Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa setelah mengikuti proses
pembelajaran dengan menggunakan model discovery learning pada materi ekosistem. Penelitian ini
dilaksanakan di SMK Negeri 1 Lolowau 2021-2022. Metode penelitian yang digunakan adalah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan sebanyak dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat
tahapan, yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas
X yang berjumlah 16 orang siswa. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi
model discovery learning sains dan tes objektif. Pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal mengalami
peningkatan yaitu rata-rata hasil belajar kognitif siswa pada siklus I sebesar 75,50% dan mengalami
peningkatan pada siklus II menjadi 89,75% yang tuntas dan hasil belajar menggunakan model
discovery learning siswa pada siklus I sebesar 65,31% dan mengalami peningkatan pada siklus II
menjadi 85,31%. Hal ini menunjukan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I
ke siklus II. Oleh karena itu, siklus II sudah memenuhi indikator pencapaian hasil belajar siswa,
sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan model discovery learning terhadap hasil belajar peserta
didik pada materi Ekosistem di kelas X SMK Negeri 1 Lolowau Tahun Pelajaran 2021/2022, dapat di
terima.
Abstract
This study aims to improve student learning outcomes after following the learning process
using discovery learning models on ecosystem materials. This research was conducted at SMK Negeri
1 Lolowau 2021-2022. The research method used was Classroom Action Research (CAR) which was
conducted in two cycles. Each cycle consists of four stages, namely planning, action, observation and
reflection. The subjects of this study were students of class X, totaling 16 students. The research
instrument used was the observation sheet of the science discovery learning model and the objective
test. The achievement of Minimum Completeness Criteria has increased, namely the average cognitive
learning outcomes of students in the first cycle of 75.50% and an increase in the second cycle to
89.75% which is complete and the learning outcomes using the discovery learning model of students
in the first cycle are 65.31 % and increased in the second cycle to 85.31%. This shows that student
learning outcomes have increased from cycle I to cycle II. Therefore, cycle II has met the indicators
for achieving student learning outcomes, so it can be concluded that the application of the discovery
learning model to student learning outcomes in Ecosystem material in class X SMK Negeri 1 Lolowau
in the 2021/2022 academic year is acceptable.
Adilah, 2022; Telaumbanua, 2022; Tyera, mengikuti pembelajaran Biologi dan pada
Megawati & Rusli, 2022; Zebua et al., akhirnya memperoleh hasil yang maksimal.
2021; Zebua et al., 2022; Zagoto, 2022).
Belajar itu sendiri merupakan suatu proses METODE
dari seseorang yang berusaha untuk Penelitian ini merupakan Penelitian
memperoleh suatu bentuk perubahan Tindakan Kelas (PTK), dimana dalam satu
perilaku yang relatif menetap (Zagoto, siklus terdiri atas empat komponen, yaitu:
Yarni & Dakhi, 2020. Penjabaran di atas (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan
memberikan suatu pengertian bahwa hasil (action), (3) pengamatan (observing), dan
belajar adalah adanya perubahan yang (4) refleksi (reflecting) (Susilowati, 2018).
terjadi dalam diri individu yang belajar, Ketuntasan hasil belajar siswa
baik perubahan pengetahuan dan tingkah secara individu, datanya dianalisis apabila
laku, yang ditunjukkan melalui nilai tes. siswa telah berhasil mencapai atau
Berdasarkan definisi hasil belajar di
melewati standar nilai Kriteria Ketuntasan
atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil Minimum (KKM) sebesar 75% dan untuk
belajar merupakan perubahan tingkah laku ketuntasan belajar siswa secara klasikal jika
setelah melalui proses belajar mengajar 80% siswa telah mencapai atau melewati
yang mencakup bidang kognitif, afektif dan KKM sebesar 65%. Untuk menghitung
psikomotorik. Hasil belajar dapat diketahui ketuntasan hasil belajar siswa digunakan
dengan melakukan penilaian-penilaian persamaan:
tertentu yang menunjukkan sejauh mana
kriteria-kriteria penilaian telah tercapai.
Penilaian ini dilakukan dengan memberikan
tes. Di mana, P adalah persentase hasil
Di mana model discovery learning belajar, F adalah jumlah siswa yang tuntas,
dapat melibatkan kegiatan pembelajaran dan N adalah jumlah siswa secara
yang secara maksimal seluruh kemampuan keseluruhan.
peserta didik untuk mencari dan
menyelidiki secara sistematis, kritis, dan HASIL DAN PEMBAHASAN
logis sehingga mereka dapat menemukan
sendiri pengetahuan, sikap, dan PTK ini telah dilaksanakan di kelas
keterampilan sebagai wujud adanya X SMK Negeri 1 Lolowau dengan jumlah
perubahan perilaku (Dwi & Rahayu, 2017; siswa yaitu 16 orang. Hasil penelitian
Fajri, 2019). melalui tahapan tindakan kelas ini dengan
Dengan demikian peningkatan hasil materi ekosistem dipadukan dengan model
belajar dapat lebih optimal karena siswa discovery learning melalui siklus I dan
tersebut merasa termotivasi untuk siklus II dan dalam setiap siklus terdiri dari
meningkatkan hasil belajarnya yang telah di perencanaan, pelaksanaan, observasi dan
raih sebelumnya. Namun pada realitanya, refleksi.
