Anda di halaman 1dari 11

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF

PADA MATA PELAJARAN IPA DI SD


Oleh: Suprayetkti *

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk untuk menerapkan model pembelajaran interaktif pada pelajaran
IPA dengan kerja kelompok sebagai suatu upaya perbaikan dan peningkatan proses
pembelajaran. Metode penelitian menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dilaksanakan dengan mengikuti prosedur penelitian berdasarkan prinsip Kemmis S, MC Toggar
R (1988) yang mencakup kegiatan perencanaan (planning), tindakan (action), observasi
(observation), refleksi (reflection) atau evaluasi. Keempat kegiatan ini berlangsung secara berulang
dalam bentuk siklus. Penelitian ini dilakukan dengan cara berkolaborasi antara dosen LPTK
(FKIP-UT) dengan guru SD Negeri Jakarta Timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kinerja
belajar siswa meningkat setelah belajar IPA menggunakan model pembelajaran interaktif.
Siswa sangat antusias berdiskusi yaitu tampak dari berbagai upaya yang dilakukan untuk
menjawab dan menemukan informasi, serta saling berebut mengemukakan informasi tentang
topik bahasan. Setelah dilakukan pembagian tugas kelompok, siswa bekerja sesuai dengan
tugasnya masing-masing; dan (2) prestasi belajar siswa meningkat setelah mengalami
pembelajaran interaktif dengan kerja kelompok. Berdasarkan nilai yang diperoleh siswa dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran interaktif dengan kerja kelompok dapat digunakan pada
penelitian tindakan kelas.

Kata Kunci: model pembelajaran interaktif, penelitian tindakan kelas, IPA, SD.

I. PENDAHULUAN

A. Meningkatkan mutu pendidikan adalah lapangan tentang materi pelajaran yang


menjadi tanggungjawab semua pihak terlalu banyak dan keluhan kekurangan
yang terlibat dalam pendidikan terutama waktu untuk mengajarkannya semua.
bagi guru SD, yang merupakan ujung
tombak dalam pendidikan dasar. Guru SD Menurut pengamatan penulis, dalam
adalah orang yang paling berperan dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas
menciptakan sumber daya manusia yang penggunaan model pembelajaran yang
berkualitas yang dapat bersaing di jaman bervariatif masih sangat rendah dan guru
pesatnya perkembangan teknologi. Guru cenderung menggunakan model
SD dalam setiap pembelajaran selalu konvesional pada setiap pembelajaran
menggunakan pendekatan, strategi dan yang dilakukannya. Hal ini mungkin
metode pembelajaran yang dapat disebabkan kurangnya penguasaan guru
memudahkan siswa memahami materi terhadap model-model pembelajaran
yang diajarkannya, namun masih sering yang ada, padahal penguasaan terhadap
terdengar keluhan dari para guru di model-model pembelajaran sangat

*) Dra. Suprayetkti, M.Pd, adalah Dosen pada Program Studi Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan,
Universitas Negeri Jakarta.

123
123
123
14 123
123 Vol. XII No. 1 Juni 2008
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
diperlukan untuk meningkatkan
Tahun Nilai Nilai Nilai
kemampuan profesional guru, dan sangat Ajaran Tertinggi Terendah Rata-Rata
sesuai dengan kurikulum berbasis
kompetensi. 1998/1999 6,34 3,78 5,06
1999/2000 7,26 4,26 5,76
Kurikulum berbasis kompetensi yang 2000/2001 6,82 3,96 5,39
mulai diberlakukan di sekolah dasar
2001/2002 7,12 4,12 5,62
bertujuan untuk menghasilkan lulusan
2002/2003 7,36 3,42 5,39
yang kompeten dan cerdas sehingga
dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang 2003/2004 6,92 4,08 5,00
yang lebih tinggi. Hal ini hanya dapat
tercapai apabila proses pembelajaran
yang berlangsung mampu Rendahnya perolehan hasil belajar mata
mengembangkan seluruh potensi yang pelajaran IPA di SDN Jakarta Timur
dimiliki siswa, dan siswa terlibat langsung munjukkan adanya indikasi terhadap
dalam pembelajaran IPA. Disamping itu rendahnya kinerja belajar siswa dan
kurikulum berbasis kompetensi memberi kemampuan guru dalam mengelola
kemudahan kepada guru dalam pembelajaran yang berkualitas. Untuk
menyajikan pengalaman belajar, sesuai mengetahui mengapa prestasi siswa tidak
dengan prinsip belajar sepanjang hidup seperti yang diharapkan, tentu guru perlu
yang mengacu pada empat pilar merefleksi diri untuk dapat mengetahui
pendidikan universal, yaitu belajar untuk faktor-faktor penyebab ketidakberhasilan
mengetahui (learning to know), belajar siswa dalam pelajaran IPA. Sebagai guru
dengan melakukan (learning to do), yang baik dan profesional, permasalahan
belajar untuk hidup dalam kebersamaan ini tentu perlu ditanggulangi dengan
(learning to live together), dan belajar segera.
menjadi diri sendiri (learning to be).
Berdasarkan hal tersebut diatas,
Untuk itu guru perlu meningkatkan mutu penerapan model pembelajaran interaktif
pembelajarannya, dimulai dengan menjadi alternatif untuk dapat
rancangan pembelajaran yang baik meningkatkan prestasi belajar siswa
dengan memperhatikan tujuan, dalam mata pelajaran IPA.
karakteristik siswa, materi yang diajarkan,
dan sumber belajar yang tersedia. Penelitian ini dilakukan peneliti yang
Kenyataannya masih banyak ditemui bertugas sebagai tenaga dosen FKIP-UT
proses pembelajaran yang kurang dengan berkolaborasi dengan guru-guru
berkualitas, tidak efisien dan kurang SD di SDN Jakarta Timur. Dengan
mempunyai daya tarik, bahkan berlolaborasi ini, diharapkan kemampuan
cenderung membosankan, sehingga profesional guru dalam merancang model
hasil belajar yang dicapai tidak optimal. pembelajaran akan lebih baik lagi dan
Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar IPA dapat menerapkan model pembelajaran
siswa kelas 5 di SDN Jakarta Timur yang yang lebih bervariatif. Disamping itu
dipaparkan pada tabel berikut. kolaborasi ini dapat meningkatkan
kemampuan guru dalam merefleksi diri
Tabel 1. Nilai rapor untuk mata terhadap kinerja yang telah dilakukannya,
pelajaran IPA Tahun Ajaran 1998/1999 sehingga dapat melakukan perubahan
sampai dengan 2003/2004 SDN dan perbaikan kualitas pembelajaran dan
Pagi Jakarta Timur mengelola proses pembelajaran yang
lebih terpusat pada siswa.

