Anda di halaman 1dari 10

J u r n a l P e n d i d i k a n T a m b u s a i V 1 N 1 T a h u n 2 0 1 7 | 20

PENINGKATAN PEMBELAJARAN BERPIDATO


MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MODELING
THE WAYPADA SISWA KELAS X5 SMAN 1
BANGKINANG KECAMATAN BANGKINANG
KABUPATEN KAMPAR
Neldawati
SMAN 1 Bangkinang, Jl. Bendungan Uwai Bangkinang
Email: nngbangkinang@gmail.com

Abstract
This study aims to improve the skills of teachers in speech learning, improving the
activities and skills of students in learning to give speech in class X 5 SMA
Negeri 1 Bangkinang academic year 2015 using the learning approach modeling
the way. Implementation of the learning process in this study using two cycles
consisting of two meetings The first cycle implemented learning through model
learning modeling modeling the way. The second cycle is implemented to
improve less than optimal learning in the implementation of the first cycle
obtained from the reflection after the first cycle. Based on the analysis and
discussion the researcher can conclude that through modeling modeling the
waydapat be alternative in learning the language of Indonesia, especially the skills
of speech in class X 5 SMA Negeri 1 Bangkinang academic year2015/2016 as
well as to improve teacher skills and student activities in bahasa Indonesia.
Keywords: Speech Learning, Bahasa Indonesia, Modeling the Way
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan guru dalam
pembelajaran berpidato, meningkatkan aktivitas dan keterampilan siswa dalam
pembelajaran berpidato di kelas X 5 SMA Negeri 1 Bangkinang tahun 2015
dengan menggunakan pendekatan pembelajaran modelling the way. Pelaksanaan
proses pembelajaran pada penelitian ini menggunakan dua siklus yang terdiri dari
dua pertemuan Siklus pertama dilaksanakan pembelajaran melalui model
pembelajaran model pembelajaran modeling the way. Siklus kedua dilaksanakan
untuk memperbaiki pembelajaran yang kurang optimal dalam pelaksanaan siklus
pertama yang diperoleh dari hasil refleksi setelah siklus pertama. Berdasarkan
analisis dan pembahasan peneliti dapat menyimpulkan bahwa melalui model
pembelajaran modeling the waydapat menjadi alternatif dalam pembelajaran
bahasa Indonesia khususnya keterampilan berpidato di kelas X5 SMA Negeri 1
Bangkinang tahun2015/2016 sekaligus dapat meningkatkan keterampilan guru
dan aktivitas siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
Kata kunci: Pembelajaran Berpidato, Bahasa Indonesia, Modelling the Way

Fakultas Ilmu Pendidikan


Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
Riau, Indonesia
J u r n a l P e n d i d i k a n T a m b u s a i V 1 N 1 T a h u n 2 0 1 7 | 21

PENDAHULUAN kehidupan jangka panjang. Karena


Dalam konteks pembelajaran itu, perlu kiranya dicari teknik atau
yang dirasakan oleh beberapa pendekatan yang tepat yang mampu
kalangan guru bahkan penulis sendiri meningkatkan hasil belajar siswa
bahwa kemampuan berpidato siswa secara optimal dan bermakna,
masih kurang. Bahkan sebagian guru khususnya dalam kemampuan
sering “kelabakan” ketika ingin berpidato dalam mata pelajaran
mengirimkan peserta lomba pidato Bahasa Indonesia.
siswa. Dari sekian banyak siswa di Salah satu teknik yang akan
kelas X5 yang berkemampuan untuk dikembangkan dalam kemampuan
berpidato hanya satu atau dua orang berpidato siswa adalah melalui
saja yang berpotensi mampu untuk teknik impromptu. Menurut Tarigan
mengikuti sebagai peserta lomba (1988:37), bahwa Impromptu atau
pidato. Itu juga, mereka yang mampu 'Serta Merta'. Dalam hal ini, kegiatan
berpidato kalau di tempat tinggalnya pembicaraannya tidak melakukan
atau di masyarakatnya sudah terbiasa persiapan lebih dulu sebelum
mengikuti kegiatan berpidato. berbicara, tetapi secara serta merta
Padahal kalau mengacu pada standar atau mendadak berbicara
isi kurikulum Bahasa Indonesia berdasarkan pengetahuan dan
bahwa kegiatan berbicara itu sudah pengalamannya. Lebih lanjut Tarigan
diberikan sejak siswa di sekolah menjelaskan bahwa pembicara
dasar termasuk di dalamnya menyampaikan pengetahuannya yang
keterampilan berpidato. ada, dihubungkan dengan situasi dan
Tidak bisa dipungkiri bahwa kepentingan saat itu.
kegiatan berpidato dibutuhkan Oleh sebab itulah, dalam
beberapa aspek yang mendukung melaksanakan proses belajar
supaya mereka terampil berbicara di mengajar diperlukan tahapan-tahapan
depan umum. Selain aspek yang sistematis untuk mencapai
kebahasaan juga tidak kalah tujuan yang sudah ditetapkan. Dalam
pentingnya yaitu keberanian mereka hal ini, kita selaku pendidik harus
untuk mempresentasikan sesuatu di mampu memilih dan memilah
depan umum atau minimal mereka metode dan model pembelajaran
berani berbicara di depan teman yang cocok dengan kondisi siswa
sekelasnya. agar siswa kita mampu bersikap
Dalam pembelajaran modern terbuka, kreatif, dan inovatif.
dewasa ini ada kecenderungan untuk Maka dari itu, model
kembali pada pemikiran bahwa anak pembelajaran yang diharapkan agar
akan belajar lebih baik jika siswa lebih aktif, bisa bekerja sama,
lingkungan diciptakan alamiah. bisa mengekpresikan idenya, berani
Belajar akan lebih bermakna jika bicara di depan umum sehingga
anak “mengalami” apa yang memiliki kesempatan untuk
dipelajarinya, bukan “mengetahui”- mengolah informasi. Dari fenomena
nya. Pembelajaran yang berorientasi yang ada peneliti menerapkan
pada target penguasaan materi motode pembelajaran yang dapat
terbukti berhasil dalam kompetisi membangun suasana kelas agar dapat
“mengingat” jangka pendek, tetapi berinteraksi dengan baik dan lebih
gagal dalam membekali anak aktif untuk meningkatkan
memecahkan persoalan dalam

Fakultas Ilmu Pendidikan


Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
Riau, Indonesia
J u r n a l P e n d i d i k a n T a m b u s a i V 1 N 1 T a h u n 2 0 1 7 | 22

keterampilan berbicara salah satunya Sedangkan table klasifikasi


adalah berpidato. untuk aktivitas siswa adalah sebagai
Menurut peneliti metode berikut Tabel 3.Kriteria Ketuntasan
pembelajaran yang akan diterapkan Aktivitas Siswa
yaitu metode modeling the way,
diharapkan bisa menjadi alternatif
penunjang yang dipakai pada
kegiatan pembelajaran keterampilan
berbicara berpidato dalam bentuk
penelitian tindakan
kelas.Berdasarkan dari latar belakang
di atas, maka penulis terdorong untuk Selajutnya, pendekatan
meningkatkan hasil pembelajaran penelitian kuantitatif, data kuantitatif
pidatomelalui model pembelajaran diperoleh dari analisis hasil observasi
modeling the way pada siswa kelas dengan instrumen yang berupa daftar
X1 SMAN 1 Bangkinang. nilai hasil belajar, lembar
pengamatan keterampilan guru,
METODE pengamatan aktivitas siswa, dengan
Adapun pendekatan menerapkan model pembelajaran
penelitian yang digunakan dalam pemodelan dalam pembelajaran
penelitian ini adalah pendekatan berpidato.
penelitian kualitatif yang diperoleh Data kuantitatif berupa data
dari observasi melalui lembar hasil belajar siswa pada aspek
pengamatan keterampilan guru dan kognitif, dianalisis dengan
aktivitas siswa dalam kegiatan menggunakan teknik analisis
pembelajaran pidato melalui deskriptif dengan menentukan rata-
pemodelan. rata dari hasil belaja rsiswa.
Untuk mengetahui persentase
Tabel 1. Kriteria Ketuntasan Data ketuntasan belajar klasikal,
Kualitatif menggunakan rumus sebagai berikut:

(Aqib, dkk, 2010:41)


Data hasil belajar siswa dapat
dianalisis secara kuantitatif untuk
memperoleh kesimpulan dengan
Dari perhitungan tersebut maka dapat menggunakan table sebagaiberikut:
dibuat table klasifikasi tingkatan Tabel 4. Kriteria Tingkat
nilaiu ntuk keterampilan guru adalah Keberhasilan Belajar Siswa dalam
sebagaiberikut. Persen (%)
Tabel 2. Kriteria Keterampilan Guru

Fakultas Ilmu Pendidikan


Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
Riau, Indonesia
J u r n a l P e n d i d i k a n T a m b u s a i V 1 N 1 T a h u n 2 0 1 7 | 23

Untuk menghitung nilai rata- Siklus pertama ini melalui tiga tahap
rata, menggunakan rumus yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2)
sebagaiberikut: pelaksanaan tindakan, (3) observasi
dan (4) refleksi. Sedangkan Siklus
kedua merupakan tindak lanjut yang
direncanakan untuk memperbaiki
Kriteria ketuntasan di atas proses dan hasil pembelajaran yang
digunakan dalam pengelolaan hasil dilaksanakan pada siklus I. Hal ini
belajar siswa. Penggunaannya dapat dilihat berdasarkan skema
disesuaikan dengan modifikasi sesuai penelitian di bawah ini:
dengan kebutuhan.
Berdasarkan penghitungan
hasil belajar siswa kemudian hasil
tersebut dikonsultasikan dengan
Kriteria Ketuntasan Minimal yang
dapat dikelompokkan dalam dua
kategori tuntas dan tidak tuntas,
dengan kriteria sebagai berikut:

Tabel 5. Kriteria Ketuntasan Belajar


Siswa
KKM Kualifikasi Gambar1. Skema Penelitian
≥78 Tuntas Tindakan Kelas
<78 Tidak Tuntas Prosedur atau langkah-
Selanjutnya hasil belajar langkah dalam penelitian tindakan
siswa dimasukkan kedalam rentang kelas ini adalah:
nilai untuk memperoleh 1. Perencanaan
pengkategorian hasil belajar. Tahap perencanaan ini
berupa rancangan tindakan
Tabel 6. Kategori Hasil yang menjelaskan tentan gapa,
Keterampilan Berpidato mengapa, kapan, dimana, oleh
Rentang Kategori Kualifikasi siapa, dan bagaimana tindakan
Nilai tersebut dilakukan. Dalam
98-100 Sangat Tuntas tahap ini peneliti melakukan
Baik kegiatan perencanaan sebagai
88-97 Baik Tuntas berikut:
78-87 Cukup Tuntas a) Bersama kolaborator mengkaji
Baik dan menelaah materi
65-77 Cukup Tidak pembelajaran bahasa Indonesia
Tuntas kelas X5 semester 2 yang akan
0-64 Kurang Tidak dilakukan tindakan dengan
Tuntas melihat SK, KD serta indicator
mata pelajaran.
Dalam hal mendisain, b) Mempersiapkan sumber dan
desain yang ditetapkan dalam ini, media pembelajaran seperti
terdapat empat tahapan yaitu KTSP, Silabus, yang
perencanaan, pelaksanaan, observasi merupakan perangkat
dan refleksi. Perencanaan penelitian pembelajaran, dan buku bahasa
ini dilakukan dengan dua siklus,

Fakultas Ilmu Pendidikan


Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
Riau, Indonesia
J u r n a l P e n d i d i k a n T a m b u s a i V 1 N 1 T a h u n 2 0 1 7 | 24

Indonesia, serta buku 4. Refleksi


penunjang pembelajaran. Refleksi merupakan
c) Mempersiapkan perangkat kegiatan untuk menyampaikan
pembelajaran seperti RPP yang kembali apa yang sudah
akan diajarkan. dilakukan. Refleks idalam PTK
d) Membuat pedoman observasi mencakup analisis, sintesis,
sebagai pedoman pengamatan dan penilaian terhadap hasil
baik untuk guru dan aktivitas pengamatan atas tindakan yang
siswa dalam KBM. dilakukan. Setelah mengkaji
e) Menyusun alat evaluasi (unjuk proses pembelajaran yang
kerja). dilakukan tentang keterampilan
2. Pelaksanaan guru, aktivitas siswa dan
Pelaksanaan tindakan keterampilan berpidato yang
adalah implementasi atau diperoleh siswa dalam
penerapan dari rancangan yaitu pembelajaran berpidato, maka
tindakan kelas. Pelaksanaan peneliti dan kolaborator dapat
tindakan merupakan rencana, melihat indikator yang telah
strategi, maupun scenario direncanakan sebelumnya
pembelajaran yang telah sudah efektifkah tindakan yang
dibuat. Pelaksanaan tindakan dilakukan pada siklus pertama
perbaikan merupakan tindakan dengan melihat kekurangan
dalam siklus PTK, pada saat dan membuat daftar
pelaksanaan juga disertai permasalahannya. Jika belum
dengan kegiatan observasi dan tercapai maka dilakukan siklus
refleksi. Penelitian tindakan kedua sampai indikator kinerja
kelas ini dilaksanakan pada tercapai.
siswa kelas X 5 SMAN 1 Hasil refleksi siklus
Bangkinang, subyek penelitian pertama memperlihatkan
berjumlah 24 orang. Adapun bahwa pendekatan yang
waktu pelaksaannya dimulai diberikan telah meningkatkan
pada semester 2, mingguke 2 di kemampuan berpidato siswa,
bulan April, tepatnya tanggal 6 tetapi masih perlu diperbaiki
April sampai 4 Mei 2015. sehingga perlu diadakan
3. Observasi tindakan pada siklus kedua
Observasi sebagai sebagai kelanjutan untuk
kegiatan pengamatan yang perbaikan pada siklus pertama.
dilakukan pengamat. Karena pada siklus I siswa
Pelaksanaan observasi masih mengalami berbagai
(pengamatan) dilakukan pada hambatan dalam berpidato
saat PBM sedang berlang sung. menggunakan model
Hal yang diamati yaitu pembelajaran pemodelan, maka
keterampilan guru, aktivitas pada siklus II ini semua
siswa dan hasil belajar siswa hambatan yang ditemukan pada
dalam keterampilan berpidato siklus I tersebut berusaha
melalui model pembelajaran diperbaiki atau diatasi. Hal-hal
modeling the way mata yang menyebabkan proses
pelajaran bahasa Indonesia. pembelajaran jadi kurang
maksimal agar diperbaiki,

Fakultas Ilmu Pendidikan


Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
Riau, Indonesia
J u r n a l P e n d i d i k a n T a m b u s a i V 1 N 1 T a h u n 2 0 1 7 | 25

sedangkan hal-hal yang sudah menunjukkan keberhasilan


sangat mendukung suksesnya pelaksanaan penelitian ini
pembelajaran diupayakan adalah apabila 60 % siswa
untuk tetap dipertahankan. memperoleh nilai Kriteria
Strategi model Ketuntasan Minimum (KKM),
pembelajran pemodelan yaitu 78. Tolok ukur ini
merupakan strategi disesuaikan dengan ketentuan
pembelajaran yang yang berlaku sebagai berikut :
memberikan kesempatan 1) Keterampilan guru dalam
kepada siswa untuk mengelola pembelajaran
mempraktekkan keterampilan berpidato melalui model
spesipik yang sudah pembelajaran pemodelan
dipelajarinya di kelas melalui meningkat dengan criteria
demonstrasi. Selainitu, metode sekurang-kurangnya baik.
pembelajaran disesuaikan 2) Aktivitas siswa dalam
dengan bahan yang diberikan pembelajaran berpidato
juga dengan tujuan yang melalui model
diharapakan. Oleh sebab itu, pembelajaran pemodelan
penerapan pembelajaran meningkat dengan criteria
pemodelan ini, diharapkan sekurang-kurangnya
dapat memberikan pemahaman sangat baik dengan
kepada siswa tentang teknik kualifikasi tuntas.
dan hal-hal yang harus
diperhatikan dalam berpidato. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sehingga siswa juga dapat Hasil keterampilan berpidato
mempraktekkan dan melalui model pembelajaran
mempelajari secara langsung modeling the way siklus I, secara
mengenai keterampilan umum sudah ada peningkatan
berpidato ini. dibandingkan pembelajaran
Maka dari itulah butuh berpidato pada prasiklus yang sudah
perencanaan yang khusus dilakukan. Hal ini dapat diamati pada
untuk pembelajaran berpidato setiap aspek yang dapat
dengan menggunnakan model dikelompokkan yaitu untuk mimik,
pembelajaran pemodelan pada pantomimik, intonasi, lafal, jeda dan
siklus II ini. Hal ini, memahami isi pidato.
dilaksanakan dengan Hasil pembelajaran dalam
memperhatikan hasil reflexi berpidato untuk keenam aspek secara
dari observer dan siswa. keseluruhan yaitu untuk siklus I
Sehingga peneliti kembali jumlah skor tertinggi yang diperoleh
merancang desain siswa yaitu 22 dan skor terendah
pembelajaran dengan tetap yang diperoleh siswa yaitu 14. Untuk
memperhatikan hasil refleksi siklus I skor keseluruhan dari
dari siklus I. Pembelajaran keenam aspek yaitu 437. Rata-rata
berpidato melalui model skor yang diperoleh siswa yaitu 18,2
pembelajaran pemodelan dapat dengan persentase 76%. Dengan
meningkatkan kualitas jumlah nilai 1818 dan rata-rata 75,7
pembelajaran berpidato pada dengan kualifikasi 11 siswa tuntas
siswa. Indikator yang dan 13 siswa tidak tuntas dalam

Fakultas Ilmu Pendidikan


Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
Riau, Indonesia
J u r n a l P e n d i d i k a n T a m b u s a i V 1 N 1 T a h u n 2 0 1 7 | 26

mengikuti pembelajaran. Dari data berpidato. Setelah mengikuti siklus II


penilaian untuk berpidato siklus I di dapat meningkatkan pembelajaran
atas, dapat disimpulkan secara berpidato.
klasikal bahwa siswa yang telah Dari data penilaian untuk
memenuhi KKM yaitu78. Akan berpidato pada siklus I di atas, dapat
tetapi siswa yang mengalami disimpulkan secara klasikal bahwa
ketuntasan belajar sebesar 46 % dan siswa yang telah memenuhi KKM
siswa yang tidak tuntas belajar yaitu 78 Jika pada siklus I, dilihat
sebesar 54 %. Dilihat dari hasil secara individu terdapat 2 siswa atau
keterampilan berpidato yang 8% dinyatakan tidak tuntas; 11 siswa
diperoleh pada siklus I, belum atau 46% dan dinyatakan tidak
memenuhi target yang diharapkan tuntas; kemudian sebanyak 9 siswa
sehingga perlu dilakukan siklus II atau 38% dinyatakan tuntas, serta
Berdasarkan hasil observasi sebanyak 2 siswa atau 8%
aktivitas siswa dalam kegiatan dinyatakan tuntas. Sedangkan pada
pembelajaran berpidato melalui siklus II, dapat dilihat secara
model pembelajaran modeling the individu, terdapat 2 siswa atau 8%
way pada siklus IIsecara umum masuk dalam kategori B s dinyatakan
sudah ada peningkatan dibandingkan tuntas; 22 siswa atau 92% masuk
pembelajaran berpidato pada siklus I dalam kategori C serta tidak ada
yang sudah dilakukan. Hal ini dapat siswa yang dinyatakan tidak tuntas.
diamati pada setiap aspek yang Hasilpenilaianberpidatopadas
difokuskan pada ekspresi, iklus I dansiklus II
pantomimik, intonasi, pelafalan, jeda dapatdilihatpadatabelpersebarannilai
dan pemahaman isi pidato. dalamberpidatosebagaiberikut:
Hasil pembelajaran dalam Tabel 4.6. Persebaran Nilai
berpidato untuk keenam aspek secara Berpidato Siklus I
keseluruhan yaitu jumlah skor Rentang Frekuensi
tertinggi yang diperoleh siswa untuk Nilai Nilai Persentase Kualifikasi
Tidak
siklus I yaitu 22 dan skor terendah
0-64 2 8% Tuntas
yang diperoleh siswa yaitu 14. Untuk Tidak
siklus I skor keseluruhan dari 65-77 11 46% Tuntas
keenam aspek yaitu 437. Rata-rata 78-87 9 38% Tuntas
skor yang diperoleh siswa yaitu 18,2 88-97 2 8% Tuntas
dengan persentase 76%. Untuk siklus 98-100 0 0% Tuntas
II skor keseluruhan dari keenam Jumlah 24 100%
aspek yaitu 467. Rata-rata skor yang Tabel 4.7. Persebaran Nilai
diperoleh siswa yaitu 19,5 dengan Berpidato Siklus II
persentase 81%. Hal ini juga Rentang Frekuensi
ditunjukkan jumlah nilai untuk siklus Nilai Nilai Persentase Kualifikasi
Tidak
I yaitu 1818 rata-rata 75,7 dengan 0-64 0 0% Tuntas
kualifikasi 11 siswa tuntas dalam TidakT
mengikuti pembelajaran berpidato 65-77 0 0% untas
dan 13 siswa tidak tuntas dalam 78-87 22 92% Tuntas
mengikuti pembelajaran. Sedangkan 88-97 2 8% Tuntas
untuk siklus II yaitu 1943 rata-rata 98-100 0 0% Tuntas
80,9 dengan kualifikasi 24 siswa Jumlah 24 100%
tuntas dalam mengikuti pembelajaran

