Anda di halaman 1dari 20

MERANCANG METODE PEMBELAJARAN

MATA KULIAH STRATEGI PEMBELAJARAN

Dosen pengampuh : Dr. Rustam Husain M.Pd

DI SUSUN OLEH:

KELAS 2B

KELOMPOK 7

1. MOH. FARAY BACHDAR (151419068)


2. NURKHALIZA BAKARI (151419030)
3. AINUN NASIKI (151419036)
4. NOPIANTI DAMOPOLII (151419042)
5. RIKAWATI KANTE (151419047)
6. MENTARI UNO (151419053)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat petunjuk dan bimbingan-
Nya, kami berhasil menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu untuk
menyelesaikannya yaitu makalah strategi pembelajaran yang berjudul “ Merancang Metode
Pembelajaran”
Diharapkan makalah ini dapat memberikan pengetahuan kepada kita semua tentang
apa saja metode-metode pembelajaran yang harus diterapkan dalam dunia pendidikan
Kami menyadari penyusunan makalah belum sempurna. Oleh sebab itu kami mohon
kepada pembaca atas kritik dan saran guna melengkapi dan perbaikan di masa mendatang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam menambah wawasan bagi pembaca pada
umumnya dan kami sendri sebagai penulis secara khusus.

Gorontalo, Februari 2020

Penyusun
Kelompok 7
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Tujuan pembelajaran bukanlah penguasaan materi pembelajaran, akan tetapi proses untuk
mengubah tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan yang akan dicapai (Sanjaya 2008: 215).
Pencapaian tujuan pembelajaran merupakan output/outcome dari sistem yang berjalan.
Dalam sebuah sistem tentu ada input-proses-output. Pembelajaran berada pada posisi tengah
yaitu pada proses keberlangsungan proses sangat dipengaruhi oleh input yang masukan. Sehi
ngga output sesuai apa yang diharapkan proses akan berjalan lancar apabila didukung
dengan pengetahuan dan komponen-komponen yang memadai .
Dalam pembelajaran kita mengenal istilah pendekatan pembelajaran, strategi
pembelajaran dan metode pembelajaran. Ketiga istilah itu menjadi focus pembahasan dalam
makalah ini karena itu merpakan komponen yang sangat mendukung untuk memahami
karakteristik siswa demi tercapainya tujuan pembelajaran. Proses pembelajaran akan efektif
jika pendidik paham dan mengetahui pendekatan pembelajaran yang berlanjut terhadap
pemahaman strategi pembelajaran dan memahami metode pembelajaran. Ketiga komponen
merupakan suatu kesatuan yang akan mendukung terhadap pelaksanaan pembelajaran
sesuai dengan kompetensi dan karakteristik siswa

Pelajaran yang dirancang oleh guru agar siswa melakukan kegiatan belajar, untuk mencapai
tujuan atau kompetensi yang diharapkan. Dalam pembahasan kegiatan merancang metode
pembelajaran ini, seorang pengajar semestinya memahami karakteristik siswa, tujuan
pembelajaran yang ingin memperoleh kompetensi yang harus dikuasai siswa materi ajar
yang diajarkan dan cara atau metode yang digunakan terus menerus dengan mengemas
penyajian serta penggunaan bahan dan jenis yang akan dipilih.
1.2. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan metode pembelajaran ?

2. Bagaimana mengetahui pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaaran dan metode


pembelajaran yang tepat ?

