Anda di halaman 1dari 4

BEST PRACTICE METODE STAR

Di Tulis Oleh :
Mafruhah Nofiana Lisa, S. Pd. I

PROGRAM STUDI BAHASA INGGRIS


PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK
2023
Model Pembelajaran Picture and Picture
1. PENDAHULUAN
Bahasa Inggris adalah Bahasa Internasional yang memiliki peran penting dalam berbagai
bidang di Indonesia, misalnya di bidang pendidikan, ekonomi, ilmu politik, dll. Sehingga Bahasa
Inggris di wajibkan untuk di pelajari mulai dari tingkatan Sekolah dasar sampai tingkat ke
perguruan tinggi. Ini menandai bahwa Bahasa Inggris sangat penting di pelajari oleh siswa.
Bahasa inggris terdiri dari 4 keterampilan yang idealnya harus di kuasai oleh siswa, dimana
dalam penguasaan 4 keterampilan ini harus di dasari oleh pemahaman Grammar. Grammar
merupakan bagian yang sangat berpengaruh dari Bahasa inggris secara formal dan juga informal
(Linda, 2022 : 358). Faktanya, mayoritas kemampuan dasar grammar peserta didik masih rendah
dan ini menjadi tanggung jawab untuk menempatkan masalah ini sebagai masalah prioritas yang
harus di atasi bersama.
Namun demikian, Bahasa Inggris juga di anggap sebagai salah satu mata pelajaran yang
sulit bagi siswa, sehingga mindset siswa merekam bahwa Bahasa Inggris adalah pelajaran yang
hanya orang – orang tertentu yang bisa memahami dan menguasainya. Melalui anggapan ini,
kalangan siswa dengan intelligence rendah memilih untuk tidak serius dan tidak konsentrasi
dalam pembelajaran Bahasa Inggris, banyak di antara siswa yang memilih untuk tidur di dalam
kelas di saat guru sedang menjelaskan. Perlu kiranya guru menciptakan sebuah inovasi
pembelajaran yang di implementasikan dalam rangka mewujudkan pembelajaran yang maksimal.
Dalam proses belajar mengajar, guru mentransfer ilmu kepada siswa agar siswa dapat memahami
materi yang di sampaikan oleh guru. Guru berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan
sebagai sumber daya manusia, dan guru merupakan ujung tombak dalam proses belajar
mengajar. Oleh karena itu, guru di tuntut untuk lebih kreatif dalam menemukan model, metode,
dan strategi baru (Nata, 2011 : 85).
Menurut Suyatno, model pembelajaran picture and picture adalah salah satu
pembelajaran inovatif. Pembelajaran inovatif merupakan pembelajaran yang dikemas oleh Guru
agar mewujudkan kemajuan dalam proses dan hasil belajar. Menurut (Sadiman, 2012)
mengatakan bahwa model belajar yang popular saat ini dalam pembelajaran adalah model picture
and picture. Model yang memanfaatkan gambar dalam proses pembelajaran dimana gambar di
pasangkan dan di urutkan menjadi urutan logis (Suprijono, 2014 : 122). sehingga peneliti tertarik
untuk menerapkan Model pembelajaran picture and picture dalam meningkatkan kemampuan
penguasaan siswa terhadap materi simple present tense dengan preposition. Tidak hanya itu, guru
perlu mengupgrade diri untuk belajar secara mandiri, baik itu melalui platform merdeka
mengajar untuk meningkatkan pengetahuan mengenai media pembelajaran interaktif yang sesuai
dengan karakter peserta didik, yang tentunya mampu menciptakan atmosfer belajar yang
menyenangkan.
2. PEMBAHASAN
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah adalah kemampuan dasar grammar peserta
didik masih rendah, tidak hanya itu pendidik masih mempunyai kemampuan yang terbatas dalam
mengimplementasikan model pembelajaran inovatif, hal ini juga di perparah dengan minimnya
sarana tekhnologi yang di miliki sekolah, sehingga pembelajaran yang berlangsung tidak bisa
memanfaatkan media pembelajaran interaktif. Perolehan nilai peserta didikpun masih jauh dari
yang di harapkan karena pembelajaran masih terkesan monoton, mayoritas peserta didik memilih
tidur di jam – jam terakhir daripada menyimak penjelasan guru.
Hal ini tentu menjadi masalah besar dalam dunia pendidikan, karena di balik itu semua
ada beberapa tantangan yang menjadi penghambat untuk mencapai tujuan, di antaranya adalah
minimnya kegiatan workshop pendidikan untuk semua guru, sehingga pemahaman terkait
kurikulum baru masih dangkal. Tidak hanya itu, pengimplementasian pembelajaran di dalam
kelas mayoritas masih menggunakan metode ceramah ( teacher centered) sehingga jauh sekali
