Anda di halaman 1dari 9

Volume 8, Nomor 7, 2020

Available on: http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/pgsd

Proses Pembelajaran Tematik Terpadu dengan Model


Problem Based Learning (PBL) di Sekolah Dasar
Widya Krismayanti1), Mansurdin1)
1)
Universitas Negeri Padang, Kota Padang, Indonesia

e-mail: widya.krismayanti30@gmail.com, mansurdin@fip.unp.ac.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan proses pembelajaran


tematik terpadu peserta didik di kelas V Sekolah Dasar menggunakan model Problem
Based Learning (PBL). Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas,
yang dilakukan dengan dua siklus. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Hasil pengamatan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran pada siklus II memperoleh rata-rata sebesar 89,28%
kualifikasi baik (B), dan mengalami peningkatan pada siklus II sehingga memperoleh
rata-rata sebesar 96,42% dengan kualifikasi amat baik (AB). Pada pelaksanaan
pembelajaran siklus I aspek guru dan aspek peserta didik masing-masing memperoleh
rata-rata sebesar 80,35% dengan kualifikasi baik (B), dan pada siklus II meningkat
menjadi 96,42% kualifikasi amat baik (AB). Pada aspek pengetahuan dan keterampilan
peserta didik di siklus I memperoleh rata-rata sebesar 75,01 dengan predikat baik (B), dan
juga mengalami peningkatan pada siklus II sehingga memperoleh rata-rata sebesar 85,14
dengan predikat sangat baik (A). Hal ini menunjukkan adanya peningkatan proses
pembelajaran tematik terpadu dengan menggunakan model Problem Based Learning
(PBL) di kelas V SD Negeri 20 Indarung Kota Padang.

Kata kunci: Problem Based Learning (PBL), Proses Pembelajaran, Tematik Terpadu

Integrated Thematic Learning Process with Models


Problem Based Learning (PBL) in Elementary Schools
Abstract
This study aims at finding out how Problem Based Learning (PBL) model improves
the integreted thematic learning process of the fifth year elementary school students. This
study used a classroom action research, conducted in two cycles. This studi used both
qualitative and quantitative appoarches. The results of the observations on the Lesson Plan
in Cycle I were on an average of 89,28%, categorized in the “good” qualification (G). The
results increased to an average of 96,42% in Cycle II categorized in the “very good”
qualification (VG). In the learning process during Cycle I, the results of the observations
on the teacher and student aspects were on an average of 80,35%, categorized in the
“good” qualification (G). The results increased to 96,42% in Cycle II, categorized in the
“very good” qualification (VG). In the aspect of students’ knowledge and skills, the results
of the observations in Cycle I were on average 75,01% categorized in the “good”
qualification (G). The results also increased in Cycle II to an average of 85,14%,
categorized in the “very good” qualification (VG). Thus, the results indicate an increase in
the integrated thematic learning process using the Problem Based Learning (PBL) model
in class V of SD Negeri 20 Indarung, Padang.

Keywords: Problem Based Learning (PBL), learning process, integrated thematic learning

102
Volume 8, Nomor 7, 2020
Available on: http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/pgsd

PENDAHULUAN Harjono & Airlanda, 2018; Cahyadi,


Pendidikan adalah suatu usaha Dwikurnianingsih & Hidayat, 2019).
nyata dan sadar yang dilakukan melalui Pembelajaran tematik terpadu ditunjuk
proses bimbingan, pengajaran dan agar peserta didik dapat aktif dan
pelatihan oleh seorang pendidik untuk mampu mengembangkan potensinya
meningkatkan dan membangun potensi dalam pembelajaran, karena konsep
yang dimiliki oleh setiap peserta didik pembelajaran tematik terpadu ini adalah
(Fakhriyah, 2014; Cahyo, Wasitohadi & pembelajaran yang berpusat pada siswa
Rahayu, 2018; Kistian, 2019). Oleh (Student Center). Dalam hal tersebut
sebab itu, pemerintah terus berusaha sesuai dengan karakteristik
untuk meningkatkan mutu pendidikan di pembelajaran tematik terpadu yakni: 1)
Indonesia. Salah satunya yaitu berpusat pada siswa, 2) memberikan
disempurnakannya kurikulum pengalaman langsung kepada siswa, 3)
pembelajaran. kurikulum saat ini pemisahan antar mata pelajaran tidak
diterapkan disekolah adalah kurikulum jelas, 4) bersifat fleksibel, 5) hasil
2013. Kurikulum 2013 menggunakan pembelajaran sesuai dengan minat dan
pendekatan termatik terpadu dengan kebutuhan siswa, dan 6) menggunakan
memiliki buku guru dan buku siswa prinsip belajar sambil bermain
sebagai bahan ajar yang dijadikan salah (Rusman, 2015).
satu faktor keberhasilan proses Pembelajaran tematik terpadu
pembelajaran peserta didik (Desyandri, bertujuan untuk meningkatkan keaktifan
Muhammadi, Mansurdin & Fahmi, peserta didik, memberikan pengalaman
2019). Pada kurikulum 2013 terdapat langsung kepada peserta didik, serta
harapan bahwa tidak ada lagi tidak tampak dan terasa adanya
pembelajaran yang berpusat pada guru pemisahan antara mata pelajaran satu
(Watipah, 2019). dengan mata pelajaran lainnya.
Pembelajaran tematik terpadu Sehingga peserta didik terlatih untuk
adalah model pembelajaran berbasis dapat menemukan sendiri berbagai
tema yang mengintegrasikan beberapa konsep dan pengetahuan baru yang
mata pelajaran sehingga proses dipelajarinya secara menyeluruh,
pembelajaran akan menjadi lebih bermakna dan aktif (Marsali, 2016).
bermakna (Armadi, 2017; Rusyita, Pembelajaran tematik terpadu dalam

103
Volume 8, Nomor 7, 2020
Available on: http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/pgsd

proses belajar harus menggunakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


model, metode, media dan sumber (RPP) yang digunakan sama persis
pembelajaran yang sesuai dengan dengan yang ada pada buku guru, yang
karakteristik peserta didik (Vera, mana seharusnya RPP itu
Mawardi & Astuti, 2019). dikembangkan dengan menggunakan
Secara umum pelaksanaan model pembelajaran yang tepat sesuai
pembelajaran tematik terpadu pada dengan situasi, kondisi, dan
kurikulum 2013 belum berjalan secara karakteristik peserta didik.
optimal. Masih ada ditemukan beberapa Pada pelaksanaan pembelajaran
kesalahan selama berlangsungnya peneliti temukan beberapa masalah
proses pembelajaran. Proses yang dialami oleh guru, antara lain: (1)
pembelajaran adalah interaksi antara guru belum menggunakan model
guru dan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran yang tepat sesuai dengan
pendidikan untuk mengembangkan diri situasi, kondisi, dan karakteristik
dalam segala aspek, baik dalam sikap, peserta didik; (2) pembelajaran masih
pengetahuan dan keterampilan sehingga berpusat kepada guru; (3) guru kurang
tercapainya tujuan tertentu pada suatu mengaitkan materi antar mata pelajaran;
lingkungan belajar (Hidayah, 2015; (4) masih jelasnya pemisah antar mata
Rachmawati & Daryanto, 2015). pelajaran; (5) guru kurang
Berdasarkan hasil observasi memperkenalkan peserta didik dengan
yang peneliti lakukan dikelas V B SDN masalah-masalah nyata yang dekat
20 Indarung Kota Padang pada hari dengan lingkungan peserta didik; (6)
selasa dan kamis tanggal 22 dan 31 guru kurang memberikan kesempatan
Oktober 2019 peneliti menemukan kepada peserta didik untuk
beberapa permasalahan pada Rencana berpartisipasi aktif pada kelompok
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan dalam menemukan permasalahan-
pelaksanaan pembelajaran. Pada permasalahan kontekstual yang sedang
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dipelajari; dan (7) sumber belajar belum
(RPP) peneliti temukan bahwa guru dikembangkan dan masih berpusat pada
tidak mengembangkan Rencana buku siswa.
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang Dampak dari permasalahan
ada pada buku guru. Terlihat bahwa diatas mengakibatkan: (1) peserta didik

104
Volume 8, Nomor 7, 2020
Available on: http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/pgsd

belum sepenuhnya berpartisipasi aktif, memahami dunia kehidupannya


(2) peserta didik tidak berlatih untuk (Setiyaningrum, 2018)
berpikir kritis, (3) peserta didik enggan Peneliti memilih untuk
bertanya serta mengemukakan pendapat menerapkan model Problem Based
sehingga inisiatif peserta didik dalam Learning (PBL) karena dianggap cocok
bekerja tidak tumbuh, (4) peserta didik untuk mengatasi permasalahan tersebut.
kurang terlatih mengembangkan Problem Based Learning (PBL)
keterampilan berpikir dalam merupakan suatu model pembelajaran
memecahkan masalah dan menerapkan yang menggunakan masalah dunia nyata
konsep-konsep yang dipelajari di sebagai fokus utama, kemudian
sekolah ke dalam dunia nyata, dan (5) mengkondisikan siswa berpikir kritis
peserta didik menjadi tidak mandiri untuk mencari solusi terhadap
dalam proses pembelajaran. permasalahan yang diajukan sehingga
Salah satu tindakan yang dapat siswa memperoleh pengetahuan dan
dilakukan guru untuk mengatasi keterampilan yang esensial dari bahan
permasalahan di atas adalah dengan pelajarannya (Faisal, 2014).
menggunakan model pembelajaran yang Bedasarkan permasalahan di
tepat dalam menerapkan pembelajaran atas, peneliti merasa tertarik untuk
tematik, sehingga dapat mendorong melakukan perbaikan proses
peserta didik dalam memahami makna pembelajaran dalam pembelajaran
belajar dan mengaitkan berbagai konsep termatik kurikulum 2013 dengan
mata pelajaran melalui pengalaman mengambil judul untuk penelitian
belajar, serta membantu peserta didik tindakan kelas yaitu “Peningkatan
sedemikian rupa sehingga tujuan Proses Pembelajaran Tematik Terpadu
pembelajaran tercapai. Pembelajaran dengan Model Problem Based Learning
tematik menganjurkan model (PBL) di Kelas V SD Negeri 20
pembelajaran yang menjadikan aktivitas Indarung Kota Padang”.
pembelajaran yang relevan dan penuh
METODE PENELITIAN
makna bagi siswa dengan
Jenis penelitian yang dilakukan
memberdayakan ilmu pengetahuan
dalam penelitian ini adalah Penelitian
siswa dan pengalaman untuk membantu
Tindakan Kelas (PTK) yang

105
Volume 8, Nomor 7, 2020
Available on: http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/pgsd

dilaksanakan dengan dua siklus. HASIL DAN PEMBAHASAN


Menurut Arikunto, Suhardjo dan Ciri-ciri pembelajaran Problem
Supardi (2009: 58) “Penelitian Based Learning antara lain: (a)
Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian mengajukan pertanyaan/masalah, (b)
tindakan (action research) yang berfokus pada keterkaitan antar disiplin,
dilakukan dengan bertujuan (c) menyelidikan auntentik, (d)
memperbaiki mutu praktik menghasilkan produk dan
pembelajaran di kelasnya”. Prosedur memamerkannya, dan (e) kolaborasi
penelitian dilakukan dengan empat (Fakhriyah, 2014). Dengan ciri-ciri
kegiatan utama yang ada pada setiap tersebut didapat langkah-langkah model
siklus yaitu perencanaan, pelaksanaan, pembelajaran Problem Based Learning
pengamatan, dan refleksi (Arikunto, yang dapat diterapkan pada proses
Suhardjo & Supardi, 2009). pembelajaran.
Data penelitian berupa data Tabel 1. Langkah-langkah
Model PBL
kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif
Langkah-langkah
dapat diperoleh dari hasil belajar peserta dalam Problem Perilaku guru
Based Learning
didik dalam memahami materi yang
Langkah 1 Guru menjelaskan tujuan
diajarkan. Data kualitatif berupa hasil Orientasi peserta pembelajaran,
didik pada masalah menjelaskan logistik
pengamatan observasi dan hasil tes dari
yang dibutuhkan,
setiap tindakan perbaikan pembelajaran mengajukan fenomena
atau demonstrasi atau
tematik terpadu dengan model Problem
cerita yang memunculkan
Based Learning (PBL) di kelas V B SD masalah, memotivasi
peserta didik untuk
Negeri 20 Indarung Kota Padang.
terlibat dalam pemecahan
Sumber data penelitian adalah masalah yang dipilih.
pengamatan aktivitas atau perilaku guru Langkah 2 Guru membantu peserta
Mengorganisasikan didik untuk
dan peserta didik, serta hasil belajar peserta didik untuk mendefenisiskan dan
pada pembelajaran tematik terpadu belajar. mengorganisasikan tugas
belajar yang
dengan model Problem Based Learning berhubungan dengan
(PBL). Data diperoleh dari subjek yang masalah tersebut.
Langkah 3 Guru mendorong peserta
diteliti, yakni guru dan peserata didik di Membantu didik untuk
kelas V B SD Negeri 20 Indarung Kota penyelidikan mengumpulkan informasi
individu atau yang sesuai,
Padang. kelompok. melaksanakan

106
Volume 8, Nomor 7, 2020
Available on: http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/pgsd

eksperimen untuk rencana pelaksanaan pembelajaran


mendapatkan penjelasan
siklus II kembali mengalami
dan pemecahan masalah.
Langkah 4 Guru membantu peserta peningkatan, sehingga memperoleh skor
Mengembangkan didik dalam
27 dari skor maksimal 28 dengan
dan menyajikan merencanakan dan
hasil karya. menyiapkan karya yang persentase yang didapat sebesar 96,42%
sesuai seperti laporan,
dengan kualifikasi amat baik (AB). Dari
video dan model serta
membantu mereka untuk hasil tersebut menandakan adanya
berbagi tugas dengan
peningkatan dari siklus I ke siklus II
temannya.
Langkah 5 Guru membantu peserta sebesar 7,14%.
Menganalisis dan didik untuk melakukan Pada pelaksanaan pembelajaran
mengevaluasi refleksi terhadap
proses pemecahan penyelidikan mereka menggunakan model Problem Based
masalah. yang mereka gunakan Learning (PBL) di kelas V SD Negeri
dan melakukan evaluasi.
(Sumber: Mudlofir & Rusydiyah, 2017) 20 Indarung Kota Padang juga
mengalami peningkatan baik dari aspek
Perencanaan pelaksanaan
guru maupun aspek peserta didik. Pada
pembelajaran menggunakan model
siklus I pertemuan I aktivitas guru
Problem Based Learning (PBL) di kelas
memperoleh skor 21 dari skor maksimal
V SD Negeri 20 Indarung Kota Padang
28 dengan persentase 75% dan
mengalami peningkatan. Pada siklus I
kualifikasi cukup (C). Pada siklus I
pertemuan I rencana pelaksanaan
pertemuan II aktivitas guru mengalami
pembelajaran ini memperoleh skor 24
peningkatan dengan memperoleh skor
dari skor maksimal 28 dengan
24 dari skor maksimal 28 sehingga
persentase 85,71% dengan kualifikasi
persentase yang diperoleh adalah
baik (B). Sedangkan pada siklus I
85,71% dengan kualifikasi baik (B).
pertemuan II mengalami peningkatan
Sehingga rata-rata aktivitas guru pada
dengan memperoleh skor 26 dari skor
siklus I adalah 80,35% dengan
maksimal 28 dengan persentase yang
kualifikasi baik (B). Pada siklus II
diperoleh sebesar 92,85% dengan
aktivitas guru kembali mengalami
kualifikasi amat baik (AB). Sehingga
peningkatan, sehingga memperoleh skor
rata-rata rencana pelaksanaan
27 dari skor maksimal 28 dengan
pembelajaran pada siklus I adalah
persentase yang diperoleh 96,42%
89,28% kualifikasi baik (B). Pada
kualifikasi amat baik (AB). Hal ini

107
Volume 8, Nomor 7, 2020
Available on: http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/pgsd

menandakan adanya peningkatan dari sebesar 69,80 dengan prediket baik (B-
siklus I ke siklus II sebesar 16,07 %. ). Sehingga rata-rata aspek pengetahuan
Pada aspek peserta didik, dan keterampilan pada siklus I
pelaksanaan pembelajaran pertemuan 1 sebesar 71,32 dengan
menggunakan model Problem Based prediket baik (B) dan persentase
Learning (PBL) di kelas V SD Negeri ketuntasan 54,83%. Pada aspek
20 Indarung Kota Padang juga pengetahuan peserta didik siklus I
mengalami peningkatan. Pada siklus I pertemuan 2 mengalami peningkatan
pertemuan I aktivitas peserta didik menjadi 80,73 dengan prediket baik
memperoleh skor 21 dari skor maksimal (B+) dan aspek keterampilan
28 dengan persentase 75% dan memperoleh rata-rata 76,67 dengan
kualifikasi cukup (C). Pada siklus I prediket baik (B+). Sehingga rata-rata
pertemuan II aktivitas peserta didik aspek pengetahuan dan keterampilan
mengalami peningkatan dengan pada siklus I pertemuan 2 sebesar 78,56
memperoleh skor 24 dari skor maksimal dengan prediket baik (B+) dan
28 sehingga persentase yang diperoleh persentase ketuntasan 75,8%. Serta rata-
adalah 85,71% dengan kualifikasi baik rata aspek pengetahuan dan
(B). Sehingga rata-rata aktivitas peserta keterampilan pada siklus I secara
didik pada siklus I adalah 80,35% keseluruhan sebesar 75,01 dengan
dengan kualifikasi baik (B). Pada siklus predikat baik (B).
II aktivitas peserta didik kembali Pada siklus II aspek
mengalami peningkatan, sehingga pengetahuan peserta didik meningkat
memperoleh skor 27 dari skor maksimal menjadi 87 dengan prediket sangat baik
28 dengan persentase yang diperoleh (A) dan aspek keterampilan 83,29
96,42% kualifikasi amat baik (AB). Hal dengan prediket sangat baik (A-).
ini menandakan adanya peningkatan Sehingga rata-rata aspek pengetahuan
dari siklus I ke siklus II sebesar 16,07%. dan keterampilan pada siklus II sebesar
Pada aspek pengetahuan peserta 85,14 dengan prediket sangat baik (A-)
didik siklus I pertemuan 1 memperoleh dan persentase ketuntasan 90,32%. Hal
rata-rata sebesar 72,84 dengan prediket ini menandakan adanya peningkatan
baik (B), sedangkan pada aspek dari siklus I ke siklus II. Untuk lebih
keterampilan memperoleh rata-rata jelasnya, peningkatan hasil penelitian

108
Volume 8, Nomor 7, 2020
Available on: http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/pgsd

siklus I dan siklus 2 dapat dilihat pada Pada hasil pelaksanaa pembelajaran
grafik berikut: aspek pengetahuan dan keterampilan
siklus I memperoleh rata-rata sebesar
120,00% 75,01 dengan predikat baik (B), dan
100,00%
80,00% mengalami peningkatan pada siklus II
60,00%
40,00%
S1 P1 sehingga menjadi 85,14 dengan prediket
20,00% S1 P2 sangat baik (A-). Jadi, melalui model
0,00%
S2 pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) meningkatkan proses
pembelajaran peserta didik kelas V B
SD Negeri 20 Indarung Kota Padang.
Grafik 1. Peningkatan Hasil Penelitian
Seluruh Pertemuan
DAFTAR RUJUKAN
SIMPULAN Arikunto, S., Suhardjono & Supardi.
Berdasarkan hasil penelitian dan (2009). Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
pembahasan, dapat disimpulkan bahwa
Armadi, A. (2017). Pendekatan
terdapat peningkatan pada rencana Scientific Dalam Pembelajaran
pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan Tematik Terpadu di SD. Jurnal
Autentik 1(1), 55-67.
pembelajaran dan hasil pelaksanaan
pembelajaran tematik terpadu Cahyadi, E., Dwikurnianingsih, Y., &
Hidayat, N. (2019). Peningkatan
menggunakan model Problem Based Hasil Belajar Tematik Terpadu
Learning (PBL). Rencana pelaksanaan Melalui Model Projek Based
Learning Pada Siswa Sekolah
pembelajaran pada siklus I memperoleh Dasar. Jurnal Riset Teknologi
persentase sebesar 89,28% dan dan Inovasi Pendidikan. 2(1),
205-218.
meningkat pada siklus II dengan
persentase 96,42%. Pada pelaksanaan Cahyo, R., N., Wasitohadi, & Rahayu,
T., S. (2018). Upaya
pembelajaran aspek guru dan peserta Meningkatkan Hasil Belajar IPS
didik, masing-masing memperoleh Melalui Model Problem Based
Learning (Pbl) Berbantuan
persentase sebesar 80,35% dengan Media Audio Visual Pada Siswa
kualifikasi baik (B) di siklus I dan Kelas 4 SD. Jurnal Basicedu.
2(1), 28-31.
meningkat pada siklus II menjadi
96,42% kualifikasi amat baik (AB). Desyandri, D., Muhammadi, M.,
Mansurdin, M., & Fahmi, R.

109
Volume 8, Nomor 7, 2020
Available on: http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/pgsd

(2019). Development Of Inovatif. Jakarta: RajaGrafindo


Integrated Thematic Teaching Persada.
Material Used Discovery
Learning Model In Grade V Rachmawati, T., & Daryanto. (2015).
Elementary School. Jurnal Toeri Belajar dan Proses
Konseling dan Pendidikan. 7(1), Pembelajaran yang Mendidika.
16-22. Yogyakarta: Gava Media.

Faisal. (2014). Sukses Mengawal Rusman. (2015). Model-Model


Pembelajaran Pengembangan
Kurikulim 2013 Di SD (Teori
Profesionalisme Guru. Jakarta:
dan Aplikasi). Yogyakarta: RajaGrafindo Persada.
Diandra Creative.
Fakhriyah, F. (2014). Penerapan Rusyita, L., Harjono, N., & Airlanda,
Problem Based Learning Dalam G., S. (2018). Peningkatam
Upaya Mengembangkan Proses dan Hasil Belajar Tema 8
Kemampuan Berpikir Kritis Subtema 1 Muatan IPS Melalui
Mahasiswa. Jurnal Pendidikan Model Pembelajaran Problem
IPA Indonesia. 3(1), 96-97. Based Learning Pada Siswa
Kelas 4 SDN Lepok 07 Salatiga
Hidayah, N. (2015). Pembelajaran Semester II Tahun Pelajaran
Tematik Integratif di Sekolah 2017/2018. Jurnal Mitra
Dasar. Terampil Pendidikan dan Pendidikan. 2(7), 603-612.
Pembelajaran Dasar. 2(1), 34-
35. Setiyaningrum, M. (2018). Peningkatan
Hasil Belajar Menggunakan
Kistian, A. (2019). Penerapan Model Model Problem Based Learning
Pembelajaran Problem Based (PBL) Pada Siswa Kelas 5 SD.
Learning (PBL) Dalam Jurnal Riset Teknologi dan
Meningkatkan Hasil Belajar Inovasi Pendidikan.1(2), 99-108.
Siswa Kelas IV SD Negeri
Ujong Tanjong Kabupaten Aceh Vera, M., Mawardi, & Astuti, S. (2019).
Barat. Genta Mulia. 10(1), 92- Peningkatan Kreativitas dan
104. Hasil Belajar Siswa Melalui
Model Pembelajaran Problem
Marsali, A. (2016). Peningkatan Based Learning Pada Kelas V
Pembelajaran Tematik Terpadu SDN Sidorejo Lor V Salatiga.
Dengan Menggunakan Model Maju. 6(1), 11-21.
Problem Based Learning di
Kelas IV Sekolah Dasar. e- Watipah, Y. (2019). Peningkatan Proses
Jurnal Inovasi Pembelajaran Pembelajaran Tematik Terpadu
SD. 1, 1-17. Dengan Menggunakan Model
Discovery Learning di Kelas IV
Mudlofir, A., & Rusyidiyah, F., E. Sekolah Dasar. Journal on
(2017). Desain Pembelajaran Teacher Education. 1(1), 12-23.

110

Anda mungkin juga menyukai