3. Bagaimana merancang kegiatan pembelajaran untuk membuat siswa aktif ?

1.3. TUJUAN

1. Untuk mengetahui maksud dari metode pembelajaran

2. Untuk mengetahui pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran dan metode


pembelajaran

3. Untuk mengetahui cara merancang kegiatan pembelajaran untuk membuuat siswa aktif
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Teori Merancang Metode Pembelajaran


Dikatakan bahwa pentingnya mengajarkan siswa bagaimana belajar atau disebut pengajaran
strategi berlandaskan pada dalil bahwa keberhasilan siswa sebagian besar bergantung pada
kemahiran untuk belajar secaara mandiri dan memonitor belajar mereka sendiri sehingga strategi
belajar mutlak diajarkan kepada siswa
a. Pengertian Strategi Belajar
Strategi belajar mengacu pada perilaku dan proses berpikir yang digunakan oleh siswa
yang memengaruhi apa yang dipelajari termasuk proses memori dan metakognitif (Nur,
2005:7).Selanjutnya, dikatakan bahwa strategi-strategi belajar adalah operator-operator
kognitif meliputi dan diatas proses-proses yang secara langsung terlibat dalam menyelesaikan
suatu tugas (belajar).
Tujuan utama dari pengajaran strategi adalah mengajarkan siswa untuk belajar atas
kemauan dan kemampuan diri sendiri atau pembelajar mandiri yang mengacu pada
pembelajar yang dapat melakukan empat hal penting yaitu
a. Secara cermat mendiagnosis suatu situasi pembelajaran
b. Memilih suatu strategi belajar tertentu untuk menyelesaikan masalah besar tertentu
yang dihadapi
c. Memonitor keefektivan strategi yang digunakan
d. Termotivasi untuk terlibat dalam situasi belajar sampai masalah terselesaikan
b. Teori Pendukung Strategi Belajar
Dukungan untuk strategi belajar diperoleh dari dua sumber teoretik, yaitu dari Vygotsky
dan psikologi kognitif. Teori Vygotsky menekankan pada tiga ide utama bahwa
a. Intelektual berkembang pada saat individu menghadapi ide-ide baru dan sulit serta
mengaitkan ide-ide tersebut dengan apa yang telah mereka ketahui
b. Interaksi dengan orang lain memperkaya perkembangan intelektual
c. Peran utama guru adalah bertindak sebagai orang penolong dan mediator
pembelajaran siswa (Arend,1997: 245). Sementara psikologi kognitif berakar dari
teori yang menjelaskan bagaimana otak bekerja dan bagaimana individu memperolah
dan memproses informasi.
Pandangan Vygotsky dan ahli psikologi kognitif dalam memahami penggunaan strategi-
strategi belajar adalah penting dengan tiga alasan, yaitu

a. Pengetahuan awal berperan dalam proses belajar


b. Memahami apa pengetahuan itu dan perbedaan diantara berbagai jenis pengetahuan
c. Membantu menjelaskan bagaimana pengetahuan diperoleh oleh manusia dan di proses
di dalam system memori otak
d. Macam-Macam Strategi Belajar
Strategi belajar dikenal dengan istilah Strategi Kognitif,karena menitik beratkan
pada kognisi seseorang. Strategi belajar ini dapat dibedakan menjadi empat macam.
a. Strategi Mengulang
Ada dua macam strategi mengulang, yaitu mengulang sederhana dan strategi
mengulang kompleks dengan cara menggaris bawahi ide-ide utama dan membuat
catatan pinggir.
b. Strategi Elaborasi
Strategi elaborasi dilakukan dengan menambahkan rincian sehingga informasi baru
akan menjadi lebih bermakna. Salah satunya dengan membuat kode.Beberapa contoh
strategi ini,sebagai berikut :
1. Notetaking (Pembuatan catatan) berdasarkan ide-ide utamadari materi ajar
sehingga diperlukan keterampilan berfikir kompleks, karna tidak sekedar
menyalin. Notetaking dapat membantu siswa mempelajari informasi secara
ringkas dan padat untuk menghafal atau pengulangan.
2. Analogi, yaitu membuat perbandingan-perbandingan untuk menunjukkan
kesamaan dengan materi yang dipelajari.
3. Metode PQ4R adalah preview,question,read,reflect,recite dan review. Prosedur
PQ4R memusatkan siswa pada pengorganisasian informasi bermakna.
c. Strategi Organisasi
Strategi organisasi melatihkan keterampilan mengorganisasikan ide-ide baru dalam
mempelajari suatu materi. Siswa perlu membuat kata-kata kunci dan membuatnya
dengan bentuk baru. Strategi ini meliputi hal-hal berikut
1. Pembuatan kerangka( outlining ), yaitu menghubungkan berbagai macam topik
atau ide dengan beberapa ide utama
2. Pemetaan ( mapping ), yaitu membuat peta( biasanya peta konsep) berdasarkan
ide-ide penting dalam bentuk diagram dan menentukan kesaling terhubungan
antar konsep tersebut.
3. Mnemonics atau dikenal dengan jembatan keledai. Ini membantu siswa untuk
mengorganisasikan informasi dan berkenaan dengan ingatan atas suatu materi.
Contoh mnemonicis yaitu
a. Chunking (pemotongan)
b. Akronim (singkatan)
c. Kata berkaitan (link-work)
Misalnya, warna pelangi dihafal dengan mejikuhibiniu: merah jingga kuning
hijau biru nila ungu.
d. Strategi Metakognitif
Metakognitif adalah pengetahuan seseorang tentang pembelajaran diri sendiri atau
berfikir tentang kemampuannya untuk menggunakan strategi-strategi pelajar tertentu
dengan benar. Berdasarkan paparan tentang macam-macam strategi belajar maka
dapat dikatakan bahwa mengajarkan strategi kognitif kepada siswa dapat membawa
kearah peningkatan hasil belajar secara nyata.

2.2 Tahapan - Tahapan Mengajar


Tahapan-tahapan mengajar akan dijelaskan berikut ini.
1. Prainstruksional
Prainstruksional merupakan tahap persiapan sebelum mengajar dimulai.Beberapa hal yang
harus dilakukan guru sebelum memulai kegiatan mengajar , sebagai berikut.
a. Memeriksa kehadiran siswaa
Kehadiran siswa perlu diperiksa sebelum kegiatan pembelajaran dimulai.Guru perlu
mengetahui apakah semua siswanya hadir ataukah ada yang tidak hadir. Kehadiran
siswa dicatat pada buku kehadiran yang biasanya disedialkan didalam kelas. Pada
kegiatan ini, guru sekaligus memeriksa kesiapan siswa dalam mengikuti
pembelajaran.
b. Mengecek kondisi kelas
Mengecek kondisi kelas, meja, dan kursi yang tertata rapi, termasuk mengecek
kebersihan kelas. Jika kondisi kelas baik, diharapkan pembelajaran juga akan
berlangsung dengan baik.
c. Mengecek peralatan yang tersedia
Mengecek peralatan yang akan digunakan guru. Misalnya, papan tulis, alat tulis,
OHP, LCD, proyektor dan peralatan penunjang lainnya
d. Mengadakan apresiasi
Jika siswa berada pada kondisi siap belajar, guru memulai pembelajaran dengan
menggunakan apresiasi. Apresiasi merupakan kegiatan awal yang berguna untuk
menggali pengetahuan awal siswa tentang materi maupun memberikan pengantar
tentang materi
e. Mengadakan pretes/tes diagnostik
Untuk mengecek pengetahuan awal siswa dengan pasti, guru dapat mengadakan
pretes atau tes diagnostic dapat dilangsungkan awal masuk materi baru. Hasil pretes
atau tes diagnostic dapat digunakan guru sebagai landasan dalam menentukan strategi
dan metode pembelajaran yang akan digunakan.
2. Intruksional (Saat-saat mengajar)
Pada kegiatan ini, ada dua kegiatan utama yang dilakukan guru,sebagai berikut
a. Inti mengajar
Berupa penyampaian materi dengan berbagai macam strategi pembelajaran.Pada
kegiatan ini,guru melaksankan desain pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang
telah dibuat sebelumnya.
b. Membuat kesimpulan
Sebelum guru mengakhiri kegiatan pembelajaran, siswa bersama-sama dengan guru
membuat kesimpulan tentang apa yang telah dipelajari.
3. Assessment (Penilaian)
Kegiatan ini dilakukan untuk mengecek pemahaman siswa tentang materi yang telah
dipelajari. Berbagai macam assessment yang dapat dilakukan antara lain kuis,ulangan harian,
dan ulangan blok.
4. Follow-Up (Tindak lanjut)
Kegiatan tindak lanjut dilakukan berdasarkan assessment yang telah dilakukan
sebelumnya.Ada dua kegiatan utama dalam tindak lanjut ini, yaitu siswa yang telah
menuntaskan materi dapat diberi pengayaan (Enrichment) dan bagi siswa yang belum
menuntaskan materi dapat diberi materi perbaikan (remedial). Bentuk tindak lanjut ini
antara lain dengan diskusi kelompok informal,penyusunan ikhtisar, pemberian PR, dan lain-
lain.
2.3 Variasi mengajar
Variasi mengandung beberapa arti, yaitu :
1. Tindakan atau hasil perubahan dari keadaan semula
2. Selingan
3. Bentuk (Rupa) yang lain
4. Perubahan rupa (Bentuk) yang turun temurun pada binatang yang disebabkan oleh
perubahan lingkungan (Depdiknas,2003:1259).

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa variasi belajar dalam dunia pendidikan
adalah bermacam atau beragamnya bentuk (Rupa) kegiatan yang dilakukan oleh guru
dalam menyajikan materi pelajaran kepada siswa.

Tujuan Variasi mengajar mencakup empat macam :


1. Meningkatkan perhatian siswa
Selama proses pembelajaran berlangsung siswa dituntu untuk memerhatikan
materi,sikap, dan teladan yang diberikan guru. Apabila perhatian siswa berkurang,
apalagi tidak memerhatikan sama sekali, sulit diharapkan jika siswa mengetahui dan
memahami apa yang diuraikan guru. Peran guru sangat penting artinya untuk
membuat siswa terpusat pada penyajian pengajarannya.
2. Memotivasi siswa
Dalam belajar, guru dapat mengamati perbedaan prestasi siswa yang satu dengan
lainnya. Hasil pengamatan niscaya akan menunjukkan bahwa semakin tinggi
prestasi yang dicapai seorang siswa salah satunya terkait dengan besar atau
tingginya motivasi yang ia miliki.
3. Menjaga wibawa guru
Untuk menghindari berbagai kejadian yang dapat merendahkan wibawa guru salah
satunya guru harus mampu mengajar dengan penuh percaya diri, memiliki kesiapan
mental dan intelektual memiliki kekayaan metode, keluasan tekhnik, dan
sebagainya.
4. Mendorong kelengkapan fasilitas pembelajaran
Guru yang memiliki kemampuan variasi mengajar terlebih dahulu ditentukan oleh
penguasaannya terhadap seluruh element pembelajaran, seperti metode,
materi,media,bahan,pendekatan. Jika hal-hal itu, apalagi tidak dikuasai,akan sangat
sulit mendambakan seorang guru yang memiliki variasi mengajar secara tepat dan
diterima oleh siswa.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Pengertian Metode Pembelajaran


Metode secara harfiah berasal dari bahasa yunani methodos, yang artinya jalan/cara.
Metode pembelajaran diartikan sebagai cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan
kegiatan pembelajaran, khusussnya kegiatan penyajian materi pelajaran kepada siswa.
Metode dalam mengajar berperan sebagai alat untuk menciptakan proses pembelajaran antara
siswa dengan guru dalam proses pembelajaran.
Metode pembelajaran merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaraan, operasionalisasi
dari strategi pembelajaran dalam menyiasati perbedaan individual siswa, meningkatkan
motivasi belajar, serta meningkatkan daya serap materi bagi siswa dan berdampak langsung
terhadap pencapaian tujuan.metode merupakan cara untuk mengantarkan materi pelajaaran
mencapai tujuan. Oleh karena itu, materi pelajaran merupakan salah satu pertimbangan guru
dalam menentukan metode pembelajaran. Tidak menutup kemungkinan jika guru tidak
memmerhatikan materi peajaran dalam menentukan metode maka akan mempersulit guru
dalam menyampaikan materi. Banyak kegagalan terjadi karena kketidaktepatan guru dalm
menentukan metode pembelajaran. (jamil suprihatiningrum, M.Pd.Si strategi pembelajaran
hal 282)
3.2. Pengertian Pendekatan, Strategi dan Model Pembelajaran
Sebelum membahas tentang pengertian pendekatan, strategi, dan metode (pembelajaran),
perlu dikemukakan terlebih dahulu pengertian pembelajaran. Wina Sanjaya (2009: 13)
mendefinisikan bahwa pembelajaran (instruction) adalah suatu sistem yang bertujuan untuk
membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang dan
disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar
siswa yang bersifat internal.
3.3. Pengertian Pendekatan Pembelajaran
Suprayekti (2004:18) menyatakan bahwa pendekatan pembelajaran menggambarkan suatu model
yang digunakan untuk mengatur pencapaian tujuan kurikulum dan memberi petunjuk kepada guru
mengenai langkah-langkah pencapaian tujuan itu.
Sedangkan Ahmad Sudradjat (2008) menyatakan bahwa pendekatan pembelajaran dapat pula
diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk
pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya
mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan
teoretis tertentu. Bagi penulis, pendekatan (approach) lebih merupakan kerangka filosofis yang
menjadi dasar pijak cara yang ditempuh seseorang untuk mencapai tujuan seperti pendekatan
humanis, liberal, teologis, quantum, dan lainnya. Pendekatan ini terkadang disebut dengan teori.
Setiap dasar filosofis yang dipakai dalam pendidikan akan berkonsekuensi pada kerangka
metodologis dan teknik yang berbeda pula meskipun secara kasat mata terlihat sama. Berdasarkan
pandangan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran merupakan titik
tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran yang sifatnya masih sangat umum dan
filosofis, di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran
dengan cakupan teoretis tertentu guna dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

3.4.Pengertian Strategi Pembelajaran


Mac Donald dalam haidir dan Salim (2012:99) mendefenisikan strategi sebagai : The art
of carring out a plan skillfully. Strategi merupakan suatu seni untuk melaksanakan sesuatu
secara baik atau terampil. Zakky Fuad (2002:51) mengatakan, strategi pembelajaran adalah
suatu pola umum perbuatan guru di dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar. Sedangkan
menurut Ahmad Rohani (2004:32) menyatakan strategi pembelajaran (pengajaran) adalah
pola umum tindakan guru-murid dalam manifestasi pengajaran. Senada dengan pendapat itu,
Syaiful Bahri dan Aswan Zain (1996:5) berpendapat bahwa strategi pembelajaran adalah
merupakan pola-pola umum kegiatan guru anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar
mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Selain itu, J. J. Hasibuan dan
Moedjiono (1996:5) berpendapat bahwa strategi pembelajaran merupakan pola umum untuk
mewujudkan guru-murid di dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar. Menurut Oemar
Hamalik (1994:79) , strategi pembelajaran merupakan pola umum mewujudkan proses
belajar mengajar dan guru maupun anak didik terlibat di dalamnya secara aktif. Nana Sudjana
dalam Ahmad Rohani (2004:34) menyatakan, bahwasanya strategi pembelajaran (pengajaran)
merupakan taktik yang digunakan pendidik dalam melaksanakan proses belajar mengajar
(pengajaran), agar dapat mempengaruhi anak didik mencapai tujuan pembelajaran (taktik)
secara efektif dan efisien. Sementara itu, Kemp dalam Wina Senjaya (2009:215)
mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus
dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
J. R David juga dalam Wina Sanjaya menyatakan bahwa dalam strategi pembelajaran
terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat
konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan
pembelajaran. Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat diahami bahwasannya strategi
pembelajaran merupakan pola-pola tindakan yang digunakan pendidik pada berbagai ragam
event pengajaran dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan instruksional (tujuan
pengajaran yang telah ditentukan). Dengan kata lain konsep strategi pembelajaran dalam
pandangan (pendapat) para ahli tersebut di atas mengandung pengertian yakni berbagai
kemungkinan terhadap apa yang akan direncanakan dan dilaksanakan seorang pendidik pada
proses kegiatan pengajaran tertentu untuk mencapai tujuan pengajaran secara efektif dan
efisien.

3.5.Pengertian Model Pembelajaran


Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial.
Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk
di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan
pembelajaran dan pengelolaan kelas (Arends, 1997:7). Begitu uga dengan pendapat Joyce
(1992:4) bahwa setiap model mengarahkan kita dalam merancang pembelajaran untuk
membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran. Joyce dan Weil (1992: 1)
menyatakan bahwa, model mengajar merupakan model belajar, dengan model tersebut guru
dapat membantu siswa untuk mendapatkan atau memperoleh informasi, ide, keterampilan,
cara berpikir, dan mengekspresikan ide diri sendiri. Selain itu, mereka juga mengajarkan
bagaimana mereka belajar. Model pembelajaran adalah pola konseptual yang
menggambarkan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar. Fungsi model pembelajaran adalah sebagai acuan bagi perancang
pengajaran dan para pendidik dalam melaksanakan pembelajaran. Pemilihan model
pembelajaran sangat dipengaruhi oleh sifat dan jenis materi yang akan diajarkan, tujuan yang
akan dicapai dalam pembelajaran, serta tingkat kemampuan atau kompetensi peserta didik.

3.6. Perbedaan Pendekatan, Strategi dan Model Pembelajaran


Pendekatan pembelajaran merupakan titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya
masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari
metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dari pendekatan pembelajaran yang
telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam strategi pembelajaran. Strategi
pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya digunakan
berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of
operation achieving something” sedangkan metode adalah “a way in achieving something”
.Jadi, metode pembelajaran menekankan pada cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selanjutnya metode pembelajaran itu masih dijabarkan
lagi ke dalam teknik dan taktik pembelajaran. Di sini, teknik pembelajaran lebih menekankan
pada cara guru dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan,
penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak
membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan
penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula,
dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang
siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru
pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama. Sementara taktik
pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik
pembelajaran tertentu yang sifatnya personal. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama
menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang
digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor
karena memang dia memilikisense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang
memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia
memang sangat menguasai bidang itu. Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau
kekhasan dari masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe
kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan menjadi
sebuah ilmu sekaligus juga seni (kiat).
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa perbedaan antara pendekatan,
strategi, metode, teknik, taktik, dan model pembelajaran terletak pada hal-hal berikut:

TABEL 1
Perbandingan Antara Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik Pembelajaran

NO ISTILAH PEMBELAJARAN PENJELASAN


Lebih merupakan titik tolak atau sudut pandang
guru terhadap proses pembelajaran yang sifatnya
masih sangat umum; di dalamnya mewadahi,
1 Pendekatan pembelajaran
menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode
pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.