dari esensi tujuan Kurikulum Merdeka. Berada di lingkungan pesantren juga menjadi dilema
dalam menciptakan atmosfer pembelajaran yang menyenangkan karena pengasuh tidak
mengizinkan santri untuk membawa smartphone, dengan asumsi akan terjadi penyalah gunaan
tekhnologi yang akan mempengaruhi kualitas hafalan Alquran dan kepribadian peserta didik.
Unsur yang terlibat di antaranya adalah peserta didik, guru, dosen dan guru pamong sebagai
pembimbing, dan rekan sejawat yang membantu terlaksananya kegiatan.
Langkah – langkah yang di lakukan untuk menghadapi tantangan yang ada dengan
mengikuti webinar secara mandiri, baik bersifat daring maupun luring terkait
pengimplementasian kurikulum merdeka, pengimplementasian model pembelajaran yang
inovatif, dan pemanfaatan media pembelajaran yang interaktif. Selain itu Bring Your Own
Device juga menjadi salah satu solusi untuk mengintegerasikan pembelajaran dengan tekhnologi.
Kebijakan yang di buat oleh pengasuh tidak berarti peserta didik harus mengikuti pembelajaran
secara konvensional dan berkelanjutan, namun dengan fasilitas seadanya seperti pemanfaatan
laptop dan LCD Proyektor semoga bisa membantu guru melakukan pengenalan pembelajaran
dengan audio visual. Ketika pembelajaran berlangsung guru menerapkan model pembelajaran
picture and picture dimana terbagi dalam 2 kegiatan pembelajaran. Pembelajaran pertama peserta
didik mengamati gambar melalui picture card bersama dengan teman kelompoknya yang sudah
terbagi menjadi beberapa kelompok heterogen, sedangkan untuk kegiatan pembelajaran kedua
peserta didik mengamati gambar melalui LCD Proyektor. Pada tahap selanjutnya peserta didik di
ajak untuk memasangkan gambar dan di minta menemukan alasan di balik gambar yang di
susun. Selanjutnya guru menanamkan konsep dan mengajak siswa untuk melakukan refleksi
pembelajaran.
Dampak dari model pembelajaran picture and picture dapat meningkatkan penguasaan
dan prestasi belajar, hal ini di buktikan oleh pemerolehan nilai peserta didik dengan 80% tuntas.
Hal ini di dukung penuh oleh Wakil Kepala Sekolah dan Waka kurikulum untuk terus
menciptakan pembelajaran yang kreatif, aktif dan inovatif. Faktor keberhasilan pembelajaran
tentu sangat di tentukan oleh penguasaan guru terhadap materi yang di sampaikan dan model
pembelajaran yang di implementasikan. Dimana dari keseluruhan proses pembelajaran dapat di
ambil pelajaran bahwa menjadi guru yang terus berprestasi, mengupgarde diri, akan membuat
guru semakin berdaya, dan peserta didik yang melihat gurunya berprestasi, akan ikut terinspirasi
untuk terus belajar dan berubah menjadi lebih baik.
3. KESIMPULAN
Dari hasil kegiatan praktik pembelajaran yang telah di lakukan dan berdasarkan hasil
analisis maka dapat di simpulkan bahwa pembelajaran Bahasa Inggris pada materi Simple
Present Tense dengan preposition menggunakan model pemelajaran picture and picture dapat
meningkatkan penguasaan dan prestasi belajar yang di tandai dengan pemerolehan nilai
assesmen formatif dan sumatif siswa, 80 % tuntas dan 20% masih belum tuntas. Faktor ketidak
tuntasan ini di sebabkan tingkat confidence siswa masih rendah, beberapa siswa masih malas dan
memilih untuk pasif ketika penilaian performance berlangsung, sehingga guru perlu membuat
strategi seperti wheel of names dan worksheet pembelajaran yang di dasarkan pada ragamnya
kemampuan siswa (diferensiasi) dalam rangka menuju pembelajaran yang utuh , yang focus pada
tujuan pembelajaran dengan membangun kompetensi siswa secara bertahap. Tidak hanya itu,
guru perlu terus berproses agar tidak kalah dengan waktu, lebih mendengar apa yang siswa
inginkan, karena menjadi guru adalah peran yang luar biasa yang membutuhkan tekad dan
semangat dalam mewujudkan merdeka belajar. Karena pada esensinya, tugas guru bukan
mengajar tapi tugas guru adalah belajar, belajar untuk membantu peserta didik meraih cita – cita
dan impiannya.
4. DAFTAR PUSTAKA
Sadiman. 2007. Model Pembelajaran Picture and Picture. Online
Fathurrohman, pupuh, dkk. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Refika Aditama
Linda, 2022. Peningkatan Hasil Belajar Simple Present Tense dengan Model Pembelajaran
Picture and Picture. Jurnal Inovasi dan Strategi Pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai