Anda di halaman 1dari 146

PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN DAN

LINGKUNGAN HIDUP

RINI SETIYOWATI, S.PD., M.PD


LATAR BELAKANG PKLH
• 2 (dua) sumber masalah kehidupan di dunia
akhir abad XXI:
1. Kependudukan
2. Lingkungan hidup

• Kependudukan dan lingkungan hidup seperti dua sisi mata


uang, artinya dapat dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan.
Keduanya saling berhubungan dan saling mempengaruhi
LEDAKAN PENDUDUK
• Kadeg: Umat Hindhu harus memiliki anak laki-
laki
• Hafidz: kurangnya pemerataan & KB dilarang
dalam islam
• Ulya: kurangnya edukasi yang diberikan
• Nur aini: Banyak anak banyak rezeki
KEINDAHAN ALAM INDONESIA
makin merosotnya
kualitas lingkungan
sebagai akibat
eksploitasi
tak terkendali
APA YANG TERJADI?
ENVIRONMENT

POPULATION

DEVELOPMENT
HAKIKAT PKLH
• PKLH merupakan respon atas masalah-masalah ekonomi,
sosial, politik, dan lingkungan hidup dalam masyarakat
• Masalah-masalah tersebut semakin kompleks dan perlu upaya
penanganan terpadu secara cermat dan bijaksana, salah
satunya dengan pemasyarakatan PKLH

(Muhsinatun SM, dkk, 2002: 15-16)


KONSEP DASAR PKLH
• Dinamika penduduk dan keuntungan yang ditimbulkan oleh
keluarga berencana
• Besar kecilnya keluarga mempunyai hubungan erat dengan
kemampuan penyediaan makanan, kesehatan, pendidikan,
dsb
• Perlunya membangun budaya peduli terhadap kelestarian
lingkungan hidup
(Muhsinatun SM, dkk, 2002: 12)
DEFINISI PKLH
Suatu program kependidikan untuk membentuk dan membina
anak/peserta didik agar memiliki pengertian, kesadaran, sikap
dan tingkah laku yang rasional dan bertanggung jawab
tentang pengaruh pertumbuhan penduduk dan kondisi
lingkungan hidup serta pengaruhnya terhadap aspek-aspek
kehidupan individu, keluarga, masyarakat, bangsa, dan dunia

(Muhsinatun SM, dkk, 2002: 13)


TUJUAN PKLH
• mengetahui faktor-faktor penyebab perkembangan penduduk serta
interaksinya dengan program pembangunan
• mengetahui akibat dari besar kecilnya keluarga terhadap situasi
kehidupan di keluarga dan masyarakat
• memiliki pengetahuan, sikap, dan perilaku yang rasional dan
bertanggung jawab dalam menghadapi masalah kependudukan dan
lingkungan hidup

(Muhsinatun SM, dkk, 2002: 13-14)


MANFAAT PKLH
• membina “sikap positif” di kalangan peserta didik khususnya,
dan masyarakat umumnya, kaitannya dengan bidang
kependudukan dan lingkungan hidup sehingga dapat
menunjang kebijakan pemerintah
TUGAS BULAN JANUARI
• 1. DATA DAN SIMPAN SAMPAH PLASTIK YANG
DIGUNAKAN.
• 2. BUAT LAPORAN DATA SETIAP HARINYA
SAMPAH PLASTIK YANG DIKUMPULKAN.
• 3. DI AKHIR JANUARI RUMUSKAN DAUR
ULANG SAMPAH PALSTIK YANG TELAH
DIKUMPULKAN.
• MISALKAN: BUNGKUS MINYAK DIGUNAKAN
UNTUK POLIBEK MENANAN TANAMAN.
• DILAPORKAN TANGGAL 27 JANUARI 2020
MASALAH KEPENDUDUKAN DI DUNIA
• JUMLAH
• STRUKTUR
• PERTUMBUHAN
• PERSEBARAN
• KUALITAS
JUMLAH PENDUDUK DUNIA
(Muhsinatun SM, dkk, 2002: 21-23)
LEDAKAN PENDUDUK
PERKEMBANGAN PENDUDUK DUNIA

PENDUDUK
SAAT INI

SEB. MASEHI MASEHI


PERKEMBANGAN PENDUDUK DUNIA

2000
13 th
1987
LEDAKAN PENDUDUK 12 th
1975
15 th
1960
30 th
1930
130 th
1800
250 JT

SEB. MASEHI MASEHI


LEDAKAN PENDUDUK DUNIA

TAHUN ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK


1600 0,5 milyar
1800 1 milyar
1900 2 milyar
1950 2,5 milyar
1975 4 milyar
1990 5.5 milyar
1995 6 milyar
2000-an > 6 milyar
Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk
Negara ASEAN Tahun 2005
NEGARA PENDUDUK TERBANYAK
SIAPAKAH PENDUDUK INDONESIA?

• Penduduk adalah semua orang yang


berdomisili di wilayah geografis suatu negara
selama kurang lebih enam bulan dan atau
mereka yang berdomisili kurang dari enam
bulan tetapi bertujuan menetap.
• Penduduk didefinisikan menjadi dua:
• 1. Orang yang tinggal di daerah tersebut
• 2. Orang yang secara hukum berhak tinggal di
daerah tersebut. Dengan kata lain orang yang
mempunyai surat resmi untuk tinggal di situ.
Misalkan bukti kewarganegaraan, tetapi
memilih tinggal di daerah lain.
APA BEDA PENDUDUK & BUKAN
PENDUDUK?
• Penduduk adalah mereka sekelompok orang
yang tinggal atau menetap dalam sebuah
wilayah atau daerah negara

• Bukan Penduduk adalah mereka yang tinggal


dalam sebuah negara tapi tidak ingin tinggal di
negara tersebut atau hanya sementara

