Anda di halaman 1dari 13

MODEL PEMBELAJARAN INTEGRATIF DENGAN

STRATEGI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)


DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI

Khadijah, Zulvia Trinova, Lastri Susanti


Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang
khadijahiain@gmail.com, zulvia.trinova12@gmail.com
lastri_susanti@gmail.com}

Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya nilai tematik pada pembelajaran PKN dan
Bahasa Indonesia peserta didik di MIN 1 Kota Pariaman Tahun Ajaran 2019/2020 yang sebagian
besar masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 75. Pembelajaran masih didominasi
oleh pendidik sehingga peserta didik kurang aktif dalam pembelajaran, peserta didik kurang
berinteraksi dan kerja sama antar peserta didik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil
belajar PKN dan Bahasa Indonesia peserta didik kelas II MIN 1 Kota Pariaman, yang menerapkan
Strategi Contextual Teaching and Learning (CTL) lebih baik dari hasil belajar peserta didik yang
tidak menerapkan Strategi CTL. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian Quasy Experiment dengan rancangan penelitian Randomized Control Group Only
Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas II MIN 1 Kota Pariaman
dengan jumlah peserta didik sebanyak 52 orang yang terdiri dari 2 kelas. Pada kelas eksperimen
diberi perlakuan berupa penerapan Strategi CTL, sedangkan kelas kontrol dengan penerapan model
pembelajaran biasa. Penelitian dilaksanakan dari bulan Juni sampai Agustus 2019. Instrumen yang
digunakan untuk mengetahui hasil belajar adalah tes akhir. Hasil menunjukkan bahwa perolehan
rata-rata nilai kelas eksperimen 78,25 dan rata-rata nilai kelas kontrol 62,5. Berdasarkan hasil uji-t
sehingga diperoleh thitung>ttabel (4,069>0,2732) dengan α= 0,05 pada taraf kepercayaan 95%. Maka
keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima artinya hasil belajar PKN dan Bahasa Indonesia
peserta didik yang menerapkan Strategi CTL baik daripada hasil belajar peserta didik yang tidak
menerapkan Strategi CTL di kelas II MIN 1 Kota Pariaman Tahun Ajaran 2019/2020.

Kata Kunci: Model Pembelajaran Integratif, Contextual Teaching and Learning


(CTL), Tematik, Pembelajaran Aktif, Afektif

Abstract
This research is motivated by the number of thematic values in PKN learning and
Indonesian language in MIN 1 Pariaman City Academic Year 2019/2020 which is still mostly
below the Minimum Mastery Criteria (KKM) 75. Learning is still dominated by educators so
students are less active in learning, students doesn’t interaction and cooperation. This study aims to
determine the learning outcomes of PKN and Indonesian language in grade II MIN 1 Pariaman
City, who apply the Contextual Teaching and Learning (CTL) Strategy better than the learning
outcomes not apply the CTL Strategy. This type of research used in this study is a Quasy
Experiment study with a Randomized Control Group Only Design research design. The population
in this study were all students of class II MIN 1 in Pariaman City with a total of 52 students
consisting of 2 classes. In the experimental class the treatment was given in the form of applying
CTL Strategy, while the control class with the application of the usual learning model. The study
was conducted from June to August 2019. The instrument used to determine learning outcomes was
the final test. The results showed that the average acquisition value of the experimental class was
78.25 and the average value of the control class was 62.5. Based on the results of the t-test to obtain
t count> t table (4.069> 0.2732) with α = 0.05 at 95% confidence level. Then the decision is that Ho
2 | Jurnal Tarbiyah al-Awlad, Volume X Edisi 1 2020

is rejected and Ha is accepted, meaning that the learning outcomes of PKN and Indonesian
Language students who apply the CTL Strategy are better than the learning outcomes of students
who do not apply the CTL Strategy in class II MIN 1 Pariaman City Academic Year 2019/2020.

Keyword: Integrative Learning Model, Contextual Teaching and Learning (CTL),


Thematic, Active Learning, Affective

PENDAHULUAN peserta didiknya. Apalagi semua peserta didik


Pembelajaran adalah proses interaksi yang dihadapinya berbeda tingkatan, mulai
peserta didik dengan pendidik dan sumber dari tingkatan rendah sampai ke tingkatan
belajar pada suatu lingkungan belajar. tinggi yang memperoleh pembelajaran melalui
Pembelajaran juga serangkaian proses yang pembelajaran tematik terpadu.
dilakukan oleh guru agar siswa belajar. Jadi Pembelajaran tematik terpadu
pembelajaran merupakan suatu proses merupakan suatu strategi pembelajaran yang
menciptakan kondisi yang kondusif agar melibatkan beberapa mata pelajaran untuk
terjadi interaksi komunikasi belajar mengajar memberikan pengalaman yang bermakna
pendidik, peserta didik, dan komponen kepada peserta didik. Keterpaduan
pembelajaran lainnya untuk mencapai tujuan pembalajaran dapat dilihat dari aspek proses
pembelajaran (Trianto, 2015; Sani, 2013). atau waktu, aspek kurikulum dan aspek belajar
Menurut Susanto Pembelajaran merupakan mengajar (Abdul Majid, 2014; Nurdyansyah,
komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh 2005). Pembelajaran tematik terpadu adalah
pihak guru sebagai pendidik, sedangkan pembelajaran yang dikemas dalam bentuk
belajar dilakukan oleh siswa. Di mana tema-tema berdasarkan muatan mata pelajaran
pembelajaran didalamnya mengandung makna yang dipadukan atau diintegrasikan. Tema
belajar dan mengajar. Pembelajaran yaitu merupakan wadah atau wahana untuk
proses dimana lingkungan seseorang secara mengenalkan berbagai konsep materi kepada
sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut anak didik secara menyeluruh.Tematik
serta dalam tingkah laku tertentu dalam diberikan dengan maksud menyatukan konten
kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan kurikulum dalam unit-unit dan satuan-satuan
respons terhadap situasi tertentu (Ahmad, yang utuh sehingga membuat pembelajaran
2013; Hakim, 2009). sarat akan nilai, bermakna, dan mudah
Berdasarkan hal tersebut jelas terlihat dipahami oleh peserta didik (Rusman, 2015;
bahwa pembelajaran merupakan interaksi dua Candrawati & Utami, 2016).
arah dari seorang pendidik dan peserta didik, Pembelajaran tematik terpadu
di mana di antara keduanya terjadi komunikasi melibatkan beberapa muatan mata pelajaran
terarah menuju pada suatu target yang telah untuk melibatkan pengalaman bermakna
ditetapkan sebelumnya. Pembelajaran yang kepada peserta didik. Dikatakan bermakna
baik adalah pembelajaran yang mampu karena dalam pembelajaran tematik peserta
melibatkan siswa secara langsung dalam didik akan memahami konsep-konsep yang
pembelajaran. Saat siswa terlibat secara aktif mereka pelajari melalui pengalaman langsung
dalam pembelajaran, mereka akan sungguh- dan menghubungkannya dengan konsep yang
sungguh terhubung dengan materi pelajaran lain yang telah dipahami.
sehingga mereka akan mengingat konsep yang Pelaksanaan pembelajaran tematik
dipelajari untuk jangka waktu yang lama. terpadu berawal dari tema yang telah dipilih
Seorang pendidik harus dapat dan dikembangkan oleh guru yang sesuai
menerapkan atau mengimplementasi-kannya dengan kebutuhan peserta didik. Jika
model pembelajaran yang sesuai dengan dibandingkan dengan pembelajaran
keadaan peserta didik. Sangat penting bagi konvensional, pembelajaran tematik ini
seorang pendidik mengetahui karakteristik tampak lebih menekankan pada tema sebagai
Khadijah, dkk. Model Pembelajaran Integratif … | 3

pemersatu berbagai mata pelajaran yang lebih untuk membantu siswa mengembangkan
diutamakan pada makna belajar, dan kemampuan individualnya sehingga dapat
keterkaitan berbagai konsep mata pelajaran mengatasi permasalahan dengan terobosan
yang disampaikan dengan menggunakan solusi alternatif, untuk membantu proses
berbagai metode pembelajaran yang tepat. belajar mengajar sehingga pelaksanaan
Metode pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan
proses penyampaian materi pendidik kepada baik, untuk membantu menemukan, menguji
peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan menyusun data yang dibutuhkan, untuk
dan teratur oleh tenaga pengajar atau guru memudahkan proses pembelajaran, untuk
(Maesaroh, 2013; Jatmika, 2005). Dapat juga menghantarkan sebuah pembelajaran ke arah
diartikan bahwa cara-cara dalam menyajikan yang ideal, agar proses pembelajaran dapat
materi pengajaran yang diberikan kepada berjalan dalam suasana menyenangkan
murid agar terjadi proses pembelajaran pada (Hasby, 2014; Komariah, 2016). Metode yang
diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan. digunakan dalam pembelajaran diwujudkan
Metode Pembelajaran dalam Surah an- dalam sebuah model pembelajaran yang
Nahl ayat 125 memiliki pola tertentu dalam pembelajaran,
‫سبِ ْي ِل َربِّ َك بِ ْل ِح ْك َم ْه‬ َ ‫ع اِلَى‬ ُ ‫اُ ْد‬ satu di antaranya adalah model pembelajaran
integratif.
‫سنَ ِة َو َجا ِد ْل ُه ْم بِالَّتِى‬ َ ‫َوا ْل َم ْى ِعظَ ِة ا ْل َح‬ Model pembelajaran integratif lebih
‫ض َّل‬َ ْ‫سهُ اَنَّ َربَّ َك ه َُى اَ ْعلَ ُم بِ َمه‬ َ ‫ِه َي اَ ْح‬ menekankan pada pembelajaran yang berpusat
pada siswa, yaitu dengan melibatkan peserta
‫سبِ ْيلِ ِه َوه َُىاَ ْعلَ ُم بِ ْل ُمهتَ ِد ْي َه‬َ ْ‫عَه‬ didik dalam proses belajar atau mengarahkan
»۵۲۱ : ‫«النحل‬ peserta didik secara aktif terlibat dalam proses
pembelajaran. Selain itu, juga memberikan
Artinya:“(Wahai Nabi Muhammad SAW)
kesempatan kepada peserta didik untuk
Serulah (semua manusia) kepada jalan
menghubungkan pengalaman dan pengetahuan
(yang ditunjukkan) Tuhan Pemelihara
yang dimiliki sehingga peserta didik lebih
kamu dengan hikmah (dengan kata-kata
mudah menyelesaikan masalah dan memenuhi
bijak sesuai dengan tingkat kepandaian
kebutuhan mereka akan pengetahuan. Model
mereka) dan pengajaran yang baik dan
Integratif merupakan pembelajaran yang
bantalah mereka dengan (cara) yang
menggunakan pendekatan antar bidang studi.
terbaik. Sesungguhnya Tuhan pemelihara
Pada model ini tema yang berkaitan tumpang
kamu, Dialah yang lebih mengetahui
tindih merupakan hal terakhir yang di cari dan
(tentang siapa yang tersesat dari jalan-
di pilih oleh guru dalam tahap perencanaan
Nya dan dialah yang lebih mengetahui
program (Lailatul Usriyah, Tadris, Volume 13,
orang-orang yang mendapat petunjuk).”
Nomor 2, Desember 2018).
Berdasarkan hasil observasi di kelas I
Tafsiran surat di atas adalah supaya
MIN 1 Kota Pariaman, terlihat bahwa pada
dapat menunjukkan bahwa belajar dengan
saat proses pembelajaran peserta didik tidak
baik, gunakan ilmu yang diberikan dan
aktif, sebagian tidak mampu dalam memahami
mengajarkannya kepada orang lain agar
terpadunya sebuah pembelajaran yang telah
bermanfaat untuk di sekitarnya. Memberikan
diajarkan, penilaian dari segi kognitif juga
pengajaran yang baik akan menambah ilmu
terlihat bahwa ketuntasan yang telah
dan pengetahuan untuk lebih maju.
disepakati sebelumya, yaitu 75, ternyata masih
Fungsi dari metode pembelajaran adalah
banyak dari peserta didik yang tidak mencapai
sebagai alat motivasi intrinsik, sebagai strategi
target. Dibuktikan dengan hasil nilai Ujian dari
pembelajaran, sebagai alat untuk mencapai
peserta didik, yaitu sebagai berikut:
tujuan. Tujuan metode pembelajaran adalah
Tabel 1. Ketuntasan Nilai Ujian Semester 2 Bahasa Indonesia
kelas I A MIN Kota Pariaman
Tahun Ajaran 2018/2019
4 | Jurnal Tarbiyah al-Awlad, Volume X Edisi 1 2020

No Nama Nilai
1. Abdi Gustian 60
2. Abdul Rahman 70
3. AbidAqilaPranaja 86
4. Ahmad Taqi Al Mumba’itas 85
5. Alifran Fadhillah Anwar 87
6. Alimatul Hidayah Putri 55
7. Asy Syauqany Habibi 60
8. Az Zahra WidiArnanda 69
9. Fadil Putra Efansyah 80
10. Fattan Maizia Ishamda Putra 51
11. Imelda Zafitri 71
12. M. Fariz Novrian 87
13. M, Mujib Burahamn 80
14. M. Zinade Alhafizi 74
15. Muhammad Nur Fachrizal 64
16. Muhammad Afwan El Fakhri 43
17. Muhammad Fikri 50
18. Muhammad Ibra 78
19. Nazhfa Desni 82
20. Nazura Hidayatul Fitri 74
21. RezfinoAlwadani 64
22. Rizki Ramadhan 60
23. Salsabila 75
24. Sheren Septri Revi 76
25. Tania Amri Yulita 60
26. Veby Nurrahman Ferdian 76
Jumlah 1822
Rata-Rata 70, 07
Sumber: Wali kelas I A
Penulis mendapatkan informasi mengenai melakukan penelitiannya di kelas II, karena
data peserta didik kelas IA dari pendidik kelas I kelas II sudah naik kelas.
A. Nilai diambil dari kelas I karena penulis
Tabel 2. Ketuntasan Nilai Ujian Semester 2 Bahasa Indonesia
kelas I B MIN 1 Kota Pariaman
Tahun Ajaran 2018/2019
No Nama Nilai
1. Abil Lukhman 70
2. Akbar Rahmat Fajar 74
3. Anugrah Darmawan 86
4. Alfin Fadhillah 87
5. Arvin Alfazhi 87
6. Ashadiqi Tri Mulva 60
7. Elfiza Mulyani 78
8. Fajriatul Husna Syafri 69
9. Fauzi Saputra 80
10. Febrian Furqani 57
Khadijah, dkk. Model Pembelajaran Integratif … | 5

11. Hadisti Mila Sakina 71


12. Juanda Japa 87
13. Junata Rifal 80
14. Khairil Akbar 74
15. Latif Maulana Hakim 70
16. M. Wapalysthati Yunus 60
17. Mesti Marliana 75
18. Muhammad Raffi 78
19. Muhammad Malik Ismail 82
20. Nafil Azmi 74
21. Salwa Arina Usman 64
22. Shellina Dwi Zahra 60
23. Silvia Agnesta 75
24. Syafa Rahmawan 76
25. Syaiful Halid 60
26. Viogiska Salsabila 76
27. Vivi Nofita Ajelia 82
28. Yadzid Fathul Rizqi 88
Jumlah 2,080
Rata-Rata 74, 28
Sumber: Wali kelas I B
Tabel di atas adalah hasil ujian Bahasa dikarenakan proses pembelajaran masih
Indonesia peserta didik kelas I di MIN 1 Kota didominasi peserta didik aktif. Selain itu,
Pariaman. Nilai Bahasa Indonesia diambil peserta didik belum mampu secara mandiri
karena pada kelas 1, mata pelajaran Bahasa mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan
Indonesia merupakan penggabungan dari mata yang diberikan pendidik pada buku atau
pelajaran PKn, Matematika dan Bahasa sumber yang dimiliki peserta didik (Puji
Indonesia. Berdasarkan hasil wawancara Rahayu Ningsih, dkk, Jurnal Pendidikan,
dengan wali kelas, soal ujian Bahasa Indonesia Volume 3 Nomor 12. EISSN 2502-471X).
mengandung indikator aktivitas belajar Berdasarkan penelitian yang dilakukan
sehingga pada hasil ujiannya menggambarkan oleh Sularmi dan kawan-kawan, rendahnya
hasil belajar peserta didik. hasil belajar peserta didik juga disebabkan
Berdasarkan tabel di atas, tingkat oleh rendahnya aktivitas-aktivitas peserta didik
pemahaman peserta didik terhadap materi dalam proses pembelajaran sehingga tidak
masih jauh dari harapan dilihat dari jumlah melatih peserta didik untuk berpikir (Sularmi,
persentase nilai belum tuntas peserta didik. dkk, Jurnal Pendidikan, Volume 3 Nomor 4,
Rendahnya hasil belajar peserta didik EISSN 2502-471X).
disebabkan oleh aktivitas belajar dan hasil Hasil wawancara dengan wali kelas II
peserta didik yang rendah. Rendahnya MIN 1 Kota Pariaman, pendidik telah
kemampuan hasil belajar peserta didik terbukti menerapkan pembelajaran tematik sesuai
dengan sedikitnya peserta didik yang dengan buku guru dan siswa, namun belum
mengajukan pertanyaan dan masih ada mampu membuat peserta didik aktif untuk
dominasi peserta didik aktif dalam bertanya dan menjawab pertanyaan pendidik.
pembelajaran. Rendahnya kemampuan Pendidik juga mencoba membuat peserta didik
aktivitas belajar peserta didik harus dibenahi aktif dalam proses pembelajaran dengan
supaya hasil belajar menjadi meningkat. menerapkan sistem belajar kelompok, tetap
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh saja yang mendominasi pembelajaran adalah
Puji Rahayu Ningsih dan kawan-kawan, peserta didik aktif. Dari berbagai usaha yang
rendahnya hasil belajar peserta didik telah dilakukan pendidik di kelas II, pendidik
6 | Jurnal Tarbiyah al-Awlad, Volume X Edisi 1 2020

belum menerapkan model pembelajaran yang menghubungkan dengan situasi kehidupan


inovatif untuk meningkatkan hasil belajar nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat
peserta didik. menerapkan dalam kehidupan mereka. Maka
Penulis melakukan penelitian di kelas II digabungkan strategi CTL karena menganggap
MIN 1 Kota Pariaman, terdapat tipe-tipe strategi ini dapat membantu peserta didik
peserta didik kelas II SD di antaranya: anak dalam proses belajar dan mengajar dalam
yang aktif, di mana rasa ingin tahu seorang sekolahnya. Strategi CTL juga mampu untuk
anak kuat dan ingin mencari apa yang peserta didik bisa aktif dan berperan penting
dikatakan pendidikannya, anak yang pendiam, dalam proses belajar.
tidak mempedulikan teman di sekitarnya, ada
anak yang tidak terlalu aktif dan tidak terlalu METODE
pendiam. Kadang merespon yang dikatakan Jenis penelitian ini adalah penelitian
pendidik dan kadangkala hanya diam, ada eksperimen semu (quasi eksperiment
anak yang suka bermain. Jika pendidik hanya research). Penelitian eksperimen semu
ceramah di kelas, maka peserta didik bosan merupakan penelitian yang dimaksud untuk
dan keluar masuk kelas karena tidak sesuai memperoleh informasi yang merupakan
dengan yang diinginkan. Maka dari itu perkiraan bagi informasi yang diperoleh
digunakan strategi Contextual Teaching and dengan eksperimen yang sebenarnya dalam
Learning (CTL) dalam proses pembelajaran. keadaan yang tidak memungkinkanuntuk
Konsep dalam strategi CTL, Pertama, mengontrol atau memanipulasi semua variabel
CTL menekankan kepada proses keterlibatan yang relevan (Sumadi Suryabrata, 2014: 92).
siswa untuk menemukan materi, artinya proses Penelitian ini menggunakan dua kelas
belajar diorientasikan pada proses pengalaman sampel, yaitu kelas kontrol dan kelas
secara langsung. Kedua, CTL mendorong agar eksperimen. Kelas kontrol dilaksanakan
siswa dapat menemukan hubungan antara dengan metode ceramah, sedangkan kelas
materi yang dipelajari dengan situasi eksperimen menggunakan strategi CTL. Kelas
kehidupan nyata, artinya siswa dituntut dapat eksperimen dan kelas kontrol diberi lembar
menangkap hubungan antara pengalaman observasi untuk mengetahui kemampuan
belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. membaca peserta didik.
Ketiga, CTL mendorong siswa agar untuk Rancangan penelitian yang digunakan
dapat menerapkan dalam kehidupan, artinya adalah randomized control group only design.
CTL bukan hanya mengharapkan siswa dapat Penelitian ini menggunakan dua kelas sampel,
memahami materi yang dipelajarinya (Wina yaitu kelas ekperimen dan kelas kontrol.
Sanjaya. 2006: 255). Peserta didik pada kelas eksperimen diberikan
Pembelajaran CTL adalah suatu strategi perlakuan dengan strategi CTL. Sedangkan
pembelajaran yang menekankan kepada proses pada kelas kontrol pembelajaran diajarkan
keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat dengan menggunakan metode ceramah.
menemukan materi yang dipelajari dan
Tabel 3. Desain Bentuk Rancangan
Kelas Perlakuan Poss Test
Eksperimen X T
Kontrol - T
Keterangan:
X : Perlakuan yang diberikan pada kelas ekperimen dengan strategi CTL
T : Tes akhir yang diberikan pada kelas kontrol dan eksperimen sesuai dengan materi yang
dipelajari.
pada penelitian ini adalah peserta didik. Selain
Populasi adalah keseluruhan subjek itu juga ada yang mengatakan populasi adalah
penelitian (Suharsimi Arikunto, 2013: 173). wilayah generalisasi yang terdiri atas
Berdasarkan permasalahan yang ada maka objek objek/subjek yang mempunyai kualitas atau
Khadijah, dkk. Model Pembelajaran Integratif … | 7

karakteristik tertentu yang ditetapkan untuk Populasi yang diambil dalam penelitian
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya ini adalah seluruh peserta didik kelas II MIN 1
(Sugiyono, 2017:61). Kota Pariaman pada Tabel 4
Tabel 4. Peserta Didik Kelas II MIN 1 Kota Pariaman
No Kelas Jumlah Peserta Didik
1 II A 24 Orang
2 II B 28 Orang
Jumlah 52 Orang
Sumber: Wali kelas II

Sampel adalah bagian dari jumlah dan kelas eksperimen dan kontrol yang
karakteristik yang dimiliki oleh populasi diperoleh dari tes akhir.
tersebut (Sugiyono, 2017:62). Sampel yang b. Data sekunder, yaitu data jumlah
diambil terdiri dari dua kelas yang terdiri dari peserta didik dan keadaan peserta didik
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Teknik di kelas II MIN 1 Kota Pariaman.
pengambilan sampel adalah dengan cara total Sumber data yang digunakan dalam
sampling. Total samping adalah teknik penelitian ini yaitu seluruh peserta didik kelas
pengambilan sampel sama dengan populasi. II MIN 1 Kota Pariaman yang terdaftar pada
Alasan mengambil total sampel. Jumlah semester ganjil tahun pelajaran 2019/2020.
populasi yang kurang 100 seluruh populasi Sumber data lainnya adalah pendidik kelas dan
dijadikan sampel penelitiannya (Bambang tata usaha sekolah.
Prasetyo, 2014: 132). 1. Tahap Persiapan
Variabel adalah segala sesuatu yang Pada tahap ini dipersiapkan segala
menjadi objek penelitian yang ditetapkan sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan
untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya penelitian, yaitu:
(Sugiyono, 2014: 61). Variabel yang a. Menentukan jadwal penelitian
digunakan dalampenelitian ini yaitu variabel b. Menentukan kelas sampel, yang terdiri
bebas berupa perlakuan yang diberikan dengan dari kelas eksperimen dan kelas kontrol
menggunakan strategi CTL, dan metode c. Mempersiapkan instrument penelitian
ceramah dalam pembelajaran, sedangkan berupa Rencana Pelaksanaan
variabel terikat hasil belajar kelas II MIN 1 Pembelajaran (RPP), tes belajar dan
Kota Pariaman setelah diberikan perlakuan. lembar observasi.
Data adalah hasil pencatatan peneliti, d. Melakukan uji coba soal untuk
baik berupa fakta maupun angka. Jenis data mendapatkan soal yang baik
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: e. Mempersiapkan observasi dalam
a. Data primer yaitu data yang diambil peneliti ini yang menjadi observasi
secara langsung dari subjek yang adalah pendidik.
diteliti, meliputi: data kuantitatif 2. Tahap Pelaksanaan
berupa hasil belajar peserta didik di Adapun tahap pelaksanaan yang
diberikan pada kelas sampel dan eksperimen
yaitu:
Tabel 5. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen (Strategi Kelas Kontrol Alokasi
CTL) Metode Ceramah) Waktu
Kegiatan Pendahuluan Kegiatan Pendahuluan 10
1. Pendidik masuk kelas 1. Pendidik masuk kelas dengan menit
dengan mengucapkan mengucapkan salam.
salam. 2. Pendidik mengkondisikan kelas
2. Pendidik mengkondisikan dengan mengatur tempat duduk
8 | Jurnal Tarbiyah al-Awlad, Volume X Edisi 1 2020

kelas dengan mengatur peserta didik.


tempat duduk peserta 3. Pendidik meminta peserta didik
didik. untuk berdoa.
3. Pendidik meminta peserta 4. Pendidik mencek kehadiran
didik untuk berdoa. peserta didik
4. Pendidik mencek 5. Pendidik menginformasikan
kehadiran peserta didik materi pokok.
5. Pendidik 6. Pendidik melakukan apersepsi
menginformasikan materi “mengulas sedikit materi
pokok. sebelumnya dan mengkaitkan
6. Pendidik melakukan dengan materi yang akan
apersepsi “mengulas dipelajari.
sedikit materi sebelumnya 7. Pendidik memberikan motivasi.
dan mengkaitkan dengan 8. Pendidik menyampaikan tujuan
materi yang akan pembelajaran.
dipelajari.
7. Pendidik memberikan
motivasi.
8. Pendidik menyampaikan
tujuan pembelajaran dan
menuliskan langkah-
langkah pembelajaran
dengan strategi CTL.
Kegiatan Inti Kegiatan inti 45
1. Peserta didik 1. Pendidik menyuruh peserta menit
memperhatikan gambar didik untuk membaca materi.
atau video yang 2. Peserta didik ditunjuk untuk
ditampilkan di depan membaca materi didepan kelas
kelas. 3. Bacaan tersebut dibaca
2. Pendidik meminta peserta bergantian dan bersambung
didik menjawab apa yang oleh seluruh siswa.
ditanyakan mengenai 4. Siswa diminta menjawab
gambar pertanyaan pada buku siswa.
3. Pendidik memberikan
sebuah gambar bacaan
4. Peserta didik melakukan
pengamatan terhadap
bacaan.
5. Peserta didik melakukan
tanya jawab sesuai dengan
apa yang sudah dipelajari
6. Peserta didik menggali
dan mengumpulkan
informasi dari apa yang
sudah dipelajari.
7. Pendidik memberikan
tugas berbentuk LKPD
kepada peserta didik
8. Peserta didik
mendengarkan penjelasan
Khadijah, dkk. Model Pembelajaran Integratif … | 9

mengenai tugas LKPD


9. Peserta didik mengerjakan
tugas yang di berikan
10. Pendidik meminta peserta
didik tampil ke depan
kelas.
11. Peserta didik
mengkomunukasikan
hasil pembelajaran yang
telah diterima.
12. Pendidik memberikan
penguatan kepada peserta
didik
Penutup Penutup 5 menit
1. Membuat ringkasan/ 1. Membuat ringkasan/
rangkuman dari apa yang rangkuman dari apa yang telah
telah dipelajari dipelajari
2. Memberikan umpan balik 2. Memberikan umpan balik
terhadap proses dan hasil terhadap proses dan hasil
pembelajaran. pembelajaran.
3. Do’a 3. Do’a

Untuk mengerjakan tes ini tergantung


3. Tahap Akhir dari petunjuk yang diberikan
Tahap akhir adalah tahap evaluasi (Suharsimi Arikunto, 2013: 53). Tes
.Evaluasi ini dilaksanakan oleh peserta didik yang dilakukan dalam penelitian ini
secara individu dalam waktu yang telah adalah tes akhir atau post-test. Post-
direncanakan. Evaluasi ini berupa tes yang test adalah tes yang dimaksudkan
bertujuan untuk mengetahui penguasaan untuk mengukur hasil akhir peserta
peserta didik terhadap materi yang diajarkan didik pada kelas kontrol dan kelas
selama penelitian dan hasilnya digunakan eksperimen. Tes ini dalam bentuk tes
untuk data penelitian. objektif sebanyak 20 butir soal yang
Instrumen penelitian diuji terlebih telah disusun sesuai dengan rumusan
dahulu agar diperoleh data yang valid dan indikator yang dikembangkan pada
reliabel. materi.
Uji validitas instrumen digunakan untuk b. Pengamatan (observation)
mengetahui instrumen yang digunakan layak Pengamatan atau observasi
untuk diberikan kepada siswa. Reliabilitas (observatioan) adalah suatu teknik
merupakan suatu ukuran untuk menunjukkan yang dilakukan dengan cara
bahwa instrumen cukup dapat dipercaya. mengadakan pengamatan secara teliti
Metode pengumpulan data yang serta pencatatan secara sistematis
dilakukan dalam penelitian ini adalah tes (Suharsimi Arikunto, 2013: 30).
(test), pengamatan (observation), dan Observasi yang dilakukan dalam
dokumentasi. penelitian ini adalah observasi pada
a. Tes (test) aktivitas peserta didik dalam
Tes adalah alat alat atau melaksanakan model pembelajaran
prosedur yang digunakan untuk integratif terhadap strategi CTL saat
mengetahui atau mengukur sesuatu proses belajar mengajar berlangsung.
dalam suasana, dengan cara dan c. Dokumentasi
aturan-aturan yang sudah ditemukan.
10 | Jurnal Tarbiyah al-Awlad, Volume X Edisi 1 2020

Metode dokumentasi adalah dengan menerapkan model pembelajaran


alat pengumpulan data tertulis atau integratif terhadap strategi CTL lebih tinggi.
tercetak tentang fakta-fakta yang akan Pelaksanaan pembelajaran Tematik
dijadikan sebagai bukti fisik terpadu berawal dari tema yang telah
penelitian dan hasil penelitian dipilih/dikembangkan oleh guru yang sesuai
dokumentasi ini akan menjadi sangat dengan kebutuhan peserta didik. Jika
kuat kedudukannya (Suharsimi dibandingkan dengan pembelajaran
Arikunto, 2013: 159). Metode ini konvensional pembelajaran tematik ini tampak
digunakan untuk mendapatkan data lebih menekankan pada tema sebagai
yang berkenaan dengan peserta didik pemersatu berbagai mata pelajaran yang lebih
selama proses belajar, serta prasarana diutamakan pada makna belajar, dan
yang akan menunjang proses belajar keterkaitan berbagai konsep mata pelajaran.
mengajar. Keterlibatan peserta didik dalam belajar lebih
diprioritaskan dan pembelajaran yang
Dalam teknik analisis data dilakukan bertujuan mengaktifkan peserta didik,
pengujian normalitas adalah pengujian tentang memberikan pengalaman langsung serta tidak
kenormalan distribusi data dan merupakan tampak adanya pemisahan antar mata
pengujian yang paling banyak dilakukan untuk pelajaran satu dengan lainnya.
analisis parametrik (Purbayudi Budi Santosa Proses CTL lebih bermakna, jika siswa
Ms dan Ashari, 2007: 230). Untuk melakukan mengalami sendiri apa yang dipelajarinya,
olah data uji normalitas data metode yang bukan mengetahuinya dari orang lain.
digunakan ialah metode SPSS for Windows. Langkah-langkah pembelajaran CTL lebih
Uji normalitas dimaksud untuk mengetahui mengutamakan siswa yang lebih berperan aktif
apakah data dari variabel itu berdistribusi mengkonstruksi pengetahuannya (student
normal atau tidak. Uji normalitas dalam center) dengan kegiatan inquiry dan guru
penelitian ini menggunakan uji One Sample dalam proses pembelajaran sebagai mediator,
Kolomogorof-Smirnov dengan taraf signifikan fasilitator yang akan membimbing siswa.
0,05 (5%). Perhitungan uji normalitas ini Selain dengan menggunakan model
menggunakan bantuan program SPSS for pembelajaran yang inovatif, dalam
Windows. Selanjutnya, uji homogenitas pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk
populasi ini untuk mengetahui apakah populasi anak sekolah dasar juga perlu diberikan
mempunyai variansi yang homogen atau tidak. penanaman nilai-nilai budaya, etika dan cara
Uji homogenitas populasi dilakukan dengan berperilaku yang ada di lingkungan
menggunakan uji F. Data dari tabel F dengan masyarakat yang memiliki nilai-nilai yang
taraf kepercayaan 95% atau α = 0,05 (df (n1) = luhur yang bersumber pada kearifan lokal
1, dan df (n2) = 15), diperoleh harga Ftabel = setempat.
4,54. Karena Fhitung < Ftabel (0,651<4,54), maka Langkah-langkah Penerapan CTL adalah
kelompok data mempunyai variansi yang mengembangkan pemikiran bahwa anak akan
homogen. Jadi dapat disimpulkan bahwa kelas belajar lebih bermakna dengan bekerja sendiri,
sampel memiliki variansi yang homogen. menemukan sendiri, dan mengkonstruksi
sendiri pengetahuan dan keterampilan
HASIL DAN PEMBAHASAN barunya. Selanjutnya melaksanakan kegiatan
Berdasarkan pengujian hipotesis sejauh mungkin sesuai topik. Sifat ingin tahu
menggunakan uji t pada taraf signifikasi siswa bisa dikembangkan dengan meminta
α=0,05 maka diperoleh thitung =4,069 sedangkan mereka bertanya tentang materi pelajaran.
ttabel = 0,2732 maka thitung>ttabel (4,069 > Berikut hasil yang diperoleh dalam penelitian
0,2732). Dari hasil perhitungan di peroleh rata- ini.
rata kemampuan hasil belajar peserta didik 1. Kegiatan Pelaksanaan Pembelajaran
pada pembelajaran PKN dan Bahasa Indonesia a. Pembelajaran di Kelas Eksperimen
Khadijah, dkk. Model Pembelajaran Integratif … | 11

Pelaksanaan pembelajaran di kelas dan mengkondisikan kelas agar siap untuk


eksperimen pada tahap pendahuluan yaitu belajar. Pendidik memberikan apersepsi dan
pendidik masuk kelas dengan mengucapkan motivasi dilanjutkan dengan tujuan dari
salam kepada peserta didik dan juga pembelajaran hari ini.
senyuman. Sebelum pembelajaran dimulai, Pembelajaran di kelas kontrol pendidik
pendidik dan peserta didik membaca doa dan mengajar dengan menggunakan metode
dilanjutkan baca Alquran. Setelah berdoa ceramah. Kemudian pendidik menjelaskan
pendidik mengecek kehadiran peserta didik, materi pembelajaran tematik tema 1 mata
pengkondisian kelas apakah sudah siap atau pelajaran PKn dan Bahasa Indonesia secara
belum untuk melakukan proses pembelajaran, rinci. Setelah itu, diberikan soal latihan.
setelah itu pendidik melakukan apersepsi, Suasana kelas pada saat pendidik memberikan
memberikan motivasi dan menyampaikan latihan cukup tenang, karena peserta didik
tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh sibuk dengan mengerjakan latihan, tetapi pada
peserta didik. pertengahan suasana kelas menjadi ribut, di
Langkah-langkah model Integratif antara peserta didik ada yang jalan dan juga
dengan menggambarkan Strategi CTL dalam mengganggu teman-temannya yang berakibat
pembelajaran di kelas eksperimen yaitu peserta didik tidak mampu menyelesaikan
pendidik menampilkan sebuah video dan latihan dengan benar.
gambar di hadapan peserta didik, kemudian Selanjutnya, untuk mengakhiri
peserta didik diminta untuk memperhatikan pembelajaran peserta didik dan pendidik
video dan gambar yang ada di depan kelas, membacakan hamdalah dan mengucapkan
kemudian menjelaskan apa yang mereka salam. Disimpulkan bahwa di kelas kontrol
ketahui. Pendidik menjelaskan mengenai video hanya berpusat kepada pendidik, sehingga
atau gambar yang ada di depan kelas kepada peserta didik hanya duduk diam di tempat
peserta didik. duduk dan mendengarkan penjelasan materi
Kemudian pendidik memberikan tugas dari pendidik. Hal ini menyebabkan suasana
dalam bentuk LKPD kepada peserta kelas menjadi tidak bersemangat.
didik.Masing-masing peserta didik menjawab Berdasarkan hasil analisis data diperoleh
soal yang telah diberikan oleh pendidik sesuai terdapat perbedaan hasil belajar peserta didik
dengan arahan yang diberikannya. Setelah dalam pembelajaran PKN dan Bahasa
peserta didik selesai mengerjakan tugas LKPD Indonesia menggunakan Model Pembelajaran
tersebut pendidik meminta salah satu dari Integratif dengan menggambarkan Strategi
peserta didik agar maju ke depan untuk CTL. Melalui pengamatan selama penelitian,
menyampaikan hasil dari tugas yang telah terlihat bahwa peserta didik kelas eksperimen
diselesaikannya. Setelah itu, pendidik lebih bersemangat dalam belajar. Hal ini
memberikan evaluasi mengenai tugas. disebabkan karena proses pembelajaran yang
Selanjutnya pendidik dan peserta didik dilakukan sangat menarik bagi peserta didik
bersama menyimpulkan pembelajaran hari ini. dan cocok dengan peserta didik, dengan
Kemudian yang terakhir pendidik meminta kondisi belajar yang kondusif, serta didukung
peserta didik semuanya berdiri dan bernyanyi dengan kerjasama serta suasana yang akrab
gelang sepatu gelang, setelah itu kembali antara peserta didik dan pendidik. Hal ini
duduk dan membaca hamdalah diakhiri menyebabkan interaksi belajar peserta didik
dengan salam. meningkat dengan demikian hasil belajar
b. Pembelajaran di Kelas Kontrol peserta didik juga meningkat.
Pembelajaran di kelas kontrol pada
tahap pendahuluan yaitu pendidik masuk kelas KESIMPULAN DAN SARAN
dan mengucapkan salam. Sebelum mulai Berdasarkan hasil penelitian yang sudah
pembelajaran pendidik dan peserta didik dilaksanakan dapat diambil kesimpulan bahwa
membaca doa dan dilanjutkan dengan baca hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran
ayat pendek, pendidik mengecek kehadiran Tematik menerapkan metode quasi eksperimen
12 | Jurnal Tarbiyah al-Awlad, Volume X Edisi 1 2020