Lebih bersifat konseptual untuk mencapai suatu


2 Strategi pembelajaran
tujuan pembelajaran.

Lebih mengarah pada implementasi metode


3 Teknik pembelajaran
secara spesifik dan teknis

Lebih mengarah pada gaya mengajar seorang


4 Taktik pembelajaran guru yang bersifat personal. Di sini bertemu
antara ilmu (mengajar) dan seni.

Bingkai dari penerapan suatu pendekatan,


5 Model pembelajaran
strategi, metode, teknik, dan taktik pembelajaran

3.7. Merancang kegiatan pembelajaran untuk membuat siswa aktif


Kegiatan pembelajaran yang dilakukan didalam kelas oleh guru tidak selamanya
disukai siswa, maka dari itu kita sebagai guru harus mampu membuat kegiatan
pembelajaran didalam kelas itu hidup agar nantinya siswa bisa ikut aktif dalam kegiiatan
pembelajaran. Berikut beberapa cara agar kegiatan pembelajaran bisa membuat siswa
aktif saat pembelajaran.
a) STAD (Student Team Achievement Division)
Ada lima langkah yang dilakukan pada STAD, yaitu:
• Tahap penyajian materi
• Tahap kegiatan kelompok
• Tahap tes individual
• Tahap perhitungan skor perkembangan individu
• Tahap pemberian penghargaan kelompok.
b) Jigsaw
Dibentuk kelompok oleh guru, kemudian dibentuk lagi kelompok ahli, grup ahli ini
mempelajari materi yang sama, setelah siswa belajar di grup ahli, mereka kembali ke
kelompok semula.
c) Group Investigation
Siswa membentuk kelompok sendiri, kemudian guru memberikan materi dan
permasalahan, setiap kelompok memecahkan masalah tersebut dan mereka dapat
mencari data di kelas atau di luar kelas, setelah itu pada waktunya mereka harus
melaporkan hasil kelompok dalam hal analisis dan kesimpulan.
d) Group Resume
Dibentuk kelompok yang diberi tugas membuat resume atau rangkuman dari materi
pelajaran.
e) Think-Pair-Share
Beri kesempatan siswa untuk mencari jawaban tugas secara mandiri, kemudian
bertukar pikiran dengan teman sebangku, setelah itu berdiskusi dengan pasangan lain
(menjadi 4 siswa).
f) Tipe Mind Mapping
Guru mengemukakan konsep/permasalahan utama yang akan ditanggapi oleh siswa,
membentuk kelompok diskusi dengan anggota 2-3 orang, tiap kelompok mencatat
alternatif jawaban hasil diskusi, kemudian tiap kelompok secara acak membaca hasil
diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokan sesuai kebutuhan guru,
dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi
bandingan sesuai konsep yang disediakan guru.
g) Tipe Snowball Throwing
Guru menyampaikan materi yang akan disampaikan, guru membentuk kelompok dan
memanggil ketua kelompok masing-masing untuk menjelaskan materi yang telah
disampaikan oleh guru, kemudian menyampaikan kepada teman-temannya, masing-
masing siswa menyiapkan kertas untuk menuliskan 1 pertanyaan, kemudian kertas
tersebut dibentuk seperti bola dan dilempar dari satu sisw ke siswa lain, kemudian
siswa menjawab pertanyaaan yang ada di kertas yang di lempar tersebut.

h) Dua Tinggal, Dua Tamu


Membentuk kelompok dengan anggota 4 siswa, beri tugas untuk diskusi, dua siswa
bertamu ke kelompok lain, dua siswa yang tinggal menginformasikan hasil diskusinya
kepada dua tamunya, tamu kembali ke kelompok dan melaporkan temuan mereka dari
kolmpok lain.
i) Time Token
Semua siswa di beri kartu bicara, di dalam kelompok yang sudah menyampaikan
pendapatnya harus menyerahkan satu kartunya, demikian seterusnya sampai yang
sudah habis kartunya tidak berhak bicara lagi.
j) Debate Guru
Membagi dua kelompok peserta debat yang satu pro dan yang lainnya kontra. Guru
memberikan tugas untuk membaca materi yang akan didebatkan. Setelah selesai
membaca materi, guru menunjuk salah satu anggotanya kelompok pro untuk berbicara
saat itu ditanggapi oleh kelompok kontra demikian seterusnya samapi sebgian besar
siswa bisa mengungkapkan pendapatnya.

