Anda di halaman 1dari 13

DIDAKTIKA TAUHIDI

JURNAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


p-ISSN 2442-4544 | e-ISSN 2550-0252
ojs.unida.ac.id/jtdik

Persepektif Mahasiswa mengenai IPAS (Ilmu Pengetahuan Alam


dan Sosial) di dalam Kurikulum Merdeka

Shofia Hanna Nisa, Wafa Khilda Dalilah, Assyahidah Nurul Jannah


Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Agama Islam dan Pendidikan Guru,
Universitas Djuanda Bogor
Jl. Tol Jagorawi No.1, Ciawi, Kec. Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat 16720

Kata Kunci: Abstrak: Penelitian ini menggali perspektif mahasiswa


Perspektif mahasiswa, IPAS Pendidikan Guru Sekolah Dasar terhadap penerapan IPAS di
didalam kurikulum merdeka dalam Kurikulum Merdeka yang diberlakukan oleh
pemerintah Indonesia sebagai alternatif pembelajaran untuk
mengatasi masalah loss learning.(Jojor et al., 2022) Metode
penelitian yang digunakan adalah desktiptif kualitatif, yaitu
data yang dihasilkan berupa lisan atau tulisan orang-orang
yang diamati, melalui wawancara kepada mahasiswa
Pendidikan Guru Sekolah Dasar kelas A semester 1. Penelitian
ini memberikan kontribusi terhadap kesiapan mahasiswa
calon guru, menambah pengetahuan dan wawasan, serta
kepekaan dan keperdulian mahasiswa terhadap kemajuan
pendidikan di Indonesia. Secara garis besar, keberhasilan
kurikulum akan sangat ditentukan oleh kesiapan teknologi
dan dukungan dari seluruh warga sekolah.
Keywords: Abstract: This study explores the perspectives of Elementary School
Student perspective, IPAS in the Teacher Education students on the application of Science and
independent curriculum Technology in the Independent Curriculum imposed by the
Indonesian government as an alternative learning to overcome the
problem of loss learning. The research method used is descriptive
qualitative, namely the resulting data is in the form of spoken or
written people who are observed, through interviews with 10
Elementary School Teacher Education students class A semester 1.
This research contributes to the readiness of prospective teacher
students, adds knowledge and insight , as well as students'
sensitivity and concern for the progress of education in Indonesia.
Broadly speaking, the success of the curriculum will be largely
determined by the readiness of technology and the support of all
school members.

PENDAHULUAN Perubahan terhadap kurikulum


pendidikan di Indonesia merupakan
DIDAKTIKA TAUHIDI: JURNAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR is licensed
under a Creative Commons Attribution-Share Alike 4.0 International License. Copyright @
2020 Universitas Djuanda. All Rights Reserved p-ISSN 2442-4544 | e-ISSN 2550-0252
2 Penulis
Judul

upaya lain untuk meningkatkan Pasal 3 adalah sebagai berikut:


kualitas pendidikan. Setelah Indonesia “Berkembangnya potensi peserta didik
merdeka, kurikulum di Indonesia telah agar menjadi manusia yang beriman
mengalami sepuluh kali perubahan, dan bertakwa kepada Tuhan Yang
yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
1975, 1984, 1994, 2004, 2006, 2013, dan berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
Kurikulum Merdeka.(Presiden menjadi warga negara yang demokratis
Republik Indonesia, 2003) Berbagai serta bertanggung jawab”.(Sukiman,
perubahan tersebut bertujuan untuk 2017)
menyempurnakan kurikulum
Kurikulum Merdeka belum
sebelumnya, dimana kurikulum
dilaksanakan secara serentak dan
disesuaikan dengan perkembangan
masif. Hal ini sesuai kebijakan
ilmu pengetahuan dan teknologi
Kemendikbudristek yang memberikan
(IPTEK) dan tuntutan perkembangan
keleluasaan kepada satuan pendidikan
jaman. Tujuan lain adanya perubahan
dalam melakukan implementasi
pada dasarnya bahwa kurikulum harus
Kurikulum Merdeka dilaksanakan
bisa menjawab tantangan di masa
berdasarkan Kepmendikbudristek
depan dalam hal penguasaan
Nomor 56 Tahun 2022 tentang
pengetahuan, sikap, dan keterampilan
Pedoman Penerapan Kurikulum dalam
untuk bisa beradaptasi dengan
rangka Pemulihan Pembelajaran
lingkungan yang selalu berubah.
sebagai penyempurna kurikulum
Dalam Undang-Undang Sistem sebelumnya. Sebelum pandemi
Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) COVID-19,(Qomariyah et al., 2022)
Nomor 20 Tahun 2003 pasal 26 satuan pendidikan menggunakan
dijelaskan bahwa pengembangan Kurikulum 2013 sebagai satu-satunya
kurikulum dilakukan dengan mengacu kurikulum pembelajaran. (Istiqomah,
pada standar nasional pendidikan 2017)
untuk mewujudkan tujuan pendidikan
Kementerian Pendidikan,
nasional. Tujuan pendidikan Nasional
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
sebagaimana tercantum di dalam UU
(Kemendikbudristek) mengeluarkan
Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 BAB II
kebijakan dalam pengembangan

Didaktika Tauhidi: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vx Nx Bulan 20xx:xx-xx


p-ISSN 2442-4544 | e-ISSN 2550-0252 3
DOI: 10.30997/dt.vxix.xxxx

Kurikulum Merdeka pada satuan anak untuk dapat mengelola


pendidikan sebagai opsi tambahan lingkungan alam dan sosial dalam satu
dalam rangka pemulihan pembelajaran kesatuan, dan mampu memahami
selama tahun 2022-2024. Kurikulum lingkungan sekitar. Selain itu, pada
Merdeka diimplementasikan untuk Kurikulum Merdeka, terdapat
satuan pendidikan yang siap dan telah Pembelajaran Berbasis Proyek untuk
mendaftar. Selanjutnya kebijakan penguatan Profil Pelajar Pancasila yang
Kemendikbudristek terkait kurikulum dilakukan minimal 2 kali dalam satu
nasional akan dikaji ulang pada tahun tahun ajaran.(Hidayatullah, 2021)
2024 berdasarkan evaluasi selama masa
Dari berbagai penelitian, belum
pemulihan pembelajaran tersebut.
ada penelitian yang menganalisis
Implementasi Kurikulum Merdeka
perspektif mahasiswa terkait IPAS di
(IKM) tidak terlepas dari tantangan
dalam Kurikulum Merdeka. Oleh
yang dihadapi terutama berkaitan
karena itu, tujuan penelitian ini adalah
dengan kesiapan sumber daya manusia
untuk mengkaji perspektif mahasiswa
(SDM) pelaksana IKM. Kurikulum
Pendidikan Guru Sekolah Dasar terkait
Merdeka sebagai pemulihan
adanya perubahan kebijakan
pendidikan pascapandemi COVID-
kurikulum. Penelitian ini penting
19(Ariga, 2024)memerlukan kerja sama
dilakukan karena dapat memberikan
dari seluruh pemangku kepentingan
gambaran “Pendapat mahasiswa
agar dapat memberikan dampak yang
terkait kebijakan IPAS di dalam
signifikan. Beberapa tantangan IKM
Kurikulum Merdeka”, serta membuka
mencakup kesiapan kompetensi,
kepekaan dan kepedulian para calon
keterampilan, mindset pendidik
guru terhadap kemajuan pendidikan di
sebagai pelaksana pendidikan,
Indonesia
kesiapan infrastruktur, serta sarana
dan prasarana. METODE
Penelitian yang kami gunakan
Dalam Kurikulum Merdeka, adalah metode deskriptif kualitatif,
mata pelajaran IPA dan IPS yang mana menghasilkan data dari
digabungkan menjadi mata pelajaran lisan atau tulisan orang orang yang
IPAS, dengan harapan dapat memicu diamati, penelitian ini dilaksanakan di

Didaktika Tauhidi: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vx Nx Bulan 20xx:xx-xx


4 Penulis
Judul

kampus Universitas Djuanda Bogor. sekolah atas seperti SMP atau SMA. 1
Subyek penelitiannya adalah diantara semua mahasiswa
mahasiswa melalui wawancara. berpendapat bahwasanya IPAS sama
seperti tematik tetapi IPAS hanya
Yang bertujuan untuk
gabungan dari 2 mata pelajaran saja.
mengetahui mata pelajaran yang
digabungkan di dalam kurikulum Gambar instrument 2
merdeka dan ingin mengetahui
menurut anda pembelajaran IPAS
pendapat Mahasiswa mengenai IPAS sudah efektif atau belum di dalam
Kurikulum Merdeka di Sekolah
di dalam kurikulum merdeka. Dasar? sudah efektif
belum efektif
HASIL & PEMBAHASAN
Hasil 28%

Hasil dari penelitian mengenai 72%


Perspektif Mahasiswa Mengenai IPAS
didalam Kurikulum Medeka yaitu
Sebanyak 6 mahasiswa
Gambar instrument 1 berpendapat bahwa kurikulum
merdeka sudah efektif di kalangan
Bagaimana pandangan anda
mengenai IPAS di dalam Kuriku- Sekolah Dasar. Dan sebagiannya
lum Merdeka?
berpendapat belum efektif.
sangat menge-
tahui
mengetahui
Gambar instrument 3
3%
17% tidak menge-
tahui
pandangan anda dengan adanya
IPAS ini, apakah mampu
80% mengembangkan pola pikir ilmiah
peserta didik di tingkat Sekolah
Dasar? mampu
tidak setuju

Sebanyak 24 mahasiswa
46%
berpendapat bahwa IPAS adalah 54%

singkatan dari ilmu pengetahuan alam


dan sosial dimana mata pelajaran IPA
& IPS dilebur menjadi satu di dalam Sebanyak 23 mahasiswa

kurikulum merdeka. Kemudian 5 berpendapat bahwa ipas mampu

mahasiswa berpendapat bahwa IPAS mengembangkan pola pikir ilmiah.

lebih baik diberikan kepada kalangan

Didaktika Tauhidi: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vx Nx Bulan 20xx:xx-xx


p-ISSN 2442-4544 | e-ISSN 2550-0252 5
DOI: 10.30997/dt.vxix.xxxx

Sebanyak 7 orang mahasiswa


Menurut anda peranan IPAS di-
berpendapat tidak setuju. dalam kurikulum merdeka apakah
lebih baik dibandingkan dengan
Gambar instrument 4 pelajaran tematik?
lebih baik IPAS sama-sama baik
lebih baik
tematik
menurut anda IPAS mampu men- 10%
dorong peserta didik memiliki peri- 31% 59%
laku sosial yang baik di tingkat
Sekolah Dasar? mampu
tidak mampu

20%
Sebanyak 17 mahasiswa
80% berpendapat bahwa IPAS lebih baik
dibandingkan dengan pelajaran
tematik. . Sebanyak 9 mahasiswa
Dapat kita simpulkan 24 dari 30
berpendapat bahwa IPAS dan tematik
mahasiswa berpendapat bahwa IPAS
itu sama-sama baik. 3 mahasiswa
mampu mendorong peserta didik
berpendapat bahwa lebih baik tematik
memiliki perilaku social. Sebanyak 6
dibandingkan dengan IPAS
sisanya berpendapat bahwa tidak
mampu. Gambar instumen 7
Gambar instrument 5
menurut anda IPAS mampu men-
dorong pemanfaatan potensial ilmu
menurut anda IPAS akan efektif pengetahuan alam dan sosial yang
dalam mendorong pengembangan lebih efektif dilingkungan sekitar
karakter siswa yang peduli dan siswa dalam kehidupan? mampu
bertanggungjawab terhadap per-
efektif
tidak mampu
masalahan di masyarakat?
kurang efektif
17%
10%
83%
90%

Sebanyak 25 mahasiswa dari 30


Sebanyak 27 mahasiswa
mahasiswa berpendapat bahwa IPAS
berpendapat bahwa efektif. 3
mampu mendorong pemanfaatan
mahasiswa berpendapat bahwa kurang
potensial ilmu pengetahuan alam dan
efektif.
sosial karena IPAS relevan dan
Gambar instrument 6 interaktif sehingga lebih efektif
dilingkungan sekitar. 5 mahasiswa

Didaktika Tauhidi: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vx Nx Bulan 20xx:xx-xx


6 Penulis
Judul

berpendapat bahwa IPAS tidak mampu Gambar instrument 9


mendorong manfaat potensial ilmu
menurut anda penerapan IPAS di
pengetahuan alam dan social. Sekolah Dasar menjadi solusi bagi
pengembangan Problem Solving?
dapat menjadi tidak dapat men-
Gambar instrument 8 solusi jadi solusi
3%
menurut anda IPAS mampu mem-
buat peserta didik merumuskan 97%
keputusan berdasarkan per-
masalahan yang dihadapi di
lingkungan?
mampu
tidak dapat Sebanyak 29 mahasiswa dari 30
10% tidak tau
10% mahasiswa berpendapat bahwa
penerapan IPAS di Sekolah Dasar
80%
dapat menjadi solusi bagi
pengembangan Problem Solving, dan
Sebanyak 24 mahasiswa sisanya tidak dapat menjadi solusi.
berpendapat bahwa IPAS mampu
Gambar instrument 10
membuat peserta didik merumuskan
menurut anda konten pembela-
keputusan berdasarkan permasalahan jaran IPA dan IPS digabung sudah
tepat atau belum? Jelaskan!
yang dihadapi dilingkungannya. sudah tepat
belum tepat
Sebanyak 3 mahasiswa berpendapat tidak menge-
13%
tahui
bahwa IPAS tidak dapat membuat 50%
37%
peserta didik merumuskan keputusan
berdasarkan permasalahan yang
dihadapi dilingkungannya. Sebanyak 3
Sebanyak 15 mahasiswa
mahasiswa tidak memilih diantara
berpendapat bahwa penggabungan
keduanya.
konten pembelajaran IPA dan IPS
sudah tepat. . Sebanyak 11 mahasiswa
berpendapat bahwa penggabungan
konten pembelajaran IPA dan IPS
belum tepat. Sebanyak 4 mahasiswa
tidak dapat memilih diantara
keduanya.

Didaktika Tauhidi: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vx Nx Bulan 20xx:xx-xx


