DOSEN PEMBIMBING
Dr. Rustam I. Husain, S.Pd.MSi
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat petunjuk dan
bimbingan-Nya, kami berhasil menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu untuk
menyelesaikannya yaitu makalah strategi pembelajaran yang berjudul “ Merancang
Metode Pembelajaran”.
Diharapkan makalah ini dapat memberikan pengetahuan kepada kita semua
tentang apa saja metode-metode pembelajaran yang harus diterapkan dalam dunia
pendidikan.
Kami menyadari penyusunan makalah ini belum sempurna. Oleh sebab itu kami
mohon kepada pembaca atas kritik dan saran guna melengkapi dan perbaikan di masa
mendatang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam menambah wawasan bagi
pembaca pada umumnya dan kami sendri sebagai penulis secara khusus.
Penyusun
Kelompok 7
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG……………………………………………………1
1.2 RUMUSAN MASALAH………………………………………………...2
1.3 TUJUAN………………………………………………………………....2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 TEORI METODE PEMBELAJARAN…………………………………..3
2.2 TAHAPAN – TAHAPAN MENGAJAR………………………………...11
2.3 PEMBELAJARAN KOOPERATIF……………………………………..14
2.4 VARIASI MENGAJAR…………………………………….....................16
Kesimpulan……………………………………………………………………
Daftar pustaka…………………………………………………………………
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan metode pembelajaran ?
1.3. TUJUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran
dapat dicapai secara efektif dan efisien. J. R David juga dalam Wina Sanjaya
menyatakan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan.
Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang
keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran.
Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat diahami bahwasannya strategi
pembelajaran merupakan pola-pola tindakan yang digunakan pendidik pada
berbagai ragam event pengajaran dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan
instruksional (tujuan pengajaran yang telah ditentukan). Dengan kata lain konsep
strategi pembelajaran dalam pandangan (pendapat) para ahli tersebut di atas
mengandung pengertian yakni berbagai kemungkinan terhadap apa yang akan
direncanakan dan dilaksanakan seorang pendidik pada proses kegiatan
pengajaran tertentu untuk mencapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien.
Strategi belajar mengacu pada perilaku dan proses berpikir yang digunakan
oleh siswa yang memengaruhi apa yang dipelajari termasuk proses memori dan
metakognitif (Nur, 2005:7).Selanjutnya, dikatakan bahwa strategi-strategi
belajar adalah operator-operator kognitif meliputi dan diatas proses-proses yang
secara langsung terlibat dalam menyelesaikan suatu tugas (belajar).
Tujuan utama dari pengajaran strategi adalah mengajarkan siswa untuk belajar
atas kemauan dan kemampuan diri sendiri atau pembelajar mandiri yang
mengacu pada pembelajar yang dapat melakukan empat hal penting yaitu :
a. Secara cermat mendiagnosis suatu situasi pembelajaran
b. Memilih suatu strategi belajar tertentu untuk menyelesaikan masalah besar
tertentu yang dihadapi
c. Memonitor keefektivan strategi yang digunakan
d. Termotivasi untuk terlibat dalam situasi belajar sampai masalah terselesaikan
a. Teori Pendukung Strategi Belajar
Dukungan untuk strategi belajar diperoleh dari dua sumber teoretik, yaitu
dari Vygotsky dan psikologi kognitif. Teori Vygotsky menekankan pada tiga ide
utama bahwa
4
a. Intelektual berkembang pada saat individu menghadapi ide-ide baru dan sulit
serta mengaitkan ide-ide tersebut dengan apa yang telah mereka ketahui
b. Interaksi dengan orang lain memperkaya perkembangan intelektual
c. Peran utama guru adalah bertindak sebagai orang penolong dan mediator
pembelajaran siswa (Arend,1997: 245). Sementara psikologi kognitif berakar
dari teori yang menjelaskan bagaimana otak bekerja dan bagaimana individu
memperolah dan memproses informasi.