Model pembelajaran interaktif sering


dikenal dengan nama pendekatan
pertanyaan anak. Model ini dirancang
agar siswa akan bertanya dan kemudian
menemukan jawaban pertanyaan mereka
sendiri (Faire & Cosgrove dalam Harlen,
1992). Meskipun anak-anak mengajukan
pertanyaan dalam kegiatan bebas,

1234
1234
Jurnal Teknodik 1234
1234
1234 15
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
pertanyaan-pertanyaan tersebut akan ditanggulangi, dan guru perlu melakukan
terlalu melebar dan seringkali kabur refleksi atas kinerjanya selama perolehan
sehingga kurang terfokus. Guru perlu hasil belajar IPA masih dapat ditingkatkan
mengambil langkah khusus untuk lebih tinggi lagi, apabila kreaktifitas siswa
mengumpulkan, memilah, dan mengubah dalam pembelajaran juga tinggi. Hasil
pertanyaan-pertanyaan tersebut ke penelitian mengungkapkan bahawa
dalam kegiatan khusus. Pembelajaran tingkat kreatifitas siswa saat penelitian
interaktif merinci langkah-langkah ini dan dilaksanakan masih rendah, kinerja siswa
menampilkan suatu struktur untuk suatu menunjukkan fenomena sebagai berikut
pelajaran IPA yang melibatkan guru jarang membimbing siswa dalam
pengumpulan dan pertimbangan diskusi tentang topik-topik IPA, guru
terhadap pertanyaan-pertanyaan siswa jarang memberikan pertanyaan kepada
sebagai pusatnya (Harlen, 1992:48-50) siswa baik secara individual maupun
secara klasikal. Siswa tidak berani
Salah satu kebaikan dari model bertanya kepada guru karena guru
pembelajaran interaktif adalah bahwa kurang memotivasi siswa agar berani
siswa belajar mengajukan pertanyaan, bertanya apabila ada masalah/materi
mencoba merumuskan pertanyaan, dan yang tidak/kurang dimengerti.
mencoba menemukan jawaban terhadap Pembelajaran yang ada lebih terpusat
pertanyaannya sendiri dengan pada guru, bukan kepada siswa. Hal ini
melakukan kegiatan observasi tidak dapat dibiarkan begitu saja, apalagi
(penyelidikan). Dengan cara seperti itu dengan diberlakukannya kurikulum
siswa atau anak menjadi kritis dan aktif berbasis kompetensi yang
belajar. mengisyaratkan pembelajaran harus
dapat mengembang-kan semua potensi
B. PERUMUSAN MASALAH yang dimiliki siswa. Hal ini dapat tercapai
Berdasarkan latar belakang masalah apbila kinerja belajar siswa ditingkatkan,
yang telah diuraikan sebelumnya, maka sehingga guru hanya berperan sebagai
rumusan masalah yang diajukan dalam fasiltator, motivator dan organisator.
penelitian ini adalah sebgai berikut.
1. Bagaimana desain model Berdasarkan hal tersebut diatas, dengan
pembelajaran interaktif dengan kerja demikian untuk memperbaiki dan
kelompok dalam pembelajaran IPA di meningkatkan kualitas pembelajaran IPA
SD? di SD, menerapkan model pembelajaran
2. Bagaimana menerapkan model interaktif sebagai alternatif untuk dapat
pembelajaran interaktif dengan kerja meningkatkan perolehan hasil belajar
kelompok dalam pembelajaran IPA di IPA, dapat lebih optimal lagi apabila
SD? dilakukan melalui kerja kelompok.
3. Bagaimana kinerja belajar siswa Rencana penerapan model tersebut
dalam pembelajaran dengan dapat dilihat pada skema berikut.
menggunakan model pembelajaran
interaktif dengan kerja kelompok?
4. Apakah dengan kerja kelompok dapat
memperbaiki dan meningkatkan
kinerja belajar siswa dalam
menggunakan model pembelajaran
interaktif dengan kerja kelompok?
5. Bagaimana kreaktivitas siswa dalam
pembelajaran IPA yang
menggunakan model pembelajaran
interaktif dengan kerja kelompok?
6. Kendala yang dihadapi dalam
pembelajaran interaktif dengan kerja
kelompok?