Fakultas Ilmu Pendidikan


Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
Riau, Indonesia
J u r n a l P e n d i d i k a n T a m b u s a i V 1 N 1 T a h u n 2 0 1 7 | 27

Peningkatan terjadi pada siklus memperhatikan teks yang sudah


II karena pada siklus I untuk dibagikan dalam kegiatan ini masih
indikator melakukan pengkondisian ada siswa yang kurang
awal kelas, memberikan apersepsi memperhatikan contoh yang sudah
kepada siswa, mengemukakan tujuan diberikan oleh model, kegiatan
pembelajaran yang akan dicapai, pembelajaran ini termasuk
menjelaskan materi pembelajaran keterampilan variasi yang menurut
sesuai indikator, memberikan Usman (2009: 84), keterampilan
pemantapan dan kesimpulan dari isi variasi dapat mengatasi kebosanan
pidato yang dibaca masih banyak siswa dalam kegiatan pembelajaran.
siswa yang kurang termotivasi dalam Untuk mempermudah guru
pembe lajaran disebabkan guru tidak mengajar dalam berpidato maka guru
mengembangkan keterampilan membentuk kelompok dan melatih
membuka pelajaran dan dalam dasar seperti olah vokal, tekanan
memberikan penjelasan kurang emosi, gestur, olah nafas, dan latihan
dipahami siswa sehingga banyak konsentrasi. Pada indikator ini di
siswa yang kurang merespon tentang siklus II skor yang diperoleh masih
pelajaran. tetap sama dengan siklus I masih
Oleh karena itu, keterampilan banyak siswa yang tidak konsentrasi
membuka pelajaran dan keterampilan dalam berlatih dan adanya
menjelaskan perlu dikembangkan kecenderungan siswa untuk bercerita
dalam diri guru agar tercipta suasana dengan teman sekelompoknya waktu
pembelajaran yang menyenangkan kegiatan pembelajaran berlangsung,
bagi siswa. Membuka pelajaran kegiatan ini termasuk keterampilan
memiliki tujuan dalam menciptakan mengajar kelompok kecil menurut
suasana yang siap dalam Dikti (dalam Depdiknas 2008: 26-
pembelajaran sehingga siswa dapat 34), dengan membentuk kelompok
memperhatikan penjelasan dari guru. maka akan memudahkan guru dalam
Sedangkan keterampilan membimbing dan melatih siswa
menjelaskan menurut Dikti untuk memiliki rasa percaya diri.
(Depdiknas 2008: 26-34), Untuk mengetahui kemampuan
menyajikan suatu informasi secara siswa dalam kegiatan pembelajaran
lisan yang disusun secara sistematik berpidato maka guru mengadakan
untuk menunjukkan adanya evaluasi satu persatu kepada siswa
hubungan satu dengan yang lainnya. dengan maju di depan kelas dan jika
Dalam hal ini guru harus ada anak yang belum lancar
menguasai materi pelajaran yang membaca disuruh kembali untuk
akan disampaikan kepada peserta membaca, pada siklus II untuk
didik. Pada Siklus II guru kegiatan ini belum ada peningkatan
memberikan contoh berpidato dan masih sama dengan siklus I. Oleh
membagikan teks berpidato serta sebab itu guru harus mengevaluasi
mempersilahkan model untuk hasil belajar siswa dengan
membacakannya tidak ada meningkatkan kualitas pembelajaran
peningkatan masih memperoleh skor agar lebih menarik lagi sehingga
yang sama dengan siklus I, dengan siswa termotivasi untuk belajar
memberikan contoh yang baik sehingga hasil belajar siswa menjadi
kepada siswa maka siswa akan lebih baik.
meniru cara model berpidato sambil