hasil belajar biologi pada materi Ekosistem Kegiatan pra-siklus adalah kegiatan
masih belum memenuhi harapan. Tentunya yang dilakukan sebelum melakukan
menjadi tugas bagi guru mata pelajaran kegiatan siklus yang sesungguhnya. Tahap
Biologi kelas X SMK Negeri 1 Lolowau ini dilakukan untuk mengetahui kendala apa
untuk meningkatkan hasil belajar siswa. saja yang terdapat dalam proses
Oleh karena itu diperlukan model pembelajaran di dalam kelas. Pada saat
pembelajaran yang variatif dan cara untuk peneliti melakukan observasi didapati
memotivasi siswa agar motivasi siswa naik bahwa kendala atau masalah yang terjadi
dan siswa menjadi antusias dalam dalam proses pembelajaran yaitu masih
banyaknya siswa yang kurang mengerti
Penerapan Model Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Ekosistem
Adenirwati Gulo 310
dengan materi pembelajaran yang diajarkan Pada penelitian ini di ukur dari
karena siswa kurang aktif atau pasif, setiap siklus yang berlangsung, di mana
sehingga para siswa kurang antusias dengan pada siklus I diperoleh dari adanya 16 siswa
kegiatan pembelajaran yang berlangsung. hanya 11 orang siswa atau 37,14% yang
Hasil wawancara yang didapat dari tuntas dan terdapat 5 siswa atau 62,85%
guru bidang studi dan juga siswa yang ada siswa yang belum tuntas. Kemudian, pada
di SMK Negeri 1 Lolowau, bahwa kegiatan siklus II diperoleh dari 16 orang siswa yaitu
pembelajaran masih cenderung berpusat 14 siswa atau 87,5% siswa yang sudah
pada guru sehingga siswa lebih banyak tuntas sedangkan 2 orang siswa atau 12,5%
menjadi pendengar terutama disaat materi yang belum tuntas.
tekstual atau ceramah. Tidak banyak Berdasarkan hasil tersebut maka
kegiatan siswa dengan mencari tahu sendiri dapat dikatakan bahwa telah terjadi
materi-materi pembelajaran hanya dengan peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini di
mendengarkan ceramah dari guru. dukung dengan pendapat dari Dwi &
Pada saat pemaparan hasil diskusi Rahayu (2017), bahwa keberhasilan dalam
kelompok, kebanyakan dari peserta diskusi proses belajar dapat di lihat dari hasil
kelompok tidak memperhatikan apa yang belajarnya. Proses pembelajaran
dipaparkan oleh kelompok yang merupakan proses interaksi komunikasi
memaparkan hasil diskusi, dan juga aktif antara peserta didik dengan guru
penyampaian/pemaparan hasil diskusi oleh dalam kegiatan. Pada interaksi ini tentunya
kelompok penyaji juga masih sangat kurang mengharapkan tujuan akhir dari proses
komunikatif sehingga menyebabkan siswa pembelajaran tercapai.
yang lain cenderung merasa bosan. Hal Tujuan dari belajar adalah untuk
lainnya yang diperoleh bahwa sosialisasi mendapatkan pengetahuan dan pengalaman,
atau komunikasi antar siswa dalam sehingga terjadi perubahan tingkah laku dan
pengerjaan tugas kelompok masih sangat respon terhadap lingkungan sekitar
kurang sehingga menyebabkan dalam (Suprihatiningrum, 2016). Terdapat
pengerjaan kerja kelompok, tidak semua beberapa faktor yangmempengaruhi hasil
siswa berperan aktif dalam penyelesaian belajar yaitu faktor internal dan eksternal.
tugas tersebut. Faktor internal adalah faktor yang berasal
Selain pengamatan dan wawancara dari individu yang sedang belajar, yang
yang dilakukan, peneliti juga mendapatkan terbagi atas faktor jasmaniah, psikologis
nilai ujian siswa masih dibawah KKM. dan kelelahan. Faktor jasmaniah berkaitan
Persentase nilai pra-siklus hasil ujian siswa dengan kesehatan sesorang berpengaruh
diperoleh dari 16 siswa, hanya sebesar 25% terhadap belajarnya. Selanjutnya faktor
saja yang tuntas atau mencapai nilai KKM psikologis merupakan faktor yang dapat
sedangkan sebesar 75% belum mencapai mempengaruhi proses belajar diantaranya
nilai KKM. intelegensi, perhatian, minat, bakat. Faktor
Hasil nilai belajar siswa ini yang di terakhir yaitu kelelahan yang dibedakan
ambil untuk dijadikan tolak ukur dalam menjadi 2 macam yaitu kelelahan jasmani
penelitian ini. Keberlangsungan suatu dan psikis. Selanjutnya di tinjau dari faktor
pembelajaran merupakan suatu aktivitas eksternal atau faktor yang ada dari luar diri
yang mengandung dua kegiatan individu yang dikelompokan kedalam 3
sekaligus, yaitu belajar dan mengajar. faktor yaitu keluarga, masyarakat dan
Pembelajaran di susun dengan baik agar sekolah.
tujuan pembelajaran yang diharapkan Oleh karena itu, ketercapaian hasil
tercapai dan hasil belajar siswa meningkat belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa
dari yang sebelumnya. faktor yang diantaranya termasuk peran
sekolah khususnya guru dalam
Copyright © 2022 Educativo: Jurnal Pendidikan
P-ISSN (2829-8004) & E-ISSN (2829-6222)
Educativo: Jurnal Pendidikan 1 (1), Mei 2022 - 311
Adenirwati Gulo
mengembangkan model pembelajaran agar tersebut bisa di lihat bahwa sebagian besar
proses pembelajaran dan nilai hasil belajar hasil belajar siswa mengalami peningkatan
siswa dapat meningkat. Sehingga, dalam jika dibandingkan antaran siklus I dan II.
penerapan model discovery learning Hasil tersebut menunjukkan bahwa model
dengan materi pembelajaran klasifikasi discovey learning dapat meningkatkan hasil
makhluk hidup pada penelitian ini didapati belajar siswa.
peningkatan, dimana terdapat 2 orang siswa
yang tidak tuntas sedangkan 14 siswa KESIMPULAN
lainnya tuntas dari jumlah 16 orang siswa. Berdasarkan hasil dan pembahasan
Salah satu faktor yang menunjang yang telah dikemukakan, maka dapat
ketercapaian tujuan pembelajaran tidak disimpulkan bahwa penerapan model
terlepas dari model yang digunakan oleh discovery learning dalam pembelajaran
guru. Model pembelajaran adalah cara yang Biologi dapat meningkatkan hasil belajar
berisi prosedur baku untuk melaksanakan
siswa kelas X SMK Negeri 1 Lolowau pada
kegiatan pembelajaran, khususnya kegiatan materi Ekosistem.
penyajian mata pelajaran kepada siswa.
Prosedur baku tersebut digunakan oleh guru DAFTAR PUSTAKA
untuk mengajar di kelas. Selain itu, dengan
model pembelajaran dapat membantu guru Dakhi, O. (2022). Implementasi Model
dan memudahkan dalam penyampaian Pembelajaran Cooperative Problem
materi kepada siswa. Maka dari itu model Solving Untuk Meningkatkan
pembelajaran yang sesuai dengan materi Kreativitas Dan Prestasi Belajar.
pembelajaran yang akan diajarkan akan Educativo: Jurnal Pendidikan, 1(1),
lebih menunjang pada kegiatan belajar 8–15.
mengajar yang berlangsung. https://doi.org/10.56248/educativo.v1
Penelitian ini menggunakan model i1.2
discovey learning, yang adalah suatu model
untuk mengembangkan cara belajar siswa Dakhi, O., Jama, J., Irfan, D., Ambiyar, &
aktif dengan menemukan sendiri, Ishak. (2020). Blended Learning: A
menyelidiki sendiri maka hasil yang 21st Century Learning Model At
diperoleh akan setia dan tahan lama dalam College. International Journal of
ingatan dan tidak akan mudah untuk Multi Science, 1(7), 17–23.
dilupakan oleh siswa itu sendiri (Dwi & Dwi, F. K. & Rahayu. (2017). Pengaruh
Rahayu, 2017). Oleh karena itu, salah satu Model Pembelajaran Discovery
letak penerapan model discovery learning Learning Terhadap Hasil Belajar
yaitu berpikir dan mencoba untuk Siwa Kelas 4 SD. Scholaria, 6(2),
memecahkan masalah sendiri. Sehingga, 130-139.
pada penelitian ini sebagaimana diketahui
terjadi peningkatan hasil belajar dari pra Fajri, Z. (2019). Model Pembelajaran
siklus, siklus I hingga siklus II, dimana Discovery Learning dalam
dengan adanya keterlibatan aktif siswa pada Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa
proses pembelajaran yang berlangsung. SD. Jurnal IKA, 7(2), 65-66.
Peningkatan tersebut terjadi karena model Hulu, Y., & Telaumbanua, Y. N. (2022).
discovey learning yang berlandaskan pada Analisis Minat Dan Hasil Belajar
teori-teori belajar kontruktivisme (Fajri, Siswa Menggunakan Model
2019). Pembelajaran Discovery Learning.
Berdasarkan hasil pada siklus I Educativo: Jurnal Pendidikan, 1(1),
diperoleh 65,31% dan pada siklus II 283–290.
diperoleh 85,31%, sehingga dari hasil
Penerapan Model Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Ekosistem
Adenirwati Gulo 312