C. CARA PEMECAHAN MASALAH


Permasalahan rendahnya hasil belajar
IPA di SDN Jakarta Timur perlu segera

123
123
123
16 123
123 Vol. XII No. 1 Juni 2008
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
D. TUJUAN PENELITIAN alternative pembelajaran IPA untuk
Secara umum tujuan penelitian ini adalah meningkatkan prestasi siswa.
untuk menerapkan model pembelajaran Memberikan kesadaran guru untuk
interaktif pada pelajaran IPA dengan kerja memperbaiki dan meningkatkan kualitas
kelompok, sebagai suatu upaya pembelajaran yang disesuaikan dengan
perbaikan dan peningkatan proses tujuan, materi, karakteristik siswa, dan
pembelajaran. kondisi pembelajaran. Guru mempunyai
kemampuan dalam merancang model
Secara khusus tujuan penelitian adalah pembelajaran interaktif yang merupakan
sebagai berikut. hal baru bagi guru, dan menerapkannya
1. Mengetahui kemampuan guru dalam pembelajaran IPA. Dengan
mendesain model pembelajaran penelitian ini, kemampuan guru
interaktif pada pelajaran IPA dengan mengaktifkan siswa dan memusatkan
kerja kelompok pembelajaran pada pengembangan
2. Menerapkan model pembelajaran potensi diri siswa juga meningkat,
interaktif pada pelajaran IPA di SD sehingga pembelajaran lebih menarik,
dengan kerja kelompok bermakna, menyenangkan, dan
3. Meningkatkan kinerja belajar siswa mempunyai daya tarik. Disamping itu
dalam pembelajaran dengan penelitian ini dapat memperkaya
menggunakan model pembelajaran pengalaman guru dalam melakukan
interaktif dengan kerja kelompok perbaikan dan meningkatkan kualitas
4. Mengetahui apakah kerja kelompok pembelajaran dengan refleksi diri atas
dapat memperbaiki dan kinerjanya melalui PTK.
meningkatkan kinerja belajar siswa
dalam penerapan model Bagi kepala sekolah penelitian ini dapat
pembelajaran interaktif dijadikan masukan untuk kebijakan dalam
5. Meningkatkan kreativitas siswa dalam upaya meningkatkan proses belajar
pembelajaran IPA yang mengajar (PBM) dan meningkatkan
menggunakan model pembelajaran prestasi belajar siswa serta perlunya
interaktif dengan kerja kelompok. kerjasama yang baik antar guru dan
6. Mengetahui kendala yang dihadapi antara guru dengan kepala sekolah.
dalam menerapkan model
pembelajaran interaktif dengan kerja
kelompok II. KAJIAN PUSTAKA
7. Solusi yang dilakukan guru dalam Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar
mengatasi kendala dalam adalah program untuk menanamkan dan
menerapkan model pembelajaran mengembangkan pengetahuan keterampilan,
interaktif dengan kerja kelompok sikap dan nilai ilmiah pada siswa serta rasa
mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan
E. KONTRIBUSI HASIL PENELITIAN Yang Maha Esa. Tujuan IPA secara umum
Bagi siswa pembelajaran interaktif membantu agar siswa memahami konsep-
memberikan pengalaman baru dan konsep IPA dan keterkaitannya dengan
diharapkan memberikan kontribusi kehidupan sehari-hari. Memiliki keterampilan
terhadap peningkatan belajarnya. Siswa untuk mengembangkan pengetahuan tentang
memiliki kesadaran bahwa proses alam sekitar maupun menerapkan berbagai
pembelajaran adalah dalam rangka konsep IPA untuk menjelaskan gejala-gejala
mengembangkan potensi dirinya, karena alam yang harus dibuktikan kebenarannya di
itu keberhasilan pembelajaran sangat laboratorium, dengan demikian IPA tidak saja
ditentukan oleh siswa. Disamping itu, sebagai produk tetapi juga sebagai proses.
melalui penelitian ini siswa terlatih untuk Untuk itu ada tiga hal yang berkaitan dengan
dapat memecahkan masalah dengan sasaran IPA di Sekolah Dasar adalah sebagai
pendekatan ilmiah dan siswa didorong aktif berikut. (1) IPA tidak semata berorientasi
secara fisik, mental, dan emosi dalam kepada hasil tetapi juga proses. (2) Sasaran
pembelajaran. pembelajaran IPA harus utuh menyeluruh dan
(3) pembelajaran IPA akan lebih berarti
Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat apabila dilakukan secara berkesinambungan
meningkatkan kemampuan profesional, dan melibatkan siswa secara aktif.
dan pembelajaran interaktif menjadi

1234
1234
Jurnal Teknodik 1234
1234
1234 17
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
A. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) B. Model Pembelajaran Interaktif
Seringkali kita mendengar kata penelitian, Secara khusus, istilah model diartikan
yang merupakan terjemahan dari bahasa sebagai kerangka konseptual yang
Inggris : research, yang berarti kegiatan digunakan sebagai pedoman dalam
pencaharian atau ekspolrasi untuk melakukan suatu kegiatn. Sunarwan
menemukan jawaban dari masalah yang (1991) dalam Sobry Sutikno (2004 :15)
menjadi bidang kajian. Adapun yang mengartikan model merupakan
dimaksud dengan Penelitian Tindakan gambaran tentang keadaan nyata. Model
Kelas (PTK) atau classroom action pembelajaran atau model mengajar
research, yaitu satu action research yang sebagai suatu rencana atau pola yang
dilakukan di kelas. Dari segi semantik (arti digunakan dalam mengatur materi
kata) action researh diterjemahkan pelajaran, dan memberi petunjuk kepada
menjadi penelitian tindakan. Carr dan mengajar di kelas dalam setting
Kemmis (McNiff, J, 1991, p.2) pengajaran. Model pembelajaran
mendefisikan action research sebagai merupakan kerangka konseptual yang
berikut: Action research is a form of self – melukiskan prosedur yang sistematis
refflective enquiry undertaken by dalam mengorganisasikan pengalaman
participants (teachers, students or belajar untuk mencapai tujuan belajar
principals, for example) in social (including tertentu dan berfungsi sebagai pedoman
educational) situations in order to improve bagi para perancang pembelajaran dan
the rationality and justice of (a) their own para pengajar dalam merencanakan dan
social or educational practices, (b) their melaksanakan aktivitas belajar mengajar.
understanding of these practices, and the
situations (and institutions) in which the Model pembelajaran interaktif sering
practices are carried out. dikenal dengan nama pendekatan
pertanyaan anak. Model ini dirancang
Berdasarkan definisi di atas terdapat agar siswa akan bertanya dan kemudian
beberapa ide pokok antara lain: menemukan jawaban pertanyaan mereka
1. Penelitian Tindakan Kelas merupakan sendiri (Faire & Cosgrove dalam Harlen,
satu bentuk inkuiri atau penyelidikan 1992). Meskipun anak-anak mengajukan
yang dilakukan melalui refleksi diri pertanyaan dalam kegiatan bebas,
2. Penelitian Tindakan dilakukan oleh pertanyaan-pertanyaan tersebut akan
peserta yang terlibat dalam situasi terlalu melebar dan seringkali kabur
yang diteliti, seperti guru, siswa, atau sehingga kurang terfokus. Guru perlu
kepala sekolah. mengambil langkah khusus untuk
3. Penelitian Tindakan dilakukan dalam mengumpulkan, memilah, dan mengubah
situasi sosial, termasuk situasi pertanyaan-pertanyaan tersebut ke
pendidikan dalam kegiatan khusus. Pembelajaran
4. Tujuan Penelitian Tindakan adalah interaktif merinci langkah-langkah ini dan
untuk memperbaiki : dasar pemikiran menampilkan suatu struktur untuk suatu
dan kepantasan dari praktek-praktek, pelajaran IPA yang melibatkan
pemahamn terhadap praktek pengumpulan dan pertimbangan
tersebut, serta situasi atau lembaga terhadap pertanyaan-pertanyaan siswa
tempat tersebut dilaksanakan sebagai pusatnya (Harlen, 1992:48-50).

Dari keempat ide pokok di atas, dapat ditarik Model pembelajaran interaktif memiliki
kesimpulan bahwa Penelitian Tindakan Kelas lima langkah. Langkah-langkah
merupakan penelitian dalam bidang sosial, penerapan model pembelajaran Interaktif
yang menggunakan refleksi diri sebagai diawali dengan (1) persiapan, sebelum
metode utama dilakukan oleh orang yang pembelajaran dimulai guru menugaskan
terlibat di dalamnya, serta bertujuan untuk siswa untuk membawa hewan
melakukan perbaikan dalam berbagai aspek. peliharaannya dan mempersiapkan diri
Berdasarkan pengertian tersebut maka untuk menceritakan tentang hewan
Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan peliharaannya masing-masing. (2)
guru di dalam kelasnya melalui refleksi diri, kegiatan penjelajahan, pada saat
dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya pembelajaran di kelas siswa lain boleh
sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa mengamati hewan-hewan peliharaan
menjadi meningkat. teman-temannya dari dekat (meraba,

123
123
123
18 123
123 Vol. XII No. 1 Juni 2008
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
mengelus, menggendong) dan mereka belajar, serta penyedia materidan
boleh mengajukan pertanyaan. (3) kesempatan belajar bagi siswa. Guru
pertanyaan siswa diarahkan guru sekitar harus dapat mendiagnosa kesulitan siswa
proses pemeliharaannya. (4) dalam belajar dan dapat memberikan
penyelidikan, guru dan siswa memilih bantuan kepadanya sesuai dengan
pertanyaan untuk dieksplorasi lebih jauh. kebutuhannya.
Misalnya siswa diminta mengamati
keadaan hewan-hewan yang tidak D. Pengertian Belajar
dipelihara, seperti dari mana mereka Belajar merupakan salah satu bentuk
memperoleh makanannya, dimana perilaku yang amat penting bagi
mereka tidur, punya nama atau tidak, kelangsungan hidup manusia. Belajar
bagaimana kebersihannya. (5) refleksi, membantu manusia menyesuaikan diri
pada pertemuan berikutnya di kelas (adaptasi) dengan lingkungannya.
dibahas hasil penyelidikan mereka, Dengan adanya proses belajar inilah
dilakukan pembandingan antara hewan manusia bertahan hidup (survived).
peliharaan dengan hewan liar untuk Belajar secara sederhana dikatakan
memantapkan hal-hal yang sudah jelas sebagai proses perubahan dari belum
dan memisahkan hal-hal yang masih mampu menjadi sudah mampu, tejadi
perlu diselidiki lebih jauh. Pada akhir dalam jangka waktu waktu tertentu.
kegiatan guru dapat memberikan tugas Perubahan yang itu harus secara relative
kepada siswa untuk mengamati benda- bersifat menetap (permanent) dan tidak
benda di sekitar siswa untuk mengamati hanya terjadi pada perilaku yang saat ini
benda-benda di sekitar mereka seperti nampak (immediate behavior) tetapi juga
buku dan tas sekolahnya. pada perilaku yang mungkin terjadi di
masa mendatang (potential behavior). Hal
Salah satu kebaikan dari model lain yang perlu diperhatikan ialah bahwa
pembelajaran interaktif adalah bahwa perubahan-perubahan tersebut terjadi
siswa belajar mengajukan pertanyaan, karena pengalaman. Perubahan yang
mencoba merumuskan pertanyaan, dan terjadi karena pengalaman ini
mencoba menemukan jawaban terhadap membedakan dengan perubahan-
pertanyaannya sendiri dengan perubahan lain yang disebabkan oleh
melakukan kegiatan observasi kemasakan (kematangan).
(penyelidikan). Dengan cara seperti itu
siswa atau anak menjadi kritis dan aktif E. Kreativitas
belajar. Dewasa ini istilah kreativitas atau daya
cipta sering digunakan dalam kegiatan
C. Kerja Kelompok manusia sehari-hari, sering pula
Suatu strategi pembelajaran untuk ditekankan pentingnya pengembangan
mencapai tujuan IPA yang berupaya kreativitas baik pada anak didik, pegawai
untuk meningkatkan kemampuan siswa negeri maupun pada mereka yang
dalam bekerja sama, berpikir kritis, dan berwiraswasta. Kreativitas biasanya
pada saat yang sama meningkatkan diartikan sebagai kemampuan untuk
prestasi akademiknya. Disamping itu menciptakan suatu produk baru. Ciptaan
kerja kelompok dapat membantu siswa itu tidak perlu seluruh produknya harus
memahami konsep-konsep yang sulit baru, mungkin saja gabungannya,
sambil pada saat yang bersamaan sangat kombinasinya, sedangkan unsur-
berguna untuk menumbuhkan kemauan unsurnya sudah ada sebelumnya,
kerja sama dan kemauan membantu kombinasi baru, atau melihat hubungan-
teman. Kerja kelompok memungkinkan hubungan baru antara unsur, data, atau
siswa lebih terlibat secara aktif dalam hal-hal yang sudah ada sebelumnya.
belajar karena ia mempunyai tanggung
jawab belajar yang lebih besar dan Kreativitas terletak pada kemampuan
memungkinkan berkembangnya daya untuk melihat asosiasi antara hal-hal atau
kreatif dan sifat kepemimpinan pada obyek-obyek yang sebelumnya tidak ada
siswa. Sedangkan peran guru lebih atau tidak tampak hubungannya. Seorang
ditekankan sebagai organisator kegiatan anak kecil asyik bermain dengan balok-
belajar-mengajar, sumber informasi bagi balok yang mempunyai bentuk dan warna
siswa, pendorong bagi siswa untuk yang bermacam-macam, setiap kali dapat