p-ISSN 2442-4544 | e-ISSN 2550-0252 7
DOI: 10.30997/dt.vxix.xxxx

Pembahasan IPA dan IPS yang mana pembelajaran


Dari hasil di atas maka akan ini disatukan karena melihat dari
dibahas kembali Sebanyak 24
banyaknya anak sekolah dasar yang
mahasiswa berpendapat bahwa IPAS mana mereka masih berpikiran secara
adalah singkatan dari ilmu
utuh dan terpadu.
pengetahuan alam dan sosial dimana
Sebanyak 6 mahasiswa
mata pelajaran IPA & IPS dilebur
berpendapat bahwa kurikulum
menjadi satu di dalam kurikulum
merdeka sudah efektif di kalangan
merdeka juga dapat memicu anak
Sekolah Dasar karena ipas itu penting
mengelola lingkungan alam dan
dipelajari, untuk mengetahui
lingkungan masyarakat secara sosial
lingkungan alam dan sosial juga
dalam satu kesatuan yang di dalamnya
pelajaran yang disampaikan itu sesuai
terdapat banyak praktek yang
dengan bidang-bidang yang telah ada
dilakukan. Kemudian 5 mahasiswa
dalam kurikulum. Dan sebagiannya
berpendapat bahwa IPAS lebih baik
berpendapat belum efektif karena
diberikan kepada kalangan sekolah
pembelajaran IPAS itu masih baru guru
atas seperti SMP atau SMA dengan
dan peserta didik harus beradaptasi
alasan banyak peserta didik yang tidak
dengan kurikulum yang baru, harus
menyukai keduanya secara bersamaan
memahami satu persatu antara IPA
dan sedikit berat untuk kapasitas
dan IPS, tidak semua peserta didik
sekolah dasar karena di dalam IPAS ini
Mampu menyukai keduanya secara
siswa diajarkan sekaligus harus
sekaligus atau bersamaan dan terakhir
memahami dua mata pelajaran yaitu
masih menggunakan pembagiannya
IPA dan IPS. 1 diantara semua
secara terpisah antara IPA dan IPS.
mahasiswa berpendapat bahwasanya
Sebanyak 23 mahasiswa
IPAS sama seperti tematik tetapi IPAS
berpendapat bahwa ipas mampu
hanya gabungan dari 2 mata pelajaran
mengembangkan pola pikir ilmiah
saja. Dari semua pandangan para
dengan alasan dapat memberi
mahasiswa bahwa, dijelaskan kembali
kesempatan kepada siswa untuk
di dalam kurikulum Merdeka ipas itu
melakukan kegiatan menyenangkan
adalah penggabungan antara dua mata
seperti diskusi, eksperimen, sosialisasi,
pelajaran yang menjadi satu yaitu dari
observasi, dalam upaya menyelesaikan
Didaktika Tauhidi: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vx Nx Bulan 20xx:xx-xx
8 Penulis
Judul

permasalahan yang dihadapi juga IPAS tantangan sehingga memiliki jiwa


lebih memudahkan peserta didik sosial yang baik. Sebanyak 6 sisanya
dalam mengenal alam beserta berpendapat bahwa tidak mampu
lingkungan sosial, melatih kecepatan dikarenakan kemampuan Setiap anak
berfikir anak untuk memahami berbeda-beda dan mengenai perilaku
bagaimana alam semesta bekerja dan sosial itu tergantung Bagaimana
berinteraksi dengan kehidupan lingkungan sosial peserta didik itu
manusia di muka bumi, dan dapat sendiri dan tergantung pendapat
mengembangkan pola pikir peserta masing-masing anak nya.
didik menggunakan alat peraga atau
Sebanyak 27 mahasiswa
praktikum sesuai dengan pembelajaran
berpendapat bahwa efektif, karena ipas
yang telah dilaksanakan contohnya
mencakup pelajaran ips yang di
kimia bagi IPA. Sebanyak 7 orang
dalamnya di ajarkan sosialisasi dan
mahasiswa berpendapat tidak setuju
kepedulian terhadap lingkungan di
dikenakan peserta didik akan merasa
masyarakat, IPAS mampu mendorong
kesulitan dalam memahami dan
pengembangan karakter peserta didik
menopang banyaknya materi.
agar peserta didik mampu untuk
Dapat kita simpulkan 24 dari 30
peduli dan bertanggungjawab
mahasiswa berpendapat bahwa IPAS
terhadap permasalahan yang ada
mampu mendorong peserta didik
dilingkungan masyarakat. IPAS juga
memiliki perilaku sosial dengan alasan
memiliki tujuan untuk menjadikan
guru mengajarkan di sekolah cara
siswa sebagai warga negara yang baik,
bersosialisasi dengan baik, dengan
peduli terhadap masalah sosial dan
adanya IPAS peserta didik dapat
lingkungan masyarakat. 3 mahasiswa
memahami keadaan sosial, mendorong
berpendapat bahwa kurang efektif,
perilaku sosial Sehingga peserta didik
karena peserta didik tingkat Sekolah
tidak terpaku kepada lingkungan alam
Dasar (SD) belum mengetahui
saja, membangun karakter yang baik
permasalahan-permasalahan yang ada
dan dapat mempraktekkan nya dalam
di lingkungan masyarakat, tetapi
kehidupan sehari-hari, memperoleh
peserta didik tingkat SD harus
keterampilan sikap dan kepekaan
diajarkan sikap peduli dan
untuk menghadapi hidup dengan

Didaktika Tauhidi: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vx Nx Bulan 20xx:xx-xx


p-ISSN 2442-4544 | e-ISSN 2550-0252 9
DOI: 10.30997/dt.vxix.xxxx

bertanggungjawab terlebih dahulu agar lebih mudah dalam mempelajari


peserta didik dapat menerapkan sikap lingkungan alam dan sosial, dan sama-
tersebut di lingkungan masyarakat. sama memberikan pemahaman yang
menyeluruh kepada siswa. Perbedaan
Sebanyak 17 mahasiswa
antara IPAS dan tematik hanya
berpendapat bahwa IPAS lebih baik
pelajarannya saja, tematik mencakup
dibandingkan dengan pelajaran
semua pelajaran dalam satu tema,
tematik, karena IPAS penggabungan
sedangkan IPAS pergabungan antara
antara pelajaran IPA dan IPS yang
pelajaran IPA dan IPS di dalamnya
dapat memicu peserta didik untuk
terdapat kelebihan dan kekurangan
mengelola lingkungan alam dan sosial
masing-masing. 3 mahasiswa
dalam satu kesatuan. Kurikulum
berpendapat bahwa lebih baik tematik
merdeka menjadikan Guru dan peserta
dibandingkan dengan IPAS karena
didik merdeka, peserta didik dapat
pelajaran Ipa dan Ips dipisah membuat
memilih mata pelajaran sesuai dengan
peserta didik lebih memahami materi
minat, bakat, dan aspirasinya, bagi
yang ada didalam pelajaran Ipa dan
guru mereka akan mengajar sesuai
Ips.
dengan tahapan perkembangan peserta
didik. Sekolah memiliki wewenang Sebanyak 25 mahasiswa dari 30
untuk mengembangkan dan mengelola mahasiswa berpendapat bahwa IPAS
kurikulum sesuai dengan karakteristik mampu mendorong pemanfaatan
pendidikan dan peserta didik. potensial ilmu pengetahuan alam dan
Sedangkan didalam pelajaran tematik sosial karena IPAS relevan dan
mencakup seluruh pelajaran dalam interaktif sehingga lebih efektif
satu tema yang membuat peserta didik dilingkungan sekitar, dengan harapan
cenderung kurang memahami peserta didik dapat mengelola
pelajaran tematik. Sebanyak 9 lingkungan alam dan sosial dengan
mahasiswa berpendapat bahwa IPAS baik. 5 mahasiswa berpendapat bahwa
dan tematik itu sama-sama baik. IPAS tidak mampu mendorong
Karena IPAS merupakan kurikulum manfaat potensial ilmu pengetahuan
yang terbaru yaitu kurikulum merdeka alam dan sosial karena pelajaran IPAS
mata pelajaran IPA dan IPS terlalu global atau tidak spesifik,
digabungkan menjadi IPAS agar siswa sehingga kurang efektif dalam
Didaktika Tauhidi: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vx Nx Bulan 20xx:xx-xx
10 Penulis
Judul

penerapannya pelajaran Ipa dan Ips Sebanyak 29 mahasiswa dari 30


memiliki inti pembahasan yang mahasiswa berpendapat bahwa
berbeda. penerapan IPAS di Sekolah Dasar
dapat menjadi solusi bagi
Sebanyak 24 mahasiswa
pengembangan Problem Solving,
berpendapat bahwa IPAS mampu
karena anak harus mengeksplor
membuat peserta didik merumuskan
pemahaman mendalam mengenai
keputusan berdasarkan permasalahan
konsep atau materi kemudian mencari
yang dihadapi dilingkungannya,
solusinya, baik itu masalah pribadi
karena dalam pembelajaran IPAS
maupun masalah kelompok untuk
sendiri peserta didik diharuskan
dipecahkan sendiri ataupun secara
mengembangkan kemampuan
bersama-sama, di dalam IPAS juga
menggunakan penalaran dalam hal
peserta didik diharapkan dapat berfikir
mengambil keputusan untuk setiap
alamiah, kritis, dan analitis serta
persoalan yang dihadapinya, dengan
mampu bertindak aktif dan mandiri.
membiasakan hal tersebut peserta
didik dapat memecahkan masalah dan
mengambil keputusannya tidak hanya
Sebanyak 15 mahasiswa
dalam lingkungan sosial tetapi juga
berpendapat bahwa penggabungan
lingkungan keluarga dan dirinya
konten pembelajaran IPA dan IPS
sendiri. Sebanyak 3 mahasiswa
sudah tepat, karena IPA berfokus pada
berpendapat bahwa IPAS tidak dapat
objek kajian ilmiah fenomena alamnya,
membuat peserta didik merumuskan
sedangkan IPS berfokus pada konteks
keputusan berdasarkan permasalahan
sosial (berkaitan dengan masyarakat)
yang dihadapi dilingkungannya,
dimana hal tersebut bertujuan untukku
karena anak hanya sebagai pemerhati
dapat memicu peserta didik mengelola
dan belum bisa merumuskan suatu
lingkungan alam dan sosial dalam satu
keputusan. Sebanyak 3 mahasiswa
kesatuan, sehingga dengan
tidak memilih diantara keduanya,
penggabungan tersebut peserta didik
karena tergantung potensi yang
mampu menyelesaikan masalah ilmiah
dimiliki anak, jika anaknya berpotensi
dan sosial secara bersamaan. Sebanyak
maka ia mampu menyelesaikan
11 mahasiswa berpendapat bahwa
masalah yang dihadapinya tersebut.
Didaktika Tauhidi: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vx Nx Bulan 20xx:xx-xx
p-ISSN 2442-4544 | e-ISSN 2550-0252 11
DOI: 10.30997/dt.vxix.xxxx

penggabungan konten pembelajaran article yang berjudul "Perspektif


IPA dan IPS belum tepat, karena materi Mahasiswa mengenai IPAS didalam
yang disampaikan akan lebih maksimal kurikulum Merdeka" dengan baik.
jika pelajaran IPA dan IPS dipisahkan,
Penulis menyadari bahwa dalam
sehingga peserta didik akan lebih fokus
proses penulisan Karya Ilmiah ini
dan mudah dalam memahami materi
banyak mengalami kendala. Namun
yang disampaikan tersebut. Sebanyak 4
berkat berkah dari Allah SWT dan
mahasiswa tidak dapat memilih
bantuan dari berbagai pihak schingga
diantara keduanya.
kendala-kendala yang dihadapi
SIMPULAN tersebut dapat diatasi. Pada
Ditinjau dari sudut pandang
Kesempatan yang berbahagia ini, tak
mahasiswa, penerapan IPAS di dalam
lupa penulis menghaturkan terima
Kurikulum Merdeka saat ini
kasih kepada semua pihak yang telah
merupakan bentuk keberlanjutan memberikan bimbingan, pengarahan,
pendidikan anak di Indonesia. Peran
nasehat dan pemikiran dalam
seluruh warga sekolah sangat penulisan ini, terutama kepada:
dibutuhkan dalam menerapkan
1. Ibu Irma Inesia Sri Utami, M.Pd
kebijakan IPAS di dalam Kurikulum
selaku Dosen mata kuliah Sosiologi
Merdeka. Hasil penelitian ini
Pendidikan yang telah memberikan
diharapkan dapat menjadi dasar bagi
ilmunya kepada penulis.
mahasiswa untuk menambah
2. Orang tua kami yang telah
pengetahuan dan wawasan mengenai
memberikan dukungan baik moral
IPAS di dalam Kurikulum Merdeka
maupun materil serta doa yang
serta membuka kepedulian terhadap
tulus ikhlas kepada kami dan selalu
kemajuan pendidikan di Indonesia
memotivasi kami untuk terus
termasuk adanya perubahan kebijakan
belajar.
kurikulum.
3. Teman-teman kami khususnya
UCAPAN TERIMA KASIH teman kelas PGSD reguler A yang
Tiada kata yang pantas terucap
telah membantu membuat artikel
selain rasa syukur kchadirat Allah
ini dengan menjawab pertanyaan
SWT. Berkat limpahan dan rahmat-Nya
kami dan selalu supprot kami.
penyusun mampu menyelesaikan

Didaktika Tauhidi: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vx Nx Bulan 20xx:xx-xx


12 Penulis
Judul

Penulis menyadari masih terdapat .11-04


banyak kekurangan dalam karya tulis Jojor, A., Sihotang, H., & Indonesia, U.
ilmiah ini. Oleh karena itu, penulis K. (2022). EDUKATIF : JURNAL
mengharapkan saran dan kritik yang ILMU PENDIDIKAN Analisis
membangun dari pembaca demi Kurikulum Merdeka dalam Mengatasi
kemajuan karya tulis ilmiah ini. Penulis Learning Loss di Masa Pandemi
juga memohon maaf apabila terdapat Covid-19 ( Analisis Studi Kasus
kesalahan dalam penulisan karya tulis Kebijakan Pendidikan ). 4(4), 5150–
ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah 5161.
ini dapat bermanfaat bagi penulis Presiden Republik Indonesia. (2003).
khususnya dan bagi pembaca pada UU Republik Indonesia Tentang
umumnya. Sistem Pendidikan NASIONAL.
Pusdiklat Perpusnas, 18(1), 6.
DAFTAR PUSTAKA
Ariga, S. (2024). Implementasi Kurikulum Qomariyah, N., Maghfiroh, M., Islam,
Merdeka Pasca Pandemi Covid-19 A., & Iain, N. (2022). Gunung Djati
Implementation of the Independent Conference Series , Volume 10
Curriculum After the Covid-19 ( 2022 ) ISLAMIC RELIGION
Pandemic. 2(2), 662–670. EDUCATION CONFERENCE I-
Hidayatullah, S. (2021). Persepsi RECON 2022 Transisi Kurikulum
Mahasiswa Tentang Kurikulum 2013 Menjadi Kurikulum Merdeka :
Merdeka Belajar Kampus Peran dan Tantangan dalam Lembaga
Merdeka. Jurnal Ilmiah Fonema, Pendidikan. 10, 105–115.
4(1). Sukiman. (2017). Amanat UU No. 20
https://doi.org/10.25139/fn.v4i1. Tahun 2003 tentang Sistem
3357 Pendidikan. Ditjen PAUD Dan
Istiqomah, L. (2017). Dinamika Dikmas Kementrian Pendidikan Dan
Perubahan Kurikulum: Kebijakan Kebudayaan, Semarang, 1–49.
Perubahan Kurikulum 2013 http://disdik.lomboktengahkab.g
PAUD. Golden Age: Jurnal Ilmiah o.id/wp-content/uploads/2017/0
Tumbuh Kembang Anak Usia Dini, 7/Pelibatan-Keluarga-dan-
1(1), 39–52. Masyarakat-di-Satdik-Dr.Sukiman-
https://doi.org/10.14421/jga.2016 M.Pd-.pdf

Didaktika Tauhidi: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vx Nx Bulan 20xx:xx-xx


p-ISSN 2442-4544 | e-ISSN 2550-0252 13
DOI: 10.30997/dt.vxix.xxxx

Didaktika Tauhidi: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vx Nx Bulan 20xx:xx-xx

Anda mungkin juga menyukai