Anda di halaman 1dari 371

SAUMI SETYANINGRUM, S.Pd., M.

Si

KONSEP DASAR
IPA TENTANG
MAKHLUK
HIDUP
PERPUSTAKAAN NASIONAL:
Katalog Dalam Terbitan (KDT)
KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP
(14,8 x 21 cm = xvi + 353 halaman)

ISBN: -------------------------

Judul Buku:
KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP

Penulis:
SAUMI SETYANINGRUM, S.Pd., M.Si

Kreatif:
JULIASMAN

Cover Designer:
SETIA PURWADI

Cetakan Pertama, 2018

Diterbitkan oleh:
IAIN Pontianak Press
PERSEMBAHAN

Karya ini saya dedikasikan untuk:

1. Kedua orang tua kami yaitu Bapak Saridjan (Alm)


dan Ibu Kamirah (Alm) yang selalu memberikan
support terbaik selama hidupnya bagi kami.

2. Suami tercinta, Dr. Arief Sukino, S.Ag., M.Ag


yang selalu memberikan motivasi dan dukungan baik
materiil maupun spirituil demi terselesaikannya peny-
usunan buku ini.

3. Kedua putri tercantik: Naafi’ Fitriani Sri Sundari


(14 tahun) dan Arifany Fitria Retnoningrum ( 9 ta-
hun).

4. Ananda Amir Rifani dan Ananda Sutan Syahir


(teruslah belajar dan berkarya selagi ada kesempatan).

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


iii
PRAKATA PENULIS

Segala puji bagi Allah Dzat Pemberi kebaikan


yang Qadim. Pemberi nikmat yang universal dan
Pemilik keutamaan yang mulia dan agung. Maha
Suci Allah yang telah menciptakan makhluk-Nya
dalam bentuk kreasi yang paling baik. Salah satu
sifat-Nya adalah Maha Pengasih dan Maha Tahu. Ia
telah memberikan kemampuan dan kemauan kepada
hamba-hamba-Nya yang terpilih untuk terus berkarya
dan menuangkan semua ide brilian mereka dalam
bentuk tulisan.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


iv
Selanjutnya, shalawat dan salam disampaikan
kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad saw,
karena atas ketulusannya, kita dapat dikeluarkan dari
alam kejahilan menuju alam yang penuh iman dan
takwa.
Buku yang ada di hadapan pembaca ini
merupakan buku kedua yang disusun oleh penulis.
Secara umum buku ini membahas mengenai konsep
dasar IPA yang berisi materi tentang makhluk hidup.
Bagian awal dibicarakan mengenai pentingnya IPA
bagi kehidupan sebagai pengetahuan awal mengapa
IPA harus dipelajari dan diketahui. Bagian kedua dan
selanjutnya dibahas mengenai makhluk hidup mulai
tumbuhan, hewan dan manusia.
Buku ini perlu untuk dibaca oleh calon guru yang
berbasis IPA seperti mahasiswa Program Studi PGMI/
PGSD atau guru yang mengajarkan IPA.
Penulisan buku Konsep Dasar IPA tentang
Makhluk Hidup ini berkat bantuan dari berbagai
pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pada kesempatan yang baik ini, kami, selaku penulis
menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya serta
rasa terima kasih setulus-tulusnya kepada semua
pihak yang telah memberikan sumbangan yang sangat
berguna dalam penyelesaian penulisan buku Konsep
Dasar IPA tentang Makhluk Hidup ini.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


v
Penghargaan dan rasa terima kasih kami
sampaikan kepada Bapak Dr. Arief Sukino, S.Ag.,
M.Ag yang selalu memberikan dukungan penuh demi
terselesaikannya buku ini dan pihak IAIN Press yang
telah memberikan fasilitas untuk cetak terbit buku
Konsep Dasar IPA tentang Makhluk Hidup ini.
“Tiada gading yang tak retak”. Kepada pembaca
diharapkan adanya saran, kritik maupun masukan
yang membangun untuk perbaikan dari penulisan buku
Konsep Dasar IPA tentang Makhluk Hidup ini. Semoga
penulisan buku Konsep Dasar IPA tentang Makhluk
Hidup ini dapat memberikan inspirasi dan motivasi
kepada pembaca. Amin.

Pontianak, Agustus 2018


Penulis

Saumi Setyaningrum, S.Pd., M.Si

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


vi
DAFTAR ISI

PERSEMBAHAN ~iii
PRAKATA PENULIS ~iv
DAFTAR ISI ~vii
DAFTAR TABEL ~xii
DAFTAR GAMBAR ~xiv

BAB I IPA DAN PERANANNYA BAGI


KEHIDUPAN ~1
A. Pengertian IPA ~1
B. Karakteristik IPA ~3
C. Peranan IPA bagi Kehidupan
Manusia ~13

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


vii
BAB II DUNIA TUMBUHAN ~16
A. Organ Tumbuhan ~16
B. Perkembangbiakan Tumbuhan ~34
C. Gerak pada Tumbuhan ~57
D. Penyesuaian Tumbuhan terhadap
Lingkungan ~61
E. Klasifikasi Tumbuhan ~65
F. Kegunaan Tumbuhan ~72
G. Pelestarian Tumbuhan ~76

BAB III DUNIA HEWAN ~78


A. Filum Porifera ~79
B. Filum Coelenterata ~80
C. Filum Platyhelminthes ~81
D. Filum Nemathelminthes ~82
E. Filum Annelida ~83
F. Filum Molusca ~84
G. Filum Echinodermata ~85
H. Filum Arthropoda ~85
I. Filum Chordata ~87
J. Klasifikasi Hewan Berdasarkan Jenis
Makanan ~97
K. Penyesuaian Hewan Terhadap
Lingkungan ~98
L. Pelestarian Hewan ~105

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


viii
BAB IV SISTEM RANGKA MANUSIA ~107
A. Tulang ~107
B. Otot ~125

BAB V SISTEM PEREDARAN DARAH ~134


A. Darah ~135
B. Jaringan Pembentukan Darah ~139
C. Struktur Jantung dan Pembuluh
Darah ~140
D. Pembuluh Darah ~147
E. Evolusi Lengkung-Lengkung Aorta
pada Vertebrata ~154
F. Sirkulasi Darah ~157
G. Sistem Peredaran Limfe ~160

BAB VI SISTEM PENCERNAAN


MANUSIA ~166
A. Zat Makanan ~166
B. Sistem Pencernaan ~195
C. Kelainan dan Penyakit pada Sistem
Pencernaan Manusia ~202

BAB VII SISTEM PERNAPASAN ~204


A. Sistem Pernapasan pada
Manusia ~204
B. Mekanisme Bernapas ~208

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


ix
C. Sistem Pernapasan pada
Hewan ~209

BAB VIII SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA


DAN HEWAN ~217
A. Definisi dan Fungsi Sistem
Ekskresi ~217
B. Alat-Alat Ekskresi pada
Manusia ~218
C. Kelainan dan Penyakit pada Sistem
Ekskresi ~227
D. System Ekskresi pada Hewan ~232

BAB IX SISTEM KOORDINASI ~238


A. Sel Saraf ~238
B. Prinsip Penghantaran Impuls ~244
C. Susunan Sistem Saraf ~248
D. Sistem Saraf Tak Sadar
(Otonom) ~272
E. Lengkung Refleks dan Gerak
Refleks ~280
F. Gangguan pada Sistem Saraf ~282
G. Endokrin ~284
H. Indra ~305

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


x
BAB X SISTEM REPRODUKSI ~321
A. Alat Reproduksi Mamalia
Jantan ~322
B. Alat Reproduksi Mamalia
Betina ~328
C. Pembentukan Gamet Betina ~332
D. Siklus Mentruasi pada Wanita ~334
E. Kehamilan ~337
F. Persalinan ~340
G. Kontrasepsi ~341

DAFTAR PUSTAKA ~347


RIWAYAT HIDUP ~351

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan antara Akar Monokotil dan


Dikotil ~20
Tabel 2.2 Perbedaan Struktur Batang Tumbuhan
Monokotil dan Dikotil ~25
Tabel 2.3 Perbedaan Struktur Daun Tumbuhan
Monokotil dan Dikotil ~30
Tabel 6.1 Jenis, Sumber, Fungsi dan Akibat
Kekurangan Vitamin ~178
Tabel 6.2 Jenis, Sumber, Fungsi dan Akibat
Kekurangan Mineral ~185

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


xii
Tabel 9.1 Lokasi dan Fungsi Saraf-Saraf Cranial
pada Manusia ~264
Tabel 9.2 Fungsi Saraf Otonom ~276
Tabel 9.3 Tipe-Tipe Kelenjar pada Pars Distalis
Adenohipofisisdan Hormon-Hormon
yang Dihasilkannya ~290
Tabel 10.1 Hormon Pendukung System
Reproduksi Pria ~327
Tabel 10.2 Hormon Reproduksi Wanita ~333
Tabel 10.3 Perkembangan Janin dalam
Uterus ~340

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Bunga ~36


Gambar 2.2 Macam-Macam Penyerbukan pada
Tumbuhan ~38
Gambar 2.3 Contoh Proses Pembuahan Tunggal
pada Pinus (Gymnospermae) ~41
Gambar 2.4 Contoh Proses Pembuahan Ganda
pada Angiospermae ~43
Gambar 6.1 Sistem Pencernaan Manusia ~201
Gambar 7.1 Sistem Pernapasan Manusia ~205
Gambar 7.2 Penampang Paru-Paru ~211

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


xiv
Gambar 7.3 Alat Pernapasan pada Katak ~213
Gambar 7.4 Alat Pernapasan pada Ikan ~215
Gambar 8.1 Paru-Paru Manusia ~225
Gambar 8.2 Hati ~226
Gambar 8.3 Alat Ekskresi pada Planaria ~233
Gambar 8.4 Struktur Nefridia pada Cacing
Tanah ~234
Gambar 8.5 Diagram yang Menunjukkan Letak
Pembuluh Malpighi pada
Belalang ~235
Gambar 8.6 Mekanisme Ekskresi Ikan Air Laut
dibandingkan dengan Ikan Air
Tawar ~237
Gambar 9.1 Bagian-Bagian Sel Saraf ~239
Gambar 9.2 Akson yang Diperbesar ~241
Gambar 9.3 Sel Saraf dan Sinapsis ~243
Gambar 9.4 Pembagian Neuron Berdasarkan
Struktur ~244
Gambar 9.5 Sinapsis ~246
Gambar 9.6 Lokasi, Anatomi dan Cara Kerja
Sinapsis ~248
Gambar 9.7 Bagian-Bagian Otak Manusia ~250
Gambar 9.8 Lobus pada Otak Besar ~255
Gambar 9.9 Otak dan Kegiatan-Kegiatan yang
Dikontrolnya ~258
Gambar 9.10 Penampang Melintang Sumsum Tulang

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


xv
Belakang ~263
Gambar 9.11 Saraf Simpatik dan
Parasimpatik ~275
Gambar 9.12 Saraf Tepi dan Aktivitas-Aktivitas yang
Dikendalikannya ~279
Gambar 9.13 Gerak Sadar ~281
Gambar 9.14 Gerak Refleks ~281

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


xvi
BAB I

IPA DAN PERANANNYA


BAGI KEHIDUPAN

A. Pengertian IPA
Ketika anda akan mempelajari alam semesta
beserta isinya maka anda harus mempelajari IPA
sebagai salah satu ilmu pengetahuan. Apa sebenarnya
yang dimaksud dengan IPA? Apa saja yang dipelajari
dalam IPA? Bagaimanakah karakteristik materi yang
dipelajari dalam IPA?
Anda telah belajar IPA sejak di Sekolah Dasar.
Sudah barang tentu Anda dapat menjawab pertanyaan
apa itu IPA. IPA terdiri atas Biologi, Fisika dan Kimia.
Pada tingkat yang lebih tinggi dimasukkan juga geologi,
geodesi, astronomi. Apa yang dipelajari Biologi, Fisika
dan Kimia sebagai bagian dari IPA?
IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan
gejala-gejala alam dan kebendaan yang sistematis,
tersusun secara teratur, berlaku secara umum, berupa
kumpulan hasil observasi dan eksperimen. Dengan
demikian sains tidak hanya sebagai kumpulan tentang

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


1
makhluk hidup atau benda tetapi tentang cara kerja,
cara berpikir dan cara memecahkan masalah.
IPA atau natural sciences, secara sederhana
bisa diartikan sebagai ilmu tentang alam, beserta
peristiwa yang terjadi didalamnya. Dengan demikian
IPA membahas gejala-gejala alam yang disusun
secara sistematis, didasarkan pada hasil percobaan
dan pengamatan yang dilakukan manusia.
Menurut Powler (1992) dalam Abu Ahmadi
(2000:1-2) IPA merupakan ilmu yang yang disusun
atau dirumuskan secara sistemtis berhubungan
dengan gejala-gejala alam dan kebendaan yang
didasarkan atas pengamatan dan induksi. Dengan
demikian sains tidak hanya sebagai kumpulan tentang
benda atau makhluk hidup, tetapi tentang cara kerja,
cara berpikir, dan cara memecahkan masalah.Secara
ringkas dapat dikatakan IPA merupakan usaha
manusia dalam memahami alam semesta melalui
metode khusus yakni pengamatan yang tepat (correct)
pada sasaran serta menggunakan prosedur yang
benar (true) dan dijelaskan dengan penalaran yang
sahih (valid) sehingga dihasilkan kesimpulan yang
betul (truth). Jadi, IPA mengandung tiga hal: proses
(usaha manusia memahami alam semesta), prosedur
(pengamatan yang tepat dan prosedurnya benar) dan
produk (kesimpulannya betul) Abdullah Ali dan Eny

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


2
Rahma (2006:18)
Selain menggunakan istilah IPA biasanya para
ahli menggunakan istilah sains (science) adalah
langkah-langkah yang ditempuh oleh para lmuan
untuk melakukan penyelidikan dalam rangka mencari
penjelasan tentang gejala-gejala alam. Langkah-
langkah tersebut antara lain merumuskan masalah,
merumuskan hipotesis, merancang eksperimen,
mengumpulkan data lapangan, menganalisis dan
menyimpulkan.

B. Karakteristik IPA
Ada tiga pertanyaan mendasar dalam IPA yang
memerlukan jawaban, yaitu:
1. Apa yang terjadi?
- Apa yang Anda cari pada saat pergi ke Taman
Nasional Baluran dan menemukan kerusakan
habitat dari Invertebrata yang hidup di pantai
Baluran?
- Apa yang Anda cari pada saat membaca
laporan para astronot yang telah melakukan
penerbangan ke luar angkasa?
- Apa yang Anda cari pada saat melakukan
penelitian tentang pertumbuhan kacang hijau
di laboratorium Universitas Tanjung Pura?
- Semuanya itu ingin menjawab: “Apa yang

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


3
terjadi?”
2. Bagaimana itu terjadi?
Anda membandingkan jenis hewan darat dan
hewan air atau Anda membaca tentang laporan
terjadinya pencemaran di sungai Kapuas. Apa
tujuannya? Anda ingin menjawab: “Bagaimana itu
terjadi?”
1. Mengapa itu terjadi?
Pertanyaan itu juga dibuat oleh para ahli IPA.
Mereka bertanya tentang apa yang terjadi di
sana dan bagaimana itu terjadi. Selanjutnya
mereka akan membuat rekonstruksi sejarah
objek yang mereka pelajari, entah itu hewan,
entah tumbuhan, entah batu-batuan, entah
tanah dan lain sebagainya. Semua usaha
itu diarahkan untuk menjawab pertanyaan:
“Mengapa itu terjadi?”
Pernahkah Anda melakukan kegiatan yang
berhubungan dengan IPA? Setiap kegiatan yang
berhubungan dengan IPA berlangsung dengan
cara khusus. Tujuan IPA adalah mempelajari alam
semesta. Kebanggaan mempelajari IPA terpancar
dari kebebasannya menjelajahi alam semesta dan
melakukan eksplorasi. Namun demikian, agar suatu
temuan memiliki validitas yang tinggi maka diperlukan
suatu pedoman.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


4
Kebenaran IPA bergantung pada evidensi-
evidensi dari dunia nyata yang dianalisis dan
diinterpretasikan secara logis. Proses kreatif memang
penting dalam berpikir IPA namun tunduk pada aturan
tertentu tetap diperlukan. IPA bersifat kontekstual baik
waktu maupun budaya. IPA sebagai proses merujuk
suatu aktivitas ilmiah yang dilakukan para ahli IPA.
Setiap aktivitas ilmiah mempunyai ciri rasional, kognitif
dan tujuan. Dalam melaksanakan aktivitas ilmiah yang
merupakan kegiatan kognitif, Anda harus memiliki
tujuan yaitu mencari kebenaran, mencari penjelasan
yang terbaik. Aktivitas ilmiah semacam ini dipayungi
oleh suatu kegiatan yang disebut penelitian.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan
untuk menyatakan IPA sebagai aktivitas kognitif.
Pertama, IPA bukan seni. Seni merupakan usaha
manusia untuk mengungkapkan perasaannya atau
gagasannya sehingga orang lain merasa senang dan
bahagia. Karena itu, seni sangat individual. IPA, boleh
jadi individual dalam hal mencari dan mempelajarinya
tetapi pengetahuan yang Anda konstruksi memerlukan
validasi orang lain sehingga menjadi yang paling baik
yang dapat diterima bersama. IPA merupakan usaha
bersama dalam memahami dunia sekitar. Kedua,IPA
bukan teknologi. Anda mungkin, juga seperti yang lain
sering merancukan antara IPA dan teknologi. Apa yang

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


5
dilakukan orang dengan IPA dan apa yang dilakukan
orang dengan teknologi tidak sama. Anda belajar IPA
karena ingin tahu tentang apa yang terjadi dan mengapa
itu terjadi. Sedangkan, orang lain yang belajar teknologi
ingin mengetahui bagaimana cara menggunakan
itu untuk membuat sesuatu sehingga hidup manusia
lebih nyaman. Ketiga, IPA bukan agama. IPA dan
agama berbeda. IPA mencari penjelasan tentang asal,
hakikat, dan proses yang terjadi di alam semesta
yang secara fisik teramati. Agama mencari penjelasan
tentang makna dari keberadaan manusia di dunia ini,
untuk memahami jiwa manusia, menetapkan apa yang
terjadi sesudah kematian serta menetapkan bentuk
ibadah yang semestinya dilakukan oleh manusia. Oleh
karena itu kita tidak perlu mempertentangkan antara
penjelasan IPA dengan penjelasan agama, keduanya
sungguh berbeda.
Walaupun demikian, IPA bukan kebenaran yang
pasti karena kebenaran sebuah teori bersifat tentative.
Ambil sebuah contoh ada teori atom terdiri atas inti
dan electron yang mengorbit inti. Menurut Anda, teori
ini benar atau salah? Kita tahu bahwa banyak bukti
yang mendukung teori ini. Namun demikian, belum
ada satupun orang yang sungguh dapat mengisolasi
satu atom dalam pengamatannya. Karena itu,
sesungguhnya orang tidak tahu dengan pasti tentang

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


6
atom itu.
Kita menerima hal itu sebagai teori yang berguna
untuk menjelaskan beberapa sifat atom. Tetapi ada
sifat-sifat lainnya yang tidak dapat diterangkan dengan
teori itu. Para ahli fisika, kimia dan biologi telah
menjelajahi IPA. Para ahli menyusun teori dan telah
menguji kebenarannya. Namun demikian, para ahli
juga siap menerima bukti-bukti baru walaupun bukti-
bukti itu akan menyebabkan teori yang disusunnya
harus direvisi atau bahkan digugurkan para ahli IPA.
Mereka berusaha mencapai kesimpulan yang paling
baik berdasarkan bukti-bukti terkini dan paling lengkap.
Oleh karena itu, IPA tidak dogmatis. Kebenaran IPA
siap untuk ditinjau kembali, siap direvisi, siap ditelaah
ulang.
Pengetahuan IPA dibangun berdasarkan
data yang tersedia. Data diperoleh melalui suatu
prosedur yang disebut metode ilmiah. Apa arti metode
ilmiah? Metode ilmiah merupakan cara terbaik untuk
memisahkan yang benar dari yang tidak benar. Metode
ilmiah merupakan suatu cara memperoleh pengetahuan
secara ilmiah. Atau juga merupakan penggabungan
antara rasionalisme dan empirisme. Cara-cara berpikir
rasional dan empiris dapat diketahui dari cara kerja
atau prosedur yang terdapat di dalam kegatan ilmiah.
Dengan metode tersebut kegiatan penelitian obyektif

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


7
untuk menemukan, mengembangkan dan menguji
ilmu pengetahuan yang sudah ada sebelumnya. Untuk
itu langkah apa saja yang perlu Anda lakukan?
Menurut Abdullah Ali (2006:13-15), langkah-
langkah dalam melakukan metode ilmiah adalah
sebagai berikut:
a. Perumusan kerangka masalah dan studi
pendahuluan. Masalah dapat timbul secara
sengaja maupun tidak sengaja ditemukan untuk
dipecahkan. Contoh masalah yang tidak sengaja
ditemukan adalah tanaman yang tumbuh dekat
dengan kandang kambing tampak lebih subur
dibanding tanaman yang tumbuh di tempat lain.
Masalah yang yang sengaja ditemukan yaitu
seorang dokter menguji dosis obat yang tepat
untuk mengobati suatu penyakit. Masalah dapat
diperoleh dengan melalui pengamatan atau
observasi. Observasi dilakukan untuk mencari
gambaran atau informasi tentang objek yang
akan diteliti. Observasi dapat dilakukan dengan
melihat kondisi di sekitar atau investigasi di
suatu tempat. Observasi dapat dilakukan secara
langsung menggunakan alat-alat indra. Selain
itu, observasi juga dapat dilakukan secara tidak
langsung menggunakan alat-alat bantu seperti
lup, mikroskop dan teropong.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


8
b. Perumusan masalah. Perumusan masalah
bertujuan untuk memperjelas batasan
permasalahan yang akan dipecahkan. Untuk
memperoleh rumusan masalah yang baik dapat
dituliskan sebagai sebuah kalimat tanya seperti
apa, bagaimana dan mengapa. Contoh: 1)
Apakah sungai Kapuas sudah termasuk kategori
sungai tercemar?. 2) Bagaimana cara mengatasi
pencemaran yang terjadi di sungai Kapuas?.
3) Mengapa perkecambahan biji kacang hijau
lebih cepat tumbuh di tempat gelap daripada
tempat terang?. Dalam ketiga contoh di atas,
Anda membatasi satu lingkup masalah yang jelas
dan memerlukan jawaban lewat penelitian atau
percobaan. Coba bandingkan dengan pertanyaan
berikut: “Bagaimana cahaya mempengaruhi
pertumbuhan tumbuhan?”. Anda tentu melihat
berbagai bagian dari proses pertumbuhan serta
berbagai macam jenis tumbuhan. Terlalu luas
bukan?. Buatlah suatu rumusan masalah yang
bisa mengarah ke percobaan seperti ketiga contoh
di atas. Pertanyaan: “Apakah tumbuhan itu?”.
Bukanlah pertanyaan percobaan. Jawaban itu
dapat ditemukan dalam berbagai buku literature
yang menjabarkan mengenai definisi tumbuhan.
Sebelum melakukan penelitian dari masalah yang

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


9
telah ditemukan perlu dirumuskan tujuannya. Hal
ini supaya penelitian lebih terarah dan mencapai
hasil optimal.
c. Pengumpulan informasi. Pengumpulan informasi
dalam bentuk studi literature berupa teori, konsep
dan hasil penelitian yang sesuai dengan masalah
yang diajukan. Sumber pengetahuan tersebut dapat
digunakan untuk memperoleh jawaban sementara
dari permasalahan yang diajukan. Gunakan
referensi bahan cetak: buku, jurnal, majalah, surat
kabar, tentu saja juga yang elektronik. Gunakan
juga informasi dari para professional, misal: guru/
dosen, ilmuwan-fisikawan atau biologiwan.
d. Pengajuan hipotesis. Hipotesis merupakan
jawaban sementara dari permasalahan yang
diajukan. Hipotesis bersifat teoritis sehingga harus
diuji kebenarannya. Contoh hipotesis: cahaya
mempengaruhi pertumbuhan tanaman kacang
hijau. Sebaiknya, hipotesis dibuat berdasarkan
hasil percobaan eksploratif yang telah dilakukan.
e. Melakukan eksperimen. Hipotesis yang Anda
ajukan harus diuji kebenarannya dengan
melakukan percobaan. Sebelum melakukan
percobaan, alat dan bahan yang digunakan
harus ditentukan terlebih dahulu. Selain itu, Anda
harus menentukan variable percobaan. Variable

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


10
percobaan ada tiga macam yang harus ditentukan
yaitu variable bebas, terikat dan control. Variable
bebas adalah variable yang sengaja dibuat tidak
sama dalam suatu percobaan. Variable terikat
adalah variable yang terjadi karena perlakuan
variable bebas. Variable control adalah variable
yang dibuat sama dalam suatu percobaan. Contoh
judul percobaan: Pengaruh kadar pupuk urea
terhadap pertumbuhan kecambah kacang hijau.
Variable bebas dari judul percobaan di atas adalah
kadar pupuk yang dibuat bervariasi agar dapat
diketahui pengaruhnya. Variable terikat yaitu tinggi
tanaman dan jumlah daun. Variable control dari
percobaan di atas yaitu frekuensi penyiraman,
keadaan lingkungan dan jenis tanah.
f. Analisis data. Data diperoleh dari hasil eksperimen.
Data tersebut harus diolah dalam bentuk tabel,
grafik, atau diagram sehingga mudah dipahami
orang lain. Elanjutnya data tersebut dibandingkan
dengan teori, fakta atau konsep yang ada dalam
kajian literature.
g. Pengambilan kesimpulan. Kesimpulan harus
mengacu pada hasil eksperimen. Ada dua
kemungkinan yang ada dalam pengambilan
kesimpulan yaitu kemungkinan hipotesis diterima
atau kemungkinan hipotesis ditolak. Contoh

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


11
hipotesis: “Ada pengaruh volume air terhadap
pertumbuhan kecambah jagung”. Apabila data
yang diperoleh tidak sesuai dengan hipotesis yang
dibuat maka jangan pernah merubah hipotesis
tetapi carilah penjelasan yang mungkin mengapa
terjadi perbedaan itu. Cari cara lain yang mungkin
dapat dibuat percobaan baru.
IPA sebagai produk ilmiah dapat berupa
pengetahuan IPA yang dapat Anda temukan di
dalam buku-buku ajar, majalah-majalah ilmiah, buku-
buku teks, artikel ilmiah yang terbit pada jurnal serta
pernyataan-pernyataan para ahli IPA. Secara umum
produk ilmu pengetahuan itu dapat dibagi menjadi:
fakta, konsep, lambang, konsepsi atau penjelasan dan
teori. Fakta berupa fenomena yang terjadi di alam.
Selanjutnya para ahli IPA menyusun konsep yang terdiri
dari satu kata atau lebih gabungan kata. Misal: meja,
kursi, panas, suhu, volume. Untuk mempermudah
komunikasi dengan orang awam maka para ahli
menyusun lambang-lambang yang dapat dimengerti
oleh seluruh lapisan kalangan, seperti lambang huruf
T untuk suhu. Deskripsi seseorang mengenai konsep-
konsep IPA sering diberi label konsepsi,seperti definisi.
Secara ringkas karakteristik IPA dapat ditulis
mempunyai obyek kajian berupa benda konkret,
dikembangkan berdasarkan pengalaman empiris,

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


12
sistematis dengan metode ilmiah yang menghasilkan
hasil kajian yang bersifat obyektif, menggunakan cara
berpikir logis dan konsisten serta teori yang dihasilkan
berlaku umum.

C. Peranan IPA Bagi Kehidupan Manusia


IPA telah memberikan sumbangan yang sangat
penting bagi kesejahteraan manusia. Kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi memberi kesempatan
berkembangnya IPA secara luas. IPA merupakan
ilmu murni (biologi, fisika dan kimia) yang sangat
mempengaruhi perkembangan ilmu-ilmu terapan.
Contoh: biologi yang melingkupi beberapa bidang ilmu
terapan antara lain kedokteran, pertanian, peternakan,
perikanan, industry, farmasi dan lain sebagainya. Hal
ini dinyatakan oleh Departemen Pertanian (2004)
bahwa kemajuan dalam bidang mikroorganisme sangat
dibutuhkan dalam mengatasi menurunya kualitas
tanah, khususnya pada struktur tanah dan kejenuhan
pada unsr hara tertentu. Maka dari itu diperlukan
sistem pertanian organik. Sebagaimana yang telah
direncanakan oleh pemerintah dengan program
Go Organik 2010. Keberhasilan sistem pertanian
organik tentu saja tidak terlepas dari peran mikroba.
Raphaella et al. (2003),dan Royan (2005) secara
tegas menyatakan berdasarkan hasil penelitianya

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


13
memberikan rekomendasi bawa sistem pertanian
organic untuk tanaman seperti sayuran organik lebih
memberikan manfaat bagi pengunanya.
Peranan IPA (biologi) dalam bidang kedokteran
yaitu penemuan berbagai antibiotic yang dihasilkan
oleh mikroorganisme, pembuatan serum dan
antibody, penanganan operasi bedah serta ditemukan
berbagai macam alat-alat berteknologi modern seperti
pesawat X-ray Mobile, CT Scan dan USG. Pesawat
X-ray Mobile digunakan untuk diagnostic, terapi dan
penelitian kedokteran. CT Scan adalah suatu alat
yang menggunakan computer dan sinar-X untuk
memperoleh gambaran organ tubuh dalam bentuk
sayatan kecil. Alat ini biasanya digunakan untuk
memperlihatkan kelainan patologis pada organ tubuh
yang tidak dapat terlihat jelas pada foto rontgen biasa.
Ultrasonografi (USG) adalah alat sensor menggunakan
gelombang suara frekuensi tinggi yang dipancarkan
oleh transduser. Alat ini berfungsi untuk memantau
perkembangan janin dalam kandungan.
Peranan IPA dalam bidang pertanian. Penemuan
bibit unggul dari berbagai jenis tanaman, pembuatan
pupuk organic dan pemberantasan hama secara
biologis.
Ilmu pengetahuan dan teknologi sangat
berhubungan erat, bisa dikatakan teknologi adalah

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


14
terapan dari ilmu pengetahuan. Hubungan IPA dan
Teknologi bisa dikatakan langsung dan bisa juga tidak
langsung. Hubungan langsung misalnya:
1. Dengan perkembangannya pengetahuan
mengenai inti atom dihasilkan sumber energi
baru yang kemudian dilanjutkan penggunaannya
sebagai sumber energi listrik yang dikenal sebagai
pusat listrik tenaga nuklir.
2. Dengan ditemukannya sifat gelombang elektron,
dan penemuan ini dikembangkan dalam
pembuatan mikroskop elektron yang mempunyai
daya perbesaran 20.000-30.000 kali sehingga
virus dan unsur kimia dapat dilihat dengan jelas.
3. Berkembangnya biologi dan ilmu kimia dapat
memanfaatkan organisme dalam industri seperti
industri minuman yogurt, tempe, sumber energi
dari limbah (biogas).
4. Beberapa lukisan Picasso dan Rembrant ternyata
menggunakan ilmu ukur ruang level tinggi sehingga
dapat di nikmaati para penggemar seni sebagai
karya seni lukis yang sangat menakjubkan.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


15
BAB II

DUNIA TUMBUHAN

A. Organ Tumbuhan
Tumbuhan atau tanaman merupakan makhluk
hidup yang sangat dekat dengan kehidupan kita. Setiap
hari kita makan nasi, buah-buahan dan sayur-mayur
yang merupakan anggota dari kerajaan tumbuhan.
Bahkan pakaian yang setiap hari kita pakai juga berasal
dari tumbuhan yaitu kapas. Tumbuhan atau tanaman
adalah makhluk hidup yang sangat kita butuhkan
dalam kehidupan sehari-hari. Tidak terbayang apa
jadinya dunia tanpa kehadiran tumbuhan. Tumbuhan
bisa kita temukan di berbagai tempat yang sangat
berbeda kondisi lingkungannya. Mulai gurun yang
sangat gersang sampai pantai yang basah, kita dapat
menemukan tumbuhan.
Ciri-ciri tumbuhan yaitu tersusun dari sel
eukariotik (sel yang telah memiliki membrane inti),
multiseluler, memiliki vakuola, mempunyai dinding sel
dari selulosa, mempunyai klorofil sehingga mampu
melakukan proses fotosintesis (autotrof karena mampu
membuat makanan sendiri) (Brian E.S. Gunning,

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


16
1996:16-18).

A.1 Akar
Berbagai macam tumbuhan meskipun tetap diam
di tempatnya, tumbuhan juga membutuhkan makanan
setiap saat seperti halnya juga hewan dan manusia.
Tumbuhan tidak memiliki perangkat atau organ tubuh
untuk mendapatkan makanan sebagaimana yang
dimiliki hewan atau manusia. Tumbuhan memiliki
akar yang tertanam di dalam tanah. Akar ini berfungsi
menyerap air dan saripati makanan kemudian
disalurkan ke batang, dahan-dahan, ranting-ranting,
dedadunan dan buah-buahnya. Dengan demikian,
bumi laksana ibu bagi tumbuh-tumbuhan, ibu yang
memelihara dan menyusui. Selain untuk menyerap
air dan makanan lain, akar juga berfungsi sebagai
penegak agar tumbuhan itu tidak tumbang atau roboh
ditiup angin.akarpun dapat berfungsi sebagai tempat
cadangan makanan seperti pada tanaman wortel.
Struktur luar akar terdiri dari batang akar,
cabang akar, rambut akar, dan tudung akar. Akar
berkembang dari meristem apical di ujung akar yang
dilindungi kaliptra (tudung akar). Kaliptra dibentuk oleh
kaliptrogen. Tudung akar terdiri atas sel-sel parenkim
yang berdinding tipis dan berbentuk kubus, penuh
berisi protoplasma dan sedikit vakuola. Pembelahan

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


17
meristem apical membentuk zona pemanjangan sel,
diferensiasi sel dan zona pendewasaan sel.
Akar tersusun atas berbagai jaringan berikut
yaitu epidermis, korteks, endodermis dan silinder pusat
(stele). Epidermis akar berkembang dari protoderma.
Sel epidermis akar berbentuk pipih dan berdinding
tipis, tersusun dari selapis sel, tersusun rapat dan
mempunyai rambut akar yang berfungsi untuk
memperluas bidang penyerapan. Korteks merupakan
daerah antara epidermis dengan silinder pusat. Korteks
terdiri dari sel-sel parenkim yang tersusun melingkar.
Pada beberapa tumbuhan air, sel-sel parenkim korteks
tersusun teratur, dan mempunyai banyak ruang udara.
Sel-sel korteks sering mengandung zat tepung atau
kristal. Pada tumbuhan monokotil, korteks biasanya
mengandung sklerenkim. Letak korteks pada akar
lebih luar daripada letak korteks pada batang. Lapisan
terluar korteks yang langsung berbatasan dengan
epidermis dapat berdiferensiasi menjadi hypodermis
yang dinding selnya mengandung suberin atau lignin
yang disebut eksodermis. Jadi pada korteks terdapat
jaringan parenkim, kolenkim atau sklerenkim. Lapisan
terdalam dari korteks akar berdiferensiasi menjadi
endodermis. Endodermis terdiri dari selapis sel-sel
yang tebal, yang menandai batas korteks. Pada sel
endodermis muda terdapat penebalan dinding oleh

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


18
zat suberin atau lignin mengelilingi dinding radial.
Penebalan itu membentuk rangkaian berbentuk
pita. Penebalan seperti pita ini disebut pita caspary.
Penebalan ini bermula dari penebalan yang berupa titik
atau disebut titik caspary. Pita caspary mencegah air
masuk melintasi dinding sel. Untuk masuk ke silinder
pusat, air melewati endodermis yang dindingnya tidak
menebal, yang disebut sel penerus air. Endodermis
yang berhadapan dengan xylem hanya membentuk
penebalan pita. Ini berarti endodermis berperan
mengatur lalu lintas zat ke dalam pembuluh akar.
Silinder pusat (stele) terletak di sebelah dalam lapisan
endodermis. Stele pada akar tersusun oleh jaringan-
jaringan pengangkut xylem, floem dan perisikel.
Perisikel terdiri dari sel bertipe parenkim yang berada
di antara endodermis dan jaringan pembuluh. Perisikel
berkembang dari prokambium. Kambium dan jari-jari
empulur dibentuk dari perisikel (Brian E.S. Gunning,
1996:154-174).
Pada tumbuhan monokotil, xylem primer terletak
berselang-seling dengan floem primer, dengan letak
xylem lebih ke dalam dari floem. Pada tumbuhan dikotil,
xylem letaknya di pusat akar dan pada beberapa jenis
berbentuk seperti bintang.
Struktur akar tumbuhan monokotil dan dikotil
berbeda. Untuk mengetahui perbedaan akar monokotil

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


19
dan dikotil lihat tabel 2.1 di bawah ini.
Tabel 2.1 Perbedaan antara Akar Monokotil dan
Dikotil
No Jaringan Akar Dikotil Akar Monokotil
1 Epidermis Bagian terluar Bagian terluar
akar akar
2 Korteks Daerah di Daerah di
sebelah dalam sebelah dalam
epidermis epidermis
3 Endodermis Di sebelah Di sebelah
dalam korteks dalam korteks
4 Perisikel Di sebelah Di sebelah
dalam dalam
endodermis endodermis
5 Xylem Berbentuk Berdekatan
bintang di dengan floem
pusat, tersusun
radial atau
membentuk
jari-jari bersama
dengan floem
6 Floem Di antara jari-jari Berdekatan
yang dibentuk dengan xylem
oleh xylem, dan tidak
dipisahkan oleh dipisahkan oleh
cambium kambium
7 Empulur Bagian tengah Bagian tengah

A.2 Batang
Batang merupakan bagian tumbuhan yang
berada di permukaan tanah. Batang berfungsi sebagai

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


20
tempat duduk daun, sarana lintasan air, mineral
dan makanan antar bagian tumbuhan yaitu antar
akar, batang dan daun, memperluas tajuk tumbuhan
untuk efisiensi penangkapan cahaya matahari,
tempat tumbuhnya organ-organ generative, efisiensi
penyerbukan dan membantu pemencaran benih, dan
pada tumbuhan tertentu sebagai tempat penyimpanan
makanan cadangan.
Struktur morfologi batang sebagai berikut bagian
dari ujung batang dan daunnya disebut kuncup terminal
sedangkan kuncup ketiak disebut kuncup aksilar. Jika
suatu batang diiris membujur maka akan tampak bagian
berupa daun muda, jaringan meristem, buku dan ruas
antar buku. Pada tumbuhan Angiospermae ada tiga
tipe batang yaitu tipe rumput (calamus), tipe lunak
berair (herba atau terna) dan tipe berkayu. Tumbuhan
berkayu umumnya berbatang keras, tebal dan panjang.
Permukaan batang yang tua umumnya kasar dan
terdapat lentisel pada tempat-tempat tertentu. Lentisel
berfungsi sebagai tempat keluar masuknya gas pada
tumbuhan. Batang tumbuhan herba umumnya lunak,
hijau karena berklorofil, jaringan kayunya sedikit atau
tidak ada, ukuran batang kecil dan pendek. Bagian luar
batang berupa lapisan epidermis yang berdinding tipis
dan terdapat stomata. Contoh tumbuhan herba adalah
bayam.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


21
Struktur anatomi batang sebagai berikut pada
ujung batang yang sedang tumbuh, tepatnya di
belakang titik tumbuh, terbentuk jaringan primer. Dari
luar ke dalam, jaringan primer terdiri atas jaringan
berikut ini: 1) protoderma merupakan bagian luar yang
akan membentuk epidermis, 2) prokambium terletak di
bagian tengah, sel-selnya lebih panjang. Jaringan ini
akan membentuk jaringan pembuluh xylem dan floem
serta cambium vascular (cambium yang terletak di
antara xylem dan floem), 3) meristem dasar merupakan
jaringan yang akan membentuk empulur dan korteks.
Semua tumbuhan memiliki struktur primer yaitu
struktur jaringan yang terbentuk saat awal pertumbuhan
batang pada ujung batang. Akan tetapi hanya tumbuhan
dikotil yang memiliki struktur sekunder cambium
sehingga dapat terjadi pertumbuhan sekunder.
Struktur primer batang monokotil terdiri dari
epidermis pada bagian luar, dan pada bagian dalam
terdiri atas ikatan pembuluh, empulur dan sklerenkim.
Ikatan pembuluh pada struktur primer batang monokotil
tersebar acak hingga ke empulur sehingga korteks dan
silinder pusat tidak tampak.
Struktur primer batang dikotil dibangun oleh
jaringan-jaringan primer sebagai berikut: 1) Epidermis
merupakan jaringan berbentuk sel-sel pipih yang
berfungsi melindungi jaringan didalamnya. Dinding sel

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


22
epidermis tebal dan dilapisi oleh kutin atau kutikula. 2)
Korteks merupakan jaringan yang terletak di bawah
epidermis yang tersusun dari sel-sel parenkim yang
berbentuk bulat, berdinding tipis, dan bervakuola
besar. Fungsi utamanya adalah menyimpan cadangan
makanan. Pada beberapa jenis tumbuhan dindingnya
mengalami penebalan membentuk kolenkim dan
sklerenkim yang berfungsi memperkuat batang. 3)
Stele atau silinder pusatmerupakan bagian terdalam
dari batang. Lapisan terluar dari silinder pusat dibatasi
oleh perisikel atau perikambium. Stele tersebut disusun
oleh xylem primer, floem primer, cambium vascular dan
empulur. Xylem primer merupakan jaringan kompleks
yang terbentuk pada pertumbuhan primer. Jaringan
xylem primer merupakan jaringan kompleks karena
tersusun oleh pembuluh xylem dan trakeid. Floem
primer merupakan jaringan majemuk atau kompleks
karena tersusun oleh beberapa macam sel yang mampu
mengangkut zat organic hasil fotosintesis dari daun
ke bagian lain tumbuhan. Pendukung utama fungsi
pengangkutan pada floem adalah elemen floem yang
berupa el-sel pipa yang ujungnya mempunyai tapisan
(saringan) sehingga disebut pembuluh tapis. Serabut
floem kecil dan panjang dengan penebalan dinding
lignin dan pada sel yang tua tidak berprotoplasma.
Cambium vascular (cambium pembuluh) merupakan

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


23
jaringan yang bersifat meristematik dan terbentuk
dari prokambium. Cambium ini terletak di antara
jaringan xylem dan floem. Pembelahan ke arah luar
dari sel-sel cambium akan membentuk floem sekunder
sedangkan ke arah dalam akan membentuk xylem
sekunder. Empulur merupakan bagian dalam dari
batang yang tersusun oleh sel-sel parenkim sebagai
tempat penyimpanan makanan.
Struktur sekunder batang pada tumbuhan dikotil.
Tumbuhan dikotil yang sudah tua selain memiliki
jaringan primer juga memiliki jaringan sekunder yang
terbentuk akibat aktivitas cambium. Macam-macam
jaringan sekunder pada tumbuhan dikotil sebagai
berikut: 1) Floem sekunder merupakan jaringan
floem yang letaknya lebih dalam dari floem primer
yang dibentuk oleh cambium ke arah luar. Akibat
pembentukan jaringan floem sekunder secara terus
menerus, batang tanaman dikotil terus membesar atau
mengalami pertumbuhan sekunder. 2) Xilem sekunder
merupakan jaringan xylem yang dibentuk oleh jaringan
cambium ke arah dalam. Letak xylem sekunder lebih
ke arah luar daripada letak xylem primer. Pertumbuhan
jaringan xylem sekunder yang terus menerus
menyebabkan pembentukan jari-jari xylem semakin
besar. Pertumbuhan jari-jari xylem tidak sama setiap
tahun, hal ini tergantung pada curah hujan, persediaan

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


24
air dan makanan, dan pengaruh musim. Fenomena
tebal tipisnya pertumbuhan jari-jari batang atau cepat
lambatnya pertumbuhan membesar menyebabkan
terbentuknya lingkaran tahun yang dapat digunakan
untuk memperkirakan umur tumbuhan. 3) Gabus dan
cambium gabus. Gabus merupakan jaringan yang
dibentuk oleh felogen (cambium gabus) ke arah luar
sedangkan ke arah dalam felogen akan membentuk
feloderma atau parenkim gabus. Gabus atau felem
terdiri dari sel-sel berbentuk kotak, dinding selnya
mengalami penebalan oleh suberin dan bersifat
impermiabel. Perbedaan struktur batang tumbuhan
monokotil dan dikotil dapat dilihat pada tabel 2.2.
Tabel 2.2 Perbedaan Struktur Batang Tumbuhan
Monokotil dan Dikotil
No Monokotil Dikotil
1 Batang tidak bercabang- Batang bercabang-
cabang cabang
2 Pembuluh angkut Pembuluh angkut
tersebar teratur dalam susunan
lingkaran atau
berselang-seling
3 Tidak mempunyai Mempunyai cambium
cambium vascular vascular sehingga dapat
sehingga tidak dapat tumbuh membesar
tumbuh membesar
4 Mempunyai meristem Tidak mempunyai
interkalar meristem interkalar

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


25
No Monokotil Dikotil
5 Tidak memiliki jari-jari Jari-jari empulur berupa
empulur deretan parenkim
di antara berkas
pengangkut
6 Tidak dapat dibedakan Dapat dibedakan antara
antara daerah korteks daerah korteks dan
dan empulur empulur

A.3 Daun
Daun merupakan bagian tumbuhan yang
biasanya berbentuk lembaran pipih, berwarna hijau.
Ada beberapa jenis daun yang berbentuk jarum
seperti pada pinus atau seperti sisik misalnya pada
kaktus. Selain itu, masih banyak modifikasi bentuk
lain dari daun. Daun tumbuhan duduk pada batang
dengan pola teratur dan tertentu. Daun biasanya
memiliki umur tertentu dan akan gugur setelah usia
tertentu. Fungsi daun adalah tempat fotosintesis,
tempat pengeluaran air melalui transpirasi dan gutasi,
menyerap karbondioksida dan respirasi.
Daun dapat dikelompokan berdasarkan susunan
atau struktur tertentu. Berdasarkan bentuk helaian
daun atau dilihat dari posisi relative bagian daun yang
paling lebar, daun dikelompokkan sebagai berikut:
1) Bagian terlebar di tengah helaian daun. Termasuk
kelompok ini antara lain: bentuk bundar, misalnya

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


26
daun teratai (Nelumbium nelumbo), bentuk
memanjang, misalnya srikaya (Annona muricata),
bentuk lanset, misalnya daun kamboja (Plumeira
acuminata).
2) Bagian terlebar di bawah tengah daun. Termasuk
kelompok ini antara lain: bentuk bulat telur,
misalnya daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis), bentuk segitiga, misalnya daun bunga
pukul empat (Mirabilis jalapa), bentuk jantung,
misalnya daun waru (Hibiscus tiliaceus), dan
bentuk panah, misalnya daun enceng (Sagittaria
sagittifolia).
3) Bagian terlebar di atas tengah daun. Termasuk
bentuk ini adalah: bentuk segitiga terbalik,
misalnya daun semanggi (Marsilea crenata),
bentuk bulat telur sungsang, misalnya daun sawo
kecik (Manilkara kauki).
4) Bagian daun sama lebar. Termasuk kelompok
ini antara lain: bentuk garis, misalnya daun dari
tumbuhan rumput-rumputan, bentuk pita, misalnya
daun jagung (Zea mays), dan bentuk jarum,
misalnya daun pinus (Pinus merkusii).
Berdasarkan bentuk ujung daun dapat dibedakan
sebagai berikut:
1) Runcing, umumnya terdapat pada daun bentuk
bulat panjang, lanset atau segitiga. Misalnya daun

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


27
oleander (Nerium oleander).
2. Meruncing, contohnya ujung daun sirsak (Annona
muricata).
3) Membulat, contohnya daun teratai besar
(Nelumbium nelumbo).
4) Romping atau rata, contohnya ujung daun
semanggi (Marselia crenata).
5) Terbelah, contohnya ujung daun bayam
(Amaranthus hybridus).
6) Berduri, contohnya daun nenas sebrang (Agave
sp).
Berdasarkan bentuk tepi daun dapat dibedakan
sebagai berikut:
1) Rata, contohnya daun nangka (Artocarpus integra).
2) Bergerigi, contohnya daun lantana (Lantana
camara).
3) Bergigi, contohnya daun beluntas (Pluchea indica).
4) Beringgit, contohnya daun cocor bebek (Kalanchu
pinnata).
5) Berombak, contohnya daun air mata pengantin
(Antigonon leptopus).
Berdasarkan susunan tulang daun dapat
dibedakan sebagai berikut:
1) Menyirip, contohnya daun mangga (Mangifera
indica).
2) Menjari, contohnya daun papaya (Carica papaya).

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


28
3) Melengkung, contohnya daun gadung (Dioscorea
hispida).
4) Sejajar, contohnya daun teki-tekian (Cyperus
rotundus).
Struktur anatomi daun terdiri atas tiga system
jaringan yakni epidermis, jaringan dasar (parenkim)
dan jaringan pengangkut (vaskular). Epidermis
daun mengandung sel-sel kipas dan stomata yang
terdapat pada kedua permukaan atau permukaan
bawah saja. Di bawah epidermis biasanya terdapat
hypodermis yang merupakan derivate dari epidermis.
Epidermis atas pada daun biasanya dilindungi oleh
lapisan kutikula atau lilin untuk mencegah terjadinya
penguapan yang terlalu besar. Jaringan dasar (mesofil)
terletak di antara epidermis atas dan epidermis bawah.
Mesofil merupakan daerah utama tempat terjadinya
fotosintesis. Pada kebanyakan daun dikotil, mesofil
terdiferensiasi menjadi parenkim palisade (jaringan
tiang) dan parenkim spons (jaringan bunga karang).
Sel-sel palisade bentuknya memanjang, mengandung
banyak kloroplas dan tersusun rapat. Parenkim spons
bentuknya tidak teratur, bercabang, mengandung
lebih sedikit kloroplas dan tersusun renggang.
Kloroplas mengandung klorofil yang berperan dalam
fotosintesis. Berkas pengangkut (xylem dan floem)
pada daun terdapat di tulang daun dan mempunyai

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


29
susunan seperti berkas pengangkut pada batang,
walaupun tidak seluas yang terdapat pada batang.
Semakin dekat dengan ujung tulang daun, susunan
berkas pengangkut semakin sederhana. Perbedaan
struktur daun tumbuhan monokotil dan dikotil dapat
dilihat pada tabel 2.3.
Tabel 2.3. Perbedaan Struktur Daun Tumbuhan
Monokotil dan Dikotil
No Jaringan Daun Daun Dikotil
Monokotil
1 Epidermis dan Lapisan Lapisan
kutikula permukaan atas permukaan atas
dan bawah daun dan bawah daun
2 Stomata Berderet di Melapisi
antara urat daun permukaan atas
dan bawah daun
3 Mesofil Pada cekungan Di antara
di antara urat lapisan
daun epidermis atas
dan bawah
4 Urat daun Pada helai daun Pada helai daun

A.4 Bunga
Bunga merupakan alat perkembangbiakan pada
tumbuhan kelompok Angiospermae. Bunga disebut alat
perkembangbiakan karena di dalam bunga terdapat
alat-alat reproduksi seperti benang sari, putik dan
kandung lembaga. Bunga merupakan hasil modifikasi

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


30
dari daun. Bunga dibentuk oleh meristem ujung khusus
yang berkembang dari ujung pucuk vegetative setelah
dirangsang oleh faktor internal (hormonal) dan faktor
eksternal (musim, iklim dan makanan). Jadi bunga
hanya muncul pada saat tertentu saja.
Bentuk luar bunga beraneka ragam tergantung
pada jenis tumbuhan. Namun sebenarnya pola struktur
dasar bunga kurang lebih sama. Bagian-bagian utama
pada bunga adalah kelopak bunga (calyx), mahkota
bunga (corolla), benang sari (stamen), putik (pistillum),
dan lembaga (ovarium). Taylor A. Steeves, Vipen K.
Sawheny, (2017:18-24)
Bagian-bagian bunga dapat pula dikelompokan
dalam dua bagian yaitu bagian steril dan bagian
fertile. Bagian steril terdiri atas ibu tangkai bunga
(pedunculus), tangkai bunga (pedicellus), dasar bunga
(receptale), daun pelindung (brachtea), daun tangkai
(brachteola), daun kelopak (sepal), dan daun mahkota
(petal). Bagian fertile terdiri atas benang sari sebagai
mikrosporofil dan putik sebagai makrosprorofil dengan
daun buah sebagai penyusunnya.
Kelopak bunga (calyx) adalah bagian bunga
terluar atau paling rendah kedudukannya pada dasar
bunga. Kelopak bunga biasanya berwarna hijau.
Kelopak juga merupakan modifikasi dari daun yang
tersusun melingkar. Bagian atau lembaran kelopak

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


31
bunga disebut juga daun kelopak (sepal).
Mahkota bunga (corolla) terletak di sebelah
dalam atau di atas kelopak bunga. Lembaran mahkota
disebut juga daun mahkota (petal). Ukuran mahkota
biasanya lebih besar dan lebih berwarna-warni
dibandingkan kelopak bunga. Mahkota dan kelopak
bunga sering disebut perhiasan bunga. Kadang-
kadang ditemui suatu bunga yang tidak berdaun
kelopak (asepalus), tidak bermahkota (apetalus),
atau tidak memiliki perhiasan (bunga telanjang). Ada
juga tumbuhan yang antara mahkota dan kelopaknya
tidak bisa dibedakan baik bentuk maupun warnanya
dan disebut tenda bunga (misalnya bunga sungsang).
Lembaran daun tenda bunga disebut tepalus.
Benang sari (stamen) terletak di tengah mahkota.
Secara lengkap bagian-bagian dari benang sari adalah
tangkai (filamen), kepala sari (anther), dan serbuk sari
(pollen). Benang sari merupakan penghasil serbuk sari
yang merupakan gamet jantan pada tumbuhan.
Putik (pistillum) terletak di bagian pusat bunga.
Putik berasal dari modifikasi daun. Lembaran
penyusun putik disebut karpel. Jumlak karpel bisa
satu atau lebih. Setiap karpel memiliki ovarium yang
didalamnya terdapat sel telur. Di atas ovarium terdapat
tangkai (stilus) yang mendukung kepala putik (stigma).
Stilus berupa saluran sempit, tempat lewatnya serbuk

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


32
sari saat pembuahan. Stigma merupakan tempat
melekatnya serbuk sari saat penyerbukan.
Tidak setiap bunga memiliki organ reproduksi
yang lengkap. Bunga yang memiliki putik dan benang
sari dalam satu bunga disebut bunga hermafrodit,
sedangkan yang hanya memiliki benang sari disebut
bunga jantan dan yang hanya memiliki putik disebut
bunga betina.