• Contoh : Apabila A tinggal di negara X hanya


untuk belajar dan setelah itu kembali ke
negara asal.
Faktor Yang mempengaruhi pertumbuhan
penduduk.
• Fertilitas menyangkut peranan kelahiran pada perubahan
penduduk sedangkan natalitas mencakup peranan kelahiran
pada perubahan penduduk dan reproduksi manusia.
• Mortalitas atau kematian merupakan salah satu di antara tiga
komponen demografi yang dapat mempengaruhi perubahan
penduduk.
• Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk
menetap dari suatu tempat ke tempat lain melampaui batas
politik/negara atau pun batas administratif/batas bagian
dalam suatu negara. Jadi migrasi sering diartikan sebagai
perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah ke
daerah lain.
APA BEDA PENDUDUK DAN
WARGA NEGARA?
TANGGAPAN:
• HAKIM: Penduduk belum secara resmi diakui
oleh negara, dan sebaliknya
• APRILIANTI: Penduduk tinggal disuatu wilayah,
WN disahkan UU
PENDUDUK DAN WARGA NEGARA
TUGAS
• 1. Catat berapa jumlah anggota keluarga dari 2
generasi.
• Contoh : Orang Tua, Kakek,
• Puyang punya 5 anak,
• Anak pertama menikah punya 2 anak, anaknya
ke-1 menikah punya 4 anak,
• Dst.
STRUKTUR PENDUDUK DUNIA
Struktur Penduduk
1) Piramida Penduduk Ekspansif (Struktur Penduduk Muda)
• menggambarkan keadaan penduduk yang sedang mengalami
pertumbuhan
• jumlah kelahiran lebih besar dibandingkan jumlah kematian
• banyak terjadi di negara-negara berkembang
2) Piramida Penduduk Stasioner (Struktur Penduduk Dewasa)
• menggambarkan keadaan penduduk yang mengalami pertumbuhan
relatif stabil
• jumlah kelahiran sebanding jumlah kematian
• banyak terjadi di negara-negara maju
3) Piramida Penduduk Konstruktif (Struktur Penduduk Tua)
• menggambarkan keadaan penduduk yang cenderung mengalami
penurunan
• jumlah kelahiran lebih kecil dibandingkan jumlah kematian
• terjadi di negara Prancis, Jerman, Swedia dan Belgia
Struktur Penduduk
1) Struktur Penduduk Muda
• Jika kelompok penduduk umur < 15 tahun jumlahnya > 40%, kelompok
penduduk umur 15-64 tahun < 55%, dan kelompok penduduk umur 65+
tahun < 5%
• Misalnya di Indonesia, Myanmar, India, dll
2) Struktur Penduduk Tua
• Jika kelompok penduduk umur < 15 tahun jumlahnya < 30%, kelompok
penduduk umur 15-64 tahun > 60%, dan kelompok penduduk umur 65+
tahun > 10%
• Misalnya di Jepang, Amerika serikat dan negara-negara maju Eropa

Catatan: Perbedaan struktur mempengaruhi angkatan kerja, pendidikan, dan


angka ketergantungan
TRANSISI DEMOGRAFI

• Fase I: kelahiran dan kematian tinggi, masyarakat


pertanian dengan pendapatan rendah
• Fase II: kelahiran tinggi, kematian rendah (pengetahuan
kesehatan dan gizi), awal industrialisasi/modernisasi
• Fase III: kelahiran dan kematian rendah (populasi
penduduk relatif stabil), masyarakat industri/modern
Angka Kelahiran

• Angka kelahiran rendah apabila kurang dari 30 per 1000


penduduk
• Angka kelahiran sedang, apabila antara 30 – 40 per 1000
penduduk
• Angka kelahiran tinggi, apabila lebih dari 40 per 1000
penduduk
Angka Kematian

• Angka kematian rendah apabila kurang dari 10 per 1000


penduduk
• Angka kematian sedang, apabila antara 10 – 20 per 1000
penduduk
• Angka kematian tinggi, apabila lebih dari 20 per 1000
penduduk
PERTUMBUHAN PENDUDUK
DUNIA
Pertumbuhan Penduduk Dunia dalam persen Tahun 2000
Angka Pertumbuhan Penduduk (r)

• Angka pertumbuhan penduduk rendah apabila < 1%


• Angka pertumbuhan penduduk sedang, apabila antara 1-2%
• Angka pertumbuhan penduduk tinggi, apabila > 2%
PERSEBARAN PENDUDUK DUNIA
MASALAH KEPENDUDUKAN MENURUT
PENDAPAT PARA AHLI
• DR. PAUL EHRLICH: “Sementara anda membaca tulisan saya
(The Population Bomb), empat orang mati kelaparan dan
kebanyakan anak-anak”
• THOMAS ROBERT MALTHUS (1798): “Penduduk meningkat
seperti deret ukur, sedangkan produksi pangan meningkat
seperti deret hitung”
• JARED DIAMOND(2005): “Pertumbuhan penduduk yang tidak
terkendali bisa menyebabkan kepunahan umat manusia
karena akan terjadi ecological suicide (ecocide), yaitu bunuh
diri dengan merusak lingkungan”
lanjutan
• JEFFREY D. SACHS:
4 tantangan berat dekade mendatang: Pemanasan global dan
kerusakan lingkungan; laju pertumbuhan penduduk; pengentasan
kemiskinan; kebuntuan politik yang menghalangi kerjasama global
• PROF. DR. JOHN BEDDINGTON: Akibat perubahan iklim dan ledakan
penduduk, menjelang tahun 2030 akan terjadi kelangkaan pangan,
air, dan energi luar biasa yang memicu kerusuhan sosial dan konflik
internasional karena akan terjadi migrasi besar-besaran dari daerah
terkena dampak
• NINA FEDOROFF: Jumlah manusia di bumi sudah melebihi daya
dukung dan daya tampung lingkungan. Kita harus berupaya agar
pertumbuhan penduduk terkendali. Perubahan iklim akibat
pertumbuhan penduduk berakibat buruk bagi produksi pangan
sehingga miliaran penduduk terancam kelaparan.
MASALAH KEPENDUDUKAN
DI INDONESIA
(Muhsinatun SM, dkk, 2002: 23-50)
KONDISI KEPENDUDUKAN
DI INDONESIA
• Faktor penyebab pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia:
1. Kelahiran
2. Kematian
3. Migrasi atau perpindahan penduduk
• Perubahan keadaan penduduk dinamakan “dinamika
penduduk”
• Dinamika penduduk cenderung kepada pertumbuhan
• Pertumbuhan penduduk: perkembangan jumlah penduduk
suatu daerah atau negara dari waktu ke waktu
lanjutan
• Jumlah penduduk Indonesia dapat diketahui melalui: sensus,
registrasi, dan survei penduduk
• Sensus I di Indonesia tahun 1930 oleh pemerintah Hindia
Belanda
• Sensus yang dilakukan pemerintah Indonesia adalah tahun
1961, 1971, 1980, 1990, 2000 dan terakhir tahun 2010
• Sensus di Indonesia dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik
(BPS) dan waktu pelaksanaan sepuluh tahun sekali
Jumlah Penduduk Indonesia
Tahun 1930-2010
Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Indonesia
Tahun 1961 – 2009

Tahun Jumlah Pertumbuhan


(Ribuan) (%)
1961 97.010 2,13
1971 119.183 2,08
1980 147.490 2,32
1990 178.631 1,98
2000 203.456 1,70
2007 231,627 1,2
2009 243,300 1,5

Sumber: BPS dan ESCAP Population Data Sheet, 2007-2009


Analisis Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Indonesia
Tahun 1961-2009
• Tahun 1961: 97,01 juta jiwa; tahun 2009: 243,3 juta jiwa → Jadi selama 48
tahun terjadi penambahan 146 juta jiwa
• Laju pertumbuhan penduduk sebelum tahun 1990 > 2% (tinggi); saat ini
berkisar 1,5% (sedang)
• Laju pertumbuhan penduduk negara-negara maju < 1% dan sebagian
besar negara belum berkembang > 2%
• Tahun 2009, tingkat kelahiran bayi di Indonesia mencapai 21 jiwa (rendah);
artinya setiap 1000 orang penduduk terjadi kelahiran 21 orang bayi
• Tahun 2009, tingkat kematian di Indonesia mencapai 6 jiwa per 1000
orang penduduk (rendah)
• Migrasi penduduk di Indonesia yang memiliki intensitas yang besar adalah
migrasi lokal
• Peranan emigrasi dan imigrasi terhadap pertumbuhan penduduk di
Indonesia relatif kecil, sehingga pertumbuhan penduduk lebih dominan
disebabkan oleh jumlah kelahiran yang lebih besar dari kematian
Analisis Jumlah dan Pertumbuhan
Penduduk Indonesia
• Besarnya jumlah penduduk mengakibatkan semakin
menipisnya sumber-sumber alam karena kekayaan alam yang
tersedia tidak pernah bertambah (bersifat terbatas)
• Penipisan sumber alam termasuk penyempitan lahan
pertanian, lahan permukiman
• Dengan berbagai usaha (misal sejak tahun 1970an
dilaksanakan program KB); pertumbuhan penduduk Indonesia
saat ini masih di atas 1%
PERKEMBANGAN PENDUDUK INDONESIA
TAHUN 1600 – 2000
JUTA 225.00
205.8
200.00

175.00

150.00

125.00

100.00

75.00

50.00 40.2
18.3
25.00 10.8 14.2

0.00
1600 1700 1800 1900 2000

2 x lipat 5 x lipat
PERKEMBANGAN PENDUDUK INDONESIA
(JUTA) 330 JUTA

300.00
285 JUTA
275.00 KELAHIRAN
KELAHIRAN
250.00 TERCEGAH
TERCEGAH
100 JUTA
225.00 80 JUTA
230 JT
200.00 205 JT
175.00

150.00

125.00

100.00

75.00

50.00 40.2

25.00 10.8 14.2 18.3

0.00

1600 1700 1800 1900 2000 2009


PERKEMBANGAN PENDUDUK INDONESIA
1950 - 2005
248
250.00
234
225.00 219
PENDUDUK LIPAT DUA 206
200.00 DALAM 30 – 40 TAHUN
180
175.00

150.00 148

125.00 119 PDDK LIPAT DUA DLM:


100.00
97 70
77 TAHUN
75.00 r (LPP)
50.00

25.00

0.00
1950 1961 1971 1980 1990 2000 2005 2010 2015

PROYEKSI
Sumber: Hasil Sensus & Supas, BPS
rt Pt er t
Pt = Po e =
Po

ln Pt = r t ln e ln 2= r t
Po
70
0,70= r t t=
r (LPP)
Pt = penduduk pada tahun t;
Po = penduduk pada tahun dasar;
t = tahun;
r = LPP (laju pertumbuhan penduduk);
e = angka eksponensial (2,71828)
Tingkat Pertumbuhan Penduduk

• Dengan tingkat pertumbuhan penduduk (r) = 2%; maka


jumlah penduduk pada tahun tertentu akan menjadi dua kali
lipat (double) selama 35 tahun
• Makin tinggi tingkat pertumbuhan (r), makin pendek waktu
yang diperlukan untuk menjadi dua kali lipat (doubling time)
• Doubling time = 70
r
Kepadatan Penduduk
adalah jumlah penduduk rata-rata yang
mendiami wilayah seluas 1 km2

Propinsi manakah di Indonesia yang


mempunyai kepadatan penduduk tertinggi
dan kepadatan penduduk terendah?
Kepadatan Penduduk Indonesia Menurut Pulau

No. Pulau Luas Kepadatan Penduduk per km2


(km2) 1990 2000 2005
1 Sumatra 473.606 77 68 72
2 Jawa 132.187 808 904 1085
3 Bali 5.633 493 555 666
4 NTT 73.137 139 152 182
5 Kalimantan 539.460 17 20 30
6 Sulawesi 189.216 86 73 88
7 Maluku 85.728 22 23 28
8 Papua 410.660 4 5 7
JUMLAH 1.919.443 93 109 130
Sumber: Sensus Penduduk Tahun 2000 dan Prediksi Tahun 2005
Analisis Persebaran Penduduk Indonesia
• Persebaran penduduk Indonesia di setiap pulau tidak merata
• Pulau yang terpadat penduduknya adalah Pulau Jawa; > 50%
penduduk tinggal di Jawa, padahal luasnya hanya 6,6% dari
luas wilayah Indonesia
• Jawa memiliki tanah subur, CH cukup, topografi relatif datar,
fasilitas ekonomi, pendidikan, pemerintahan, kebudayaan,
transportasi, komunikasi, keamanan terjamin
• Jawa dengan penduduk padat mengakibatkan masalah
pengurasan sumber-sumber alam, banyaknya penggangguran,
kriminalitas tinggi, dll
Struktur Penduduk Indonesia

• keempat piramida menunjukkan adanya perubahan struktur umur


penduduk
• tahun 1971 akibat baby boom melebar di bawah, yang berarti masih
banyaknya jumlah penduduk muda (0-14 tahun)
• Sejalan pertambahan tahun, bentuk piramida semakin cembung di tengah
dan semakin sempit di bagian bawah, yang berarti jumlah penduduk muda
semakin turun, sedangkan jumlah penduduk dewasa semakin meningkat
• akhirnya, bagian atas piramida yang sedikit melebar menunjukkan
semakin banyaknya jumlah penduduk lanjut usia (65 tahun ke atas)
SUPAS, BPS, 2005
Analisis Struktur Penduduk Indonesia
• Struktur penduduk Indonesia berdasar sensus sebagian besar
adalah kelompok umur muda (< 15 tahun)
• Penduduk muda merupakan penduduk belum produktif dan
kehidupannya menjadi beban orang dewasa
• Indonesia dengan struktur muda mempunyai beban
tanggungan (dependency ratio= DR) cukup besar
• DR adalah perbandingan antara banyaknya orang usia tidak
produktif (umur < 15 tahun dan 65+) dengan banyaknya orang
usia produktif (umur 15-64 tahun)
Isu-Isu Lingkungan Global
1. Kerusakan dan menipisnya sumber daya lingkungan global
• Kerusakan atmosfir
• Kerusakan lapisan ozon
• Kerusakan dan menipisnya sumberdaya hutan
• Menipisnya keanekaragaman hayati
• Pencemaran dan menipisnya sumber daya kelautan
2. Konsumsi berlebihan
3. Kemiskinan dan penurunan kualitas hidup

(Muhsinatun SM, dkk, 2002: 63-88)


Permasalahan Lingkungan Global
• Isu lingkungan global semakin berkembang karena perilaku
manusia dalam mengeksploitasi ekosistem alami dan
buatan sehingga dapat memuaskan kebutuhan hidupnya
yang selalu meningkat
• Isu-isu lingkungan global bersifat antroposentrik (aktivitas
manusia); yang kemudian diperkuat pengaruhnya oleh
mekanisme dan proses yang bersifat hayati/alami
• Permasalahan isu global hanya dapat diselesaikan secara
bersama-sama oleh semua negara di muka bumi ini
Pengurangan SDA dan Energi
• Sumber energi yang non-renewable
• Sumber energi yang renewable
SUMBER CO CO2 N2O CH4
ENERGI

Batubara 1.97 19.72 0,002 2.61 x 10-14

Minyak Bumi 15.96 79.79 0,012 0.065

Gas Alam 0.15 14.95 3 x 10-15 0.002

Biomassa 5.28 29.63 14.8 0.008


Ekivalen CO2 70.08 144.09 0.102 1.50
Pencemaran Lingkungan

• Polusi Udara: Smog, Hujan Asam, Debu dan Partikulat


• Polusi Air: Air permukaan dan Air tanah
• Polusi Limbah B3: Limbah korosif, reaktif, toksik atau yang
mudah terbakar/meledak
• Polusi Radioaktif: Mineral, air/tanah
Perubahan Iklim
• Skala global dan lokal
• Dipengaruhi oleh:
– peningkatan konsentrasi CO2 di udara (efek rumah kaca),
– polusi partikulat/debu,
– kecepatan penggundulan hutan,
– pencemaran panas (industri maupun transportasi)

82
Gas-Gas Rumah Kaca
Berdasarkan Konvensi PBB mengenai Perubahan Iklim
(United Nations Framework Convention on Climate
Change – UNFCCC), ada 6 jenis gas yang menyebabkan
efek rumah kaca, yaitu :
• Karbondioksida (CO2)
• Dinitro Oksida (N2O)
• Metana (CH4)
• Sulfurheksaflorida (SF6)
• Perflorokarbon (PFCs)
• Hidroflorokarbon (HFCs)
Sumber CO2
Peringkat Negara Pencemar
Emisi Karbon di Dunia
Negara Peringkat Kontribusi (%)

Amerika Serikat 1 19.8


Uni Sovyet (lama) 2 12.8
Brasil 3 11.2
Cina 4 7.1
India 5 4.2
Jepang 6 4.1
Jerman Barat (lama) 7 3.0
Inggris 8 2.9
Indonesia 9 2.6
Perancis 10 2.3
Perubahan Tata Guna Lahan

• Proses Produksi di rural dan Konsumsi Energi di daerah


urban
• Aktivitas penggunaan energi dapat dikonversi dalam
luasan area yang diperlukan untuk produksi (misal :
hidroelektrik/Kedungombo?)
• Tanah yang digunakan untuk industri nuklir akan
terkontaminasi berabad-abad
Kehilangan Keanekaragaman Hayati
• Akibat aktivitas manusia
• Dampaknya:
– Hilangnya sumber-sumber genetik
– Hilangnya sumber pangan potensial dan pengendali
penyakit
– Stabilitas ekosistem berkurang
– Hilangnya daya tahan ekosistem
KEMISKINAN

PENGGUNDULAN HUTAN
BANJIR

TANAH LONGSOR
EROSI TANAH

KEKERINGAN
KERUSAKAN BAKAU

KERUSAKAN TERUMBU
PERUBAHAN IKLIM

POLUSI UDARA
PEMUKIMAN PADAT

PENDANGKALAN SUNGAI
MASALAH SAMPAH

PENGGUNAAN PESTISIDA BERLEBIH


Permasalahan LH di Indonesia
1. Persediaan air dan sanitasi
2. Pengelolaan limbah padat
3. Emisi kendaraan di daerah urban
4. Polusi industri, terutama di pulau – pulau yang menjadi
lokasi industri
5. Pengelolaan daerah pertambangan dan area konsesi
hutan di berbagai pulau
6. Proteksi daerah aliran sungai (DAS)
7. Proteksi keanekaragaman hayati dan keberlanjutan dari
ekosistem global
MASALAH KEPENDUDUKAN DAN
LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA
KEPENDUDUKAN LINGKUNGAN HIDUP
• Pertumbuhan penduduk cepat • Jumlah/kepadatan
• Sebagian besar penduduk usia muda penduduk menekan sumber
(68%) daya
• Jumlah pencari kerja banyak (50-60 • Minimnya pengetahuan
juta jiwa) lingkungan mengakibatkan
• Persebaran penduduk tidak merata kerusakan sumber daya
• 80% penduduk hidup dari pertanian • Timbulnya lahan kritis
sederhana dengan pendapatan
rendah
• Kesehatan dan gizi balita rendah
sehingga rentan penyakit (rendahnya
kualitas penduduk)
• Tingginya arus migrasi desa-kota
KEBIJAKAN KEPENDUDUKAN DAN
LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA
KEPENDUDUKAN LINGKUNGAN HIDUP
• Jumlah penduduk • Pengelolaan pertanian
• Kualitas penduduk • Pertambangan dan
• Peningkatan dalam pendidikan, industri
kesehatan, dan kesejahteraan • Pendayagunaan kekayaan
• Pemukiman penduduk daerah laut
perkotaan maupun pedesaan • Kegiatan penunjang (ilmu,
• Peningkatan pengetahuan dan teknologi, peraturan,
kesadaran terhadap pelestarian sanksi)
lingkungan hidup melalui
pendekatan: monolitik-
integratif
(Muhsinatun SM, dkk, 2002: 99-106)
PENDEKATAN MONOLITIK-INTEGRATIF PKLH
PADA PROGRAM SEKOLAH

MONOLITIK INTEGRATIF
• Dilakukan dengan membangun • Dilakukan dengan
PKLH sebagai mata pelajaran mengintegrasikan pokok
sendiri, dengan guru dan waktu bahasan mata pelajaran yang
khusus relevan dengan pokok bahasan
• Keuntungan: sistematika bahan PKLH
PKLH dapat disusun dengan • Keuntungan: keterlibatan banyak
baik guru di sekolah dalam PKLH
• Kelemahan: terkesan PKLH • Kelemahan: memerlukan kerja
hanya tanggung jawab seorang keras dan terjadi overlaping
guru bahan dalam PKLH
KEBIJAKAN KEPENDUDUKAN DAN
LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA
• Kebijakan kependudukan dan lingkungan hidup tersebut
ditetapkan pelaksanaannya untuk tahap periode
pembangunan, yaitu Repelita (Rencana Pembangunan
Lima Tahun) I – VI
• Repelita I : Tahun 1969/70 - 1973/74
• Repelita VI : Tahun 1994/95 - 1998/99
• Setelah Repelita VI hingga tahun 2020 dituangkan dalam
Agenda 21 Indonesia
AGENDA 21 INDONESIA

