Anda di halaman 1dari 14

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

KELAS XI IPS 2 PADA MATERI PERSAMAAN AKUNTANSI


MELALUI PENERAPAN MODEL CERAMAH DAN SIMULASI
DI SMA NEGERI 1 PABEDILAN

LAPORAN HASIL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Disusun Oleh :

NUR AL FATAH, S.Pd


NIP: 19690313 199003 1 007

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT


CABANG DINAS PENDIDIKAN WILAYAH X
SMA NEGERI 1 PABEDILAN
Jalan Mayjen Sutoyo No.1  (0231) 831518 Pabedilan Kabupaten Cirebon 45193

2018
BAB I PENDAHULUAN bermacam-macam sifat, sikap dan kesanggupan
yang konstruktif.
A. Latar Belakang Masalah Dengan tercapainya tujuan dan kualitas
Metode mengajar yang digunakan guru dalam pembelajaran, maka dikatakan bahwa guru telah
setiap kegiatan pembelajaran selalu disesuaikan berhasil dalam mengajar. Keberhasilan kegiatan
dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. belajar mengajar tentu saja diketahui setelah
Tujuan yang ingin dicapai pada setiap kegiatan diadakan evalusi dengan berbagai factor yang
pembelajaran disesuaikan dengan Kompetensi sesuai dengan rumusan beberapa tujuan
Dasar yang ada. Oleh karena itu, guru pun selalu pembelajaran. Sejauh mana tingkat keberhasilan
menggunakan metode yang lebih dari satu macam. belajar mengajar, dapat dilihat dari daya serap
Kualitas pendidikan, sebagai salah satu pilar anak didik dan persentase keberhasilan anak didik
pengembangan sumberdaya manusia yang dalam mencapai tujuan pembelajaran khusus. Jika
bermakna, sangat penting bagi pembangunan hanya tujuh puluh lima persen atau lebih dari
nasional. Bahkan dapat dikatakan masa depan jumlah anak didik yang mengikuti proses belajar
bangsa bergantung pada keberadaan pendidikan mengajar mencapai taraf keberhasilan kurang (di
yang berkualitas yang berlangsung di masa kini. bawah taraf minimal), maka proses belajar
Pendidikan yang berkualitas hanya akan muncul mengajar berikutnya hendaknya ditinjau kembali.
dari sekolah yang berkualitas. Oleh sebab itu, Setiap akan mengajar, guru perlu membuat
upaya peningkatan kualitas sekolah merupakan persiapan mengajar dalam rangka melaksanakan
titik sentral upaya menciptakan pendidikan yang sebagian dari program semester dan program
berkualitas demi terciptanya tenaga kerja yang tahunan. Dalam perisiapan itu sudah terkandung
berkualitas pula. Dengan kata lain upaya tentang, tujuan mengajar, pokok yang akan
peningkatan kualitas sekolah adalah merupakan diajarkan, metode mengajar, bahan pelajaran, alat
tindakan yang tidak pernah terhenti, kapanpun, peraga dan teknik evaluasi yang digunakan.
dimanapun dan dalam kondisi apapun. Karena itu setiap guru harus memahami benar
Dalam upaya peningkatan kualitas sekolah, tentang tujuan mengajar, secara khusus memilih
tenaga kependidikan yang meliputi, tenaga dan menentukan metode mengajar sesuai dengan
pendidik, pengelola satuan pendidikan, penilik, tujuan yang hendak dicapai, cara memilih,
pengawas, peneliti, teknis sumber belajar, sangat menentukan dan menggunakan alat peraga, cara
diharapkan berperan sebagaimana mestinya dan membuat tes dan menggunakannya, dan
sebagai tenaga kependidikan yang berkualitas. pengetahuan tentang alat-alat evaluasi.
Tenaga pendidik/guru yang berkualitas adalah Sementara itu teknologi pembelajaran adalah
tenaga pendidik/guru yang sanggup, dan terampil salah satu dari aspek tersebut yang cenderung
dalam melaksanakan tugasnya. diabaikan oleh beberapa pelaku pendidikan,
Tugas utama guru adalah bertanggung jawab terutama bagi mereka yang menganggap bahwa
membantu anak didik dalam hal belajar. Dalam sumber daya manusia pendidikan, sarana dan
proses belajar mengajar, gurulah yang prasarana pendidikanlah yang terpenting. Padahal
menyampaikan pelajaran, memecahkan masalah- kalau dikaji lebih lanjut, setiap pembelajaran pada
masalah yang terjadi dalam kelas, membuat semua tingkat pendidikan baik formal maupun non
evaluasi belajar siswa, baik sebelum, sedang formal, haruslah berpusat pada kebutuhan
maupun sesudah pelajaran berlangsung (Combs, perkembangan anak sebagai calon individu yang
1984: 11-13). Untuk memainkan peranan dan unik, sebagai makhluk sosial, dan sebagai calon
melaksanakan tugas-tugas itu, seorang guru manusia seutuhnya.
diharapkan memiliki kemampuan professional Hal tersebut dapat dicapai apabila dalam
yang tinggi. Dalam hubungan ini maka untuk aktivitas belajar mengajar, guru senantiasa
mengenal siswa-siswanya dengan baik, guru perlu memanfaatkan teknologi pembelajaran yang tidak
memiliki kemampuan untuk melakukan diagnosis terpaku hanya pada salah satu metode pengajaran
serta mengenal dengan baik cara-cara yang paling dalam penyampaian materi dengan tujuan agar
efektif untuk membantu siswa tumbuh sesuai materi yang diajarkan dapat dengan mudah diserap
dengan potensinya masing-masing. peserta didik.
Proses pembelajaran yang dilakukan guru Khususnya dalam pembelajaran Persamaan
memang dibedakan keluasan cakupannya, tetapi Akuntansi, agar siswa dapat memahami materi
dalam konteks kegiatan pembelajaran mempunyai yang disampaikan guru dengan baik, maka guru
tugas yang sama. Maka tugas mengajar bukan dapat memilih salah satu atau gabungan dari
hanya sekedar menuangkan bahan pelajaran, tetapi beberapa metode pembelajaran, guru akan
teaching is primarily and always the stimulation of memulai membuka pelajaran dengan
learner (Wetherington, 1986: 131-136), dan menyampaikan kata kunci, tujuan yang ingin
mengajar tidak hanya dapat dinilai dengan hasil dicapai, baru memaparkan isi dan diakhiri dengan
penguasaan mata pelajaran, tetapi yang terpenting memberikan soal-soal kepada siswa.
adalah perkembangan pribadi anak, sekalipun Dari latar belakang masalah tersebut, maka
mempelajari pelajaran yang baik, akan peneliti merasa terdorong untuk melihat
memberikan pengalaman membangkitkan peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan
model gabungan metode ceramah dengan metode
simulasi dengan mengambil judul “Peningkatan daya pikir, sikap dan lain-lain. (Soetomo, 1993:
Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XI IPS 2 pada 120).
materi Persamaan Akuntansi melalui Penerapan Jadi pembelajaran adalah proses yang
Model Ceramah dan Simulasi di SMA Negeri 1 disengaja yang menyebabkan siswa belajar pada
Pabedilan”. suatu lingkungan belajar untuk melakukan
kegiatan pada situasi tertentu.
B. Rumusan Masalah B. Metode Ceramah
Merujuk pada uraian latar belakang di atas, maka 1. Pengertian
rumusan masalahnya: Metode ceramah terkadang disebut sebagai
Bagaimana Meningkatan Hasil Belajar Peserta metode kuliah, dapat juga disebut metode
Didik Kelas XI IPS 2 Tahun Pelajaran 2018 / deskripsi. Sesuai dengan namanya,
2019 pada materi Persamaan Akuntansi melalui berceramah dipergunakan sebagai metode
Penerapan Model Ceramah dan Simulasi di SMA mengajar.
Negeri 1 Pabedilan ? Sedangkan menurut Hasibuan dan Mudjiono
(1981), metode ceramah adalah cara
C. Tujuan Penelitian penyampaian bahan pelajaran dengan
Berdasar atas perumusan masalaah di atas, maka komunikasi lisan.
tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah: Jadi metode ceramah adalah metode belajar
Untuk meningkatan Hasil Belajar Peserta Didik yang digunakan untuk menyampaikan
Kelas XI IPS 2 Tahun Pelajaran 2018 / 2019 pada pelajaran yang sesuai dengan rumusan metode
materi Persamaan Akuntansi melalui Penerapan belajar mengajar. Penggunaan metode
Model Ceramah dan Simulasi di SMA Negeri 1 ceramah secara terus menerus dalam proses
Pabedilan. belajar kurang tepat karena dapat
menimbulkan kejenuhan pada siswa.
D. Manfaat Penelitian Gambaran pengajaran dengan pendekatan
1. Hasil dan temuan penelitian ini dapat ceramah adalah sebagai berikut; guru
memberikan informasi tentang gabungan mendominasi kegiatan belajar mengajar,
metode ceramah dengan metode simulasi definisi dan rumus diberikannya, contoh-
dalam meningkatkan mutu dan hasil contoh soal diberikan dan dekerjakan sendiri
pembelajaran Persamaan Akuntansi. oleh guru, langkah-langkah guru diikuti
2. Guru-guru Pengajar Materi Persamaan dengan teliti oleh siswa.
Akuntansi perlu memanfaatkan teknik 2. Kebaikan Metode Ceramah
gabungan metode ceramah dengan metode a. Dapat menamung kelas besar dan tiap
simulasi untuk meningkatkan kualitas siswa mempunyai kesempatan yang sama
pembelajaran, baik dalam hal kualitas proses untuk mendengarkan. Oleh karenanya
maupun kualitas hasil. biaya yang diperlukan lebih murah.
3. Memberikan tanggung jawab dan rasa b. Bahan pelajaran dapat diberikan secara
keadilan bagi guru dalam hal proses urut, ide atau konsep dapat direncanakan
pembelajaran dengan tetap berpegang pada dengan baik.
suatu pengertian bahwa siswa memerlukan c. Guru dapat menekankan hal-hal yang
perhatian guru. penting, sehingga waktu dan energi dapat
digunakan sehemat mungkin.
d. Isi silabus dapat dilakukan menurut
BAB II KAJIAN PUSTAKA jadwal, karena guru tidak harus
A. Definisi Pembelajaran menyesuaikan dengan kecepatan belajar
Pembelajaran adalah proses, cara, menjadikan siswa.
orang atau makhluk hidup belajar. Sedangkan e. Kekurangan atau tidak adanya buku
belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian pelajaran dan alat bantu pelajaran tidak
atau ilmu, berubah tingka laku atau tanggapan menghambat jalanya pelajaran.
yang disebabkan oleh pengalaman. (KBBI, 1996: 3. Kelemahan Metode Ceramah
14). a. Pelajaran berjalan membosankan siswa
Sependapat dengan pernyataan tersebut karena mereka tidak diberi kesempatan
Sutomo (1993: 68) mengemukakan bahwa untuk menemukan sendiri konsep yang
pembelajaran adalah proses pengelolaan diajarkan.
lingkungan seseorang yang dengan sengaja b. Siswa menjadi pasif hanya aktif membuat
dilakukan sehingga memungkinkan dia belajar catatan saja.
untuk melakukan atau mempertunjukkan tingkah c. Kepadatan konsep-konsep yang diajarkan
laku tertentu pula. Sedangkan belajar adalah suatu dapat berakibat siswa tidak mampu
menguasai bahan yang diajarkan.
peoses yang menyebabkan perubahan tingkah laku
d. Pengetahuan yang diperoleh melalui
yang bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan
ceramah lebih cepat terlupakan.
yang bersifat fisik, tetapi perubahan dalam e. Ceramah menyebabkan sistem belajar siswa
kebiasaan, kecakapan, bertambah, berkembang menjadi “belajar menghafal” dan tidak
mengacu pada timbulnya pengertian.
4. Peranan Siswa dalamMetode Ceramah yang berfungsi sebagai subjudul
Walaupun dalam metode ini, seluruh kegiatan verbal atau bantuan mengingat.
didominasi oleh guru, siswa juga berperan - Contoh dan analogi: Berikan
dalam metode ceramah yaitu; gambaran nyata tentang gagasan
a. Mengadakan interpretasi terhadap dalam perencanaan dan, jika
keterangan guru. memungkinkan, buatlah
b. Mendengarkan dan memperhatikan perbandingan antara materi dengan
dengan baik keterangan guru. pengetahuan dan pengalaman yang
c. Mengadakan asimilasi, apabila tidak ada siswa miliki.
interpertasi yang benar. - Cadangan visual: Gunakan grafik
d. Mengadakan pencatatan yang diperlukan. lipat, transparansi, buku pegangan
Dalam metode ceramah, pemeran utama dan peragan yang memungkinkan
adalah garu. Karena pelaksanaan metode siswa melihat dan mendengar apa
ceramah merupakan komunikasi satu arah, yang guru katakan.
dalam arti guru mendominasi seluruh kegiatan c. Melibatkan Siswa Perceramahan
belajar mengajar. Berhasil tidaknya metode - Tantangan kecil: Lakukan interupsi
ceramah tergantung sebagian besar pada guru. ceramah secara berkala dan
Oleh karena itu ada beberapa hal yang harus tantanglah siswa untuk memberikan
diperhatikan oleh guru. contoh tentang konsep-konsep yang
a. Satuan bahan pelajaran apa yang telah disajikan selama ini atau untuk
disajikan pada siswa. menjawab pertanyaan kuis ringan.
b. Bagaimana menyajikan satuan bahan - Latihan yang memperjelas: Selama
pelajaran tersebut. menyajikan materi selingilah dengan
c. Alat-alat apa yang digunakan oleh guru kegiatan yang memperjelas hal-hal
tersebut. yang disampaikan.
6. Saran Untuk Mengefektifkan Pengajaran d. Memperkuat Apa yang Telah
Dengan Ceramah Disampaikan
Berceramah merupakan salah satu dari - Soal penerangan: Ajukan pertanyaan
metode pengajaran yang paling lama untuk dipecahkan oleh siswa
digunakan, namun apakah metode semacam berdasarkan informasi yang
ini memiliki tempat dalam lingkungan belajar disampaikan selama pengajaran.
aktif? Karema terlalu sering digunakan, - Tinjauan siswa: Perintahkan siswa
metode ceramah tidak akan mengantarkan untuk meninjau tes dari
pada pembelajaran, namun ada kalanya cara penyampaian pelajaran kepada
ini bisa efektif. Agar bisa efektif, guru harus sesama siswa, atau berilah mereka
terlebih dahulu membangkitkan minat, tes penilaian diri.
memaksimalkan pemahaman dan
pengingatan, melibatkan siswa selama C. Simulasi
penceramahan, dan menekankan kembali apa Dalam pengajaran modern teknik ini telah
yang telah disajikan. Berikut adalah sejumlah banyak dilaksanakan, sehingga siswa bisa berperan
pilihan untuk melakukan hal itu. seperti orang-orang atau dalam keadaan yang
a. Membangkitkan Minat dikehendaki.
- Paparkan kisah atau tayangan Simulasi adalah tingkah laku seseorang untuk
menarik: Sajikan anekdot yang berlaku seperti orang yang dimaksudkan, dengan
relevan, kisah fiksi, kartun, atau tujuan agar orang itu dapat mempelajari lebih
gambar grafis yang bisa menarik mendalam tentang bagaimana orang itu merasa
perhatian siswa terhadap apa yang dan berbuat sesuatu. Jadi siswa itu berlatih
akan anda ajaran. memegang peranan sebagai orang lain. Simulasi
- Ajuan soal cerita: Ajukan soal yang mempunyai bermacam-macam bentuk pelaksanaan
nantinya akan menjadikan sajian ialah: peer-teancing, sosiodrama, psikodrama,
dalam ceramah pengajaran. simulasi game dan role prlaying.
- Pertanyaan penguji: Ajukan Contohnya: siswa melatih mengajar di depan
pertanyaan kepada siswa (sekalipun kelas, berperan sebagai guru. Dalam pengajaran
mereka baru sedikit memiliki konpeksi, siswa berperan sebagai manager,
pengetahuan tentang mata pelajaran) penggunting bahan, penjahit, mereka sedang
atau mereka termotivasi untuk memerankan sekelompok orang yang mengelola
mendengarkan ceramah dalam konpeksi pakaian.
rangka mendapatkan jawabannya. Teknik simulasi baik sekali kita gunakan karena:
b. Memaksimalkan Pemahaman dan - Menyenangkan siswa.
Pengingatan - Menggalakkan guru untuk mengembangkan
- Headline/kepala berita: Susunlah kreativitas siswa.
kembali poin-poin utama dalam
ceramah menjadi kata-kata kunci
- Memungkinkan eksperimen berlangsung belajar. Hasil belajar menunjukkan kualitas jangka
tanpa memerlukan lingkungan yang waktu yang lebih panjang, misalnya satu cawu,
sebenarnya. satu semester dan sebagainya. Sedangkan prestasi
- Mengurangi hal-hal yang verbalistis atau belajar menunjukkan kualitas yang lebih pendek,
abstrak. misalnya satu pokok bahasan, satu kali ulangan
- Tidak memerlukan pengarahan yang pelik dan harian dan sebagainya.
mendalam. awawi (1981: 100) mengemukakan pengertian
- Menimbulkan semacam interaksi antar siswa, hasil adalah sebagai berikut: Keberhasilan murid
yang memberi kemungkinan timbulnya dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah
keutuhan dan kegotong-royongan serta yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau skor dari
kekeluargaan yang sehat. hasil tes mengenai sejumlah pelajaran tertentu.
- Menimbulkan respon yang positif dari siswa Pendapat lain dikemukakan oleh Sadly (1977:
yang lamban/ kurang cakap. 904), yang memberikan penjelasan tentang hasil
- Menumbuhkan cara berpikir yang kritis. belajar sebagai berikut, “Hasil yang dicapai oleh
- Memungkinkan guru bekerja dengan tingkat tenaga atau daya kerja seseorang dalam waktu
abilitas yang berbeda-beda. tertentu”, sedangkan Marimba (1978: 143)
Walaupun teknik ini baik dan memiliki keunggulan, mengatakan bahwa “hasil adalah kemampuan
tetapi masih juga mempunyai kelemahan ialah: seseorang atau kelompok yang secara langsung
- Efektivitas dalam memajukan belajar siswa dapat diukur”.
belum dapat dilaporkan oleh riset. Menurut Nawawi (1981: 127), berdasarkan
- Terlalu mahal biayanya. tujuannya, hasil belajar dibagi menjadi tiga
- Banyak orang meragukan hasilnya karena macam, yaitu:
sering tidak diikutsertakannya elemen-elemen a. Hasil belajar yang berupa kemampuan
yang penting. keterampilan atau kecakapan di dalam
- Menghendaki pengelompokan yang fleksibel, melakukan atau mengerjakan suatu tugas,
perlu ruang dan gedung. termasuk di dalamnya ketermpilan
- Menghendaki banyak imajinasi dari guru menggunakan alat.
maupun siswa. b. Hasil belajar yang berupa kemampuan
- Menumbuhkan hubungan informasi antara penguasaan ilmu pengetahuan tentang apa
guru dan siswa yang melebihi batas. yang dikerjakan.
- Sering mendapat kritik dari orang tua karena c. Hasil belajar yang berupa perubahan sikap
dianggap permainan saja. dan tingkah laku.
Bila guru mampu mengurangi kelemahan-
kelemahan itu, maka pelaksanaan teknik simulasi
akan berhasil sekali. F. Materi Persamaan Akuntansi
Pada saat ini sedikit perhatian yang ditujukan