1234
1234
Jurnal Teknodik 1234
1234
1234 19
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
menyusun sesuatu yang baru, artinya dalam bentuk siklus. Penelitian ini
baru bagi dirinya karena sebelumnya ia dilakukan dengan cara berkolaborasi
belum pernah membuat hal yang antara dosen LPTK (FKIP-UT) dengan
semacam itu. Anak ini adalah anak yang guru SD N Jakarta Timur.
kreatif, berbeda dengan anak lain yang
hanya membangun sesuatu jika ada B. Prosedur Penelitian
contohnya. Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri atas
tiga siklus kegiatan sebagai berikut.
Mengembangkan kreativitas dalam
pembelajaran, Gordon dalam Joice and SIKLUS I
Weill (1996) dalam E. Mulyana (2005 : Tahap Perencanaan (Planning)
163) mengemukakan empat prinsip 1. Mengidentifikasi masalah
dasar sinektik tentang kraetivitas. 2. Menganalisis dan merumuskan
Pertama, kreativitas merupakan sesuatu masalah
yang penting dalam kegiatan sehari-hari. 3. Merancang model Pembelajaran
Hampir semua manusia berhubungan interaktif
dengan proses kreativitas, yang 4. Mendiskusikan penerapan model
dikembangkan melalui seni atau pembelajaran interaktif
penemuan-penemuan baru. Lebih jauh 5. Menyiapkan instrumen (angket,
Gordon menekankan bahwa kreativitas pedoman observasi, tes akhir)
merupakan bagian dari kehidupan kita 6. Menyusun kelompok belajar siswa
sehari-hari dan berlangsung sepanjang 7. Merencanakan tugas kelompok
hayat. Kedua, proses kreatif bukanlah
sesuatu yang misterius. Hal tersebut Tahap Melakukan Tindakan (Action)
dapat diekspresikan dan mungkin 1. Melaksanakan langkah-langkah
membantu orang secara langsung untuk sesuai perencanaan
meningkatkan kreativitasnya. Secara 2. Menerapkan model pembelajaran
tradisional, kreativitas didorong pleh interaktif
kesadaran yang memberi petunjuk untuk 3. Melakukan pengamatan terhadap
mendeskripsikan dan menciptakan setiap langkah-langkah kegiatan
prosedur latihan yang dapat diterapkan sesuai rencana
di sekolah atau lingkungan lain. Ketiga, 4. Memperhatikan alokasi waktu yang
penemuan kreatif sama dalam semua ada dengan banyaknya kegiatan
bidang, baik dalam bidang seni, ilmu, yang dilaksanakan
maupun dalam rekayasa. Selain itu, 5. Mengantisipasi dengan melakukan
penemuan kreatif ditandai oleh beberapa solusi apabila menemui kendala saat
proses intelektual. Keempat, berpikir melakukan tahap tindakan
kraetif baik secara individu maupun
kelompok adalah sama. Individu dan Tahap Mengamati (observasi)
kelompok menurunkan ide-ide dan 1. Melakukan diskusi dengan guru SD
produk dalam berbagai hal. dan kepala Sekolah untuk rencana
observasi
2. Melakukan pengamatan terhadap
III. PELAKSANAAN PENELITIAN penerapan model pembelajaran
Penelitian dilaksanakan di kelas lima SDN interaktif yang dilakukan guru kelas
Jakarta Timur pada Tahun Ajaran 2004/2005. lima
3. Mencatat setiap kegiatan dan
A. Desain Penelitian perubahan yang terjadi saat
Penelitian ini merupakan Penelitian penerapan model pembelajaran
Tindakan Kelas (Classroom Action interaktif
Research) yang dilaksanakan dengan 4. Melakukan diskusi dengan guru untuk
mengikuti prosedur penelitian membahas tentang kelamahan-
berdasarkan pada prinsip Kemmis S, MC kelemahan atau kekurangan yang
Toggar R (1988) yang mencakup kegiatan dilakukan guru serta memberikan
perencanaan (planning), tindakan saran perbaikan untuk pembelajaran
(action), observasi (observation), refleksi berikutnya
(reflection) atau evaluasi. Keempat
kegiatan ini berlangsung secara berulang

123
123
123
20 123
123 Vol. XII No. 1 Juni 2008
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
Tahap refleksi (Reflection) Dari tahap kegiatan pada siklus I dan II,
1. Menganalisis temuan saat melakukan hasil yang diharapkan adalah
observasi pelaksanaan observasi 1) Siswa memiliki kemampuan dan
2. Menganalisis kelemahan dan kreativitas serta selalu aktif terlibat
keberhasilan guru saat menerapkan dalam proses pembelajaran IPA
model pembelajaran interaktif dengan 2) Guru memiliki kemampuan guru
kerja kelompok dan merancang dan menerapkan model
mempertimbangkan langkah pembelajaran interaktif dengan kerja
selanjutnya kelompok khusus pada mata
3. Melakukan refleksi terhadap pelajaran IPA
penerapan model pembelajaran 3) Terjadi peningkatan prestasi siswa
interaktif dengan kerja kelompok pada mata pelajaran IPA
4. Melakukan refleksi terhada kreativitas
siswa dalam pembelajaran IPA C. Analisis Data
5. Melakukan refleksi terhadap hasil Untuk lebih menjamin keakuratan data
belajar siswa penelitian dilakukan perekaman data
dalam video. Data yang diperoleh
SIKLUS II dianalisis dan dideskripsikan sesuai
Tahap Refleksi/Siklus II meliputi: permasalahan yang ada dalam bentuk
laporan hasil penelitian. Rancangan
Tahap Perencanaan (Planning) pembelajaran interaktif dan pemberian
1. Hasil refleksi dievaluasi, didiskusikan, tugas kerja kelompok dilakukan validasi
dan mencari upaya perbaikan untuk oleh teman sejawat dan kepala sekolah.
diterapkan pada pembelajaran Untuk kreativitas siswa dalam
berikutnya pembelajaran digunakan observasi dan
2. Mendata masalah dan kendala yang angket serta perolehan hasil belajar siswa
dihadapi saat pembelajaran digunakan deskripsi kuantitatif.
3. Merancang perbaikan II berdasarkan
refleksi siklus I
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tahap Melakukan Tindakan (Action)
1. Melakukan analisis pemecahan SIKLUS I
masalah
2. Melaksanakan tindakan perbaikan II Tahap Perencanaan (Planning)
dengan memaksimalkan penerapan - Guru mulai mengidentifikasi masalah
model pembelajaran interaktif dengan yang mungkin muncul saat pelaksanaan
kerja kelompok pembelajaran.
- Guru mencoba menganilisis dan
Tahap Mengamati (observation) merumuskan masalah yang mungkin
1. Melakukan pengamatan terhadap muncul saat pembelajaran
penerapan model pembelajaran - Guru merancang model pembelajaran
interaktif dengan kerja kelompok interaktif, dibantu peneliti
2. Mencatat perubahan yang terjadi - Guru dan peneliti melakukan diskusi
3. Melakukan diskusi membahas mengenai penerapan model
masalah yang dihadapi saat pembelajaran interaktif, terutama
pembelajaran dan memberikan langkah-langkah kegiatan diskusi
balikan kelompok siswa
- Peneliti dan guru bersama-sama
Tahap Refleksi (Reflection) membuat angket untuk siswa dan
1. Merefleksi proses pebelajaran pedoman observasi
interakti dengan kerja kelompok - Guru menyusun kelompok berdasarkan
2. Merfleksi hasil belajar siswa dengan siswa yang pandai dibagi merata kesetiap
penerapan model pembelajaran kelompok
interaktif dengan kerja kelompok - Guru merencanakan tugas kelompok
3. Menganalisis temuan dan hasil akhir tentang topik/materi IPA/Sains
penelitian
4. Rekomendasi

1234
1234
Jurnal Teknodik 1234
1234
1234 21
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Tahap Melakukan Tindakan (Action) mengalokasi waktu dengan baik,
- Guru melaksanakan langkah-langkah sehingga dapat merangkum materi yang
kegiatan sesuai perencanaan dibahas.
pembelajaran
- Guru menerapkan model pembelajaran Tahap refleksi (Reflection)
interaktif pada pelajaran Sains/IPA - Guru menlakukan analisis temuan peneliti
- Peneliti dan pengamat (teman sejawat dan para pengamatan saat melakukan
dan kepala sekolah) melakukan observasi pelaksanaan pembelajaran
pengamatan terhadap setiap langkah- oleh guru
langkah kegiatan sesuai rencana - Peneliti dan para pengamat menganalisis
- Peneliti dan pengamat memperhatikan kelemahan dan keberhasilan guru saat
alokasi waktu yang ada dengan menerapkan model pembelajaran
banyaknya kegiatan yang dilaksanakan interaktif dan mempertimbangkan
- Guru belum dapat mengantisipasi langkah selanjutnya. Terutama dalam
kendala dengan melakukan solusi mengelola kelas, saat siswa melakukan
mengalami kendala saat melakukan kerja kelompok.
tahap tindakan - Guru melakukan refleksi terhadap
penerapan model pembelajaran interaktif
Tahap Mengamati (observasi) pada pelajaran IPA/Sains. Selama diskusi
- Peneliti, pengamat (teman sejawat dan kelas guru berusaha berkeliling pada
kepala sekolah) dan guru melakukan setiap kelompok. Guru menanyakan
diskusi untuk rencana observasi pada kesulitan atau masalah yang dihadapi
pembelajaran IPA/Sains berikutnya saat melakukan percobaan.
- Peneliti dan para pengamat melakukan - Guru dibantu peneliti melakukan refleksi
pengamatan terhadap penerapan model terhadap kreativitas siswa dalam
pembelajaran interaktif yang dilakukan pembelajaran IPA/Sains, di samping itu
guru guru mengadakan evaluasi tentang topik
- Peneliti dan para pengamat mencatat yang sudah dibahas dan nilai rata-rata
setiap kegiatan dan perubahan yang siswa 5,859. Kreativitas meningkat
terjadi saat penerapan model setelah mengalami pembelajaran yang
pembelajaran interaktif. Pada awal dilaksanakan guru. Siswa terlibat aktif
pembelajaran guru melaksanakan dalam diksusi kelompok dan percobaan.
pembelajaran sesuai dengan prncanaan, - Guru melakukan refleksi terhadap hasil
namun setelah beberapa saat guru belajar siswa, mengevaluasi terhadap
kembali kepada pola lama yang biasa kekurangan dan kelemahannya dalam
dilakukan dalam pembelajaran yaitu pelaksanaan pembelajaran, berupaya
menjelaskan materi dan siswa menyimak untuk memperbaikinya.
penjelasan guru dan mencatat hal yang
dianggap penting. Guru nampak tidak SIKLUS II
percaya diri ketika siswa bertanya tentang Tahap Refleksi/Siklus II meliputi:
materi yang tidak dimengerti ketika
mengerjakan tugas di rumah. Tahap Perencanaan (Planning)
- Peneliti, para pengamat dan guru - Hasil refleksi guru dievaluasi dan
melakukan diskusi untuk membahas didiskusikan bersama dengan peneliti
tentang kelemahan-kelemahan atau dan para pengamat dan mencari upaya
kekurangan yang dilakukan guru serta perbaikan untuk diterapkan pada
memberikan saran perbaikan untuk pembelajaran IPA/Sains berikutnya.
pembelajaran IPA/Sains berikutnya. - Guru mendata masalah-masalah dan
Saran yang diberikan peneliti dan juga kendala yang dihadapi saat pembelajaran
para pengamat salah satunya adalah - Guru merancang perbaikan
guru harus membaca materi IPA/Sains pembelajaran berdasarkan refleksi siklus
paket, meskipun guru sudah sering I
mengajarkan materi tersebut. Guru juga
harus membaca beberapa buku referensi Tahap Melakukan Tindakan (Action)
lain selain buku paket dan buku wajib, - Guru melakukan analisis dan pemecahan
agar guru lebih percaya diri dan dapat masalah yang dihadapinya dalam
menjawab semua pertanyaan siswa pelaksanaan pembelajaran
dengan tepat. Guru harus dapat - Guru melaksanakan tindakan perbaikan

123
123
123
22 123
123 Vol. XII No. 1 Juni 2008
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
pembelajaran dengan memaksimalkan V. KESIMPULAN DAN SARAN
penerapan model pembelajaran interaktif
dan berusaha memperbaiki kekurangan A. Kesimpulan
dan kelemahan saat pembelajaran. - Guru dalam mendesain model
pembelajaran interaktif untuk mata
Tahap Mengamati (observation) pelajaran IPA, pada awalnya masih
- Peneliti dan para pengamat melakukan ragu dan belum terbiasa.
pengamatan terhadap penerapan model - Guru dalam menerapkan model
pembelajaran interaktif pembelajaran interaktif pada mata
- Peneliti dan para pengamat mencatat pelajaran IPA di SD dengan kerja
perubahan yang terjadi, guru lebih kelompok. Pada awalnya siswa
percaya diri dan menjelaskan materi/ mengalami kesulitan bekerja dalam
konsep dengan baik. Guru sudah dapat kelompok, terutama siswa yang
berperan sebagai nara sumber, fasilitator pintar/pandai tidak mau bergabung
dan mediator dengan baik. Guru sudah dengan siswa yang tidak/kurang
dapat mengelola kelas dengan baik. pandai. Siswa yang merasa dirinya
- Guru, peneliti dan para pengamat pandai lebih suka belajar dan bekerja
melakukan diskusi membahas masalah sendiri. Siswa terkesan egois, untuk
yang dihadapi saat pembelajaran dan dapat menyatukan siswa dalam
memberikan balikan. kelompok dan bekerja sama guru
berusaha memberi penjelasan
Tahap Refleksi (Reflection) tentang pentingnya berbagi, bekerja
- Guru merefleksi proses pembelajaran sama, bersahabat tanpa
interaktif yang dilaksanakannya memperhatikan kepintaran atau
- Guru merefleksi hasil belajar siswa kemampuan orang lain. Justru siswa
dengan penerapan model pembelajaran yang memiliki kelebihan daripada
interaktif teman-temannya dapat
- Guru menganalisis temuan dan hasil akhir membantunya dengan memberikan
penelitian penjelasan tentang teori/materi
- Peneliti dan guru memberikan pelajaran yang belum dipahami dan
rekomendasi terhadap hasil akhir dimengerti
penelitian tindakan kelas yang dilakukan - Kinerja belajar siswa meningkat
guru. setelah pembelajaran IPA
menggunakan model pembelajaran
Dari tahap kegiatan pada siklus I dan II, hasil interaktif. Siswa sangat antusias
yang diharapkan adalah membahas topik dalam diskusi, dan
- Siswa memiliki kemampuan dan berusaha menjawab dan
kreativitas serta selalu aktif terlibat dalam menemukan informasi tentang topik
proses pembelajaran IPA. Setiap tersebut. Siswa saling berebut
pembelajaran IPA siswa selalu sudah siap mengemukakan informasi (apa yang
dengan pertanyaan tentang materi/topik mereka ketahui) tentang topik.
yang akan dibahas. Siswa sudah terbiasa Setelah dilakukan pembagian tugas
bekerja kelompok dan berdiskusi kelompok siswa bekerja sesuai
- Guru telah memiliki kemampuan dengan tugasnya masing-masing.
merancang dan menerapkan model - Guru dalam menerapkan model
pembelajaran interaktif khususnya pada pembelajaran interaktif dengan kerja
mata pelajaran IPA/Sains. Ada kemauan kelompok, mengalami kesulitan
guru untuk menerapkan model dalam pengelolaan waktu. Guru
pembelajaran interaktif pada pelajaran belum dapat membagi waktu dalam
lainnya masing-masing kegiatan
- Prestasi siswa dalam pelajaran IPA/Sains pembelajaran. Siswa terlalu
meningkat. Nilai rata siswa mencapai melakukan diskusi, sehingga guru
6,512 tidak sempat merangkum/
menyimpulkan materi yang dibahas
karena waktunya sudah habis.
- Prestasi belajar siswa meningkat
setelah mengalami pembelajaran
interaktif dengan kerja kelompok.