di kelas II MIN 1 Kota Pariaman adalah Integratif dengan menggambarkan


sebagai berikut: Strategi Contextual Teaching and
Sudah dilaksanakan sesuai dengan Learning (CTL) dengan melihat hasil
rencana yang telah diterapkan, yaitu 4 kali belajar tematik tidak hanya ranah kognitif
pertemuan melalui model pembelajaran saja, tapi psikomotor, dan afektif peserta
Integratif dengan menggambarkan Strategi didik juga.
CTL pada kelas II MIN 1 Kota Pariaman lebih
baik dibandingkan dengan pembelajaran
konvensional. Data diperoleh rata-rata hasil DAFTAR PUSTAKA
belajar Tematik (PKN dan Bahasa Indonesia)
peserta didik di kelas II eksperimen adalah 90, Abdul Malik dan Chaerul Rochman. 2014
sedangkan pada kelas kontrol adalah 85. Pendekatan Ilmiah dalam Implementasi
Pada saat pelaksanaan pembelajaran, Kurikulum 2013, Bandung: PT Remaja
dilakukan pengamatan terhadap hasil belajar Rosdakarya
peserta didik dan dapat disimpulkan dari Abdul Majid, dkk, 2014. Pendekatan Ilmiah
proses pembelajarannya. Bahwa peserta didik dalam Implementasi Kurikulum.
4 kali pertemuan, peserta didik kelas Bandung: PT Remaja Rosdakarya
eksperimen pertemuannya 75.5%, pertemuan Ahmad Mustafa, Tafsir al-Maraghi, Jilid V
kedua 80% pertemuan ketiga 93% dan (Baerut: Daar al-Fikr, tth)
pertemuan keempat 100%. Hasil analisis data Ahmad Susanto. 2013. Teori Belajar dan
dan pembahasan menyatakan bahwa hasil Pembelajaran di Sekolah Dasar, Jakarta
belajar menggunakan model pembelajaran Bambang Prasetyo, 2014. Metode Penelitian
integratif dengan menggambarkan strategi Kuantitatif Teori dan Aplikasi, Jakarta:
CTL dalam tema Hidup Rukun terhadap hasil Rajawali Pers
belajar peserta didik di kelas II MIN 1 Kota Candrawati, U., & Utami, S. (2016).
Pariaman lebih baik daripada penerapan model Pemanfaatan Media Power Point dalam
pembelajaran langsung. Pembelajaran Tematik di Kelas II
Hal ini dapat dilihat pada penilaian Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan dan
aspek afektif, rata-rata yang diperoleh kelas Pembelajaran Khatulistiwa, 5(3).
eksperimen lebih baik dibandingkan kelas Hakim, L. (2009). Perencanaan pembelajaran.
kontrol. Nilai hasil belajar PKN dan Bahasa Bandung: Wacana Prima.
Indonesia peserta didik pada tema Hidup Ichsan Anshory. 2018, Pembelajaran Tematik
Rukun pada kelas eksperimen memiliki nilai Integratif pada Kurikulum 2013. JINoP
tertinggi 90 nilai terendah 60 dan rata-ratanya (Inovasi Pembelajaran) Volume 4,
78,25. Sedangkan pada kelas kontrol memiliki Nomor 1, P-ISSN 2443-1591 E-ISSN
nilai tertinggi 85, nilai terendah 50 dan rata- 2460 Jurnal -0873
ratanya 62,5. Jatmika, H. M. (2005). Pemanfaatan media
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh visual dalam menunjang pembelajaran
dari penelitian ini maka diberikan saran pendidikan jasmani di sekolah dasar.
sebagai berikut: Jurnal pendidikan jasmani indonesia,
1. Agar Pendidik SD/MI, khususnya MIN 1 3(1).
Kota Pariaman dapat menggunakan model Komariah, N. (2016). Pemanfaatan Blog
pembelajaran Integratif dengan Sebagai Media Pembelajaran Berbasis
menggambarkan Strategi Contextual ICT. Jurnal I-Afkar, 5(1), 80-105.
Teaching and Learning (CTL) pada tema Lailatul Usriyah. Problematika Implementasi
Hidup Rukun dan salah satu alternatif Pembelajaran Tematik Integratif di
meningkatkan kemampuan hasil belajar Lembaga Pendidikan Dasar Islam.
peserta didik. Tadris,Volume 13, Nomor 2, Desember
2. Diharapkan adanya penelitian lebih lanjut 2018
dengan menerapkan model pembelajaran Maesaroh, S. (2013). Peranan metode
pembelajaran terhadap minat dan
Khadijah, dkk. Model Pembelajaran Integratif … | 13

prestasi belajar pendidikan agama Islam. Saregar Antomi dan Widha


Jurnal Kependidikan, 1(1), 150-168. Sunarno.Pembelajaran Fisika
Mohammad Syarif Sumantri. 2015. Strategi Kontekstual melalui Metode
Pembelajaran Teori dan Praktik di Eksperimen dan Demonstrasi Diskusi
Tingkat Pendidikan Dasar. Jakarta: menggunakan Multimedia Interaktif
Rajawali Press ditinjau dari Sikap Ilmiah dan Sikap
Novi Lestari Ningsih. Pengembangan Bahan Kemampuan Verbal. Jurnal Inkuiri
Ajar Tematik Integratif Berbasis ISSN: 2252-7893, Vol 2, No 2 2013
Kearifan Lokal untuk Meningkatkan Sugiyono, 2014, Metode Penelitian
Karakter Peduli dan Tanggungjawab. Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun VII, Kualtitatif, dan R&D). Bandung:
Nomor 1, April 2017 Alfabeta
Nurdyansyah, N. (2015). Model Social ________, 2017. Statistika untuk Penelitian,
Reconstruction Sebagai Pendidikan Bandung: Alfabeta, 2017
Anti–Korupsi Pada Pelajaran Tematik Suharsimi Arikunto. 2013. Manajemen
di Madrasah Ibtida’iyah Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Muhammadiyah 1 Pare. Halaqa, 14(1), Sularmi, dkk, Jurnal Pendidikan, Volume 3
13-22. Nomor 4, EISSN 2502-471X
Puji Rahayu Ningsih, dkk, Jurnal Pendidikan, Sumadi Suryabrata. 2014. Meteodologi
Volume 3 Nomor 12. EISSN 2502- Penelitian. Surabaya: Rajawali Press.
471X Suryosubroto. B. 2009. Proses Belajar
Purbayudi Budi Santosa Ms dan Ashari, 2007. Mengajar di Sekolah, Jakarta: Rineka
Analisis Statistik dengan Microsoft Cipta
Excel dan SPSS. Yogyakarta: Andi Trianto. 2015. Desain Pengembangan
Offset Pembelajaran Tematik. Jakarta:
Rusman. 2015. Pembelajaran Tematik Terpadu Kharisma Putra Utama
Teori, Praktik dan Penilaian. Jakarta: Wina Sanjaya, 2006. Strategi Pembelajaran
Rajawali Berorientasi Standar Proses
Sani, R. A. (2013). Inovasi pembelajaran. Pendidikan. Jakarta: Kencana
Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai