluasi
pembelajaran. Sedemikian itu, dalam berbagai model pembelajaran, tujuan
dianggap sebagai dasar, arah, dan patokan dalam menentukan komponen-
komponen lainnya.
Ahli pendidikan memandang tujuan sebagai proses (process), seperti Bruner
dan Fenton (dalam Hasan, 1990). Sementara, kebanyakan para ahli memandang
tujuan sebagai hasil (product). Menurut Gagne dan Briggs (1974) tujuan ialah
suatu kapasitas yang dilakukan dalam waktu tidak lama dari berlangsungnya
kegiatan pembelajaran, bukan merupakan apa yang dialami siswa selama proses
pembelajaran. Menurut R.F. Mager dan KM Beach (1967) sebuah tujuan
pendidikan memiliki gambaran produk atau hasil.

B. Kaitan Antara Strategi dengan Materi Pembelajaran


Materi (content) adalah isi yang diberikan kepada peserta belajar pada saat
berlangsungnya proses pembelajaran. Secara umum sifat bahan pelajaran dapat
dibedakan menjadi beberapa kategori, yaitu: konsep, prinsip, fakta dan
keterampilan.
Menurut Hyman (dalam Zais, 1976) isi (content) memiliki tiga elemen, yaitu:
pengetahuan (knowledge) (misalnya fakta fakta, eksplanasi, prinsip-prinsip,
definisi), keterampilan dan proses (misalnya: membaca, menulis, menghitung,

5
berfikir kritis, pengambilan keputusan, berkomunikasi), dan nilai (values)
(misalnya: keyakinan tentang baik buruk,benar salah, indah-jelek).
Sementara Sudjana (1988) berpendapat bahwa sifat bahan/materi
memiliki empat kategori, yaitu : fakta, konsep, prinsip, dan keterampilan.
Fakta ialah sifat dari suatu gejala, pristiwa, benda yang wujudnya dapat
ditangkap oleh panca indera manusia dan dapat dipelajari melalui informasi
dalam bentuk lambang, kata-kata, istilah-istilah, dan sebagainya.
Konsep ialah serangkaian perangsang yang memiliki sifat-sifat yang sama.
Sebuah konsep dibentuk melalui pola unsur bersama diantara anggota
kumpulan atau rangkaian. Sedemikian itu, hakikat konsep ialah klasifikasi dari
pola yang bersamaan.
Prinsip ialah pola antar hubungan fungsional diantara sebuah konsep.
Dengan kata lain, prinsip merupakan hubungan fungsional dari beberapa
konsep.
Keterampilan ialah pola kegiatan yang memiliki tujuan, memerlukan
manipulasi dan koordinasi, serta informasi yang dipelajari. Keterampilan ini
dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu keterampilan fisik dan
keterampilan intelektual. Keterampilan fisik ialah keterampilan psikomotorik,
seperti menjahit, mengetik, dan kaligrafi. Keterampilan intelektual meliputi:
memecahkan masalah, melakukan penilaian, membuat perencanaan, dan
menyusun program.

Pada dasarnya, sangat banyak hal yang perlu diberikan kepada siswa berkenaan
dengan pengetahuan, keterampilan, dan nilai, namun tidak mungkin semuanya
dijadikan sebagai isi pembelajaran. Sedemikian itu, perlu mengadakan pilihan-
pilihan (choices). Menurut (Nasution, 1987) karena banyaknya pilihan
materi/isi tersebut, maka materi/isi itu pada hakikatnya a matter of choices.
Sementara, untuk menentukan isi/materi yang sangat esensial untuk dijadikan
sebagai isi pembelajaran tersebut, memerlukan berbagai kriteria.
Menurut Zais (1976) terdapat empat kriteria dalam melakukan
pemilihan materi/isi pembelajaran, meliputi:
(1) Materi/Isi pembelajaran memiliki tingkat kebermaknaan yang tinggi
(significance)
(2) Materi/isi pembelajaran bernilai guna bagi kehidupan (utility)
6
(3) Materi/isi pembelajaran sesuai dengan minat siswa (interest).
(4) Materi/isi pembelajaran harus sesuai dengan perkembangan individu
(human development).
Dalam mengkaji materi/isi, kita sering dihadapkan pada masalah scope
dan sequence. Scope atau ruang lingkup isi pembelajaran dimaksudkan untuk
menyatakan keluasan dan pendalaman bahan. Sementara, sequence meliputi
urutan (order) isi pembelajaran. Menurut S. Nasution (1987), urutan bahan
pembelajaran dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti:
(1) Urutan secara kronologis, ialah terjadinya suatu pristiwa.
(2) Urutan secara logis, ialah urutan menurut logika.
(3) Urutan bahan dari sederhana menuju yang lebih kompleks.
(4) Urutan bahan dari mudah menuju yang lebih sulit.
(5) Urutan bahan dari spesifik menuju yang lebih umum.
(6) Urutan bahan berdasarkan psikologi unsur yaitu dari bagian bagian
kepada keseluruhan
(7) Urutan bahan berdasarkan Psikologi Gestalt, yaitu dari keseluruhan
menuju bagian-bagian.
Sementara, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan saat
menetapkan bahan belajar yaitu:
(1) Bahan belajar harus sesuai dan menunjang tercapainya tujuan.
(2) Bahan (content) yang ditulis dalam perencanaan mengajar, terbatas
pada konsep saja atau berbentuk garis besar bahan.
(3) Menetapkan bahan/materi (content) pembelajaran harus serasi dengan
urutan tujuan.
(4) Urutan bahan/materi (content) hendaknya memperhatikan
kesinambungan (kontinuitas).
(5) Bahan/materi (content) disusun dari yang sederhana menuju yang
kompleks. (6) Sifat bahan/materi (content) ada yang factual dan ada yang
konseptual.

7
BAB III
KESIMPULAN

Strategi Pembelajaran pada dasarnya adalah suatu rencana


untuk mencapai Tujuan Pembelajaran. Terdiri dari Metode, teknik dan
prosedur yang mampu menjamin peserta didik benar-benar akan dapat
mencapai tujuan akhir kegiatan pembelajaran.
Tujuan pembelajaran merupakan salah satu dasar pertimbangan
dalam memilih strategi pembelajaran.
Tujuan pendidikan nasional merupakan suatu tujuan dalam
aspek kependidikan yang menginginkan pencapaian secara nasional
yang berlandaskan pada falsafah negara. Tujuan ini memiliki sifat
ideal, komprehensif, utuh, dan menjadi induk bagi tujuan-tujuan yang
ada di bawahnya.
tujuan institusional ialah sebuah tujuan pengharapan dalam
suatu pencapaian oleh suatu lembaga pendidikan, misalnya tujuan
pendidikan pada tingkat SD, Madrasah Ibtidaiyah, SLTP, MTs, SMA,
SMK, Madrasah Aliyah dan sebagainya. tujuan kurikuler ialah
penjabaran dari tujuan institusional yang berisi program-program
pendidikan sebagai sasaran suatu mata pelajaran, misalnya tujuan mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), mata pelajaran Fiqh, mata
pelajaran Qur‖an-Hadits, mata pelajaran Akidah Akhlaq, mata
pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI), mata pelajaran Bahasa
Indonesia dan sebagainya.
Adapun tujuan Instruksional, merupakan tujuan tingkat bawah
yang harus dicapai setelah suatu program pembelajaran. Tujuan ini
dirinci lagi menjadi tujuan instruksional umum (TIU) dan tujuan
instruksional khusus (TIK).
Materi (content) adalah isi yang diberikan kepada peserta
belajar pada saat berlangsungnya proses pembelajaran. Secara umum
sifat bahan pelajaran dapat dibedakan menjadi beberapa kategori,
yaitu: konsep, prinsip, fakta dan keterampilan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Hamzah B. Uno & Nurdin Mohamad. 2015. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM: Pembelajaran
Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik. Jakarta: Bumi Aksara.

Pahrudin, agus. 2017. Strategi belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam di Madrasah.
Bandar Lmapung: Pusaka Media

Anda mungkin juga menyukai