Anda di halaman 1dari 9

DIDAKTIKA TAUHIDI

JURNAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


p-ISSN 2442-4544 | e-ISSN 2550-0252
ojs.unida.ac.id/jtdik

Persepektif Mahasiswa mengenai IPAS (Ilmu Pengetahuan Alam


dan Sosial) di dalam Kurikulum Merdeka

Shofia Hanna Nisa, Wafa Khilda Dalilah, Assyahidah Nurul Jannah


Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Agama Islam dan Pendidikan Guru,
Universitas Djuanda Bogor
Jl. Tol Jagorawi No.1, Ciawi, Kec. Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat 16720

Volume D Nomor T Abstrak: Penelitian ini menggali perspektif mahasiswa Pendidikan


Bulan November Guru Sekolah Dasar terhadap penerapan IPAS di dalam Kurikulum
DOI: 10.30997/ Merdeka yang diberlakukan oleh pemerintah Indonesia sebagai
alternatif pembelajaran untuk mengatasi masalah ketertinggalan
Article History pembelajaran. Metode penelitian yang digunakan adalah desktiptif
Submission: 00-00-0000 kualitatif, melalui wawancara kepada mahasiswa Pendidikan Guru
Revised: 00-00-0000 Sekolah Dasar kelas A semester 1. Penelitian ini memberikan kontribusi
Accepted: 00-00-0000 terhadap kesiapan mahasiswa calon guru, serta kepekaan dan
Published: 00-00-0000 keperdulian mahasiswa terhadap kemajuan pendidikan di Indonesia.
Secara garis besar, keberhasilan kurikulum akan sangat ditentukan
Kata Kunci: oleh kesiapan teknologi dan dukungan dari seluruh warga sekolah.
Perspektif, Mahasiswa, Students Perspective on IPAS (Natural and Social Sciences) in The
IPAS didalam kurikulum Merdeka Curriculum
merdeka Abstract: This study explores the perspectives of Elementary School Teacher
Education students on the application of Science and Technology in the
Keywords: Independent Curriculum imposed by the Indonesian government as an
Perspective, Student, alternative learning to overcome the problem of loss learning. The research
Science Science in the method used is descriptive qualitative, namely the resulting data is in the form
independent curriculum of spoken or written people who are observed, through interviews with
Elementary School Teacher Education students class A semester 1. This
Korespondensi: research contributes to the readiness of prospective teacher students, as well as
(Shofia Hanna Nisa) know students sensitivity and concern for the progress of education in
(hanashofia246@gmail.com Indonesia. Broadly speaking, the success of the curriculum will be largely
) determined by the readiness of technology and the support of all school
members.

PENDAHULUAN kualitas pendidikan. Tujuan lain


adanya perubahan pada dasarnya
Perubahan terhadap kurikulum
pendidikan di Indonesia merupakan bahwa kurikulum harus bisa menjawab
tantangan di masa depan dalam hal
upaya lain untuk meningkatkan
DIDAKTIKA TAUHIDI: JURNAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR is licensed
under a Creative Commons Attribution-Share Alike 4.0 International License. Copyright @
2020 Universitas Djuanda. All Rights Reserved p-ISSN 2442-4544 | e-ISSN 2550-0252
2 Penulis
Judul