3.8. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif


Karakteristik atau ciri pembelajaran kooperatif, sebagai berikut (Rusman:2011:207):
a) Pembelajaran secara tim dilakukan secara tim
b) Didasarkan pada manajemen kooperatif
Manajemen mempunyai 3 fungsi, yaitu fungsi manajemen sebagai perencanaan
pelaksanaan menunjukan bahwa pembelajaran kooperatif dilaksanakan sesuai dengan
perencanaan dan langkah-langkah pembelajaran yang sudah ditentukan. Fungsi
manajemen sebagai organisasi menunjukan bahwa pembelajaran kooperatif
memerlukan perencanaan yang matang agar proses pembelajaran berjalan dengan
efektif. Fungsi manajemen sebagai kontrol menunjukan bahwa pembelajaran
kooperatif perlu ditentukan keberhasilan.
c) Kemauan untuk bekerja sama
Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara kelompok.
d) Keterampilan bekerja sama
Kemampuan bekerja sama itu dipraktikan melalui aktivitas dalam pembelajaran
secara kelompok.

3.8.1Prinsip-Prinsip Pembelajaran Kooperatif.


Terdapat empat prinsip dasar pembelajaran kooperatif, sebagai berikut (Yatim Riyanto;
2010:266).
a) Prinsip ketergantungan positif (positive interpendence)
b) Tanggung jawab perseorangan (individual accountability)
c) Interaksi tatap muka (face to face promotion interaction)
d) Keterampilan bekerja sama dan bersosialisasi (social skill)
e) Group Processing.

3.8.2 Kelebihan Dan Kelemhan Pembelajaran Kooperatif.


a) Kelebihan pembelajaran kooperatif
• Melalui strategi pembelajaran kooperatif siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru.
• Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahaman sendiri
• Membantu siswa untuk respek pada orang laindan menyadari akan segala keterbatasanya
serta menerima segala perbedaan.
• Meningkatkan motivasi siswa dan memberikan rangsangan untuk berpikir.
b) Kelemahan pembelajaran kooperatif
• Penilaian yang diberikan dalam strategi pembelajaran kooperatif didasarkan kepada hasil
kerja kelompok.
• Upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup
panjang.

3.8.2Macam-macam Metode Pembelajaran


Macam-macam metode pembelajaran sangat banyak, beragam dan terus berkembang.
Namun di sini, penulis akan menyajikan macam-macam metode pembelajaran
tersebut.Dalam kitab Muqaddimah, Ibn Khaldun juga mengemukakan beberapa hal yang
yang berkenaan dengan metode pendidikan Islam. Berikut uraian pemikiran Ibnu Khaldun
yang berkenaan dengan metode pendidikan Islamdalam pelaksanaan pembelajaran.
a. Metode Hafalan
Metode hafalan telah dikenal sejak awal perkembangan Islam. Hal ini bisa dilihat dari
upaya para sahabat dalam menghafal Al-Qur’an dan Hadist. Selanjutnya generasi-
generasi sesudahnya pun tetap mengembangkan hafalan hafalan ini.

b. Metode Dialog
Metode Dialog adalah metode yang paling tepat untuk menguasai suatu disiplin ilmu.
Metode ini agar seseorang memiliki kemampuan dalam menguasai suatu ilmu
pengetahuan.
c. Metode Widya Wisata
Metode ini pernah di terapkan oleh Nabi Khaidir kepada Nabi Musa. Dalam metode ini,
Nabi Khaidir yang menjadi guru Nabi Musa membawanya pada objek secara langsung.
Dengan mengadakan perjalanan, Nabi Khaidir memberikan pelajaran kepada Nabi
Musa. Kisah tersebut tercantum di dalam Al-Qur’an.
d. Metode Keteladanan
Secara psikologis manusia cenderung meniru karakter orang lain, terutama orang yang
di figurkannya. Peniruan tersebut biasanya bersumber dari kondisi mental seseorang
yang senantiasa merasa bahwa dirinya berada dalam perasaan yang sama dengan
kelompok lain sehingga dalam peniruan ini anak-anak sedang mencari identitas diri,
cenderung meniru orang dewasa atau meniru gurunya.dengan melakukan kontak
langsung dengan sang guru maka seorang murid diharapkan mampu meniru atau
meneladaninya baik dari penguasaan ilmu pengetahuan, budi pekerti, sikap, maupun
sifatnya.

Anda mungkin juga menyukai