D. Hasil Belajar Persamaan Akuntansi pada pembelajaran Persamaan Akuntansi dengan
Di dalam istilah hasil belajar, terdapat dua mengembangkan model-model yang sistematis.
unsur di dalamnya, yaitu unsur hasil dan unsur Pembelajaran dengan ceramah dan tanya jawab
belajar. Hasil merupakan suatu hasil yang telah merupakan strategi yang paling sering digunakan
dicapai pebelajar dalam kegiatan belajarnya (dari dalam pembelajaran Persamaan Akuntansi. Guru
yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya), mendominasi pembicaraan dan buku-buku
sebagaimana dijelaskan dalam Kamus Besar konvensional masih merupakan sumber belajar
Bahasa Indonesia, (1995: 787). Dari pengertian yang primer. Dengan cara yang seperti ini tidak
ini, maka hasil belajar adalah penguasaan mengherankan kalau siswa cenderung secara
pengetahuan atau keterampilan yang umum apatis terhadap gejala sosial. Karena yang
dikembangkan oleh mata pelajaran, lajimnya ditemukan dalam pembelajaran Persamaan
ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang Akuntansi hanya fakta-fakta dan bukan ide-ide.
diberikan oleh guru. Sebagian besar penelitian tentang pembelajaran
Belajar itu sebagai suatu proses perubahan Persamaan Akuntansi telah mengkaji hubungan
tingkah laku, atu memaknai sesuatu yang antara teknik-teknik pembelajaran dan
diperoleh. Akan tetapi apabila kita bicara tentang pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa.
hasil belajar, maka hal itu merupakan hasil yang Penelitian banyak dilakukan untuk menjelaskan
telah dicapai oleh si pebelajar. hubungan-hubungan yang stabil antara fenomena-
Istilah hasil belajar mempunyai hubungan yang fenomena pembelajaran yang dipilih. Penelitian
erat kaitannya dengan prestasi belajar. pada variabel pembelajaran cenderung untuk
Sesungguhnya sangat sulit untuk membedakan menggambarkan perhatian umum di bidang teknik
pengertian prestasi belajar dengan hasil belajar. penyelidikan inovatif dan reflektif.
Ada yang berpendapat bahwa pengertian hasil
belajar dianggap sama dengan pengertian prestasi
belajar. Akan tetapi lebih dahulu sebaiknya kita
simak pendapat yang mengatakan bahwa hasil
belajar berbeda secara prinsipil dengan prestasi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas XI
IPS 2 SMA Negeri 1 Pabedilan pada
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kompetensi dasar mencatat transaksi/kejadian
(action research), karena penelitian dilakukan untuk ke dalam jurnal khusus.
memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian
ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab B. Rancangan Penelitian
menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran Penelitian ini menggunakan Penelitian
diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat Tindakan Kelas (PTK). Menurut Tim Pelatih
dicapai. Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian
Menurut Oja dan Sumarjan (dalam Titik Sugiarti, yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang
1997: 8) mengelompokkan penelitian tindakan menjadi dilakukan untuk meningkatkan kemantapan
empat macam yaitu, (a) guru sebagai penelitia; (b) rasional dari tindakan mereka dalam
penelitian tindakan kolaboratif; (c) simultan melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman
terintegratif; (d) administrasi sosial eksperimental. terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu,
Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentuk serta memperbaiki kondisi dimana praktek
guru sebagai peneliti, penanggung jawab penuh pembelajaran tersebut dilakukan (dalam Mukhlis,
penelitian ini adalah guru. Tujuan utama dari penelitian 2000: 3).
tindakan ini adalah untuk meningkatkan hasil Sedangkah menurut Mukhlis (2000: 5) PTK
pembelajaran di kelas dimana guru secara penuh adalah suatu bentuk kajian yang bersifat sistematis
terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki
tindakan, pengamatan, dan refleksi. kondisi pembelajaran yang dilakukan.
Dalam penelitian ini peneliti tidak bekerjasama Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk
dengan siapapun, kehadiran peneliti sebagai guru di memperbaiki/meningkatkan praktek pembelajaran
kelas sebagai pengajar tetap dan dilakukan seperti secara berkesinambungan, sedangkan tujuan
biasa, sehingga siswa tidak tahu kalau diteliti. Dengan penyertaannya adalah menumbuhkan budaya
cara ini diharapkan didapatkan data yang seobjektif meneliti di kalangan guru (Mukhlis, 2000: 5).
mungkin demi kevalidan data yang diperlukan. Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih,
yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini
A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian menggunakan model penelitian tindakan dari
1. Tempat Penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6),
Tempat penelitian adalah tempat yang yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke
digunakan dalam melakukan penelitian untuk siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi
memperoleh data yang diinginkan. Penelitian planning (rencana), action (tindakan), observation
ini bertempat di SMA Negeri 1 Pabedilan (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah
Kabupaten Cirebon khususnya kelas XI IPS 2 pada siklus berikutnya adalah perncanaan yang
2. Waktu Penelitian sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Waktu penelitian adalah waktu Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan
berlangsungnya penelitian atau saat penelitian pendahuluan yang berupa identifikasi
ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap
pada bulan Agustus semester gasal 2018/2019. penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada
3. Subyek Penelitian gambar berikut.

Putaran 1

Refleksi Rencana
awal/rancangan

Tindakan/ Putaran 2
Observasi
Rencana yang
Refleksi direvisi

Tindakan/ Putaran 3
Observasi

Rencana yang
Refleksi direvisi
Gambar 3.1 Alur PTK
Tindakan/
Observasi
Penjelasan alur di atas adalah: yang baik dan memenuhi syarat digunakan
1. Rancangan/rencana awal, sebelum untuk mengambil data.
mengadakan penelitian peneliti menyusun
rumusan masalah, tujuan dan membuat D. Metode Pengumpulan Data
rencana tindakan, termasuk di dalamnya Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini
instrumen penelitian dan perangkat diperoleh melalui observasi pengolahan kegiatan
pembelajaran. belajar mengajar dengan gabungan metode
2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan ceramah dengan metode simulasi, dan tes formatif.
yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya
membangun pemahaman konsep siswa serta E. Teknik Analisis Data
mengamati hasil atau dampak dari Untuk mengetahui keefektivan suatu metode
diterapkannya metode pembelajaran model dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan
gabungan ceramah dan simulasi. analisa data. Pada penelitian ini menggunakan
3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu
mempertimbangkan hasil atau dampak dari metode penelitian yang bersifat menggambarkan
tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang
pengamatan yang diisi oleh pengamat. diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi
4. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh
hasil refleksi dari pengamat membuat respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta
rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
pada siklus berikutnya. Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau
Observasi dibagi dalam tiga putaran, persentase keberhasilan siswa setelah proses
yaitu putaran 1, 2 dan 3, dimana masing belajar mengajar setiap putarannya dilakukan
putaran dikenai perlakuan yang sama (alur dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes
kegiatan yang sama) dan membahas satu sub tertulis pada setiap akhir putaran.
pokok bahasan yang diakhiri dengan tes Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik
formatif di akhir masing putaran. Dibuat dalam sederhana yaitu:
tiga putaran dimaksudkan untuk memperbaiki 1. Untuk menilai ulangan atau tes formatif
sistem pengajaran yang telah dilaksanakan. Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang
C. Instrumen Penelitian diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dengan jumlah siswa yang ada di kelas
terdiri dari: tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes
1. Silabus formatif dapat dirumuskan:

X
Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan X
tentang kegiatan pembelajaran pengelolahan
kelas, serta penilaian hasil belajar.
2. Rencana Pelajaran (RP)
N
Yaitu merupakan perangkat pembelajaran Dengan : X = Nilai rata-rata
yang digunakan sebagai pedoman guru dalam Σ X = Jumlah semua
mengajar dan disusun untuk tiap putaran. nilai siswa
Masing-masing RP berisi kompetensi dasar, Σ N = Jumlah siswa
indikator pencapaian hasil belajar, tujuan 2. Untuk ketuntasan belajar
pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu
mengajar. secara perorangan dan secara klasikal.
3. Lembar Kegiatan Siswa Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar
Lembar kegiatan ini yang dipergunakan siswa mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994),
untuk membantu proses pengumpulan data yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila
hasil kegiatan pemberian tugas. telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan
4. Tes formatif kelas disebut tuntas belajar bila di kelas
Tes ini disusun berdasarkan tujuan tersebut terdapat 85% yang telah mencapai
pembelajaran yang akan dicapai, digunakan daya serap lebih dari atau sama dengan 65%.
untuk mengukur kemampuan pemahaman Untuk menghitung persentase ketuntasan
persamaan akuntansi. Tes formatif ini belajar digunakan rumus sebagai berikut:
diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal

P 
yang diberikan adalah pilihan guru (objektif). Siswa.yang.tuntas.belajar
x100%
Siswa
Sebelumnya soal-soal ini berjumlah 40 soal
yang telah diujicoba, kemudian penulis
mengadakan analisis butir soal tes yang telah
diuji validitas dan reliabilitas pada tiap soal.
Analisis ini digunakan untuk memilih soal
BAB IV A. Analisis Item Butir Soal
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum melaksanakan pengambilan data
melalui instrumen penelitian berupa tes dan
Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba mendapatkan tes yang baik, maka data tes tersebut
item butir soal, data observasi berupa pengamatan diuji dan dianalisis. Uji coba dilakukan pada siswa
pengelolaan gabungan metode ceramah dengan metode di luar sasaran penelitian. Analisis tes yang
simulasi, dan data tes formatif siswa pada setiap siklus. dilakukan meliputi:
Data hasil uji coba item butir soal digunakan untuk 1. Validitas
mendapatkan tes yang betul-betul mewakili apa yang Validitas butir soal dimaksudkan untuk
diinginkan. Data ini selanjutnya dianalisis tingkat mengetahui kelayakan tes sehingga dapat
validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya digunakan sebagai Instrumen dalam penelitian
pembeda. ini. Dari perhitungan 46 soal diperoleh 16 soal
Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan tidak valid dan 30 soal valid. Hasil dari validits
prestasi belajar siswa setelah diterapkan gabungan soal-soal dirangkum dalam tabel di bawah ini.
metode ceramah dengan metode simulasi.

Tabel 4.1. Soal Valid dan Tidak Valid Tes Formatif Siswa

Soal Valid Soal Tidak Valid


1, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 17, 19, 21, 23, 25, 26, 2, 3, 8, 15, 16, 18, 20, 22, 24,
27, 28, 29, 30, 36, 37, 38, 39, 41, 42, 43, 44, 46 31, 32, 33, 34, 35, 40, 45

2. Reliabilitas
Soal-soal yang telah memenuhi syarat B. Analisis Data Penelitian Persiklus
validitas diuji reliabilitasnya. Dari hasil 1. Siklus I
perhitungan diperoleh koefisien reliabilitas r11 a. Tahap Perencanaan
sebesar 0, 739. Harga ini lebih besar dari harga Pada tahap ini peneliti mempersiapkan
r product moment. Untuk jumlah siswa (N = perangkat pembelajaran yang terdiri dari
25) dengan r (95%) = 0,396. Dengan demikian rencana pelajaran 1, LKS 1, soal tes
soal-soal tes yang digunakan telah memenuhi formatif 1 dan alat-alat pengajaran yang
syarat reliabilitas. mendukung. Selain itu juga dipersiapkan
3. Taraf Kesukaran (P) lembar observasi pengolaan gabungan
Taraf kesukaran digunakan untuk metode ceramah dengan metode simulasi.
mengetahui tingkat kesukaran soal. Hasil b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
analisis menunjukkan dari 46 soal yang diuji Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
terdapat: untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 6
- 21 soal mudah Agustus 2018 di kelas XI IPS 2 dengan
- 15 soal sedang jumlah siswa 25 siswa. Dalam hal ini
- 10 soal sukar peneliti bertindak sebagai guru. Adapun
4. Daya Pembeda proses belajar mengajar mengacu pada
Analisis daya pembeda dilakukan untuk rencana pelajaran yang telah dipersiapkan.
mengetahui kemampuan soal dalam Pengamatan (observasi) dilaksanakan
membedakan siswa yang berkemampuan tinggi bersamaan dengan pelaksaaan belajar
dengan siswa yang berkemampuan rendah. mengajar. Pada akhir proses belajar
Dari hasil analisis daya pembeda diperoleh mengajar siswa diberi tes formatif I
soal yang berkriteria jelek sebanyak 15 soal, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat
berkriteria cukup 22 soal, berkriteria baik 8 keberhasilan siswa dalam proses belajar
soal, dan yang berkriteria tidak baik 1 soal. mengajar yang telah dilakukan. Adapun
Dengan demikian soal-soal tes yang digunakan data hasil penelitian pada siklus I adalah
telah memenuhi syara-syarat validitas, sebagai beriku.
reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda.
Table 2. Distribusi Nilai Tes Pada Siklus I

Keterangan Keterangan
No. Urut Nilai No. Urut Nilai
T TT T TT
1 70 √ 14 80 √
2 60 √ 15 70 √
3 70 √ 16 40 √
4 80 √ 17 80 √
5 80 √ 18 60 √
6 70 √ 19 50 √
7 70 √ 20 80 √
8 50 √ 21 60 √
9 70 √ 22 80 √
10 60 √ 23 70 √
11 70 √ 24 70 √
12 90 √ 25 80 √
13 60 √ jumlah 820 8 4
Jumlah 900 9 4
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2500
Jumlah Skor Tercapai 1720
Rata-Rata Skor Tercapai 68,80

Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas : 17
Jumlah siswa yang belum tuntas :8
Klasikal : Belum tuntas

Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus I


No Uraian Hasil Siklus I
1 Nilai rata-rata tes formatif 68,80
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 17
3 Persentase ketuntasan belajar 68,00

Dari tabel di atas dapat dijelaskan 3) Siswa kurang begitu antusias selama
bahwa dengan menerapkan penerapan pembelajaran berlangsung.
gabungan metode ceramah dengan metode d. Refisi
simulasi diperoleh nilai rata-rata prestasi Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
belajar siswa adalah 68,80 dan ketuntasan pada siklus I ini masih terdapat
belajar mencapai 68,00% atau ada 17 kekurangan, sehingga perlu adanya refisi
siswa dari 25 siswa sudah tuntas belajar. untuk dilakukan pada siklus berikutnya.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada 1) Guru perlu lebih terampil dalam
siklus pertama secara klasikal siswa belum memotivasi siswa dan lebih jelas
tuntas belajar, karena siswa yang dalam menyampaikan tujuan
memperoleh nilai ≥ 65 hanya sebesar pembelajaran. Dimana siswa diajak
68,00% lebih kecil dari persentase untuk terlibat langsung dalam setiap
ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar kegiatan yang akan dilakukan.
85%. Hal ini disebabkan karena siswa 2) Guru perlu mendistribusikan waktu
masih merasa asing dan bingung dengan secara baik dengan menambahkan
gabungan metode ceramah dengan metode informasi-informasi yang dirasa perlu
simulasi yang diterapkan dalam proses dan memberi catatan
belajar mengajar. 3) Guru harus lebih terampil dan
bersemangat dalam memotivasi siswa
c. Refleksi sehingga siswa bisa lebih antusias.
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar 2. Siklus II
mengajar diperoleh informasi dari hasil a. Tahap perencanaan
pengamatan sebagai berikut: Pada tahap ini peneliti mempersiapkan
1) Guru kurang baik dalam memotivasi perangkat pembelajaran yang terdiri dari
siswa dan dalam menyampaikan tujuan rencana pelajaran 2, soal tes formatif 2 dan
pembelajaran alat-alat pengajaran yang mendukung.
2) Guru kurang baik dalam pengelolaan b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan
waktu
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (observasi) dilaksanakan bersamaan
untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal dengan pelaksanaan belajar mengajar.
13 Agustus 2018 di Kelas XI IPS 1 dengan Pada akhir proses belajar mengajar
jumlah siswa 25 siswa. Dalam hal ini siswa diberi tes formatif II dengan tujuan
peneliti bertindak sebagai guru. Adapun untuk mengetahui tingkat keberhasilan
proses belajar mengajar mengacu pada siswa dalam proses belajar mengajar yang
rencana pelajaran dengan memperhatikan telah dilakukan. Instrumen yang digunakan
revisi pada siklus I, sehingga kesalahan adalah tes formatif II. Adapun data hasil
atau kekurangan pada siklus I tidak penelitian pada siklus II adalah sebagai
terulang lagi pada siklus II. Pengamatan berikut.

Table 4. Distribusi Nilai Tes Pada Siklus II


Keterangan Keterangan
No. Urut Nilai No. Urut Nilai
T TT T TT
1 100 √ 14 80 √
2 60 √ 15 80 √
3 80 √ 16 60 √
4 70 √ 17 80 √
5 90 √ 18 70 √
6 70 √ 19 60 √
7 70 √ 20 100 √
8 60 √ 21 60 √
9 70 √ 22 90 √
10 80 √ 23 70 √
11 70 √ 24 80 √
12 90 √ 25 80 √
13 70 √ jumlah 910 9 3
Jumlah 980 11 2
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2500
Jumlah Skor Tercapai 1890
Rata-Rata Skor Tercapai 75,60

Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas : 20
Jumlah siswa yang belum tuntas :5
Klasikal : Belum tuntas

Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus II


No Uraian Hasil Siklus II
1 Nilai rata-rata tes formatif 75,60
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 20
3 Persentase ketuntasan belajar 80,00

Dari tabel di atas diperoleh nilai rata- c. Refleksi


rata prestasi belajar siswa adalah 75,60 Dalam pelaksanaan kegiatan belajar
dan ketuntasan belajar mencapai 80,00% diperoleh informasi dari hasil pengamatan
atau ada 20 siswa dari 25 siswa sudah sebagai berikut:
tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan 1) Memotivasi siswa
bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar 2) Membimbing siswa merumuskan
secara klasikal telah mengalami kesimpulan/menemukan konsep
peningkatan sedikit lebih baik dari siklus 3) Pengelolaan waktu
I. Adanya peningkatan hasil belajar siswa d. Revisi Rancangan
ini karena siswa-siswa telah mulai terbiasa Pelaksanaan kegiatan belajar pada siklus
dengan metode pembelajaran yang II ini masih terdapat kekurangan-
diterapkan oleh guru, disamping itu kekurangan. Maka perlu adanya revisi
peningkatan ini karena guru untuk dilaksanakan pada siklus II antara
mengimformasikan bahwa setiap akhir lain:
dari proses belajar mengajar akan 1) Guru dalam memotivasi siswa
diadakan tes, sehingga siswa sudah siap hendaknya dapat membuat siswa lebih
sebelumnya.
termotivasi selama proses belajar rencana pelajaran 3, soal tes formatif 3
mengajar berlangsung. dan alat-alat pengajaran yang mendukung.
2) Guru harus lebih dekat dengan siswa b. Tahap kegiatan dan pengamatan
sehingga tidak ada perasaan takut Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
dalam diri siswa baik untuk untuk siklus III dilaksanakan pada tanggal
mengemukakan pendapat atau 20 Agustus 2018 di KelasXI IPS 2 dengan
bertanya. jumlah siswa 25 siswa. Dalam hal ini
3) Guru harus lebih sabar dalam peneliti bertindak sebagai guru. Adapun
membimbing siswa merumuskan proses belajar mengajar mengacu pada
kesimpulan/menemukan konsep. rencana pelajaran dengan memperhatikan
4) Guru harus mendistribusikan waktu revisi pada siklus II, sehingga kesalahan
secara baik sehingga kegiatan atau kekurangan pada siklus II tidak
pembelajaran dapat berjalan sesuai terulang lagi pada siklus III. Pengamatan
dengan yang diharapkan. (observasi) dilaksanakan bersamaan
5) Guru sebaiknya menambah lebih dengan pelaksanaan belajar mengajar.
banyak contoh soal dan memberi soal- Pada akhir proses belajar mengajar siswa
soal latihan pada siswa untuk diberi tes formatif III dengan tujuan untuk
dikerjakan pada setiap kegiatan belajar mengetahui tingkat keberhasilan siswa
mengajar. dalam proses belajar mengajar yang telah
3. Siklus III dilakukan. Instrumen yang digunakan
a. Tahap Perencanaan adalah tes formatif III. Adapun data hasil
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan penelitian pada siklus III adalah sebagai
perangkat pembelajaran yang terdiri dari berikut.

Table 6. Distribusi Nilai Tes Pada Siklus III


Keterangan Keterangan
No. Urut Nilai No. Urut Nilai
T TT T TT
1 90 √ 14 90 √
2 70 √ 15 80 √
3 70 √ 16 80 √
4 70 √ 17 70 √
5 80 √ 18 80 √
6 70 √ 19 60 √
7 80 √ 20 100 √
8 80 √ 21 80 √
9 70 √ 22 80 √
10 90 √ 23 70 √
11 70 √ 24 80 √
12 90 √ 25 80 √
13 70 √ jumlah 950 11 1
Jumlah 1000 13 -
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2500
Jumlah Skor Tercapai 1950
Rata-Rata Skor Tercapai 78,00

Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas : 24
Jumlah siswa yang belum tuntas : 1
Klasikal : Tuntas
Tabel 7. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus III
No Uraian Hasil Siklus III
1 Nilai rata-rata tes formatif 78,00
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 24
3 Persentase ketuntasan belajar 96,00

Berdasarkan tabel diatas diperoleh tercapai sebesar 96,00% (termasuk


nilai rata-rata tes formatif sebesar 78,00 kategori tuntas). Hasil pada siklus III ini
dan dari 25 siswa yang telah tuntas mengalami peningkatan lebih baik dari
sebanyak 24 siswa dan 1 siswa belum siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar
mencapai ketuntasan belajar. Maka secara pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya
klasikal ketuntasan belajar yang telah peningkatan dari kemampuan guru dalam
proses belajar mengajar, sehingga siswa menerapkan gabungan metode ceramah dengan
mudah menguasai materi yang diperlajari. metode simulasi dalam setiap siklus mengalami
c. Refleksi peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap
Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan
terlaksana dengan baik maupun yang dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada
masih kurang baik dalam proses belajar setiap siklus yang terus mengalami
mengajar dengan penerapan penerapan peningkatan.
gabungan metode ceramah dengan metode 3. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran
simulasi. Dari data-data yang telah Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas
diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut: siswa dalam proses pembelajaran Persamaan
1) Selama proses belajar mengajar guru Akuntansi dengan menerapkan gabungan
telah melaksanakan semua metode ceramah dengan metode simulasi yang
pembelajaran dengan baik. Meskipun paling dominan adalah bekerja dengan sesama
ada beberapa aspek yang belum siswa, mendengarkan/memperhatikan
sempurna, tetapi persentase penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara
pelaksanaannya untuk masing-masing siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa
aspek cukup besar. aktivitas isiwa dapat dikategorikan aktif.
2) Berdasarkan data hasil pengamatan Sedangkan untuk aktivitas guru selama
diketahui bahwa siswa aktif selama pembelajaran telah melaksanakan langkah-
proses belajar berlangsung. langkah penerapan gabungan metode ceramah
3) Kekurangan pada siklus-siklus dengan metode simulasi dengan baik. Hal ini
sebelumnya sudah mengalami terlihat dari aktivitas guru yang muncul di
perbaikan dan peningkatan sehingga antaranya aktivitas membimbing dan
menjadi lebih baik. mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan
4) Hasil belajar siswsa pada siklus III pembelajaran, menjelaskan, memberi umpan
mencapai ketuntasan. balik/evaluasi/tanya jawab dimana prosentase
d. Revisi Pelaksanaan untuk aktivitas di atas cukup besar.
Pada siklus III guru telah menerapkan
gabungan metode ceramah dengan metode
simulasi dengan baik dan dilihat dari BAB V PENUTUP
aktivitas siswa serta hasil belajar siswa
pelaksanaan proses belajar mengajar sudah A. Kesimpulan
berjalan dengan baik. Maka tidak Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah
diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi dilakukan selama tiga siklus, dan berdasarkan
yang perlu diperhatikan untuk tindakah seluruh pembahasan serta analisis yang telah
selanjutnya adalah memaksimalkan dan dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
mempertahankan apa yang telah ada 1. Pembelajaran dengan menerapkan gabungan
dengan tujuan agar pada pelaksanaan metode ceramah dengan metode simulasi
proses belajar mengajar selanjutnya memiliki dampak positif dalam meningkatkan
penerapan gabungan metode ceramah prestasi belajar siswa yang ditandai dengan
dengan metode simulasi dapat peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam
meningkatkan proses belajar mengajar setiap siklus, yaitu siklus I (68,00%), siklus II
sehingga tujuan pembelajaran dapat (80,00%), siklus III (96,00%).
tercapai. 2. Penerapan gabungan metode ceramah dengan
metode simulasi mempunyai pengaruh positif,
C. Pembahasan yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar
1. Ketuntasan Hasil belajar Siswa siswa yang ditunjukan dengan rata-rata jawaban
Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan siswa yang menyatakan bahwa siswa tertarik
bahwa penerapan gabungan metode ceramah dan berminat dengan penerapan gabungan
dengan metode simulasi memiliki dampak metode ceramah dengan metode simulasi
positif dalam meningkatkan prestasi belajar sehingga mereka menjadi termotivasi untuk
siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin belajar.
mantapnya pemahaman siswa terhadap materi 3. Penerapan penerapan gabungan metode
yang disampaikan guru (ketuntasan belajar ceramah dengan metode simulasi efektif untuk
meningkat dari siklus I, II, dan III) yaitu meningkatkan prestasi belajar Persamaan
masing-masing 68,00%, 80,00%, dan 96,00%. Akuntansi
Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara
klasikal telah tercapai. B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian
2. Kemampuan Guru dalam Mengelola sebelumnya agar proses belajar mengajar Persamaan
Pembelajaran Akuntansi lebih efektif dan lebih memberikan hasil
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran
siswa dalam proses belajar mengajar dengan sebagai berikut:
1. Untuk melaksanakan penerapan gabungan
metode ceramah dengan metode simulasi Hamalik, Oemar. 1999. Kurikulum dan Pembelajaran.
memerlukan persiapan yang cukup matang, Jakarta: PT. Bumi Aksara.
sehingga guru harus mampu menentukan atau
memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan Hasibuan. J.J. dan Moerdjiono. 1998. Proses Belajar
dengan gabungan metode ceramah dengan Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
metode simulasi proses belajar mengajar
sehingga diperoleh hasil yang optimal. Margono. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan.
2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar Jakarta. Rineksa Cipta.
siswa, guru hendaknya lebih sering melatih
siswa dengan berbagai metode yang berbeda, Rustiyah, N.K. 1991. Strategi Belajar Mengajar.
walau dalam taraf yang sederhana, dimana Jakarta: Bina Aksara.
siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan
baru, memperoleh konsep dan keterampilan, Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar
sehingga siswa berhasil atau mampu Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.
memecahkan masalah-masalah yang
dihadapinya. Slameto, 1988. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina
3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, Aksara.
karena hasil penelitian ini hanya dilakukan di Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model
Kelas XI IPS 1 tahun pelajaran 2018/2019. Pembelajaran. Jakarta: PAU-PPAI, Universitas
4. Untuk penelitian yang serupa hendaknya Terbuka.
dilakukan perbaikan-perbaikan agar diperoleh
hasil yang lebih baik. Suryabrata, Sumadi. 1990. Psikologi Pendidikan.
Yogyakarta: Andi Offset.
DAFTAR PUSTAKA
Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan, Suatu
Pendekatan Baru. Bandung: Remaja
Ardana, Wayan. 1980. Beberapa Metode Statistik Untuk Rosdakarya.
Keperluan Penelitian Pendidikan. Malang:
Swadaya. Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Mengajar
Secara Manusiawi. Jakarta: Rineksa Cipta. Wetherington. H.C. and W.H. Walt. Burton. 1986.
Teknik-teknik Belajar dan Mengajar.
Arikunto, Suharsimi. 1992. Dasar-dasar Evaluasi (terjemahan) Bandung: Jemmars.
Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 1989. Penilaian Program IDENTITAS PENULIS


Pendidikan. Proyek Pengembangan LPTK
Depdikbud. Dirjen Dikti.
Nama : NUR AL FATAH, S.Pd
Arikunto, Suharsimi.1998. Prosedur Penelitian Suatu NIP : 131 887 470
Pendekatan Praktek. Jakarta: Bina Aksara. Unit Kerja : SMA NEGERI 1
PABEDILAN
Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Judul : Penerapan Gabungan
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Metode Ceramah Dengan
Metode Simulasi Untuk
Combs. Arthur. W. 1984. The Profesional Education of Meningkatkan Prestasi
Teachers. Allin and Bacon, Inc. Boston. Belajar Persamaan
Akuntansi Pada Siswa
Djamarah, Syaiful Bahri. 1994. Guru dan Anak Didik Kelas III IPS Tahun
dalam Interaksi Edukatif. Fakultas Tarbiyah Pelajaran 2018/2019
IAIN Antasasi. Banjarmasin.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar


Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta.

Hadi, Sutrisno. 1981. Metodogi Research. Yayasan


Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas
Gajah Mada. Yoyakarta.

Hamalik, Oemar. 1992. Psikologi Belajar dan Mengajar.


Bandung: Sinar Baru.

Anda mungkin juga menyukai