penguasaan pengetahuan, sikap, dan Merdeka diimplementasikan untuk


keterampilan untuk bisa beradaptasi satuan pendidikan yang siap dan telah
dengan lingkungan yang selalu mendaftar. Selanjutnya kebijakan
berubah. Kemendikbudristek terkait kurikulum
nasional akan dikaji ulang pada tahun
Dalam Undang-Undang Sistem
2024 berdasarkan evaluasi selama masa
Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas)
pemulihan pembelajaran tersebut.
Nomor 20 Tahun 2003 pasal 26
Implementasi Kurikulum Merdeka
dijelaskan bahwa pengembangan
(IKM) tidak terlepas dari tantangan
kurikulum dilakukan dengan mengacu
yang dihadapi terutama berkaitan
pada standar nasional pendidikan
dengan kesiapan sumber daya manusia
untuk mewujudkan tujuan pendidikan
(SDM) pelaksana IKM. Kurikulum
nasional. Tujuan pendidikan Nasional
Merdeka sebagai pemulihan
sebagaimana tercantum di dalam UU
pendidikan pascapandemi COVID-
Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 BAB II
19(Ariga, 2024).
Pasal 3 adalah sebagai berikut:
“Berkembangnya potensi peserta didik Dalam Kurikulum Merdeka,
agar menjadi manusia yang beriman mata pelajaran IPA dan IPS
dan bertakwa kepada Tuhan Yang digabungkan menjadi mata pelajaran
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, IPAS, dengan harapan dapat memicu
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan anak untuk dapat mengelola
menjadi warga negara yang demokratis lingkungan alam dan sosial dalam satu
serta bertanggung jawab”(Sukiman, kesatuan, dan mampu memahami
2017). lingkungan sekitar. Selain itu, pada
Kurikulum Merdeka, terdapat
Kementerian Pendidikan,
Pembelajaran Berbasis Proyek untuk
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
penguatan Profil Pelajar Pancasila yang
(Kemendikbudristek) mengeluarkan
dilakukan minimal 2 kali dalam satu
kebijakan dalam pengembangan
tahun ajaran.(Hidayatullah, 2021)
Kurikulum Merdeka pada satuan
pendidikan sebagai opsi tambahan Kemudian pemerintah yang
dalam rangka pemulihan pembelajaran telah memberikan solusi dengan
selama tahun 2022-2024. Kurikulum mengenalkan kurikulum merdeka yang

Didaktika Tauhidi: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vx Nx Bulan 20xx:xx-xx


p-ISSN 2442-4544 | e-ISSN 2550-0252 3
DOI: 10.30997/dt.vxix.xxxx

mana didalam nya lebih menekankan bantuan alat perekam, komputer, dan
kepada kebutuhan peserta didik yang peneliti sendiri.
akan membantu mengatasi beban
Teknik Pengumpulan Data :
belajar yang banyak, beban jam belajar,
Wawancara”interview”, yakni teknik
tugas yang banyak dari setiap
yang digunakan untuk memperoleh
pelajaran(Jojor et al., 2022).
informasi langsung dan lebih

Berbagai penelitian, belum ada mendalam sehingga dipastikan

penelitian yang menganalisis kenyataan dari suatu fakta, sehingga

perspektif mahasiswa terkait IPAS di diperoleh penjelasan secara langsung

dalam Kurikulum Merdeka. Oleh dan lebih akurat mengenai penelitian

karena itu, Penelitian ini penting ini.

dilakukan tujuannya agar dapat Teknik Analisis Data : Data


memberikan gambaran atas Reduction (Reduksi Data),Data Display
“Perspektif mahasiswa mengenai (Penyajian Data),Kesimpulan.
IPAS di dalam Kurikulum Merdeka”.
Pemeriksaan Keabsahan Data :
METODE Triangulasi Sumber Data. Dalam
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini triangulasi yang
penelitian ini yaitu kualitatif. yang
digunakan yaitu triangulasi sumber
menggunakan data deskriptif berupa
data dengan menggali kebenaran
bahasa tertulis atau lisan dari orang
informasi “Perspketif mahasiswa
dan pelaku yang dapat diamati.
mengenai IPAS didalam kurikulum
Pendekatan kualitatif ini dilakukan
merdeka”
untuk menjelaskan dan menganalisis
fenomena individu atau kelompok,
peristiwa, dinamika sosial, sikap, HASIL & PEMBAHASAN
keyakinan, dan persepsi. Hasil
Hasil wawancara yang telah
Instrumen penelitian ini yaitu, dilakukan kepada mahasiswa mengenai
pedoman wawancara: berupa daftar perspektif mereka terhadap IPAS yang ada
pertanyaan mengenai Perspektif didalam kurikulum merdeka yaitu :
Mahasiswa PGSD A terhadap IPAS
didalam kurikulum merdeka. Dengan

Didaktika Tauhidi: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vx Nx Bulan 20xx:xx-xx


4 Penulis
Judul

Data Mahasiswa mengenai ke efektipan


mengenai konsep atau materi
pelajaran IPAS didalam Kurikulum Merdeka
jenjang Sekolah Dasar kemudian mencari solusinya, baik itu
masalah pribadi maupun masalah
11%
Sangat efektif kelompok untuk dipecahkan sendiri
16%
Efektif
ataupun secara bersama-sama, di
73% Belum efektif
dalam IPAS juga peserta didik
diharapkan dapat berfikir alamiah,
Gambar 1 Analisis persentase mahasiswa
kritis, dan analitis serta mampu
Dari gambar diagram diatas bertindak aktif dan mandiri.
diketahui bahwa Mahasiswa
Pelajaran IPAS lebih baik
berpendapat IPAS tersebut belum
dibandingkan dengan pelajaran
efektif di terapkan, akan tetapi mampu
tematik di Sekolah Dasar karena IPAS
menjadi solusi bagi pengembangan
penggabungan antara IPA dan IPS
Problem Solving di Sekolah Dasar.
yang dapat memicu peserta didik
karena pembelajaran IPAS masih baru,
untuk mengelola lingkungan alam dan
guru dan peserta didik harus
social. Kemudian didalam kurikulum
beradaptasi dengan kurikulum yang
merdeka Guru dan peserta didik
baru, harus memahami satu persatu
menjadi merdeka, peserta didik dapat
antara IPA dan IPS, dan tidak semua
memilih mata pelajaran sesuai dengan
peserta didik mampu menyukai
minat, bakat, dan aspirasinya, bagi
keduanya secara sekaligus atau
guru mereka akan mengajar sesuai
bersamaan. (Kurikulum, 2003) peranan
dengan tahapan perkembangan peserta
guru sulit digan-tikan dengan yang
didik. Dan Sekolah memiliki
lain. Guru memegang peranan strategis
wewenang untuk mengembangkan
terutama dalam upaya membentuk
kurikulum dengan mengelolanya
watak bangsa. Dipandang dari dimensi
sesuai dengan karakteristik pendidikan
pembelajaran, peranan guru tetap
dan peserta didik. Sedangkan didalam
dominan sekalipun teknologi
pelajaran tematik mencakup seluruh
pembelajaran berkembang dengan
pelajaran dalam satu tema yang
pesat. Adapun yang mampu menjadi
membuat peserta didik cenderung
solusi karena anak akan mampu
kurang memahami pelajaran tematik.
mengeksplor pemahaman mendalam
Akan tetapi tematik sama-sama baik
Didaktika Tauhidi: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vx Nx Bulan 20xx:xx-xx
p-ISSN 2442-4544 | e-ISSN 2550-0252 5
DOI: 10.30997/dt.vxix.xxxx

memberikan pemahaman yang Ristek, n.d.). dari kutipan diatas


menyeluruh kepada siswa. mahasiswa berpendapat bahwa IPAS
Perbedaannya hanya didalam efektif dalam mendorong
pelajarannya saja, tematik mencakup pengembangan karakter dan
semua pelajaran dalam satu tema, pemanfaatan potensial peserta didik
sedangkan IPAS pergabungan antara terhadap permasalahan yang ada
pelajaran IPA dan IPS sehingga dilingkungan masyarakat, karena IPAS
didalamnya terdapat kelebihan dan mencakup pelajaran IPS yang di
kekurangan masing-masing. dalamnya di ajarkan sosialisasi dan
IPAS relevan serta interaktif sehingga
Namun penggabungan konten
lebih efektif dilingkungan sekitar,
pembelajaran IPA dan IPS menurut
dengan harapan peserta didik dapat
perspektif mahasiswa sudah tepat,
mengelola lingkungan alam dan sosial
mampu mengembangkan pola pikir
dengan baik serta dilatih kepedulian
ilmiah, dan mampu mendorong
mereka terhadap lingkungan di
peserta didik memiliki perilaku social
masyarakat, bahkan mereka harus
di Sekolah Dasar. karena IPA berfokus
mampu untuk peduli dan
pada objek kajian ilmiah fenomena
bertanggungjawab terhadap
alamnya, sedangkan IPS berfokus pada
permasalahan yang ada dilingkungan
konteks sosial (berkaitan dengan
masyarakat sebagai pembelajaran.
masyarakat), kemudian dapat memberi
IPAS pula mampu membuat peserta
kesempatan kepada siswa untuk
didik merumuskan keputusan
melakukan kegiatan menyenangkan
berdasarkan permasalahan yang
seperti diskusi, eksperimen, sosialisasi,
dihadapi dilingkungannya, karena
observasi, dalam upaya menyelesaikan
dalam pembelajaran IPAS sendiri
permasalahan yang dihadapi.
peserta didik diajarkan untuk
Pembahasan mengembangkan kemampuan
IPAS adalah ilmu pengetahuan
menggunakan penalaran dalam hal
alam dan sosial, yang dapat memicu
mengambil keputusan untuk setiap
anak mengelola lingkungan alam dan
persoalan yang dihadapinya, dengan
lingkungan masyarakat secara sosial
membiasakan hal tersebut peserta
dalam satu kesatuan(Kemendikbud
didik dapat memecahkan masalah dan

Didaktika Tauhidi: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vx Nx Bulan 20xx:xx-xx


6 Penulis
Judul

mengambil keputusannya tidak hanya bagaimana mengajarkannya dengan


dalam lingkungan sosial tetapi juga baik. Untuk mendukung ketercapaian
lingkungan keluarga dan dirinya tesebut perlu dilakukan pembinaan
sendiri. terhadap guru, dalam rangka
membentuk guru yang
Kementerian Pendidikan,
professional(Merdeka et al., 2022).
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
telah berupaya melakukan peningkatan Adapun Pembelajaran tematik
mutu pendidikan melalui integratif IPA dan IPS lebih
pengembangan kurikulum yang menekankan pada penerapan konsep
dikenal sebagai “Kurikulum Merdeka”. belajar sambil melakukan sesuatu
Pada kurikulum merdeka ini (learning by doing). Oleh karena itu,
pembelajaran ilmu pengetahuan alam guru perlu mengemas atau merancang
diintegrasikan dengan ilmu pengalaman belajar yang akan
pengetahuan sosial menjadi IPAS. mempengaruhi kebermaknaan belajar
Tujuan pembelajaran IPAS pada siswa (meaningful learning). Pengalaman
kurikulum ini yaitu mengembangkan belajar yang menunjukkan kaitan
ketertarikan serta rasa ingin tahu, unsur-unsur konseptual menjadikan
berperan aktif, mengembangkan proses pembelajaran lebih efektif.
keterampilan inkuiri, mengerti diri Kaitan konseptual antar mata pelajaran
sediri dan lingkungannya, dan yang dipelajari akan membentuk
mengembangkan pengetahuan dan skema, sehingga siswa akan
pemahan konsep IPAS. Dengan memperoleh keutuhan dan kebulatan
demikian siswa bukan lagi hanya pengetahuan. Selain itu, dengan
menjadi objek pembelajaran, tetapi penerapan pembelajaran tematik akan
menjadi subjek pembelajaran. Oleh sangat membantu siswa, karena sesuai
karena itu guru harus dengan matang dengan tahap perkembangannya siswa
mempersiapkan dan merencanakan yang masih melihat segala sesuatu
pembelajaran yang dapat sebagai satu keutuhan (holistic)
mengembangkan pemahaman dan Pembelajaran tematik integratif juga
keterampilan proses siswa. Semua itu merupakan pendekatan pembelajaran
dapat terwujudkan jika guru yang mengintegrasikan berbagai
menguasai konten isi materi dan kompetensi dari berbagai mata
Didaktika Tauhidi: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vx Nx Bulan 20xx:xx-xx
p-ISSN 2442-4544 | e-ISSN 2550-0252 7
DOI: 10.30997/dt.vxix.xxxx

pelajaran ke dalam berbagai dasar belum efektif untuk di terapkan


tema(Ibtidaiyah & Kurikulum, 2013). dengan berbagai alasan bahwa IPAS
terlalu global, berat untuk kapasitas
Adapun perspektif lain dari
anak sekolah dasar, dan anak tingkat
mahasiswa terkait pembelajaran IPAS
sekolah dasar belum mengetahui
di Sekolah Dasar yaitu bahwa lebih
permasalahan-permsalahan yang ada
baik IPAS diberikan kepada kalangan
di lingkungan masyarakat sehingga
sekolah atas seperti SMP atau SMA dan
peserta didik akan kesulitan dalam
sedikit berat untuk kapasitas sekolah
memahami dan menopang banyaknya
dasar karena di dalam IPAS ini siswa
materi.
diajarkan sekaligus harus memahami
dua mata pelajaran yaitu IPA dan IPS. Namun IPAS pula mampu
Dan kurang efektif apabila diberikan menjadi solusi bagi pengembangan
kepada kalangan sekolah dasar, karena Problem Solving, pengembangan pola
peserta didik tingkat Sekolah Dasar pikir ilmiah, dan mampu mendorong
(SD) belum mengetahui permasalahan- peserta didik memiliki perilaku social
permasalahan yang ada di lingkungan di Sekolah Dasar. mampu menjadi
masyarakat, kemudian peserta didik solusi karena anak akan mampu
akan merasa kesulitan dalam mengeksplor pemahaman mendalam
memahami dan menopang banyaknya mengenai konsep atau materi
materi dan pelajaran IPAS terlalu kemudian mencari solusinya, baik itu
global tidak spesifik untuk peserta masalah pribadi maupun masalah
didik yang mana kemampuan Setiap kelompok untuk dipecahkan sendiri
anak berbeda-beda mengenai perilaku ataupun secara bersama-sama, di
sosial itu tergantung Bagaimana dalam IPAS juga peserta didik
lingkungan sosial peserta didik itu diharapkan dapat berfikir alamiah,
sendiri dan tergantung pendapat kritis, dan analitis serta mampu
masing-masing anak nya. bertindak aktif dan mandiri.