Fakultas Ilmu Pendidikan


Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
Riau, Indonesia
J u r n a l P e n d i d i k a n T a m b u s a i V 1 N 1 T a h u n 2 0 1 7 | 28

Menurut Sardiman (2005: 144), dalam pembelajaran sehingga siswa


bahwa peranan guru sebagai dapat meniru apa yang diajarkan oleh
evaluator memiliki otoritas dalam guru. Oleh sebab itu, guru harus
memberikan penilaian terhadap meningkatkan kreativitasnya dalam
prestasi siswa sesuai bidang pembelajaran. Kriteria tersebut dapat
akademis yang dipelajari. Seorang dilakukan oleh peneliti dalam
siswa yang memiliki prestasi yang mengelola pembela jaran bahasa
baik di dalam kelas seharusnya diberi Indonesia khususnya berpidato
reward/hadiah agar siswa tersebut dengan rata-rata 85 termasuk kriteria
termotivasi untuk meningkatkan guru yang efektif.
aktivitas dan kreati vitas yang
dimiliki dalam pembelajaran. Dalam KESIMPULAN
indikator ini untuk siklus II Hasil penelitian yang dilakukan
meningkat. dapat meningkatkan keterampilan
Menurut Sardiman (2005: guru, aktivitas siswa dan
144), memberikan reward/hadiah keterampilan siswa dalam
kepada siswa yang berprestasi dan pembelajaran berpidato. Hal tersebut
memberikan motivasi kepada siswa dapat dibuktikan dengan penggunaan
adalah tugas guru sebagai motivator model pembelajaran modeling the
dalam memberikan dorongan kepada way yang diterapkan pada kegiatan
siswa untuk meningkat- kan aktivitas pembelajaran berpidato. Melalui
dan kreativitasnya dalam model pembelajaran modeling the
pembelajaran. way guru dapat mengelola
Banyak hal yang menyebabkan pembelajaran dengan baik dan
keterampilan guru meningkat antara menjadikan lebih terampil dalam
lain sebagai berikut: guru mampu menggunakan metode pembelajaran
mengelola kelas dengan baik, sehingga menjadikan lebih aktif dan
menguasai konsep/ materi pelajaran tertarik dalam kegiatan pembelajaran
yang harus dikuasai siswa dan dan hasil yang diperoleh dapat
menyiapkan alat peraga serta media maksimal.
pembelajaran sehingga siswa dapat Dengan model dari siswa yang
termotivasi untuk belajar, guru aktif berprestasi dan guru, siswa akan
dalam membimbing kelompok dan terangsang untuk lebih meningkatkan
memberikan pelatihan agar siswa kreativitas dan termotivasi dalam
bisa belajar mandiri dalam belajar. belajar khususnya belajar berpidato.
Kriteria tersebut dapat dilakukan Adanya interaksi antara guru dan
oleh guru dalam mengelola siswa dalam kegiatan pembelajaran
pembelajaran melalui model berpidato, maka pembelajaran ini
pembelajaran modeling the way tidak hanya berpusat pada guru saja
khususnya dalam berpidato. Dengan melainkan mempunyai peran sebagai
menerapkan model tersebut seorang motivator dan fasilitator yang
guru dapat mengaktifkan siswa untuk membantu siswa untuk
berperan aktif dalam pembelajaran. mengembangkan keterampilan dalam
Peran guru dalam pembelajaran berpidato. Dengan demikian dapat
bahasa Indonesia dengan meningkatkan keaktifan siswa dalam
menerapkan model pembelajaran pembelajaran.
modeling the way sangat berat Berdasarkan hasil akhir
karena harus memberikan contoh pelaksanaan siklus I dan siklus II di

Fakultas Ilmu Pendidikan


Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
Riau, Indonesia
J u r n a l P e n d i d i k a n T a m b u s a i V 1 N 1 T a h u n 2 0 1 7 | 29

kelas X5 SMAN 1 Bangkinang Poerwanti, Endang.dkk. 2008.


diperoleh kesimpulan melalui model Asesmen Pembelajaran SD.
pembelajaran modeling the way Jakarta: Direktorat Jenderal
dapat mening katkan kualitas Pendidikan Tinggi Departemen
pembelajaran bahasa Indonesia Pendidikan Nasional.
khususnya keterampilan berpidato. Rahim, Farida. 2008. Pengajaran
Dengan hasil penelitian dapat Membaca di Sekolah Dasar.
digunakan sebagai masukan bagi Jakarta: PT. Bumi Aksara.
sekolah terutama guru mata pelajaran Rahyubi, Heri.2012. Teori-Teori
Bahasa Indonesia untuk Belajar dan Aplikasi
meningkatkan kualitas pembelajaran Pembelajaran
dengan mengguna kan metode Motorik.Bandung. Nusa Media.
pembelajaran yang beragam sehinga Santoso, Puji. 2009. Materi dan
pembelajaran akan berjalan secara Pembelajaran Bahasa
efektif dan menyenangkan. Sekolah Indonesia SD. Jakarta:
pun bisa mengirimkan perwakilan Universitas Terbuka
guru dalam kegiatan yang dapat Sardiman. 2010. Interaksi dan
meningkatkan kualitas pembelajaran Motivasi Belajar-Mengajar.
sebagai bentuk kepedulian di dunia Jakarta: Rajawali Pers.
pendidikan Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi.
DAFTAR PUSTAKA Jakarta : Rineka Cipta
Anitah W, Sri dkk. 2009. Materi Suprijono, Agus. 2009. Cooperative
Pokok Strategi Pembelajaran Learning Teori dan Aplikasi
SD. Jakarta. Universitas Paikem. Yogyakarta: Pustaka
Terbuka. Pelajar.
Aqib, Zainal. 2010. Penelitian Tarigan, Henri Guntur. 2008.
Tindakan Kelas (PTK). Membaca Sebagai Suatu
Bandung : Yrama Widya Keterampilan Berbahasa.
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2008. Bandung: Angkasa Bandung.
Penelitian Tindakan Kelas. Tarigan, Henri Guntur. (1988).
Jakarta: Bumi Aksara Berbicara sebagai suatu
Chaer, Abdul dan Agustina, Leoni. keterampilan berbahasa,
2004. Sosiolinguistik: Bandung: Angkasa
Perkenalan Awal. Jakarta: PT.
Rineka Cipta
Hamalik, Oemar. 2010. Proses
Belajar Mengajar. Jakarta:
Bumi Aksara.
Herrhyanto, dkk. 2007. Statistika
Dasar. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Keraf, G. (1989). Komposisi. Ende
Flores. Nusa Indah.
Mulyati, Teti, dkk. 2009. Bahasa
Indonesia. Jakarta: Universitas
Terbuka.

Fakultas Ilmu Pendidikan


Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
Riau, Indonesia

Anda mungkin juga menyukai