1234
1234
Jurnal Teknodik 1234
1234
1234 23
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
1234
Pada siklus pertama nilai rata-rata DAFTAR PUSTAKA
siswa perorangan 5,859; nilaia rata- Arifin, Zainal. (1994). Pendekatan Dalam Proses
rata kelompok sebesar 6,102. Pada Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya.
siklus kedua nilai rata-rata siswa Bandung.
6,512 dan nilai rata-rata kelompok Gagne, R.M (1985). The Conditions of Learning
7,615; sedangkan pada siklus ketiga Theory of instruction (4th Edition). New York :
nilai rata-rata siswa 7,948 dan nilai Holt, Rinehart and Winston.
rata-rata kelompok 7,384. Hasibuan, J.J, Mudjiono (1988), Proses Belajar
Berdasarkan nilai yang diperoleh Mengajar. CV. Remaja Karya. Bandung.
siswa dapat disimpulkan bahwa Hendro Darmodjo, Kaligis, J R E. (1991/1992).
model pembelajaran interaktif dengan Pendidikan IPA II, Hal 7-11 Depdikbud Dirjen
kerja kelompok dapat digunakan Dikti, Proyek Pembinaan Tenaga
pada penelitian tindakan kelas. Kependidikan
- Penelitian tindakan kelas yang Hernawaty Damanik. (2004). Penerapan Model
dilakukan bertujuan adalah Pembelajaran Social Science Inquiry Dalam
memperbaiki pembelajaran yang Mata Pelajaran Sosiologi Dengan Kerja
dilaksanakan guru. Menggunakan Kelompok. FKIP- Universitas Terbuka.
model pembelajaran interaktif dengan Irwanto, dkk (1991). Psikologi Umum Buku
kerja kelompok dapat dijadikan Panduan Mahasiswa. Gramedia Pustaka
alternatif untuk penelitian tindakan Utama. Jakarta.
kelas yang akan dilaksanakan Kemmis, S. dan MC. Toggart.R. (Ed.1988). The
berikutnya. Action Resesarch Planner. Deakin. Deakin
University: Australia
B. Saran Lemlit-UT, (2003). Jurnal Pendidikan Volume 4,
Penerapan model pembelajaran interaktif nomor 2. Pusat Studi Lembaga Penelitian
dengan kerja kelompok memerlukan Universitas Terbuka.
kemauan dan pengorbanan yang besar, Mulyasa, E (2005). Menjadi Guru Profesional :
baik waktu, tenaga dan pikiran untuk itu Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
bagi guru sekolah dasar mampu Menyenangkan. Remaja Rosdakarya.
melaksanakan penelitian tindakan kelas Bandung.
menggunakan model pembelajaran ini Poedjiadi, A. (1990). Pendidikan Sains dan
sebagai suatu tantangan. Teknologi di Masa yang akan datang.
Disampaikan pada Seminar Puskur Balitbang
Penelitian tindakan kelas sebaiknya Dikbud, Jakarta.
dilakukan oleh guru dengan penuh Poedjiadi, A. (1993). Mewujudkan literasi Sains
kesadaran dan tanggung jawabnya dan Teknologi Melalui Pendidikan, hal 4-6.
sebagai pendidik, peneliti hanya berusaha Disampaikan pada seminar FPMIPA IKIP-
menjembatani dan memfasilitasi agar para Bandung.
guru sekolah dasar mau melakukan Slavin, RE.(1994). Educational Psychology :
penelitian tindakan kelas sebagai langkah Theory and Practice. Masschusetts: Allyn and
introspeksi diri sebagai tenaga profesional. Bacon Publisher.
Sobry Sutikno, (2004). Model Pembelajaran
Sebaiknya penelitian tindakan kelas Interaksi Sosial, Pembelajaran Efektif dan
dilakukan oleh semua guru, baik guru SD, Retorika. NTP Press. Mataram
SMP, maupun SMA, sebagai upaya untuk Slavin, RE.(1994). Educational Psychology :
meningkatkan kinerja sebagai guru. Guru Theory Research and Practice. Second
harus dapat menilai dirinya sendiri Edition. Boston: Allyn and Bacon.
sebelum melakukan penilaian kepada Sutarno, N. (2004). Materi Dan Pembelajaran
siswanya. Guru harus mengetahui IPA SD. Pusat Penerbitan Universitas
kelemahan dan kekurangannya dalam Terbuka.
pembelajarannya, berusaha untuk
mengatasinya dan menemukan solusi
yang terbaik serta mengantisipasi apabila
dalam pembelajaran mengalami kendala
dan masalah.

123
123
123
24 123
123 Vol. XII No. 1 Juni 2008
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123
123

Anda mungkin juga menyukai