5
menyalin. Notetaking dapat membantu siswa mempelajari informasi secara
ringkas dan padat untuk menghafal atau pengulangan.
2. Analogi, yaitu membuat perbandingan-perbandingan untuk menunjukkan
kesamaan dengan materi yang dipelajari.
3. Metode PQ4R adalah preview,question,read,reflect,recite dan review.
Prosedur PQ4R memusatkan siswa pada pengorganisasian informasi
bermakna.
c. Strategi Organisasi
Strategi organisasi melatihkan keterampilan mengorganisasikan ide-ide
baru dalam mempelajari suatu materi. Siswa perlu membuat kata-kata kunci
dan membuatnya dengan bentuk baru. Strategi ini meliputi hal-hal berikut
1. Pembuatan kerangka( outlining ), yaitu menghubungkan berbagai macam
topik atau ide dengan beberapa ide utama
2. Pemetaan ( mapping ), yaitu membuat peta( biasanya peta konsep)
berdasarkan ide-ide penting dalam bentuk diagram dan menentukan kesaling
terhubungan antar konsep tersebut.
3. Mnemonics atau dikenal dengan jembatan keledai. Ini membantu siswa
untuk mengorganisasikan informasi dan berkenaan dengan ingatan atas suatu
materi. Contoh mnemonicis yaitu
a. Chunking (pemotongan)
b. Akronim (singkatan)
c. Kata berkaitan (link-work)
Misalnya, warna pelangi dihafal dengan mejikuhibiniu: merah jingga
kuning hijau biru nila ungu.
d. Strategi Metakognitif
Metakognitif adalah pengetahuan seseorang tentang pembelajaran diri
sendiri atau berfikir tentang kemampuannya untuk menggunakan strategi-
strategi pelajar tertentu dengan benar. Berdasarkan paparan tentang macam-
macam strategi belajar maka dapat dikatakan bahwa mengajarkan strategi
6
kognitif kepada siswa dapat membawa kearah peningkatan hasil belajar
secara nyata.
7
Sedangkan Ahmad Sudradjat (2008) menyatakan bahwa pendekatan pembelajaran dapat
pula diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran,
yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih
sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode
pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Bagi penulis, pendekatan (approach)
lebih merupakan kerangka filosofis yang menjadi dasar pijak cara yang ditempuh
seseorang untuk mencapai tujuan seperti pendekatan humanis, liberal, teologis,
quantum, dan lainnya. Pendekatan ini terkadang disebut dengan teori. Setiap dasar
filosofis yang dipakai dalam pendidikan akan berkonsekuensi pada kerangka
metodologis dan teknik yang berbeda pula meskipun secara kasat mata terlihat sama.
Berdasarkan pandangan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan
pembelajaran merupakan titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran
yang sifatnya masih sangat umum dan filosofis, di dalamnya mewadahi, menginspirasi,
menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu guna
dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
8
pembelajaran adalah sebagai acuan bagi perancang pengajaran dan para pendidik dalam
melaksanakan pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran sangat dipengaruhi oleh
sifat dan jenis materi yang akan diajarkan, tujuan yang akan dicapai dalam
pembelajaran, serta tingkat kemampuan atau kompetensi peserta didik.
9
humor karena memang dia memilikisense of humor yang tinggi, sementara yang
satunya lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat
bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu. Dalam gaya
pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari masing-masing guru, sesuai
dengan kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang bersangkutan.
Dalam taktik ini, pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu sekaligus juga seni (kiat).
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa perbedaan antara
pendekatan, strategi, metode, teknik, taktik, dan model pembelajaran terletak pada hal-
hal berikut:
TABEL 1
Perbandingan Antara Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik Pembelajaran
ISTILAH
NO PENJELASAN
PEMBELAJARAN
Lebih merupakan titik tolak atau sudut
pandang guru terhadap proses pembelajaran
yang sifatnya masih sangat umum; di dalamnya
1. Pendekatan pembelajaran
mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan
melatari metode pembelajaran dengan cakupan
teoretis tertentu.
Lebih bersifat konseptual untuk mencapai
2. Strategi pembelajaran
suatu tujuan pembelajaran.
10
2.2 Tahapan - Tahapan Mengajar
Tahapan-tahapan mengajar akan dijelaskan berikut ini.
1. Prainstruksional
Prainstruksional merupakan tahap persiapan sebelum mengajar dimulai.Beberapa
hal yang harus dilakukan guru sebelum memulai kegiatan mengajar , sebagai berikut.
a. Memeriksa kehadiran siswaa
Kehadiran siswa perlu diperiksa sebelum kegiatan pembelajaran dimulai.Guru
perlu mengetahui apakah semua siswanya hadir ataukah ada yang tidak hadir.
Kehadiran siswa dicatat pada buku kehadiran yang biasanya disedialkan didalam
kelas. Pada kegiatan ini, guru sekaligus memeriksa kesiapan siswa dalam
mengikuti pembelajaran.
b. Mengecek kondisi kelas
Mengecek kondisi kelas, meja, dan kursi yang tertata rapi, termasuk mengecek
kebersihan kelas. Jika kondisi kelas baik, diharapkan pembelajaran juga akan
berlangsung dengan baik.
c. Mengecek peralatan yang tersedia
Mengecek peralatan yang akan digunakan guru. Misalnya, papan tulis, alat tulis,
OHP, LCD, proyektor dan peralatan penunjang lainnya.
d. Mengadakan apresiasi
Jika siswa berada pada kondisi siap belajar, guru memulai pembelajaran dengan
menggunakan apresiasi. Apresiasi merupakan kegiatan awal yang berguna untuk
menggali pengetahuan awal siswa tentang materi maupun memberikan
pengantar tentang materi
e. Mengadakan pretes/tes diagnostik
Untuk mengecek pengetahuan awal siswa dengan pasti, guru dapat mengadakan
pretes atau tes diagnostic dapat dilangsungkan awal masuk materi baru. Hasil
pretes atau tes diagnostic dapat digunakan guru sebagai landasan dalam
menentukan strategi dan metode pembelajaran yang akan digunakan.
11
2. Intruksional (Saat-saat mengajar)
Pada kegiatan ini, ada dua kegiatan utama yang dilakukan guru,sebagai berikut
a. Inti mengajar
Berupa penyampaian materi dengan berbagai macam strategi pembelajaran.Pada
kegiatan ini,guru melaksankan desain pembelajaran sesuai dengan perencanaan
yang telah dibuat sebelumnya.
b. Membuat kesimpulan
Sebelum guru mengakhiri kegiatan pembelajaran, siswa bersama-sama dengan
guru membuat kesimpulan tentang apa yang telah dipelajari.
3. Assessment (Penilaian)
Kegiatan ini dilakukan untuk mengecek pemahaman siswa tentang materi
yang telah dipelajari. Berbagai macam assessment yang dapat dilakukan antara
lain kuis,ulangan harian, dan ulangan blok.
4. Follow-Up (Tindak lanjut)
Kegiatan tindak lanjut dilakukan berdasarkan assessment yang telah dilakukan
sebelumnya.Ada dua kegiatan utama dalam tindak lanjut ini, yaitu siswa yang
telah menuntaskan materi dapat diberi pengayaan (Enrichment) dan bagi siswa
yang belum menuntaskan materi dapat diberi materi perbaikan (remedial).
Bentuk tindak lanjut ini antara lain dengan diskusi kelompok
informal,penyusunan ikhtisar, pemberian PR, dan lain-lain.
5. Merancang kegiatan pembelajaran untuk membuat siswa aktif
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan didalam kelas oleh guru tidak
selamanya disukai siswa, maka dari itu kita sebagai guru harus mampu membuat
kegiatan pembelajaran didalam kelas itu hidup agar nantinya siswa bisa ikut
aktif dalam kegiiatan pembelajaran. Berikut beberapa cara agar kegiatan
pembelajaran bisa membuat siswa aktif saat pembelajaran.
a) STAD (Student Team Achievement Division)
Ada lima langkah yang dilakukan pada STAD, yaitu:
12
• Tahap penyajian materi
• Tahap kegiatan kelompok
• Tahap tes individual
• Tahap perhitungan skor perkembangan individu
• Tahap pemberian penghargaan kelompok.
b) Jigsaw
Dibentuk kelompok oleh guru, kemudian dibentuk lagi kelompok ahli, grup ahli
ini mempelajari materi yang sama, setelah siswa belajar di grup ahli, mereka
kembali ke kelompok semula.
c) Group Investigation
Siswa membentuk kelompok sendiri, kemudian guru memberikan materi dan
permasalahan, setiap kelompok memecahkan masalah tersebut dan mereka dapat
mencari data di kelas atau di luar kelas, setelah itu pada waktunya mereka harus
melaporkan hasil kelompok dalam hal analisis dan kesimpulan.
d) Group Resume
Dibentuk kelompok yang diberi tugas membuat resume atau rangkuman dari
materi pelajaran.
e) Think-Pair-Share
Beri kesempatan siswa untuk mencari jawaban tugas secara mandiri, kemudian
bertukar pikiran dengan teman sebangku, setelah itu berdiskusi dengan pasangan
lain (menjadi 4 siswa).
f) Tipe Mind Mapping
Guru mengemukakan konsep/permasalahan utama yang akan ditanggapi oleh
siswa, membentuk kelompok diskusi dengan anggota 2-3 orang, tiap kelompok
mencatat alternatif jawaban hasil diskusi, kemudian tiap kelompok secara acak
membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokan
sesuai kebutuhan guru, dari data-data di papan siswa diminta membuat
kesimpulan atau guru memberi bandingan sesuai konsep yang disediakan guru.
g) Tipe Snowball Throwing
13
Guru menyampaikan materi yang akan disampaikan, guru membentuk kelompok
dan memanggil ketua kelompok masing-masing untuk menjelaskan materi yang
telah disampaikan oleh guru, kemudian menyampaikan kepada teman-temannya,
masing-masing siswa menyiapkan kertas untuk menuliskan 1 pertanyaan,
kemudian kertas tersebut dibentuk seperti bola dan dilempar dari satu sisw ke
siswa lain, kemudian siswa menjawab pertanyaaan yang ada di kertas yang di
lempar tersebut.
h) Dua Tinggal, Dua Tamu
Membentuk kelompok dengan anggota 4 siswa, beri tugas untuk diskusi, dua
siswa bertamu ke kelompok lain, dua siswa yang tinggal menginformasikan
hasil diskusinya kepada dua tamunya, tamu kembali ke kelompok dan
melaporkan temuan mereka dari kolmpok lain.
i) Time Token
Semua siswa di beri kartu bicara, di dalam kelompok yang sudah menyampaikan
pendapatnya harus menyerahkan satu kartunya, demikian seterusnya sampai
yang sudah habis kartunya tidak berhak bicara lagi.
j) Debat Guru
Membagi dua kelompok peserta debat yang satu pro dan yang lainnya kontra.
Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan didebatkan. Setelah
selesai membaca materi, guru menunjuk salah satu anggotanya kelompok pro
untuk berbicara saat itu ditanggapi oleh kelompok kontra demikian seterusnya
samapi sebgian besar siswa bisa mengungkapkan pendapatnya.
2.3 Karakteristik Pembelajaran Kooperatif
A. Karakteristik atau ciri pembelajaran kooperatif, sebagai berikut (Rusman:
2011:207) :
a) Pembelajaran secara tim dilakukan secara tim
b) Didasarkan pada manajemen kooperatif
Manajemen mempunyai 3 fungsi, yaitu fungsi manajemen sebagai perencanaan
pelaksanaan menunjukan bahwa pembelajaran kooperatif dilaksanakan sesuai
dengan perencanaan dan langkah-langkah pembelajaran yang sudah ditentukan.
14
Fungsi manajemen sebagai organisasi menunjukan bahwa pembelajaran
kooperatif memerlukan perencanaan yang matang agar proses pembelajaran
berjalan dengan efektif. Fungsi manajemen sebagai kontrol menunjukan bahwa
pembelajaran kooperatif perlu ditentukan keberhasilan.
c) Kemauan untuk bekerja sama
Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara
kelompok.
d) Keterampilan bekerja sama
Kemampuan bekerja sama itu dipraktikan melalui aktivitas dalam pembelajaran
secara kelompok.
B. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Kooperatif
Terdapat empat prinsip dasar pembelajaran kooperatif, sebagai berikut (Yatim
Riyanto; 2010:266).
a) Prinsip ketergantungan positif (positive interpendence)
b) Tanggung jawab perseorangan (individual accountability)
c) Interaksi tatap muka (face to face promotion interaction)
d) Keterampilan bekerja sama dan bersosialisasi (social skill)
e) Group Processing.
C. Kelebihan Dan Kelemhan Pembelajaran Kooperatif.
a) Kelebihan pembelajaran kooperatif
• Melalui strategi pembelajaran kooperatif siswa tidak terlalu menggantungkan
pada guru.
• Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahaman
sendiri
• Membantu siswa untuk respek pada orang laindan menyadari akan segala
keterbatasanya serta menerima segala perbedaan.
• Meningkatkan motivasi siswa dan memberikan rangsangan untuk berpikir.
b) Kelemahan pembelajaran kooperatif
• Penilaian yang diberikan dalam strategi pembelajaran kooperatif didasarkan
kepada hasil kerja kelompok.
15
• Upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu
yang cukup panjang.
2.4 Variasi mengajar
Variasi mengandung beberapa arti, yaitu:
1. Tindakan atau hasil perubahan dari keadaan semula
2. Selingan
3. Bentuk (Rupa) yang lain
4. Perubahan rupa (Bentuk) yang turun temurun pada binatang yang disebabkan
oleh perubahan lingkungan (Depdiknas,2003:1259).
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa variasi belajar dalam dunia
pendidikan adalah bermacam atau beragamnya bentuk (Rupa) kegiatan yang
dilakukan oleh guru dalam menyajikan materi pelajaran kepada siswa.
Tujuan Variasi mengajar mencakup empat macam :
1. Meningkatkan perhatian siswa
Selama proses pembelajaran berlangsung siswa dituntu untuk memerhatikan
materi,sikap, dan teladan yang diberikan guru. Apabila perhatian siswa
berkurang, apalagi tidak memerhatikan sama sekali, sulit diharapkan jika siswa
mengetahui dan memahami apa yang diuraikan guru. Peran guru sangat
penting artinya untuk membuat siswa terpusat pada penyajian pengajarannya.
2. Memotivasi siswa
Dalam belajar, guru dapat mengamati perbedaan prestasi siswa yang satu
dengan lainnya. Hasil pengamatan niscaya akan menunjukkan bahwa semakin
tinggi prestasi yang dicapai seorang siswa salah satunya terkait dengan besar
atau tingginya motivasi yang ia miliki.
3. Menjaga wibawa guru
Untuk menghindari berbagai kejadian yang dapat merendahkan wibawa guru
salah satunya guru harus mampu mengajar dengan penuh percaya diri,
memiliki kesiapan mental dan intelektual memiliki kekayaan metode, keluasan
tekhnik, dan sebagainya.
4. Mendorong kelengkapan fasilitas pembelajaran
16
Guru yang memiliki kemampuan variasi mengajar terlebih dahulu ditentukan
oleh penguasaannya terhadap seluruh element pembelajaran, seperti metode,
materi,media,bahan,pendekatan. Jika hal-hal itu, apalagi tidak dikuasai,akan
sangat sulit mendambakan seorang guru yang memiliki variasi mengajar
secara tepat dan diterima oleh siswa.
17