A.5 Buah dan Biji


Buah berkembang dari bakal buah. Buah yang
seluruhnya terbentuk dari bakal buah disebut buah
sejati, missal buah mangga (Mangifera indica). Adapun
buah yang terbentuk dari bakal buah dan bagian lain
dari bunga disebut buah semu. Buah semu misalnya
buah jambu monyet (Anacardium occidentale).
Buah biasanya tersusun dari tiga bagian yaitu
kulit buah, daging buah dan lapisan dalam buah. Kulit
buah (eksokarp) pada tumbuhan ada yang keras dan
ada yang lunak. Pada buah kering, kulit buahnya keras
seperti kayu, misalnya buah kacang tanah. Ada juga
buah yang eksokarpnya seperti selaput tipis, misalnya
buah tomat. Daging buah (mesokarp) merupakan
lapisan tengah di bawah eksokarp dan biasanya
berdaging tebal. Contoh pada buah mangga dan
papaya. Lapisan dalam buah (endokarp) merupakan

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


33
lapisan paling dalam yang mengelilingi biji. Endocarp
ada yang tebal dan keras, misalnya pada buah kelapa.
Sementara itu, bakal biji yang terdapat dalam
bakal buah berkembang menjadi biji. Biji merupakan
alat perkembangbiakan utama. Biji terdiri dari kulit biji,
tangkai biji dan inti biji. Kulit biji merupakan bagian
terluar biji. Pada tumbuhan Angiospermae, kulit biji
terdiri atas kulit luar (testa) dan kulit dalam (tegmen).
Pada tumbuhan Gymnospermae, kulit biji terdiri atas
kulit luar (sarkotesta), kulit tengah (sklerotesta), dan
kulit dalam (endotesta). Setelah biji masak, biji akan
terlepas dari tali pusar atau tangkai biji dan pada
bijinya hanya tampak bekasnya yang disebut pusar
biji. Inti biji terdiri atas lembaga dan putik lembaga
(albumen). Lembaga merupakan calon individu baru
dan putih lembaga merupakan jaringan beisi makanan
cadangan. Taylor A. Steeves, Vipen K. Sawheny,
(2017:52-54)

B. Perkembangbiakan Tumbuhan
Perkembangan merupakan proses menuju
kedewasaan pada makhluk hidup. Proses ini bersifat
kualitatif artinya tidak dapat dinyatakan dalam
ukuran jumlah, panjang atau tinggi maupun berat.
Suatu mahkluk hidup dinyatakan dewasa apabila
alat perkembangbiakannya telah berfungsi. Pada

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


34
tumbuhan bila telah berbunga.
Flora atau tumbuh-tumbuhan sama halnya
dengan binatang dan manusia sama-sama melakukan
kegiatan berkembang biak dengan tujuan untuk
menghindari kepunahan pada spesies atau rasnya.
Kegiatan berkembangbiak atau beranak ini pada
tumbuhan dapat dilakukan secara tidak kawin
atau tanpa melalui perkawinan antara sel kelamin
jantan betina atau kepala putik dengan benang sari.
Perkembangbiakan tumbuhan terbagi dua yaitu secara
generative dan secara vegetative.
Perkembangbiakan generatif adalah terjadinya
individu baru yang didahului dengan peleburan
dua sel gamet. Peristiwa ini disebut pembuahan.
Pembuahan (fertilisasi) pada tumbuhan berbiji akan
terjadi kalau didahului adanya proses penyerbukan
(persarian/polenasi).William K. Purves, et.all
(2004:750)
Penyerbukan adalah sampainya serbuk sari
pada tempat tujuan. Pada tumbuhan Gymnospermae,
tujuan serbuk sari adalah tetes penyerbukan,
sedangkan pada tumbuhan Angiospermae, tujuan
serbuk sari adalah kepala putik.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


35
Gambar 2.1 Struktur Bunga

Macam-macam Penyerbukan
a. Berdasarkan penyebab sampainya serbuk sari
pada tujuan
1. Anemogami: penyerbukan yang disebabkan
oleh angin. Ciri-ciri tumbuhan yang
penyerbukannya dibantu oleh angin ialah:
bunganya tidak bermahkota, serbuk sarinya
bergantungan kedudukannya, serbuk sarinya
banyak dan ringan, serta kepala putiknya
besar. Contohnya: rumput, tebu, dan alang-
alang.
2. Zoidiogami: penyerbukan yang dibantu oleh
hewan. Berdasarkan jenis hewannya dapat

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


36
dibedakan lagi menjadi:
2.1 Entomogami: penyebabnya ada-
lah serangga. Tumbuhan yang
penyerbukannya memerlukan bantuan
serangga umumnya mempunyai ciri-ciri:
mahkota bunga berwarna mencolok,
mengeluarkan bau yang khas dan
mempunyai kelenjar madu.
2.2 Ornitogami: penyerbukan karena bantuan
burung, terjadi pada tumbuhan yang
bunganya mengandung madu atau air.
2.3 Kiropterogami: penyerbukan karena
bantuan kelelawar, terjadi pada tumbuhan
yang bunganya mekar pada malam hari.
2.4 Malakogami: penyerbukan karena bantuan
siput, terjadi pada tumbuhan yang banyak
dilekati siput.
3. Hidrogami: penyerbukan karena bantuan air.
Ini pada umumnya terjadi pada tumbuhan
yang hidup di dalam air, misalnya Hydrilla.
4. Antropogami: disebut juga penyerbukan
buatan atau sengaja, yaitu penyerbukan
karena bantuan manusia. Hal ini dilakukan oleh
manusia karena tidak terdapatnya vektor yang
dapat membantu penyerbukan. Contohnya,
tumbuhan vanili.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


37
pada kelompok padi, kebanyakan bunga
jagung, alang2 dsb diserbuki oleh serangga
penyerbukannya dibantu
angin

Burung Kolibri, salah satu Bunga Vanili, salah satu


hewan penyerbuk contoh tumbuhan yang
penyerbukannya dibantu
manusia
Gambar 2.2. Macam-Macam Penyerbukan
pada Tumbuhan

b. Berdasarkan asal serbuk sari


1. Autogami atau penyerbukan sendiri. Autogami

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


38
dapat terjadi bila serbuk sari berasal dari bunga
yang sama. Autogami sering terjadi pada saat
bunga belum mekar disebut kleistogami.
2. Geitonogami atau penyerbukan tetangga, yaitu
penyerbukan di mana serbuk sari berasal dari
bunga yang berlainan tetapi masih dalam satu
individu.
3. Alogami atau penyerbukan silang, yaitu
penyerbukan di mana serbuk sari berasal dari
bunga individu lain tetapi masih dalam satu
species/jenis.
4. Bastar yaitu penyerbukan di mana serbuk sari
dan putik berasal dari spesies lain.
Terjadinya penyerbukan belum memberi jaminan
akan terjadinya pembuahan, karena buluh serbuk sari
yang berasal dari serbuk sari dalam perkembangan
selanjutnya belum tentu dapat mencapai sel telur, yang
letaknya di dalam bakal buah jauh dari kepala putik.
Pada beberapa jenis tumbuhan penyerbukan-
nya tidak mungkin terjadi secara autogami
(penyerbukan mandiri). Hal ini antara lain disebabkan
oleh:
1. Dioseus (berumah dua), artinya alat kelamin jantan
dan alat kelamin betina terdapat pada individu
yang berbeda. Misalnya: melinjo dan salak.
2. Dikogami, bila putik dan serbuk sari suatu bunga

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


39
masaknya tidak bersamaan. Dikogami dapat
dibedakan atas:
• Protandri, bila serbuk sari suatu bunga masak
lebih dulu dari pada putiknya. Contohnya:
bunga jagung, seledri, dan bawang bombay.
• Protogini, bila putik suatu bunga masak lebih
dulu dari serbuk sarinya. Contohnya: bunga
kubis, bunga coklat, dan alpukat.
2. Herkogami, ialah bentuk bunga yang sedemikian
rupa, sehingga serbuk sari dari bunga tersebut
tidak dapat jatuh pada kepala putiknya, kecuali
dengan bantuan manusia atau hewan. Contoh:
anggrek, vanili, dan lain sebagainya.
3. Heterostili, ialah bunga yang mempunyai benang
sari dan tangkai putik tidak sama panjang. Contoh:
tumbuhan familia Rubiaceae (kopi, kina, kaca
piring, dan lain sebagainya).

Pembuahan
Penyerbukan akan menghasilkan individu baru
apabila diikuti oleh pembuahan, yaitu peleburan antara
sel kelamin jantan dengan sel kelamin betina. Pada
tumbuhan berbiji dikenal ada dua macam pembuahan,
yaitu pembuahan tunggal pada Gymnospermae, dan
pembuahan ganda pada Angiospermae.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


40
a. Pembuahan tunggal

Gambar 2.3 Contoh Proses Pembuahan Tunggal


pada Pinus (Gymnospermae)
Terjadi pada tumbuhan Gymnospermae atau
tumbuhan berbiji terbuka. Serbuk sari akan sampai pada
tetes penyerbukan, kemudian dengan mengeringnya
tetes penyerbukan, serbuk sari yang telah jatuh di
dalamnya akan diserap masuk ke ruang serbuk sari

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


41
melalui mikrofil. Serbuk sari ini sesungguhnya terdiri
atas dua sel, yaitu sel generatif atau yang kecil dan
sel vegetatif yang besar, hampir menyelubungi sel
generatif. Serbuk sari ini kemudian tumbuh membentuk
buluh serbuk sari, yang kemudian bergerak ke ruang
arkegonium. Karena pembentukan buluh serbuk sari
maka sel-sel yang terdapat di antara ruang serbuk
sari dan ruang arkegonium terdesak ke samping akan
terlarut. Sementara itu di dalam buluh ini sel generatif
membelah menjadi dua dan menghasilkan sel dinding
atau sel dislokator, dan sel spermatogen atau calon
spermatozoid. Sel spermatogen kemudian membelah
menjadi dua sel spermatozoid. Setelah sampai di
ruang arkegonium, sel vegetatif lenyap, dan kedua sel
spermatozoid lepas ke dalam ruang arkegonium yang
berisi cairan, sehingga spermatozoid dapat berenang
di dalamnya. Pada ruang arkegonium terdapat
sejumlah sel telur yang besar. Tiap sel telur bersatu
dengan satu spermatozoid, sehingga pembuahan
pada Gymnospermae selalu mengasilkan zigot yang
kemudian tumbuh dan berkembang menjadi embrio.
Pembuahan tunggal seperti ini misalnya terjadi pada
pohon pinus (Pinus merkusii). William K. Purves, et.all
(2004:590-593)

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


42
b. Pembuahan ganda

Gambar 2.4 Contoh Proses Pembuahan Ganda pada


Angiospermae
Pembuahan ganda terjadi pada tumbuhan
Angiospermae atau tumbuhan berbiji tertutup.
1. Perkembangan serbuk sari
Serbuk sari yang jatuh di kepala putih terdiri
atas satu sel dengan dua dinding pembungkus, yaitu:
eksin (selaput luar) dan intin (selaput dalam). Eksin
pecah, kemudian intin tumbuh memanjang membuat
buluh serbuk sari. Buluh serbuk sari ini akan tumbuh
menuju ke ruang bakal biji. Bersamaan dengan ini

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


43
inti sel serbuk sari membelah menjadi 2, yang besar
didepan adalah inti vegetatif sebagai penunjuk jalan,
dan yang kecil di belakang adalah inti generatif. Inti
generatif membelah lagi menjadi dua inti generatif atau
spermatozoid, yaitu inti generatif 1 dan inti generatif 2.
2. Pembentukan sel telur
Bersamaan dengan perkembangan serbuk
sari dalam buluh serbuk sari, di dalam ruang
bakal biji sel induk megaspore (megasporosit/
makrosporosit) membelah secara meiosis menjadi
4 sel. Tiga di antaranya mati dan yang satu tumbuh
menjadi sel megaspora/makrospora (inti kandung
lembaga primer). Inti sel megaspora ini selanjutnya
membelah mitosis 3x, sehingga terbentuklah 8 inti.
Ke-8 inti tersebut kemudian masing-masing akan
terbungkus membran sehingga menjadi sel yang
terpisah. Karena itu sel-sel di dalam bakal biji sering
disebut multigamet.
Langkah berikutnya, 8 sel tersebut membentuk
formasi di dalam bakal biji. Tiga sel menempatkan
diri di bagian atas bakal biji disebut antipoda. Yang
di bagian bawah dekat mikrofil, 3 sel menempatkan
diri berdekatan. Yang tengah adalah ovum, sedang
mengapitnya sebelah kanan dan kiri adalahsinergid.
Dua sel yang tersisa bergerak ke tengah bakal biji dan
bersatu melebur membentuk inti kandung lembaga

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


44
sekunder sehingga menjadi sel yang diploid (2n).
Jika terjadi pembuahan inti generatif 1
membuahi ovum membentuk zigot, sedang inti
generatif 2 membuahi inti kandung lembaga sekunder
menghasilkan endosperm (3n) sebagai cadangan
makanan untuk zigot. Inilah yang dinamakan
pembuahan ganda. Sementara itu inti vegetatif akan
mati setelah sampai di bakal biji.
• inti generatif 1 (n) + ovum (n) —–> zigot (2n)
• inti generatif 2 (n) + inti kandung lembaga sekunder
(2n) —–> endosperm (3n)
Masuknya inti generatif ke dalam ruang bakal biji
ada beberapa cara, yaitu:
• Porogami : bila dalam pembuahan masuknya
spermatozoid melalui mikrofil.
• Aporogami : bila masuknya spermatozoid tidak
melalui mikrofil. Bila masuknya spermatozoid
melalui kalaza, maka disebut kalazogami.
Embrio pada tumbuhan berbiji dapat terjadi
karena:
1. Amfiksis (amfmiksis), yaitu terjadinya embrio
melalui peleburan antara ovum dan sel
spermatozoid.
2. Apomiksis,embrio terjadi bukan dari peleburan sel
telur dengan sel spermatozoid. Apomiksis dapat
terjadi karena:

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


45
• Partenogenesis, yaitu pembentukan embrio
dari sel telur tanpa adanya pembuahan.
• Apogami, yaitu embrio yang terjadi dari bagian
lain dari kandung lembaga tanpa adanya
pembuahan, misalnya dari sinergid atau
antipoda.
• Embrioni adventif, yaitu embrio yang terjadi
dari selain kandung lembaga. Misalnya, dari
sel nuselus.
Terjadinya amfimiksis dan apomiksis secara
bersama-sama menyebabkan terdapatnya lebih
dari satu embrio dalam satu biji. Peristiwa ini
disebut poliembrioni. Poliembrioni sering dijumpai
pada jeruk, mangga, nangka, dan sebagainya.
Perkembangbiakan vegetative tumbuhan adalah
perkembangbiakan tanpa adanya peleburan gamet
jantan dengan gamet betina. Perkembangbiakan
vegetative pada tumbuhan dibagi dua yaitu vegetative
alami dan vegetative buatan. Taylor A. Steeves, Vipen
K. Sawheny, (2017:34)
Perkembangbiakan secara alami adalah
berkembang biaknya tumbuhan tanpa bantuan tangan
manusia untuk terjadi pembuahan / anakan tanaman
baru. Seperti dijabarkan berikut:
1. Umbi Lapis. Umbi lapis adalah tumbuhnya tunas
pada sela-sela lapisan umbi. Contohnya seperti

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


46
bawang merah.
2. Umbi Batang. Umbi batang adalah batang yang
beralih fungsi sebagai tempat penimbunan
makanan dengan calon tunas-tunas kecil yang
berada di sekitarnya yang dapat tumbuh menjadi
tanaman baru.
3. Geragih. Geragih adalah batang yang menjalar
secara terus-menerus di mana pada ruas batang
dapat muncul tunas-tunas baru. Misalnya seperti
tanaman rumput teki, arbei, kangkung, dan lain
sebagainya.
4. Akar Tunggal. Akar tunggal adalah tunas yang
muncul pada batang tumbuhan yang tumbuh
secara mendatar di tanah. Contohnya seperti
keladi, alang-alang, dll.
5. Spora. Spora adalah cara tumbuhan paku, lumut
dan jamur berkembang biak dengan membentuk
spora tempat tunas baru akan muncul.
6. Tunas. Tunas adalah tumbuhan anakan yang
muncul di samping tumbuhan induknya. Contohnya
yakni seperti pohon pisang, bambu, tebu, dan lain
sebagainya.
7. Tunas Adventif. Tunas adventif adalah tunas
yang tumbuh pada bagian-bagian tertentu seperti
pada akar, daun, dsb. Contoh tanaman bertunas
adventif adalah seperti pohon cemara, kesemek,

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


47
sukun, dll.
8. Hormegenium. Hormegenium adalah
perkembangbiakan yang terjadi pada tumbuhan
ganggang berbentuk benang dengan cara
memutus benang yang ada. Pada benang yang
terputus nantinya kana tumbuh individu baru.
9. Pembelahan Sel. Pembelahan sel adalah
perkembangbiakan pada tumbuhan bersel satu.
Perkembangbiakan secara buatan adalah
berkembang biaknya tumbuhan tanpa bantuan campur
tangan manusia. Perkembangbiakan tumbuhan secara
buatan yaitu:
1. Metode Mencangkok/Cangkok
Mencangkok adalah suatu cara
mengembangbiakkan tumbuhan dengan jalan
menguliti batang yang ada lalu bungkus dengan
tanah agar akarnya tumbuh. Jika akar sudah
muncul akar yang kokoh, maka batang tersebut
sudah bisa dipotong dan ditanam di tempat lain.
Teknik mencangkok ini telah umum digunakan
oleh masyarakat. Tetapi dalam kegiatan
pencangkokkan ini terdapat beberapa kelemahan
antara lain; praktikan atau pencangkok harus
memiliki keahlian dalam pencangkokan ini,
kegiatan pencangkokan pada pohon yang telah
tinggi sukar dilakukan karena untuk mencangkok

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


48
harus lebih dahulu memanjat. Selain itu karena
kegiatan pencangkokan ini menggunakan cabang
tanaman yang nantinya dipotong, maka terlalu
boros dalam penggunaan bahan tanam (batang
yang untuk dicangkok).Untuk cangkokan umumnya
digunakan cabang orthotrof yang tidak terlalu tua
maupun terlalu muda yang umumnya berwarna
hijau kecoklat-coklatan. Bahan untuk pembungkus
cangkokan biasanya digunakan sabut kelapa
atau karung goni untuk membungkus tanah
sebagai media perakaran. Supaya cangkokan
dapat berhasil dengan baik, dengan waktu yang
relatif cepat dan ekonomis maka sabut kelapa
atau karung goni diganti dengan plastik. Medium
perakaran tanah dapat diganti dengan gambut
atau lumut. Lumut yang digunakan sebagai media
tanam mempunyai sifat selain anti septik juga
dapat menahan kandungan air yang cukup tinggi,
sehingga dalam pelaksanaan pencangkokkan
tidak perlu terlalu sering disiram air. Mengenai kulit
bagian atas yang diiris sebaiknya dioles dengan
Rootone F yang berguna untuk mempercepat dan
memperbanyak keluarnya akar.
Langkah atau urutan kegiatan dalam perbanyakan
tanaman dengan cara pencangkokkan antara
lain : 1) Memilih batang yang akan di cangkok. 2)

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


49
Membuat guratan pada kulit yag akan dicangkok.
3) Mengupas kulit sepanjang 5-7 cm. 4) Mengikis
bagian kambium kuli yang telah dikupas. 5)
Mengolesi bagian atas batang yang telah
dikikis dengan Rootone F untuk mempercepat
pertumbuhan (jika ada). 6) Kulit kupasan dibungkus
dengan media tanam (tanah, gambut atau lumut).
7) Membalut media tanam yang dibuat tadi
dengan plastik, sabut kelapa atau karung goni. 9)
Mengikat pada ujung-ujung balutan. 10) Menyiram
cangkokan secara teratur. Contoh tumbuhan yang
dapat dicangkok antara lain pohon jeruk, pohon
mangga dan pohon durian.
2. Merunduk/Menunduk
Merunduk adalah teknik berkembangbiak tumbuh-
tumbuhan dengan cara menundukkan batang
tanaman ke tanah dengan harapan akan tumbuh
akar. Setelah akar timbul, maka batang sudah bisa
dipotong dan dibawa ke tempat lain.
3. Menyetek/Nyetek
Menyetek adalah perkembangbiakan tumbuhan
dengan jalan menanam batang tanaman agar
tumbuh menjadi tanaman baru. Contohnya seperti
singkong.
4. Menyambung/Mengenten
Mengenten adalah perkembangbiakan buatan

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


50
yang biasanya dilakukan pada tumbuhan
sejenis buah-buahan atau ketela pohon demi
mendapatkan kualitas buat yang baik. Tanaman
yang sukar di cangkok atau diokulasi maka
dapat juga dilakukan perkembangbiakan secara
vegetatif dengan cara melakukan penyambungan.
Dengan penyambungan diharapkan akan dapat
memperoleh keuntungan sebagai berikut : 1) Jika
batang atas berasal dari klon yang produksinya
tinggi disambung dengan batang bawah yang
memiliki resistensi terhadap nematoda atau
sifat lain yang baik, maka terdapat kemungkinan
bahwa tanaman sambungan itu akan memiliki
sifat-sifat baik tersebut. 2) Suatu klon yang
sangat susah sekali berakar terkadang masih
dapat diusahakan penanamannya dengan cara
menyambung. 3) Dengan cara penyambungan,
tanaman mempunyai batang bawah yang
mempunyai akar tunggang yang lebih tegap
tumbuhnya dan tidak mudah roboh karena angin.
Salah satu teknik menyambung adalah sambung
celah. Adapun teknik-teknik dalam kegiatan
sambung celah itu sebagai berikut :1) Batang
bawah dipotong mendatar dengan gunting atau
pisau yang tajam. Daunnya disisakan satuatau
dua pasang kemudian pada luka potongan batang

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


51
dibuat celah ditengah-tengah sepanjang 3-4 cm
dengan pisau sambung.2) Entres dipilih dari ruas
ke dua dan dipotong per ruas + 7 cm. Daun dan
cabang dikupir lebih kurang 1,5 cm dari sumbu
entres. Kemudian pangkal entres diruncingkan
sebelah kanan dan kirinya sepanjang 3-4 cm.3)
Entres kemudian dimasukkan kedalam celah pada
batang bawah, kemudian diikat dengan tali rafia.4)
Untuk menjaga kelengesan pada sambungan,
sambungan sungkup dengan kantong plastik.5)
Untuk menjaga kelengesan tanah, sebelum dan
sesudah penyambungan dilakukan penyiraman.6)
Setelah selang 30 – 35 hari dapat diketahui
berhasil atau tidaknya penyambungan tersebut
yaitu melihat ada tidaknya tunas yang tumbuh
pada batang atas. Bila tunas sudah kelihatan
tumbuh maka sungkup plastik harus dibuka.
5. Okulasi
Perbanyakan tanaman dengan cara okulasi paling
banyak dilakukan dalam perkebunan terutama
pada perkebunan karet dan kakao. Beberapa
kelebihan dari perbanyakan tanaman dengan cara
okulasi yaitu : dapat diperoleh tanaman dengan
produktifitas yang tinggi, pertumbuhan tanaman
yang seragam, penyiapan benih relatif singkat,
pada musim gugur daun pada tanaman karet

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


52
daun yang gugur dari satu klon agar serentak
pada waktu tertentu dengan demikian akan
memudahkan pengendalian penyakit Oidium
hevea bila terjadi. Kelemahan dari perbanyakan
tanaman secara vegetatif dengan cara okulasi
yaitu : terkadang suatu tanaman hasil okulasi ada
yang kurang normal terjadi karena tidak adanya
keserasian antara batang bawah dengan batang
atas (entres), perlu menggunakan tenaga ahli
untuk pengokulasian ini, bila salah satu syarat
dalam kegiatan pengokulasian tidak terpenuhi
kemungkinan gagal atau mata entres tidak tumbuh
sangat besar. Syarat tanaman dapat diokulasi yaitu
: tanaman tidak sedang Flush (sedang tumbuh
daun baru), antara batang atas dan batang bawah
harus memiliki umur yang sama, tanaman harus
masih dalam satu family atau satu genus, umur
tanaman antara batang atas dan batang bawah
sama, pada klon yang dijadikan batang bawah
memiliki perakaran yang kuat/kokoh, tidak mudah
terserang penyakit terutama penyakit akar, memiliki
biji/buah yang banyak yang nantinya disemai
untuk dijadikan batang bawah, umur tanaman
induk pohon batang bawah yang biji/buahnya
akan dijadikan benih untuk batang bawah minimal
15 tahun, memiliki pertumbuhan yang cepat, pada

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


53
klon yang akan dijadikan batang atas atau entres
tanaman harus memiliki produksi yang unggul,
dan memiliki pertumbuhan yang cepat, dan tahan
terhadap penyakit.
Macam-macam okulasi pada tanaman karet :
1. Okulasi Coklat (Brown Budding) merupakan
okulasi dilaksanakan diperkebunan karet.
Dengan batang bawah berumur 8-18 bulan
diokulasi dengan entres umur 1-2 tahun,
dengan garis tengah 2,5-4 cm. Warna kayu
entres coklat, yang dipergunakan adalah mata
prima yang berwarna coklat.
2. Okulasi Hijau (Green Budding) merupakan
cara okulasi yang lazim dilaksanakan
diperkebunan karet. Dengan batang bawah
yang berumur 4-6 bulan diokulasi dengan
entres yang berumur 3-4 bulan, garis tengah
0,5-1 cm, warna kayu entres hijau tua, yang
dipergunakan adalah mata burung yang
berwarna hijau.
3. Okulasi dini (Pro Green Budding) merupakan
cara okulasi dengan batang bawah berumur
2-3 bulan, diokulasi dengan entres umur 3-4
minggu, garis tengah kurang dari 0,5 cm warna
kayu entres hijau muda sampai hijau. Yang
dipergunakan sebagai mata entres adalah

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


54
mata sisik (csale bud.
Teknik pengokulasian pada okulasi dini sama saja
dengan yang dilakukan pada okulasi hijau. Hasil
dari okulasi sama dengan yang dicapai okulasi
hijau maupun okulasi coklat.Teknik mengokulasi
sebagai berikut:
a. Membuat jendela okulasi.
1. Ukuran jendela disesuaikan dengan
perisai dan besarnya batang bawah.
Untuk batang bawah yang dibawah umur
5-6 bulan dapat ukuran jendela (¾ – 1) cm
x (3 – 4) cm.
2. Torehan membujur dapat dimulai
daribawah atau dari atas. Jarak torehan
terbawah lebih kurang 5 cm dari tanah.
Torehan melintang dapat dari atas ataudari
bawah. Jika diatas jendela akan terbuka
kebawah atau juga sebaliknya.
3. Sebelum ditoreh, batang dibersihkan dari
kotoran atau tanah yang menempel akibat
percikan air hujan.
4. Setelah ditoreh akan keluar lateks,
lateks ini dibiarkan membeku kemudian
dibersihkan dengan kain sebelum jendela
dibuka.
b. Mengambil mata okulasi dengan cara sebagai

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


55
berikut:
1. Mata okulasi diambil dari kayu okulasiyang
sehat, segar dan mudah dikupas.
2. Mata okulasi diambil bersama sedikit
bagian kayu, bentuk perisai yang ukuranya
sedikit lebih kecil dari ukuran jendela
okulasi. Pengambilan mata okulasi
yang terlalu kecil akan mengakibatkan
pemulihan luka lambat.
3. Untuk melepas bagian kayu, menariknya
pelan-pelan supaya mata tetap menempel
pada kulit.
4. Pembuatan perisai harus bersih dan
lapisan kambium jangan sampai terkena
tangan atau kotoran.
5. Perisai yang telah dibuat harus segera
diselipkan ke jendela okulasi.
c. Menempel dan membalut mata okulasi dengan
cara sebagai berikut:
1. Setelah perisai disiapkan, jendela okulasi
dibuka dengan cara menarik bibir jendela
okulasi.
2. Perisai diselipkan dibawah jendela
okulasi dan dijepit dengan ibu jari untuk
memudahkan pembalutan. Dalam
keadaan perisai terlalu kecil, diusahakan

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


56
supaya tepi-tepi bagian atas dan salah
satu sisi perisai berimpit dengan jendela
okulasi.
3. Pembalutan dimulai dari torehan
melintang digunakan plastik ukuran 2
x 0,02 cm dengan panjang 40 cm. Akhir
ikatan sebaiknya dibawah. Pada waktu
membalut jangan sampai perisai bergeser.
d. Pemeriksaan hasil okulasi dengan cara
sebagai berikut:
1. Pemeriksaan pertama dilakukan 2-3
minggu setelah okulasi dilaksanakan
bersamaan dengan pembukaan pembalut.
2. Okulasi yang gagal diberi tanda dengan
mengikat tali pada batang bawah, hal ini
dilakukan untuk memudahkan okulasi
ganda.
3. Pemeriksaan ke-dua dilakukan 10 – 15
hari dari pemeriksaan pertama. Cara
pemeriksaan sama seperti pemeriksaan
pertama.

C. Gerak pada Tumbuhan


Pengertian gerak pada mahkluk hidup tidak
harus berpindah tempat. Gerak pada tumbuhan
dibagi menjadi 3 macam yaitu gerak autonom, gerak

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


57
higrokospis dan gerak etionom.
Gerak autonom disebut juga gerak endonom atau
gerak spontan adalah gerak yang tidak dipengaruhi
oleh faktor luar. Akan tetapi belum diketahui secara
pasti penyebabnya. Contoh: gerak plasma di dalam
sel daun tanaman lidah buaya dan umbi lapis yang
masih hidup, gerak melengkungnya kuncup daun yang
disebabkan oleh perbedaan kecepatan tumbuh pada
daun kubis dan gerak ujung batang yang biasanya
seperti spiral.
Gerak higrokospis adalah gerak pada tumbuhan
yang disebabkan atau ditimbulkan oleh adanya
pengaruh perubahan kadar air. Hilangnya air yang tidak
merata menyebabkan terjadinya perbedaan kadar
air pada seluruh bagian organ. Hal ini menyebabkan
perbedaan berkerut dan berkembangnya bagian organ
yang menentukan arah gerakan. Beberapa contoh
gerak higroskopis yaitu membuka dan menutupnya sel
annulus pada sporangium tumbuhan paku, membuka
dan menutupnya gigi peristom pada sporangium
tumbuhan lumut dan pecahnya kulit buah pada
tumbuhan polongan.
Gerak etionom adalah gerak yang dipengaruhi
oleh rangsang dari luar, misalnya cahaya, sentuhan dan
suhu. Berdasarkan arah geraknya, etionom dibedakan
menjadi tiga macam yaitu gerak nasti, gerak tropisme

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


58
dan gerak taksis.
Gerak nasti adalah gerakan yang disebabkan
oleh adanya perubahan tekanan turgor di dalam sel
penyusun tumbuhan. Arah gerakan tida ditentukan
oleh arah rangsang, tetapi ditentukan oleh tumbuhan
itu sendiri. Tekanan turgor adalah tekanan total
molekul air terhadap dinding sel. Bila kadar air sel
tinggi, tekanan turgor kuat. Bila kadar air rendah maka
tekanan turgor lemah. Meningkatnya tekanan turgor
dapat disebabkan oleh tigmonasti (sentuhan), fotonasti
(cahaya), termonasti (perubahan suhu) dan hidronasti
(perubahan kelembaban).
Tigmonasti atau Seismonasti adalah gerak nasty
yang disebabkan oleh rangsang mekanis berupa
sentuhan atau tekanan. Contoh gerak menutupnya
daun Mimosa pudica (putri malu) ketika disentuh.
Niktinasti adalah gerak menutup atau rebahnya
tumbuhan karena pengaruh gelap atau menjelang
malam. Gerak ini terjadi karena perubahan tekanan
turgor pulvinus seperti halnya pada tigmonasti. Daun
akan tegak apabila tekanan turgor besar (terjadi
pada malam hari). Sebaliknya daun akan rebah pada
siang hari karena tekanan turgor rendah. Termonasti
dan Fotonasti adalah gerak nasty karena pengaruh
suhu, sedangkan fotonasti adalah gerak nasty karena
pengaruh cahaya. Contoh gerak ini terjadi pada

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


59
saat mekarnya Mirabilis jalapa (bunga pukul empat),
Hibiscus tiliaceus (bunga waru), dan bunga dari family
Cucurbitaceae. Bunga-bunga tersebut hanya mekar
pada saat tertentu, yaitu sekitar pukul 16.00-17.00.
Gerak Tropisme atau Tropi adalah gerak bagian
tubuh tumbuhan mendekati atau menjauhi sumber
rangsang. Arah geraknya ditentukan oleh rangsang.
Apabila arah gerakan tumbuhan mendekati arah
rangsang disebut tropisme positif dan bila menjauhi
rangsang disebut tropisme negatif. Berdasarkan
macam rangsang, gerak tropisme dibedakan menjadi
tujuh yaitu geotropi, fototropi, tigmotropi, hidrotropi,
termotropi, reotropi dan kemotropi.
Geotropi adalah gerak tropi yang disebabkan
gaya tarik bumi (gravitasi bumi). Contohnya
pertumbuhan akar ke bawah. Fototropi (Heliotropi)
adalah gerak bagian tumbuhan yang disebabkan
rangsang berupa cahaya matahari. Contohnya arah
gerak batang. Tigmotropi (Haptotropi) adalah gerakan
bagian tumbuhan karena adanya rangsang berupa
singgungan. Contohnya gerak sulur melilit pada
anggota familia Cucurbitaceae, anggur dan beberapa
Leguminosae. Hidrotropi adalah gerak bagian
tumbuhan yang disebabkan rangsang berupa air.
Contohnya gerak ujung akar menuju lingkungan yang
berair. Termotropi adalah gerak bagian tumbuhan yang

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


60
disebabkan rangsang berupa panas. Reotropi adalah
gerak bagian tubuh tumbuhan yang disebabkan oleh
arus air. Misalnya gerakan tumbuhan air yang tumbuh
searah arus air pada sungai yang berarus deras.
Kemotropi adalah gerak bagian tumbuhan karena
rangsang berupa bahan kimia. Misalnya gerak ujung
akar menuju lapisan tanah yang kaya unsur hara.
Gerak Taksis adalah gerak pindah seluruh
tubuh tumbuhan menuju atau menjauhi rangsang.
Berdasarkan jenis rangsangnya gerak taksis dibedakan
menjadi dua yaitu fototaksis dan kemotaksis.
Fototaksis adalah gerak pindah tempat seluruh/
sebagian tubuh tumbuhan yang disebabkan oleh
rangsang cahaya. Contohnya gerak kloroplas menuju
sisi sel yang mendapat cahaya. Pada pagi hari,
fitoplankton termasuk Euglena bergerak ke arah
datangnya cahaya. Kemotaksis adalah gerak pindah
tempat yang disebabkan oleh rangsang berupa zat
kimia. Contoh gerak spermatozoid lumut dan tumbuhan
paku menuju sel telur karena pengaruh zat gula atau
protein dari arkegonium.

D. Penyesuaian Tumbuhan terhadap Lingkungan


Setiap makhluk hidup tentu ingin tetap
mempertahankan kehidupannya di manapun mereka
hidup. Tumbuhan mampu hidup di pantai, air, gurun

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


61
dan pegunungan tinggi. Tumbuhan harus mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat
hidupnya. Bagaimanakah tumbuhan menyesuaikan
diri dengan lingkungan?
Penyesuaian diri terhadap habitat yaitu modifikasi
pada daun, modifikasi pada batang dan modifikasi pada
akar. Modifikasi pada daun ditunjukkan oleh tumbuhan
kaktus yang hidup di daerah gurun. Gurun merupakan
daerah dengan sedikit air. Kaktus merupakan salah
satu contoh tumbuhan yang melakukan penyesuaian
diri dengan lingkungan karena harus melakukan
penghematan air. Apa yang dilakukan kaktus?
Duri pada tumbuhan kaktus sesungguhnya adalah
modifikasi dari daun. Permukaan duri yang kecil
serta adanya lapisan “lilin” meminimalkan jumlah air
yang keluar saat terjadi penguapan. Contoh yang
lain yaitu tumbuhan beringin yang memiliki daun-
daun yang dilapisi “lilin”. Lapisan ini digunakan untuk
mengurangi penguapan air. Modifikasi pada daun juga
terjadi pada tumbuhan yang hidup di air. Daun pada
tumbuhan air dapat menyerap zat hara yang terdapat
dalam air. Daun tumbuhan air telah termodifikasi
memiliki kemampuan seperti akar. Modifikasi pada
batang ditunjukkan pada tumbuhan air yaitu enceng
gondok. Tumbuhan hidrofit tumbuh dengan batang
lentur dan ramping. Akarnya kecil-kecil, daunnya mirip

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


62
pita sehingga tumbuhan ini tahan dilanda arus yang
tiada henti. Hidrofit yang berakar di tanah memiliki
batang dengan rongga udara di dalamnya. rongga
udara tersebut membantu tumbuhan tetap tegak
atau mengapung di air. Batang yang penuh udara
tersebut juga membantu mengeluarkan oksigen ke
akar. Modifikasi pada akar ditunjukkan oleh tumbuhan
bakau. Kebanyakan pohon mudah sekali rusak atau
mati akibat air asin tetapi bakau tetap hidup di air asin.
Akar bakau menyaring sebagian besar garam dari air
yang diserap. Kelebihan garam lainnya dibawa ke daun
dan dikeluarkan ke permukaan. Akar bakau tertambat
di lumpur yang miskin oksigen. Karena itu bakau
memiliki akar khusus yang menyembul di permukaan
air. Akar ini memiliki lubang kecil yang menyerap udara
dan menyalurkannya ke bagian akar yang ada dalam
lumpur. Akar khusus ini dinamakan akar napas atau
pneumatofora.
Penyesuaian tumbuhan terhadap iklim yaitu
dengan cara meranggas dan hibernasi. Meranggas
adalah adaptasi atau penyesuaian tumbuhan terhadap
lingkungan pada lingkungan kekurangan air atau
terjadi pada musim kemarau. Ini terjadi atau dilakukan
oleh tumbuhan yang hidup di darat, contoh tumbuhan
jati. Pohon jati merupakan salah satu jenis tumbuhan
yang hidup di dua musim yaitu musim kemarau dan

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


63
penghujan. Pada musim penghujan, tumbuhan jati
tumbuh dengan baik tetapi sebaliknya pada musim
kemarau, pohon jati mengurangi jumlah air yang keluar
melalui proses penguapan dengan cara menggugurkan
daun-daunnya atau disebut meranggas. Hibernasi
adalah adaptasi tumbuhan dengan cara membeku
selama berbulan-bulan karena kekurangan cahaya
matahari. Ini terjadi pada tumbuhan yang mampu hidup
di daerah antartika yang sembilan puluh lima persen
wilayahnya tertutup es. Suhunya sangat dingin karena
sinar matahari sangat lemah. Pada musim panas,
daerah antartika terkena cahaya matahari selama
24 jam. Pada saat itu tumbuhan antartika yaitu lumut
antartika berfotosintesis hampir sepanjang hari. Hasil
fotosintesis itu dikumpulkan untuk persediaan energy
di musim dingin. Kemudian, apabila jumlah cahaya
mulai berkurang dan suhu mulai turun maka tumbuhan
antartika tersebut akan jatuh tertidur alias melakukan
hibernasi.
Penyesuaian tumbuhan untuk melindungi diri.
Tumbuhan juga makhluk hidup yang tidak dapat
menghindar dari pemangsa. Tumbuhan tidak memiliki
organ tubuh yang digunakan sebagai alat pelindung
tetapi tumbuhan mampu mengeluarkan pestisida alami
yang cukup ampuh untuk mempertahankan dirinya.
Beberapa cara tumbuhan melindungi diri yaitu adanya

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


64
duri, mengeluarkan getah, meniru keadaan lingkungan,
mengeluarkan racun dan memiliki “bulu-bulu” halus.
Duri dapat ditemukan pada mawar, salak, bougenvil
dan pohon jeruk nipis. Getah dapat ditemukan nangka,
sawo, karet, jambu mete dan bunga kamboja. Meniru
keadaan lingkungan dapat ditemukan di gurun Afrika
yaitu yang dilakukan oleh tumbuhan batu. Tumbuhan
ini memiliki dua daun bulat yang tampak seperti batu.
Karena hal tersebut, hampir tidak ada hewan yang
memperhatikannya. Rumput alang-alang adalah salah
satu jenis tumbuhan yang melakukan perlindungan
diri dengan cara mengeluarkan racun. Akar alang-
alang mengeluarkan zat racun yang disebut alelopati.
Alelopati bersifat menghambat tumbuhan lain untuk
tumbuh sehingga wilayah yang ditumbuhi alang-alang
hanya akan ditumbuhi alang-alang saja. William K
Purves. At.all, (2004:765-773)

E. Klasifikasi Tumbuhan
Dunia tumbuhan beranggotakan berbagai jenis
tumbuhan yang memiliki cirri umum yaitu eukariotik,
multiseluler, memiliki dinding sel yang tersusun dari
selulosa, mempunyai klorofil, mampu berfotosintesis,
menyimpan cadangan makanan dalam bentuk amilum
dan bersifat autotrof atau mampu membuat makanan
sendiri.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


65
Dunia tumbuhan atau Plantae terbagi menjadi
tiga divisi yaitu Bryophyta, Pteridophyta dan
Spermatophyta.
Bryophyta atau tumbuhan lumut merupakan
tumbuhan pelopor yang tumbuh di suatu tempat
sebelum tumbuhan lain mampu tumbuh. Ciri-ciri
khusus dari tumbuhan lumut adalah berwarna hijau
karena mempunyai klorofil, gametofit lebih dominan
daripada sporofit, hidup di tempat basah atau lembab
dan terlindung dari cahaya matahari, pada permukaan
luar tubuh terdapat lapisan berlilin untuk menahan
masuknya air dan peralihan dari Thallophyta (tidak
dapat dibedakan antara akar, batang dan daun) ke
Cormophyta (dapat dibedakan antara akar, batang dan
daun).
Bryophyta dibagi menjadi tiga kelas berdasarkan
bentuk gametofit dan sporofitnya.
a. Hepaticopsida (lumut Hati)
Tubuh Hepaticopsida berupa talus dan berbentuk
lembaran-lembanra seperti hati. talus berwarna
hijau dengan percabangan menggarpu. Talus
melekat pada substrat dengan bantuan rizoid.
Tumbuhan lumut merupakan geerasi gametofit,
yaitu generasi yang menghasilkan sel kelamin
(gamet). Gamet jantan (spermatozoid) dihasilkan
oleh anteridium dan gamet betina (ovum) dihasilkan

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


66
oleh arkegonium didukung oleh arkegonifor.
Sporofit merupakan badan pembentuk spora
yang berkembang dari zigot (peleburan ovum dan
spermatozoid). Pada lumut hati sporofit selalu
tumbuh dan berkembang di dalam gametofit
betina. Contoh: Marchantia polymorpha)
b. Anthocerotopsida (Lumut Tanduk)
Generasi gametofit berupa talus dengan tepi
rata atau bertoreh. Sporofit tertancap didalam
gametofit, tetapi kapsul spora berada di luar
talus berbentuk seperti tanduk (horn). Pangkal
kapsul sporofit dilindungi oleh involukrum. Contoh:
Notothyla sp. dan Anthoceros sp.
c. Bryopsida (Lumut Daun)
Tubuh Bryopsida terdiri atas tga bagian yaitu
rizoid, batang dan daun. Daun berfungsi untuk
fotosntesis. Sporofit tumbuh pada gametofitnya
atau pada tumbuhan lumut itu sendir serta bersifat
parasite terhadap gametofit. Contoh Sphagnum
sp, Fissident sp, dan Polytrichum sp. Theodor
Butterpass (1979:16-18)
Pteridophyta atau tumbuhan paku memiliki ciri-
ciri daun muda menggulung, pada tempat-tempat
tertentu, missal bagian bawah daun yang tua terdapat
kumpulan sporangium berbentuk bulatan-bulatan
berwarna cokelat kehitam-hitaman yang disebut sorus,

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


67
umumnya hidup di daratan pada tempat-tempat yang
basah atau lembab (seperti semanggi dan Azolla
pinnata), termasuk golongan Cormophyta berspora,
memiliki empat struktur utama yaitu lapisan pelindung
sel, embrio multiseluler, kutikula yang melapisi bagian
permukaannya dan system pembuluh tubuh, fase
sporofit lebih dominan daripada gametofit.
Pteridophyta dibagi menjadi empat kelas
berdasarkan sifat morfologi tubuhnya:
a. Psilophytinae (Paku Purba)
Psilophytinae merupakan tumbuhan paku palng
sederhana. Psilophytinae mempunyai batang
yang beruas dan berbuku nyata. Pada batang
tersebut tumbuh daun-daun kecil berbentuk sisik.
Sporangium terletak di buku-buku cabang yaitu di
ketiak daun (sinangium). Contoh: Psilotum spp.
b. Lycopodiinae (Paku Kawat)
Daun Lycopodiinae berbentuk sisik dan terletak
tersebar pda batang. Spora yang dihasilkan tidak
berflagel. Sporangium berkumpul membentuk
strobilus di ujung batang atau cabang. Contoh:
Selaginella caudatum dan Lycopodium clavatum.
c. Equisetinae (Paku Ekor Kuda)
Batang Equisetinae berongga dan pada umumnya
memiliki cabang yang berkarang pada buku-buku
batang pohon. Dun-daun kecil berbentuk sisik

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


68
tumbuh pada pada batang secara berkarang.
Sporofil berbentuk perisai dengan sejumlah
sporangium pada sisi bawhnya. Semua sporofil
tersusun dalam strobilus (kerucut) pada ujung
batang atau cabang. Contoh: Equisetum sp.
d. Filicinae (Paku Benar)
Paku ini mempunyai daun sempurna (frond).
Duduk daun pada batang membentuk sayap.
Sporangium tersusun dalam bentuk sorus di
permukaan daun. Contoh: Dryopteris sp, Pteris sp,
Marselia crenata, suplir (Adiantum sp) dan simbar
menjangan (Platycerium coronarium) Theodor
Butterpass (1979:18-19)
Spermatophyta atau tumbuhan berbiji
memiliki ciri-ciri menghasilkan biji sebagai alat
perkembangbiakan, termasuk dalam golongan
cormophyta berbiji, mempunyai alat kelamin yang
jelas (Phanerogamae) dan menghasilkan embrio
(Embriophyta Siphonogamae), cara hidupnya
fotoautotrof, mempunyai berkas pembuluh dan
habitatnya baik di darat maupun di air.
Berdasarkan posisi biji terhadap daun dan
buahnya sepermatophyta dibedakan menjadi
Gymnospermae dan Angiospermae.
a. Gymnospermae (Tumbuhan berbiji terbuka. Pada
Gymnospermae bakal bji dilindungi oleh daun

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


69
buah dan terusun dalam strobilus. Berdasarkan
struktur strobilusnya, Gymnospermae dibedakan
menjadi empat kelas sebagai berikut:
1) Cycadae. Ciri-ciri Cycadae yaitu tubuh
menyerupai pohon kelapa, batang berbentuk
tiang, daun majemuk menyirip, sporofil
terssun dalam strobilus janta dan betina,
serta umumnya berumah satu. Contoh: Cycas
rumphii, Zamia sp., Microcycas sp., dan Dion
sp.
2) Ginkgoinae. Ciri-ciri Ginkgoinae yaitu berumah
dua, termasuk pohon meranggas, daun lebar
dan berbentuk kipas dengan tulang daun mirip
rusuk yang menonjol. Contoh: Ginkgo biloba.
3) Gnetinae. Ciri-ciri Gnetinae yaitu berumah
dua, percabangan banyak, pertulangan daun
menyirip dan bunga tersusun berkarang.
Gnetinae lebih maju dibandingkan kelas-kelas
lain karena memilik perhiasan pada strobilus.
Contoh: Gnetum gnemon (melinjo).
4) Coniferinae. Ciri-ciri Coniferinae yaitu batang
besar berkayu, ada yang berumah satu da
nada yang berumah dua, strobilus betina
lebih besar disbanding strobilus jantan dan
terletak di ketiak daun atau di ujung batang
berupa kerucut sehingga disebut tumbuhan

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


70
berkerucut. Contoh: podokarpus (Podocarpus
imbricatus), cemara (Cupressus lusitanica)
dan pinus (Pinus merkusii).
b. Angiospermae (Tumbuhan Berbiji Tertutup)
Pada Angiospermae bakal biji tumbuh dalam
daun buah. Angiospermae sering disebut
pula anthopytha atau tumbuhan berbunga.
Angiospermae dibagi menjadi dua kelas berikut.
1) Monocotyledoneae (monokotil)
Ciri-cirinya mempunyai satu daun lembaga,
akar serbut, tulang daun sejajar atau
melengkug, batang tidak bercabang,
dengan ruas yang jelas, tidak berkambium,
dan perhiasan bunga berjumlah tiga atau
kelipatannya.
Kelas Monocotyledoneae terdiri dari beberapa
famili sebagai berikut:
a) Liliaceae, contohnya kembang sungsang
b) Poaceae, contohnya padi, alang-alang
dan jagung
c) Zingiberaceae, contohnya jahe, lengkuas
dan kencur
d) Musaceae, contohnya pisang
e) Orchidaceae, contohnya anggrek
f) Arecaceae, contohnya kelapa dan palem

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


71
2) Dicotyledoneae (dikotil)
Ciri-ciri mempunyai dua daun lembaga, akar
tunggang, tulang daun menyirip atau menjari,
batang bercabang-cabang dengan ruas tidak
jelas, mempunyai kambium, dan perhiasan
bunga berjumlah, 2,4,5 atau kelipatannya.
Kelas Dicotyledoneae terdiri atas beberapa
fmili sebagai berikut:
a) Euphorbiaceae, contohnya karet
b) Moraceae, contohnya beringin
c) Papilionaceae, kacang tanah
d) Labiatae, contohnya kentang
e) Concolvulaceae, contohnya kangkung
f) Apocynaceae, kamboja
g) Rubiaceae, contohnya kopi
h) Verbenaceae, contohnya jati
i) Myrtaceae, contohnya cengkeh
j) Rutaceae, contohnya jeruk
k) Bombacaceae, contohnya durian
l) Malvaceae, contohnya waru
m) Mimosaciae, contohnya putri malu
n) Caesalpiniaceae, contohnya asam

F. Kegunaan Tumbuhan
Tumbuhan memberikan berbagai manfaat bagi
kehidupan manusia. Apa saja manfaat tumbuhan bagi

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


72
kehidupan manusia? Berikut penjelasannya.
1. Sebagai sumber pangan, sandang, papan, dan
kesehatan
Makanan, papan, sandang dan obat-obatan
sangat tergantung pada ketersediaan sumber
daya alam.Tanaman padi, jagung sagu, umbi,
merupakan sumber makanan pokok. Pohon jati,
pohon mengkirai, pohon mabang adalah bahan
bangunan. Mengkudu, cengkeh, pala merupakan
contoh sumber bahan obat-obatan tradisional.
Jadi tumbuhan yang menghasilkan suatu yang
bermanfaat untuk kehidupan manusia dikatakan
memiliki nilai biologi.
2. Sebagai sumber plasma nuttah
Di hutan tersimpan beberapa jenis tumbuhan dan
hewan yang mempunyai sifat unggul. Oleh karena
itu hutan dikatakan sumber plasma nutfah/sumber
gen.
3. Mempertahankan keberlanjutan ekosistem
Tumbuhan merupakan komponen kosistem eyang
sangat penting, misalnya hutan hujan tropis. Hutan
hujan tropis berfungsi sebagai paru-paru bumi dan
menjaga kesetabilan iklim global. Jadi tumbuhan
yang bermanfaat menjaga keberlanjutan ekosistem
dikatakan memiliki nilai ekologis.
4. Sebagai lahan penelitian dan pengembangan

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


73
ilmu pengetahuan
Tumbuhan masih terus diteliti oleh para ahli
sebagai sumber ilmu pengetahuan atau tujuan
lain misalnya pemulihn hewan dan tumbuhan. Jadi
tumbuhan memiliki nilai edukasi.
5. Sebagai sumber pendapatan/devisa
Tumbuhan dapat menjadi sumber pendapatan/
devisa sebagai contoh kayu rotan dan karet
sebaga bahan industri, cendana dan rumput laut
sebagai abahan industri kosmetik. Jadi tumbuhan
yang dapat menghasilkan (produk) berupa materi
atau jasa yang manfaatnya dapat ditukar dengan
uang dikatakan memiliki nilai ekonomis.
6. Sebagai tempat rekreasi
Berbagai jenis tumbuhan dapat memperindah
lingkungan sehingga dapat dijadikan sebagai
tempat rekreasi. Berbagai jenis tumbuhan yang
dapat membuat orang terhbur karena keindahannya
dapat dikatakan memiliki nilai estetika, sementara
keragaman tumbuhan yang membuat orang makin
kagum dan menghargai dan dekat kepada sang
pencipta dikatakan memiliki nilai religus.
Di bawah ini diberikan contoh tumbuhan beserta
manfaatnya:
a. Gymnospermae
1) Pinus merkusii menghasilkan terpentin

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


74
sebagai bahan baju cat dan pernis. Kayu pinus
digunakan untuk sebagai bahan baku kertas
dan batang korek api
2) Zamia sp. Digunakan sebagai tanaman hias
3) Ginko biloba digunakan sebagai tanaman
hiasdan obat-obatan
4) Gnetum gnemon digunakan sebagai suber
makanan
b. Angiospermae
1) Serat kapas digunakan sebagai bahan pakaian
2) Serat yute digunakan untuk membuat karung
goni
3) Sebagai bahan obat-obatan
a) Pinang (Areca catechu) sebagai obat
cacing
b) Lidah buaya (Aloe vera) sebagi obat luka
dan radang kulit
c) Sambioloto (Andorographis paniculata)
sebagai obat diabetes dan hipertensi
d) Seledri (Apium graveolenes) sebagai obat
hipertensi
e) Jambu biji (Psidium guava) sebagai obat
diare
f) Mengkudu (Citri volia) sebagai obat
hipertensi
4) Kayu Jati (Tectona grandis) sebagai bahan

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


75
bangunan, perabot dan peralatan rumah
tangga
5) Lada (Piper nigrum), pala (Myristica fragrans)
dan cengkeh (Syzygium aromaticum) sebagai
rempah-rempah)
6) Kelapa sawit (Elaeis guineensis) dan karet
merupakan tanaman perkebunan yang
digunakan uuntuk industri.
7) Pemanfaatan gulma
a) Gulma sebaga pakan ternak contohnya
enceng gondok (Eichornia crassipes ),
rumput Afrika (Brachiraria mutika)
b) Gulma sebagai sayuran, seperti kangkung
(Ipomea aquitica)
c) Gulma sebagai tumbuhan obat seperti
tempuyung (Sonchus arvensis) sebagai
obat diuretic, alang-alang (Imperata
cylindrica) sebagai obat sakit kepala.

G. Pelestarian Tumbuhan
Prinsip-prinsip pelestarian tumbuhan yaitu
toleransi, in optimum, pengontrol dan ketahanbalikan.
Prinsip daya toleransi artinya keanekaragaman
memiliki batas toleransi tertentu sehingga tidak boleh
dilanggar. In optimum artinya semua kekayaan alam
tidak boleh dimanfaatkan sampai optimum. Oleh karena

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


76
itu pemanfaatannya harus di bawah optimum. Faktor
pengontrol artinya kita harus menjaga, mengontrol atau
mengendalikan keseimbangan lingkungan. Prinsip
ketahanbalikan artinya kita harus selalu menjaga
kelestarian plasma nutfah karena jika plasma nutfah
ini hilang atau punah, organisme tersebut juga akan
punah.
Usaha pelestarian tumbuhan yaitu pembiakan
secara in situ dan ex situ. Pembiakan secara in situ
adalah pembiakan dalam habitat aslinya, seperti
Raflessia arnoldii yang dilindungi di Taman Nasional
Gunung Leuser.
Pembiakan ex situ yaitu pembiakan di luar habitat
aslinya tetapi lingkungan dibuat mirip dengan aslinya,
seperti beberapa jenis tumbuhan yang dilestarikan di
Kebun Raya Bogor.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


77
BAB III

DUNIA HEWAN

Semua makhluk hidup yang tergolong dalam


kelompok hewan memiliki ciri umum sama yaitu
organism eukariotik, multiseluler, tidak memiliki
klorofil sehingga tidak mampu membuat makanan
sendiri, memperoleh energy dengan cara memakan
organism lain berupa tumbuhan atau hewan lain
(bersifat heterotrof), sel-sel penyusun tubuh hewan
tidak memiliki dinding sel, umumnya mampu bergerak
secara aktif, memiliki otak serta system saraf serta
bereproduksi secara seksual.
Secara umum, hewan dibedakan menjadi dua
yaitu Invertebrata dan Vertebrata. Invertebrate adalah
hewan-hewan yang tidak memiliki tulang belakang.
Invertebrate terbagi menjadi delapan filum yaitu Porifera
(hewan berpori), Coelenterata (hewan berongga),
Platyhelminthes (cacing pipih), Nemathelminthes
(cacing gilig), Annelida (cacing segmen), Mollusca
(hewan bertubuh lunak), Arthropoda (hewan berbuku-
buku), dan Echinodermata (hewan berkulit duri).
Vertebrata disebut juga dengan Chordata (hewan

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


78
bertulang belakang). Pembagian ini didasarkan
pada perbedaan simetri tubuh dan lapisan penyusun
tubuhnya.

A. Filum Porifera
Filum Porifera memiliki ciri-ciri yaitu menetap
didasar perairan, memiliki pori yang disebut ostium,
hewan diploblastik, memiliki saluran air yang unik,
berkembang biak secara aseksual dan seksual. Sistem
saluran air pada porifera yaitu tipe asconoid, tipe
syconoid dan tipeleuconoid atau rhagon. Bentuk-bentuk
spikula pada porifera yaitu monaxon, tetraxon, poliaxon,
hexaxon/triaxon, dan benang-benang spongin. Tiga
kelas porifera berdasarkan bentuk dan kandungan
spikula yaitu Calcarea (rangka tubuh bersifat calcareus
karena mengandung kalsium karbonat atau kapur,
spikula berbentuk monaxon atau triaxon, tersebar di
laut dangkal, contoh: Scypha sp, Cerantia sp, Sycon
sp, Leucon sp, dan Clathrina sp), Hexactinellida
(spikula banyak mengandung benang silikat atau
kersik (SiO2), spikula berbentuk triaxon dengan enam
cabang, bentuk tubuh menyerupai gelas, silinder atau
corong, contoh: Euplectella aspergilium, Pheronema
dan Hyalonema sp), Demospongia (bertulang lunak
karena tidak memiliki rangka, bila memiliki rangka
tersusun dari serabut-serabut spongin dengan spikula

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


79
dari zat silikat, bentuk spikula monaxon atau tetraxon,
contoh: Euspongia sp, Callyspongia sp, Clionia sp,
Phyllospongia sp, dan Spongilla sp). Porifera belum
memiliki alat ekskresi yang khusus. Sisa metabolisme
dikeluarkan langsung oleh lubang pengeluaran secara
difusi, yaitu dari sel tubuh ke epidermis kemudian ke
lingkungan hidupnya yang berair. Peranannya yaitu
digunakan alat penggosok badan, pembersih kaca,
bahan baku obat.Warren Andrew, (1971:11-12) ,
William K. Purves at.all, (2004:623-624)

B. Filum Coelenterata
Filum Coelenterata memiliki ciri yaitu hewan
berongga dengan bentuk tubuh simetri radial, hidup
secara soliter atau koloni, hewan diploblastik, rangka
tubuh mengandung zat kapur atau zat kitin. Tiga
kelas dalam Coelenterata yaitu kelas Hydrozoa, kelas
Scyphozoa dan kelas Anthozoa. Kelas Hydrozoa,
contohnya: Hydra (hidup di air tawar, hidup soliter
dan berbentuk polip, perkembangbiakan dengan
membentuk tunas), Obelia (hidup di laut secara
berkoloni, bentuk tubuh polip dan medusa, daur
hidup Obelia yaitu medusa menghasilkan telur dan
sperma terbentuklah zigot --- larva planula --- polip
yang berkembang --- polip dewasa --- koloni polip ---
medusa). Contoh kelas Scyphozoa yaitu Obelia sp

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


80
(daur hidup: ovum + sperma menghasilkan planula
--- skifistoma --- strobila --- efira --- medusa muda
--- medusa dewasa). Coelenterata belum memiliki
alat ekskresi khusus. CO2 dan sisa metabolisme
nitrogen dikeluarkan secara difusi melalui epidermis
kemudian dari epidermis diteruskan ke lingkungan
hidupnya yang berair. Peranan Coelenterata yaitu
pelindung pantai dan tempat hidup avertebrata
lain, tempat wisata, kosmetik dan bahan makanan.
Warren Andrew, (1971:12-14), William K. Purves,
at.all, (2004:624-627)

C. Filum Platyhelminthes
Filum Platyhelminthesmemiliki ciri-ciri yaitu
bentuk simetri bilateral dan tidak mempunyai
rongga tubuh, triploblastik, tidak memiliki anus,
parasit atau hidup bebas di perairan. Dibagi dalam
tiga kelas yaitu Turbellaria (bentuk tubuh seperti
tongkat, tubuh memiliki dua mata dan tanpa alat
pengisap, contoh: Planaria sp dan Bipalium sp),
Trematoda (parasit pada manusia dan hewan,
permukaan tubuh tidakbersilia, tubuhnya ditutupi
kutikula, di sekitar mulut terdapat alat pengisap/
sucker, contoh: Fasciola hepatica (cacing hati)
yang hidup di hati domba) dan Cestoda (bentuk

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


81
tubuh pipih panjang menyerupai pita, endoparasit
dalam saluran pencernaan vertebrata dan bersifat
hermafrodit, contoh: Taenia solium pada daging
sapi). Alat ekskresi Platyhelminthes, misalnya Planaria
berupa flame cell (sel api) atau disebut protonefridia.
Sistem ekskresi pada Planaria terdiri atas saluran
ekskresi dan lubang ekskresi. Sementara itu,sel-sel
api berhubungan dengan saluran ekskresi. Sel api
terdapat pada jaringan tubuh. Kelebihan air dan zat
sisa terbentuk cair yang ada pada jaringan tubuh
dimasukkan ke dalam sel api. Dengan getaran silia
yang terdapat di bagian tengah sel api, zat sisa cair
didorong ke dalam saluran pertama, kemudian ke
dalam saluran kedua yang lebih besar, dan akhirnya
ke luar tubuh melalui lubang-lubang yang terdapat
pada permukaan tubuhnya (perhatikan gambar (c).
William K. Purves, at.all, (2004:629-631)

D. Filum Nemathelminthes
Filum Nemathelminthesmemiliki ciri bentuk tubuh
bulat dan panjang, permukaan tubuh tidak bersegmen,
simetri bilateral, triploblastik dan memiliki rongga
badan disebut pseudocoelom, hidup bebas dalam
air dan tanah, ada juga yang parasit pada tanaman
dan saluran pencernaan. Contoh cacing yang parasit
dan merugikan manusia yaitu Ascarislumbricoides

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


82
(cacing gelang), Ancylostomaduodenale (cacing
tambang),Wuchereriabrancofti (cacing filaria) dan
Oxyurisvermicularis (cacing kremi).Warren Andrew,
(1971:12-14)

E. Filum Annelida
Filum Annelidamemiliki ciri yaitu hidup di
berbagai tempat, memiliki rongga tubuh, tubuh dilapisi
kutikula, triploblastik. Tiga kelas dalam filum Annelida
berdasarkan jumlah setae yaitu kelas Polychaeta
(cacing berambut banyak, hidup dalam pasir atau
menggali batu-batu di daerah pasang surut air laut,
tubuh bersegmen, dilapisi kutikula, punya parapodia,
contoh: Euniceviridis (cacing wawo), Lysidiceoele
(cacing palolo), dan Nereisvirens (kelabang laut)),
kelas Oligochaeta (cacing berambut sedikit, tidak
memiliki parapodia, hanya terdapat beberapa setae
pada setiap ruas tubuh, contoh: Lumbricusterrestris
(cacing tanah Eropa dan Amerika), Pheretimaposturna
(cacing tanah Asia), dan Pheretimamusica (cacing
sondari)), kelas Hirudinea (lintah, hidup parasit, tubuh
pipih tidak punya rambut dan parapodia, memiliki
alat pengisap, contoh: Hirudo medicinalis (lintah),
dan Haemodipsa zeilani (pacet)). Annelida sudah
mempunyai alat ekskresi khusus, yaitu berupa nefridia
yang terdapat pada setiap segemen tubuh. Pada setiap

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


83
segmennya terdapat sepasang. Nefridia ini dilengkapi
dengan corong terbuka dan bersilia yang disebut
nefrostom yang terdapat pada setiap sekat pemisah
segmen. Nefrostom berfungsi menarik dan mengambil
cairan tubuh, pada saat cairan melalui nefridia, zat-
zat yang berguna diserap darah dan zat sisa, seperti
air, senyawa nitrogen, dan garam-garam yang tidak
diperlukan oleh tubuh ditampung dalam kantong
kemih. Zat sisa tersebut kemudian dikeluarkan melalui
nefridiotor (lubang nefridium). Contoh Annelida yang
mudah kita temui adalah cacing tanah. Cacing tanah
mengeluarkan urine per hari sebesar 60% dari berat
tubuh. Peranan: menggemburkan tanah, membantu
aerasi tanah, umpan ikan, makanan.Warren Andrew
(1971:21-23)

F. Filum Molusca
Filum Molusca memiliki ciri tubuh lunak dengan
bentuk simetri bilateral, triploblastik, hidup di air laut,
air tawar dan darat, tubuh tidak bersegmen tetapi
bercangkang, cangkang terbuat dari kalsium karbonat,
ada juga moluska yang tidak bercangkang, antara tubuh
dan cangkangnya terdapat mantel, alat gerak berupa
kaki untuk merayap. Berdasarkan simetri tubuh, bentuk
kaki, cangkok dan mantelnya Moluska dibedakan
menjadi lima kelas yaitu Amphineura, Gastropoda,

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


84
Scaphopoda, Cephalopoda dan Pelecypoda atau
Lamellibranchiata.Alat ekskresi Mollusca berupa
“ginjal” (nefridia). Umumnya ginjal dihubungkan pada
rongga perikardium. Coelom mereduksi menjadi ruang
nefridia, gonade, dan pericardium. Warren Andrew
(1971:19-21)

G. Filum Echinodermata
Filum Echinodermata memiliki ciri berkulit
duri, triploblastik, bilateral simetris pada saat larva,
simetris radial pada saat dewasa, rangka terdiri
atas lempeng-lempeng kapur, bergerak dengan
kaki pembuluh (ambulakral). Berdasarkan bentuk
tubuhnya, Echinodermata dibagi menjadi lima kelas
yaitu Asteroidea, Echinoidea, Ophiuroidea, Crinoidea
dan Holothuroidea. Echinodermata belum memiliki alat
ekskresi khusus. Ekskresi Echinodermata dilakukan
oleh papula, yaitu tonjolan-tonjolan di antara lempeng
kapur dan berdinding tipis yang merupakan lanjutan
dari coelom. Zat-zat sisa dikeluarkan melalui sistem
pembuluh air.Warren Andrew (1971:36-39)

H. Filum Arthropoda
Filum Arthropoda memiliki ciri tubuh simetri
bilateral, beruas-ruas, dan memiliki kerangka luar
terbuat dari bahan kitin, tubuh terdiri atas ruas kepala

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


85
(chepala), ruas dada (thorax), dan perut (abdomen),
sebagian mengalami metamorfosis, sistem reproduksi
terpisah (ada jantan, ada betina). Empat kelas
pada filum Arthropoda yaitu Crustacea, Arachnida,
Myriapoda dan Insekta. Berdasarkan ada tidaknya
sayap dan keadaan sayap, kelas insekta dibagi dua
subkelas yaitu Apterigota dan Pterigota. Berdasarkan
asal-usul sayap dan bentuk metamorfosisnya, insekta
dibagi menjadi dua superordo yaitu Eksopterigota
(hemimetabola) dan Endopterigota (holometabola).
Daur hidup hemimetabola contoh belalang, yaitu: telur
--- nimpa --- imago. Daur hidup dari holometabola contoh
kupu-kupu, yaitu: telur --- larva --- pupa --- imago. Alat
ekskresi Arthropoda bermacam-macam. Pada insekta
alat ekskresinya berupa kelenjar hijau atau pembuluh
Malpighi. Pada udang-udangan (Crustacea), alat
ekskresinya adalah kelenjar hijau yang terletak pada
kepala dan kelenjar coxa yang terdapat pada pangkal
ruas kaki. Kelenjar hijau berfungsi membuang zat sisa
dari darah dan cairan tubuh lainnya. Pada insekta seperti
kecoak dan belalang, alat ekskresinya berupa buluh
halus berwarna kekuningan yang disebut pembuluh
Malpighi. Pembuluh Malpighi berfungsi membuang
urea, asam urat, dan garam-garam dari darah ke usus.
Jumlah pembuluh Malpighi bervariasi. Pembuluh ini
berhubungan dengan saluran usus pada perbatasan

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


86
usus tengah dengan usus belakang, perhatikan
gambar di samping. Zat-zat sisa metabolisme diserap
dari cairan jaringan oleh pembuluh Malpighi pada
bagian ujung distal. Kemudian, cairan masuk ke bagian
proksimal pembuluh Malpighi dan membentuk kristal
asam urat. Asam urat ini masuk ke usus belakang yang
akhirnya keluar bersama feses. Sebagian zat sisa yang
mengandung nitrogen digunakan untuk membentuk
kitin pada eksoskeleton dan dapat diekskresikan pada
waktu molting atau pengelupasan kulit.William K.
Purves, at.all, (2004:641-652), Hickmann. C.P. at.all
(1998)

I. Filum Chordata
Filum Chordata memiliki ciri khas adanya chorda
dorsalis atau notochord yang memanjang sebagai
kerangka sumbu tubuh. Chordata terbagi menjadi
empat subfilum yaitu Hemichordata, Urochordata,
Cephalochordata dan Vertebrata. Hemichordata,
Urochordata, Cephalochordata dikenal dengan
Protochordata karena belum memiliki tengkorak.
Vertebrata dikenal dengan Craniata karena sudah
memiliki tengkorak, otak dan tulang belakang.
Hemichordata atau Adelochordata bentuk adalah
cacing berlidah yang dimasukkan ke dalam sub-filum
atau kelas dari filum kordata rendah atau protokordata.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


87
Tetapi sekarang hewan ini ditempatkan sebagai filum
invertebrata yang terpisah, sejak dugaan afinitasnya
sebagai hewan kordata diragukan. Hemichordata
merupakan sekelompok kecil hewan laut, bersifat
soliter atau koloni, memiliki Enterocoelom, dan bentuk
tubuhnya seperti tabung. Tubuh dan coelom dibedakan
menjadi 3 bagian yang tidak sama,yaitu probosis, kolar,
dan trunkus mempunyai satu hingga beberapa pasang
celah insang pada faringnya. Sistem saraf berupa
anyaman sel-sel saraf dan serabut sarafnya terletak
pada permukaan tubuh, terbenam dalam epidermis.
Hewan ini tidak memiliki jaringan tulang tetapi memiliki
divertikulum bukal pada daerah preoral yang sering
diduga sebagai notokord. Hewan ini tidak memiliki
ekor. Beberapa spesies mengalami perkembangan
secara langsung, sedang yang lain membentuk larva
tornaria. Filum ini memiliki 100 spesies. Amy Tenzer
(1998:30-45)
Ciri umum dari Hemichordata yaitubentuk tubuh
menyerupai cacing laut dan halus, tubuh dibedakan atas
tiga bagian: probosis, kolar/kerah, dan trunkus/badan,
Notokord hanya ditemukan pada bagian anterior tubuh
dan disebut “Bucal diverticulum”, adanya divertikulum
bukal menyebabkan hewan ini diragukan asal-
usulnya, mempunyai banyak pasangan celah insang,
jaringan saraf terbenam pada lapisan epidermis dorsal

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


88
dan ventral, coelom/rongga tubuh dibagi menjadi
tiga daerah yang tidak saling berhubungan yaitu:
daerah probosis, daerah kolar/kerah, dan daerah
trunkus/badan, sistem sirkulasi darah sederhana, alat
reproduksi terpisah dan berkembang secara langsung
atau tidak langsung.
Penyebarannya luas, kebanyakan hidup di
pantai di daerah panas atau sedang sepanjang lautan
Pasifik di Amerika Utara dan California; beberapa ada
yang hidup di laut yang dalam. Kebiasaan hidupnya
adalah membenamkan diri dalam pasir dengan cara
menggali liang dengan menggunakan probosisnya.
Dinding liang yang digali direkat dengan lendir yang
disekresikan oleh kelenjar lendir dari tubuh hewan
tersebut. Liang yang digali terbentuk seperti huruf U
dan terbuka pada ujungnya.
Urokordata meliputi kelompok hewan laut yang
ganjil, penyebarannya luas, disebut sebagai hewan
penyemprot atau Ascidia. Kebanyakan dari kelompok
ini memiliki beberapa ciri kordata yang menghilanh
setelah hewan dewasa. Afinitas sebagai hewan
kordata nampak jelas pada larva saat berenang bebas
yang dilengkapi oleh insang pada faringnya, adanya
pembuluh dorsal sistem saraf pusat, dan notokord
yang hanya dijumpai pada bagian ekornya (karena itu
dinamakan Urokordata). Selama metamorfosis, ciri-

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


89
ciri kordata tidak tampak (menghilang) kecuali celah
insang. Celah insang tidak terbuka ke luar tetapi ke
dalam dinding ektoderem atrium. Tubuh dilindungi oleh
mantel yang disebut cangkok atau tunik (sehingga
dinamakan Tunicata).
Perkembangan metamorfosisnya khusus
disebabkan oleh cara hidupnya yang bersifat tetap.
Makanan diperoleh dengan cara menggerakkan
silianya secara sempurna. Organ lokomotor dan sistem
neuro-sensori sederhana dan mengalami reduksi.
Tidak ada segmentasi dan tidak memiliki rongga tubuh.
Semua anggotanya hermaprodit. Lebih kurang 2.200
anggota urokordata telah dikenal. Sebagian besar
nampak memiliki struktur, habitat, dan kebiasaan hidup
yang bervariasi. Hewan ini ada yang bersifat sesil atau
hidup bebas. Kesemua anggotanya hidup di laut yang
didapatkan sepanjang pantai hingga pada kedalaman
lebih dari 2 mil.
Ciri Umum dari Urochordata yaitu merupakan
hewan laut dan dikenal sebagai “hewan penyemprot”,
soliter atau berkoloni, hidup menempel/sessil,
berenang bebas, dan “pelagik”, tubuh dilindungi oleh
mantel tunicine atau cangkok pada hewan dewasanya,
sifatnya eksodermal, notokord dijumpai pada fase
larva, tidak dijumpai pada saat dewasa, dan terletak
di ekornya, pembuluh saraf dorsal dijumpai pada fase

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


90
larva dan setelah dewasa mengalami degenerasi
membentuk ganglion sederhana, pasangan celah
insang banyak, jantung terletak di sebelah ventral,
sederhana, dan berbentuk pembuluh, tidak memiliki
rongga tubuh sempurna bahkan ruang perikardiumnya
tidak berongga, alat reproduksi jantan dan betina tidak
terpisah disebut hermaprodit.
Hewan ini hidup di laut, mempunyai daerah
penyebaran luas mulai dari daerah kutub sampai ke
daerah tropis. Beberapa spesies bersifat kosmopolit.
Terdapat pada tepi-tepi pantai di India, Samudera
Pasifik, Samudera Atlantik, Laut Malaya, dan India
Barat. Herdmania memiliki distribusi (penyebaran)
yang luas.
Cephalochordata hanya meliputi dua genus:
Asymetron dan Amphioxus. Genus Amphioxus lebih
umum digunakan untuk mewakili Cephalochordata.
Tubuh Amphioxus berbentuk loncat, kedua ujungnya
runcing. Hewan ini pertama kali ditemukan oleh Pallas
pada tahun 1778, sebagai hewan moluska dan diberi
nama Limax lanceolatus. Penemuan ini selanjutnya
dikoreksi oleh Costa pada tahun 1834 sebagai hewan
vertebrata rendah yang dinamakan Brachiostoma.
Istilah Amphioxus menjadi mudah dikenal akhir-akhir
ini berkat jasa Yarrell, berdasarkan pada kedua ujung
tubuh yang runcing.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


91
Ciri utama bentuk tubuh Cephalochordata adalah
menyerupai ikan kecil. Notokord terbentang pada
seluruh panjang tubuhnya. Memiliki tabung neural
dorsal dan tanpa otak, faring besar dengan banyak
celah insang yang terluka ke arah dinding ektoderm
atrium. Celah insang dapat disertakan dengan stigmata
pada Urochordata. Faring mempunyai endostril dan
saluran bersilia. Dinding tubuh nampak bersegmen dan
bahkan gonadnya juga bersegmen. Memiliki rongga
tubuh yang jelas. Organ pengeluarannya tersusun
secara segmental. Cephalochordata dan Urochordata
mempunyai hubungan yang perlu diteliti sehingga
kedua-duanya tidak dapat dipisahkan menjadi dua
Sub-fila tetapi dapat ditempatkan dalam sub-fila yang
sama yaitu Acrania. Sefalokordata da Urochordata
mempunyai ciri yang diturunkan dari nenek moyang
yang ada.
Amphioxus banyak ditemukan di laut Inggris
dan bahkan sampai jauh ke utara di pantai Norwegia.
Hewan ini umumnya banyak dijumpai di air yang hangat,
seperti Laut Tengah dan Samudera India. Populasi
yang padat dijumpai di Teluk Napoli dan selama musim
kawin dalam jumlah besar dijumpai di danau “Pantano”
dekan Messina. Di pantai China, populasi yang benar
dapat dijumpai dalam kaitannya dengan makanan.
Amphioxus tinggal di air yang dangkal, membenamkan

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


92
dirinya dalam pasir dan hanya bagian ujung anterior
yang mengandung tudung oral tersembul di permukaan
air. Hewan ini dapat berenang aktif dan dapat pula
dengan segera menarik kepala atau ekornya untuk
dimasukkan ke dalam liang (dibenamkan). Hewan ini
kebanyakan aktif pada waktu malam hari. Amphioxus
mempunyai daerah penyebaran luas, dari Laut Tengah
hingga Laut Utama, Pantai Atlantik di Amerika, dan
Samudera India.
Vertebrata memiliki tulang belakang yang
memanjang dari kepala sampai ekor. Berdasarkan
kemampuan mengatur suhu tubuh dibagi menjadi dua
yaitu hewan berdarah dingin (poikiloterm) dan hewan
berdarah panas (homoioterm). Vertebrata dibagi
menjadi lima kelas yaitu pisces, amphibia, reptil, aves
dan mamalia.
Ciri khas pisces yaitu memiliki sirip, gurat sisi,
gelembung renang dan kulit bersisik yang licin karena
berlendir. Alat ekskresi ikan berupa sepasang ginjal
opistonefros yang merupakan tipe ginjal paling primitif.
Pada ginjal opistonefros, tubulus bagian anterior telah
lenyap, beberapa tubulus bagian tengah berhubungan
dengan testis, serta terdapat konsentrasi dan
pelipatgandaan tubulus di bagian posterior. Mekanisme
ekskresi ikan yang hidup di air tawar berbeda dengan
ikan yang hidup di air laut. Ikan yang hidup di air

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


93
tawar, mengekskresi amonia dan aktif menyerap ion
anorganik melalui insang serta mengeluarkan urine
dalam jumlah besar. Sebaliknya, pada ikan yang hidup
di laut mengekskresikan sampah nitrogen berupa
trimetilamin oksida (TMO) yang memberi bau khas
ikan laut, mengekskresikan ion-ion lewat insang, serta
mengeluarkan urine sedikit.Ginjal ikan air laut tidak
memiliki glomerulus. Akibatnya, tidak terjadi ultrafiltrasi
di ginjal, dan pembentukan urine sepenuhnya oleh
sekresi garam-garam dan TMO yang berkaitan dengan
osmosis air.
Ciri khas amphibia yaitu memiliki dua bentuk
kehidupan, fase larva hidup di air dan bernapas
dengan insang, dewasa hidup di darat dan bernapas
dengan paru-paru, tubuh terdiri atas kepala, badan
dan anggota gerak, memiliki membran nictitans dan
membran timpanum, di antara jari-jari terdapat selaput
tipis. Anggota Amphibia, misalnya katak memiliki
alat ekskresi berupa ginjal opistonefros. Pada katak
betina, saluran ginjal dan saluran kelaminnya terpisah.
Sebaliknya, pada katak jantan, kedua saluran tersebut
menjadi satu. Katak muda (berudu) yang hidup di air
mengekskresikan amonia ke dalam air, tetapi setelah
dewasa zat yang diekskresikan berubah menjadi urea.
Ginjal katak dihubungkan dengan ureter di vesika
urinaria.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


94
Ciri khas reptil yaitu memiliki kulit yang bersisik
dari zat tanduk, rangkanya mengalami osifikasi,
tubuhnya terdiri atas kepala, badan, ekor dan dua
pasang tungkai, bergerak dengan melata, bertelur
(ovipar) dan ada juga yang bertelur dan beranak
(ovovivipar). Alat ekskresi pada Reptilia, misalnya
kadal berupa ginjal metanefros. Ginjal metanefros
lebih maju daripada ginjal opistonefros. Hasil ekskresi
Reptilia berupa asam urat berbentuk pasta berwarna
putih. Reptilia hanya menggunakan sedikit air untuk
membilas sampah nitrogen dari darah karena sebagian
besar sisa metabolisme diekskresikan sebagai
asam urat yang tidak beracun. Pada buaya selain
mengekskresikan asam urat juga mengekskresikan
amonia. Pada kura-kura air mengekskresikan urea
dan amonia, sedang kura-kura laut mengekskresikan
garam dari sepasang kelenjar garam di kepala yang
bermuara di sudut mata. Beberapa anggota Reptilia
seperti ular, buaya, dan alligator tidak mempunyai
vesika urinaria sehingga asam urat keluar bersama
feses.
Ciri khas aves memiliki bulu, ekor yang disebut
uropygium. Aves (bangsa unggas) mempunyai
alat ekskresi berupa sepasang ginjal metanefros.
Unggas tidak memiliki kandung kemih sehingga
ginjal berhubungan langsung dengan ureter menuju

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


95
kloaka. Tabung ginjal burung lebih banyak daripada
Mammalia karena kecepatan metabolismenya sangat
tinggi. Tiap 1 mm3 jaringan korteks ginjal burung
mengandung 100-500 tabung ginjal. Sampah yang
mengandung nitrogen dibuang melalui kloaka dalam
bentuk asam urat bercampur feses. Pada burung laut
seperti camar, selain mengekskresikan asam urat juga
mengekskresikan garam karena burung laut minum air
garam dan makan ikan laut yang banyak mengandung
garam. Kelenjar pengekskresi garam pada burung
laut terdapat di atas mata. Larutan garam mengalir ke
rongga hidung kemudian keluar lewat nares luar dan
akhirnya garam menetes dari ujung paruh.
Ciri khas mamalia memiliki kelenjar susu, tubuh
umumnya ditutupi rambut, memiliki berbagai kelenjar
di kulit, bergigi, jari tertutup oleh cakar, kuku atau
teracak, umumnya berkembang biak dengan beranak
atau melahirkan (vivipar).
Peranan hewan Chordata bagi kehidupan
manusia yaitu sumber protein (sapi, ayam, itik,
kambing, ikan dan kijang), sumber bahan obat-obatan
(minyak ular untuk obat kulit, minyak bulus untuk
meremajakan kulit, dan sirip ikan hiu untuk mencegah
penyakit kangker), sumber bahan sandang (wol dari
bulu domba).Amy Tenzer (1998:50-55)

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


96
J. Klasifikasi Hewan berdasarkan Jenis Makanan
Ribuan bahkan jutaan jenis hewan tersebar
di seluruh permukaan bumi ini baik yang ada dalam
perairan maupun daratan. Untuk mempermudah kita
mempelajarinya maka dibuatlah pengelompokan-
pengelompokan hewan sesuai dengan persamaan
yang mereka miliki. Salah satu dasar pengelompokan
itu yaitu berdasarkan jenis makanannya. Pembagian
hewan berdasarkan jenis makanan yaitu: 1) Herbivora,
2) Karnivora dan 3) Omnivora.
Herbivora adalah hewan pemakan tumbuhan.
Ciri-ciri hewan herbivora : berkaki empat, berdarah
panas, hidup di daratan, vivipar (beranak), mamalia.
Misalnya, sapi, kerbau, kuda, domba.
Karnivora adalah hewan pemakan daging.
Ciri-ciri hewan karnivora : Apabila mamalia : berkaki
empat, gigi tajam, hidup di darat, ovipar (beranak).
Contohnya singa, harimau, macan. Apabila hewan
laut : berkembang biak secara ovovivipar, memiliki
ukuran tubuh yang besar. terkecuali sejenis piranha.
Contohnya ikan hiu. Apabila sejenis burung : memiliki
cakar yang tajam dan paruh yang runcing. Contohnya
burung elang.
Omnivora adalah hewan pemakan segala.
Ciri-ciri hewan omnivora : Berkembang biak secara
ovipar, berdarah panas/dingin, mengerami telurnya,

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


97
berkaki dua. Misalnya : Ayam, angsa, burung dan
itik. https://id.wikibooks.org/wiki/Subjek:Biologi/
Materi:Herbivora,_Karnivora_dan_Omnivora diakses
pada tanggal 22 Juli 2018

K. Penyesuaian Hewan terhadap Lingkungan


Hewan juga melakukan penyesuaian diri
terhadap lingkungannya. Penyesuaian diri hewan
terhadap lingkungan yaitu penyesuaian diri untuk
memperoleh makanan, penyesuaian diri terhadap
habitat, dan penyesuaian diri untuk melindungi diri.
Penyesuaian diri hewan untuk memperoleh
makanan dalam bentuk penyesuaian dalam bentuk
paruh burung. Setiap jenis burung hanya memakan
jenis makanan tertentu sehingga bentuk paruh burung
yang memakan jenis makanan yang sama akan
serupa. Misal burung pelikan cokelat menciduk ikan
ke dalam paruhnya yang berkantong, burung pelatuk
melubangi pohon dengan paruhnya yang seperti pahat
untuk mencari mangsa, burung gelatik jawa memiliki
paruh yang kokoh dan agak runcing untuk memecah
biji-bijian, burung elang mempergunakan paruh yang
melengkung untuk merobek-robek mangsanya serta
burung itik sendok memiliki paruh yang lebih lebar
di bagian ujung untuk mencacah tanah lumpur guna
mencari makanan. Penyesuaian diri hewan pada

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


98
bentuk gigi. Berdasarkan jenis makanan, hewan dibagi
menjadi tiga yaitu herbivora, karnivora dan omnivora.
Hewan herbivora, seperti sapi memiliki susunan gigi
yang terdiri atas gigi seri dan gigi geraham. Fungsi
gigi seri untuk memotong rumput sedangkan gigi
geraham untuk mengunyah makanan hingga lumat.
Hewan karnivora, seperti singa memiliki gigi seri, gigi
taring yang sangat kuat dan tajam serta gigi geraham.
Gigi seri dan gigi taring digunakan untuk memotong
dan merobek-robek mangsanya. Hewan omnivora,
seperti beruang memiliki gigi seri, gigi taring dan gigi
geraham. Beruang menangkap mangsa dengan gigi
seri dan taringnya kemudian mengunyahnya dengan
gigi geraham yang datar. Gigi geraham yang datar
menyebabkan beruang dapat memakan buah-buahan.
Penyesuaian diri hewan pada bentuk kuku. Hewan
karnivora terutama hewan pemangsa akan memiliki
bentuk kaki dan kuku yang khas. Kaki burung dan
mamalia pemangsa memiliki cakar yang kuat berbentuk
kait. Cakar tersebut digunakan untuk mencengkeram
dan meremukkan mangsa. Penyesuaian diri hewan
pada bentuk dan posisi mata. Posisi mta di depan,
biasanya dimiliki oleh hewan pemangsa, misal burung
hantu. Burung hantu memiliki sepasang mata di depan
untuk menfokuskan penglihatan pada satu mangsa.
Posisi mata di samping biasanya dimiliki oleh hewan

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


99
herbivora, misal kelinci. Kelinci memiliki sepasang mata
di samping kepalanya untuk melihat pemangsanya
yang bisa muncul dari arah mana saja.
Penyesuaian diri hewan terhadap habitat
di lingkungan yang beriklim panas. Gurun pasir
merupakan tempat yang sangat panas karena jarang
turun hujan dan pancaran cahaya matahari relatif
sepanjang tahun. Salah satu hewan yang bertahan
hidup di daerah gurun yaitu unta. Unta beradaptasi di
lingkungannya dengan memiliki kantong persediaan air
pada tubuhnya. Selain itu, unta memiliki dua jari kaki
yang bersatu sehingga mencegah kakinya tenggelam
dalam pasir. Unta memiliki dua baris bulu mata untuk
melindungi mata dari pasir dan matahari. Unta memiliki
lubang hidung yang dapat ditutup untuk mencegah
masuknya pasir. Hewan-hewan kecil padang pasir
seperti serangga, laba-laba, kalajengking dan kadal
menghindar dari terik matahari pada siang hari
dengan bersembunyi di bawah batu, lubang-lubang
dalam tanah, atau mengubur dirinya dalam pasir dan
baru keluar pada malam hari untuk mencari mangsa.
Penyesuaian diri hewan terhadap habitat di lingkungan
yang beriklim dingin. Kutub utara maupun kutub
selatan merupakan daerah beriklim dingin karena
hampir seluruh permukaannya tertutup es. Penguin
merupakan salah satu contoh hewan yang hidup di

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


100
daerah beriklim dingin. Penguin beradaptasi dengan
memiliki bulu tebal yang membuatnya tetap hangat di
daerah dingin. Di bawah kulit penguin terdapat banyak
lemak. Penguin juga memiliki kaki dan sayap untuk
berenang. Pada kaki penguin terdapat selaput renang.
Penyesuaian diri hewan di daerah pegunungan.
Pegunungan merupakan daerah yang dingin, berangin
dengan permukaan tanah yang berbatu-batu. Salah
satu contoh hewan yang dapat hidup di pegunungan
adalah kambing gunung. Kambing gunung memiliki
bentuk kaki agar dapat melompat di antara bebatuan
pegunungan. Kaki kambing gunung memiliki tepi yang
tajam sehingga dapat menancap di celah bebatuan.
Bagian telapak kaki berbentuk cekungan, menyerupai
cekungan penyedot sehingga semakin melekatkan
kaki ke permukaan bebatuan. Penyesuaian diri hewan
di daerah sabana. Sabana adalah padang rumput
yang sangat luas dan hanya terdapat beberapa pohon
besar saja. Banyak sekali hewan pemakan rumput
yang hidup di sana seperti jerapah. Kondisi sabana
menyebabkan sedikit sekali tempat untuk bersembunyi
dari hewan pemangsa sehingga hewan padang rumput
umumnya adalah pelari kencang dengan bentuk kaki
yang panjang.
Penyesuaian diri hewan untuk melindungi
diri. Hewan memiliki naluri untuk melindungi diri dari

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


101
musuh-musuhnya atau dari gangguan makhluk hidup
lain. Cara perlindungan diri mereka bermacam-macam.
Mimikri adalah hewan yang mengalami perubahan
sehingga bentuk tubuhnya menyerupai hewan atau
tumbuhan lain. Contoh hewan mimikri adalah belalang
sembah. Belalang sembah memiliki bentuk dan warna
tubuh yang menyerupai daun. Ketika hinggap di
daun, bentuk dan tubuh belalang sembah mirip sekali
dengan bentuk dan warna daun. Hal ini menyulitkan
musuhnya untuk mengetahui keberadaan belalang
sembah. Kamuflase adalah kemampuan seekor
hewan untuk membuat dirinya tampak sama dengan
lingkungannya. Usaha tersebut dilakukan untuk
menghindarkan diri dari hewan pemangsa. Contoh
hewan yang melakukan kamuflase adalah bunglon.
Bunglon dapat mengubah warna kulitnya sesuai
dengan lingkungannya agar tidak terlihat jelas oleh
musuh. Misalnya, ketika bunglon hinggap di daun yang
berwarna hijau maka kulit bunglon berwarna hijau.
Aposematik adalah salah satu usaha yang dilakukan
hewan untuk melindungi dirinya dari hewan pemangsa.
Aposematik dapat berupa warna yang mencolok,
suara yang menakutkan, dan bentuk lainnya sebagai
peringatan pada hewan pemangsa. Contoh hewan
yang melakukan aposematik adalah bengkarung.
Bengkarung Australia bukanlah hewan yang

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


102
membahayakan. Namun, ia dapat menggertak musuh
dengan mengembangkan lipatan kulit membentuk
lingkaran yang menyeramkan pada sekeliling leher
sambil mendesis keras-keras. Autotomi adalah salah
satu cara hewan melepaskan diri dari hewan pemangsa
dengan memutuskan bagian ekornya. Contoh hewan
yang melakukan autotomi adalah tokek dan cicak.
Cicak akan memutuskan ekornya ketika merasa dirinya
terancam. Ekor yang putus akan bergerak-gerak
sehingga perhatian musuh akan beralih ke ekor yang
bergerak-gerak tersebut. Ketika perhatian pemangsa
beralih, cicak segera melarikan diri. Hewan memiliki
benda atau zat berbahaya yang dapat digunakan
sebagai perlindungan diri dari pemangsa. Hewan yang
memiliki racun, seperti ular. Ular memiliki racun atau
bisa yang akan dikeluarkan pada saat ular menggigit
hewan lain. Pada saat menggigit, bisa ular akan
mengalir dari gigi ular ke tubuh musuhnya. Bisa ular
dapat menyebabkan kematian. Ular juga melindungi
diri dengan cara membelitkan tubuhnya ke tubuh
musuhnya. Perlindungan diri dengan cara membelitkan
tubuh dilakukan oleh ular yang tidak berbisa. Lebah
juga memiliki alat perlindungan diri berupa sengat.
Sengat lebah mengeluarkan zat beracun yang bisa
menyebabkan kematian bagi musuhnya.
Hewan memiliki benda atau zat yang tidak

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


103
beracun yang dapat digunakan sebagai perlindungan
diri dari pemangsa. Landak memiliki punggung
berduri tajam dan kuat. Jika landak diserang, ia akan
menegakkan duri-durinya sehingga seluruh tubuhnya
terlindungi sebagian dari duri itu akan dilontarkan
oleh tubuhnya ke arah lawan sehingga lawannya
merasa kesakitan dan kemudian pergi meninggalkan
landak. Badak memiliki cula yang runcing dan kuat.
Jika musuh mengancam, badak menjadikan culanya
sebagai senjata untuk melindungi dirinya. Cumi-cumi
akan mengeluarkan cairan hitam ketika diserang. Tinta
itu akan melayang di air dengan bentuk dan besar
yang sama seperti mereka. Akibatnya, air menjadi
keruh dan perhatian musuh beralih ke umpan tinta
tersebut. Saat itulah cumi-cumi segera melarikan
diri. Bila terancam bahaya, sigung akan menekan
kaki depannya pada tanah. Ekornya yang panjang
ditarik ke atas punggung. Dari kelenjar pada pangkal
ekornya, sigung mengeluarkan cairan berbau busuk
yang dapat ditembakkan sejauh tiga meter. Bau
cairan tersebut akan melekat selama beberapa hari.
Sebagian hewan lain yang tidak memiliki kemampuan
untuk menakuti lawan-lawannya atau memiliki racun
untuk melawan. Mereka ada yang memiliki cangkang
yang sangat kuat dan keras yang dapat digunakan
sebagai pelindung diri. Contoh antara lain penyu,

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


104
kura-kura dan siput. Mereka memiliki cangkang. Bila
ada musuh yang menyerang, mereka segera menarik
kepala dan kakinya masuk ke dalam rumah pelindung
mereka. Lain lagi dengan trenggiling yang memiliki
sisik yang sangat keras, tebal dan kuat. Trenggiling
akan menggulung tubuhnya seperti bola ketika merasa
terancam. Musuh tidak dapat menggigit tubuhnya
karena terhalang oleh sisiknya.

L. Pelestarian Hewan
Usaha pelestarian pada hewan pada prinsipnya
sama dengan pelestarian pada tumbuhan yaitu
pembiakan secara in situ dan ex situ. Pembiakan
secara in situ adalah pembiakan dalam habitat aslinya,
seperti orang utan yang dilindungi di Taman Nasional
Tanjung Puting yang berada di Propinsi Kalimantan
Barat, tepatnya di Kabupaten Kotawaringin Barat
dan Kalimatan Tengah. Badak jawa (badak bercula
satu) yang dilindungi di Taman Nasional Ujung Kulon.
Taman Nasional Komodo terletak di daerah Nusa
Tenggara, tepatnya di Pulau Komodo. Selain Komodo,
di tempat ini juga ditemukan jenis hewan langka lain
yaitu rusa dan babi hutan. Taman Nasional Bali Barat
memberikan perlindungan burung jalak Bali.
Pembiakan ex situ yaitu pembiakan di luar habitat
aslinya tetapi lingkungan dibuat mirip dengan aslinya,

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


105
seperti beberapa jenis hewan yang dilestarikan di
Kebun Binatang Ragunan.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


106
BAB IV

SISTEM RANGKA
MANUSIA

A. Tulang
Manusia dan hewan vertebrata mempunyai
kemampuan bergerak dan berpindah tempat yang
disebabakan oleh kerja sama antara rangka dan otot.
Hewan vertebrata mempunyai struktur tulang dan otot
yang sama dengan manusia. Otot menempel dan
menghubungkan tulang yang satu dengan tulang yang
lain atau menghubungkan tulang dengan kulit. Otot
mempunyai kemampuan untuk berkontraksi sehingga
dapat menggerakkan tulang atau kulit. Oleh karena itu,
otot disebut alat gerak aktif, sedangkan tulang disebut
alat gerak pasif.
Tulang-tulang yang tersusun sedemikian rupa
dengan system tertentu disebut rangka. Rangka pada
hewan vertebrata berupa endoskeleton (rangka dalam).
Tulang-tulang yang menyusun rangka mempunyai
struktur yang beraneka sesuai dengan fungsinya.
Fungsi rangka adalah sebagai berikut:

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


107
a. Sebagai penopang dan penunjang tegak tubuh.
b. Memberi bentuk tubuh.
c. Melindungi alat-alat atau bagian tubuh yang lunak.
d. Sebagai alat gerak pasif.
e. Tempat melekatnya otot-otot rangka.
f. Sebagai tempat pembentukan sel darah dan
penimbunan mineral.
Rangka tubuh dibedakan menjadi tiga macam
sebagai berikut:
a. Rangka hidrostatik
Rangka hidrostatik terdapat pada hewan yang
tubuhnya lunak, misalnya cacing tanah.
b. Eksoskeleton (rangka luar)
Eksoskeleton (rangka luar) adalah lapisan luar
yang membungkus tubuh yang terbuat dari zat
kitin, terdapat pada insekta.
c. Endoskeleton (rangka dalam)
Endoskeleton (rangka dalam) adalah kumpulan
tulang rawan dan tulang keras yang membentuk
suatu rangkaian menurut aturan tertentu. Rangka
dalam terdapat pada vertebrata. Setiyadi Budiyono
(2011:10-13)
Tulang-tulang dalam tubuh manusia lebih kurang
berjumlah 200 buah. Komponen-komponen penyusun
tulang adalah air (25%), zat organic berupa serabut
(30%), dan zat mineral terutama kalsium fosfat dan

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


108
sedikit garam magnesium (45%).
Menurut bentuknya tulang dibedakan sebagai
berikut:
1) Tulang pipa (tulang panjang)
Tulang pipa berbentuk seperti tabung yang kedua
ujungnya bulat (epifisis) dan bagian tengahnya
silindris (diafisis). Hampir seluruh bagian terdiri
dari tulang kompak (tulang padat) dengan sedikit
komponen dengan tulang spongiosa (tulang
berongga-rongga). Pada bagian dalam terdapat
rongga yang berisi sumsum tulang. Contoh : tulang
paha, tungkai paha, serta lengan atas dan lengan
bawah.
2) Tulang Pendek
Tulang pendek berbentuk seperti kubus atau
pendek tidak beraturan. Tulang ini mempunyai inti
tulang spongiosa yang dikelilingi tulang kompak.
Contoh : tulang telapak tangan dan kaki, serta
ruas-ruas tulang belakang.
3) Tulang Pipih
Tulang pipih berbentuk gepeng memipih. Tulang
pipih mempunyai dua lapisan tulang kompak
yang disebut lamina eksterna dan interna ossis
karnii. Kedua lapisan dipisahkan oleh satu lapisan
tulang spongiosa disebut diploe. Contoh: tulang
tengkorak, tulang rusuk, dan tulang belikat.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


109
Berdasarkan jenisnya, tulang dapat dibedakan
menjadi tulang rawan dan tulang keras. Setiyadi
Budiyono (2011:14-17)
4) Kartilago (Tulang Rawan)
Tulang rawan terdiri dari atas sel-sel tulang yang
mengeluarkan matriks disebut kondrin yang
dihasilkan oleh kondroblast (sel-sel pembentuk
kartilago). Lama-kelamaan kondroblast terkurung
dalam matriksnya sendiri dalam ruang yang
disebut lakuna. Kondroblast dalam lakuna bersifat
tidak aktif dan disebut kondrosit (sel tulang rawan).
Tulang rawan pada anak berbeda dengan tulang
rawan pada orang dewasa. Tulang rawan pada
anak berasal dari mesenkim dan lebih banyak
mengandung sel tulang. Tulang rawan pada orang
dewasa berasal dari perikondrium (selaput tulang
rawan) yang mengandung kondroblast. Tulang
rawan pada orang dewasa hanya terdapat pada
bagian-bagian tertentu, misalnya tulang ujung
hidung, daun telinga, dan persendian.
5) Osteon (Tulang Keras)
Tulang keras merupakan kumpulan sel-sel tulang
yang mengeluarkan matriks yang mengandung
senyawa kapur dan fosfat. Kedua senyawa ini
menyebabkan tulang menjadi keras. Osteoplast
pada lakuna menjadi tidak aktif dan disebut

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


110
osteosis (sel tulang). Osteosit satu dengan yang
lain dihubungkan oleh kanalikuli yang mengandung
sitoplasma dan pembulh darah yang bertugas
memenuhi kebutuhan nutrisi osteosit. Tulang
keras dibedakan menjadi dua, yaitu tulang kompak
dan tulang spons (tulang berongga). Pada tulang
keras atau tulang kompak, matriks tulang rapat
dan padat, misalnya pada tulang pipa. Pada tulang
spons matriksnya berongga. Rongga-rongga pada
tulang spons diisi oleh jaringan sumsum tulang.
Apabila berwarna merah, misalnya pada epifisis
tulang pipa. Apabila berwarna kuning, berarti
mengandung sel-sel lemak, misalnya pada diafisis
tulang pipa.
Bagian-bagian Tulang Pipa. Tulang terbagi atas
tiga bagian, yaitu bagian ujung disebut epifisis, bagian
tengah disebut diafisis tersusun atas tulang keras,
serta antara epifisis dan diafisis disebut cakraepifisis
yang terdiri atas tulang rawan dan mengandung
banyak osteoplast. Bagian cakraepifisis merupakan
bagian yang dapat bertambah panjang pada orang
yang masih dalam usia pertumbuhan.
Pembentukan Tulang. Rangka manusia
terbentuk pada akhir bulan kedua, atau awal bulan
ketiga pada waktu perkembangan embiro. Tulang yang
terbentuk mula-mula adalah kartilago (tulang rawan)

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


111
yang berasal dari jaringan mesenkim (jaringan ikat
embironal). Di dalam kartilago terdapat rongga yang
mengandung osteoblast (sel pembentuk ulang). Sel-
sel osteoblast terbentuk secara konsentris, yaitu dari
dalam keluar. Setiap sel melingkari pembuluh darah
dan serabut saraf yang membentuk system Havers.
Subtansi di sekitar sel tulang disebut matriks
tulang, tersusun atas senyawa protein. Selanjutnya
terjadi pengisian kapur dan fosfor sehingga matriks
tulang menjadi keras. Pengerasan tulang disebut
osifikasi.
Osifikasi dibedakan menjadi dua macam sebagai
berikut:
1) Osifikasi kondral, yaitu pembentukan tulang dari
tulang rawan. Terjadi pada tulang pipa dan pendek
2) Osifikasi desmal, yaitu pembentukan tulang dari
membrane jaringan mesenkim. Terjadi pada tulang
pipih.
Proses pertumbuhan tulang manusia dimualai
sejak janin berusia 8 minggu sampai umur lebih
kurang 25 tahun, bahkan lebih dari itu masih terjadi
pembentukan tulang. Urutan proses osifikasi
(pembentukan tulang) adalah sebagai berikut:
1) Tulang rawan pada embiro mengandung banyak
osteoplas, terutama pada bagian tenagah epifisis
dan bagian tengah diafisis, serta pada jaringan

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


112
ikat pembungkus tulang rawan.
2) Osteosis terbentuk dari osteoblast, tersusun
melingkari membentuk suatu system havers.
Ditengah system havers terdapat saluran havers
yang banyak mengandung pembuluh darah dan
serabut saraf.
3) Osteosis mensekresikan zat protein yang akan
menjadi metriks tulang dan setelah mendapat
tambahan senyawa kalsium dan fosfat, tulang
akan mengeras.
4) Selama terjadi penulangan, bagian epifisis dan
diafisis membentuk daerah yang tidak mengalami
pengerasan, disebut cakraepifisis yang berupa
tulang rawan yang mengandug banyak osteoblast.
5) Bagian cakraepifisis terus mengalami penulangan
sehingga bagian ini menyebabkan tulang
memanjang.
6) Di bagian tengah tulang pipa terdapat osteoblast
yang merusak tulang sehingga tulang menjadi
berongga, kemudian rongga tersebut terisi sum-
sum tulang.
Pengelompokan Rangka Manusia. Skeleton
(rangka) manusia dapat dibedakan menjadi dua
kelompok besar, yaitu skeleton aksial dan skeleton
apendikuler.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


113
a) Skeleton aksial
Skeleton aksial yaitu skeleton yang merupakan
sumbu tubuh. Rangka ini meliputi tengkorak, ruas-
ruas tulang belakang, tulang dada, dan tulang iga
atau rusuk.
1) Cranium (Tulang Tengkorak)
Tulang tengkorang terdiri atas 28 buah tulang.
Tulang tengkorak berfungsi melindungi otak,
mata, dan telinga dalam. Tulang tengkorak
yang lain membentuk tulang wajah, seperti
tulang hidung, tulang pipih, serta tulang rahang
atas dan tulang rahang bawah.
2) Ruas-ruas Tulang Belakang
Vertebrata (ruas-ruas tulang belakang) terdiri
atas 33 buah ruas tulang yang terbagi menjadi
beberapa bagian sebagai berikut:
a) Cervikalis (ruas tulang leher) berjumlah 7
ruas, ruas I di sebut tulang atlas.
b) Thorakalis (ruang tulang punggung)
berjumlah 12 buah.
c) Lumbalis (ruang tulang pinggang)
berjumlah 5 ruas
d) Sacrum (ruas tulang kemudi) berjumlah 5
ruas
e) Cocsigeus (ruang tulang ekor) berjumlah
4 ruas

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


114
Tiap vertebrae dilindungi oleh lapisan
tulang rawan yang disebut discus
intervertebrae. Sementara itu, tulang
sacrum maupun tulang ekor telah menyatu
sejak embrio.
3) Tulang Rusuk danTulang Dada
Sternum (tulang dada), copus (badan), dan
procesus xiphoideus (ekor) yang berupa
tulang rawan. Pada tulang dada melekat
costae (tulang rusuk). Tulang rusuk terdiri dari
12 pasang. Ujung belakangnya melekat pada
ruas-ruas tulang belakang. Tulang rusuk dapat
dibedakan menjadi 3 macam sebagai berikut:
a) Tulang rusuk sejati: berjumlah tujuh
pasang. Ujung belakang melekat pada
ruas tulang belakang, sedangkan ujung
depan melekat pada tulang dada.
b) Tulang rusuk palsu: berjumlah 3 pasang,
ujung belakang melekat pada tulang
belakang dengan ujung depan melekat
pada tulang rusuk diatasnya.
c) Tulang rusuk melayang: berjumlah 2
pasang. Ujung belakang melekat pada
tulang, sedangkan ujung depan bebas
tidak melekat.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


115
b) Skeleton Apendikuler
Skeleton apendikuler terdiri tukai atas atau tulang
anggota depan dan tukai bawah atau tulang
anggota belakang. Tulang apendikuler atas
berhubungan dengan tulang aksial pada bahu.
Bahu manusia tersusun atas tulang selakang dan
tulang belikat. Tungkai atas tersusun beberapa
tulang sebagai berikut.
1) Humerus (tulang lengan atas)
2) Tulang lengan bawah terdiri atas
a) Radius (tulang pengumpil)
b) Ulna (tulang hasta)
3) Carpal (pergelangan tangan) berjumlah 8
buah.
4) Metacarpal (telapak tangan) berjumlah 5 buah.
5) Phalanges (ruas jari tangan) berjumlah 14
buah.
Anggota gerak bawah berhubungan dengan tulang
aksial pada gelang panggul. Gelang panggul terdiri
atas tulang sacrum yang merupakan persatuan 6
ruas tulang, yaitu sepasang ilium (tulang usus)
kiri-kanan, sepasang ischium (tulang duduk) kiri
kanan, dan sepasang pubis (tulang kemaluan).
Tungkai bawah terdiri atas beberapa jenis tulang
sebagai berikut.
1) Femur (paha)

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


116
2) Patella (tempurung lutut)
3) Tibia (tulang kering)
4) Fibula (tulang betis)
5) Tarsal (ruas pergelangan kaki) berjumlah 7
buah
6) Metatarsal (telapak kaki) berjumlah 5 buah
7) Phalanges (ruas jari kaki) berjumlah 4 buah
Struktur tulang panggul manusia sesuai untuk
berdiri tegak di atas kedua kaki. Hewan yang dengan
tubuh yang disangga oleh kedua tukai bawah disebut
bipadel. Hewan berkaki empat tubuh disangga tukai atas
dan bawah disebut kuadripadel.Rowen D Frandson
& Thomas Leslie Spurgeon (1992:59-64),William K.
Purves, at.all, (2004:915).
Artikulasi (Persedian). Agar dapat melakukan
fungsinya dengan baik, antar tulang dalam tubuh
dihubungkan satu dengan yang lain dan disebut
hubungan antar tulang atau artikulasi (persediaan).
Berdasarkan besar kecilnya gerak yang terjadi,
artikulasi dibedakan menjadi 2 macam, yaitu sinartrosis
dan diartrosis.
a) Sinartrosis
Sinartrosis yaitu hubungan antar tulang yang
tidak dapat digerakkan atau mempunyai gerakan
yang sangat terbatas. Berdasarkan komponen
hubungannya sinartrosis dibedakan tiga macam

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


117
sebagai berikut:
1) Sinostosis yaitu hubungan langsung tulang
dengan tulang yang tidak memungkinkan
adanya gerakan. Contoh tulang tengkorak
pada orang dewasa.
2) Sinkondrosis apabila penghubungnya
adalah jaringan tulang rawan sehingga
memungkinkan terjadinya sedikit gerakan.
Contoh tulang rusuk dengan tulang dada dan
antarruas tulang belakang.
3) Sinfibrosis apabila penghubungnya berupa
jaringan ikat. Pada hubungan ini masih
memungkinkan terjadi sedikit gerakan.
Contoh tulang kemaluan kiri kanan dan tulang
tengkorak pada bayi (sebelum mengalami
osifikasi).
b) Diartrosis atau persendian
Diartrosis atau persendian yaitu hubungan dua
tulang atau lebih yangmemungkinkan terjadinya
gerakan tulang-tulang secara leluasa. Misalnya
sendi engsel pada lututdan siku, serta sendi peluru
pada pangkal paha dan lengan atas. Ujung tulang
membentuk persendian bersifat khas, yaitu ujung
yang satu berbentuk bonggol, sedangkan ujung
yang lain membentuk lekukan yang sesuai ukuran
bonggol. Setiap permukaan sendi dilapisi dengan

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


118
tulang rawan hialin dan dibungkus dengan selaput
synovial yang membentuk minyak synovial.
Minyak synovial atau minyak sendi ini berfungsi
untuk melicinkan gerakan.
Berdasarkan macam hubungan persendian
dibedakan sebagai berikut:
1) Sendi engsel adalah persendian yang
memungkinkan terjadi gerakan ke satu arah.
Contoh persendian pada tulang siku dan lutut.
2) Sendi pelana atau sela adalah persendian
yang memungkinkan gerakan ke dua arah.
Contoh persendian pada hubungan antara
ruas-ruas tulang belakang, sendi antara tulang
telapak tangan, pergelangan tangan, dan pada
ibu jari.
3) Sendi putar adalah persendian tulang yang
satu mengitari tulang yang lain sehingga
menimbulkan gerakan rotasi. Contoh
tengkorak dengan tulang atlas dan metacarpal
dengan jari-jari tangan.
4) Sendi peluru (endartosis) adalah persendian
tulang yang gerakannya paling bebas dari
pada persendian yang lain, yaitu dapat
bergerak ke segala arah. Contoh tulang lengan
atas dengan gelang bahu dan tulang paha dan
gelang panggul.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


119
5) Sendi kejat atau sendi geser atau sendi ovoid
adalah persendian yang gerakannya hanya
menggeser kedua ujung agak rata dan tidak
berporos. Contoh atlas dengan aksis dan
radius dengan ulna.
6) Sendi luncur adalah persendian tulang yang
memungkinkan terjadinya gerakan badan
melengkung ke depan, ke belakang, atau
memutar. Contoh scapula dengan clavicula
dan carpal dengan metacarpal. Setiyadi
Budiyono (2011:13-16)
Kelainan dan gangguan pada tulang dapat
terjadi akibat infeksi, gangguan fisiologik, kesalahan
sikap, dan gangguan mekanis.
a. Infeksi Sendi
Infeksi sendi dapat terjadi akibat kuman sifilis dan
TBC. Kuman-kuman dapat merusak sendi-sendi
pada lutut dan pangkal paha. Jenis infeksi sendi
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Arthritis eksudatif yaitu peradangan pada sendi
akibat serangan kuman penyakit sehingga
rongga terisi cairan getah radang (nanah).
2) Arthritis sika yaitu peradangan pada sendi
sehingga rongga sendi menjadi kering (
kekurangan minyak synovial).
3) Nekrosis yaitu kerusakan pada periosteum

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


120
(selaput tangan) hingga sebagian tulang mati
dan mengering.
4) Layuh sendi atau layuh semu yaitu suatu
keadaan tidak bertenaga pada persendian
akibat rusaknya cakraepifisis tulang anggota
gerak.
b. Gangguan Fisiologik
Beberapa gangguan fisiologik yang mengakibatkan
terjadinya kelainan tulang di antaranya sebagai
berikut:
1) Rakhitis yaitu ganguan tulang yang
kekurangan vitamin D. Biasanya terjadi
pada anak-anak dalam masa pertumbuhan.
Akibatnya pertumbuhan tulang tergangngu.
Misalnya bentuk kaki yang membengkok ke
luar (membentuk huruf X) atau membengkok
ke dalam (berbentuk huruf O).
2) Mikrocephalus yaitu gangguan pertumbuhan
tulang tengkorak akibat kekurangan zat kapur
saat pembentukan tulang pada bayi. Tengkorak
menjadi lebih kecil dari ukuran normal.
3) Osteoporosis tulang kurang keras (lunak)
karena kekurangan hormone sehingga tulang
mudah patah dan rapuh.
4) Hydrocephalus yaitu suatu kelainan yang
ditandai pengumpulan abnormal cairan spinal

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


121
dan terjadi pelebaran rongga dalam otak
sehingga kepala membesar, disebut juga
megalocephalus.
c. Kesalahan sikap
Kesalahan sikap terjadi karena sikap duduk yang
salah dan terjadi dalam waktu yang lama. Hal ini
mengakibatkan perubahan bentuk susunan tulang
belakang.
Beberapa jenis kelainan pada tulang belakang
sebagai berikut:
1) Lordosis yaitu jika bagian leher dan panggul
terlalu membengkok ke depan.
2) Kiposis yaitu jika bagian punggung terlalu
membengkok ke belakang
3) Skoliosis yaitu jika bagian punggung
membengkok ke kanan atau ke kiri.
d. Gangguan mekanis
Gangguan mekanis pada tulang dapat terjadi
akibat jatuh atau terkena benda keras (pukulan).
Ganguan mekanis dapat menyebabkan hal-hal
berikut:
1) Fisura atau retak tulang, dapat diperbaiki
karena priosteum akan membentuk kalus
(sambungan).
2) Fraktura atau patah tulang, umumnya terjadi
pada tulang pipa. Apabila tulang yang patah

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


122
sampai keluar kulit disebut patah tulang
terbuka, sedangkan jika tidak sampai keluar
disebut patah tulang tertutup.
3) Memar sendi yaitu apabila selaput sendi
mengalami robek.
4) Urai sendi yaitu memar sendi yang diikuti
lepasnya ujung tulang dari persendian.
e. Ganguan persendian
Gangguan persendian dapat dibedakan sebagai
berikut:
1) Dislokasi yaitu sendi bergeser dari kedudukan
semula karena jaringan ligamentum
(penggantungnya sobek).
2) Terkilir atau keseleo yaitu tertariknya ligamen
sendi yang disebabkan gerakan yang tiba-
tiba atau mendadak. Pada daerah ini terjadi
bengkak yang menyebabkan rasa sakit yang
hebat.
3) Ankilosis yaitu persendian yang tidak dapat
digerakkan karena seolah-olah kedua tulang
menyatu.
4) Artritis yaitu peradangan pada satu atau
beberapa sendi dan kadang-kadang posisi
tulang mengalami perubahan. Artritis
dibedakan sebagai berikut:
a) Reumathoid yaitu suatu penyakit kronis

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


123
yang terjadi pada jaringan penghubung
sandi. Sendi menjadi membengkak
dan terjadi kekejangan pada otot
penggeraknya.
b) Osteo artritis yaitu suatu penyakit
kemunduran sendi, tulang rawan menipis
dan mengalami degenerasi. Biasa terjadi
pada usia tua.
c) Gout artritis yaitu gangguan persendian
akibat kegagalan metabolism asam
urat. Asam urat yang tinggi dalam darah
diangkut dan ditimbun dalam sendi
yang kecil, biasanya terjadi pada jari-jari
tangan. Akibatnya ujung tulang ruas-ruas
jari tangan membesar.
Tambah Tinggi dengan Sambung Tulang.Ingin
tambah tinggi? Saat ini ada cara baru. Ahli bedah sudah
berhasil menambah tinggi tubuh lewat bedah tulang.
Cara ini dapat memperpanjang kaki hingga 13 cm,
tulang paha diperpanjang hingga 8 cm dan tulang kering
bertambah panjang 8 cm. Pertama-tama, tulang akan
direhap dipotong, kemudian dipasang alat semacam
paku panjang berbahan logam campuran titanium
dalam tulang. Logam ini biasa diulur menggunakan
remot control. Tiap-tiap ujung menimbulkan rasa sakit.
Tiga bulan setelah perlakuan. Tulang kembali sekuat

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


124
tulang normal.
Adapun proses bedah tulang dijelaskan sebagai
berikut:
a. Dokter bedah membuat goresan 5 cm pada
pinggul dan memasang logam titanium ke dalam
tulang paha.
b. Dokter membuat sayatan 2 cm ke dalam kaki
lewat bagian tulang yang dipotong. Ini merupakan
bagian tulang yang akan mengalami pertumbuhan.
c. Tiga sekrup dipasang dekat pangkal tulang untuk
memperkuat posisi logam titanium.
d. Recever kecil dipasang di bawah kulit. Tiap
malam, pasien memakai remote control mengirim
sinyak ke receiver untuk mengulur logam titanium
millimeter demi milimeter

B. Otot
Otot merupakan alat gerak aktif karena mampu
berkontraksi. Otot memiliki kemampuan berkontraksi
(memendek) dan relaksasi (melemas). Jika otot
berkontraksi, tulang akan terangkat, gerakan ini disebut
kontraktibilitas. Bila otot relaksasi, otot kembali ke
kedudukan semula, gerakan ini disebut ekstensibilitas.
Sel-sel otot disebut serabut otot (miofibril).
Sitoplasma serabut otot mengandung protein yang
disebut aktin dan myosin. Aktin dan myosin menyusun

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


125
miofibril. Otot merupakan alat gerak aktif mempunyai
tiga ciri spesifik berikut:
1) Kontraktibilitas, yaitu kemampuan otot untuk
berkontraksi (memendek).
2) Ekstensibilitas, yaitu kemampuan otot untuk
ekstensi (memanjang dari ukuran semula).
Gerakan yang timbul merupakan kebalikan dari
gerakan yang ditimbulkan saat kontraksi otot.
3) Elastilitas, yaitu kemampuan otot untuk kembali ke
ukuran semula setelah berkontraksi atau ekstensi.
Pada saat otot kembali ke ukuran semula, otot
disebut dalam keadaan relaksasi.
Otot dibagi menjadi tiga macam yaitu otot lurik,
otot polos, dan otot jantung.
a. Otot lurik atau otot serat lintang.
Otot lurik atau otot serat lintang disebut juga
dengan otot rangka karena melekat pada rangka.
Otot lurik tersusun atas serabut-serabut otot
atau miofibril yang berinti banyak. Miofibril dalam
plasma berwarna gelap dan terang yang tersusun
teratur dan tampak bergaris sehinggadisebut
otot serat lintang. Miofibril membentuk kumpulan
serabut yang disebut otot atau daging. Tiap
kumpulan serabut dilindungi oleh selaput yang
disebut fasia propia, sedangkan otot atau daging
dilindungi selaput fasia superfisialis. Biasanya

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


126
gabungan otot berbentuk kumparan yang bagian
tengahnya menggelembung disebut empal atau
ventrikel dan kedua ujung mengecil disebut urat
otot atau tendon. Bagian empal dapat berkontraksi
mengkerut dan mengendur. Setiap otot memiliki
dua buah tendon atau lebih. Tendon yang melekat
pada tulang yang tidak bergerak disebut origo.
Otot lurik berkerja di bawah kemauan dan disebut
otot sadar. Kontraksinya cepat, tidak teratur, dan
mudah lelah. Fungsi otot rangka atau lurik adalah
menggerakkan rangka. Otot dapat bergerak
karena rangsang yang berupa panas, dingin, arus
listrik, dan rangsang kimia.
b. Otot polos.
Otot polos tersusun oleh sel-sel otot yang berinti
satu dan terdapat di tengah. Miofibril berwarna
polos. Kerja otot polos adalah tidak sadar, lambat,
beraturan, dan tidak mudah lelah. Otot polos
terdapat pada dinding saluran pencernaan, saluran
pernapasan, dan pembuluh darah sehingga sering
di sebut otot alat-alat dalam.
c. Otot jantung atau Myocardium.
Otot jantung atau myocardium hanya terdapat
pada jantung. Otot jantung secara anatomis
mempunyai ciri seperti otot lurik, tetapi berinti satu
di tengah dan mempunyai cabang-cabang yang

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


127
berhubungan dengan sel-sel lain (anastomosis).
Batas antara sel-sel tanpak jelas dan disebut
diskus interkalaris. Otot jantung berkerja di luar
sadar, lambat, teratur, tetapi tidak cepat lelah.
Dalam menghasilkan gerak, otot bekerja secara
berpasangan. Sifat kerja otot ada dua macam yaitu
antagonis (berlawanan) dan sinergis (searah).
a. Otot Antaganis.
Bila suatu otot berkontraksi menghasilkan gerak
dengan arah tertentu, otot pasangannya akan
menghasilkan gerak dengan arah berlawanan.
Dua otot yang menghasilkan gerak dengan arah
berlawanan disebut otot antagonis. Beberapa otot
antagonis dijelaskan sebagai berikut.
1) Ekstensi >< Fleksi
Ekstensi adalah gerak meluruskan,
sedangkan fleksi adalah gerak menekuk atau
membengkokkan. Misalnya gerak pada siku,
lutut, dan ruas-ruas jari. Bila kita berdiri, kaki
pada posisi lurus. Sebaliknya bila kita jongkok,
kaki dalam posisi menekuk.
2) Abduksi >< adduksi
Abduksi adalah gerakan menjauhi badan
sedangkan adduksi adalah gerakan mendekati
badan. Contoh gerak tangan abduksi (sejajar
bahu) dan adduksi (sikap sempurna).

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


128
3) Depresi >< Elevasi
Depresi adalah gerak menurun, sedangkan
elevasi adalah gerak mengangkat. Contoh
gerak kepala menunduk dan menengadah.
4) Supinasi >< Pronasi
Supinasi adalah gerak menengadahkan
tangan, sedangkan pronasi adalah gerak
menelungkupkan tangan. Kedua macam
gerakan ini seperti gerakan melingkar satu
sumbu sentral sehingga disebut juga rotasi.
Contoh pasangan otot antagonasi adalah
bisep dan trisep. Otot bisep adalah otot berkepala
dua yang berorigo pada taju tulang belikat dan
berinsersi pada pangkal tulang pengumpil. Bila otot
ini berkontraksi, lengan bawah bergerak menekuk
pada siku. Otot trisep adalah otot berkepala tiga,
berorigo pada tulang belikat dan berinsersi pada
pangkal tulang hasta. Bila trisep berkontrasi
lengan bawah bergerak melurus.
b. Otot sinergis
Selain otot antagonis, terdapat otot sinergis yaitu
otot yang kerjanya saling menunjang, misalnya
otot pronator teres dan pronator kuadratus. Bila
keduanya berkontraksi, tangan akan menelungkup.
Mekanisme gerak otot dan sumber energi.
Secara makroskopis gumpalan otot dibungkus oleh

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


129
selaput tipis yang disebut fasia. Ujung-ujung otot
disebut tendon dan di antara tendon terdapat bagian
pusat otot yang memiliki kemampuan berkontraksi
disebut belli. Ujung-ujung otot melekat pada tulang
dengan dua tipe perlekatan, yaitu origo dan insersi.
• Origo yaitu ujung otot yang melekat pada tulang-
tulang yang posisinya tetap atau sedikit bergerak
saat otot berkontraksi.
• Insersi yaitu bagian ujung otot yang melekat pada
tulang-tulang yang mengalami perubahan posisi
pada saat otot berkontraksi.
Secara mikroskopis otot lurik tampak tersusun
atas garis-garis gelap dan terang. Kenampakan tersebut
disebabkan adanya miofibril. Setiap miofibril tersusun
atas satuan kontraksi yang disebut sarkomer. Garis-
garis terang disebut zona H, sedangkan garis-garis
gelap disebut zona Z. Zona Z merupakan bagian yang
tersusun atas aktin dan myosin, disebut aktomiosin.
Aktomiosin merupakan protein kompleks dan
komponen terbesar dari otot. Pada saat berkontraksi
terjadi perubahan panjang zona Z dan H.
Di dalam otot terdapat zat yang sangat
peka terhadap rangsang disebut asetilkolin. Otot
yang terangsang menyebabkan asetilkolin terurai
membentuk miogen yang merangsang pembentukan
aktomiosin. Hal ini menyebabkan otot berkontraksi

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


130
sehingga otot yang melekat pada tulang menjadi
bergerak.
Jika otot dirangsang berulang-ulang secara
teratur dengan interval waktu yang cukup, otot akan
berelaksasi sempurna di antara dua kontraksi. Namun,
jika jarak rangsang singkat, otot tidak berelaksasi
melainkan akan berkontraksi maksimum, disebut
tonus. Jika otot terus berkontraksi disebut tetanus.
Untuk berkontraksi, otot membutuhkan energi
dan oksigen. Oksigen diberikan oleh darah, sedangkan
energi diperoleh dari penguraian ATP (adenosin
trifosfat) dan kreatinfosfat. ATP terurai menjadi
ADP (adenosin difosfat) + energi. Selanjutnya, ADP
terurai menjadi AMP (adenosin monosfat) + energi.
Kreatinfosfat terurai menjadi kreatin + fosfat + energi.
Energi-energi ini semua digunakan untuk kontraksi
otot. Pemecahan zat-zat untuk menghasilkan energi
untuk kontraksi otot berlangsung dalam keadaan
anaerob sehingga disebut juga fase kontraksi atau
fase anaerob.
Energi yang membentuk ATP berasal dari
penguraian gula otot atau glikogen yang tidak larut.
Glikogen dilarutkan menjadi laktasidogen (pembentuk
asam laktat) dan diubah menjadi glukosa (gula darah)
+ asam laktat. Penguraian glikogen dipengaruhi sistem
kerja hormon adrenalin. Glukosa akan dioksidasi

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


131
menghasilkan energi dan melepaskan CO2 dan
H2O. Proses penguraian glikogen terjadi pada saat
otot dalam keadaan relaksasi. Pada saat relaksasi
diperlukan oksigen sehingga di sebut fase relaksasi
atau fase aerob.
Asam laktat atau asam susu merupakan hasil
samping penguraian laktasidogen. Penimbunan
asam laktat di dalam otot dapat mengakibatkan pegal
dan linu atau menyebabkan kelelahan otot. Untuk
penguraian asam laktat diperlukan banyak oksigen
sehingga apabila kekurangan oksigen menyebabkan
pernapasan menjadi tersengal-sengal.
Gangguan pada otot dapat berupa:
• Atrofi otot, berupa penurunan fungsi otot karena
otot mengecil atau karena kehilangan kemampuan
berkontraksi (lumpuh).
• Hipertrofi otot, kebalikan dari atrofi, yaitu otot
menjadi lebih besar dan kuat karena sering
digerakkan.
• Hernia abdominal, terjadi apabila dinding otot
abdominal sobek dan menyebabkan usus melorot
masuk ke rongga perut.
• Kelelahan otot, karena kontraksi secara terus-
menerus dan bisa terjadi kram atau kejang.
• Stiff (kaku leher), terjadi karena hentakan atau
kesalahan gerak sehingga leher mnjadi kaku dan

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


132
sakit jika digerakkan.
• Tetanus, merupakan penyakit yang menyebabkan
otot menjadi kejang karena Clostridium tetani
(bakteri tetanus) berbentuk basil yang masuk
melalui luka.
• Distrofi otot, merupakan penyakit kronis pada otot
sejak anak-anak dan diperkirakan penyakit genetis
(bawaan).
• Miastenia gravis, otot berangsur-angsur menjadi
lemah dan menyebabkan kelumpuhan sampai
kematian. Penyebab belum jelas, kemungkinan
berkaitan dengan penurunan kekebalan tubuh.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


133
BAB V

SISTEM PEREDARAN
DARAH

Sistem peredaran disebut juga sistem sirkulasi


atau sistem transport. Fungsi sistem ini adalah
untuk mengedarkan gas-gas pernapasan, sari-sari
makanan, hormon, antibody serta membuang zat-
zat sisa metabolisme. Sistem peredaran Vertebrata
terdiri dari dua komponen, yaitu sistem peredaran
darah dan sistem peredaran limfe. Sistem peredaran
darah tersusun atas jantung, pembuluh darah dan
cairan darah. Sistem peredaran limfe tersusun atas
pembuluh limfe, nodus limfe dan limfe atau cairan
getah bening. Sistem peredaran darah dan sistem
limfe berhubungan erat dalam hal pertahanan tubuh
terhadap luka dan infeksi. Fungsi utama yang lain
dari sistem peredaran adalah mempertahankan
kekonstananan (homeostasis) lingkungan interna sel-
sel tubuh.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


134
A. Darah
Darah adalah cairan yang mengalir dalam
pembuluh darah dan beredar ke seluruh bagian tubuh.
Pada seluruh Vertebrata, darah mengandung dua
komponen yaitu plasma darah dan sel darah. Rata-
rata manusia memiliki 4,5-5,5 1 darah, kurang lebih
60% -nya adalah plasma darah.
Secara garis besar, komponen darah dibagi
sebagai berikut: plasma darah, sel darah yaitu sel
darah merah (eritrosit) dan sel darah putih (leukosit)
serta trombosit (keping darah/platelets).
Plasma darah terdiri atas: air, zat padat yang
terlarut meliputi protein plasma (albumin, globulin dan
fibrinogen, protrombin, tromboplastin), glukosa, asam
amino, lemak, elektrolit serta berbagai zat organic dan
anorganik yang lain, gas terlarut, terutama O2, CO2,
dan N2 serta substansi-substansi lain, yaitu hormon,
enzim dan antibodi. Dalam plasma darah terkandung
segala bahan dan nutrisi dan zat metabolism yang
akan diangkut ke/dari seluruh sel tubuh.
Sel darah terbagi dua yaitu eritrosit dan leukosit.
Pada Vertebrata dan beberapa Avertebrata, eritrosit
disebut sel darah merah karena mengandung pigmen
darah (hemoglobin), yang mempunyai afinitas besar
terhadap O2 dan CO2. Kebanyakan Vertebrata
mempunyai eritrosit berbentuk lonjong (tampak atas)

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


135
bikonvek (cembung di kedua sisi) dan berinti. Eritrosit
mamalia berbentuk bulat (tampak atas) bikonkaf
(cekung di kedua sisi), kecuali onta – tampak atas
berbentuk lonjong. Eritrosit manusia berdiameter 7-8
um; pada pria berjumlah 5 juta per mm3, sedangkan
pada wanita 4,5 juta per mm3.
Fungsi utama leukosit adalah untuk
mempertahankan tubuh terhadap invasi mikroorganisme
atau untuk penyembuhan luka. Leukosit berukuran
lebih besar dari eritrosit dan terdapat dalam sistem
peredaran darah maupun sistem peredaran limfe.
Tiap mm3 darah manusia mengandung 5.000-10.000
leukosit. Leukosit terbagi menjadi dua macam yaitu
leukosit bergranula (granulosit) yaitu eosinofil, basofil
dan neutrofil dan leukosit tidak bergranula (agranulosit)
yaitu limfosit dan monosit.
Eosinofil terdapat pada semua Vertebrata.
Pada manusia eosinofil berjumlah 1-4% dari seluruh
leukosit, diameter 9 um, inti terdiri dari 2 lobi. Granula
bersifat asidofilik, jika diwarnai dengan zat warna asam
berwarna merah. Dapat menerobos pembuluh darah
dengan gerakan amuboid untuk memfagosit kompleks
antigen-antibodi.
Basofil terdapat pada semua Vertebrata, kecuali
beberapa jenis ikan. Pada manusia basofil berjumlah
kurang dari 1% dari seluruh leukosit, diameter 12

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


136
um, inti besar berbentuk seperti huruf S. Granula
bersifat basofilik, jika diwarnai dengan zat warna
basa berwarna violet, dapat menggetahkan histamine
dan heparin sebagai respon terhadap antigen. Dapat
bergerak secara amuboid keluar dari pembuluh darah
untuk memfagosit mikroorganisme.
Neutrofil merupakan jenis leukosit yang paling
banyak jumlahnya pada Vertebrata, kecuali pada
Reptilia. Pada manusia, neutrofil merupakan 60-70%
dari seluruh leukosit, diameter 12 um, inti umumnya
3 lobi. Granula bersifat netral, bila diwarnai dengan
zat warna netral, berwarna ungu kemerahan. Dapat
bergerak secara amuboid keluar dari pembuluh darah
untuk memfagosit benda asing terutama kuman.
Limfosit. Pada manusia berjumlah 25-30% dari
seluruh leukosit, diameter 6-15 um, inti sangat besar,
hampir memenuhi seluruh sitoplasma. Mempunyai
kemampuan bergerak secara amuboid dan memfagosit
tetapi lebih lemah dari granulosit.
Berdasarkan sumber dan letaknya di dalam
organ limfoid (organ penghasil perlengkapan sistem
imun), limfosit dapat dibedakan menjadi limfosit T dan
limfosit B.
Limfosit T. Dikenal juga sebagai sel T, berasal dari
timus yaitu organ limfoid primer yang terletak diantara
jantung bagian ventral dan paru kanan. Menjelang

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


137
kelahiran, limfosit T yang dihasilkan disebarkan ke
organ-organ limfoid sekunder (limpa, nodus limfe dan
tonsil). Limfosit T berfungsi untuk menghasilkan limfokin
yang bersifat sitotoksik dan menghalangi mitosis serta
migrasi mikroorganisme. Limfosit B. dikenal juga
sebagai sel B. sel ini mula pertama dibentuk di dalam
sumsum tulang merah. Pada Aves limfosit B berasal
dari kelenjar Bursa Fabricius di kloaka. Sejak embrio
sel B disemaikan ke organ-organ limfoid sekunder.
Bila terdapat antigen dari kuman ekstraseluler, maka
limfosit B akan mengadakan respons imun dengan
bertransformasi menjadi limfoblas, lalu menjadi sel
plasma (plasmasit) dan sel memori. Sel plasma akan
menghasilkan antibody yang kemudian akan diangkut
oleh darah ke tempat infeksi. Jika pada suatu ketika
tubuh mendapat serangan lagi dari antigen yang sama
dengan sebelumnya, maka sel memori yang telah
dibentuk semula akan berubah menjadi plasmasit
untuk menghasilkan antibody yang sama untuk
melawan antigen yang telah dimemorikan tersebut.
Monosit. Pada manusia berjumlah ±7% dari
seluruh leukosit, diameter 10-12 um. Inti berbentuk
seperti huruf U atau seperti biji kacang. Dapat bergerak
keluar dari pembuluh darah secara amuboid untuk
memfagosit kuman atau benda asing.
Trombosit atau keping darah/Platelets karena

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


138
berupa keping-keping kecil berbentuk cakram, bukan
merupakan sel yang lengkap karena tidak berinti.
Berasal dari pecahan megakariosit (sel besar berinti
banyak) dalam sumsum merah tulang. Tiap ml darah
manusia mengandung 150-300.000 trombosit; ukuran
kurang dari setengah ukuran eritrosit. Jika terjadi
kerusakan pada pembuluh darah, trombosit akan
menyumbat celah-celah pembuluh darah tersebut.
Trombosit juga menghasilkan zat yang disebut
serotonin yang menyebabkan kontraksi otot polos
pada dinding pembuluh darah sehingga aliran darah
menjadi lambat atau berhenti. Di samping itu trombosit
berfungsi pula untuk mengawali pembentukan
gumpalan darah.William K. Purves, at.all, (2004:954-
956)

B. Jaringan Pembentukan Darah


Berbeda dengan sel-sel yang lain, sel darah
mempunyai masa hidup yang pendek, kemudian akan
mengalami kerusakan dan penggantian. Pembentukan
dan perusakan sel-sel darah terjadi terus-menerus
seumur hidup hewan. Proses pembentukan sel-
sel darah disebut hemopoiesis atau hematopoiesis.
Selama masa embrio dan fetus terdapat beberapa
pusat pembentukan sel-sel darah, antara lain kantung
yolk, liver, limpa, kelenjar timus, nodus limfe dan

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


139
sumsum tulang. Tetapi pada masa dewasa dapat
dibedakan dua macam jaringan pembentukan darah,
yaitu jaringan mieloid (sumsum tulang merah) dalam
epifisa bagian proksimal tulang humerus dan femur;
tulang-tulang pipih pada kranium, sternum, rusuk,
vertebra dan pelvis dan jaringanlimfoid. Eritrosit ,
leukosit bergranula dan trombosit diproduksi dalam
sumsum tulang merah. Leukosit tak bergranula
dibentuk dalam jaringan mieloid dan jaringan limfoid,
yaitu limpa, tonsil, kelenjar timus dan nodus limfe.

C. Struktur Jantung dan Pembuluh Darah


Jantung adalah pusat sistem peredaran,
merupakan suatu “pompa” dengan dinding yang
banyak mengandung otot. Denyut jantung merupakan
hasil respons sel-sel otot jantung terhadap elektrolit-
elektrolit. Irama denyut jantung diatur secara refleks
oleh sistem saraf otonom.
Perbedaan utama jantung hewan-hewan
Vertebrata dari kelas yang berbeda adalah dalam
hal jumlah ruangan yang terdapat dalam jantung.
Terdapat dua ruangan utama dalam jantung, yaitu
atrium dan ventrikel. Atrium memompa darah dari vena
menuju ke ventrikel, sedangkan ventrikel memompa
darah menuju arteri. Pada Pisces, Amphibia dan
kebanyakan Reptilia, diantara atrium dan vena utama

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


140
terdapat sinusvenosus yang membantu atrium untuk
menampung darah dari jaringan tubuh.
JantungPisces. Merupakan jantung yang
sederhana. Sinus venosus, atrium dan ventrikel
tersusun secara seri. Sinus venosus berdinding
tipis, mengandung sedikit otot dan banyak jaringan
ikat fibrosa. Atrium berukuran besar, merupakan
kantong berotot yang berdinding tipis, sedangkan
dinding ventrikel berotot dan sangat tebal. Diantara
atrium dan ventrikel terdapat katup yang berfungsi
untuk mencegah berbaliknya darah ke dalam atrium.
Kontraksi otot atrium menyebabkan darah mengalir
ke ventrikel. Selanjutnya ventrikel akan memompa
darah meninggalkan jantung menuju ke arteri yang
akan membawa darah ke insang untuk mengalami
oksigenasi dan pelepasan CO2. Ujung anterior
ventrikel memanjang sebagai tabung berotot dengan
diameter kecil yang dikenal sebagai konusarteriosus.
Serangkaian katupsemilunaris terdapat pada konus
arteriosus untuk mencegah berbaliknya darah ke
dalam jantung. Dipnoi (ikan paru-paru) merupakan
Vertebrata pertama yang mempunyai jantung dengan
tiga ruangan. Pada golongan ikan ini atrium terbagi
menjadi bagian kiri dan kanan tetapi sekat pemisahnya
tidak sempurna.
Jantung Amphibia. Berkaitan dengan perubahan

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


141
organ pernapasan dari insang menjadi paru-paru,
maka struktur jantung pada Amphibia juga mengalami
perubahan. Jantung Amphibia terdiri dari tiga ruangan,
yaitu dua atrium dan sebuah ventrikel. Atrium kiri dan
kanan dipisahkan oleh septum interatrium, suatu
membran tipis yang tersusun dari jaringan ikat dan
endothelium. Darah yang miskin O2 dari seluruh tubuh
dibawa oleh vena kava memasuki jantung melalui
atrium kanan (posisi sinus venosus hanya di bagian
anterior atrium kanan). Darah yang kaya O2 dari paru-
paru atau kulit dibawa oleh vena pulmonalis memasuki
jantung melalui atrium kiri. Darah dari atrium kiri
dan kanan masuk ke dalam ventrikel, tetapi adanya
susunan otot ventrikel yang menyerupai bunga karang
membantu mengurangi percampuran darah dalam
ventrikel. Darah dari ventrikel meninggalkan jantung
melalui konus arteriosus. Di dalam konus arteriosus
terdapat katup spiral untuk mencegah berbaliknya
darah ke dalam jantung.
Jantung Reptilia. Reptilia merupakan kelas
Vertebrata pertama yang hidup di darat (terestrial).
Kebanyakan Reptilia mempunyai jantung dengan
tiga ruangan, yaitu dua atrium yang terpisah secara
sempurna dan satu ventrikel. Ventrikel dipisahkan oleh
septuminterventrikuler yang tidak sempurna mulai dari
bagian apeks sampai bagian tengah. Pada buaya dan

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


142
alligator, ventrikel terbagi secara sempurna menjadi
bagian kiri dan kanan, sehingga jantungnya terdiri dari
empat ruangan.Darah dari seluruh tubuh masuk ke
dalam jantung Reptilia melalui atrium kanan, menuju
ke ventrikel “kanan”. Darah dan paru-paru memasuki
jantung melalui atrium kiri menuju ke ventrikel “kiri”.
Konus arteriosus terpecah menjadi tiga bagian. Dari
ventrikel kanan timbul trunkus pulmonalis(aorta
pulmonalis) yang selanjutnya bercabang menjad dua
arteri pulmonalis yang membawa darah ke paru-paru,
dan aorta kiri. Dari ventrikel kiri timbul aortakanan. Aorta
kiri dan aorta kanan disebut aorta sistemik, membawa
darah menuju ke seluruh tubuh. Adanya sekat ventrikel
walaupun tidak sempurna, menyebabkan terpisahnya
darah secara lebih efektif dibanding pada Amphibia.
Pada buaya dan alligator, percampuran darah dapat
terjadi pada foramen Panizzae, yaitu suatu lubang
kecil yang terdapat pada persilangan antara aorta kiri
dan aorta kanan.
Jantung Aves dan Mamalia. Jantung Aves dan
Mamalia terdiri dari empat ruangan yaitu dua atrium
dan dua ventrikel yang masing-masing terpisah secara
sempurna. Adanya sekat pemisah yang sempurna ini
tidak memungkinkan terjadinya percampuran darah
dalam jantung. Pemisahan yang sempurna antara
darah yang menuju ke paru-paru dan darah yang

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


143
menuju ke seluruh tubuh sangat penting, karena Aves
dan Mamalia mempunyai aktivitas yang lebih besar
dibandingkan Vertebrata yang lebih rendah. Hal ini
juga memungkinkan letak kepala berada jauh di atas
jantung.
Jantung Mamalia terletak di atas diafragma dalam
rongga perikardial. Jantung terlindung dalam suatu
kantung tipis yang disebut perikardium. Perikardium
tersusun atas serabut kolagen, elastis dan sel-sel
mesotel. Jantung merupakan pembuluh darah yang
termodifikasi. Dinding jantung terdiri dari tiga lapisan
(tunika), yaitu tunika interna (endokardium), tumika
media (miokardium) dan tunika eksterna (epikardium).
Endokardium. Terdiri dari selapis sel endotel dan
lapisan subendotel dari jaringan ikat longgar yang tipis.
Diantara endokardium dan miokardium terdapat lapisan
subendokardial dari jaringan ikat yang mengandung
vena, saraf dan cabang-cabang sistem penghantar
impuls.Miokardium. Tersusun atas jaringan otot jantung.
Sel-sel otot jantung dalam lapisan ini terbagi atas 2
kelompok, yaitu sel-sel kontraktil yang menyebabkan
jantung berdenyut dan sel-sel yang menimbulkan
dan menghantar impuls. Epikardium. Disebut juga
perikardiumviseral. Terdiri atas selapis sel epitel pipih
(mesotel) yang disokong oleh lapisan jaringan ikat
yang tipis yang mengandung serabut kolagen, elastis

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


144
dan sel-sel lemak.Jantung Mamalia terbagia atas 4
ruangan. Atrium menerima darah yang masuk ke dalam
jantung dan hanya memompa darah ke dalam ventrikel.
Atrium dipisahkan oleh septum interatrial menjadi
bagian kiri dan kanan. Ventrikel lebih berotot daripada
atrium dan kontraksinya lebih kuat, untuk memompa
darah keluar dari jantung. Atrium berhubungan dengan
ventrikel melalui katup atrioventrikular yang terdiri dari
(menghubungkan atridua intum kiri dan ventrikel kiri)
dan katup trikuspidalis (menghubungkan atrium kanan
dan ventrikel kanan). Katup-katup atrioventrikuler
mengijinkan darah bergerak dari atrium ke ventrikel,
tetapi mencegah berbaliknya darah dari ventrikel ke
arteri. Diantara ventrikel dan pembuluh-pembuluh darah
yang berhubungan terdapat katup-katup semilunaris.
Biasanya katup-katup semilunaris dikenal lebih spesifik
sebagai katup aorta (menghubungkan ventrikel kiri
dan aorta) dan katup pulmonalis (menghubungkan
ventrikel kanan dan arteri pulmonalis).
Sistem yang menimbulkan dan menghantarkan
impuls pada jantung mamalia. Sistem yang
menimbulkan dan menghantarkan impuls pada jantung
terdiri atas struktur-struktur yang memungkinkan
atrium dan ventrikel untuk berdenyut secara berurutan
dan memungkinkan jantung berfungsi sebagai pompa
yang efisien. Sistem ini sebagian besar terdapat di

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


145
endokardium bagian bawah dan menerobos ke dalam
miokardium. Sistem ini terdiri dari:
1. Nodus Sinoatrial (nodus SA/nodus Keith dan Flack)
yang merupakan alat pacu (pace maker jantung),
terdapat pada muara vena kava superior pada
atrium kanan.
2. Nodus Atrioventrikular (nodus AV/nodus Tawara):
terletak pada bagian dasar atrium kanan di dekat
septum atrioventrikular.
3. Berkas Atrioventrikular (berkas HIS) dengan
percabangannya pada ventrikel. Di bagian distal
percabangan ini membentuk sistem Purkinje.
Sistem Purkinje merupakan serabut-serabut otot
jantung yang terspesialisasi dengan satu atau dua
inti di tengah, miofibril lebih sedikit dari otot jantung
dan mengelompok di bagian tepi. Sitoplasma kaya
dengan glikogen dan mitokondria.
Potensial aksi yang mengenai jantung diterima
oleh nodus SA. Nodus SA disebut alat pacu (pace
maker) jantung karena mempunyai kemampuan
untuk mengeluarkan impuls paling cepat dalam
sistem ini. Impuls dari nodus SA disebarkan ke
kedua atrium, sehingga atrium berkontraksi. Nodus
AV merupakan bagian terakhir dari atrium yang
mengalami depolarisasi. Dengan berdepolarisasinya
nodus AV, darah dari atrium mengalir ke ventrikel. Dari

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


146
nodus AV, impuls melintas ke berkas His, kemudian
melalui percabangan kiri dan kanan, impuls diterima
oleh sistem Purkinje. Selanjutnya impuls dari sistem
Purkinje disebarkan ke sel-sel otot jantung yang
mengakibatkan ventrikel berkontraksi dengan kuat.
Kecepatan pengeluaran impuls oleh nodus SA
dipengaruhi oleh saraf otonom, atau oleh bahan-bahan
kimia misalnya hormon-hormon tiroid dan epinefrin.
Perangsangan oleh saraf simpatia menyebabkan
nodus SA lebih cepat mengeluarkan impuls, sehingga
menimbulkan percepatan denyut jantung. Sebaliknya,
perangsangan oleh saraf parasimpatis menimbulkan
perlambatan denyut jantung.
Pembuluh darah dalam jantung. Jantung
menerima zat-zat makanan melalui arteri koronaria
yang berpangkal pada bagian pangkal aorta. Vena
koronaria membawa darah dari kapiler-kapiler jaringan
jantung kembali ke dalam atrium kanan melalui sinus
koronaria, ada pula yang langsung masuk melalui
vena minimae (vena-vena halus).

D. Pembuluh Darah
Pembuluh darah merupakan jalinan pembuluh
yang membawa darah keluar dari jantung,
mengalirkannya ke dalam jaringan-jaringan tubuh
dan kemudian mengembalikannya ke dalam jantung.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


147
Arteri merupakan pembuluh yang membawa darah
dari jantung ke jaringan. Arteri berukuran besar (arteri
elastis) meninggalkan jantung dan bercabang menjadi
arteri berukuran sedang (arteri muskuler) yang akan
bercabang-cabang lagi menjadi arteriol. Ketika akan
memasuki jaringan, arteriol akan bercabang menjadi
pembuluh-pembuluh kecil yang mengandung otot
polos, yaitu metarteriol. Metarteriol bercabang-cabang
menjadi kapiler-kapiler yang membentuk jala. Melalui
dinding kapiler terjadi pertukaran substansi antara
darah dan jaringan. Sebelum meninggalkan jaringan,
kapiler-kapiler bergabung untuk membentuk venula
yang akan membawa darah ke dalam vena berukuran
sedang menuju ke vena berukuran besar yang
membawa darah masuk ke jantung.
Arteri membawa darah yang kaya O2, kecuali
arteri pulmonalis yang membawa darah yang kaya CO2
dari jantung ke paru-paru. Vena membawa darah yang
kaya CO2, kecuali vena pulmonalis yang membawa
darah yang kaya O2 dari paru-paru ke jantung.Struktur
histologi pembuluh darah. Secara umum vena dan
arteri terdiri atas 3 lapisan (tunika) sebagai berikut:
1. Tunika interna (tunika intima): terdiri dari selapis
sel endotel yang membatasi permukaan dalam
pembuluh dan lapisan subendotel yang terdiri
dari jaringan ikat longgarndan kadang-kadang

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


148
mengandung sel otot polos.
2. Tunika media: terutama terdiri atas jaringan otot
polos yang tersusun melingkar. Diantara sel-sel
otot polos terdapat serabut kolagen, elastis dan
proteoglikan.
3. Tunika eksterna (tunika adventisia): terdiri dari
jaringan ikat dengan serabut-serabut elastis.
Pada tunika adventisia pembuluh-pembuluh
besar terdapat vasa vasorum (pembuluh dalam
pembuluh), untuk memberi nutrisi pada tunika
adventisia dan tunika media, karena lapisannya
terlalu tebal untuk dapat memperoleh nutrisi
secara difusi dari aliran darah.
Pada arteri, tunika interna dan tunika media
umumnya berkembang labih baik daripada vena.
Sebaliknya tunika eksterna pada vena lebih tebal dan
lebih berkembang daripada arteri.
Arteri. Menurut diameternya, arteri dibedakan
menjadi: (1) arteri berukuran besar (arteri elastis),
(2) arteri berukuran sedang (arteri muskuler) dan (3)
arteriol.
Arteri berukuran besar (arteri elastis). Yang
tergolong arteri besar adalah aorta dan cabang-cabang
besarnya. Disebut arteri elastis karena mengandung
sangat banyak serabut elastis terutama pada tunika
media, yang berperan penting dalam mengatur aliran

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


149
darah dan mengimbangi tekanan darah yang besar
yang dipompakan jantung.
• Tunika interna: tebal, terdiri atas selapis sel endotel
dan lapisan subendotel yang mengandung serabut
elastis dan sedikit serabut otot polos. Di bawahnya
terdapat membrana elastika interna.
• Tunika media: serabut otot polos sedikit, serabut
elastis banyak, berupa serangkaian membrana
elastis yang tersusun konsentris dan berlubang-
lubang. (Makin jauh letak arteri dari jantung jumlah
serabut elastis semakin sedikit dan serabut otot
semakin bertambah).
• Tunika eksterna: relatif tidak berkembang,
mengandung serabut kolagen dan sedikit serabut
elastis.
Arteri berukuran sedang (arteri muskular). Arteri
ini merupakan percabangan arteri elastis. Disebut juga
arteri penyebar, karena berfungsi untuk menyebarkan
darah ke organ-organ tubuh.
• Tunika interna: sama seperti elastis.
• Tunika media: tebal, mengandung banyak serabut
otot polos, serabut elastis, serabut kolagen serta
serabut retikuler.
• Tunika eksterna: mengandung membrana elastika
eksterna dan jaringan ikat khusus yang terdiri dari
serabut kolagen dan elastis.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


150
Arteriol merupakan percabangan halus arteri.
Berfungsi untuk mengatur aliran darah ke kapiler.
• Tunika interna: tidak mempunyai lapisan
subendotel, membrana elastika interna sangat
tipis atau tidak ada.
• Tunika media: sebagian besar dibina atas otot
polos dengan sedikit serabut elastic diantaranya.
• Tunika eksterna: sangat tipis, dibina atas serabut
retikuler, kolagen dan elastis. Tidak mengandung
membrana elastika eksterna.
Kapiler merupakan cabang pembuluh darah
terhalus, tersebar dan beranastomosis menyelaputi
suatu jaringan. Distribusi kapiler dalam jaringan
bervariasi, tergantung pada aktivitas jaringan.
Misalnya jaringan-jaringan yang mempunyai aktivitas
tinggi seperti otot, hati, ginjal, paru-paru dan sistem
saraf disokong oleh sangat banyak kapiler darah.
Diameter kapiler 7-9 um. Kapiler hanya dibina atas
tunika intima yang terdiri atas satu atau dua sel endotel
yang melingkar berbentuk tabung dan bertumpu pada
lamina basalis. Lumen kapiler umumnya hanya dapat
dilalui oleh satu sel darah. Di sebelah luar kapiler
terdapat sejenis sel yang disebut sel tepi (perisit) dan
jaringan ikat yang membentuk semacam selaput.
Pada jaringan-jaringan di mana terjadi pertukaran zat-
zat dengan cepat antara jaringan dan darah misalnya

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


151
pada usus, ginjal dan kelenjar-kelenjar endokrin,
biasanya ditemukan kapiler-kapiler fenestra (perforata)
yang ditandai dengan adanya pori yang tertutup oleh
diafragma pada membrane sel-sel endotel.
Pada organ-organ tertentu dalam tubuh misalnya
hati, limpa, kelenjar hipofisa, korteks adrenal dan
sumsum tulang, terdapat pembuluh darah mikroskopis
yang berfungsi sama dengan kapiler, yaitu sinusoid.
Berbeda dengan kapiler, diameter sinusoid lebih besar
(30-40 um), lumennya berkelok-kelok, sel-sel endotel
yang melindungi lumen tidak mempunyai lamina
basalis. Sinusoid mengandung sel-sel pembatas
khusus yang diadaptasikan dengan fungsi jaringan.
Misalnya sinusoid pada hati mengandung sel-sel
fagosit yang disebut selKupffer.
Vena. Secara umum vena berdiameter lebih
besar tetapi dindingnya lebih tipis dari arteri. Menurut
diameternya, vena dibedakan menjadi (1) vena
berukuran besar, (2) vena berukuran sedang dan (3)
venula.
Vena berukuran besar. Yang tergolong vena
berukuran besar adalah vena-vena yang bermuara ke
atrium kiri dan kanan (vena kava dan vena pulmonalis).
• Tunika interna: terdiri dari selapis sel endotel dan
lapisan subendotel dari jaringan ikat yang tebal.
• Tunika media: sangat tipis, terdiri dari sedikit sel

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


152
otot polos dan banyak jaringan ikat.
• Tunika eksterna: paling tebal, mengandung
serabut kolagen dan elastis, juga serabut-serabut
otot polos yang tersusun longitudinal.
Vena berukuran sedang merupakan percabangan
dari vena berukuran besar.
• Tunika interna: mengandung sel endotel polygonal
dan sedikit serabut kolagen dan elastis. Dilengkapi
katup-katup yang berpasangan yang tersusun
atas anyaman serabut elastis, kadang-kadang
mengandung serabut otot polos. Katup berfungsi
untuk mencegah terjadinya arus balik darah.
• Tunika media: tipis, terdiri dari sedikit sel otot
polos, banyak serabut kolagen dan sedikit serabut
elastis.
• Tunika eksterna: tebal, tersusun atas serabut
kolagen dan elastis yang tersusun longitudinal.
Venula merupakan percabangan halus
vena. Menerima darah dari kapiler-kapiler dan
menyalurkannya ke dalam vena.
• Tunika interna: mengandung sel endotel polygonal
dan lapisan subendotel yang tipis.
• Tunika media: terdiri atas berkas-berkas kecil
otot polos yang bercampur dengan jalinan halus
serabut elastis.
• Tunika interna: berkembang baik, terdiri

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


153
dari serabut-serabut kolagen yang tersusun
longitudinal.

E. Evolusi Lengkung-lengkung Aorta Pada


Vertebrata
Perkembangan jantung dari sistem 2 ruang (pada
Pisces) menjadi 4 ruang (pada Crocodilia, Aves dan
Mamalia) berhubungan dengan variasi yang terdapat
pada sistem pembuluh darahnya. Meskipun sistem
arteri kelas-kelas vertebrata dewasa menunjukkan
susunan yang berbeda, tetapi semuanya berkembang
melalui pola dasar yang sama.Pola dasar lengkung-
lengkung aorta yang terlihat pada embrio vertebrata
terdiri dari: (1) aorta ventral (trunkus arteriosus), (2)
aorta dorsal yang berpasangan di bagian anterior dan
(3) 6 pasang lengkung aorta yang menghubungkan
aorta ventral dengan aorta dorsal. Lengkung-lengkung
aorta tersebut adalah:
1. Lengkung aorta pertama (lengkung mandibular)
2. Lengkung aorta kedua (lengkung hyoid)
3. Lengkung aorta ketiga
4. Lengkung aorta keempat
5. Lengkung aorta kelima
6. Lengkung aorta keenam
Pada Pisces. Bagian anterior aorta ventral
membentuk arteri karotid eksterna yang menyediakan

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


154
darah untuk rahang dan wajah. Bagian anterior
pasangan aorta dorsal membentuk arteri karotid
interna yang menyediakan darah untuk otak. Lengkung
aorta I dan II tereduksi. Lengkung aorta III, IV, V dan VI
menjadi arteri brankhialis yang berhubungan dengan
kapiler-kapiler insang.
Pada Amphibia. Bagian anterior aorta ventral
membentuk arteri karotid eksterna. Lengkung aorta I,
II dan V tereduksi. Lengkung aorta III bersama dengan
bagian anterior aorta dorsal menjadi arteri karotid
interna. Bagian anterior aorta ventral tempat timbulnya
arteri karotid interna dan eksterna menjadi arteri
karotid komunis. Bagian aorta dorsal yang terletak
diantara lengkung aorta III dan IV tereduksi. Lengkung
aorta IV menjadi lengkung sistemik yang akan bersatu
di bagian posterior untuk membentuk aorta dorsalis
yang definitif. Lengkung aorta VI menjadi arteri
pulmokutanea.
Pada Reptilia. Pembentukan arteri karotid sama
dengan Amphibia.Lengkung II dan IV tereduksi, tetapi
tetap ada pada ular. Terjadi pemisahan hubungan
antara lengkung aorta IV bagian kiri dan kanan.
Lengkung aorta IV bagian kiri bersama dengan aorta
dorsal (radiks aorta) kiri menjadi lengkung aorta kiri.
Lengkung aorta IV bagian kanan bersama dengan
radiks aorta kanan menjadi lengkung aorta kanan,

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


155
yang selanjutnya akan bersatu di bagian posterior
dengan lengkung aorta kiri untuk membentuk aorta
dorsalis yang definitif. Lengkung aorta VI menjadi
arteri pulmonalis yang timbul dari sisi kanan ventrikel.
Dengan demikian konus arteriosus terpisah menjadi
3 bagian, yaitu aorta kiri, aorta kanan dan aorta
pulmonalis.
Pada Aves. Pembentukan arteri karotid sama
dengan pada Amphibia dan Reptilia. Lengkung
aorta I, II dan V tereduksi. Radiks aorta kanan dan
kiri yang terletak diantara lengkung aorta III dan
IV, dan radiks aorta kiri di bawah lengkung aorta III,
tereduksi. Lengkung aorta IV bagian kanan bersama
dengan radiks aorta kanan membentuk lengkung
sistemik(lengkung aorta yang definitif) yang akan
menuju ke posterior dan menjadi aorta dorsalis. Jadi
pada Aves hanya terdapat sebuah lengkung sistematik,
yaitu lengkung sistematik atau lengkung aorta kanan.
Lengkung aorta IV bagian kiri menjadi arteri subklavia
kiri, sedangkan arteri subklavia kanan merupakan
percabangan lengkung sistematik kanan. Arteria
subklavia memasok darah untuk anggota gerak depan.
Lengkung aorta VI menjadi arteri pulmonalis. Kedua
arteri pulmonalis berpangkal pada aorta pulmonalis
yang timbul dari ventrikel kanan.
Pada Mamalia. Perkembangan lengkung-

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


156
lengkung aorta sama dengan pada Aves, kecuali
pada pembentukan lengkung sistematik dan arteri
subklavia. Radiks aorta kanan dan kiri yang terletak
diantara lengkung aorta III dan IV, dan radiks aorta
kanan di bawah lengkung aorta III, tereduksi. Lengkung
aorta IV bagian kiri bersama dengan radiks aorta kiri
membentuk lengkung sistemik (lengkung aorta yang
definitif) yang akan menuju ke posterior dan menjadi
aorta dorsalis. Jadi pada Mamalia hanya terdapat
sebuah lengkung sistemik, yaitu lengkung sistemik
atau lengkung aorta kiri. Lengkung aorta IV bagian
kanan menjadi arteri subklavia kanan, sedangkan
arteri subklavia kiri merupakan percabangan lengkung
sistemik kiri.

F. Sirkulasi Darah
Darah bersirkulasi dalam tubuh hewan-hewan
Vertebrata dengan dua arah aliran atau dikenal
dengan sirkulasi bolak-balik, yaitu dari jantung ke
seluruh tubuh dan kembali lagi ke jantung. Darah
meninggalkan jantung melalui ventrikel dan kembali
ke jantung melalui atrium. Terdapat dua tipe sirkulasi
pada Vertebrata. Vertebrata yang bernapas dengan
insang (Pisces) mempunyai tipe sirkulasi darah
tunggal, sedangkan yang bernapas dengan paru-paru
(Amphibia, Reptilia, Aves dan Mamalia) mempunyai

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


157
tipe sirkulasi darah ganda.
Tipe darah tunggal. Pada tipe sirkulasi ini darah
yang melintasi jantung semuanya adalah darah
yang kaya CO2. Lintasan sirkulasi darah pada tipe
ini adalah: Jantung → insang → seluruh tubuh →
jantung. Darah dari ventrikel meninggalkan jantung
melalui aorta ventral memasuki insang melalui arteri
brankhialis afferent. Di dalam kapiler-kapiler insang
terjadi pertukaran O2 dan CO2. Darah yang kaya O2
meninggalkan insang melalui arteri branchialis efferen
menuju ke aorta dorsalis dan akan dibagi-bagikan ke:
daerah kepala (oleh arteri karotid), sirip depan (arteri
subklavia), hati (arteri hepatika), saluran pencernaan
(arteri abdominalis), otot-otot tubuh, dan lain-lain
(arteri parietalis), ginjal (arteri renalis), sirip belakang
(arteri kaudalis). Darah yang kaya CO2 dari jaringan
masuk ke jantung melalui sinus venosus ke dalam
atrium. Terdapat dua saluran yang masuk ke dalam
sinus venosus, yaitu: (1) vena kardinalis komunis, yang
membawa darah dari vena kardinalis anterior (dari
daerah kepala dan sirip depan) dan vena kardinalis
posterior (dari otot-otot tubuh dan ginjal dan (2) vena
hepatika (dari hati).
Tipe Sirkulasi Darah Ganda. Pada tipe ini terletak
dua macam sirkulasi:
1) Sirkulasi sistemik (peredaran darah besar), dengan

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


158
lintasan sebagai berikut:
Jantung → jaringan tubuh → jantung
(ventrikel (atrium
kiri) kanan)
2) Sirkulasi paru-paru (peredaran darah kecil),
dengan lintasan sebagai berikut:
Jantung → paru-paru → jantung
(ventrikel (atrium
kiri) kanan)
Jantung Reptilia terdiri dari 2 atrium dan 2
ventrikel dengan sekat pemisah yang tidak sempurna,
tetapi pola sirkulasi darahnya serupa dengan Aves dan
Mamalia. Beberapa arteri dan vena yang menuju dan
meninggalkan organ yang sama mempunyai nama
yang sama dan tersusun berdampingan.
Sistem porta adalah sistem yang terdiri atas vena
yang sebelum membawa darah kembali ke jantung
singga dahulu ke dalam organ lain, membentuk
anyaman kapiler, membentuk venula, kemudian
meninggalkan organ tersebut sebagai vena yang baru.
Pada Vertebrata terdapat dua macam sistem porta,
yaitu sistem porta hepatika dan sistem porta renalis.
Sistem porta hepatika. Terdapat pada semua
Vertebrata. Vena porta hepatika menerima darah
dari vena-vena lambung, usus, limpa, pancreas dan
kandung kemih. Masuknya darah vena tersebut ke

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


159
dalam hati memungkinkan penggunaan nutrient
oleh sel-sel hati dan terjadinya pendetoksifikasian
substansi-substansi beracun dari darah. Darah vena
meninggalkan hati menuju jantung melalui vena
hepatika.
Sistem porta renalis. Terdapat pada Pisces,
Amphibia dan golongan kura-kura pada Reptilia.
Vena porta renalis menerima darah dari tubuh bagian
posterior. Ren (ginjal) merupakan organ utama yang
mengontrol tingkat metabolit darah. Padasaat darah
vena melewati ginjal, air yang berlebih dan zat-zat
buangan diekskresikan. Darah vena meninggalkan
ginjal melalui vena renalis, kemudian dibawa masuk
ke jantung melalui vena kava posterior.

G. Sistem Peredaran Limfe


Pada saat darah melintas dalam kapiler-kapiler,
terjadi perebesan cairan dan bahan-bahan tertentu
keluar dari kapiler darah secara difusi, osmosis dan
oleh adanya tekanan hidrostatis yang diadakan oleh
jantung. Cairan tersebut akan berkumpul dalam ruang-
ruang jaringan dan disebut cairan jaringan atau cairan
interstisial. Untuk mencegah terjadinya pembengkakan
sebagai akibat penimbunan cairan jaringan, maka
cairan tersebut harus dialirkan kembali ke jantung
melalui sistem peredaran limfe. Cairan jaringan yang

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


160
telah masuk ke dalam sistem peredaran limfe disebut
limfe (getah bening).
Sistem peredaran limfe berfungsi untuk: (1)
mengangkut protein-protein dari cairan jaringan
yang tidak dapat direabsorbi oleh kapiler darah dan
mengembalikannya ke dalam sistem peredaran darah,
(2) mengangkut lemak dari saluran pencernaan ke
dalam sistem peredaran darah dan (3) menambahkan
limfosit dan faktor-faktor imunitas yang lain ke dalam
sistem peredaran darah.
Komponen Sistem Peredaran Limfe. Sistem
peredaran limfe terdapat pada semua Vertebrata.
Komponen-komponen yang terlibat dalam sistem
peredaran limfe antara lain: limfe, pembuluh limfe, dan
organ-organ yang berkaitan, seperti nodus limfe dan
jantung limfe.
Limfe. Merupakan cairan tak berwarna atau
berwarna kuning pucat yang beredar dalam pembuluh
limfe. Komposisi limfe hampir sama dengan darah,
tetapi tidak mengandung eritrosit. Limfe banyak
mengandung lekosit terutama lekosit yang berasal dari
kapiler darah atau dari nodus limfe dan antibody yang
berasal dari nodus limfe.
Pembuluh limfe. Terdiri dari kapiler limfe,
pembuluh limfe dan pembuluh limfe besar. Pembuluh-
pembuluh ini berpangkal pada jaringan tubuh,

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


161
mengangkut limfe dan melepaskannya ke dalam vena
yang dekat dengan jantung.
Kapiler limfe. Kapiler-kapiler limfe berujung buntu
tetapi mempunyai permeabilitas yang tinggi untuk
menyerap cairan jaringan. Kapiler-kapiler limfe dalam
saluran pencernaan disebut lakteal, menyerap lemak
berantai panjang yang sudah dicerna. Diameter kapiler
limfe agak lebih besar dari kapiler darah, berdinding
sangat tipis, mengandung selapis sel endotel yang
pipih.
Pembuluh limfe. Menampung limfe dari kapiler
limfe dan mengalirkannya ke dalam pembuluh limfe
besar. Berdinding tipis, mengandung serabut elastis
dan kolagen dan sedikit sel otot polos. Mempunyai
katup-katup yang berfungsi untuk mencegah arus balik
limfe. Pada Amphibia, sebagian limfe ditimbun dalam
kantong-kantong limfe di bawah kulit untuk menjaga
agar kulit selalu basah sehingga memungkinkan
terjadinya pernapasan kulit.
Pembuluh limfe besar. Disebut juga pembuluh
pengumpul, karena berfungsi untuk menampung limfe
dari pembuluh-pembuluh limfe dan melepaskannya ke
dalam vena. Pada Mamalia terdapat dua pembuluh
limfe besar, yaitu duktus torasikus (duktus limfatikus
kiri) dan duktus limfatikus kanan. Struktur histologi
seperti pembuluh darah, terdiri dari tunika interna

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


162
media dan eksterna, tetapi batas antar lapisan tidak
begitu jelas. Juga dilengkapi dengan katup-katup yang
terdiri atas sepasang belahan berbentuk setengah
lingkaran. Katup dibina atas beberapa lapis sel endotel
dan serabut jaringan ikat yang berasal dari lapisan
subendotel.
Nodus limfe (kelenjar limfe). Pada Aves dan
Mamalia, sebelum memasuki pembuluh limfe besar,
pembuluh limfe membawa cairannya masuk ke
dalam nodus-nodus limfe. Nodus limfe merupakan
organ berkapsul berbentuk bulat atau seperti ginjal
yang tersusun atas jaringan limfoid. Nodus limfe
dapat dibedakan menjadi nodus limfe superfisial dan
nodus limfe dalam. Nodus limfe superfisial banyak
ditemukan pada daerah kepala, leher, ketiak dan
lipat paha. Nodus limfe dalam banyak terdapat pada
mesenterium, membentuk hubungan tertutup dengan
pembuluh-pembuluh darah besar. Limfe memasuki
nodus limfe melalui pembuluh afferen dan keluar
melalui pembuluh efferen. Bagian korteks nodus limfe
mengandung kelompokan limfosit dan sel-sel retikuler
yang pada yang dikenal sebagai nodulus limfe. Nodus
limfe juga menghasilkan antibodi. Adanya antibodi dan
daya fagositik limfosit yang dikandungnya menjadikan
nodus limfe sebagai suatu filter imunologik, melalui
mana limfe dibersihkan dari kuman dan partikel-

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


163
partikel asing sebelum kembali ke sistem peredaran
limfe. Jantung limfe. Pada Pisces, Amphibia dan
Reptilia ditempat-tempat di dekat tempat masuknya
limfe ke dalam vena, terdapatjantung limfe berupa
pembesaran pembuluh limfe dengan dinding-dinding
yang kontraktil. Denyut jantung limfe mempercepat
masuknya limfe ke dalam vena. Irama denyut jantung
limfe tidak berhubungan dengan denyut jantung.
Aliran Limfe. Limfe dapat mengalir secara lambat
di dalam pembuluh dan nodus limfe, disebabkan
oleh: (1) adanya tekanan dalam kapiler limfe karena
terjadinya osmosis dan absorbsi cairan jaringan, (2)
adanya penekanan pada pembuluh limfe oleh aktivitas
muskula organ-organ di sekitarnya dan (3) adanya
kontraksi otot-otot pada dinding pembuluh limfe serta
(4) adanya denyut jantung limfe (khusus pada Pisces,
Amphibia dan Reptilia).
Berbeda dengan aliran darah, aliran limfe hanya
mempunyai satu arah aliran, yaitu dari jaringan ke
jantung, dengan lintasan sebagai berikut: kapiler limfe
pembuluh limfe pembuluh limfe besar vena
jantung.
Pada Mamalia, limfe yang berasal dari bagian
kiri kepala, leher, dada, anggota gerak depan dan
seluruh bagian tubuh yang terletak di bawah rusuk
dibawa oleh pembuluh limfe dan dikumpulkan dalam

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


164
pembuluh limfe besar (duktus torasikus/duktus
limfatikus kiri), kemudian disalurkan ke dalam vena
brakhiosefalika kiri (tepatnya pada pertemuan antara
vena subklavia kiri dan vena jugularis interna kiri).
Limfe yang berasal dari bagian kanan kepala, leher,
dada dan anggota gerak depan dibawa oleh pembuluh
limfe dan dikumpulkan dalam pembuluh limfe besar
(duktus limfatikus kanan) kemudian disalurkan ke
dalam vena brakhiosefalika kanan (tepatnya pada
pertemuan antara vena subklavia kanan dan vena
yugularis interna kanan). Limfe bersama dengan darah
memasuki jantung melalui vena kava superior.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


165
BAB VI

SISTEM PENCERNAAN
MANUSIA

A. Zat Makanan
Untuk kelangsungan hidupnya, manusia
memerlukan makanan. Di dalam tubuh, makanan
diolah oleh sistem pencernaan makanan menjadi
sari-sari makanan yang kemudian diserap oleh tubuh.
Makanan manusia berasal dari hewan dan tumbuhan.
Indonesia mempunyai slogan untuk susunan makanan
sehat, bergizi, seimbang (menu seimbang) yaitu
empat sehat lima sempurna. Hidangan empat sehat
berupa nasi, sayur, lauk, dan buah telah memenuhi
tuntunan kesehatan karena karena mengandung zat
makanan yang dibutuhkan tubuh, yaitu karbohidrat,
lemak, protein, vitamin, mineral, dan air. Untuk
menyempurnakan hidangan tersebut, dapat ditambah
dengan susu sehingga menjadi lima sempurna.
Kekurangan salah satu atau lebih dari zat
makanan di atas dalam waktu yang cukup lama dapat
menyebabkan terjadinya gangguan pada tubuh.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


166
Sebaliknya, kelebihan zat makanan juga tidak baik
bagi kesehatan. Keadaan tubuh di mana komposisi zat
makanan tidak seimbang disebut malnutrisi. Malnutrisi
dapat disebabkan oleh kekurangan maupun kelebihan
satu atau lebih nutrien (zat makanan) esensial. Zat
makanan terdiri dari karbohidrat, lemak, protein,
vitamin, mineral dan air.
Karbohidrat adalah senyawa kompleks yang
terdiri atas unsur karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen
(O) dengan rumus molekul CnH2nOn. Pada umumnya,
semua karbohidrat disebut sakarida (Yunani, sacbaron,
gula). Karbohidrat merupakan sumber energi utama
bagi tubuh. Pada respirasis sel, satu gram molekul
karbohidrat menghasilkan energi kurang lebih 4,1
kilokalori (energi drai makanan biasa ditulis kurang
lebih 4,1 kalori) serta menghasilkan gas CO2 dan uap
air. Hasil pemecahan karbohidrat berupa glukosa yang
merupakan bagian penting dalam reaksi kompleks.
Energi dalam bentuk ATP akan dihasilkan dalam setiap
reaksi pemecahan glukosa. Kebutuhan karbohidrat
dalam tubuh sekitar 40%.
Macam karbohidrat sebagai berikut: (1)
monosakarida, yang tidak dapat dihidrolisis; (2)
disakarida, yang dapat dihidrolisis menjadi dua molekul
monosakarida; dan (3) polisakarida, yang membentuk
banyak molekul monosakarida dengan hidrolisis.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


167
Monosakarida mempunyai rumus umum Cn(H2O)
n
. Penamaan karbohidrat berdasarkan pada jumlah
karbon yang terkandung didalamnya, contoh triosa
mengandung 3 atom karbon (misalnya gliseraldehide
dan hidroksi aseton), tetrosa mengandung 4 atom
karbon, pentosa mengandung 5 atom karbon (misalnya
ribosa dan deoksiribosa), heksosa mengandung 6
atom karbon (misalnya glukosa, fruktosa, mannosa
dan galaktosa) dan sedoheptulosa mengandung 7
atom karbon. Semua monosakarida merupakan gula
pereduksi dan paling mudah diserap oleh darah (dalam
tubuh). Semua monosakarida larut dalam air dan
umumnya berasa manis. Glukosa atau gula anggur
terdapat pada buah-buahan, madu, biji, akar, daun
dan di dalam darah. Glukosa paling mudah dibakar
pada respirasi sel yaitu proses yang menghasilkan
energi, CO2 dan uap air. Pada jaringan otot, energi
digunakan untuk menggerakkan dan menghangatkan
tubuh. Darah seseorang dalam keadaan normal
mengandung 70 sampai 100 mg glukosa per 100
ml darah. Apabila kadar glukosa darah lebih tinggi
dari harga normal dinamakan hiperglikemia. Apabila
kadar glukosa darah lebih rendah dari harga normal
dinamakan hipoglikemia. Fruktosa atau gula buah
terdapat pada buah-buahan dan madu. Pada madu,
fruktosa bercampur dengan glukosa. Rasa fruktosa

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


168
paling manis. Galaktosa yaitu monosakarida yang
terdapat pada air susu.
Disakarida mempunyai rumus molekul C12H22O11.
Disakarida terdiri atas dua heksosa yang kekurangan
satu molekul air. Contohnya sukrosa, laktosa dan
maltosa. Sukrosa atau gula tebu terdapat dalam buah,
batang dan biji yang manis pada tumbuhan tingkat
tinggi. Sukrosa tersusun atas glukosa dan fruktosa.
Hal ini terbukti pada proses hidrolisis menggunakan
asam atau dengan enzim sukrase, dihasilkan glukosa
dan fruktosa. Sukrosa bukan gula pereduksi. Laktosa
atau gula susu terdapat pada air susu hewan mamalia.
Laktosa tersusun atas glukosa dan galaktosa. Pada
proses glikolisis menggunakan asam atau enzim
laktase, dihasilkan glukosa dan galaktosa. Laktosa
merupakan gula pereduksi. Maltosa terdapat pada
biji barli yang sedang berkecambah. Biji barli adalah
sejenis padi-padian yang digunakan sebagai bahan
pembuat bir dan wiski. Pada proses hidrolisis maltosa
menggunakan asam atau enzim maltase, menghasilkan
dua molekul glukosa. Maltosa juga merupakan gula
pereduksi.
Polisakarida atau karbohidrat kompleks tersusun
oleh beberapa monosakarida. Apabila dimasukkan ke
dalam air, polisakarida menjadi larutan koloid atau
tidak larut sama sekali. Polisakarida bukan pereduksi

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


169
dan tidak berasa manis. Contoh polisakarida yaitu
pati/amilum, glikogen dan selulosa. Pati merupakan
makanan cadangan pada biji, akar, batang, umbi dan
kormus. Apabila pati dihidrolisis dengan air mendidih
yang dibubuhi asam, akan terbentuk maltosa dan
kemudian glukosa. Pati dalam keadaan dingin tidak
larut dalam air tetapi dalam air yang mendidih akan
larut dan ketika dingin membentuk jeli. Makanan yang
mengandung pati merupakan sumber karbohidrat. Di
dalam proses pencernaan makanan, amilum dipecah
menjadi maltosa dengan bantuan enzim amilase.
Glikogen terdapat dalam liver atau hati dan otot
hewan vertebrata. Glikogen sering dinamakan pati
hewan karena biasanya menjadi substansi makanan
cadangan. Pada proses hidrolisis menggunakan
asam atau enzim diastase, glikogen menghasilkan
maltosa yang kemudian menjadi glukosa. Glikogen
dapat diubah menjadi glukosa, begitupun sebaliknya.
Selulosa merupakan bagian pokok dinding sel
tumbuhan. Selulosa tidak dapat dicerna oleh alat-alat
pencernaan mamalia kecuali pada hewan memamah
biak karena dalam saluran pencernaannya hidup
bakteri dan protozoa yang mampu mencerna selulosa.
Selulosa bersifat tidak larut dalam air maupun pelarut
organik, dan di dalam tubuh merangsang otot di
saluran pencernaan makanan. Makan makanan yang

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


170
mengandung selulosa dapat memperlancar proses
pencernaan, mencegah gangguan saluran pencernaan
dan mencegah terjadinya sembelit.
Fungsi karbohidrat dalam tubuh yaitu sebagai
sumber energi, menjaga keseimbangan asam dan
basa serta pembentukan cadangan sel, jaringan dan
organ tubuh, membantu proses penyerapan kalsium,
berperan penting dalam penurunan sifat (misalnya
ribosa yang merupakan komponen asam nukleat), dan
bahan pembentuk senyawa kimia lain, misalnya lemak
dan protein.Judson Knight, (2002: 3-8) dan Rowen D.
Frandson &Thomas Leslie Spurgeon (2002:23)
Lemak merupakan senyawa organik yang tidak
dapat larut di dalam air. Lemak hanya dapat larut
dalam pelarut organik, seperti etanol, eter, kloroform,
dan benzene.
Berdasarkan susunan kimianya, lemak dapat
dikelompokkan atas lemak sederhana, lemak
majemuk, dan lemak turunan. Lemak sederhana
meliputi apa yang dikenal sebagai lemak daging
hewan dan minyak. Lemak sederhana umumya
disusun oleh trigliserida, yaitu suatu ester gliserol yang
tersusun atas satu gliserol dan tiga lemak. Lemak
majemuk merupakan gabungan antara lemak dengan
senyawa bukan lemak (misalnya fosfat dan protein).
Salah satu lemak majemuk yang terkenal adalah

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


171
fosfolipid. Fosfolipid merupakan trigliserida yang posisi
asam lemak pada rantai karbon ketiganya ditempati
oleh gugus fosfat, sedangkan basanya mengandung
nitrogen. Fosfolipid bermanfaat dalam pembentukan
membrane sel. Lemak turunan atau derivate lemak
merupakan senyawa yang dihasilkan dari proses
hidrolisis lemak. Beberapa contoh yang termasuk
derifat lemak adalah asam lemak, gliserol, kolestrol,
dan steroid.Asam lemak merupakan asam organik
yang terdiri atas rantai hidrokarbon (CH) dan gugus
karboksil (-COOH). Gliserol merupakan senyawa
yang terdiri atas tiga gugus hidroksil yang masing-
masing berinteraksi dengan gugus karboksil asam
lemak.Kolesterol merupakan komponen esensial pada
membran stuktural semua sel dan komponen untuk
pembentukan sejumlah steroid penting, seperti asam
empedu, asam folat, dan hormone seks. Di dalam
darah, kelebihan kolesterol dapat menyebabkan
terbentuknya endapan pada pembuluh darah sehingga
menyebabkan penyempitan. Peristiwa demikian
dikenal dengan istilah aterosklerosis. Jika terjadi
pada pembuluh darah jantung dapat menyebabkan
jantung koroner dan jika terjadi pembuluh darah otak
menyebabkan stroke.
Berdasarkan ikatan kimianya, lemak dapat
dibedakan atas lemak jenuh dan tidak jenuh. Lemak

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


172
jenuh merupakan lemak yang tidak memiliki ikatan
rangkap pada rantai karbon asam lemaknya. Lemak
jenuh ini bersifat non-esensial karena dapat dibentuk
di dalam tubuh. Pada suhu kamar umumnya berbentuk
padat, terdapat pada lemak hewan. Contoh yaitu asam
asetat, asam arakidat, asam behenat, asam butirat,
asam palmitat, gajih, mentega, asam kaproat, asam
laurat, asam miristat dan asam propionat. Terlalu
banyak mengkonsumsi asam lemak jenuh berbahaya
bagi kesehatan. Hal ini karena asam lemah jenuh
mengakibatkan timbunan asam lemak pada dinding
pembuluh darah, yang dapat menyebabkan tekanan
darah tinggi, serangan jantung dan stroke. Lemak
tidak jenuh merupakan lemak yang berdiri atas satu
atau lebih ikatan rangkap. Lemak ini bersifat esensial
karena tidak dapat dibentuk dalam tubuh. Pada suhu
kamar, umumnya berbentuk cair, terdapat pada
lemak nabati. Contoh yaitu asam arakidonat, asam
elaidat, asam linoleat, asam linolenat, asam oleat,
asam palmitoleat, minyak jagung, minyak kacang
tanah, minyak kedelai, minyak sayur, minyak kelapa,
dan asam vaksenat. Lemak essensial penting bagi
pertumbuhan, kesehatan, saraf dan arteri, serta
mencegah kulit menjadi kering.
Lemak merupakan penghasil energi paling besar
bagi tubuh. Setiap pembakaran 1 gram lemak mampu

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


173
menghasilkan 2,5 kali besar energi yang dihasilkan dari
pembakaran 1 gram karbohidrat atau 1 gram protein.
Selain menghasilkan energi, lemak juga berfungsi
untuk memelihara suhu tubuh, melindungi tubuh,
memberi rasa kenyang dan kelezatan, mengangkut
vitamin larut lemak, sebagai sumber asam lemak
esensial, dan sebagai bahan penyusun membran sel.
Lemak dapat berasal dari tumbuhan (lemak
nabati) dan hewan (lemak hewani). Lemak nabati
meliputi minyak kelapa, kelapa sawit, kacang tanah,
kacang kedelai, jagung, dan buah avokat. Lemak
hewani antara lain adalah daging, susu, mentega,
krim, keju, dan kuning telur.
Protein adalah senyawa majemuk yang
tersusun atas unsur-unsur C (karbon), H (hidrogen),
O (oksigen) dan N (nitrogen) serta kadang-kadang
juga mengandung unsur S (sulfur) dan P (fosfor).
Setiap sel yang hidup tersusun oleh protein. Protein
merupakan bagian penting di dalam plasma sel.
Selain sebagai komponen pokok, protein juga tersedia
sebagai cadangan makanan, misalnya pada biji-
bijian. Pada hewan dan manusia, protein tidak dapat
disimpan sebagai cadangan makanan. Ada analogi
antara susunan polisakarida dan susunan protein.
Satu molekul polisakarida terdiri atas beberapa
monosakarida, sedangkan satu molekul protein terdiri

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


174
atas beberapa asam amino. Emil Fisher(1852-1919),
seorang ahli kimia berkebangsaan Jerman, pada tahun
1902 menemukan bahwa protein adalah senyawa
majemuk yang dapat di rombak menjadi molekul-
molekul yang lebih sederhana yang disebut asam
amino. Sebaliknya, asam amino yang terdapat dalam
tubuh dapat disusun kembali menjadi senyawa protein.
Asam amino merupakan senyawa terkecil
penyusun protein. Asam amino utama ada 20 macam.
Atas dasar kebutuhan tubuh, asam amino dibedakan
menjadi dua yaitu asam amini essensial dan asam
amino non essensial. Asam amino essensial merupakan
asam amino yang diperlukan tubuh yang diperoleh
dari luar tubuh, antara lain arginin, fenilalanin, histidin,
isoleusin, leusin, lisin, metionin, threonin, triptofan dan
valin. Asam amino non essensial merupakan asam
amino yang dapat disintesis oleh tubuh, antara lain
alanin, asparagin, asam aspartat, asam glutamate,
glutamine, glisin, prolin, serin, sistin, sistein, tirosin
dan tiroksin. Makanan dikatakan mengandung protein
lengkap bila dalam makanan tersebut terkandung
semua asam amino essensial. Protein lengkap ini
dapat dijumpai pada makanan yang berasal dari
hewan seperti daging dan susu. Protein tidak lengkap
adalah protein yang kekurangan satu atau lebih asam
amino essesial, misalnya protein yang terdapat dalam

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


175
sayuran dan buah-buahan.
Protein dapat berasal dari hewan dan tumbuhan.
Protein yang berasal dari hewan disebut protein hewani,
sedangkan protein yang berasal dari tumbuhan disebut
protein nabati. Sumber-sumber protein hewani anatra
lain telur, susu, daging, ikan, dan kerang. Adapun yang
termasuk protein nabati antara lain adalah kacang-
kacangan terutama kacang kedelai, jagung, dan
sayuran.
Fungsi utama protein adalah untuk pertumbuhan
dan pemeliharaan jaringan tubuh. Fungsi utama
lainnya adalah untuk mengatur keseimbangan air,
memelihara netralitas tubuh, membentuk antibody,
mengangkut zat-zat gizi (misalnya lipoprotein dan
transferin), biokatalisator, sumber energi, sebagai zat
pembangun, pembentuk sel yang baru (pada reproduksi
dan pertumbuhan), dan pengganti sel-sel yang rusak.
Selain itu protein juga bermanfaat untuk pembentukan
senyawa lain (lemak, antibody, karbohidrat, enzim,
dan hormon), menjaga keseimbangan asam dan basa,
serta mempertahankan viskositas (kekentalan) darah.
Kekurangan protein pada tubuh dapat
menimbulkan kwashiokor pada anak-anak balita,
terutama yang berusia dua hingga tiga tahun.
Kwashiokor biasa ditandai dengan gejala pertumbuhan
yang terhambat, otot-otot melemah, edema, muka

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


176
bulat seperti bulan, dan gangguan psikomotor. Gejala
lainnya adalah tidak gembira (apatis), tidak ada nafsu
makan, dan kulit kering bersisik. Kelebihan protein
tidak dapat disimpan dalam tubuh. Oleh karena itu,
setelah mengalami proses metabolism dalam usus,
protein dan senyawa yang mengandung nitrogen (N)
akan diekskresikan melalui ginjal.
Vitamin berfungsi sebagai komponen organic
enzim yang disebut sebagai co-enzim. Terdapat dua
kelompok vitamin yang larut dalam air dan lemak.
Vitamin larut dalam air yaitu vitamin B dan C sedangkan
vitamin larut dalam lemak yaitu vitamin A, D, E dan
K. Vitamin larut dalam lemak mempunyai sifat dapat
disimpan lama. Bila jumlah yang tersedia lebih banyak
dari yang diperlukan tubuh, akan disimpan di dalam
lemak dalam waktu yang cukup lama. Berbeda halnya
dengan vitamin yang larut dalam air, bila jumlahnya
melebihi yang diperlukan oleh tubuh, kelebihan akan
dibuang ke luar tubuh melalui urin. Kekurangan vitamin
akan menyebabkan penyakit avitaminosis.
Jenis vitamin, sumber dan fungsinya seperti
tertera dalam tabel berikut ini:

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


177
Tabel 6.1 Jenis, Sumber, Fungsi dan Akibat
Kekurangan Vitamin
Nama Akibat
Sumber Fungsi
Vitamin Avitaminosis
A Mentega, hati, - Memelihara - Hemeralopia
minyak ikan, jaringan epitel yang timbul
telur, susu, - Regenerasi karena
tumbuhan rodopsin di menurunnya
yang retina kemampuan
berwarna hijau - Pertumbuhan sel basilus
dan kuning tulang dan gigi pada waktu
- Proses senja
oksidasi dalam - Bintik bitot
tubuh (kerusakan
pada retina)
- Seroftalmia
(kornea mata
mongering
karena
terganggunya
kelenjar air
mata)
- Keratomalasi
(kornea mata
rusak sama
sekali karena
berkurangnya
produksi
minyak
meibom)

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


178
Nama Akibat
Sumber Fungsi
Vitamin Avitaminosis
- Frinoderma
(kulit kaki
dan tangan
bersisik karena
pembentukan
epitel kulit
terganggu)
- Pendarahan
pada selaput
usus, ginjal
dan paru-
paru karena
rusaknya epitel
organ
- Proses
pertumbuhan
terhenti
B1 Ragi, - Pembuatan - Beri-beri
kecambah, neuro- - Selera makan
kulit ari padi/ transmitter hilang
beras, wortel, - Sebagai - Pertumbuhan
hati, telur, koenzim dalam terhenti
susu, ginjal, metabolism - Transport
margarine karbohidrat cairan tubuh
- Keseimbangan terganggu
air di dalam
tubuh

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


179
Nama Akibat
Sumber Fungsi
Vitamin Avitaminosis
- Penyerapan - Metabolism
lemak oleh karbohidrat
jonjot usus terganggu
sehingga
terjadi
timbunan asam
piruvat dalam
sel yang akan
menjadi racun
dalam sel
- Kontraksi otot
jantung dan
system saraf
pusat melemah
B2 Ragi, telur, - Metabolism - Keilosis (luka
hati, daging, gula dan pada sudut
ginjal, otak, protein bibir)
jantung - Rangsang - Katarak keratis
saraf mata mata karena
- Pertumbuhan lensa mata
- Pemeliharaan menjadi keruh
jaringan kulit di - Pertumbuhan
sekitar mulut terhenti
- Merupakan - Kornea mata
enzim pada berpembuluh
oksidasi dalam darah
sel sehingga
pandangan
kabur

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


180
Nama Akibat
Sumber Fungsi
Vitamin Avitaminosis
- Menghasilkan
energy dalam
sel
B3 Hati, daging, - Membentuk - Dermatitis
ikan, ragi, koenzim A - Insomnia
beras - Sintesis - Internitis
hormone - Gangguan
- Kestabilan gula fungsi saraf
darah - Kelelahan
B6 Hati, ikan, - Metabolism - Pellagra
daging, sayur lemak - Anemia
- Pembuatan sel - Obstipasi
darah merah - Kejang-kejang
dan kulit dan amat
- Penyusun peka terhadap
enzim rangsang
dekarboksilase - Pertumbuhan
dan terhambat
transaminase
- Pertumbuhan
- Aktivitas urat
saraf
B7 Hati, susu, - Pertumbuhan - Pellagra
kedelai, ragi, - Metabolism sel - Dermatitis,
bayam, ikan, - Pemecahan kulit pecah-
daging, tomat karbohidrat, pecah, eksim,
lemak dan mengelupas
protein - Diare
- Koenzim

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


181
Nama Akibat
Sumber Fungsi
Vitamin Avitaminosis
- Dimensia,
kekacauan
mental, pelupa,
letih, dan suka
melamun
- Pendarahan
usus dan gusi
B11 Hati, ginjal, - Pembentukan - Anemia
sayuran, sel darah pernisiosa
daging sapi, merah - Peradangan
pisang, - Metabolism lidah
polongan, biji kelompok - Diare
gandum, ragi metal
- Sintesis DNA
dan RNA yang
berperan
dalam
pembelahan
sel
B12 Hati, ikan, - Sintesis asam - Anemia
susu, telur, amino pernisiosa
udang, - Pembentukan
kerang. Keju sel darah
- Metabolism
sel dalam
pertumbuhan
C Sayur, buah - Metabolism - Skorbut,
segar, hati, lemak pendarahan
ginjal gusi

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


182
Nama Akibat
Sumber Fungsi
Vitamin Avitaminosis
- Pembentukan - Pendarahan
jaringan ikat kulit
- Kesehatan - Kerusakan
gusi sendi
- Aktovator - Menurunnya
enzim permeabilitas
- Oksidasi dan sel kapiler
dehidrasi darah
dalam sel - Pendarahan
- Pembentukan dalam sumsum
trombosit tulang
D Minyak - Penyerapan - Rakitis
ikan, susu, kalsium dan - Osteomalasi
mentega, fosfor di alat - Gangguan
kuning telur, pencernaan metabolism
ragi - Aktivitas zat kapur dan
kelenjar fosfor
endokrin
- Proses
osifikasi
E Kecambah, - Menjalankan - Keguguran
kuning telur, fungsi (abortus)
susu, lemak, reproduksi - Mati embrio
daging, ragi - Membentuk - Kemandulan
DNA, RNA (sterilitas)
dan sel darah - Kemunduran
merah hipofisis
dan kelenjar
gondok

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


183
Nama Akibat
Sumber Fungsi
Vitamin Avitaminosis
- Mencegah - Layu otot
pendarahan karena saraf
pada ibu hamil rusak
dan mencegah
keguguran
- Pembentukan
protrombin
- Menjalankan
fungsi hati
K Sayuran, - Pembentukan - Darah sukar
bakteri susu protrombin membeku
- Menjalankan
fungsi hati
Mineral diperlukan oleh tubuh baik berupa garam
maupun unsur. Masing-masing mempunyai peranan
tertentu dalam tubuh. Unsur-unsur mineral digolongkan
menjadi dua yaitu makroelemen dan mikroelemen.
Makroelemen adalah unsur-unsur yang dibutuhkan
dalam jumlah besar, antara lain berupa unsure natrium
(N), kalsium (Ca), kalium (K), fosfor (P), magnesium
(Mg), klor (Cl), dan belerang (S). Mikroelemen adalah
unsur-unsur yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit,
antara lain berupa unsur mangan (Mn), kromium (Cr),
kobalt (Co), molebdenum (Mo), selenium (Se) dan
besi (Fe). Garam mineral mudah larut dan mudah
diserap oleh usus tanpa melalui proses pencernaan.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


184
Tubuh yang kekurangan mineral akan mengalami
keabnormalan fungsi tubuh.
Jenis mineral, sumber dan fungsinya seperti
tertera dalam tabel berikut ini:
Tabel 6.2 Jenis, Sumber, Fungsi dan Akibat
Kekurangan Mineral
Akibat
Mineral Sumber Fungsi Ket
Defisiensi
Kalsium Susu, - Pemben- - Riketsia - Kalsium
(Ca) sayuran tukan - Osteo- akan
hijau, tulang dan porosis ditimbun
kacang- gigi yang - Darah di dalam
kacangan, dipenga- sukar tulang
dan daging ruhi oleh membeku khususnya
vitamin D - Rakitis tulang
- Pembe- - Hipokal- spon
kuan darah semia - Jumlah
- Aktivitas - Pertum- kebutuhan
saraf dan buhan tubuh/hari
otak terhambat = 0,8 gram
- Activator - Pengguna-
enzim an dalam
- Aktivitas tubuh
otot diatur oleh
jantung kelenjar
- Melin- tiroid yang
dungi menghasil-
tubuh kan
terhadap hormone
absorpsi kalsitonin
zat berfungsi
radioaktif menurun-
kan kadar

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


185
Akibat
Mineral Sumber Fungsi Ket
Defisiensi
Ca darah,
dan
kelenjar
paratiroid
yang
menghasil-
kan
hormone
paratiroid
berfungsi
meningkat-
kan kadar
Ca darah
- Adanya
vitamin D
meningkat-
kan
absorpsi
Ca
- Kelebihan
Ca akan
menyebab-
kan
hiperkal-
semia dan
klasifikasi
jaringan
dan tulang
rawan

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


186
Akibat
Mineral Sumber Fungsi Ket
Defisiensi
Fosfor Susu, - Pembentu- - Kerapuhan - Fosfor
(P) kacang- kan tulang tulang dan sebagai
kacangan, dan gigi gigi fosfat
daging dan - Metabo- - Sakit pada memain-
sayuran lism tulang kan
- Kontraksi - Anak, peranan
otot rakitis penting
- Aktivitas - Dewasa, dalam
saraf osteo- struktur
- Komponen malasia dan fungsi
enzim, semua sel
DNA, RNA, hidup
dan ATP
- Memben-
tuk fosfatid,
bagian dari
plasma
- Menjaga
keseim-
bangan
asam basa
- Penga-
turan
aktivitas
hormone
- Efektivitas
beberapa
vitamin

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


187
Akibat
Mineral Sumber Fungsi Ket
Defisiensi
Natrium Daging, - Trasmini - Dehidrasi - Jumlah
(Na) garam, saraf - Shock kebutuhan
mentega - Kontraksi - Gangguan tubuh/hari
dan produk otot pada = 15-20 g
peternakan - Menjaga jantung - Na juga
tekanan - Kejang otot terdapat
osmotic - Kelelahan pada NaCl
darah - Suhu tubuh - Kelebihan
- Sebagai meningkat unsure
buffer ini akan
(dalam menim-
bentuk Na bulkan
karbonat) gejala
- Memper- hipertensi
tahankan
iritabilitas
sel otot
- Komponen
anorganik
cairan
ekstra sel

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


188
Akibat
Mineral Sumber Fungsi Ket
Defisiensi
Klor (Cl) Garam, - Pemben- - Kontraksi - Jumlah
susu, daging tukan HCl otot kebutuhan
dan telur dalam abnormal tubuh/hari
lambung - Hilangnya = 15-20 g
yang rambut dan
berperan gigi
dalam - Pencernaan
penye- terganggu
rapan Fe
dan emulsi
lemak
- Activator
enzim
- Bahan ion
klorit yang
penting
untuk
transfer
CO2 dari
darah ke
paru-paru
- Memel-
ihara
keseim-
bangan
asam
basa,
elektrolit
dan
tekanan
osmosis.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


189
Akibat
Mineral Sumber Fungsi Ket
Defisiensi
Magne- Kacang- - Pemben- - Gangguan - Kelebihan
sium kacangan, tukan mental dan unsur
(Mg) sayuran tulang, emosi ini akan
hijau, darah dan - Kontraksi menyebab-
makanan otot otot kan
hasil laut - Activator terganggu gangguan
dan sereal enzim - Fungsi fungsi
- Kontraksi ginjal saraf
otot terganggu
- Aktivitas - Peredaran
saraf darah
- Respirasi terganggu
intrasel
- Sintesis
protein
Kalium Sayuran, - Mengatur - Gangguan - Kelebihan
(K) buah- detak jantung unsur ini
buahan, dan jantung - Kontraksi menye-
kecap - Meme- otot babkan
lihara terganggu kele-
keseim- - Perna- mahan
bangan air pasan otot dan
- Transmisi terganggu terganggu-
saraf nya denyut
- Meme- jantung
lihara
keseim-
bangan
asam basa
- Katalisator
- Kontraksi
otot

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


190
Akibat
Mineral Sumber Fungsi Ket
Defisiensi
- Mengatur
sekresi
insulin dari
pancreas
- Meme-
lihara
permea-
bilitas
membrane
sel
Sulfur Sayuran, - Activator - Belum - Kebutuhan
(S) telur, daging, enzim diketahui tubuh/hari
susu, dan - Berperan - Anemia = 15-30
buah- dalam - Gondok mg
buahan penyim- - Pende- - Penye-
panan dan ngaran baran di
pembe- berkurang usus lebih
basan mudah
energy karena
- Komponen adanya
vitamin HCl
- Komponen lambung
dalam
proses
detok-
sifikasi

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


191
Akibat
Mineral Sumber Fungsi Ket
Defisiensi
Zat besi Daging, - Pemben- - Anemia - Ditransport
(Fe) sayuran tukan sebagai
hijau dan hemo- transferin
biji-bijian globin dan
- Komponen disimpan
enzim sebagai
sitokrom feritin
Yodium Makanan - Aktivitas - Gondok - Disimpan
(I) hasil laut, kelenjar - Pende- dalam
telur. Susu, tiroid ngaran kelenjar
garam - Komponen berkurang tiroid
beryodium, hormone sebagai
tiram dan tiroksin tiroglobulin
rumput laut - Komponen
hormone
triyodo-
tironin
Fluorin Kuning - Meme- - Kerusakan - Tidak
(F) telur, susu, lihara gigi karang gigi terbukti
otak dan air - Mencegah (karies gigi) secara
minum keku- essensial
rangan Mg, untuk
osteo- nutrisi
porosis dan manusia,
penyakit tapi
periodontal essensial
untuk
pertum-
buhan
tikus

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


192
Akibat
Mineral Sumber Fungsi Ket
Defisiensi
Seng Ikan laut, - Membantu - Pertum- - Menjadi
(Zn) hati, daging, penyem- buhan kofaktor
telur dan buhan terhambat enzim
susu luka dan - Penyem- laktat
kesehatan buhan luka dehidro-
kulit terhambat genase,
- Meta- fosfatase
bolism alkali,
karbo- karbonik
hidrat, anhidrase
protein dan dan
lemak sebagai-
- Pertum- nya
buhan dan
reproduksi
- Kepekaan
terhadap
rasa dan
bau
- Pemben-
tukan
enzim

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


193
Akibat
Mineral Sumber Fungsi Ket
Defisiensi
Tembaga Padi-padian, - Pemben- - Anemia - Ditransport
(Cu) polong- tukan - Gangguan oleh
polongan, eritrosit saraf dan albumin
kerang, dan hemo- tulang dan terikat
ginjal dan globin pada
hati - Komponen serulop-
enzim dan lasmin
protein
- Aktivitas
saraf
- Sintesis
substansi
seperti
hormone

Air. Semua reaksi kimia terjadi pada medium air.


Lebih kurang 70% berat tubuh manusia terdiri atas
air. Air berguna untuk melakukan proses metabolism
dalam tubuh seperti pencernaan, ekskresi, penguapan,
dan lain-lain, mengangkut nutrisi ke seluruh jaringan
tubuh, mengangkut sisa metabolism dari jaringan ke
luar tubuh dan merupakan komponen protoplasma,
darah dan limfa. Air dapat diperoleh dari air minum,
makanan, buah dan sayuran.
Kita perlu minum air 2,5 liter setiap harinya
karena setiap hari badan kita kehilangan air kurang
lebih 2,5 liter. Air keluar dari tubuh kita sebagai air
kencing, bersama feses, keringat dan berupa uap air

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


194
dari paru-paru.
Dari uraian di atas maka dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa zat makanan berdasarkan
fungsinya dikelompokkan menjadi tiga sebagai berikut:
1. Sebagai zat penghasil energy yaitu karbohidrat,
lemak dan protein.
2. Sebagai zat pembangun yang berfungsi dalam
pembentukan sel dan memperbarui sel yang rusak
yaitu protein.
3. Sebagai zat pengatur yang mengatur fungsi tubuh
yaitu mineral, vitamin dan air.

B. Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan adalah kelompok organ
yang memecah dan menyerap makanan.Pencernaan
adalah proses yang luar biasa rumit. Itu sistem
pencernaan mengelola proses yang luar biasa itu tidak
ada mesin yang bisa menduplikasi jumlahnya atau
mungkin jutaan tugas interaktif, keduanya dengan
organ lain dan dengan darah, tulang dan saraf, dan
sistem tubuh lainnya. Dalam sistem pencernaan-
termasuk rongga mulut, esofagus (tabung makanan
yang menghubungkan ke perut), perut, pankreas,
hati, kandung empedu, usus kecil, dan usus besar
kemudian beberapa organ memainkan peran yang
sangat penting dalam mengelola proses pencernaan

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


195
yang sangat rumit dan penyerapan. Susan H. Gray
(2014:2)
Prosesnya dimulai ketika seseorang mengambil
gigitan peratama makanan, dan terus berlanjut sampai
tidak ada lagi penggunaan untuk apa yang tersisa, dan
yang pada gilirannya diekskresikan dari tubuh, diubah
menjadi kotoran.Pada dasarnya sistem pencernaan
makanan dalam tubuh manusia terjadi disepanjang
(gastrointestinal tract) dan dibagi menjadi 3 bagian,
yaitu proses penghancuran makanan yang terjadi
dalam mulut hingga lambung.Selanjutnya adalah
proses penyerapan sari-sari makanan yang terjadi di
dalam usus. Kemudian proses pengeluaran sisa-sisa
makanan melalui anus.
Kara Rogers (2011:21-25) Menjelaskan Sistem
pencernaan manusia terdiri atas saluran dan kelenjar
pencernaan. Saluran pencernaan merupakan saluran
yang dilalui bahan makanan. Kelenjar pencernaan
adalah bagian yang mengeluarkan enzim untuk
membantu mencerna makanan. Saluran pencernaan
antara lain sebagai berikut:
Mulut. Di dalam rongga mulut, terdapat gigi,
lidah, dan kelenjar air liur (saliva). Gigi terbentuk dari
tulang gigi yang disebut dentin. Struktur gigi terdiri
atas mahkota gigi yang terletak diatas gusi, leher
yang dikelilingi oleh gusi, dan akar gigi yang tertanam

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


196
dalam kekuatan-kekuatan rahang. Mahkota gigi
dilapisi email yang berwarna putih. Kalsium, fluoride,
dan fosfat merupakan bagian penyusun email. Untuk
perkembangan dan pemeliharaan gigi yang bai, zat-zat
tersebut harus ada di dalam makanan dalam jumlah
yang cukup. Akar dilapisi semen yang melekatkan
akar pada gusi.
Ada tiga macam gigi manusia, yaitu gigi seri
(insisor) yang berguna untuk memotong makanan, gigi
taring (caninus) untuk mengoyak makanan, dan gigi
geraham (molar) untuk mengunyah makanan. Terdapat
tiga buah kelenjar saliva pada mulut, yaitu kelenjar
parotis, sublingualis, dan submandibularis. Kelenjar
saliva mengeluarkan air liur yang mengandung enzim
ptialin atau amilase, berguna untuk mengubah amilum
menjadi maltosa. Pencernaan yang dibantu oleh
enzim disebut pencernaan kimiawi. Di dalam rongga
mulut, lidah menempatkan makanan di antara gigi
sehingga mudah dikunyah dan bercampur dengan air
liur. Makanan ini kemudian dibentuk menjadi lembek
dan bulat yang disebut bolus. Kemudian bolus dengan
bantuan lidah, didorong menuju faring.
Faring dan esofagus. Setelah melalui rongga
mulut, makanan yang berbentuk bolus akan masuk
ke dalam tekak (faring). Faring adalah saluran yang
memanjang dari bagian belakang rongga mulut

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


197
sampai ke permukaan kerongkongan (esofagus).
Pada pangkal faring terdapat katup pernapasan yang
disebut epiglotis. Epiglotis berfungsi untuk menutup
ujung saluran pernapasan (laring) agar makanan tidak
masuk ke saluran pernapasan. Setelah melalui faring,
bolus menuju ke esofagus; suatu organ berbentuk
tabung lurus, berotot lurik, dan berdidnding tebal. Otot
kerongkongan berkontraksi sehingga menimbulkan
gerakan meremas yang mendorong bolus ke dalam
lambung. Gerakan otot kerongkongan ini disebut
gerakan peristaltik.
Lambung. Otot lambung berkontraksi
mengaduk-aduk bolus, memecahnya secara mekanis,
dan mencampurnya dengan getah lambung. Getah
lambung mengandung HCl, enzim pepsin, dan renin.
HCl berfungsi untuk membunuh kuman-kuman yang
masuk bersama bolus akan mengaktifkan enzim pepsin.
Pepsin berfungsi untuk mengubah protein menjadi
peptone. Renin berfungsi untuk menggumpalkan
protein susu. Setelah melalui pencernaan kimiawi di
dalam lambung, bolus menjadi bahan kekuningan
yang disebut kimus (bubur usus). Kimus akan masuk
sedikit demi sedikit ke dalam usus halus.
Usus halus. Usus halus memiliki tiga bagian
yaitu, usus dua belas jari (duodenum), usus tengah
(jejunum), dan usus penyerapan (ileum). Suatu lubang

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


198
pada dinding duodenum menghubungkan usus 12 jari
dengan saluran getah pankreas dan saluran empedu.
Pankreas menghasilkan enzim tripsin, amilase, dan
lipase yang disalurkan menuju duodenum. Tripsin
berfungsi merombak protein menjadi asam amino.
Amilase mengubah amilum menjadi maltosa. Lipase
mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
Getah empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung
dalam kantung empedu. Getah empedu disalurkan
ke duodenum. Getah empedu berfungsi untuk
menguraikan lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
Selanjutnya pencernaan makanan dilanjutkan di
jejunum. Pada bagian ini terjadi pencernaan terakhir
sebelum zat-zat makanan diserap. Zat-zat makanan
setelah melalui jejunum menjadi bentuk yang siap
diserap. Penyerapan zat-zat makanan terjadi di ileum.
Glukosa, vitamin yang larut dalam air, asam amino,
dan mineral setelah diserap oleh vili usus halus; akan
dibawa oleh pembuluh darah dan diedarkan ke seluruh
tubuh. Asam lemak, gliserol, dan vitamin yang larut
dalam lemak setelah diserap oleh vili usus halus, akan
dibawa oleh pembuluh getah bening dan akhirnya
masuk ke dalam pembuluh darah.
Usus besar. Bahan makanan yang sudah melalui
usus halus akhirnya masuk ke dalam usus besar. Usus
besar terdiri atas usus buntu (appendiks), bagian yang

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


199
menaik (ascending colon), bagian yang mendatar
(transverse colon), bagian yang menurun (descending
colon), dan berakhir pada anus. Bahan makanan yang
sampai pada usus besar dapat dikatakan sebagai
bahan sisa. Sisa tersebut terdiri atas sejumlah besar
air dan bahan makanan yang tidak dpat tercerna,
misalnya selulosa. Usus besar berfungsi mengatur
kadar air pada sisa makanan. Bila kadar air pada sisa
makanan terlalu banyak, maka dinding usus besar
akan menyerap kelebihan air tersebut. Sebaliknya
bila sisa makanan kekurangan air, maka dinding usus
besar akan mengeluarkan air dan mengirimnya ke
sisa makanan. Di dalam usus besar terdapat banyak
sekali mikroorganisme yang membantu membusukkan
sisa-sisa makanan tersebut. Sisa makanan yang tidak
terpakai oleh tubuh beserta gas-gas yang berbau
disebut tinja (feses) dan dikeluarkan melalui anus.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


200
Diagram Sistem Pencernaan

1. Kelenjar ludah 13. Kantung Empedu


2. Parotis 14. Duodenum
3. Submandibularis 15. Saluran Empedu
4. Sublingualis (bawah 16. Kolon
lidah)
5. Rongga mulut 17. Kolon Transversum
6. Amandel 18. Kolon Ascenden
7. Lidah 19. Kolon Descenden
8. Esofagus 20. Ileum
9. Pankreas 21. Sekum
10 Lambung 22. Appendiks

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


201
11. Saluran pankreas 23. Rektum
12. Hati 24. Anus
Gambar 6.1. Sistem Pencernaan Manusia

C. Kelainan Dan Penyakit Pada Sistem Pencernaan


Manusia
Beberapa kelainan dan penyakit yang dapat
terjadi pada alat-alat sistem pencernaan antara lain:
1. Parotitis. Penyakit gondong yaitu penyakit yang
disebabkan oleh virus yang menyerang kelenjar air
ludah di bagian bawah telinga, akibatnya kelenjar
ludah menjadi bengkak atau membesar.
2. Xerostomia adalah istilah bagi penyakit pada
rongga mulut yang ditandai dengan rendahnya
produksi air ludah. Kondisi mulut yang kering
membuat makanan kurang tercerna dengan baik.
3. Tukak lambung terjadi karena adanya luka pada
dinding lambung bagian dalam. Maka secara
teratur sangat dianjurkan untuk mengurangi resiko
timbulnya tukak lambung.
4. Appendiksitis atau infeksi usus buntu, dapat
merembet ke usus besar dan menyebabkan
radang selaput rongga perut.
5. Diare adalah penyakit yang disebabkan oleh
infeksi bakteri maupun protozoa pada usus besar.
Karena infeksi tersebut, proses penyerapan air di

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


202
usus besar terganggu, akibatnya feses menjadi
encer.
6. Konstipasi atau sembelit terjadi akibat penyerapan
air yang berlebihan pada sisa makanan di dalam
usus besar. Akibatnya, feses menjadi sangat
padat dan keras sehingga sulit dikeluarkan. Untuk
mencegah sembelit dianjurkan untuk buang air
besar teratur tiap hari dan banyak makan sayuran
atau buah-buahan.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


203
BAB VII

SISTEM PERNAPASAN

A. Sistem Pernapasan pada Manusia


Manusia membutuhkan suply oksigen secara
terus-menerus untuk proses respirasi sel, dan
membuang kelebihan karbondioksida sebagai limbah
beracun produk dari proses tersebut. Pertukatan gas
antara oksigen dengan karbondioksida dilakukan
agar proses respirasi sel terus berlangsung. Oksigen
yang dibutuhkan untuk proses respirasi sel ini berasal
dari atmosfer yang menyediakan kandungan gas
oksigen sebanyak 21% dari seluruh gas yang ada.
Oksigen masuk ke dalam tubuh melalui perantaraan
alat pernapasan yang berada di luar. Pada manusia,
alveolus yang terdapat di paru-paru berfungsi sebagai
permukaan untuk tempat pertukaran gas.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


204
Gambar 7.1. Sistem Pernapasan Manusia
Jalannya udara pernapasan pada manusia
yaitu udara masuk melalui lubang hidung --- melewati
nasofaring --- melewati oralfarink --- melewati glotis
--- masuk ke trakea --- masuk ke percabangan trakea
yang disebut bronchus --- masuk ke percabangan
bronchus yang disebut bronchiolus -- udara berakhir
pada ujung bronchus berupa gelembung yang disebut
alveolus (jamak: alveoli).
Pertukaran udara yang sebenarnya hanya terjadi
di alveoli. Dalam paru-paru orang dewasa terdapat
sekitar 300 juta alveoli, dengan luas permukaan sekitar
160 m2 atau sekitar 1 kali luas lapangan tenis, atau
luas 100 kali dari kulit kita.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


205
Hidung merupakan organ pernapasan yang
pertama dilalui udara luar. Di dalam rongga hidung
terdapat rambut dan selaput lendir berguna untuk
menyaring udara yang masuk, lendir berguna untuk
melembabkan udara, dan konka untuk menghangatkan
udara pernapasan.
Faring merupakan percabangan dua saluran,
yaitu saluran tenggorokan (nasofaring) yang merupakan
saluran pernapasan, dan saluran kerongkongan
(oralfaring) yang merupakan saluran pencernaan.
Laring (pangkal tenggorokkan) merupakan
bagian pangkal dari saluran pernapasan (trakea).
Laring tersusun atas tulang rawan yang berupa
lempengan dan membentuk struktur jakun. Di atas
laring terdapat katup (epiglotis) yang akan menutup
saat menelan. Katup berfungsi mencegah makanan
dan minuman masuk ke saluran pernapasan. Pada
pangkal larink terdapat selaput suara. Selaput suara
akan bergetar jika terhembus udara dari paru-paru.
Trakea (tenggorokan). Batang tenggorokan
terletak di daerah leher di depan kerongkongan. Batang
tenggorokkan berbentuk pipa dengan panjang 10 cm.
Dinding trakea terdiri atas 3 lapisan, lapisan dalam
berupa epithel bersilia dan berlendir. Lapisan tengah
tersusun atas cincin tulang rawan dan berotot polos.
Lapisan luar tersusun atas jaringan ikat. Cincin tulang

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


206
rawan berfungsi untuk mempertahankan bentuk pipa
dari batang tenggorokkan, sedangkan selaput lendir
yang sel-selnya berambut getar berfungsi menolak
debu dan benda asing yang masuk bersama udara
pernapasan. Akibat tolakan secara paksa tersebut kita
akan batuk atau bersin.
Bronchus (cabang tenggorokan). Ujung
tenggorokkan bercabang dua disebut bronchus, yaitu
bronchus kiri dan bronchus kanan. Struktur bronchus
kanan lebih pendek dibandingkan bronchus sebelah kiri.
kedua bronchus masing-masing masuk kedalam paru-
paru. Didalam paru-paru bonchus bercabang menjadi
bronchiolus yang menuju setiap lobus (belahan) paru-
paru. bronchus sebelah kanan bercabang menjadi
3 bronchiolus, sedangkan sebelah kiri bercabang
menjadi 2 bronchiolus. Cabang bronchiolus yang
paling kecil masuk ke dalam gelembung paru-paru
yang disebut alveolus. Dinding alveolus mengandung
banyak kapiler darah. melalui kapiler darah oksigen
yang berada dalam alveolus berdifusi masuk ke dalam
darah.
Pulmo (alveolus). Paru-paru terletak dalam
rongga dada di atas diafraghma. Diafraghma adalah
sekat rongga badan yang membatasi rongga dada
dengan rongga perut. Paru-paru terdiri dari dua bagian
yaitu paru-paru sebelah kiri dan paru-paru sebelah

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


207
kanan. Paru-paru kanan memiliki tiga gelambir
sedangkan paru-paru kiri terdiri atas 2 gelambir. Paru-
paru dibungkus oleh 2 buah selaput yang disebut
selaput pleura. Selaput pleura sebelah luar yang
berbatasan dengan dinding bagian dalam rongga dada
disebut pleura parietal, sedangkan yang membungkus
paru-paru disebut pleura visceral. Diantara kedua
selaput terdapat rongga pleura yang berisi cairan
pleura yang berfungsi untuk mengatasi gesekan pada
saat paru-paru mengembang dan mengempis.

B. Mekanisme bernapas
Pernapasan manusia dibedakan atas pernapasan
dada dan pernapasan perut. Pernapasan dada terjadi
melalui fase inspirasi dan ekspirasi, demikian juga
untuk pernapasan perut.
Mekanisme pernapasan dada:
1. Fase Inspirasi pernapasan dada
Mekanisme inspirasi pernapasan dada sebagai
berikut: Otot antar tulang rusuk (muskulus
intercostalis eksternal) berkontraksi --> tulang
rusuk terangkat (posisi datar) --> Paru-paru
mengembang --> tekanan udara dalam paru-paru
menjadi lebih kecil dibandingkan tekanan udara
luar --> udara luar masuk ke paru-paru.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


208
2. Fase ekspirasi pernapasan dada
Mekanisme ekspirasi pernapasan perut adalah
sebagai berikut: Otot antar tulang rusuk relaksasi
--> tulang rusuk menurun --> paru-paru menyusut
--> tekanan udara dalam paru-paru lebih besar
dibandingkan dengan tekanan udara luar --> udara
keluar dari paru-paru.
Mekanisme pernapasan perut:
1. Fase inspirasi pernapasan perut
Mekanisme inspirasi pernapasan perut sebagai
berikut: sekat rongga dada (diafraghma)
berkontraksi --> posisi dari melengkung menjadi
mendatar --> paru-paru mengembang --> tekanan
udara dalam paru-paru lebih kecil dibandingkan
tekanan udara luar --> udara masuk
2. Fase ekspirasi pernapasan perut
Mekanisme ekspirasi pernapasan perut sebagai
berikut:otot diafraghma relaksasi --> posisi dari
mendatar kembali melengkung --> paru-paru
mengempis --> tekanan udara di paru-paru lebih
besas dibandingkan tekanan udara luar -->udara
keluar dari paru-paru.

C. Sistem Pernapasan pada Hewan


Sistem Pernapasan Pada Berbagai Hewan –
Alat respirasi adalah alat atau bagian tubuh tempat

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


209
02 dapat berdifusi masuk dan sebaliknya C02 dapat
berdifusi keluar. Alat respirasi pada hewan bervariasi
antara hewan yang satu dengan hewan yang lain,
ada yang berupa paru-paru, insang, kulit, trakea, dan
paruparu buku, bahkan ada beberapa organisme
yang belum mempunyai alat khusus sehingga oksigen
berdifusi langsung dari lingkungan ke dalam tubuh,
contohnya pada hewan bersel satu, porifera, dan
coelenterata. Pada ketiga hewan ini oksigen berdifusi
dari lingkungan melalui rongga tubuh.
Burung mempunyai saluran pernapasan yang
terdiri atas lubang hidung, trakea, bronkus dan
paru-paru. Pada bagian bawah trakea terdapat alat
suara disebut siring. Burung mempunyai alat bantu
pernapasan yang disebut pundi-pundi udara yang
berhubungan dengan paru-paru. Fungsi pundi-pundi
udara antara lain untuk membantu pernapasan dan
membantu membesarkan rongga siring sehingga
dapat memperkeras suara. Proses pernapasan pada
burung terjadi sebagai berikut. Jika otot tulang rusuk
berkontaksi, tulang rusuk bergerak ke arah depan dan
tulang dada bergerak ke bawah. Rongga dada menjadi
besar dan tekanannya menurun. Hal ini menyebabkan
udara masuk ke dalam paru-paru dan selanjutnya
masuk ke dalam pundi-pundi udara. Pada waktu otot
tulang rusuk mengendur, tulang rusak bergerak ke

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


210
arah belakang dan tulang dada bergerak ke arah atas.
Rongga dada mengecil dan tekanannya menjadi besar,
mengakibatkan udara keluar dari paru-paru. Demikian
juga udara dari pundi-pundi udara keluar melalui paru-
apru. Pengambilan oksigen oleh paru-paru terjadi pada
waktu inspirasi dan ekspirasi. Pertukaran gas hanya
terjadi di dalam paru-paru.

Gambar 7.2. Penampang Paru-Paru


Reptil bernapas dengan paru-paru. Pengambilan
oksigen dan pengeluaran karbondioksida terjadi di
dalam paru-paru. Keluar masuknya udara dari dan

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


211
keluar paru-paru karena adanya gerakan-gerakan dari
tulang rusuk. Saluran pernapasan terdiri dari lubang
hidung, trakea, bronkus dan paru-paru.
Katak dalam daur hidupnya mengalami
metamorfosis atau perubahan bentuk. Pada waktu
muda berupa berudu dan setelah dewasa hidup di
darat. Mula-mula berudu bernapas dengan insang
luar yang terdapat di bagian belakang kepala. Insang
tersebut selalu bergetar yang mengakibatkan air di
sekitar insang selalu berganti. Oksigen yang terlarut
dalam air berdifusi di dalam pembuluh kapiler darah
yang terdapat dalam insang.
Setelah beberapa waktu insang luar ini
akan berubah menjadi insang dalam dengan cara
terbentuknya lipatan kulit dari arah depan ke belakang
sehingga menutupi insang luar. Katak dewasa hidup
di darat, pernapasannya dengan paru-paru. Selain
dengan paru-paru, oksigen dapat berdifusi dalam
rongga mulut yaitu melalui selaput rongga mulut dan
juga melalui kulit.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


212
Gambar 7.3. Alat Pernapasan pada Katak
Ikan. Ikan mas bernapas dengan insang yang
terdapat pada sisi kiri dan kanan kepala. Masing-
masing mempunyai empat buah insang yang ditutup
oleh tutup insang (operkulum). Proses pernapasan
pada ikan adalah dengan cara membuka dan menutup
mulut secara bergantian dengan membuka dan
menutup tutup insang. Pada waktu mulut membuka,
air masuk ke dalam rongga mulut sedangkan tutup
insang menutup. Oksigen yang terlarut dalam air
masuk berdifusi ke dalam pembuluh kapiler darah yang
terdapat dalam insang. Dan pada waktu menutup,
tutup insang membuka dan air dari rongga mulut
keluar melalui insang. Bersamaan dengan keluarnya

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


213
air melalui insang, karbondioksida dikeluarkan.
Pertukaran oksigen dan karbondioksida terjadi pada
lembaran insang.
Serangga mempunyai sitem pernapasan yang
disebut sistem trakea. Oksigen yang dibutuhkan oleh
sel-sel tubuh untuk oksidasi tidak diedarkan oleh darah
tetapi diedarkan oleh trakea yang bercabang-cabang
ke seluruh tubuh. Cabang kecil trakea yang menembus
jaringan tubuh disebut trakeolus. Masuknya udara
untuk pernapasan tidak melalui mulut melainkan
melalui stigma (spirakel). Proses pernapasan pada
serangga terjadi sebagai berikut. Dengan adanya
kontraksi otot-otot tubuh, maka tubuh serangga
menjadi mengembang dan mengempis secara teratur.
Pada waktu tubuh serangga mengembang, udara
masuk melalui stigma, selanjutnya masuk ke dalam
trakea, kemudian ke dalam trakeolus dan akhirnya
masuk ke dalam sel-sel tubuh. Oksigen berdifusi ke
dalam sel-sel tubuh. Karbondioksida hasil pernapasan
dikeluarkan melalui sistem trakea juga yang akhirnya
dikeluarkan melalui stigma pada waktu tubuh serangga
mengempis.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


214
Gambar 7.4. Alat Pernapasan pada Ikan
Cacing tanah tidak mempunyai alat pernapasan
khusus. Kulitnya banyak mengandung kelenjar lendir,
sehingga kulit tubuhnya menjadi basah dan lembab.
Oksigen yang diperlukan oleh tubuhnya masuk melalui
seluruh permukaan tubuh secara difusi. Pengeluaran
karbon dioksida juga melalu permukaan tubuh.
Protozoa tidak mempunyai alat pernapasan
khusus untuk memperoleh oksigen dan mengeluarkan
karbon dioksida. Oksigen masuk ke dalam sel malalui
selaput plasma secara difusi. Demikian juga karbon
dioksida dari dalam sel deikeluarkan melalui selaput
plasma.
Serangga. Corong hawa (trakea) adalah alat
pernapasan yang dimiliki oleh serangga dan arthropoda

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


215
lainnya. Pembuluh trakea bermuara pada lubang kecil
yang ada di kerangka luar (eksoskeleton) yang disebut
spirakel. Spirakel berbentuk pembuluh silindris yang
berlapis zat kitin, dan terletak berpasangan pada
setiap segmen tubuh. Spirakel menpunyai katup yang
dikontrol oleh otot sehingga membuka dan menutupnya
spirakel terjadi secara teratur. Pada umumnya spirakel
terbuka selama serangga terbang, dan tertutup saat
serangga beristirahat.
Laba-laba. Kalajengking dan laba-laba besar
(Arachnida) yang hidup di darat memiliki alat
pernapasan berupa paru-paru buku, sedangkan jika
hidup di air bernapas dengan insang buku. Paru-paru
buku memiliki gulungan yang berasal dari invaginasi
perut. Masing-masing paru-paru buku ini memiliki
lembaran-lembaran tipis (lamela) yang tersusun
berjajar. Paruparu buku ini juga memiliki spirakel
tempat masuknya oksigen dari luar.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


216
BAB VIII

SISTEM EKSKRESI PADA


MANUSIA DAN HEWAN

A. Definisi dan Fungsi Sistem Ekskresi


Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat
sisa metabolisme tubuh, seperti CO2, H2O, NH3, zat
warna empedu dan asam urat. Beberapa istilah yang
erat kaitannya dengan ekskresi adalah sebagai berikut.
1. Defekasi: yaitu proses pengeluaran sisa
pencernaan makanan yang disebut feses. Zat yang
dikeluarkan belum pernah mengalami metabolisme
di dalam jaringan. Zat yang dikeluarkan meliputi
zat yang tidak diserap usus sel epitel, usus yang
rusak dan mikroba usus.
2. Ekskresi: yaitu pengeluaran zat sampah sisa
metabolisme yang tidak berguna lagi bagi tubuh.
3. Sekresi: yaitu pengeluaran getah oleh kelenjar
pencernaan ke dalam saluran pencernaan. Getah
yang dikeluarkan masih berguna bagi tubuh dan
umumnya mengandungenzim.
4. Eliminasi: yaitu proses pengeluaran zat dari

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


217
rongga tubuh, baik dari rongga yang kecil (saluran
air mata) maupun dari rongga yang besar (usus).
Fungsi sistem ekskresi yaitu membuang
limbah yang tidak berguna dan beracun dari dalam
tubuh,mengatur konsentrasi dan volume cairan
tubuh (osmoregulasi), mempertahankan temperatur
tubuh dalam kisaran normal (termoregulasi) dan
homeostasis.

B. Alat-Alat Ekskresi Pada Manusia


1. Ginjal (Ren)
Ginjal (ren) manusia berjumlah sepasang,
terletak di rongga perut sebelah kanan depan dan kiri
depan ruas-ruas tulang belakang bagian pinggang.
Ginjal kanan lebih rendah dari pada ginjal kiri karena
di atas ginjal kanan terdapat hati. Ginjal berbentuk
seperti biji ercis dengan panjang sekitar 10 cm
dan berat sekitar 200 gram. Ginjal yang dibelah
secara membujur akan memperlihatkan bagian-
bagian korteks yang merupakan lapisan luar. Medula
(sumsum ginjal), dan pelvis (rongga ginjal). Di bagian
korteks terdapat jutaan alat penyaring yang disebut
nefron. Setiap nefron terdiri atas badan Malpighi dan
tubulus kontortus. Badan Malpighi terdiri atas kapsula
(simpai) Bowman Dan glomerulus. Glomrerulus
merupakan anyaman pembuluh kapiler. Kapsula

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


218
Bowman berbentuk mangkuk yang mengelilingi
glomerulus.’I’ubulus kontortus terdiri atas tubulus
kontortus proksimal. tubulus kontortus distal. Dan
tubulus kontortus kolektivus.
Di antara tubuIus kontortus proksimal dan tubulus
kontortus distal terdapat gelung /lengkung Henle
pars ascenden (naik) dan pars descenden (turun).
Penamaan beberapa bagian ginjal mengambil nama ahli
yang berjasa dalam penelitian ginjal. Kapsula Bowman
mengambil nama William Bowman (l816 – 1892).
Seorang ahli bedah yang merupakan perintis di bidang
saluran kentih yang mengidentifikasi kapsula tersebut.
Lengkung Henle meugambil nama Jacob Henle
(1809-1885), seorang ahli anatomi berkebangsaan
Jerman yang mendeskripsikan lengkung di dalam
ginjal tersebut. Glomerulus di identifikasi oleh seorang
ahli mikroanatomi berkebangsaan ltalia bernama
Marcerllo Malpighi (1628 - 1694). Ginjal merupakan
alat pengeluaran sisa metabolisme dalam bentuk
urine yang di dalamnya mengandung air, amoniak
(NH3), ureum, asam urat dan garam mineral tertentu.
Penderita diabetes miletus urine mengandung glukosa.
Ginjal merupakan alat ekskresi penting yang
mempunyai beberapa fungsi, antara lain menyaring
darah sehingga menghasilkan urine, mengekskresikan
zat-zat yang membahayakan tubuh. misalnya protein-

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


219
protein asing yang masuk ke dalam tubuh, urea, asam
urat. dan bermacam-macam garam, mengekskresikan
zat-zat yang jumlahnya berlebihan, misalnya kadar gula
darah yang melebihi normal, mempertahankan tekanan
osmosis cairan ekstraseluler, dan mempertahankan
keseimbangan asam dan basa.
Anatomi ginjal, meliputi lapisan luar (korteks/ kulit
ginjal) yang mengandung kurang lebih 1 juta nefron.
Tiap nefron terdiri atas badan malpighi (badan renalis)
yang tersusun dari kapsula bowman dan glomerulus.
Lapisan dalam (medula/ sumsum ginja) yang terdiri
atas tubulus kontorti yan gbermuara pada tonjolan
papila di ruang (pelvis renalis). Tubulus kontorti terdiri
atas tubulus kontorti proksimal dan tubulus kontorti
distal.
Proses pembentukan urine terdapat 3
proses penting yang berhubungan dengan proses
pembentukan urine, yaitu:
a. Filtrasi (penyaringan) : kapsula bowman dari
badan malpighi menyaring darah dalam glomerus
yang mengandung air, garm, gula, urea dan zat
bermolekul besar (protein dan sel darah) sehingga
dihasilkan filtrat glomerus (urine primer). Di dalam
filtrat ini terlarut zat yang masih berguna bagi tubuh
maupun zat yang tidak berguna bagi tubuh, misal
glukosa, asm amino dan garam-garam.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


220
b. Reabsorbsi (penyerapan kembali) : dalam tubulus
kontortus proksimal zat dalam urine primer yang
masih berguna akan direabsorbsi yang dihasilkan
filtrat tubulus (urine sekunder) dengan kadar urea
yang tinggi.
c. Ekskesi (pengeluaran) : dalam tubulus kontortus
distal, pembuluh darah menambahkan zat lain
yang tidak digunakan dan terjadi reabsornsi aktif
ion Na+ dan Cl- dan sekresi H+ dan K+. Di tempat
sudah terbentuk urine yang sesungguhnya yang
tidak terdapat glukosa dan protein lagi, selanjutnya
akan disalurkan ke tubulus kolektifus ke pelvis
renalis.
Dari kedua ginjal, urine dialirkan oleh pembuluh
ureter ke kandung urine (vesika urinaria) kemudian
melalui uretra, urine dikeluarkan dari tubuh.Hal yang
perlu diperhatikan meliputi dalam keadaan normal
urine tidak mengandung glukosa dan protein, diabetes
melitus terjadi karena adanya glukosa dalam urine yang
disebabkan kekurangan hormon insulin danbanyak
urine yan gdikeluarkan tergantung dari banyaknya air
yang diminum dan kadar ADH.
Gangguan pada ginjal meliputi:
a. Nefritis: disebabkan gangguan pada nefron karena
infeksi kuman, akibatnya kadar ureum dalam darah
meningkat. Nefritis dapat menimbulkan uremia,

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


221
yaitu adanya uriene yang masuk ke dalam darah,
sehingga menyebabkan penyerapan air terganggu
dan tertimbun di kaki yang disebut oedema.
b. Diabetes melitus (kencing manis): disebabkan
kekuranga insulin, akibatnya kadar glukosa darah
meningkat.
c. Diabetes inspidus (penyalit kuning): disebabkan
tidak ada hormon adh, akibatnya urine meningkat.
d. Albuminuria: disebabkan adanya protein dalam
urine, akibatnya kerusakan atau iritasi sel ginjal
karena infeksi.
e. Batu ginjal: disebabkan kekurangan minum dan
sering menahan kencing, akibatnya mengendap
menjadi batu ginjal.
f. Polyuria: yaitu urine yang dikeluarkan sangat
banyak dan encer, disebabkan kemampuan nefron
untuk mengadakan reabsorbsi sangat rendah atau
gagal.
g. Oligouria: yaitu urine yang dikeluarkan sangat
sedikit bahkan tidak berurine, disebabkan oleh
kerusakan ginjal secara total.

2. Kulit
Kulit (integumen) merupakan lapisan terluar
tubuh manusia dan pelindung bagian dalam tubuh.
Kulit tersusun atas tiga lapisan, yaitu epidermis

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


222
(lapisan luar/kulit ari), dermis (lapisan dalam/kulit
jangat). Dan hipodermis (jaringan ikat bawah kulit).
Lapisan epidermis terdiri atas stratum korneum,
stratum lusidum. stratum granulosum, dan stratum
germinativum. Stratum korneum tersusun dari sel-sel
mati dan selalu mengelupas. Stratum lusidum tersusun
atas sel-sel yang tidak berinti dan berfungsi mengganti
stratum korneum. Stratum granulosum tersusun atas
sel-sel yang berinti dan mengandung pigmen melanin.
Stratum germinativum tersusun atas sel-sel yang
selalu membentuk sel-sel baru ke arah luar.Stratum
korneum, merupakan lapisan zat tanduk, mati dan
selalu mengelupas.Stratum lusidium, merupakan
lapisan zat tanduk. Stratum granulosum, mengandung
pigmen. Stratum germonativum, selalu membentuk
sel-sel baru ke arah luar.
Dermis terletak di bawah epidermis. Lapisan ini
mengandung akar rambut, pembuluh darah, kelenjar,
dan saraf. Kelenjar yang terdapat dalam lapisan ini
adalah kelenjar keringat (glandula sudorifera) dan
kelenjar minyak (glandula sebasea). Kelenjar keringat
menghasilkan keringat yang di dalamnya terlarut
berbagai macam garam. terutama garam dapur.
Keringat dialirkan melalui saluran kelenjar keringat dan
dikeluarkan dari dalam tubuh melalui poripori. Di dalam
kantong rambut terdapat akar rambut dan batang

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


223
rambut. Kelenjar minyak berfungsi menghasilkan
minyak yang berfungsi meminyaki rambut agar tidak
kering. Rambut dapat tumbuh terus karena mendapat
sari-sari makanan pembuluh kapiler di bawah kantong
rambut. Di dekat akar rambut terdapat otot penegak
rambut.
Hipodermis terletak di bawah dermis. Lapisan ini
banyak mengandung lemak. Lemak berfungsi sebagai
cadangan makanan, pelindung tubuh terhadap
benturan, dan menahan panas tubuh.
Sebagai alat ekskresi. kulit berfungsi
mengeluarkan keringat. Fungsi kulit yang lain, antara
lain melindungi tubuh terhadap gesekan, kuman,
penyinaran, panas. dan zat kimia, mengatur suhu
tubuh, menerima rangsang dari luar, serta mengurangi
kehilangan air. Kelenjar keringat menyerap air dan
garam, terutama garam dapur dan darah di pembuluh
kapiler. Keringat yang dikeluarkan melalui pori-pori di
permukaan kulit akan menyerap panas tubuh sehingga
suhu tubuh menjadi tetap. Pada keadaan normal.
keringat akan keluar dari tubuh sebanyak sekitar 50
mL setiap jam. Beberapa faktor yang dapat memacu
pengeluaran keringat. antara lain peningkatan aktivitas
tubuh. peningkatan suhu lingkungan, dan goncangan
emosi. Emosi akan merangsang saraf simpatis untuk
memperkecil pengeluaran keringat dengan cara

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


224
mempersempit pembuluh darah. Pengeluaran keringat
yang berlebihan, misalnya karena terik matahari atau
kegiatan tubuh yang berlebihan, dapat menyebabkan
terjadi lapar garam. Kekurangan kadar garam darah
dapat mengakibatkan kekejangan dan pingsan.

3. Paru-paru (pulmo)

Gambar 8.1. Paru-Paru Manusia


Penguraian karbohidrat (glukosa) dan lemak
kecuali menghasilkan energi akan menghasilkan zat
sisa berupa CO2 dan H2O yang akan dikeluarkan lewat
paru-paru. Seseorang yang berada dalam daerah dingin
waktu ekspirasi akan tampak menghembuskan uap.
Uap tersebut sebenarnya merupakan carbondioksisa
dan uap air yang dikeluarkan saat terjadi pernafasan.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


225
4. Hati (hepar)

Gambar 8.2. Hati


Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh,
terdapat di rongga perut sebelah kanan atas, berwarna
kecoklatan. Hati mendapat suplai darah dari pembuluh
nadi (arteri hepatica) dan pembuluh gerbang (vena
porta) dari usus. Hati dibungkus oleh selaput hati
(capsula hepatica). Hati terdapat pembuluh darah
dan empedu yang dipersatukan selaput jaringan ikat
(capsula glison). Hati juga terdapat sel-sel perombak
sel darah merah yang telah tua disebut histiosit.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


226
Sebagai alat eksresi hati menghasilkan empedu
yang merupakan cairan jernih kehijauan, di dalamnya
mengandung zat warna empedu (bilirubin), garam
empedu, kolesterol dan juga bacteri serta obat-obatan.
Zatr warna empedu terbentuk dari rombakan eritrosit
yang telah tua atau rusak akan ditangkap histiosit
selanjutnya dirombak dan haeglobinnya dilepas.
Fungsi hati adalah menyimpan kelebihan
gula dalam bentuk glikogen (gula otot),merombak
kelebihan asam amino (deaminasi),menawarkan
racun,membentuk protombin dan
fibrinogen,membentuk albumin dan globulin,mengubah
provitamin a menjadi vitamin a, tempat pembentukan
urea, menghasilkan empedu dan tempat pembentukan
dan penghancuran eritrosit yang telah tua.

C. Kelainan Dan Penyakit Pada Sistem Ekskresi


Kelainan dan penyakit yang menyerang sistem
ekskresi dapat disebabkan oleh banyak hal. Misalnya
virus, bakteri, jamur. Efek samping obat atau pola
makan yang tidak sehat. Beberapa penyakit pada
sistem ekskresi antara lain sebagai berikut.
• Albuminuria
Albuminuria adalah penyakit pada sistem
ekskresi yang ditandai dengan urine penderita
mengandung albumin. Albumin merupakan protein

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


227
yang bermanfaat bagi manusia karena berfungsi
untuk mencegah agar cairan tidak terlalu banyak
keluar dari darah. Penyakit ini rnenyebabkan
terlalu banyak albumin yang lolos dari saringan
ginjal dan terbuang bersama urine. Penyakit ini
antara lain disebabkan oleh kekurangan protein.
penyakit ginjal. dan penyakit hati.
• Hematuria
Hematuria (kencing darah) adalah penyakit pada
sistem ekskresi yang ditandai dengan urine
penderita mengandung darah. Penyakit ini antara
lain disebabkan oleh peradangan gnjal, batu ginjal,
dan kanker kandung kemih.
• Nefrolitiasis
Nefrolitiasis (batu ginjal) adalah penyakit pada
sistem ekskresi yang ditandai dengan adanya batu
pada ginjal. saluran ginjal, atau kandung kemih.
Batu ginjal pada umumnya mengandung garam
kalsium ( zat kapur) antara lain kalsium oksalat,
kalsium fosfat, atau campurannya. Batu ginjal
terbentuk karena konsentrasi unsur-unsur tersebut
dalam urine tinggi. yang dipercepat dengan
infeksi dan penyumbatan pada ureter. Penyakit
ini diobati dengan cara mengeluarkan batu ginjal.
Apabila batu ginjal masih berukuran kecil, dapat
dihancurkan dengan obat-obatan. Apabila batu

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


228
ginjal sudah berukuran besar, harus dikeluarkan
dengan tindakan operasi. Dengan kemajuan
ilmu dan teknologi, batu ginjal dapat dihancurkan
dengan gelombang suara yang berintensitas tinggi
tanpa perlu tindakan operasi.
• Nefritis
Nefritis adalah penyakit pada sistem ekskresi yang
ditandai dengan peradangan ginjal. khususnya
nefron. Proses peradangan biasanya berasal
dari glomerulus, kemudian menyebar ke jaringan
sekitarnya. Penyakit ini harus segera ditangani
dokter.
• Gagal Ginjal
Gagal ginjal adalah ketidakmampuan, ginjal
menjalankan fungsinya, akibatnya zat-zat yang
seharusnya dapat dikeluarkan rnelalui ginjal
menjadi tertumpuk di dalam darah. Salah satu
contohnya adalah timbulnya uremia, yaitu
peningkatan kadar urea di dalam darah. Kadar urea
darah yang tinggi dapat menimbulkan keracunan
dan mengakibatkan kematian. Gagal ginjal antara
lain disebabkan oleh nefritis. Penyakit ini dapat
diatasi dengan dua alternatif. Pertama melakukan
dialisis ginjal (cuci darah) yang diIakukan secara
rutin. Kedua dengan transplantasi (cangkok) ginjal
dari donor. Cangkok ginjal dapat dilakukan jika

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


229
ada kecocokan antara organ donor dan jaringan
penderita sehingga tidak terjadi penolakan.
• Diabetes Insipidus
Diabetes insipidus adalah penyakit pada sistem
ekskresi yang ditandai dengan meningkatnya
jumlah urine sampai 20-30 kali lipat karena
kekurangan hormon antidiuretika (ADFI). Penyakit
ini dapat diatasi dengan pemberian ADH sintetik.
• Diabetes Melitus
Diabetes melitus (kencing manis) adalah penyakit
pada sistem ekskresi yang ditandai dengan
kadar glukosa darah melebihi normal karena
kekurangean hormon insulin. Kelebihan glukosa
darah akan dikeluarkan bersama urine. Diabetes
melitus pada anak diatasi dengan penyuntikan
insulin secara rutin. Diabetes melitus pada orang
dewasa dapat diatasi dengan mengatur diet,
olahlaga. dan pemberian obat-obatan penurun
kadar glukosa darah.
• Hepatitis
Hepatitis adalah radang hati yang umumnya
disebabkan oleh virus. Penyakit ini dapat dicegah
dengan vaksin hepatitis, menjaga kebersihan
lingkungan. menghindari kontak langsung dengan
penderita hepatitis dan tidak menggunakan jarum
suntik untuk pemakaian lebih baik satu kali.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


230
Beberapa hepatitis. antara lain hepatitis A dan B.
Penderita hepatitis mengalami perubahan warna
kulit dan putih mata menjadi berwarna kuning.
Urine penderita pun berwarna kuning. bahkan
kecokelatan seperti teh.
• Sirosis Hati
Sirosis hati adalah kelainan pada hati yang ditandai
dengan timbulnya jaringan parut dan kerusakan
sel-sel normal hati. Sirosis hati sering terjadi pada
peminum alkohol, keracunan obat-obatan, infeksi
bakteri. atau komplikasi hepatitis. Karena hati
merupakan organ yang mempunyai banyak fungsi
vital, sirosis hati akan menimbulkan beberapa
akibat, antara lain gangguan kesadaran, koma,
dan kematian. Pengobatan sirosis hati ditujukan
pada penyebab utamanya, pemulihan fungsi hati.
sampai transplantasi hati.
• Gangren
Gangren adalah kematian jaringan lunak yang
disebabkan oleh gangguan pengaliran darah ke
jaringan tersebut. Gangren sering terjadi di tangan
dan kaki karena gangguan aliran darah. Ganggren
banyak terjadi pada penderita diabetes melitus
dan aterosklerosis yang sudah lanjut. Jaringan
yang terkena mula-mula menjadi kebiruan dan
terasa dingin jika disentuh. kemudian menghitam

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


231
dan berbau busuk. Untuk mengatasi infeksi
diperlukan antibiotik. Pada keadaan yang tidak
tertolong bagian tubuh yang terkena gangren
harus diamputasi.
• Kencing Batu
Kencing batu disebabkan pembentukan endapan
zat kapur (kalium) dalam ginjal. Endapan ini dapat
terjadi pada rongga ginjal atau dalam kantong
kemih. Jika endapan terbentuk di dalam rongga
ginjal disebut batu ginjal. Jika terbentuk di dalam
kantong kemih disebut kencing batu. Baik batu
ginjal maupunpun kencing batu dapat dihilangkan
dengan pembedahan {operasi), pengobatan, atau
penembakan dengan sinar laser.

D. Sistem Ekskresi Pada Hewan


Sebagai makhluk hidup, hewan juga mempunyai
sistem ekskresi. Sistem ekskresi pada hewan
bermacam-macam. Berikut akan dibahas sistem
ekskresi hewan satu per satu.
a. Platyhelminthes
Alat ekskresi Platyhelminthes seperti pada
Planaria berupa sel-sel berambut getar. Karena
rambut getar ini tampak seperti nyala api , maka
sel-sel ini dinamakan flame cell (sel api). Cairan
tubuh disaring di dalam flame cell dan zat-zat sisa

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


232
diserap kemudian dikeluarkan dari tubuh melalui
lubang-lubang yang terdapat pada permukaan
tubuh.

Gambar 8.3. Alat Ekskresi pada Planaria


b. Annelida
Annelida sudah mempunyai alat ekskresi khusus,
yaitu berupa nefridia yang terdapat pada setiap
segmen tubuh. Pada setiap segmen terdapat
sepasang nefridia. Nefridia ini dilengkapi dengan
corong terbuka dan bersilia yang disebut nefrostom
yang terdapat pada setiap sekat pemisah segmen.
Nefrostom berfungsi menarik dan mengambil
cairan tubuh. Pada saat cairan melalui nefridia,
zat-zat yang berguna diserap darah dan zat sisa,
seperti air, senyawa nitrogen, dan garam-garam
yang tidak diperlukan oleh tubuh ditampung

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


233
dalam kantong kemih. Zat sisa tersebut kemudian
dikeluarkan melalui nefridiofor (lubang nefridium).
Contoh Annelida yang mudah kita temui yaitu
cacing tanah. Cacing tanah mengeluarkan urine
per hari sebesar 60% dari berat tubuh.

Gambar 8.4. Struktur Nefridia pada Cacing Tanah


c. Insecta
Pada Insecta seperti kecoak dan belalang,
alat ekskresinya berupa buluh halus berwarna
kekuningan yang disebut pembuluh Malpighi.
Pembuluh Malpighi berfungsi membuang urea,
asam urat, dan garam-garam dari darah ke
usus. Jumlah pembuluh Malpighi bervariasi.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


234
Pembuluh ini berhubungan dengan saluran usus
pada perbatasan usus tengah dengan usus
belakang. Zat-zat sisa metabolisme diserap
dari cairan jaringan oleh pembuluh Malpighi dan
membentuk kristal asam urat. Asam urat ini masuk
ke usus belakang yang akhirnya keluar bersama
feses. Sebagian zat sisa yang mengandung
nitrogen digunakan untuk membentuk kitin pada
eksoskeleton dan dapat diekskresikan pada waktu
pengelupasan kulit (molting)

Gambar 8.5. Diagram yang Menunjukkan Letak


Pembuluh Malpighi pada Belalang
d. Pisces
Alat-alat pengeluaran ikan berupa sepasang ginjal
opistonefros yang merupakan tipe ginjal paling

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


235
primitif. Pada ginjal opistonefros, tubulus bagian
anterior telah lenyap, beberapa tubulus bagian
tengah berhubungan dengan testis, serta terdapat
konsentrasi dan pelipatgandaan tubulus di bagian
posterior. Mekanisme ekskresi ikan yang hidup di
air tawar berbeda dengan ikan yang hidup di air
laut. Ikan yang hidup di air tawar, mengekskresi
amonia dan aktif menyerap ion anorganik melalui
insang serta mengeluarkan urine dalam jumlah
besar. Sebaliknya, pada ikan yang hidup di
laut mengekskresikan sampah nitrogen berupa
trimetilamin oksida (TMO) yang memberi bau
khas ikan laut, menghasilkan ion-ion lewat insang,
serta mengeluarkan urine sedikit. Ginjal ikan air
laut tidak memiliki glomerulus. Akibatnya, tidak
terjadi ultrafiltrasi di ginjal dan pembentukan urine
sepenuhnya oleh sekresi garam-garam dan TMO
yang berkaitan dengan osmosis air. Perhatikan
Gambar 8.16 dan Gambar 8.17 untuk mengetahui
perbedaan mekanisme ekskresi ikan air tawar dan
ikan air laut.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


236
Gambar 8.6. Mekanisme Ekskresi Ikan Air Laut
dibandingkan dengan Ikan Air Tawar

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


237
BAB IX

SISTEM KOORDINASI

A. Sel Saraf
System saraf merupakan pengendali utama dan
pusat integrasi tubuh. Secara umum system saraf
vertebrata memegang tiga peranan penting yaitu: 1)
orientasi terhadap lingkungan luar yaitu menerima
rangsang, menerjemahkan dan mengadakan respons,
2) regulasi yaitu mengatur lingkungan internal tubuh
dan kesesuaian kerja seluruh system organ, dan 3)
sebagai tempat penyimpan informasi. System saraf
merupakan suatu system dan bentuk reaksi tubuh
dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan dan
pengaturan kegiatan seluruh organ tubuh.
System saraf tersusun atas tiga unsur dasar
yaitu sel saraf (neuron), sel intertisial yang meliputi
neuroglia, sel neurilema dan sel satelit serta jaringan
pengikat. Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang
disebut neuron. Neuron bergabung membentuk suatu
jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsang). Satu
sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


238
Gambar 9.1. Bagian-Bagian Sel Saraf
a) Badan Sel
Badan sel saraf merupakan bagian yang
paling besar dari sel saraf. Badan sel berfungsi
untuk menerima rangsangan dari dendrit dan
meneruskannya ke akson. Pada badan sel
saraf terdapat inti sel, sitoplasma, mitokondria,
sentrosom, badan golgi, lisosom, dan badan sel.
b) Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan
bercabang-cabang. Dendrit merupakan perluasan
dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima
dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


239
c) Akson
Akson disebut juga neurit. Neurit adalah serabut
sel saraf panjang yang merupakan penjuluran
sitoplasma badan sel. Benang-benang halus
yang terdapat di dalam neurit disebut neurofibril.
Neurofibril dibungkus oleh beberapa lapis selaput
mielin yang banyak mengandung zat lemak
dan berfungsi untuk mempercepat jalannya
rangsangan. Pada bagian luar akson terdapat
lapisan lemak disebut mielin yang merupakan
kumpulan sel Schwann yang menempel pada
akson. Sel Schwann adalah sel glia yang
membentuk selubung lemak di seluruh serabut
saraf mielin. Membran plasma sel Schwann
disebut neurilemma. Fungsi mielin adalah
melindungi akson dan memberi nutrisi. Bagian
dari akson yang tidak terbungkus mielin disebut
nodus Ranvier, yang berfungsi mempercepat
penghantaran impuls.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


240
Gambar 9.2. Akson yang Diperbesar
Pembagian neuron berdasarkan fungsinya
dibedakan menjadi tiga, yaitu neuron atau saraf
sensorik/aferen, neuron atau saraf motorik/eferen dan
neuron atau saraf asosiasi/interneuron.
1. Neuron atau Saraf sensorik/aferen yaitu neuron
yang berfungsi menerima rangsangan dari reseptor
yaitu alat indera dan untuk menghantarkan
impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat (SSP).
Dendritnya berhubungan dengan reseptor dan
neuritnya berhubungan dengan dendrite neuron
yang lain. Struktur badan selnya bergerombol
membentuk ganglia. Aksonnya pendek sedangkan
dendritnya panjang.
2. Neuron atau Saraf motorik/eferen yaitu neuron
yang berfungsi untuk menghantarkan impuls
dari Sistem Saraf Pusat ke efektor yaitu otot dan
kelenjar. Rangsangan yang diantarkan berasal

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


241
atau diterima dari otak dan sumsum tulang
belakang Dendritnya berhubungan dengan
dendrite neurit neuron yang lain dan neuritnya
berhubungan dengan efektor. Struktur dendrite
pendek dan aksonnya panjang.
3. Neuron atau Saraf asosiasi/interneuron yaitu
neuron yang menghubungkan saraf sensorik
dengan saraf motorik di dalam Sistem Saraf Pusat.
Neuron konektor ini ditemukan pada sumsum
tulang belakang dan otak. Struktur dendritnya
pendek dan aksonnya panjang. Saraf yang
satu dengan saraf lainnya saling berhubungan.
Hubungan antara saraf tersebut disebut sinapsis.
Sinapsis ini terletak antara dendrit dan neurit.
Bentuk sinapsis seperti benjolan dengan kantung-
kantung yang berisi zat kimia seperti asetilkolin
(Ach) dan enzim kolinesterase. Zat-zat tersebut
berperan dalam mentransfer impuls pada sinapsis.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


242
Gambar 9.3. Sel Saraf dan Sinapsis
Pembagian sel neuron berdasarkan strukturnya
dibedakan menjadi tiga, yaitu neuron unipolar, neuron
bipolar, dan neuron multipolar.
1) Neuron unipolar yaitu neuron yang memiliki satu
buah akson yang bercabang.
2) Neuron bipolar yaitu neuron yang memiliki satu
akson dan satu dendrit.
3) Neuron multipolar yaitu neuron yang memiliki satu
akson dan sejumlah dendrit.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


243
Gambar 9.4. Pembagian Neuron Berdasarkan
Struktur

B. Prinsip Penghantaran Impuls


Impuls dapat dihantarkan melalui beberapa cara,
di antaranya melalui sel saraf dan sinapsis. Berikut ini
akan dibahas secara rinci kedua cara tersebut.

1. Penghantaran Impuls melalui Sel Saraf


Penghantaran impuls baik yang berupa
rangsangan ataupun tanggapan melalui serabut
saraf (akson) dapat terjadi karena adanya perbedaan
potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam
sel. Pada waktu sel saraf beristirahat, kutub positif
terdapat di bagian luar dan kutub negatif terdapat
di bagian dalam sel saraf. Diperkirakan bahwa

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


244
rangsangan (stimulus) pada indra menyebabkan
terjadinya pembalikan perbedaan potensial listrik
sesaat. Perubahan potensial ini (depolarisasi) terjadi
berurutan sepanjang serabut saraf. Kecepatan
perjalanan gelombang perbedaan potensial bervariasi
antara 1 sampai dengan 120 m per detik, tergantung
pada diameter akson dan ada atau tidaknya selubung
mielin.
Bila impuls telah lewat maka untuk sementara
serabut saraf tidak dapat dilalui oleh impuls, karena
terjadi perubahan potensial kembali seperti semula
(potensial istirahat). Untuk dapat berfungsi kembali
diperlukan waktu 1/500 sampai 1/1000 detik.Energi
yang digunakan berasal dari hasil pemapasan sel
yang dilakukan oleh mitokondria dalam sel saraf.
Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah
ambang (threshold) tidak akan menghasilkan impuls
yang dapat merubah potensial listrik. Tetapi bila
kekuatannya di atas ambang maka impuls akan
dihantarkan sampai ke ujung akson. Stimulasi yang
kuat dapat menimbulkan jumlah impuls yang lebih
besar pada periode waktu tertentu daripada impuls
yang lemah.

2. Penghantaran Impuls melalui Sinapsis


Titik temu antara terminal akson salah satu neuron

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


245
dengan neuron lain dinamakan sinapsis. Setiap terminal
akson membengkak membentuk tonjolan sinapsis. Di
dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur
kumpulan membran kecil berisi neurotransmitter;
yang disebut vesikula sinapsis. Neuron yang
berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron pra-
sinapsis. Membran ujung dendrit dari sel berikutnya
yang membentuk sinapsis disebut post-sinapsis. Bila
impuls sampai pada ujung neuron, maka vesikula
bergerak dan melebur dengan membran pra-sinapsis.
Kemudian vesikula akan melepaskan neurotransmitter
berupa asetilkolin.

Gambar 9.5. Sinapsis


Neurontransmitter adalah suatu zat kimia yang
dapat menyeberangkan impuls dari neuron pra-sinapsis

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


246
ke post-sinapsis. Neurontransmitter ada bermacam-
macam misalnya asetilkolin yang terdapat di seluruh
tubuh, noradrenalin terdapat di sistem saraf simpatik,
dan dopamin serta serotonin yang terdapat di otak.
Asetilkolin kemudian berdifusi melewati celah sinapsis
dan menempel pada reseptor yang terdapat pada
membran post-sinapsis. Penempelan asetilkolin pada
reseptor menimbulkan impuls pada sel saraf berikutnya.
Bila asetilkolin sudah melaksanakan tugasnya maka
akan diuraikan oleh enzim asetilkolinesterase yang
dihasilkan oleh membran post-sinapsis.
Bagaimanakah penghantaran impuls dari saraf
motor ke otot? Antara saraf motor dan otot terdapat
sinapsis berbentuk cawan dengan membran pra-
sinapsis dan membran post-sinapsis yang terbentuk
dari sarkolema yang mengelilingi sel otot. Prinsip
kerjanya sama dengan sinapsis saraf-saraf lainnya.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


247
Gambar 9.6. Lokasi, Anatomi dan Cara Kerja Sinapsis

C. Susunan Sistem Saraf


System saraf dapat dibagi menjadi dua yaitu
system saraf pusat dan system saraf perifer. System
saraf pusat terdiri atas otak (ensefalon) dan sumsum
tulang belakang (medulla spinalis).
Berdasarkan lokasi atau topografinya, system
saraf perifer dibagi menjadi saraf cranial (yang timbul
dari otak) dan saraf spinal (yang timbul dari sumsum
tulang belakang). Kedua macam saraf ini mengandung
komponen sensoris (afferen) dan motoris (efferen).
Berdasarkan kerjanya, system saraf perifer
dibagi menjadi system saraf somatic dan system
saraf otonom. System saraf somatic bersifat volunteer
(bekerja di bawah kesadaran), terdiri dari neuron

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


248
sensoris yang menyampaikan impuls daru kulit dan
reseptor-reseptor perasa khusus dalam kepala, dinding
tubuh dan anggota badan ke system saraf pusat dan
neuron-neuron motoris yang menyampaikan impuls
dari system saraf pusat ke otot rangka. System saraf
otonom bersifat involunter (bekerja di luar kesadaran),
terdiri dari neuron-neuron sensoris yang menyampaikan
impuls dari organ-organ visera ke system saraf pusat
dan saraf-saraf motoris yang menyampaikan impuls
dari system saraf pusat ke otot polos, otos jantung dan
kelenjar-kelenjar.

Otak
Otak vertebrata mulai dari ikan sampai manusia
dibangun menurut pola dasar yang sama. Otak
merupakan perkembangan dari bumbung neural bagian
anterior, sedangkan bagian bumbung neural yang
tersisa akan membentuk sumsum tulang belakang.
Selama evolusi vertebrata, terjadi perubahan struktur
otak secara besar-besaran, dari otak yang relative lurus
pada pisces dan amphibian menjadi otak yang kaya
akan lipatan-lipatan yang dalam dan sangat kompleks
pada manusia. Ratio antara berat otak dan sumsum
tulang belakang menunjukkan tingkat kecerdasan
hewan. Ratio pada pisces dan amphibian kurang lebih
1 : 1, sedangkan pada manusia 55 : 1.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


249
Pada awal perkembangannya, otak vertebrata
terbagi atas tiga bagian yaitu prosenfalon (otak depan),
mesensefalon (otak tengah), dan rombensefalon
(otak belakang). Dalam perkembangan selanjutnya,
prosensefalon terbagi menjadi telesefalon dan
diensefalon, sedangkan rombensefalon terbagi menjadi
metensefalon dan mielensefalon serta mensefalon
tetap tidak terbagi. Dari bagian-bagian otak tersebut
berkembang struktur-struktur yang berbeda secara
fungsional. Telensefalon membentuk serebrum (otak
besar), diensefalon berkembang menjadi thalamus
dan hipotalamus, mesensefalon menjadi otak tengah,
metensefalon menjadi spons dan serebelum (otak
kecil), dan mielesenfalon berkembang menjadi medulla
oblongata.

Gambar 9.7. Bagian-Bagian Otak Manusia

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


250
Pada mamalia, otak tengah (mesensefalon)
kurang berperan. Tetapi pada vertebrata rendah,
bagian otak ini mempunyai peranan dominan sebagai
pusat melihat (dalam bentuk lobus optikus) dan pusat
mendengar (dalam bentuk lobus auditorius). Pada
mamalia, peran sebagai pusat melihat dan pusat
mendengar diambil alih oleh serebrum, mesensefalon
membentuk kolikulus superior sebagai pusat reflex
mata dan kolikulus inferior sebagai pusat reflex telinga.
Berat otak manusia dewasa kurang lebih 1.300
gram, didalamnya terkandung kurang lebih 100 milyar
neuron dan 1000 milyard neuroglia. Otak dapat dibagi
menjadi empat bagian pokok yaitu batang otak,
diensefalon, serebrum dan serebelum. Batang otak
terdiri atas medulla oblongata, pons dan otak tengah.
Otak dilengkapi dengan empat buah rongga
(ventrikel) yang saling berhubungan. Pada masing-
masing belahan serebrum terdapat ventrikel lateral
(ventrikel I dan II). Pada diesensefalon terdapat ventrikel
III. Pada rombensefalon terdapat ventrikel IV yang
berhubungan dengan kala sentral medulla spinalis.
Pada vertebrata tinggi, terdapat saluran serebral
yang merupakan perluasan ventrikel III menembus
mesensefalon. Saluran ini menghubungkan ventrikel
III dan IV.
Bahan kelabu dan bahan putih. Pada prinsipnya,

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


251
semua bagian system saraf pusat memiliki dua daerah
yaitu 1) bahan kelabu (substansia grisea) dan bahan
putih (substansia alba). Dalam bahan kelabu terdapat
badan-badan sel saraf (perikarion), dendrite dan
ujung proksimal akson. Di bawah mikroskop cahaya,
daerah ini tampak kelabu karena warna berbagai
organel yang terdapat pada perikarion. Bahan putih
tersusun atas berkas-berkas serabut saraf (akson).
Yang menimbulkan warna putih adalah adanya
selubung myelin (merupakan derivate lemak) yang
menyelubungi lemak.
Otak terbagi menjadi bagian korteks (kulit) dan
medulla (sumsum). Bahan putih terdapat pada medulla
sedangkan bahan kelabu terdapat pada bagian
korteks. Medulla otak juga mengandung bahan kelabu
yang berupa bentukan sepert pulau-pulau kecil yang
tersusun atas kumpulan perikarion disebut nuclei (inti)
atau pusat-pusat saraf. Dengan demikian di dalam otak
terdapat bahan kelabu luar dan bahan kelabu dalam.
Pelindung dan pembungkus otak. Otak dilindungi
oleh tulang tempurung kepala (kranium) dan dibungkus
atau diselaputi oleh selaput otak (meninges). Selaput
otak pisces merupakan meninges primitive yang hanya
tersusun atas selapis jaringan fibrosa. Amphibian dan
reptilian memiliki dua lapis meninges yaitu duramater
(sebelah luar) dan pia-arakhnoid (sebelah dalam).

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


252
Meninges aves dan manusia terdiri atas tiga lapisan
yaitu duramater, arakhnoid dan piamater. Duramater
terletak paling luar dan merupakan lapisan yang kuat
dan berhubungan langsung dengan tulang cranium.
Perluasan duramater memisahkan kedua belahan
serebrum dan juga memisahkan antara serebrum
dengan serebelum. Piamater berhubungan langsung
dengan jaringan otak mengikuti lekukan dan gundukan
otak.
Cairan serebrospinal. Otak dan medulla
spinalis dipelihara dan dilindungi darizat-zat kimia
yang berbahaya atau dari tekanan fisik oleh
cairan serebrospinal yang bersirkulasi secara
berkesinambungan dalam rongga subarachnoid
sekeliling otak dan medulla spinalis, dan dalam
ventrikel otak. Cairan ini juga berfungsi sebagai
medium untuk pertukaran nutrisi dan zat-zat sisa
metabolisme antara darah dan jaringan saraf. Cairan
serebrospinal merupakan hasil filtrasi dan sekresi
jalinan kapiler dalam piamater dan sel-sel ependium
dalam ventrikel otak dan sumsum tulang belakang
yang disebut pleksus koroid.

Serebrum (Otak Besar)


Serebrum atau otak besar merupakan derivat
otak depan yang paling penting. Meskipun disebut otak

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


253
besar tetapi serebrum tidak selalu merupakan bagian
otak yang terbesar. Semakin tinggi tingkatan hewan
semakin besar volume serebrumnya. Serebrum terbagi
menjadi belahan kiri dan kanan yang masing-masing
disebut hemisferium serebri. Keduanya dihubungkan
oleh suatu massa neural yang disebut korpus kalosum.
Pada semua vertebrata di bawah mamalia, permukaan
hemisferium serebri licin, tetapi pada mamalia bagian
korteksnya mengandung banyak lekukan (sulkus) dan
gundukan (girus) untuk memperluas permukaannya.
Semakin banyak sulkus dan girus maka semakin besar
volume serebrum dan makin tinggi kecerdasan hewan.
Serebrum merupakan induk otak dan pusat
pengontrolan segala aktivitas tubuh. Korteks serebrum
manusia memiliki empat lobus yaitu lobus frontal,
lobus parietal, lobus temporal dan lobus oksipital.
Pada lobus frontal terdapat pusat motoris, pusat
pramotoris, pusat sensoris lapang pandang dan pusat
motoris bicara Broca. Pada lobus parietalis terdapat
pusat perabaan untuk kanan, getaran, rasa nyeri,
suhu dan pusat kecapan. Pada lobus temporalis
terdapat pusat pendengaran dan keseimbangan serta
pusat penciuman. Pada lobus oksipital terdapat pusat
melihat dan pusat bicara.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


254
Gambar 9.8. Lobus pada Otak Besar
Korteks serebrum manusia mengandung
lebih dari 10 milyard neuron yang dapat dibedakan
menjadi lima macam yaitu sel pyramid, sel bintang (sel
granular), sel gelendong, sel Martinotti dan sel Cajal.
Sel pyramid merupakan perikarion berbentuk pyramid,
dendrite bercabang banyak baik horizontal maupun
vertical. Sel bintang merupakan neuron multipolar,
berbentuk seperti bintang, dendrite bercabang-cabang
pendek membentuk sinapsis dengan akson neuron
lain. Sel gelendong berbentuk gelendong, perikarion
tegak lurus permukaan korteks, dendrite terdapat di
kedua kutub perikarion. Sel Martinotti memiliki dendrite
pendek dan percabangan sedikit, perikorion polygonal,
akson berjalan tegak lurus menuju permukaan korteks.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


255
Sel Cajal memiliki perikarion berbentuk gelendong
yang tersusun horizontal, dendrite pada kedua kutub
terentang horizontal.
Berdasarkan macam neuron didalamnya secara
histologist korteks serebrum dapat dibedakan menjadi
enam lapisan yaitu (dari luar ke dalam): lapisan
molekuler, lapisan granuler luar, lapisan sel pyramid,
lapisan granuler dalam, lapisan ganglionik dan lapisan
gelendong. Lapisan molekuler mengandung perikarion
dan serabut sel Cajal dan sedikit dendrite dan akson
dari sel Martinotti dan sel pyramid yang terdapat
dibawahnya. Lapisan granuler luar mengandung
banyak sel pyramid kecil dan sel bintang. Lapisan
sel pyramid mengandung banyak sel pyramid besar.
Lapisan granuler dalam mengandung sel-sel bintang
yang tersusun rapat. Sel ganglionik mengandung sel
pyramid raksasa (sel Betz), juga sel bintang dan sel
Martinotti. Lapisan sel gelendong mengandung banyak
sel gelendong.

Mesensefalon (Otak Tengah)


Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan
lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti
penyempitan pupil mata, mengangkat kelopak mata,
memutar mata. Pusat pergerakan mata serta kontraksi
otot yang terus menerus dan juga merupakan pusat

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


256
pendengaran.

Diensefalon (Otak Depan)


Diensefalon terdiri atas dua lobus yaitu thalamus
dan hipotalamus. Thalamus berfungsi menerima
semua rangsang yang berasal dari reseptor (kecuali
bau) ke area sensorik serebrum serta melakukan
persepsi rasa sakit dan rasa menyenangkan.
Hipotalamus merupakan pusat koordinasi system saraf
otonom. Hipotalamus berfungsi mengatur suhu tubuh
pada organism homoitermal. Akibatnya suhu tubuh
relative tetap, tidak terpengaruh oleh suhu lingkungan.
Hipotalamus berfungsi mengatur rasa lapar sehingga
manusia melakukan kegiatan makan. Hipotalamus juga
mengatur rasa ngantuk sehingga mengatur melakukan
tidur. Selain itu, hipotalamus mengatur emosi, kadar
air dalam tubuh, kegiatan reproduksi, tekanan darah
dan kadar gula dalam darah.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


257
Gambar 9.9. Otak dan Kegiatan-Kegiatan yang
Dikontrolnya

Serebelum (Otak Kecil)


Semua vertebrata memiliki serebelum (otak
kecil) yang berkembang di bagian dorsal metensefalon.
Serebelum merupakan pusat keseimbangan dan pusat
koordinasi motoris. Pada hewan-hewan yang gerakan
ototnya tidak kompleks dan tidak mementingkan
keseimbangan tubuh (seperti katak dan ular),
serebelum berukuran kecil. Sebaliknya hewan-hewan
yang gerakan ototnya kompleks dan mementingkan
keseimbangan tubuh, memiliki serebelum yang besar
(misalnya ikan, burung dan mamalia).
Umumnya serebelum vertebrata terbagi menjadi

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


258
dua belahan (hemisferium serebelum). Pada mamalia
dan beberapa jenis aves, bagian dasar metensefalon
yang terletak diantara medulla oblongata dan otak
tengah mengalami spesialisasi menjadi pons. Struktur
ini merupakan jembatan yang tersusun atas berkas-
berkas serabut saraf yang membawa impuls dari
hemisfer yang satu ke hemisfer yang lain. Dengan
demikian mengkoordinasi gerakan otot pada kedua
sisi tubuh. Pons juga mengandung nuclei yang
meneruskan impuls dari serebrum ke serebelum.
Serebelum merupakan bagian otak nomor dua
yang berkembang menurut evolusi dan kecerdasan
hewan. Pada hewan-hewan di bawah mamalia,
permukaan serebelum licin sedangkan pada mamalia
permukaannya diperluas dengan adanya sulkus dan
girus.
Seperti halnya serebrum, serebelum juga
dibedakan atas daerah korteks dan medulla. Korte
dan peneks serebelum terbagi atas tiga lapisan yaitu
lapisan molekuler (luar), lapisan Purkinye (tengah) dan
lapisan granular (dalam).
Lapisan molekuler mengandung dua macam
neuron yaitu sel bintang dan sel basket, serta sel
basket dari sel Purkinye. Lapisan Purkinye merupakan
lapisan yang tipis, tersusun atas selapis perikarion sel
Purkinye. Lapisan granuler mengandung dua macam

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


259
neuron yaitu sel Golgi yang terletak di bagian atas
dan sel granulose yang tersusun rapat dan dendritnya
mencapai lapisan molekuler.
Medulla serebelum berbentuk menjari pada irisan
median. Bahan penyusunnya yang terbesar adalah
bahan putih (substansi alba) yang terdiri atas berkas-
berkas serabut saraf. Selain itu medulla terdapat inti
(nuklei) yang besar dan berkelok-kelok yang disebut
inti dentata.

Medula Oblongata (Sumsum Penghubung)


Medula oblongata merupakan bagian otak
yang paling posterior, berbentuk tabung silindris
yang menghubungkan otak dengan medulla spinalis.
Walaupun berukuran kecil tetapi medula oblongata
memiliki peranan yang sangat vital yaitu sebagai pusat
pengendali denyut jantung, pernapasan, diameter
arterioldan penelanan makanan.Kerusakan bagian
otak yang lain dapat menyebabkan hilangnya fungsi
sensoris atau motoris tetapi kerusakan medulla
oblongata berakibat kematian.
Bagian korteks dan medulla dari medula
oblongata sulit dibedakan. Bagian otak ini mengandung
bahan putih dalam jumlah besar yang didalamnya
terdapat sejumlah inti (nuklei) dari bahan kelabu.
Badan-badan sel dalam nuclei menjulurkan aksonnya

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


260
ke dalam serebelum. Pada perbatasan antara medulla
oblongata dan medula spinalis terjadi persilangan
berkas saraf sehingga bahan kelabu yang pada otak
berada di luar, pada medula spinalis menjadi berada
di sebelah dalam. Demikian pula yang terjadi dengan
bahan putih.

Medula Spinalis (Sumsum Tulang Belakang)


Medulla spinalis berbentuk bulat panjang dan
agak pipih di bagian dorsal-ventral, terletak di dalam
saluran vertebrae dikelilingi oleh lemak dan dilindungi
oleh badan vertebrae dan lengkung neural. Seperti
halnya otak, medulla spinalis juga diselaputi oleh
meninges. Macam dan susunan meninges medulla
spinalis sama dengan meninges otak. Medulla spinalis
merupakan kelanjutan medulla oblongata, menembus
foramen magnum tulang belakang kepala dan
menunjang dalam saluran vertebrae. Panjang medulla
spinalis manusia dewasa adalah 42-45 cm dengan
diameter sekitar 2,54 cm.
Fungsi utama medulla spinalis adalah
menghantarkan impuls saraf sensoris dari perifer ke
otak dan menyampaikan impuls saraf motoris dari otak
ke perifer dan sebagai pusat refleks.
Pada irisan melintang tampak adanya 2 daerah
dalam medulla spinalis. Bagian luar tersusun atas

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


261
massa bahan putih, sedangkan massa bahan kelabu
terdapat di sebelah dalam sebagai daerah yang
berbentuk huruf H (seperti kupu-kupu). Bahan kelabu
terbagi menjadi 2 tanduk ventral dan 2 tanduk dorsal.
Daerah di antara tanduk ventral dan tanduk dorsal
di sebut daerah antara. Dari bagian ventrolateral
dan dorsolateral medulla spinalis keluar akar ventral
(anterior) dan akar dorsal (posterior) yang merupakam
bagian pangkal saraf spinal. Pada daerah kelabu
terdapat 2 jenis neuron yaitu neuron motoris dan
neuron asosiasi (interneuron). Badan sel neuron
motoris terdapat tanduk ventral dan dendritnya
menjulur ke akar ventral, neuron asosiasi terdapat
di tanduk ventral, daerah antara dan tanduk dorsal.
Dendrite neuron asosiasi mengadakan sinaps dengan
akson neuron sensoris yang badan selnya terdapat
pada akar dorsal sebagai ganglion kumpulan badan
sel) sensoris.
Pada bagian tengah daerah kelabu terdapat
kanal sentral (pusat) yang berisi cairan serebrospinal.
Selain itu, cairan serebrospinal juga mengisi rongga
subaracknoid yang mengelilingi medulla spinalis.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


262
Gambar 9.10. Penampang Melintang Sumsum Tulang
Belakang
Berdasarkan dari bagian-bagiannya, susunan
saraf tepi dibedakan menjadi saraf otak (kranial) dan
saraf tulang belakang (spinal).

Saraf Kranial
Saraf cranial merupakan bagian dari saraf
perifer yang bersumber dari otak. Sebagian besar dari
saraf ini bersumber dari batang otak. Saraf cranial
tersusun berpasang-pasangan dan penomorannya
menggunakan angka romawi.
Pisces dan amphibian mempunyai 10 pasang
saraf cranial. Reptilia, aves dan mamalia selain 10

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


263
pasang saraf cranial seperti pisces dan amphibian,
terdapat pula 2 pasang saraf tambahan, sehingga
saraf kranialnya berjumlah 12 pasang.
Saraf cranial I, II dan VIII hanya hanya
mengandung serabut-serabut sensoris sehingga
disebut saraf sensoris. Saraf-saraf cranial lainnya
mengandung serabut sensoris dan motoris sehingga
disebut saraf campuran. Saraf cranial III, IV, VI, XI
dan XII merupakan saraf campuran yang terutama
berfungsi motoris, membantu untuk merangsang
kontraksi otot rangka. Badan sel serabut motorisnya
terdapat pada nuklei-nuklei di dalam otak.
Lokasi dan fungsi saraf-saraf cranial pada
manusia terlihat pada tabel 9.1 berikut:
Tabel 9.1. Lokasi dan Fungsi Saraf-Saraf Cranial
pada Manusia
Tipe Saraf Lokasi Fungsi
I Olfaktorius Bersumber pada Penciuman
(sensoris) mukosa hidung,
berakhir pada
korteks serebrum
II Optik Bersumber pada Penglihatan
(sensoris) retina mata berakhir
pada korteks
serebrum

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


264
Tipe Saraf Lokasi Fungsi
III Okulomator Bagian motoris: Motoris: pergerakan
(campuran bersumber pada kelopak dan bola
terutama otak tengah menuju mata. Akomodasi
motoris) ke kelopak mata dan lensa dan kontriksi
bola mata. pupil.

Bagian sensoris: Sensoris:


bersumber pada propriosepsi otot
proprioseptor pada
otot-otot mata
berakhir pada otak
tengah.
IV Trokhlear Bagian motoris: Motoris: pergerakan
(campuran bersumber pada bola mata.
terutama otak tengah menuju
motoris) ke otot-otot mata.

Bagian sensoris: Sensoris:


bersumber pada propriosepsi otot
proprioseptor pada
otot-otot mata
berakhir pada otak
tengah.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


265
Tipe Saraf Lokasi Fungsi
V Trigeminal Bagian motoris: Motoris: mengunyah
(campuran bersumber pada
terutama pons berakhir pada
motoris) otot-otot rahang,
otot-otot rongga
mulut.

Bagian sensoris: Sensoris:


bersumber pada merasakan
mata, daerah sentuhan, sakit,
rahang atas, daerah panas/dingin,
rahang bawah, propriosepsi otot
berakhir pada pons.
VI Abdusens Bagian motoris: Motoris: pergerakan
(campuran bersumber pada bola mata.
terutama pons, menuju otot
motoris) mata ekstrinsik.

Bagian sensoris: Sensoris:


bersumber pada propriosepsi otot
proprioseptor otot-
otot mata berakhir
pada pons.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


266
Tipe Saraf Lokasi Fungsi
VII Fasial Bagian motoris: Motoris: ekspresi
(campuran bersumber pada wajah dan sekresi
terutama pons menuju otot- ludah dan air mata.
motoris) otot wajah, cranium,
leher, kelenjar air
mata, kelenjar
ludah, kelenjar
dalam rongga
hidung.

Bagian sensoris: Sensoris:


bersumber pada propriosepsi otot
putting pengecap dan pengecap.
pada lidah,
proprioseptor pada
otot-otot wajah dan
cranium berakhir
pada korteks
serebrum

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


267
Tipe Saraf Lokasi Fungsi
VIII Vestibulo- Bersumber pada Pendengaran dan
kokhlear organ korti pada keseimbangan
(sensorik) telinga dalam (untuk
pendengaran)
berakhir pada
thalamus,
bersumber pada
saluran semisirkuler,
sakulus dan
utrikulus (untuk
keseimbangan)
berakhir pada nuclei
dalam thalamus.
IX Glosofa- Bagian motoris: Motoris: sekresi
ringeal bersumber pada ludah
(campuran medulla oblongata Sensoris:
terutama menuju ke otot pengecapan,
motoris) faring, kelenjar pengaturan tekanan
parotid. darah, propriosepsi
Bagian sensoris: otot.
bersumber pada
putting pengecap,
sinus carotid,
proprioseptor pada
otot-otot yang
berperan dalam
proses menelan.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


268
Tipe Saraf Lokasi Fungsi
X Fagus Bagian motoris: Motoris: pergerakan
(campuran bersumber pada otot-otot organ
terutama medulla oblongata visceral
motoris) menuju otot-otot
organ visceral.

Bagian sensoris: Sensoris: sensasi


bersumber pada dari organ-
otot-otot organ organ visceral,
visceral berakhir propriosepsi otot.
pada medulla
oblongata dan pons.
XI Asesori Bagian motoris: Motoris: penelanan.
(campuran bersumber pada Gerakan kepala.
terutama medua oblongata
motoris) menuju otot-otot
faring, laring, langit-
langit lunak serta
bersumber pada
medulla spinalis
(pada 5 ruas
pertama bagian
leher) menuju ke
otot-otot leher dan
bahu.

Bagian sensoris: Sensoris:


bersumber pada propriosepsi otot.
proprioseptor otot-
otot seperti di atas.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


269
Tipe Saraf Lokasi Fungsi
XII Hipoglosal Bagian motoris: Motoris: gerakan
(campuran bersumber pada lidah ketika
terutama medulla oblongata berbicara dan
motoris) menuju otot-otot menelan
lidah.

Bagian sensoris: Sensoris:


bersumber pada propriosepsi otot.
propriosepsi otot-
otot lidah berakhir
pada medulla
oblongata.

Saraf Spinal
Saraf spinal merupakan bagian somatic dari
system saraf perifer yang bersumber dari medulla
spinalis. Saraf-saraf ini menghubungkan system saraf
pusat dengan reseptor-reseptor sensoris, otot dan
kelenjar.
Saraf spinal merupakan persatuan antara akar
ventral (anterior) dan akar dorsal (posterior) karena itu
saraf ini merupakan saraf campuran yang terdiri atas
serabut sensoris (dari akar dorsal) dan serabut motoris
(dari akar ventral). Masing-masing saraf spinal keluar
dari kolumna vertebralis melalui foramen intervertebralis
(lubang di antara 2 ruas vertebrae), kecuali saraf
spinal 1 (saraf servikal 1) yang meninggalkan medulla

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


270
spinalis melalui saluran di antara tulang oksipital dan
tulang atlas. Pada vertebrata primitive tidak terjadi
persatuan antara akar ventral dan akar dorsal.
Manusia memiliki 31 pasang saraf spinal yang
terdiri atas 8 pasang saraf servikal, 12 pasang saraf
toraks, 5 pasang saraf lumbar, 5 pasang saraf sacral
dan 1 pasang saraf koksigeus. Karena medulla spinalis
manusia lebih pendek dari kolumna vertebralisnya
(medulla spinalis hanya berakhir pada vertebra lumbar
ke II), maka bagian inferior medulla spinalis membentuk
berkas akar-akar saraf spinal yang panjang, yang
menjulur menuju foramen-foramen intervertebralis
di bawahnya. Struktur berkas akar-akar saraf spinal
tersebut tersusun parallel menyerupai ekor kuda
sehingga disebut kauda equine.
Didekat tempat persatuan antara akar ventral
dan akar dorsal timbul 3 percabangan saraf spinal
yaitu 1) ramus dorsal yang memasok persarafan kulit
dan otot bagian dorsal tubuh, 2) ramus ventral yang
memasok persarafan otot dan struktur-struktur lain
dari anggota dan tubuh bagian lateral dan ventral, 3)
ramus penghubung (ramus viseral) yang terdiri atas
ramus putih dan ramus kelabu, menghubungkan saraf
spinal dengan ganglion dari rantai saraf simpatis.
Selain ketiga cabang tersebut, terdapat pula ramus
meningeal yang kembali masuk melalui foramen

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


271
intervertebralis untuk memasok persarafan vertebra,
ligament-ligamen vertebralis, pembuluh darah dalam
medulla spinalis dan meninges.
Ramus ventral saraf (kecuali saraf toraks 2-11)
membentuk anyaman dengan ramus ventral saraf-
saraf spinal yang berdekatan sebelum memasuki
bagian tubuh yang disarafinya. Anyaman ramus ventral
tersebut disebut pleksus. Pada manusia terdapat 4
pleksus saraf spinal yaitu 1) pleksus servikal, 2) pleksus
brachial, 3) pleksus lumbar dan 4) pleksus sacral.
Pleksus servikal (anyaman antara saraf-saraf servikal
1-5), memasok persarafan kulit dan otot kepala, leher
dan bahu bagian atas, berhubungan dengan beberapa
saraf cranial dan memasok persarafan diafragma.
Pleksus brachial (anyaman antara saraf-saraf servikal
5-toraks1), memasok persarafan anggota atas
dan sejumlah otot leher dan bahu. Pleksus lumbar
(anyaman antara saraf-saraf lumbar 1-4), memasok
persarafan bagian anterolateral dinding perut, organ
genitalia luar dan sebagian anggota bawah. Pleksus
sacral (anyaman antara saraf-saraf lumbar 4-sakral 4),
memasok persarafan pantat, perineum dan anggota
bawah.

D. Sistem Saraf Tak Sadar (Otonom)


Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


272
yang berasal dari otak maupun dari sumsum tulang
belakang dan menuju organ yang bersangkutan.
Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-
masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks
dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang
terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra
ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut
urat saraf post ganglion.
Saraf otonom memasok persarafan otot polos,
otot jantung, kelenjar-kelenjar dan organ-organ
visceral. System ini mengontrol fungsi-fungsi rutin
seperti laju metabolism, kerja dan tonus otot-otot
internal, dan memelihara kekonstanan (homeostasis)
unsure-unsur dalam darah, limfe dan cairan jaringan.
Secara fungsional, system saraf otonom bekerja
secara involunter (di luar kesadaran). Disebut sebagai
system saraf otonom, karena semula dianggap bahwa
system ini mempunyai pengaturan sendiri, di luar
control system saraf pusat. Tetapi sekarang telah
diketahui bahwa secara structural maupun fungsional,
system saraf otonom tidak terlepas dari system
saraf pusat. System saraf otonom diatur oleh pusat-
pusat (inti) dalam otak, khususnya korteks serebrum,
hipotalamus dan medulla onlongata.
Secara structural, system saraf otonom
mengandung neuron-neuron eferen (motoris) yang

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


273
terorganisir menjadi saraf, ganglion-ganglion dan
pleksus-pleksus. Serabut-serabut saraf otonom biasa
disebut serabut efferent visceral karena merupakan
akson-akson neuron efferent yang menghantarkan
impuls dari system saraf pusat ke efektor-efektor
visceral. Tetapi kadang-kadang serabut-serabut
sensoris dari organ-organ visceral juga termasuk
dalam system ini. Impuls motoris dari otak atau
medulla spinalis mencapai organ efektor visceral
melalui dua neuron. Neuron pertama adalah neuron
preganglionik mempunyai badan sel yang terletak di
dalam system saraf pusat dan ujung akhir serabutnya
terdapat di dalam ganglion otonom di luar system saraf
pusat. Neuron kedua adalah neuron posganglionik
mempunyai badan sel yang terletak di dalam ganglion
otonom dan serabutnya meluas ke efektor visceral.
Akson neuron preganglionik mengandung selubung
myelin, sedangkan akson neuron posganglionik tidak
berselubung myelin. Beberapa serabut posganglionik
bersatu membentuk pleksus, kemudian menyebar ke
berbagai macam organ.
Sistem saraf otonom dapat dibagi
atas sistem saraf simpatik dan sistem
saraf parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf
simpatik dan parasimpatik terletak pada posisi
ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


274
terletak di sepanjang tulang belakang menempel pada
sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra
ganglion pendek, sedangkan saraf parasimpatik
mempunyai urat praganglion yang panjang karena
ganglion menempel pada organ yang dibantu.

Gambar 9.11. Saraf Simpatik dan Parasimpatik


Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik
selalu berlawanan (antagonis). Sistem saraf
parasimpatik terdiri dari keseluruhan “nervus vagus”
bersama cabang-cabangnya ditambah dengan
beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum sambung.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


275
Tabel 9.2 Fungsi Saraf Otonom
Sistem Saraf Sistem Saraf
Efektor Viseral
Simpatik Parasimpatik
Kelenjar
- Keringat Stimulasi sekresi Stimulasi sekresi
local umum
- Air mata Tidak diketahui Stimulasi sekresi
- Medulla Meningkatkan Tidak diketahui
adrenal sekresi epinefrin dan
norepinefrin
- Hati Meningkatkan Meningkatkan
pelepasan glukosa, sintesis glikogen,
menekan sekresi meningkatkan
empedu sekresi empedu
- Ginjal Sekresi rennin Tidak berdampak
- Pancreas Menghambat Meningkatkan
sekresi enzim- sekresi enzim-enzim
enzim dan insulin, dan insulin
meningkatkan
sekresi glukagon
Otot Polos
- Iris mata Kontraksi otot radial Kontraksi otot
– pembesaran pupil sfingter – pengecilan
pupil
- Siliaris mata Relaksasi untuk Kontraksi untuk
penglihatan jauh penglihatan dekat
- Kelenjar Vasokonstriksi – Vasodilasi –
ludah menekan sekresi meningkatkan
sekresi

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


276
Sistem Saraf Sistem Saraf
Efektor Viseral
Simpatik Parasimpatik
- Kelenjar Vasokonstriksi – Vasodilasi –
dalam menghambat sekresi meningkatkan
lambung dan sekresi
usus
- Bronkus Dilasi (pelebaran) Konstriksi
(penyempitan)
- Arteri Dilasi Konstriksi
koronaria
- Arteriol pada Kontriksi Tidak diketahui
kulit, organ-
organ visceral
di rongga
perut
- Arteriol pada Kontriksi atau dilasi Tidak diketahui
otot rangka
- Vena-vena Kontriksi dan dilasi Tidak diketahui
sistematik
- Uretra Relaksasi Kontraksi
- Lambung dan Menekan motilitas Meningkatkan
usus dan tonus, kontraksi motilitas dan tonus,
sfingter kontraksi sfingter
- Ginjal Kontriksi pembuluh Tidak diketahui
darah – menekan
volume urin dan
sekresi rennin
- Ureter Meningkatkan Meningkatkan
motilitas motilitas

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


277
Sistem Saraf Sistem Saraf
Efektor Viseral
Simpatik Parasimpatik
- Limpa Kontraksi dan Tidak diketahui
pelepasan darah ke
sirkulasi umum
- Kantung urin Relaksasi dinding, Kontraksi dinding,
kontraksi sfingter kontraksi sfingter
internal internal
- Otot Kontraksi – Tidak diketahui
arrectorpili menegakkan rambut
- Uterus Merangsang Meminimalkan
kontraksi pada dampak
waktu hamil,
menghambat
kontraksi pada
waktu tidak hamil
- Organ-organ Laki-laki: kontraksi Vasodilasi dan ereksi
genital otot polos pada vas pada perempuan
deferens, vesikula dan pria
seminalis, prostat –
ejakulasi
Perempuan:
membatalkan
peristaltic uterus
Otot Jantung
- Jantung Meningkatkan Menekan kecepatan
kecepatan denyut denyut dan kekuatan
jantung dan kontraksi
kekuatan kontraksi

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


278
Gambar 9.12. Saraf Tepi dan Aktivitas-Aktivitas yang
Dikendalikannya

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


279
E. Lengkung Refleks dan Gerak Refleks
Impuls adalah rangsang atau pesan yang
diterima oleh reseptor dari lingkungan luar, kemudian
dibawa oleh neuron. Impuls dapat juga dikatakan
sebagai serangkaian pulsa elektrik yang menjalari
serabut saraf. Contoh rangsangan adalah sebagai
berikut:
a) Perubahan dari dingin menjadi panas.
b) Perubahan dari tidak ada tekanan pada kulit
menjadi ada tekanan.
c) Berbagai macam aroma yang tercium oleh hidung.
d) Suatu benda yang menarik perhatian.
e) Suara bising.
f) Rasa asam, manis, asin dan pahit pada makanan.
Impuls yang diterima oleh reseptor dan
disampaikan ke efektor akan menyebabkan terjadinya
gerakan atau perubahan pada efektor. Gerakan
tersebut adalah sebagai berikut:
a) Gerak sadar
Gerak sadar atau gerak biasa adalah gerak yang
terjadi karena disengaja atau disadari. Impuls yang
menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan
yang panjang. Bagannya adalah sebagai berikut.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


280
Gambar 9.13. Gerak Sadar
b) Gerak refleks
Gerak refleks adalah gerak yang tidak disengaja
atau tidak disadari. Impuls yang menyebabkan gerakan
ini disampaikan melalui jalan yang sangat singkat dan
tidak melewati otak. Bagannya sebagai berikut.

Gambar 9.14. Gerak Refleks


Gerak reflex dapat dibedakan menjadi reflex
kompleks dan reflex tunggal. Reflex kompleks adalah
reflex yang diikuti oleh respon yang lain, misalnya
memegang yang kena rangsang dan berteriak pada
waktu yang bersamaan. Reflex tunggal adalah reflex
yang hanya melibatkan efektor tunggal.
Berdasarkan tempat konektornya, reflex
dapat dibedakan menjadi dua yaitu 1) Reflex tulang
belakang (reflex spinalis) merupakan gerak reflek
yang konektornya terdapat di dalam sumsum tulang
belakang. Contoh: gerakan menarik tangan saat
menyentuh benda panas atau kaki terkena duri. 2)

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


281
Reflex otak, yaitu jika konektornya terdapat di dalam
otak. Contoh: gerakan memejamkan mata karena ada
angin yang membawa debu.
Contoh gerak refleks lainnya adalah sebagai
berikut: terangkatnya kaki jika terinjak sesuatu tanpa
disengaja, gerakan menutup kelopak mata dengan
cepat jika ada benda asing yang masuk ke mata,
menutup hidung pada waktu mencium bau yang sangat
busuk, gerakan tangan menangkap benda yang tiba-
tiba terjatuh, dan gerakan tangan melepaskan benda
yang bersuhu tinggi.

F. Gangguan pada Sistem Saraf


Susunan saraf dapat mengalami gangguan.
Beberapa gangguan pada susunan saraf antara lain
sebagai berikut:
1) Meningitis yaitu peradangan di bagian selaput
otak (meninges), yang disebabkan oleh bakteri
atau virus.
2) Neuritis yaitu gangguan pada saraf tepi (perifer)
yang disebabkan adanya peradangan, keracunan
ataupun tekanan.
3) Penyakit Parkinson merupakan penyakit
kemunduran otak akibat kerusakan bagian otak
yang mengendalikan gerakan otot. Penyakit ini
dicirikan: tubuh selalu gemetar, kesulitan dalam

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


282
berjalan, bergerak dan berkoordinasi.
4) Gegar otak yaitu gangguan pada otak akibat
benturan pada kepala.
5) Hidrosefalus merupakan peradangan selaput otak
(serebrospinal) sehingga cairan otak terkumpul di
otak. Akibatnya kepala menjadi membesar.
6) Neuritis adalah iritasi pada neuron yang disebabkan
oleh infeksi, kekurangan vitamin, keracunan atau
karena tekanan.
7) Epilepsy adalah kelainan pada neuron di otak
akibat kelainan metabolism, infeksi, toksin atau
kecelakaan. Penderita epilepsy tidak dapat
merespon rangsang pada saat kambuh. Bahkan
otot-otot rangka berkontraksi dan tidak terkontrol.
8) Alzheimer umumnya menyerang orang berusia
di atas 65 tahun. Gangguan Alzheimer ditandai
dengan berkurangnya kemampuan mengingat.
Penderita Alzheimer juga kehilangan kemampuan
untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
9) Afasia (kehilangan daya ingat) karena kerusakan
pada otak besar bagian tengah.
10) Ataksia adalah penyakit degenerative akibat
mengecilnya otak kecil. Gejala yang dialami
penderita ataksia yaitu kesulitan mengontrol
gerak tubuh, tersedak saat minum, dan kesulitan
melafalkan kata-kata.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


283
G. Endokrin
Sistem endokrin terdiri atas kelenjar-kelenjar
endokrin atau kelenjar buntu, yaitu kelenjar yang
tidak mempunyai saluran pelepasan. Sistem endokrin
bersama-sama sistem saraf merupakan sistem
yang berfungsi regulatorik dan koordinatif. Sistem
ini mengatur komunikasi antar bagian-bagian tubuh
dan mengendalikan serta menghubungkan berbagai
kegiatan tubuh. Sistem saraf dan sistem endokrin
mengkoordinasikan aktivitasnya seperti sistem kunci
dan gembok. Bagian-bagian tertentu dari sistem saraf
memacu atau menghambat pelepasan getahan (sekret)
kelenjar endokrin, dan sebaliknya getahan-getahan
tertentu dari kelenjar endokrin mampu memacu atau
menghambat aliran impuls-impuls saraf.
Getahan yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin
disebut hormon. Hormon melintas dari ruang
ekstraseluler ke dalam kapiler darah, kemudian
mengikuti aliran darah untuk didistribusikan ke sel-
sel target (sel sasaran) yang responsif terhadap
hormone tersebut. Peran utama kerja hormon adalah
mengatur metabolisme, pertumbuhan, reproduksi dan
homeostasis lingkungan internal tubuh.
Kelenjar endokrin yang terdapat pada vertebrata
antara lain hipofisis, tiroid, paratiroid, adrenal, dan
pineal. Di samping itu terdapat organ-organ tubuh yang

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


284
mengandung kelenjar atau jaringan endokrin, tetapi
tidak semata-mata organ endokrin, yaitu: pankreas,
ovarium, testis, ginjal, lambung dan usus halus.
Kelenjar endokrin pada vertebrata memiliki
sifat-sifat umum sebagai berikut adalah seluruh
kelenjar endokrin berukuran kecil dan sangat vaskuler
(mengandung banyak pembuluh darah), pada
vertebrata rendah kelenjar-kelenjar endokrin umumnya
berbaur satu sama lain, tetapi pada tetrapoda
cenderung terpisah-pisah. Berdasarkan susunan sel-
sel sekretorinya, kelenjar hormon dibedakan menjadi
dua tipe sebagai berikut :
• Tipe sinusoid. Tersusun atas untaian sel-sel
sekretori berbentuk kubus atau pipih yang terletak
diantara sinusoid-sinusoid dan dilengkapi dengan
matriks jaringan ikat. Kebanyakan kelenjar
endokrin termasuk tipe ini.
• Tipe folikel. Sel-sel sekretori tersusun dalam
bentukan kantung-kantung bulat yang disebut
folikel. Folikel-folikel tersebut dapat menimbun
sekretnya di dalam lumennya, sebelum dilepaskan
ke dalam aliran darah. Tipe ini terdapat pada
kelenjar tiroid.
Berbeda dengan sistem-sistem organ yang lain,
kelenjar-kelenjar endokrin penyusun sistem endokrin
tidak berhubungan secara structural satu sama lain.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


285
Hubungan yang ada hanyalah hubungan fungsional.
Jumlah hormon yang disekresikan oleh kelenjar
atau jaringan endokrin ditentukan oleh kebutuhan
hidup terhadap hormon tersebut. Pada hewan-
hewan yang embrionya tidak mendapat pasokan
hormon dari induk (hewan ovipar dan ovovivipar),
kelenjar-kelenjar endokrin segera berfungsi aktif
setelah selesai terbentuk, misalnya hormon tiroksin
yang dihasilkan oleh tiroid mutlak diperlukan untuk
dapat berlangsungnya metamorphosis Amphibia.
Pada Mamalia (vivipar) kelenjar hipofisis dan tiroid
telah mulai berfungsi sejak periode fetus, sedangkan
kelenjar-kelenjar endokrin yang lain baru benar-benar
berfungsi penuh setelah bayi lahir.
Hipofisis. Kelenjar hipofisis terletak di bawah
diensefalon otak, di dalam lekukan kecil tulang
sfenoid yang disebut sela tursika (sella turcica). Pada
manusia, ukuran normal kelenjar ini sekitar 10 x
13 x 6 mm, dengan berat sekitar 0,5 gram. Kelenjar
hipofisis mensekresikan bermacam-macam hormon
yang mengatur dan mengendalikan aktivitas kelenjar-
kelenjar hormon dan bagian-bagian tubuh lainnya.
Tetapi hipofisis hanya memiliki kemampuan kecil untuk
dapat berfungsi secara bebas, karena kerja kelenjar
ini dikendalikan oleh sistem saraf pusat (terutama
hipotalamus) dan kelenjar-kelenjar endokrin lainnya.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


286
Jadi terdapat hubungan timbal balik antara hipofisis
dengan kelenjar-kelenjar endokrin lainnya, dan antara
hipofisis dengan sistem saraf pusat. Kelenjar-kelenjar
endokrin tertentu seperti mukosa gastrointestinal,
pulau-pulau Langerhans pankreas, kelenjar paratiroid
dan medula adrenal mempunyai ketergantungan yang
sangat kecil pada kelenjar hipofisis. Berdasarkan
asal perkembangannya, hipofisis dibagi menjadi
neurohipofisis dan adenohipofisis. Neurohipofisis
berasal dari penonjolan bagian dasar diensefalon ke
arah kaudal; sedangkan adenohipofisis berasal dari
kantung Rathke, suatu penonjolan atap mulut ke arah
dorsal. Kedua bagian tersebut terdiri atas bagian-
bagian sebagai berikut: Neurohipofisis (Eminensia
median, Tangkai infundibulum dan Pars nervosa (lobus
posterior) dan Adenohipofisis (Pars intermedia, Pars
distalis (lobus anterior) dan Pars tuberalis).
Neurohipofisis terdiri atas pars nervosa dan
infundibulum (yang terbagi menjadi eminensia median
dan tangkai infundibulum). Infundibulum merupakan
penghubung antara hipofisis dan hipotalamus.
Eminensia median adalah bagian infundibulum
yang terletak tepat di belakang khiasma optika.
Bagian ini mengandung banyak sinusoid darah yang
berhubungan dengan sinusoid-sinusoid adenohipofisis
melalui sistem porta hipofisis. Hubungan ini penting

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


287
untuk menyalurkan neurosekresi dari neuron-neuron
hipotalamus ke adenohipofisis. Penyusun utama
neurohipofisis adalah akson-akson dari neuron-neuron
hipotalamus. Selain itu juga terdapat sel-sel jaringan
pengikat dan sel-sel khusus yang disebut pituisit yang
diduga berperan seperti neuroglia. Neurohipofisis
tidak sesuai dengan model kelenjar endokrin pada
umumnya, karena bagian ini tidak memproduksi
hormon, tetapi hanya sebagai penimbun dan pelepas
hormon-hormon (yaitu bagian pars nervosa) yang
berasal dari tempat lain. Hormon-hormon tersebut
dihasilkan oleh neurosekretori hipotalamus, yaitu
hormone vasotosin arginin, vasopresin arginin, dan
oksitosin (pada mamalia).
Adenohipofisis. Adeno berarti glandula atau
kelenjar. Ini menunjukkan bahwa adenohipofisis
memiliki sifat kelenjar endokrin yang sesungguhnya,
baik secara fungsional maupun menurut struktur
histologinya. Bagian hipofisis ini tersusun atas
kelompok sel-sel parenkim yang berupa pita-pita sel
yang tidak teratur dan folikel-folikel. Kelompok sel-
sel tersebut dimasuki oleh banyak sinusoid darah,
diantaranya terdapat pula jaringan pengikat yang
umumnya mengandung serabut retikulosa dan serabut
kolagen. Adenohipofisis umumnya terbagi menjadi 3
daerah, yaitu pars intermedia, pars distalis, dan pars

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


288
tuberalis.
Pars intermedia. Pars intermedia terletak pada
perbatasan antara adenohipofisis dan neurohipofisis,
tersusun atas pita-pita sel-sel yang bersifat basofilik.
Bagian ini relatif besar pada embrio dan bayi primata,
tetapi pada primata dewasa cenderung menyusut
atau melebur ke dalam pars nervosa. Burung, “ikan”
paus, gajah india dan armadillo tidak mempunyai pars
intermedia. Pars intermedia mensintesis intermedia
(MSH = melanocyte stimulating hormone). Pada
hewan-hewan poikiloterm, misalnya Amphibia, hormon
ini menyebabkan penyebaran granula-granula melanin
pada melanofor, akibatnya warna kulit menjadi gelap.
Pada hewan yang tidak mempunyai pars intermedia,
MSH dapat diproduksi oleh pars distalis. Pars distalis
(lobus anterior). Merupakan bagian dari adenohipofisis
yang berukuran paling besar, paling konstan dan paling
aktif menghasilkan hormon. Sel-sel kelenjar pada pars
distalis dapat dibedakan menjadi lima tipe (lihat tabel
IX.3).
Kerja pars distalis dalam mensekresikan hormon-
hormon diatur oleh hormon-hormon neurosekresi yang
dihasilkan oleh sel-sel neurosekretori hipotalamus
(lihat bagian neurosekresi), juga oleh hormon-hormon
yang dihasilkan oleh kelenjar hormon lainnya.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


289
Tabel 9.3. Tipe-Tipe Kelenjar pada Pars Distalis
Adenohipofisisdan Hormon-Hormon yang
Dihasilkannya.
Hormon Yang
Tipe Sel Peran Utama Hormon
Dihasilkan
1. Somatotropik Hormon pertumbuhan Pertumbuhan tulang
(somatotropin/STH dan otot; menggiatkan
= Somatotropic sintesis protein;
Hormone) mempengaruhi
metabolisme lemak
dan karbohidrat.
2. Mammotoropik Prolaktin (laktogenik/ Merangsang sekresi air
(laktotropik) LTH = Luteotropic susu; mengontrol naluri
Hormone) induk.
3. Kortikotropik Adrenokortikotropin Merangsang sekresi
(ACTH = hormon-hormon steroid
Adrenocorticotropic korteks adrenal.
Hormone)
4. Gonadotropik Gonadotropin Pada ovarium:
- FSH (Follicle merangsang
Stimulating pertumbuhan folikel
Hormone) dan sekresi estrogen.
- LH (Luteinizing Pada testis:
Hormone/ICSH merangsang
= Interstitial spermatogenesis
Cell Stimulating dalam tubulus
Hormone) seminiferus.
Pada ovarium:
merangsang ovulasi,
pembentukan korpus
luteum dan sekresi
progesteron.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


290
Hormon Yang
Tipe Sel Peran Utama Hormon
Dihasilkan
Pada testis:
merangsang sel-sel
interstisial (sel Leydig)
untuk berkembang
dan memproduksi
testosteron.
5. Tirotropik Tirotropin (TSH = Merangsang kelenjar
Thyroid Stimulating tiroid untuk mensekresi
Hormone) hormon-hormon tiroid.

Pars tuberalis. Pada hewan dewasa, bagian


ini umumnya mengelilingi tangkai infundibulum. Pars
tuberalis merupakan bagian hipofisis yang paling
banyak mengandung pembuluh darah dan menerima
banyak serabut saraf simpatis, tetapi tidak diketahui
apakah bagian ini memiliki fungsi endokrin yang nyata.
Pada kebanyakan ikan, ular, dan kadal tidak dibentuk
pars tuberalis.
Tiroid (glandula tiroidea). Disebut kelenjar
tiroid karena pada mamalia kelenjar ini umumnya
terletak di dekat tulang rawan tiroidea. Berdasarkan
perkembangannya pada waktu embrio, tiroid berasal
dari penonjolan (evaginasi) endoderm lantai faring
ke arah medio-ventral. Kelenjar tiroid terdapat pada
seluruh vertebrata, tetapi bentuk dan posisinya sangat
bervariasi. Tiroid manusia terdiri atas dua lobi yang

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


291
terletak di kedua sisi trakhea; kedua lobus dihubungkan
oleh isthmus yang tipis yang merentang di atas
permukaan anterior trakhea. Kelenjar ini terdiri dari
folikel-folikel yang mengandung sel-sel epitel berlapis
tunggal pipih atau kubus, lumennya mengandung
zat gelatin, koloid. Di sekitar folikel terdapat sangat
banyak pembuluh darah dan kapiler limfe. Kelenjar
tiroid diselaputi oleh kapsula jaringan pengikat. Pada
vertebrata rendah, folikel-folikel tiroid tidak terorganisasi
menjadi suatu kelenjar yang mampat dan berkapsula,
tetapi cenderung tersebar. Folikel tiroid Cyclostomata
dan banyak Teleostei tersebar dan terbagi-bagi secara
tidak merata di dekat aorta ventral, arteri brankhialis
aferen, jantung, insang, ginjal, limpa, otak atau
mata. Pada Amphibia, kadal dan Aves kelenjar tiroid
berpasangan; pada Dipnoi dan kebanyakan Mamalia
terdiri atas dua lobus; pada Elasmobranchiata dan
kebanyakan Reptilia merupakan kelenjar tunggal.
Kelenjar tiroid tetrapoda umumnya terletak di dekat
laring, trakhea atau bronkhi.
Dinding masing-masing folikel tiroid mengandung
dua macam sel, yaitu sel folikular dan sel parafolikular
(sel C). Sel-sel folikular berfungsi untuk menghasilkan
hormon tiroksin (T4 = tetraiodotironin) dan hormon
triiodotironin (T3). Kedua hormon tersebut disebut
hormon tiroid, berfungsi untuk mengontrol metabolisme,

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


292
mengatur pertumbuhan dan perkembangan dan
meningkatkan aktivitas sistem saraf. Sel-sel
parafolikular memproduksi hormon kalsitonin yang
berfungsi untuk menrunkan kadar kalsium dan fosfat
darah melalui peningkatan penyerapannya oleh tulang.
Kelenjar tiroid mempunyai kemampuan untuk
memekatkan sejumlah besar yodium dan merupakan
satu-satunya kelenjar endokrin yang mampu
menyimpan hasil sekresinya dalam jumlah besar. Sel-
sel folikel tiroid mensekresikan tiroglobulin yang kaya
akan yodium dan menyimpannya dalam bentuk koloid
dalam rongga folikel. Tiroglobulin adalah hormon tiroid
dalam bentuk tersimpan. Ketika akan ditransfer ke
dalam pembuluh darah, tiroglobulin yang kaya yodium
ini dihidrolisis dalam sel-sel folikel menjadi hormon
tiroksin dan triiodotironin. Jika tiroid dalam keadaan
tidak aktif, koloid cenderung tertimbun dalam rongga
folikel dan sel-sel folikular berbentuk kubus atau
pipih. Sebaliknya, ketika tiroid sangat aktif, gudang
tiroid menjadi kosong dan sel-sel folikular berbentuk
kolumnar (silindris). Hormon tirotropin (TSH)yang
disekresi oleh hipofisis anterior merupakan pengatur
utama aktivitas kelenjar tiroid.
Paratiroid (glandula paratiroidea). Disebut
paratiroid, karena pada Mamalia kelenjar ini terletak di
samping atau terbenam dalam kelenjar tiroid. Kelenjar

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


293
paratiroid tidak teridentifikasi pada Pisces. Vertebrata
lainnya memiliki satu atau beberapa pasang paratiroid
yang berasal dari penonjolan kantung-kantung faring
selama metamorphosis. Reptilian memiliki tiga pasang
paratiroid; ayam dan beberapa Mamalia hanya
sepasang. Tetrapoda lainnya umumnya memiliki 2
pasang paratiroid. Manusia memiliki 4 buah kelenjar
paratiroid yang terletak di sebelah dorsal kelenjar
tiroid, dengan berat total 0,2 gram. Tiap-tiap kelenjar
diselubungi oleh kapsula jaringan pengikat. Sel-sel
epitel sekretori paratiroid tersusun dalam untaian-
untaian atau kelompok-kelompok, diantaranya terdapat
serabut-serabut retikuler dan banyak pembuluh darah.
Sel-sel sekretori paratiroid menghasilkan parathormon
yang berfungsi untuk meningkatkan kadar kalsium dan
magnesium darah melalui peningkatan absorbsinya
dari saluran pencernaan dan oleh ginjal, menurunkan
kadar fosfat darah melalui peningkatan ekskresinya
oleh ginjal dan mengaktifkan vitamin D.
Kekurangan parathormon menyebabkan
ketidaknormalan tulang dan gigi. Aktivitas paratiroid
diatur oleh kadar kalsium darah dan tidak dipengaruhi
secara langsung oleh kelenjar-kelenjar endokrin lain
ataupun sistem saraf. Walaupun ikan tidak memiliki
paratiroid, tetapi tugas untuk mengatur kadar kalsium
darah dilakukan oleh badan ultimobrankhia yang

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


294
menghasilkan hormon kalsitonin untuk menurunkan
kadar kalsium darah dan meningkatkan osteogenesis.
Adrenal. Kelenjar adrenal terdapat pada seluruh
vertebrata. Kelenjar ini mengandung dua macam
komponen funsional, yaitu jaringan steroidogenik
yang memproduksi hormon-hormon steroid, dan
jaringan aminogenik (jaringan katekolamin) yang
memproduksi hormon-hormon katekolamin. Susunan
kedua komponen fungsional ini berbeda-beda. Pada
elasmobranchii, kedua komponen fungsional kelenjar
adrenal terpisah satu sama lain. Pada kelompok hewan
ini, kelompok-kelompok jaringan steroidogenik terletak
diantara kedua ujung posterior ginjal dan disebut
jaringan interrenal; sedangkan jaringan aminogeniknya
tersusun berpasang-pasangan berderet memanjang
diantara kedua ginjal, pasangan yang lebih posterior
menyatu dengan ginjal. Pada vertebrata lain di
bawah mamalia, jaringan steroidogenik dan jaringan
aminogenik tersusun secara berbaur. Tetapi pada kadal
dan ular, jaringan aminogenik cenderung beragregasi
membentuk kapsula yang mengelilingi jaringan
steroidogenik secara hampir sempurna. Kelenjar
adrenal mamalia terbagi menjadi dua bagian yang
jelas, yaitu korteks adrenal - mengandung jaringan
steroidogenik, terletak di bagian tepi, dan medula
adrenal - mengandung jaringan aminogenik, terletak di

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


295
bagian tengah. Karena terletak di atas kutub anterior
ginjal, maka kelenjar adrenal pada primata disebut
juga kelenjar suprarenalis. Seperti halnya kelenjar-
kelenjar endokrin lainnya, adrenal juga menerima
banyak pasokan darah untuk mengangkut hormon
yang disekresinya. Fungsi dasar adrenal adalah untuk
mempertahankan mekanisme penting homeostasis,
misalnya susunan kimia cairan intrasel dan ekstrasel.
Korteks adrenal dan jaringan steroidogenik.
Istilah korteks adrenal hanya sesuai untuk mamalia
karena kelenjar ini benar-benar terletak di bagian
korteks kelenjar adrenal. Tetapi seluruh massa
jaringan steroidogenik pada vertebrata non mamalia
juga jaringan interrenal pada Elasmobranchii homolog
dengan korteks adrenal pada mamalia. Sel-sel
korteks adrenal peka terhadap kerusakan, tetapi
juga mempunyai daya regenerasi yang besar untuk
memulihkan kerusakan yang terjadi. Pada mamalia,
korteks adrenal terdiri atas tiga lapisan, yaitu (dari
luar ke dalam): zona glomerulosa, zona fasikulata dan
zona retikularis. Zona glomerulosa terdiri atas sel-sel
yang tersusun dalam kelompok bulat, dikelilingi oleh
sinusoid darah. Zona fasikulata terdiri atas sel-sel yang
tersusun membentuk untaian atau lempeng-lempeng.
Zona retikularis terdiri atas sel-sel kecil yang tersusun
membentuk untaian tak teratur yang bercabang dan

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


296
beranastomosis. Hormon-hormon yang dihasilkan oleh
korteks adrenal atau jaringan steroidogenik disebut
adrenokortikosteroid, yang berdasarkan struktur kimia
dan fungsi umumnya diklasifikasikan menjadi tiga
kelompok:
• Mineralokortikoid, hormon yang terutama
dalam kelompok ini adalah aldosteron. Fungsi:
meningkatkan kadar kalium dan air dalam darah
dan menurunkan kadar natrium darah. Pada
mamalia dihasilkan oleh zona glomerulosa.
• Glukokortikoid, meliputi: kortisol (terutama),
kortikosteron dan kortison. Fungsi: membantu
memlihara metabolisme karbohidrat, protein
dan lemak secara normal, memberi perlawanan
terhadap stress dan menurunkan edema yang
disebabkan oleh peradangan. Pada mamalia
dihasilkan oleh zona fasikulata.
• Gonadokortikoid (hormone seks), meliputi
androgen dan estrogen. Hormon-hormon ini setara
dengan hormon seks yang dihasilkan oleh gonad.
Gonadokortikoid dihasilkan dalam jumlah sedikit
sehingga dalam keadaan normal efek fisiologisnya
dapat diabaikan. Pada mamalia: dihasilkan
oleh zona retikularis. Sekresi hormon-hormon
korteks adrenal terjadi di bawah rangsangan
adrenokortikotropin (ACTH).

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


297
Medula adrenal dan jaringan aminogenik. Jaringan
aminogenik adalah bagian dari kelenjar adrenal yang
mensintesis hormon-hormon katekolamin. Karena
reaksi pewarnaannya (terwarna kecoklatan dengan
larutan bikromat), maka jaringan ini disebut juga
jaringan kromafin. Pada mamalia, jaringan aminogenik
menyusun medula adrenal. Sel-selnya berbentuk
polyhedral yang tersusun dalam pita-pita membentuk
jala-jala padat yang dikelilingi oleh sinusoid-sinusoid
darah. Jaringan aminogenik atau medula adrenal
diinervasi oleh serabut-serabut preganglionik dari
sistem saraf otonom. Saraf dan kelenjar ini merupakan
derivat neural crest (pial neural).
Hormon utama yang disentesis oleh jaringan
aminogenik adalah epinefrin (adrenalin) dan
norepinefrin (noradrenalin). Pada manusia epinefrin
merupakan 80% dari total sekresi kelenjar ini dan
lebih potensial dari norepinefrin. Hormon-hormon ini
biasanya disekresi dalam jumlah besar sebagai respons
terhadap emosi yang hebat, juga sebagai pertahanan
terhadap stress. Efek hormon-hormon ini menyerupai
efek saraf simpatik, antara lain vasokonstriksi
pembuluh darah, hipertensi, peningkatan frekuensi
jantung, dan efek metabolik seperti peningkatan kadar
glukosa darah.
Benda pineal (epifisis). Benda pineal merupakan

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


298
penonjolan atap diensefalon dibungkus oleh kapsula
yang dibentuk oleh piameter. Pada vertebrata rendah,
pineal merupakan fotoreseptor, tetapi pada tetrapoda
berperan sebagai kelenjar endokrin. Benda pineal
dapat mempengaruhi aktivitas hipotalamus dan
hipofisis. Pada kebanyakan tetrapoda, benda pineal
mensekresikan melatonin di bawah pengaruh signal-
signal kimia dari saraf. Sekresi melatonin dirangsang
oleh gelap dan dihambat oleh cahaya. Melatonin
menekan fungsi gonad melalui penghambatan sekresi
gonadotropin hipofisis. Tingginya kadar melatonin akan
menghambat pelepasan LH dari hipofisis, sehingga
menghambat terjadinya ovulasi.
Pankreas. Pankreas merupakan kelenjar
majemuk yang mengandung kelenjar eksokrin
maupun endokrin. Kelenjar endokrin dalam pankreas
berupa kelompok-kelompok sel yang disebut pulau-
pulau pankreas atau pulau-pulau Langerhans.
Pankreas manusia mengandung sampai 2 juta pulau
Langerhans yang berdiameter 20-300 um, yang
tersebar diantara kelenjar-kelenjar eksokrin, yaitu asini
pankreas. Pulau Langerhans tersusun atas pita-pita
atau untaian-untaian sel-sel yang teratur. Diantaranya
banyak terdapat kapiler atau sinusoid darah. Kelenjar
ini dipasok oleh serabut-serabut saraf simpatik dan
parasimpatik yang berperan penting dalam mengontrol

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


299
sintesis dan pelepasan hormone-hormonnya. Terdapat
empat macam sel dalam pulau Langerhans, yaitu:
• Sel alfa: mensekresi hormon glukagon yang
berfungsi untuk meningkatkan kadar gula darah
(mengubah glikogen menjadi glukosa).
• Sel beta: mensekresi hormon insulin yang berfungsi
untuk menurunkan kadar gula darah (mengubah
glukosa menjadi glikogen), meningkatkan sintesis
lipid dan merangsang sintesis protein. Hiposekresi
insulin menyebabkan diabetes mellitus.
• Sel delta: mensekresi growth hormone inhibiting
factor (GHIF = faktor penghambat hormon
pertumbuhan), atau somatostatin, suatu hormon
yang menghambat sekresi insulin dan glukagon.
• Sel F: mensekresi polipeptida pankreatik, suatu
hormon yang mengatur pelepasan enzim-enzim
pencernaan pankreas.
Pada kebanyakan Teleostei, sel-sel yang
mensekresi insulin dan glukagon berkelompok menadi
2 atau 3 “principles islets” yang tidak terdapat dalam
pankreas, tetapi pada mesenterium di dekat usus.
Pada Elasmobranchia, kelenjar endokrin terdapat di
dalam pankreas, tetapi tidak membentuk pulau-pulau
pankreas, melainkan tersusun berderet di sepanjang
duktus pankreas.
Ovarium. Bagian ovarium yang berfungsi

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


300
sebagai kelenjar endokrin mensekresi beberapa
macam hormone, yaitu estrogen (terutama estradiol
dan estron), progesteron, dan relaksin (pada
mamalia). Hormon-hormon estrogen dihasilkan oleh
folikel telur, khususnya oleh sel-sel granulose dan sel-
sel teka interna. Estrogen berfungsi untuk mengontrol
pertumbuhan dan perkembangan saluran reproduksi
dan sangat penting untuk proses-proses reproduksi,
serta menumbuhkan dan memelihara sifat-sifat
kelamin sekunder. Diferensiasi duktus Muller menjadi
uterus dan oviduk pada embrio betina merupakan
ekspresi dari efek estrogen. Bersama hormon-hormon
gonadotropin dari adenohipofisis, estrogen dan
progesteron berfungsi untuk mengatur siklus estrus,
mempersiapkan uterus sebagai tempat tumbuh dan
berkembangnya embrio, memelihara kehamilan,
mempersiapkan kelenjar susu untuk laktasi, dan
mengatur oogenesis. Pada mamalia, progesteron
dihasilkan oleh korpus luteum. Hormon ini penting
untuk diferensiasi akhir saluran reproduksi betina
dalam persiapan untuk fertilisasi dan kehamilan, juga
untuk memelihara uterus selama kehamilan. Melalui
feed back negatif pada hipotalamus, progesteron
menghambat perkembangan folikel telur dan menunda
ovulasi berikutnya. Pada vertebrata lain (hiu, teleostei,
urodela, aves dan beberapa reptil) terdapat struktur

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


301
serupa korpus luteum dalam ovariumnya untuk
menghasilkan progesteron. Relaksin merupakan
hormon gonad yang bukan steroid, tetapi berupa
hormon peptida. Hormon ini hanya dihasilkan oleh
ovarium mamalia selama kehamilan, berfungsi untuk
melunakkan ligamen simfisis pubis, menyebabkan
dilatasi serviks uteri pada kehamilan akhirsehingga
memudahkan kelahiran bayi.
Testis. Bagian dari testis yang berfungsi sebagai
kelenjar endokrin adalah sel-sel intertisial (sel Leydig)
yang terdapat diantara tubulus-tubulus seminiferus.
Kelenjar ini menghasilkan hormon-hormon androgen
yang terdiri atas testosteron dan androstenedion.
Seluruh vertebrata jantan menghasilkan androgen.
Hormon-hormon ini diperlukan untuk pertumbuhan,
diferensiasi dan berfungsinya saluran reproduksi jantan
dan organ kopulasi (jika ada), dan untuk mengontrol
sifat-sifat kelamin sekunder dan tingkah laku seksual,
serta untuk kelangsungan spermatogenesis. Seluruh
hormone gonad berinteraksi dengan hipofisis;
beberapa berhubungan dengan jaringan steroidogenik
atau korteks adrenal, atau dengan kelenjar tiroid dan
pineal.
Neurosekresi. Neurosekresi yang disebut juga
neurohormon adalah hormon-hormon yang dihasilkan
oleh sistem saraf. Hormon-hormon ini mengatur

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


302
aktivitas jaringan-jaringan lain, baik endokrin maupun
nonendokrin, membantu secara langsung maupun
tidak langsung dalam pemeliharaan siklus reproduksi
dan siklus-siklus lainnya, serta homeostasis tubuh.
Neurosekresi disentesis dalam ribosom perikarion
(badan sel) sel-sel saraf khusus yang disebut sel-sel
neurosekretori. Meskipun berfungsi sebagai kelenjar
endokrin, namun secara morfologi sel neurosekresi
serupa dengan neuron-neuron yang lain. Pada
hewan-hewan avertebrata sel-sel neurosekretori
cenderung tersebar luas di seluruh sistem saraf, tetapi
pada vertebrata terutama mamalia, sel-sel tersebut
cenderung terpusat pada hipotalamus.
Lintasan neurosekresi. Sel-sel neurosekretori
dalam hipotalamus mensekresikan hormon-hormonnya
melalui dua lintasan, yaitu:
• Sebagian sel-sel neurosekretori menjulurkan
akson-aksonnya dan melepaskan neurosekresi ke
pars nervosa (lobus posterior) hipofisis. Selanjutnya
neurosekresi tersebut dilepaskan ke dalam
darah untuk ditransfer ke organ-organ sasaran
nonendokrin. Neurosekresi yang dilepaskan oleh
ujung-ujung aksonnya merupakan hormon-hormon
okta peptide, yang terdiri dari:
− Vasotosin arginin
Terdapat pada semua vertebrata, tetapi pada

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


303
mamalia diduga hanya pada periode fetus.
Pada Cyclostomata hormon ini merupakan
satu-satunya neurosekresi. Pada vertebrata
tinggi hormone ini berfungsi untuk mencegah
hilangnya air yang terlalu banyak dari tubuh.
− Vasopresin arginin
Hormon ini berfungsi untuk mengatur
keseimbangan osmotik cairan tubuh, melalui
pengaturan ekskresi air dan garam, sehingga
hormon ini disebut juga hormon antidiuretik
(ADH). Dalam kadar tinggi vasopressin
meningkatkan kontraksi otot polos pembuluh
darah dan meningkatkan tekanan darah.
− Oksitosin
Hanya terdapat pada mamalia, berperan untuk
menginduksi kontraksi otot uterus pada saat
melahirkan, dan memacu aliran air susu.
• Sebagian neurosekresi dilepaskan pada pleksus
primer eminensia median untuk diteruskan ke
pars distalis adenohipofisis melalui vena porta
hipofisealis. Neurosekresi yang dilepaskan melalui
lintasan ini merupakan faktor pelepas (releasing
factor) dan faktor penghambat (inhibiting factor),
yang mempunyai potensi untuk merangsang atau
menghambat pelepasan hormon-hormon pars
distalis. Neurosekresi ini merupakan hormon-

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


304
hormon polipeptida yang terdiri dari:
− Growth hormone releasing factor (GRF) :
merangsang pelepasan hormon pertumbuhan
(somatotropin).
− Growth hormone inhibiting factor (GIF) :
menghambat pelepasan hormon pertumbuhan.
− Prolactin releasingfactor (PRF) : merangsang
pelepasan prolaktin.
− Prolactin inhibiting factor (PIF) : menghambat
pelepasan prolaktin.
− Thyrotropin releasing factor (TRF) :
merangsang pelepasan tirotropin.
− Follicle stimulating hormone-releasing factor
(FSHRF) : merangsang pelepasan FSH.
− Luteinizing hormone-releasing factor (LHRF) :
merangsang pelepasan LH.
− Corticotropin-releasing factor (CRF) :
merangsang pelepasan kortikotropin.

H. Indra
Indra adalah kumpulan reseptor yang khas
untuk menyadari suatu bentukperubahan lingkungan
(Yatim, 1990). Agar dapat terjadi suatu pengindraan,
harus dipenuhi empat syarat mutlak, yaitu : (1) Adanya
stimulus atau perubahan lingkungan yang mampu untuk
membangkitkan respons sistem saraf. (2) Reseptor

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


305
atau organ indra harus dapat menerima stimulus
dan mengubahnya menjadi impuls saraf, (3) Impuls
saraf harus dihantarkan sepanjang lintasan saraf dari
reseptor atau organ indra ke otak, dan (4) Pusat indra
yang bersangkutan di otak harus menterjemahkan
impuls saraf yang diterimanya menjadi sebuah kesan
(pengindraan). Setiap indra menerima stimulus khusus
untuk pengindraan yang sesuai. Impuls sensoris
yang berakhir pada pusat-pusat indra di otak, akan
menimbulkan pengindraan yang disadari. Jika impuls
dari organ indra dihantarkan ke medulla spinalis atau
ke batang otak, maka terjadi juga aktifitas motoris, tetap
pengindraan yang dihasilkan bersifat tidak disadari.
Wujud indra beragam, mulai dari ujung saraf
yang sederhana dan berukuran mikroskopis (misalnya
indra peraba), sampai organ yang berukuran besar
dan kompleks (misalnya mata sebagai indra pelihat.
Indra pada vetebrata dapat diklasifikasikan menurut
beberapa kategori. menurut distribusinya indra dapat
dibedakan menjadi : (1) Indra umum, tersebar luas di
seluruh tubuh (misalnya indra peraba), dan (2) Indra
khusus, berlokasi pada tempat tertentu (misalnya
fotoreseptor pada retina mata). Selain itu indra dapat
diklasifikasikan berdasarkan macam rangsangan yang
menstimulasinya, juga menurut letak lingkungan fisik
yang mempengaruhinya.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


306
Berdasarkan letak lingkungan fisik yang
mempengaruhinya, indra digolongkan menjadi : (1)
Eksteroreseptor dan (2) Interoreseptor. Eksteroreseptor
menerima stimulasi dari luar tubuh. Terletak di bagian
tubuh yang dapat berhubungan langsung dengan
lingkungan luar. Interoreseptor menerima stimulasi
dari dalam tubuh, terletak di dalam otot, sendi, tendon,
dan organ-organ visera. Tiap otot rangka, tendon
dan persediaan memiliki propricreseptor, yang peka
terhadap perubahan tegangan atau regangan otot.
Impuls dari proprioreseptor sangat penting untuk dapat
terjadi kontraksi yang serasi dari beberapa beberapa
otot yang terlibat dalam suatu gerakan, dan untuk
mempertahankan keseimbangan posisi tubuh.
Eksteroreseptor yang akan diuraikan lebih lanjut
di sini, terdi dari : (1) indra peraba (dalam kulit), (2)
indra pembau (dalam hidung), (3) indra pengecap
(dalam lidah), (4) indra pelihat (dalam mata), (5) indra
pendenganr dan keseimbangan (dalam telinga).
Indra peraba merupakan indra yang paling
sederhana, umumnya tersebar pada kulit mamalia dan
sedikit sekali pada vetebrata rendah. Kepekaan peraba
pada manusia sangat besar, terutama di ujung jari dan
bibir. Reseptor yang terdapat pada peraba indra antara
lain: ujung saraf bebas untuk menerima rangsangan
sakit (nyeri), Korpuskulis Meissner dan Cawan Merkel

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


307
untuk menerima rangsangan sentuhan, ujung saraf
(organ) Ruffini untuk menerima rangsangan panas,
Ujung Bungkul Krause untuk menerima rangsangan
dingin, dan Korpuskulus Pacini untuk menerima
rangsangan tekanan yang dalam. Pada pisces terdapat
gurat sisi, suatu organ berupa saluran yang terletak di
antara otot epaksial dan hipaksial. Saluran tersebut
mempunyai lubang-lubang kecil menebus sisik yang
dilaluinya. Organ ini menerima perserapan dari saraf
lateral yang merupakan percabangan dari saraf vagus.
Gurat sisi pada ikan peka terhadap perubahan tekanan
atau arah arus air, selain itu juga peka terhadap getaran
suara denga frekuensi rendah.
Organ pengecap (organ gustatoria) terdapat
pada hampir semua vatebrata, berupa kuncup (puting)
pengecap yang berbentuk sperti piala yang tetanam di
dalam lapisan epitel ektodemal. Masing-masing kuncup
perasa peka terhadap salah satu rasa dasar, yaitu
manisa, asin, asam dan pahit. Tiap kuncup pengecap
terdiri atas dua macam sel, yaitu sel pengecap
dan sel penunjang. Masing-masing sel pengecap
dilengkapi dengan silia yang memanjang ke lubang
halus (porus) di permukaan kuncup. Kuncup-kuncup
pengecap dapat tersebar atau berkelompok dalam
tonjolan-tonjolan epitel yang disebut papila. Terdapat
tiga macam papila yang mengandung kuncup-kuncup

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


308
pengecap, yaitu fungiformis, sirkumvalate, dan foliate.
Kuncup pengecap pada semua vetebrata mendapat
persarafan dari cabang-cabang saraf kraneal nomor
VII, XI, dan X. Pada Pisces, kuncup mengecap terdapat
dalam jumlah besar di dinding mulut dan faring,
selain itu juga terdapat di permukaan tubuh, terutama
bagaian kepala. Amphibia mempunyai kuncup
pengecap pada lidah, faring dan kulit. Reptil dan Aves
mempunyai kulit yang kering biasanya mempunyai
lidah yang menanduk, kuncup pengecapnya tersebar
di dalam faring, dalam jumlah kecil. Pada Mamalia,
kuncup pengecap paling banyak terkumpul di lidah,
selain itu sejumlah kecil terdapat di dinding mulut dan
faring. Indra pengecap pada mamalia lebih kompleks
jika dibandingkan dengan kelas-kelas vertebrata yang
lebih rendah.
Indra pembau berfungsi untuk menerima bau
suatu zat yang terlarut dalam udara atau air sebagai
medium. Pada Pisces, indra pembau terletak di rongga
hidung yang buntu, dalam artian tidak mempunyai
hubungan dengan saluran pernafasan. Jadi pada
Pisces, rongga hidung hanya berperan sebagai indra
pembau saja. Pada Amphibia, Reptilia, Aves dan
Mamalia, indra pembau terletak di rongga hidung
yang berhubungan degan faring dalam hal ini rongga
hidung berfungsi pula sebagai saluran pernafasan.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


309
Sel reseptor bau (sel olfaktorius) terdapat pada tunika
mukosa rongga bidang bagian atas. Sel ini berbentuk
slindris dan mempunyai filamen-filamen seperti rambut
pada permukaan bebasnya. Akson sel olfaktorius
berjalan menuju ke bulbus olfaktorius pada sistem
saraf pusat. Sel-sel olfaktorius didampingi oleh sel-
sel penunjang yang berupa sebaris sel spitel silindris
berlapis banyak semu. Pada tunika mukosa rongga
hidung terdapat kelenjar mukus yang menggetahkan
lendir untuk melarutkan partikel-partikel yang masuk
bersama udara pernafasan, dan untuk membasahi
sel epitel olfaktorius agar dapat melakukan fungsinya
dengan baik.
Mata merupakan organ penglihat (aparotus
visual) yang bersifat berpeka cahaya (foto sintesis).
Mata berbagai vertebrata mempunyai ketajaman
yang berbeda-beda, kemampuan menangkap
intensitas cahaya yang berbeda-beda dan berbeda
pula dalam adaptasi untuk melihat dalam medium air
atau udara. Walaupun demikian struktur utamanya
sama. Komponen fungsional utama mata adalah
retina. Struktur-struktur yang berkaitan dengan
penglihatan antara lain: bola mata, saraf obtik, dan
pusat penglihat dalam otak. Di samping itu terdapat
organ-organ asesori yang penting untuk mlindungi
dan mempertahankan fungsi mata, yaitu kelopak

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


310
mata, rambut mata, alis mata, dan kelenjar air mata.
Bola mata, hanya 1/6 bagian bola mata manusia yang
terdedah kepermukaan anterior, sisanya terlindung
dalam orbita mata. Secara anatomis, bola mata dapat
dibedakan menjadi 3 lapisan, yaitu (dari luar ke dalam:
(1) lapisan fibrosa, terdiri dari sklera dan kornea, (2)
lapisan vaskuler, terdiri dari koroid, badan dan iris, dan
(3) lapisan nervosa, yaitu retina.
a. Sklera (selaput Putih). Merupakan selaput jaringan
ikat yang kuat, berfungsi untuk melindungi
bagian-bagian dalam mata dan mempertahankan
kekakuan bola mata.
b. Kornea. Merupakan selaput bening yang melapisi
bagian antarior bola mata. Merupakan jalan masuk
cahaya ke dalam mata dan menempatkan pada
retina. Lapisan luar kornea ditutup oleh lapisan
epitel yang bersinambungan dengan epidermis
yang disebut konjungtive.
c. Koroid. Merupakan membran tipis yang
mengandung pigmen, melapisi permukaan
sebelah dalam skrela. Koroid mengandung banyak
pembuluh darah yang menyalurkan makanan ke
retina.
d. Badan siliaris. Terdiri dari siliaris orbikularis (daerah
yang berhubungan langsung dengan bagian
anterior koroid), prosesus siliaris dan otot-otot

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


311
siliari. Badan siliaris menghasilkan humor akueus,
suatu cairan encer yang mengisi rongga di antara
kornea dan lensa.
e. Iris. Merupakan diafragma yag terletak di antara
kornea dan lensa. Terdiri atas dua perangkat
serabut otot polos yang tersusun sirkuler dan radial.
Di tengah-tengah iris terdapat lubang yang disebut
pupil. Iris berfungsi untuk mengatur jumlah cahaya
yang memasuki mata, dengan jalan membesarkan
atau mengecilkan pupil. Sebaliknya, ketika mata
berakomodasi untuk melihat benda yang jauh atau
cahaya yang redup, otot radial berkontrasi dan
pupil membesar. Warna mata tergantung pada
jumlah dan sifat pigmen yang terkandung dalam
iris.
f. Lensa. Tepat di belakang iris terdapat lensa bening
ynag membiasakan cahaya yang masuk dan
memfokuskannya pada retina. Lensa tergantung
pada ligmen suspensoris. Bentuk lensa dapat
berubah-ubah, diatur oleh otot siliaris. Ruangan
diantara lena dan retina disebut ruang veterus,
berisi cairan yang lebih kental (humor vitreus),
yang bersama dengan humor akueus berperan
dalam memelihara bentuk bola mata.
g. Retina adalah bagian peka cahaya pada mata
vetebrata, merupakan lapisan terdalam dari

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


312
bola mata. Bagian ini berfungsi untuk menerima
cahaya, mengubahnya menjadi impuls saraf,
dan menghantarkan impuls ke saraf obtik (II).
Retina tersusun atas lapisan jaringan saraf
(sebelah dalam merupan bagian visual), dan
lapisan berpigmen (sebelah luar merupakan
bagian nonvisual). Lapisan jaringan saraf pada
retina mengandung 3 daerah neuro, yaitu neuron
fotoreseptor, neuron bipolar, dan neuron ganglion.
Diantara ketiga macam neuron tersebut terdapat
neuron amakrin dan neuron horizontal. Neuron
fotoresptor berfungsi untuk menerima stimulus
cahaya, dapat dibedakan menjadi sel batang
dan sel kerucut. Sel batang mengandung pigmen
rodopsin, yang dikhususkan untuk penglihatan
hitam-putih dalam cahaya redup serta untuk
membedakan gelap dan terang, tetapi tidak
dapat menghasilkan penglihatan yang berwarna.
Sel kerucut mengandung pigmen iodopsin, yang
dikhususkan untuk melihat benda berwarna dan
dapat menghasilkan bayangan yang tajam, dalam
cahaya terang. Sel krucut terpusat pada favoa
sentral, sesuatu lekukan kecil pada makula lutea.
Makula lutea (bintik kuning) terdapat pada bagian
posterior retina, bersesuaian dengan sumbu
visual mata. Bayangan hanya dapat direspon oleh

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


313
mata jika jatuh pada bintik kuning. Cahaya yang
diterima oleh neuron-neuron fotoreseptor diubah
menjadi impuls saraf, kemudian dihantarkan ke
neuron bipolar dan diteruskan ke neuron ganglion.
Akson-akson neuron-neuron ganglion menyusun
saraf optil (II) yang meluas ke posterior untuk
menghantarkan impuls saraf ke pusat penglihat
di konteks serebrum. Daerah pada retina yang
merupakan tempat pelaluan saraf obtik, disebut
diskus optic (bintik buta). Daerah ini tidak
mengandung sel batang dan sel kerecut, sehingga
tidak sensitif terhadap cahaya. Cahaya yang jatuh
pada bintik buta tidak dapat menimbulkan sensasi
penglihatan. Mata mempunyai dua macam
otot yaitu: otot ekstrinsik dan otot intrinsik. Otot
ekstrinsik memegang bola mata di sisi luar pada
tulang orbital. Otot ini menggerakkan bola mata
secara volunteer (menurut kehendak). Menurut
susunannya otot ektrinsik dapat dibedakan menjadi
otot rektrus (lurus), dan otot obliqus (miring). Otot
intrinsik terdapat di dalam bola mata, terdiri atas
otot iris dan otot silendris yang ke duanya berkerja
secara involunter.Mata semua vertebrata pada
dasarnya sama, tetapi terdapat perbedaan bentuk
dan ukuran bagian-bagian penyusun mata, yang
disesuaikan dengan lingkungan tempat hidupnya.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


314
Beberapa Mamalia, Amphibia, Reptilia dan
Avesyang aktif pada waktu malam, serta Pisces
yang hidup di air yang keruh atau di laut yang
dalam, mempunyai mata yang sangat besar dan
menonjol ke depan untuk mengumpulkan cahaya
sebanyak mungkin. Pupilnya terbuka sangat lebar,
lensa besar berbentuk bundar. Selain itu masalah
penglihatan di udara berbeda dengan di air. Air
berguna untuk membasahi dan mencuci mata,
sehingga ikan tidak mengembangkan kelenjar
mata dan kelopak mata yang dapat membuka dan
menutup. Lensa Pisces dan Amphibia tidak dapat
berubah bentuk.untuk menyesuaikan diri terhadap
penglihatan jauh dan dekat, lensa hewan-hewan
tersebut digerakkan maju-mundur seperti lensa
pada kamera.
Indra pendengaran dan indra keseimbangan
terdapat di dalam telinga yang diuraikan disini
adalahtelinga Mamalia, khususnya manusia. Telinga
manusia terdiri atas tiga bagian, yaitu: telinga luar,
telinga tengah dan telinga dalam. Telinga luar terdiri
atas daun telinga (pinna, aurikula), liang telinga
(meatus auditorius eksternus), dan selaput gendang
(membrane tympani). Bagian telinga ini berfungsi
untuk menerima dan menyalurkan getaran suara atau
gelombang bunyi sehingga menyebabkan bergetarnya

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


315
membrane tympani. Telinga tengah (kavum tympanikus)
adalah suatu rongga kecil dalam tulang pelipis yang
berisi 3 keping tulang pendengaran (osikula), yaitu
maleus (tulang martil), inkus (tulang landasan),
dan stapes (tulang sanggurd). Ketiganya saling
berhubungan melalui persediaan. Tangkai maleus
melekat pada permukaan dalam membrane timpani,
sedangkan bagian kepalanya berhubungan dengan
inkus. Selanjutnya, inkus bersendian dengan stapes.
Stapes berhubungan dengan membran pemisah
antara telinga tengan dan telinga dalam, yang disebut
fenestra ovalis (tingkap jorong atau fanestra vestibuli).
Di bawah fenesta ovalis terdapat tingkap bundar atau
fenestra kokhlea, yang tertutup oleh membran yang
disebut membran tympani skunder. Telinga tengah
berhubungan dengan faring memalui tuba eustachius,
yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan
tekanan antara kedua sisi membrana tympani. Tuba
eustachius akan terbuka ketika mulut menganga atau
ketika menelan makanan. Ketika terjadi suara yang
sangat keras (misalnya ledakan bom), membuka
mulut merupakan usaha yang baik untuk mencegah
pecahnya membrane tympani. Karena ketika mulut
terbuka, tuba eustachius membuka dan udara akan
masuk melalui saluran tersebut ke telinga tengah,
sehingga menghasilkan tekanan yang sama antara

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


316
permukaan dalam dan permukaan luar membran
tympani. Telinga dalam disebut juga labiri. Secara
struktur labirin terdiri dari dua bagian, yaitu labirin
tulang di sebelah luar (tepi) dan labirin membrane di
sebelah dalam (tengah). Labirin tulang dibatasi oleh
priosteum dan mengandung prilimfe, yang serupa
dengan cairan sereprospinal. Labirin membrane
dibatasi oleh epitel dan mengandung endolimfe, yang
serupa dengan cairan intrasel. Labirin terdiri atas 3
saluran yang kompleks, yaitu vetibula, kokhlea (rumah
siput), dan 3 buah kenalis semisirku laris (saluran
setengah lingkan). Vestibula merupakan rongga di
tengah labirin, terletak di belakang kokhlea dan di
depan kanalis semisirkularis. Vestibula berhubungan
dengan telinga tengah melalui fenestra ovalis (Fenestra
vestibuli). Vestibula bagian membrane terdiri dari 2
kantung kecil, yaitu sakulus dan utrikulus. Pada sekulus
dan utrikulus terdapat struktur khusus yang disebut
macula akustilka, sebagai organ indra keseimbangan
statis (orientasi tubuh terhadap tarikan gravitasi).
Sel-sel reseptor dalam organ tersebut berupa sel-
sel rambut, yang didampingi oleh sel-sel penunjang.
Bagian atas sel-sel tersebut tertutup oleh membran
yang mengandung butiran-butiran kecil kalsium
karbonat (CaCO3) yang disebut atolit. Perubahan
posisi kepala yang menimbulkan tarikan gravitasi,

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


317
menyebabkan otalit menekan sel-sel rambut tertentu
dan merangsangnya. Selanjutnya sel-selnya rambut
akan menyampaikan impuls saraf ke cabang vestibular
dari saraf vestibulokokhlear yang terdapat ada bagian
dasar sel-sel tersebut, yang akan meneruskan impuls
saraf tersebut ke pusat keseimbangan di otak. Kanalis
semisirkularis merupakan 3 saluran bertulang yang
terletak di atas belakang vestibula. Salah satu ujung
dari masing-masing saluran tersebut menggembung,
disebut ampula. Masing-masing ampula berhubungan
dengan utrikulus. Pada ampula terdapat Krista akutika,
sebagai organ indra keseimbangan dinamis (untuk
mempertahankan posisi tubuh dalam melakukan
respons terhadap gerakan). Seperti pada vestibula, sel-
sel reseptor dalam Krista akutansi juga berupa sel-sel
rambut yang didampingi sel-sel peunjang, tetapi di sini
tidak terdapat atolit. Sel-sel reseptor di sini distimulasi
oleh gerakan endolimfe. Ketika kepala bergerak akibat
terjadinya perputaran tubuh, endolimfe akan megalir
di atas sel-sel rambut. Sel-sel rambut menerima
rangsangan tersebut dan mengubahnya menjadi
impuls saraf. Impuls akan melalui lintasan seperti yang
terjadi pada keseimbangan statis. Sebagai responsnya,
oto-otot berkontaksi untuk mempertahankan
keseimbangan tubuh pada posisi yang baru. Kokhlea
membentuk bagian enterior labirin, terletak di depan

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


318
vestibula. Berbentuk seperti rumah siput, berupa
saluran berbentuk spiral yang terdiri dari 2, 3, atau
4 lilitan, mengelilingi bentukan kerucut yang disebut
mediolus. Penampang melintang kokhlea menunjukkan
adanya 3 ruangan yang menyusunnya, yaitu: (1) skala
vestibuli: di sebelah atas, mengandung perilimfe,
berakhir pada tingkap jorong, (2) skala tympani: di
sebelah bawah mengandung perilimfe, berakhir pada
tingkap bulat, (3) skala media (duktus kokhlearis):
terletak di antara skala vestibuli dan sekala tympani,
mengandung endolimfe. Skala media dipisahkan
dengan sekala vestibule oleh membrane vestibularis
(membran Rissner) dan dipisahkan dengan skala
tympani oleh membrane basilaris. Pada membrane
basilaris inilah terdapat indra pendengar, yaitu organ
corti. Sel reseptor bunyi pada organ ini berupa sel
rambut yang didampingi oleh sel penunjang. Akson-
akson dari sel-sel rambut menyusun diri membentuk
cabang kokhlear dari saraf vestibulokokhlear (saraf
cranial ke VIII), yang menghantarkan impuls saraf
ke pusat pendengaran atau keseimbangan di otak.
Getaran suara dapat sampai pada organ Corti melalui
lintasan sebagai berikut: Getaran suara memasuki
liang telinga - menekan membrane tympani - melintas
melalui tulang-tulang pendengaran - menekan tiang
jorong - menimbulkan gelombang pada perilimfe -

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


319
menekan membrane vestibularis dan skala basilaris –
merangsang sel-sel rambut pada organ Corti. Disinilah
mulai terjadi pembentukan impuls saraf.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


320
BAB X

SISTEM REPRODUKSI

Secara umum cara reproduksi Vertebrata adalah


sama, karena cara hidup yang berbeda, menyebabkan
adanya perbedaan pada proses fertilisasinya. Hewan
air (akuatik) pada umumnya melakukan fertilisasi
eksternal (luar tubuh induk) yaitu di dalam air, misalnya
ikan dan katak. Reproduksi Mammalia terjadi secara
seksual, fertilisasi internal (dalam tubuh induk), dan
melahirkan, kecuali Mammalia golongan Monotremata
yaitu bertelur.
Pada Mammalia dapat dibedakan dengan jelas
antara hewan betina dan hewan jantan. Alat kelamin
jantan menghasilkan sperma dan alat kelamin betina
menghasilkan ovum. Jika ovum bertemu sperma
akan terjadi pembuahan atau fertilisasi. Peristiwa
ini berlangsung di dalam tubuh hewan betina. Untuk
mengantarkan sperma ke dalam tubuh hewan betina,
diperlukan alat kelamin. Pada Mammalia jantan alat
kelaminnya disebut penis. Hal ini berbeda dengan
burung dan reptil. Pada reptil (cecak dan kadal)
menggunakan hemipenis (penis palsu), sedangkan

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


321
pada bangsa burung menggunakan ujung kloaka.
Perkembangan embrio pada hewan yang melakukan
fertilisasi internal dibedakan sebagai berikut.
1. Ovipar, embrio berkembang di dalam telur.
Misalnya pada jenis burung, reptil, dan ikan.
2. Ovovivipar, embrio berkembang di dalam telur
yang diinkubasikan di dalam tubuh dengan
sumber nutrisi berasal dari telur. Pada reproduksi
ini, embrio berkembang dalam telur pada tubuh
induknya dan pada saat keluar sudah berupa anak
(melahirkan anak). Misalnya pada beberapa jenis
ikan hiu dan beberapa jenis reptil.
3. Vivipar, embrio tumbuh dan berkembang di
dalam uterus dan mendapat nutrisi dari induknya
melalui plasenta. Misalnya pada beberapa jenis
Mammalia.
Pada umumnya Mammalia melahirkan anak
(vivipar) dan menyusui anaknya sampai anak tersebut
dapat berdiri sendiri. Ada pengecualian pada hewan
Platypus (paruh bebek) yang terdapat di Australia.
Hewan ini bertelur dan meletakkan telurnya pada
sebuah lubang dalam tanah dan setelah menetas,
anaknya disusui seperti Mammalia pada umumnya.

A. Alat Reproduksi Mamalia Jantan


Alat reproduksi hewan Mammalia apabila

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


322
dibandingkan dengan alat reproduksi manusia
tidak banyak perbedaannya. Oleh karena itu, untuk
mempelajari alat reproduksi Mammalia jantan,
diambil contoh alat reproduksi pria. Alat reproduksi
pria dibedakan menjadi dua, yaitu alat kelamin dalam
(testis, saluran reproduksi, dan kelenjar kelamin) dan
alat kelamin luar (penis).
Testis berbentuk bulat telur, berjumlah sepasang,
dan terdapat di dalam skrotum (kantong pelir/zakar)
yang terletak di luar tubuh. Letak skrotum di luar
tubuh ini bertujuan agar temperaturnya sesuai untuk
pembentukan sperma.Di dalam testis terdapat saluran
halus yang merupakan tempat pembentukan sperma,
disebut tubulus seminiferus. Pada dinding tubulus
seminiferus terdapat calon-calon sperma diploid
(2n). Di antara tubulus seminiferus terdapat sel-sel
interstisil yang menghasilkan hormon testosteron dan
hormon kelamin jantan lainnya. Selain itu, terdapat
pula sel Sertoli yang berukuran besar dan berfungsi
menyediakan makanan bagi spermatozoa.
Saluran reproduksi terdiri atas duktus epididimis
yang merupakan saluran panjang berkelok-kelok dan
merupakan tempat pematangan lebih lanjut dan tempat
penyimpanan sementara sperma. Pada pria, setiap
testis hanya mengandung satu epididimis. Selain
epididimis, ada saluran lain yaitu vasa deferensia yang

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


323
merupakan saluran lurus, pendek, dan berfungsi untuk
mengangkut sperma ke vesikula seminalis (kantong
sperma). Arah vasa deferensia ini ke atas kemudian
melingkar dan salah satu ujungnya berakhir pada
kelenjar prostat. Di belakang kandung kemih, saluran
ini bersatu membentuk duktus ejakulatorius pendek
yang berakhir di uretra. Uretra merupakan saluran
akhir dari saluran reproduksi dan terdapat dalam penis.
Saluran ini berfungsi sebagai alat pengeluaran urine
dan sebagai saluran kelamin (yaitu saluran semen dari
kantong mani).
Kelenjar kelamin pria terdiri atas vesikula
seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar bulbouretral.
a) Vesikula seminalis
Vesikula seminalis berjumlah sepasang, terletak
di atas dan bawah kandung kemih. Vesikula
seminalis menghasilkan 60% dari volume total
semen. Cairan semen berwarna jernih, kental,
mengandung lendir, asam amino, fruktosa. Cairan
ini berfungsi untuk memberi makan sperma.
Vesikula seminalis juga mensekresikan hormon
prostaglandin yang berfungsi membuat otot uterin
berkontraksi untuk mendorong semen mencapai
uterus.
b) Kelenjar prostat
Cairan yang dihasilkan kelenjar prostat bersifat

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


324
encer seperti susu dan alkalis sehingga dapat
menyeimbangkan keasaman residu urine di
uretra dan keasaman vagina. Cairan ini langsung
bermuara ke uretra.
c) Kelenjar bulbouretral/kelenjar Cowper
Kelenjar ini berukuran kecil, berjumlah sepasang,
dan terletak di sepanjang uretra. Cairan yang
dihasilkannya kental dan disekresikan sebelum
penis mengeluarkan sperma dan semen.
Alat kelamin luar berupa penis, berfungsi sebagai
alat kopulasi (persetubuhan). Dalam alat ini terdapat
saluran ejakulasi yang berperan menyemprotkan
sperma hingga masuk ke dalam uretra dan disalurkan
ke luar. Saluran uretra juga berfungsi untuk
menyalurkan urine, tetapi pada saat ejakulasi, otot
yang berada pada tempat keluarnya urine menutup
sehingga urine tidak keluar bersama semen. Ejakulasi
adalah memancarnya semen sewaktu melakukan
hubungan kelamin. Semen adalah cairan yang berisi
spermatozoa.
Proses pembentukan gamet (sel kelamin) disebut
gametogenesis. Proses pembentukan spermatozoa
(sel kelamin jantan) berlangsung di dalam testis
yang terdapat dalam skrotum (kantong pelir). Proses
pembenukan atau pemasakan spermatozoa disebut
spermatogenesis.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


325
Di dalam testis terdapat banyak saluran
seminiferus (tubulus seminiferus) yang berdinding
jaringan epitelium dan jaringan ikat. Pada
jaringan epitelium terdapat sel induk spermatozoa
(spermatogonium) dan sel sertoli yang berfungsi
memberi makanan spermatozoa. Pada jaringan ikat
terdapat kelompok sel Leydig yang berfungsi dalam
proses spermatogenesis membentuk testosteron.
Spermatogenesis bermula dari sel
spermatogonia yang terdapat pada dinding tubulus
seminiferus. Setiap spermatogonia yang mengandung
23 pasang kromosom, melakukan pembelahan
mitosis membentuk spermatosit primer yang juga
mengandung 23 pasang kromosom. Spermatosit
primer melakukan pembelahan meiosis pertama
membentuk 2 spermatosit sekunder yang haploid.
Tiap spermatosit sekunder membelah secara meiosis
(meiosis kedua) menghasilkan 2 spermatid yang
haploid. Sperma yang telah masak akan menuju ke
epididimis. Keempat spermatid berkembang menjadi
sperma masak yang bersifat haploid. Setiap proses
spermatogenesis memerlukan waktu 65-75 hari.
Hormon yang mendukung sistem reproduksi pria
dijelaskan dalam tabel berikut.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


326
Tabel 10.1 Hormon Pendukung System Reproduksi
Pria
Kelenjar Endokrin
dan Jaringan
Fungsi
Hormon-Hormon yang Tujuan
dihasilkan
Hipotalamus
- Hormon gonadotropin Hipofisis Merangsang pengeluaran
anterior FSH (Follicle Stimulating
Hormone), LH (Lutein-
izing Hormone), dan
hormon tumbuh (Growth
Hormone).
Hipofisis anterior
a) FSH Testis Merangsang sel-sel
Sertoli pada tubulus
seminiferus pada testis
untuk mengubah sel-sel
spermatid menjadi sper-
ma (proses spermatogen-
esis).
Merangsang sel-sel
Leydig (sel-sel interstitiil)
b) LH Testis
untuk menghasilkan
testosteron.
Memacu agar memulai
c) Hormon tumbuh Testis pembelahan spermatogo-
nia.
Testis
- Testosteron Seluruh tubuh - Pada janin merang-
sang perkembangan
organ seks primer
- Masa pubertas me-
mengaruhi pertumbu-
han alat reproduksi
dan ciri-ciri kelamin
sekunder (suara,
kejantanan, pertum-

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


327
buhan rambut, dan ke-
matangan seksual).
- Dewasa berperan da-
lam memelihara ciri-ci-
ri kelamin sekunder
dan mendorong
spermatogenesis.

Pada orang dewasa normal setiap 1ml semen


mengandung lebih kurang 20 juta spermatozoa.
Spermatozoa mempunyai sifat motil, karena dilengkapi
mikrotubulus. Sperma yang matang mempunyai
tiga bagian, yaitu bagian kepala, bagian tengah (mid
piece), dan bagian ekor.
a) Bagian kepala mengandung inti sel (nukleus)
yang haploid dan bagian ujungnya mengandung
akrosom yang berisi enzim hialuronidase dan
proteinase yang berperan membantu menembus
lapisan yang melindungi sel telur.
b) Bagian tengah mengandung mitokondria yang
berperan dalam pembentukan energi yang
digunakan untuk pergerakan ekor sperma.
c) Bagian ekor sebagai alat gerak sperma agar dapat
mencapai ovum.

B. Alat Reproduksi Mammalia Betina


Pada hewan Mammalia betina dan wanita
terdapat sepasang kelenjar kelamin, yaitu ovarium

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


328
yang berfungsi menghasilkan sel telur. Dalam ovarium
terdapat folikel Graaf yang berkembang menjadi
sel telur (ovum). Ovarium dihubungkan dengan
uterus (rahim) oleh suatu saluran yang disebut tuba
fallopi (oviduk). Uterus merupakan saluran berongga
yang lebih besar dengan bagian ujungnya bersatu
membentuk saluran sempit, yaitu vagina.
Perbedaan antara alat reproduksi hewan
Mammalia betina dengan wanita adalah pada bentuk
uterus. Uterus Mammalia ada dua macam dan setiap
uterus dapat ditempati lebih dari satu janin sehingga
sekali melahirkan dapat lebih dari dua anak. Dengan
demikian, Mammalia mampu menghasilkan lebih dari
dua embrio dalam uterus (multi embrio).
Uterus pada wanita hanya satu dan hanya
mampu menghasilkan satu atau dua sel telur dalam
satu masa kawin. Oleh karena itu, umumnya wanita
hanya menghasilkan satu atau dua anak dalam satu
kelahiran.Untuk mempelajari alat reproduksi Mammalia
betina, diambil contoh alat reproduksi wanita. Alat
reproduksi wanita terdiri atas alat kelamin luar dan alat
kelamin dalam.
Alat kelamin luar wanita terdiri atas bagian-
bagian sebagai berikut.
1) Labia mayora (bibir besar) bibir luar vagina yang
tampak tebal berlapiskan lemak.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


329
2) Mons veneris, pertemuan antara kedua bibir vagina
dengan bagian atas yang tampak membukit.
3) Labia minora (bibir kecil), yaitu sepasang lipatan
kulit yang halus dan tipis serta tidak dilapisi lemak.
4) Klitoris (kelentit), tonjolan kecil yang terdapat di
dalam labia mayora.
5) Orificium urethrae, merupakan muara saluran
kencing yang berada tepat di bawah klitoris.
6) Himen (selaput dara), berlokasi di bawah saluran
kencing yang mengelilingi tempat masuk ke
vagina.
Alat kelamin dalam wanita terdiri atas bagian-
bagian sebagai berikut.
1) Indung telur (ovarium)
Ovarium berjumlah sepasang dan terletak di
rongga perut (kanan dan kiri). Ovarium diselubungi
oleh kapsul pelindungdan mengandung beberapa
folikel. Tiap folikel mengandung 1 sel telur yang
diselubungi oleh 1 atau lebih lapisan sel-sel
folikel. Folikel mengelilingi oosit dan berfungsi
menyediakan makanan dan melindungi
perkembangan sel telur.
2) Tuba fallopii (oviduk)
Oviduk merupakan saluran yang menghubungkan
ovarium dengan rahim (uterus). Saluran ini
berjumlah sepasang. Ujungnya berbentuk corong

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


330
berjumbai-jumbai (fimbriae) yang berfungsi
menangkap ovum. Setelah ovum ditangkap oleh
fimbriae, kemudian diangkat oleh tuba fallopii
(bagian oviduk yang menyempit) dengan gerak
peristaltik dinding tuba yang bersilia menuju rahim.
3) Uterus (rahim)
Uterus merupakan ruangan untuk pertumbuhan
dan perkembangan janin. Rahim hanya satu ruang
(simpleks) dan berotot tebal. Pada wanita yang
belum pernah melahirkan, ukuran rahim biasanya
berukuran panjang 7 cm dan lebar 4-5 cm.
Rahim bawah mengecil yang disebut serviksuteri,
sedangkan bagian yang besar disebut badan rahim
(corpus uteri). Rahim tersusun atas tiga lapisan
yaitu, perimetrium, miometrium, dan endometrium.
Endometrium menghasilkan banyak lendir dan
mengandung banyak pembuluh darah. Lapisan inilah
yang mengalami penebalan dan akan mengelupas
setiap bulannya bila tidak ada zigot (sel telur yang
telah dibuahi) yang ditanamkan (implantasi) di dalam
rahim.
Vagina adalah sebuah tabung berlapiskan otot
yang membujur ke arah belakang dan atas. Dinding
vagina lebih tipis dari rahim dan banyak lipatan-lipatan.
Hal ini untuk mempermudah jalannya kelahiran bayi.
Di dalam vagina terdapat lendir yang dihasilkan oleh

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


331
dinding vagina dan oleh suatu kelenjar yaitu kelenjar
bartholini.

C. Pembentukan Gamet Betina


Proses pembentukan gamet betina (sel telur)
pada wanita disebut oogenesis, dan terjadi di ovarium.
Pada masa fetus, ovarium mengandung sel pemula
atau oogonium. Sejak bayi lahir oogonium berkembang
ukurannya menjadi oosit primer hingga pubertas,
melalui fase profase pada pembelahan meiosis.Pada
masa pubertas, di bawah pengaruh FSH, oosit primer
membelah secara meiosis menghasilkan dua sel yang
berukuran besar dan kecil. Sel yang lebih kecil disebut
badan polar pertama dan sel yang besar disebut
oosit sekunder.Oosit sekunder dikelilingi oleh folikel.
Folikel-folikel ini di bawah pengaruh FSH membelah
berkali-kali dan membentuk folikel Graaf (folikel yang
sudah masak) yang di antaranya mempunyai rongga.
Sel-sel folikel ini kemudian memproduksi estrogen
yang merangsang hipofisis untuk menyekresikan
LH (Luteinizing Hormon) yang berfungsi mendorong
ovulasi (pelepasan sel telur). Bila pada saat ovulasi
terjadi pembuahan, maka oosit sekunder meneruskan
pembelahan menjadi ootid (haploid) dan badan polar
kedua. Ootid berdiferensiasi menjadi ovum. Jadi,
dalam oogenesis ini dihasilkan oosit sekunder yang

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


332
akan dibuahi sperma, dan setelah pembuahan, oosit
sekunder membelah lagi secara meiosis hingga
dihasilkan ovum.
Ovum yang matang diselubungi oleh membran
tebal yang disebut zona pellucida dan jaringan ikat
yang menyekresikan hormon seks, yaitu estradiol.
Seorang wanita setiap bulan melepaskan satu sel
telur dari ovariumnya, peristiwa itu dinamakan ovulasi.
Hal ini terjadi jika sel telur tidak dibuahi oleh sperma.
Kemampuan seorang wanita untuk melepas ovum
(ovulasi) sampai berumur lebih kurang 45 tahun. Pada
usia tersebut menstruasi menjadi tidak teratur, dan
akhirnya berhenti sama sekali dan masa ini disebut
menopause.
Tabel 10.2. Hormon Reproduksi Wanita
Kelenjar Endokrin
dan Jaringan
Fungsi
Hormon-Hormon Tujuan
yang Dihasilkan
a. Hipotalamus
- Hormon Hipofisis Merangsang
gonadotropin anterior pengeluaran FSH
(Follicle Stimulating
Hormone) dan LH
(Luteinizing Hormone).
b. Hipofisis anterior
1) FSH Ovarium Merangsang
perkembangan folikel
dan bersama LH.
Merangsang sekresi,
estrogen, dan ovulasi.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


333
Kelenjar Endokrin
dan Jaringan
Fungsi
Hormon-Hormon Tujuan
yang Dihasilkan
2) LH Ovarium Merangsang ovulasi dan
perkembangan korpus
luteum.
3) Hormon oksitosin Ovarium Memengaruhi
kontraksi otot rahim
dan memengaruhi
kelancaran air susu.
4) Hormon prolaktin Payudara Merangsang produksi
air susu.
Seluruh tubuh Pertumbuhan organ
kelamin dan pubertas,
serta perkembangan ciri-
ciri kelamin sekunder.
c. Ovarium
1) Hormon estrogen Alat reproduksi Pendewasaan,
persiapan bulanan
endometrium dalam
kehamilan.
2) Hormon Uterus Menyempurnakan
progesteron penyiapan endometrium
dalam kehamilan.
payudara Merangsang poduksi air
susu.

D. Siklus Menstruasi pada Wanita


Siklus menstruasi berkaitan dengan pelepasan
sel telur (ovulasi) dan terjadi pada hari ke-28 dari
siklus. Setiap orang mempunyai siklus yang beraneka,
dengan periode antara 21 hari (3 minggu) sampai 30
hari. Menstruasi atau haid dialami oleh wanita normal,

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


334
sehat, sejak akil balig. Kira-kira sejak usia 11 atau 13
tahun. Siklus menstruasi pada wanita terdiri dari empat
fase sebagai berikut.
a. Fase Proliferasi
Fase ini dikendalikan oleh hormon estrogen
sehingga disebut juga fase estrogenik. Fase ini
dimulai pada hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus
haid.Setiap bulan haid terjadi pertumbuhan dan
perkembangan folikel primer karena hormon FSH.
Pada masa ini sel oogonium membelah secara
meiosis dan menghasilkan satu sel telur haploid.
Saat folikel berkembang menjadi folikel Graaf yang
masak, folikel menghasilkan hormon estrogen
yang merangsang sekresi LH. Fase ini disebut
fase folikel. Estrogen berfungsi merangsang
perbaikan dinding uterus (endometrium) yang
terkelupas saat menstruasi sehingga endometrium
(dinding rahim) menebal hingga 5-7 cm. Selain
itu, estrogen juga berfungsi untuk menghambat
pembentukan FSH dan memacu pengeluaran
LH yang dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis.
Estrogen juga memengaruhi kelenjar serviks untuk
menghasilkan cairan yang encer.
b. Fase Sekresi (Progesteronic Fase)
Fase ini terjadi pada hari ke-14 sampai hari ke-
28 dari siklus. Folikel Graaf yang pecah pada

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


335
saat ovulasi berubah menjadi korpus rubrum
yang mengandung banyak darah. Adanya
LH menyebabkan korpus rubrum berubah
menjadi korpus luteum (badan kuning) untuk
menghasilkan hormon progesteron yang berfungsi
mempersiapkan endometrium menerima embrio.
Pada saat ini endometrium menjadi tebal dan
lembut, serta dilengkapi banyak pembuluh darah.
Periode ini disebut fase luteal. Jika tidak ada
kehamilan, korpus luteum berdegenerasi sehingga
progesteron dan estrogen menurun bahkan
sampai hilang.
c. Fase Menstruasi
Karena estrogen dan progesteron berhenti
dikeluarkan maka endometrium mengalami
degenerasi. Darah, mukus, dan sel-sel epitel
dikeluarkan sebagai darah haid dari rongga uterus
ke vagina. Tahap ini berlangsung pada hari ke-1
hingga ke-4 dari siklus.
d. Fase Reperasi
Terjadi penyembuhan luka akibat pecahnya
pembuluh darah. Luka itu tertutup epitel kembali.
Fase ini terjadi pada hari ke-4 hingga ke-6 hari dari
siklus. Siklus menstruasi akan terhenti jika terjadi
kehamilan.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


336
E. Kehamilan
Kehamilan adalah berkembangnya embrio di
dalam uterus sejak terjadi fertilisasi hingga dilahirkan.
Waktu kehamilan manusia berkisar 266 hari (38
minggu). Pembuahan (fertilisasi) terjadi karena
bertemunya sperma dengan ovum yang didahului
peristiwa kopulasi/koitus.Setelah ovulasi, sel telur akan
masuk ke tuba fallopii (oviduk) yang dikelilingi oleh
banyak sperma, tetapi hanya satu sperma yang dapat
membuahi sel telur. Setelah terjadi fertilisasi terbentuk
zigot. Selanjutnya, zigot digerakkan menuju uterus
yang memerlukan 3-5 hari. Dalam pergerakan ini, zigot
berkembang menjadi morula, blastula, gastrula dan
selanjutnya menuju rahim dan menempel (implantasi)
di dinding uterus. Gastrula berkembang menjadi dua
bagian, yaitu embrio dan plasenta yang berhubungan
melalui tali pusat.
Hormon yang berperan pada proses kehamilan
adalah sebagai berikut.
a. Hormon estrogen dan progesteron, berperan
mengatur dinding uterus agar siap menerima
pelekatan (implantasi) zigot. Hormon ini tedapat
sampai bulan ke-3 dan ke-4 dan diproduksi oleh
korpus luteum.
b. Hormon prolaktin atau laktogen. Hormon ini
memengaruhi kelenjar susu, juga mengatur

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


337
metabolisme pada ibu sehingga kebutuhan zat
makanan oleh ibu dapat dikurangi dan dialirkan ke
janin.
c. Hormon human khorionik gonadotropin yang
dihasilkan plasenta, berfungsi menggantikan
korpus luteum.
d. Hormon relaksin, memengaruhi fleksibilitas organ-
organ di sekitar kelamin sehingga mempermudah
proses kehamilan.
Zigot berkembang menjadi embrio dan kemudian
menjadi janin. Janin mendapat makanan dari tubuh
induknya dengan perantara plasenta atau ari-ari.
Adapun selaput pembungkus embrio terdiri atas
bagian-bagian berikut..
a. Amnion adalah kantong yang berisi cairan tempat
embrio berada. Dinding amnion menghasilkan
cairan ketuban yang berguna untuk menjaga agar
embrio tetap basah dan tahan goncangan.
b. Korion adalah selaput yang terdapat disebelah luar
amnion. Korion tumbuh keluar membentuk jonjot
yang terdiri dari mesoderma dan trofoblas yang
berhubungan dengan rahim. Di dalamnya terdapat
pembuluh-pembuluh darah yang berhubungan
dengan peredaran darah induknya dengan
perantara plasenta.
c. Alantois adalah jaringan yang terletak di dalam

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


338
tali pusat. Di dalam alantois berkembang banyak
pembulu darah yang berfungsi menghubungkan
sirkulasi embrio dengan plasenta.
d. Kantong kuning telur (yolk sack) atau sakus
vitelinnus, terletak di antara amnion dan plasenta,
merupakan tempat pemunculan sel-sel darah
dan pembuluh darah yang pertama. Bagian ini
berfungsi menyediakan makanan utama bagi
embrio.
e. Plasenta atau ari-ari adalah organ yang tumbuh di
dalam dinding rahim yang berasal dari korion dan
endometrium. Plasenta berfungsi untuk pertukaran
gas, makanan, dan zat sisa antara ibu dan anak.
Selain itu, plasenta juga berfungsi melindungi janin
dari serangan mikroorganisme dan menghasilkan
hormon. Plasenta pada saat fertilisasi berukuran
lebih kurang 1 mm dan pada saat bayi akan
lahir berukuran garis tengah lebih kurang 20 cm
dan tebal 2,5 cm. Plasenta terbentuk pada bulan
ketiga.
Adapun perkembangan janin dalam uterus dapat
dilihat dalam tabel berikut:

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


339
Tabel 10.3. Perkembangan Janin dalam Uterus
No. Usia Kehamilan Tahap Perkembangan
4 minggu Tampak calon mata dan
1.
telinga.
2. 8 minggu Bagian kepala sedikit
membesar; mata, tangan,
telinga, hidung, jari tangan,
dan kaki mulai tampak
jelas.
3. 10 minggu Wujud sudah seperti bayi
dengan ukuran kira-kira 6
cm.
4. 6 bulan Embrio telah berkembang
sempurna.
5. 8 bulan (akhir) Panjang janin 40 cm.
6. 9 bulan 10 hari atau Bayi lahir dari kandungan.
akhir bulan ke-10

F. Persalinan
Pada waktu persalinan, otot rahim berkontraksi,
serviks membesar, dan bayi didorong ke luar. Persalinan
yang normal umumnya kepala bayi keluar lebih dahulu
dan diikuti bagian tubuh lainnya. Pada saat tertekan,
amnnion pecah, dan cairan amnion keluar bersama
bayi untuk melicinkan jalan keluar.Pemotongan tali
pusat dilakukan beberapa saat setelah bayi keluar.
Pada tali pusat tidak terdapat jaringan saraf sehingga

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


340
tidak sakit sewaktu dipotong. Keluarnya plasenta
terjadi kira-kira tiga puluh menit setelah bayi keluar
karena dinding rahim berkontraksi lagi.
Proses persalinan tidak dapat terlepas dari
pengaturan hormonal. Adapun jenis hormon yang
berperan pada proses persalinan sebagai berikut.
a. Hormon relaksin, memengaruhi fleksibilitas
simfisis pubis.
b. Hormon estrogen, berperan mengatasi pengaruh
hormon progesteron yang menghambat kontraksi
dinding rahim.
c. Hormon prostaglandin, dihasilkan semua sel
dalam jumlah sedikit untuk mengatasi pengaruh
progesteron.
d. Hormon oksitosin, memengaruhi dinding uterus.
Bayi yang tidak normal, terlalu besar atau
posisinya melintang, harus dilakukan bedah sesar.
Operasi ini dilakukan dengan membuat sayatan pada
perut menuju rahim, selanjutnya bayi diangkat dari
rahim.

G. Kontrasepsi
Kontrasepsi adalah cara mencegah terjadinya
pembuahan dan mencegah penempelan embrio pada
dinding rahim. Kontrasepsi dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu kontrasepsi tanpa alat bantu dan dengan alat

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


341
bantu. Kontrasepsi tanpa alat bantu dapat dilakukan
dengan cara sistem kalender atau abstinensi, yaitu
tidak melakukan koitus pada masa subur wanita.
Kontrasepsi dengan alat bantu, yaitu menggunakan
alat-alat kontrasepsi tertentu, misalnnya IUD atau
spiral, pil KB, kondom, dan sebagainya.Beberapa alat
kontrasepsi KB dijelaskan sebagai berikut.
a. IUD (Intra Uterine Device) diletakkan di uterus
untuk mencegah implantasi (penempelan) pada
dinding rahim.
b. Pil KB (kontrasepsi oral) menghambat atau
menghentikan terjadinya ovulasi secara hormonal
dengan tidak dihasilkannya FSH dan LH oleh
hipofisis anterior.
c. Kondom digunakan pria untuk mencegah sperma
membuahi telur.
d. Cervical cup (diafragma) menutupi uterus
sehingga mencegah sperma memasuki uterus.
e. Implant (susuk) ditempatkan di bawah
kulit lengan da mengeluarkan hormon
yang mencegah pelepasan ovum.
f. Jeli, busa, spons, dan spermisid digunakan di
vagina untuk mencegah sperma memasuki uterus.
g. Tisue KB digunakan di vagina untuk melumpuhkan
sperma. Di dalam vagina tisue KB akan menjadi
bentuk gel. H2O Suntikan yaitu penyuntikan

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


342
hormon setiap tiga bulan untuk mencegah ovulasi.
h. Sterilisasi atau dikenal dengan KB mantap, yaitu
secara vasektomi dan tubektomi. Vasektomi
adalah mengikat atau memutuskan saluran
sperma (vas deferens), sedangkan tubektomi
adalah mengikat atau memutuskan tuba fallopii.
Kontrasepsi dapat mengurangi atau menghambat
laju pertumbuhan penduduk. Laju pertumbuhan
penduduk yang tinggi tanpa diimbangi dengan
peningkatan kesejahteraan dapat menyebabkan
kemiskinan terutama pada negara berkembang.
Sekilas Proses Kloning. Kloning merupakan
rekombinasi dan pengembangan gen-gen. Kloning
berasal dari kata “Clone” yang berasal dari bahasa
Yunani “klon” yang mempunyai arti potongan yang
digunakan untuk memperbanyak tanaman.Klon
digunakan dalam dua pengertian.
1. Klon sel adalah sekelompok sel yang identik
(sama) sifat-sifat genetiknya, semua berasal dari
satu sel.
2. Klon gel atau molekuler adalah sekelompok salinan
gen yang bersifat identik (sama) yang direplikasi
dari satu gen yang dimasukkan dalam sel inang.
Proses kloning manusia dapat digambarkan
sebagai berikut.
1. Mempersiapkan sel stem; suatu sel awal yang

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


343
akan tumbuh menjadi berbagai sel tubuh. Sel ini
diambil dari manusia yang hendak dikloning.
2. Sel stem diambil inti selnya yang mengandung
informasi genetik kemudian dipisahkan dari sel.
3. Mempersiapkan sel telur; suatu sel yang diambil
dari seorang perempuan, kemudian intinya
dipisahkan.
4. Inti sel dari sel stem diimplantasikan ke sel telur.
5. Sel telur dipicu supaya terjadi pembelahan dan
pertumbuhan setelah membelah (hari ke-2)
menjadi sel embrio.
6. Sel embrio yang terus membelah (disebut
blastosis) dimulai memisahkan diri (hari ke-5) dan
siap diimplantasikan ke dalam rahim.
7. Embrio tumbuh dalam rahim menjadi bayi dengan
kode genetika yang persis sama dengan sel stem
donor.
Bahaya Rokok Terhadap Kematian. Asap
rokok mengandung nikotin, karbon monoksida, dan
sekitar 500 bahan kimia lain. Pengaruh buruk nikotin
pada kehamilan dilaporkan pertama kali pada tahun
1957. Nikotin dapat melalui plasenta (ari-ari), dan
kadar nikotin pada sirkulasi darah janin 15 persen
lebih pekat daripada dalam sirkulasi darah ibu.
Nikotin menyebabkan konstriksi pembuluh darah
uterus (rahim) dan plasenta. Di samping itu, karbon

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


344
monoksida dapat menyebabkan hipoksia (kekurangan
oksigen) pada janin.Merokok merupakan penyebab
utama berat badan bayi rendah. Di Amerika Serikat
ditemukan sekitar 21-39 persen berat badan bayi
rendah yang diakibatkan kebiasaan ibu hamil merokok.
Pada ibu hamil perokok, berat rata-rata badan bayinya
lebih rendah 150-250 gram.
Kebiasaan merokok juga dapat mengakibatkan
kematian bayi. Namun, bila kebiasaan merokok dapat
dihentikan sejak tiga bulan pertama kehamilan, maka
berat badan bayi dapat menyamai kelompok yang
ibunya tidak merokok.Perlu diketahui, janin dalam
kandungan yang terpengaruh asap rokok dari ibunya
dalam perkembangannya IQ anak menjadi lebih
rendah dan cenderung mempunyai masalah perilaku,
misalnya hiperaktif. Jadi, penting sekali menghentikan
kebiasaan merokok ini.Pada umumnya motivasi untuk
berhenti merokok meningkat padasaat kehamilan.
Menurut statistik, 25-40 persen perokok berhasil
berhenti atas keinginan sendiri.
Pada tahun 1996, sebuah badan kesehatan di
Amerika Serikat mengeluarkan rekomendasi mengenai
rokok dan kehamilan. Badan ini membuat panduan
yang intinya adalah perempuan perokok yang hamil
segera perlu menghentikan kebiasaan merokoknya
untuk menghindari dampak rokok terhadap kehamilan

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


345
dan janin. Untuk itu, perempuan perokok tersebut perlu
ditawari untuk menjalani konseling.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


346
DAFTAR PUSTAKA

Amy Tenzer. 1998. Struktur Hewan Bagian II. Malang:


Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang.
Anil Minocha, M.D., and Christine Adamec 2004
The Encyclopedia of the Digestive System and
Digestive Disorders. New York: Facts On File,
Inc
Baret, J.M., Peter Abramoff, Kumaran, A.K., and
Millington, W.F., 1986. Biology. Prentice Hall:
New Jersey
Brian E.S. Gunning. 1996. Plant Cell Biology : Structure
and Function. London: Jonet and Bartlett

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


347
Publishers.Inc.
Campbell, N. 1997. Biology. Fourth Ed. California: The
Benjamin/Cummings Publishing Company, Inc.
Champbel, N.A., L.G. Mitchel, dan J.R. Reese. 2000.
Biology Conceps and Connections. Third Ed.
San Fransisco: Benjamin/Cummings Addison
Wesley Longman. Inc.
Departemen Pertanian. 2004. Pedoman
Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian dalam
Era Otonomi Daerah. Badan Pengembangan
Sumberdaya Manusia Pertanian, Departemen
Pertanian. Jakarta.
Hickman, C.P., Roberts, L.S., and Larson, A. (1998).
Biology of Animals. 7th ed. New York: McGraw
Hill Company Inc.
http://alvyanto.blogspot.com/2010/01/sistem-
pernafasan-manusia.html#ixzz1qJ5Cb8UE
http://bhebeth89.files.wordpress.com/2008/06/3.pdf

http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/01/sistem-
pernapasan-hewan/
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_pencernaan
http://kumpulan.info/sehat/artikel-kesehatan/48-
artikel-kesehatan/386-makanan-karbohidrat.
html
http://wanenoor.blogspot.com/2011/06/protein-adalah-
senyawa-organik-kompleks.html.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


348
http://www.crayonpedia.org/mw/Sistem_Ekskresi_
Pada_Manusia_Dan_Hubungannya_
Dengan_Kesehatan_9.1#SISTEM_
PENGELUARAN_.28EKSKRESI.29
http://www.pustakasekolah.com/sistem-pernapasan-
pada-berbagai-hewan.html
http://www.sentra-edukasi.com/2011/08/sistem-
ekskresi-pada-hewan.html
Judson Knight, 2002 Science of Everyday Things
Volume 3: Real-Life Biology New York:The Gale
Group, Inc.
Kara Rogers, (2011) The Digestive System (The
Human Body) New York: Published in Britannica
Educational Publishing
Pratiwi, D.A. dkk. 2000. Buku Penuntun Biology untuk
SMU Kelas 2. Jakarta: Erlangga
R. Michael Akers, D. Michael Denbow - Anatomy and
Physiology of Domestic Animals (2013., Wiley-
Blackwell)
Raphaella Diah Imaningrum Susanti, Anna Chatarina
Sri Purna Suswati, dan Sari Perwita Rahmanti
Ignatia. 2003. Pemberdayaan Petani Perempuan
dalarn Penerapan Sistem Pertanian Lestari.
Dioma, Malang.
Rowen D Frandson_ Thomas Leslie Spurgeon -
Anatomy and physiology of farm animals (1992,
Lea & Febiger )
Royan, MY. 2005. Prospek Keberlanjutan Usahatani

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


349
Padi Organik dengan Menggunakan Metode
Sistem Rancang Intensif (SRI). Fakultas
Pertanian Unpad.
Susan H. Gray 2014 The Digestive System, United
States of America Mankato, MN: The Child’s
World) (2)
Taylor A. Steeves, Vipen K. Sawhney - Essentials of
developmental plant anatomy (2017, Oxford
University Press)
Theodor Butterfass, 1979 Cell Biology Monographs
Patterns of Chloroplast Reproduction_ A
Developmental Approach to Protoplasmic Plant
Anatomy
Warren Andrew (1971, The Anatomy of Aging in Man
and Animals, William Heinemann Medical Books
Ltd)
William K. Purves, David Sadava, Gordon H. Orians, H.
Craig Heller - Life, the science of biology (2004,
Sinauer Associates_ W.H. Freeman and Co)
Windarsih,G. dan Kusumawati, R. 2010. Biologi untuk
SMA/MA. Klaten: Intan Pariwara.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


350
RIWAYAT HIDUP

S A U M I
S E T YA N I N G R U M
dilahirkan pada tanggal
23 Nopember 1977 di
Kota Jombang, putri
ketujuh dari sembilan
bersaudara. Ia anak
dari pasangan Bapak
Saridjan (Alm) dan Ibu
Kamirah (Alm).
Suami bernama Dr. Arif Sukino, S.Ag., M.Ag dan
dikaruniai 2 orang putri yang cantik yaitu Naafi’ Fitriani

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


351
Sri Sundari (14 tahun) dan Arifany Fitria Retnoningrum
(9 tahun).
Latar belakang pendidikan, SD diselesaikan
pada tahun 1990 di SDN Sambirejo 1, dilanjutkan ke
SMP N Wonosalam dan lulus tahun 1993. Pada tahun
yang sama melanjutkan ke SMUN 3 Jombang. Lulus
dari SMU tahun 1996. Pada tahun 1997 melanjutkan
kuliah ke Universitas Negeri Malang dengan mengambil
jurusan Pendidikan Biologi dan lulus tahun 2002.
Tahun 2003 mengikuti tes CPNS di Sintang
Kalimantan Barat dan diterima sebagai guru tetap di
MAN Sintang. Pada tahun 2007 mengajukan mutasi
ke MAN I Pontianak dan diterima. Pada tahun itu
juga, mendapatkan Beasiswa Utusan Daerah (BUD)
dari Kemenag Pusat untuk melanjutkan studi S2 ke
IPB dengan mengambil keahlian Biologi Tumbuhan
dan lulus tahun 2009. Awal 2010 kembali bertugas di
MAN I Pontianak sampai tahun 2017. Awal Juli 2017
mutasi ke IAIN Pontianak sebagai staf / JFU di bagian
akademik dan kemahasiswan IAIN Pontianak.
Prestasi yang pernah diraih yaitu Juara I Guru
Berprestasi Madrasah Aliyah Tingkat Provinsi Kalbar
tahun 2012, Juara II Guru Berprestasi Madrasah Aliyah
Tingkat Provinsi Kalbar tahun 2014, Juara I Guru
Berprestasi Madrasah Aliyah Tingkat Provinsi Kalbar
tahun 2015 dan Juara Harapan II Guru Berprestasi
Madrasah Aliyah Tingkat Nasional tahun 2015.
Penghargaan yang pernah diraih yaitu
Satyalancana Karya Satya kategori pengabdian X
tahun dari Presiden RI bulan Januari tahun 2015.
Buku yang sudah ditulis dan diterbitkan yaitu
Ekstrakurikuler sebagai Pilar Madrasah Berprestasi

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


352
(MAN I Pontianak).
Editor dari 22 judul buku karya anggota KIR MAN
1 Pontianak sejak tahun 2012 sampai tahun 2017
yaitu Ummi (Kumpulan Cerpen), Penerus Singgasana
Berlidah Kemboja (Kumpulan Puisi), Perangkai Kata
(Kumpulan Puisi), Kering, Hampa, Robi (Novel),
Sebuah Bingkai di Coretan Sejarah Biru (Kumpulan
Puisi), Sains dan Budaya (Kumpulan Karya Tulis
Ilmiah), Prestasi Madrasahku (Kumpulan Pantun),
Membahana Madrasahku (Kumpulan Pantun),
Kenangan Madrasah (Kumpulan Puisi), Radio Prokom
Goes to School STAIN Pontianak, Apakah Semua
Laki-Laki Itu Sama? (Novel), Cinta Metamorfosis
(Kumpulan Cerpen), 3 Petualang Kemerdekaan
(Kumpulan Cerpen), Madrasah Harapanku (Kumpulan
Puisi), Sajak AIOEO AAA!!! (Kumpulan Puisi), Tumbal
Kehidupan (Kumpulan Puisi), Untukmu Madrasahku
(Kumpulan Pantun), Kutunggu Engkau di Rumah Allah
(Kumpulan Cerpen), Di Balik Kesabaran (Kumpulan
Cerpen), Menorehkan Motivasi, Pengalaman Jiwa
Raga Drum Band Diantara Marching Band, dan Sains,
Sosial dan Agama (Kumpulan Karya Tulis Ilmiah).
Motto : Bekerja, Berkarya, Berprestasi, Berdoa,
Ikhlas Hati.
Alamat: Jl. H.R.A Rahman Gg.Keluarga No.48A Sei
Jawi Dalam Pontianak Barat Kalimantan Barat. No.
HP: 085822039749.

KONSEP DASAR IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP


353

Anda mungkin juga menyukai