UCAPAN TERIMA KASIH


SIMPULAN Tiada kata yang pantas terucap
Ditinjau dari sudut pandang
selain rasa syukur kehadirat Allah
mahasiswa, penerapan IPAS dalam SWT. Berkat limpahan dan rahmat-Nya
Kurikulum Merdeka di jenjang skolah

Didaktika Tauhidi: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vx Nx Bulan 20xx:xx-xx


8 Penulis
Judul

penyusun mampu menyelesaikan KURIKULUM 2013 Oleh Novianti


article yang berjudul Perspektif Muspiroh, M.P. 1–18.
Mahasiswa mengenai IPAS didalam Jojor, A., Sihotang, H., & Indonesia, U.
kurikulum Merdeka dengan selesai. K. (2022). EDUKATIF : JURNAL
Serta tidak lupa penulis menghaturkan ILMU PENDIDIKAN Analisis
terima kasih kepada semua pihak yang Kurikulum Merdeka dalam Mengatasi
telah memberikan bimbingan, Learning Loss di Masa Pandemi
pengarahan, nasehat dan pemikiran Covid-19 ( Analisis Studi Kasus
dalam penulisan ini, terutama kepada: Kebijakan Pendidikan ). 4(4), 5150–
Ibu Irma Inesia Sri Utami, M.Pd selaku 5161.
Dosen mata kuliah Sosiologi Kemendikbud Ristek. (n.d.).
Pendidikan yang telah memberikan Penggabungan pelajaran IPA dan
ilmunya kepada penulis. Dan teman- IPS.
teman kelas PGSD reguler A yang https:/www.bengkulunews.co.id/
selalu supprot kami. pemerintah-tetapkan-kurikulu-
baru-jurusan-ipa-ips-dihapuskan-
DAFTAR PUSTAKA
Ariga, S. (2024). Implementasi Kurikulum di-sekolah
Merdeka Pasca Pandemi Covid-19 Kurikulum, P. (2003). GURU DI
Implementation of the Independent TENGAH PERUBAHAN
Curriculum After the Covid-19 KURIKULUM Oleh: Hilal Mahmud.
Pandemic. 2(2), 662–670. 111–124.
Hidayatullah, S. (2021). Persepsi Merdeka, D. K., Agustina, N. S.,
Mahasiswa Tentang Kurikulum Robandi, B., Rosmiati, I., &
Merdeka Belajar Kampus Maulana, Y. (2022). Jurnal basicedu.
Merdeka. Jurnal Ilmiah Fonema, 6(5), 9180–9187.
4(1). Sukiman. (2017). Amanat UU No. 20
https://doi.org/10.25139/fn.v4i1. Tahun 2003 tentang Sistem
3357 Pendidikan. Ditjen PAUD Dan
Ibtidaiyah, M., & Kurikulum, P. (2013). Dikmas Kementrian Pendidikan Dan
PEMBELAJARAN TEMATIK Kebudayaan, Semarang, 1–49.
INTEGRATIF IPA DAN IPS DI http://disdik.lomboktengahkab.g
MADRASAH IBTIDAIYAH PADA o.id/wp-content/uploads/2017/0

Didaktika Tauhidi: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vx Nx Bulan 20xx:xx-xx


p-ISSN 2442-4544 | e-ISSN 2550-0252 9
DOI: 10.30997/dt.vxix.xxxx

7/Pelibatan-Keluarga-dan- M.Pd-.pdf
Masyarakat-di-Satdik-Dr.Sukiman-

Didaktika Tauhidi: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vx Nx Bulan 20xx:xx-xx

Anda mungkin juga menyukai