A. Agenda 21 Global
B. Agenda 21 Indonesia
AGENDA 21 GLOBAL
• Tindak lanjut konferensi Stockholm 1972, maka Juni 1992 diadakan
konferensi Lingkungan dan Pembangunan di Rio de Janeiro Brazil,
dikenal pula sebagai Konferensi Tingkat Tinggi Bumi (Earth Summit),
dihadiri 179 negara
• Konferensi menyatakan bahwa antara pembangunan lingkungan,
ekonomi, dan sosial harus dilihat sebagai suatu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan
• Konferensi menyadari bahwa komitmen dam kerja sama dunia
menjadi sangat penting untuk mewujudkan keberlanjutan
perekonomian dan masyarakat yang berwawasan lingkungan
• Agenda 21 global berisikan program aksi “pembangunan
berkelanjutan” untuk saat ini dan abad 21
(Muhsinatun SM, dkk, 2002: 123)
Dalam konferensi, Indonesia menyetujui
kesepakatan, a.l.:
• Deklarasi Rio; menekankan keterkaitan pembangunan dan
lingkungan
• Pernyataan prinsip-prinsip kehutanan; hutan merupakan sumber
daya penting bagi pembangunan ekonomi, penyerapan CO2 dan
untuk perlindungan keanekaragaman hayati dan pengelolaan DAS
• Konvensi perubahan iklim; ditujukan untuk menurunkan emisi CO2,
CH4 dan GRK lainnya
• Konvensi keanekaragaman hayati; ditujukan untuk mencegah
kerusakan keanekaragaman hayati serta untuk memperkenalkan
dasar-dasar pelaksanaan kerja sama penelitian, informasi, kegunaan
dan teknologi untuk sumber daya genetik
AGENDA 21 INDONESIA
• Agenda 21 Indonesia merupakan strategi nasional menuju
pembangunan berkelanjutan
• Tujuan Agenda 21 Indonesia:
1. Mengintegrasikan pembangunan ekonomi, sosial ,dan lingkungan
menjadi satu paket kebijakan dalam melanjutkan pembangunan
berkelanjutan yang berwawasan lingkungan
2. Memberikan serangkaian pandangan dan inspirasi dalam proses
perencanaan dan program pembangunan Indonesia, baik jangka
pendek maupun jangka panjang
3. Memberikan seperangkat saran dan rekomendasi bagi
penyusunan strategi pembangunan dan penyusunan GBHN
CAKUPAN AGENDA 21 INDONESIA

• BAGIAN I
• BAGIAN II
• BAGIAN III
• BAGIAN IV
(Muhsinatun SM, dkk, 2002: 123 -128)
BAGIAN I
Pelayanan Masyarakat, meliputi berbagai aspek sosial, ekonomi,
dan lingkungan hidup untuk meningkatkan kualitas masyarakat,
antara lain:
• Pengentasan kemiskinan
• Perubahan pola produksi dan konsumsi
• Mengelola dinamika kependudukan
• Pengelolaan dan peningkatan kesehatan
• Pengembangan perumahan dan pemukiman
• Sistem perdagangan global, instrumen ekonomi, serta
neraca ekonomi dan lingkungan terpadu

(Muhsinatun SM, dkk, 2002: 123-126)


BAGIAN II
Pengelolaan Limbah, berisi strategi perlindungan global yang
ditimbulkan oleh limbah global dan nasional, meliputi:

• Perlindungan atmosfer
• Pengelolaan bahan kimia beracun
• Pengelolaan limbah B3
• Pengelolaan limbah radioaktif
• Pengelolaan limbah padat dan cair

(Muhsinatun SM, dkk, 2002: 126-127)


BAGIAN III
Pengelolaan Sumber Daya Lahan/Tanah, mencakup
pengelolaan sumber daya lahan, hutan, pertanian, dan air secara
berkelanjutan, meliputi:

• Penatagunaan sumber daya tanah


• Pengelolaan hutan
• Pengembangan pertanian dan pedesaan
• Pengelolaan sumber daya air

(Muhsinatun SM, dkk, 2002: 127)


BAGIAN IV
Pengelolaan Sumber Daya Alam, menguraikan strategi untuk
melestarikan keanekaragaman hayati, bioteknologi dan sumber
daya pesisir dan laut, meliputi:
• Konservasi keanekaragaman hayati
• Pengembangan bioteknologi
• Pengelolaan terpadu wilayah pesisir dan lautan

(Muhsinatun SM, dkk, 2002: 128)


PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN BERWAWASAN
LINGKUNGAN
(PBBL)

(Muhsinatun SM, dkk, 2002: 115-122)


PBBL?
“Pembangunan untuk memenuhi kebutuhan masa sekarang tanpa mengurangi
kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya”

Pertumbuhan
Pemerataan
Eko-efisiensi
Stabilitas

Pengentasan kemiskinan Pengelolaan LH/SDA


Pemberdayaan masyarakat Pelestarian LH/SDA
Peran serta masyarakat Pencegahan pencemaran &
Pembinaan kelembagaan perusakan LH/SDA
Asas-Asas Pengelolaan Lingkungan:
1. Asas Kesejahteraan Sosial
2. Asas Keuntungan Ekonomi
3. Asas Kelestarian Lingkungan

Sumber Kaidah Dasar:


1. Konvensi Internasional
2. Perundang-undangan Nasional
Waduk Industri
Irigasi

Pentingnya PENGELOLAAN LINGKUNGAN :


 Pembangunan dapat terlaksana dengan berkelanjutan
 Lingkungan dapat terus menyediakan sumberdaya dan kondisi yang diperlukan
oleh makhluk hidup
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
MENURUT BEBERAPA PAKAR (1)
• EMIL SALIM
Pembangunan berkelanjutan: suatu proses pembangunan yang
mengoptimalkan manfaat dari sumber daya alam dan sumber daya
manusia, dengan menyerasikan sumber alam dengan manusia
dalam pembangunan
• IGNAS KLEDEN
Pembangunan berkelanjutan: jenis pembangunan yang di satu
pihak mengacu pada pemanfaatan sumber-sumber alam maupun
sumber daya manusia secara optimal, dan di lain pihak serta pada
saat yang sama memelihara keseimbangan optimal di antara
berbagai tuntutan yang saling bertentangan terhadap sumber daya
tersebut
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
MENURUT BEBERAPA PAKAR (2)
• SOFYAN EFFENDI
1. Pembangunan berkelanjutan: proses pembangunan yang pemanfaatan
sumber dayanya, arah invesinya, orientasi pengembangan
teknologinya dan perubahan kelembagaannya dilakukan secara
harmonis dan dengan amat memperhatikan potensi pada saat ini dan
masa depan dalam pemenuhan kebutuhan dan aspirasi masyarakat
2. Pembangunan berkelanjutan: dapat juga diartikan sebagai
transformasi progresif terhadap struktur sosial, ekonomi dan politik
untuk meningkatkan kepastian masyarakat Indonesia dalam
memenuhi kepentingannya pada saat ini tanpa mengorbankan
kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kepentingan
mereka
CIRI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
1. Memberi kemungkinan kelangsungan hidup dengan melestarikan fungsi &
kemampuan ekosistem yang mendukung; langsung/tidak langsung
2. Memanfaatkan SDA sebanyak alam atau teknologi pengelolaan mampu
menghasilkannya secara lestari
3. Memberi kesempatan sektor & kegiatan lain untuk berkembang bersama;
di daerah dengan kurun waktu sama atau berbeda secara kontinu
4. Meningkatkan dan melestarikan kemampuan dan fungsi ekosistem untuk
memasok sumber alam dan melindungi serta mendukung peri kehidupan
secara kontinu
5. Menggunakan prosedur dan tata cara yang memperhatikan kelestarian
fungsi dan kemampuan ekosistem untuk mendukung perikehidupan; masa
kini maupun y.a.d.

(Muhsinatun SM, dkk, 2002: 115-116)


CAKUPAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
(Kantor Meneg Kepend. dan LH: 1990)

1. Menggiatkan kembali pertumbuhan


2. Mengubah kualitas pertumbuhan
3. Memenuhi kebutuhan dasar manusia
4. Jumlah penduduk berkelanjutan
5. Menjaga kelestarian dan meningkatkan sumber daya
6. Reorientasi teknologi dan mengelola resiko
7. Menyatukan lingkungan dan ekonomi dalam pengambilan
keputusan
(Muhsinatun SM, dkk, 2002: 116-122)
1. Menggiatkan Kembali Pertumbuhan

• Pertumbuhan ekonomi kaitannya dengan peningkatan


kesejahteraan
• Pendapatan per kapita adalah salah satu indikator tingkat
kesejahteraan suatu negara; untuk NSB pertumbuhan minimum
pendapatan nasional = 5% per tahun; untuk negara maju = 3-4% per
tahun
• Penetapan tingkat pertumbuhan ekonomi agar jumlah penduduk
yang hidup dalam tingkat kemiskinan absolut secara berangsur-
angsur dapat diperkecil dan kualitas lingkungan dapat ditingkatkan
2. Mengubah Kualitas Pertumbuhan
• Pertumbuhan berkualitas memerlukan tindakan pelestarian SDA,
pemerataan pendapatan, dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan
• Pertumbuhan ekonomi memperhatikan pelestarian SDA; misal:
pendapatan sektor kehutanan adalah pendapatan bersih setelah dikurangi
biaya peningkatan kualitas dan kelestarian SD hutan seperti biaya reboisasi
untuk mencegah penyusutan hutan masa y.a.d.
• Pertumbuhan ekonomi memperhatikan pemerataan pendapatan; dalam
hal ini pertumbuhan yang rendah dengan distribusi merata lebih baik
daripada pertumbuhan tinggi dengan distribusi timpang; upaya yang
dilakukan adalah memacu peningkatan pendapatan golongan ekonomi
lemah dengan tidak mengesampingkan golongan ekonomi kuat
• Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan; menuntut pemenuhan
kebutuhan non ekonomi, seperti pendidikan, kesehatan, air, udara bersih,
dan pelestarian keindahan alam; pemenuhan kebutuhan tersebut
menunjang keberlanjutan kesejahteraan dan ketahanan dari krisis
ekonomi
3. Memenuhi Kebutuhan Dasar Manusia

• Kebutuhan dasar manusia adalah pangan, sandang, papan, air dan


udara bersih, serta sanitasi dan pelayanan kesehatan
• Kebutuhan mendasar lainnya adalah lapangan pekerjaan
• Kebutuhan di atas diupayakan untuk menunjang pembangunan
berkelanjutan
4. Jumlah Penduduk Berkelanjutan

• Jumlah penduduk berkelanjutan adalah jumlah penduduk yang


stabil dan sesuai dengan daya dukung lingkungannya
• Memerlukan kebijakan menuju tingkat pertumbuhan 0% = zero
population growth
• Kebijakan dipadukan dengan program pembangunan ekonomi dan
sosial, seperti peningkatan pendidikan wanita, peningkatan layanan
kesehatan, dan perluasan kesempatan kerja bagi masyarakat miskin
5. Menjaga Kelestarian dan Meningkatkan
Sumber Daya
• Penciptaan dan perluasan pilihan mata pencaharian rumah tangga miskin
• Perlindungan pendapatan petani, nelayan, dan pengumpul hasil hutan
• Kajian ilmiah terhadap pengikisan tanah atas, stok ikan, dan hutan agar
pemanfaatan tidak melebihi laju regenerasi
• Peningkatan produktivitas lahan dengan pengendalian pupuk anorganik,
pestisida, dan tata air
• Penelitian terhadap substitusi kayu bakar, peningkatan sumber daya ikan
dan hasil hutan dengan melihat aspek lingkungan
• Pelestarian dan penggunaan energi efisien
• Pencegahan dan pengurangan polusi udara dan air sedini mungkin
• Pengembangan teknologi ramah lingkungan
6. Reorientasi Teknologi dan Mengelola Resiko

• Penciptaan inovasi teknologi (seperti konservasi teknologi informasi dan


bioteknologi); melalui peningkatan penelitian, perancangan,
pengembangan, dan perluasan kemampuan
• Perubahan pengembangan teknologi yang memperhatikan faktor
lingkungan
• Pengembangan teknologi penghasil barang-barang sosial, yang tetap
menjaga kualitas udara, air, tanah, flora, dan fauna
• Deseminasi informasi proses penciptaan teknologi alternatif,
pengembangan teknologi tradisional, seleksi dan adaptasi teknologi impor
• Analisis kegagalan perancangan teknologi, SOP untuk mencegah
kecelakaan dan kegagalan serupa
• Penyusunan mekanisme kelembagaan untuk menaksir besar dampak
teknologi baru (AMDAL)
7. Menyatukan Lingkungan dan Ekonomi
dalam Pengambilan Keputusan

• Dalam pembangunan berkelanjutan/pembangunan yang


berwawasan lingkungan, kepentingan ekonomi dan kepentingan
lingkungan harus dipersatukan sejak penentuan kebijakan
• Contoh kebijakan efisiensi penggunaan energi, dalam hal ini
pemenuhan kepentingan ekologi dan kepentingan ekonomi
(mengurangi biaya produksi) harus selaras; jadi tidak ada
kemungkinan usaha memaksimalkan keuntungan pribadi/ kelompok
dan mengesampingkan pelestarian lingkungan
• Kebijakan pembangunan berorientasi pada kelestarian lingkungan
INDIKATOR KEPENDUDUKAN
• Indikator Kualitas Manusia (individu)
• Indikator Kualitas Penduduk (sosial)
Indikator Kualitas Manusia
1. Fisik: ukuran/bobot; tenaga; daya tahan fisik
2. Non Fisik: kecerdasan; emosional; budi; iman
Indikator Kualitas Penduduk
1. Fisik: angka kematian kasar; angka kematian
bayi; harapan hidup; angka kelahiran; angka
kesakitan
2. Non Fisik: produktivitas penduduk; disiplin
sosial; kemandirian; solidaritas sosial
Hal-Hal Berkaitan dengan
Kualitas Penduduk
1. Kualitas masukan: gizi; pendidikan;
lingkungan (fisik, biologis, sosial ekonomi)
2. Kualitas output: kreativitas; produktivitas;
disiplin/etos kerja; kemandirian/identitas diri
INDIKATOR KUALITAS
LINGKUNGAN HIDUP TAHUN 2009
INDIKATOR TARGET KETERANGAN
Kualitas Air Sungai:
-TSS (mg/l) 50 PP 82 Tahun 2001
-COD (mg/l) 25
-DO (mg/l) >4
Kualitas Udara:
-SO2 (μg/m3) 60 PP 41 Tahun 1999
-NO2 (μg/m3) 100
Luas tutupan hutan (ha) 7.264.707 SK: 415/Kpts-II/1999
Hasil Analisis Kualitas Lingkungan
Hidup Tahun 2009
• IKLH tidak berkorelasi dengan PDRB
• IKLH berkorelasi negatif dengan kontribusi pertambangan dan
industri pengolahan dalam PDRB
• IKLH berkorelasi negatif dengan kepadatan penduduk
• Urutan tertinggi nilai IKLH: Sulawesi Utara dan Gorontalo (nilai
IKLH: 88,21)
• Urutan terendah (ke-28): DKI Jakarta (nilai IKLH: 41,73)
• DIY urutan ke-21 (nilai IKLH: 53,52)
• Nilai IKLH Indonesia: 59, 79
• Perhitungan nilai IKLH; Pulau Jawa adalah terendah (nilai IKLH:
54,41), sedangkan tertinggi Maluku-Papua (79,56)
DAMPAK MASALAH KEPENDUDUKAN
DI INDONESIA
1. Jumlah penduduk yang terus meningkat cepat, sementara daya dukung
alam yang tersedia terbatas, mengakibatkan kesejahteraan penduduk
Indonesia belum menggembirakan atau dapat dikatakan miskin
2. → Pertumbuhan penduduk yang tinggi dapat menimbulkan
permasalahan sosial, seperti kurangnya lapangan kerja yang
menyebabkan tingginya angka pengangguran yang selanjutnya
mengakibatkan penduduk menderita kemiskinan. Dampak besarnya
angka pengangguran dan kemiskinan menyebabkan munculnya
kriminalitas, seperti penipuan, pencurian, pemerasan, perampokan, dll
→ Pertumbuhan penduduk tinggi juga berakibat kesempatan
memperoleh pendidikan, kesehatan, dan fasilitas lainnya sulit untuk
dijangkau
→ disini dirasa perlu upaya penurunan tingkat pertumbuhan penduduk
melalui program Keluarga Berencana (Family Planning)
lanjutan
3. Besarnya kelompok penduduk usia muda yang menunjukkan penduduk
belum ekonomis/produktif cukup besar (angka ketergantungan tinggi)
mengakibatkan perlunya fasilitas pendidikan dan kesehatan, utamanya
kebutuhan hidup pokok (sandang, pangan, dan papan)
4 . Persebaran penduduk yang tidak merata menimbulkan masalah sosial
ekonomi
→ Pulau Jawa dengan penduduk padat, tidak didukung sumber daya
alam dan kurangnya lapangan kerja mengakibatkan munculnya
kriminalitas, sementara banyak pulau di Indonesia kekurangan penduduk
(SDM) sehingga tidak menimbulkan kemakmuran karena kekurangan
tenaga kerja dan akibatnya keamanan negara terancam infiltrasi dari luar
untuk pencurian SDA
5 . Tingginya arus urbanisasi desa-kota
→ Tingginya arus urbanisasi didukung adanya pusat-pusat
pertumbuhan (pusat pendidikan, perdagangan, industri) dan sarana
transportasi
→ Periode tahun 1971-1980 terjadi urbanisasi besar-besaran di 5 kota
besar, yaitu Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang, dan Medan
lanjutan
5 . Tingginya arus urbanisasi desa-kota (lanjutan)
→ Di Prov. Jabar ada 2 daerah metropolitan terkenal dengan nama
Jabotabek dan Bandung Raya
→ Di Prov. Jatim ada pengembangan wilayah Gerbangkertosusila, yaitu
Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan
→ Di Prov. Sumut ada wilayah metropolitan Mebidang (Medan, Binjai,
dan Deli Serdang)
→ Survai Antar Sensus (1995) menunjukkan hampir semua prov. di
Indonesia menunjukkan peningkatan urbanisasi, kecuali Prov. DKI Jakarta;
sejak tahun 1990 urbanisasi di Prov. DKI Jakarta mencapai 100 % dan
tidak berubah sampai tahun 1995; dapat dikatakan DKI Jakarta benar-
benar daerah perkotaan, tanpa adanya wilayah pedesaan. Prov. kedua
setelah DKI Jakarta adalah DI Yogyakarta
→ Menurut ahli demografi; tingkat urbanisasi di suatu wilayah
dikontribusi oleh pertumbuhan alamiah penduduk, sedangkan migrasi
desa-kota berkontribusi 40 % dan reklasifikasi wilayah sebesar 10 %
lanjutan
6.. Rendahnya kualitas penduduk
→ Kualitas kehidupan fisik penduduk setiap negara berbeda-beda; hal
ini disebabkan lingkungan, letak geografis, dan ras genetiknya
→ Negara-negara di sekitar khatulistiwa kualitas penduduk tergolong
rendah sehingga umumnya digolongkan negara terbelakang, sementara
negara-negara di daerah iklim subtropis dan sedang umumnya termasuk
negara maju dan kualitas hidupnya baik
→ Salah satu ukuran untuk menentukan kualitas hidup penduduk
adalah Human Development Index (HDI); dengan tiga faktor penentu HDI
menurut UNDP, yaitu Pendidikan, Kesehatan, dan Ekonomi
→ Bidang Pendidikan yang dihadapi meliputi tingkat putus sekolah
tinggi, pemerataan pendidikan kurang, kualitas lulusan yang tidak sesuai
dengan tuntutan dunia kerja
lanjutan
6.. Rendahnya kualitas penduduk (lanjutan)
→ Bidang Kesehatan (termasuk gizi); masih tergolong tertinggal dan
belum ada kemajuan berarti. Tahun 1999 diperkirakan 1,7 juta balita
bergizi buruk, 42 juta jiwa tinggal di daerah rawan Gangguan Akibat
Kekurangan Yodium (GAKI), dan 51,8 juta penduduk usia produktif
mengalami kekurangan zat besi sehingga produktivitas kerja rendah
→ Bidang Ekonomi; tingkat kemakmuran belum menggembirakan.
Indikatornya adalah rendahnya Pendapatan Per Kapita Penduduk (GNP).
Tahun 1990 GNP Indonesia sebesar 570 US$, tahun 1998 sebesar
640US$; jadi selama 8 tahun naik 70US$ (peningkatan kurang
membanggakan dan termasuk terendah di wilayah negara ASEAN)
DAMPAK MASALAH LINGKUNGAN HIDUP
DI INDONESIA
1. Kerusakan Daya Dukung Alam
→ Kita ketahui kemampuan daya dukung alam terbatas; jika
kemampuan ini menurun karena dirusak manusia maka pemulihannya
membutuhkan waktu lama mengingat proses pembentukan juga sangat
lama
→ Dua faktor penentu, yaitu faktor internal dan eksternal
→ Faktor internal adalah kerusakan alam yang disebabkan oleh alam
sendiri, misalnya: letusan gunung berapi yang merusak lingkungan alam
sekitar, gempa bumi yang menyebabkan dislokasi lapisan tanah,
kebakaran hutan karena proses alam waktu musim kemarau (kebakaran
akibat proses pemanasan sinar matahari pada embun yang ada di
pepohonan ketika embun belum menguap → embun sebagai lensa
pengumpul api pada titik fokusnya), banjir besar dan gelombang laut
akibat gempa maupun badai, dll
lanjutan
1. Kerusakan Daya Dukung Alam (lanjutan)
→ Faktor eksternal adalah kerusakan yang faktor utamanya adalah
manusia, misalnya: pencemaran udara berasal dari cerobong pabrik dan
gas buangan dari hasil pembakaran bahan bakar fosil, pencemaran air
berasal dari limbah buangan industri, pencemaran daratan (tanah) oleh
kegiatan industri maupun penumpukan limbah, penambangan untuk
mengambil kekayaan alam, dll
→ Cara mengatasi untuk faktor eksternal adalah dengan menyadarkan
manusia agar tidak serakah, egois, ceroboh, dan materialistik sehingga
tidak mengeksploitasi alam sebanyak mungkin tanpa memikirkan
generasi y.a.d.
2. Tekanan Atas Lingkungan
→ Tekanan terhadap lingkungan (sistem biologis) yang melampaui
batas akan merusak daya dukung lingkungan
lanjutan
2. Tekanan Atas Lingkungan (lanjutan)
→ Beberapa contoh kegiatan antara lain: menangkap ikan melampaui
kemampuan ladang ikan memulihkan diri, menebang hutan secara
besar-besaran, memelihara ternak cukup banyak sampai merusak
padang rumput, menyedot minyak tanah, membajak melampaui batas
hingga memasuki tanah tepi (lahan kritis), pencemaran lingkungan, dll
→ Beberapa akibat fisik dari tekanan terhadap lingkungan melampaui
batas kemampuan alam adalah: habisnya lahan pertanian (secara alami
karena: erosi tanah, gempa, perkembangan padang pasir; secara tidak
alami karena: dijadikan pemukiman, perkantoran, perdagangan;
eksploitasi bahan tambang; untuk jalan raya); perluasan lahan kritis dan
gurun disebabkan lahan dibiarkan kering dan air dari pengairan
digunakan untuk kepentingan lain; perubahan iklim tidak disengaja
karena penebangan hutan, efek rumah kaca, el nino (kemarau panjang)
dan lanina (banjir); dan dunia yang makin miskin akibat besarnya jumlah
penduduk dan eksploitasi besar-besaran
KETERKAITAN PERMASALAHAN
KEPENDUDUKAN & LINGKUNGAN HIDUP
• Pertumbuhan penduduk dan keselarasan lingkungan kependudukan dan
lingkungan hidup dapat dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan;
keduanya saling mempengaruhi dan saling tergantung jika diamati dari
eksistensinya
• Penduduk ingin survival (bertahan hidup) dan unsur-unsur lingkungan juga
harus tetap memberikan peranan dan fungsinya dalam ruang permukaan
bumi sebagai suatu ekosistem
• Eksositem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan
kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk
keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup
• Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan, dan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan
perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya
lanjutan
• Singkatnya lingkungan hidup adalah gabungan dari faktor-faktor fisik,
kimia, hayati, dan sosial yang dapat mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia dan jasad-jasad →
pengetahuan tentang hubungan timbal balik antar organisme dengan
lingkungan hidupnya disebut EKOLOGI
• Dalam ekosistem makhluk hidup/organisme saling berinteraksi. Proses
interaksi berlangsung antar makhluk hidup sendiri maupun dengan
lingkungannya
• Ada 2 komponen fungsional dalam ekosistem, yaitu komponen abiotik
(hayati) yang merupakan bagian-bagian tidak hidup dan komponen biotik
yang merupakan seluruh makhluk hidup
• Komponen abiotik umumnya merupakan faktor lingkungan yang
mempengaruhi makhluk hidup; berupa tanah sebagai media tumbuh bagi
tumbuhan, tempat tinggal manusia dan hewan; atmosfer yang merupakan
kumpulan gas-gas dan udara, manusia memanfaatkan oksigen untuk
bernafas, begitupun tumbuhan dan hewan memerlukan gas dalam udara
untuk hidup; air; cahaya; dan temperatur
lanjutan
• Komponen biotik merupakan semua makhluk hidup yang terdapat di
dalam ekosistem yang dibedakan menjadi kelompok produsen,
konsumen, dan pengurai
• Kelompok produsen merupakan makhluk hidup yang dapat menghasilkan
bahan makanan, terutama kelompok tumbuhan yang berhijau daun
• Kelompok konsumen merupakan kelompok makhluk hidup yang
menggunakan atau makan bahan makanan yang dibuat oleh produsen;
terutama kelompok hewan dan manusia
• Kelompok pengurai merupakan makhluk hidup/organisme yang
menguraikan sisa-sisa atau makhluk hidup yang sudah mati; termasuk
kelompok ini bakteri dan jamur
MATAHARI
Siklus materi
Arus energi

PRODUSEN KONS I KONS II KONS III


(HERB) (KARNI) (OMNI)

BAHAN/
MATERI
DEKOMPOSER
(NUTRISI)

HUBUNGAN ANTAR KOMPONEN DALAM EKOSISTEM

RANTAI MAKANAN: TRANSFER ENERGI DAN MATERI MELALUI


SERANGKAIAN ORGANISME
DEKOMPOSER

KONSUMEN III
Cermin dari
kestabilan
ekosistem
KONSUMEN II

KONSUMEN I

PRODUSEN

RANTAI MAKANAN JARING MAKANAN


(FOOD CHAIN) (FOOD WEB)
PERANAN MANUSIA DALAM EKOSISTEM
• Antara MH dan lingkungan fisik terdapat proses interaksi; dan manusialah
yang paling besar pengaruhnya terhadap lingkungannya
• Sejarah peradapan menunjukkan bahwa manusia selalu berusaha
meningkatkan dan menyempurnakan kesejahteraan hidupnya yaitu dari
hidup sederhana dan menggembara, kemudian sampai kehidupan
menetap mulai dari bersawah hingga disusul perubahan terbentuknya
permukiman kota dan kemajuan lebih baik dari sebelumnya
• Perubahan lingkungan hidup oleh manusia mempunyai pengaruh positif
dan negatif
• Pengaruh positif jika mendatangkan keuntungan bagi kehidupan
• Pengaruh negatif jika perubahan justru mengurangi potensi lingkungan
hidup untuk mendukung kehidupan umumnya. Tegasnya perubahan justru
menimbulkan masalah LH karena ulah manusia sendiri yang tidak
bertanggung jawab
lanjutan

• Masalah LH pada dasarnya timbul jika terdapat ketidak seimbangan antara


kebutuhan hidup manusia dengan produksi dari sumber daya
lingkungannya
• Penyebab utamanya disamping pertumbuhan penduduk yang cepat,
terutama sekali karena konsep mental dan perilaku penduduk yang tidak
bertanggung jawab sehingga tidak mendukung kelestarian lingkungan
hidupnya. Oleh karenanya sebagai penentu manusia yang sangat berperan
• Disinilah peranan manusia sebagai unsur utama dalam ekosistem karena
dapat dididik agar memiliki konsep mental dan perilaku yang bertanggung
jawab dan bersedia untuk mencipta dan membangun lingkungan hidup
yang menguntungkan
BERSAMBUNG …
SEE YOU NEXT WEEK…

Anda mungkin juga menyukai