PENDAHULUAN
1
2
siswa dalam pembelajaran mengakibatkan daya serap siswa kurang. Guru belum
menciptakan kondisi pembelajaran yang menyenangkan dengan penggunaaan
media yang menarik. Berdasarkan pengamatan sementara terhadap aktivitas siswa
selama proses pembelajaran IPA di kelas, ada beberapa siswa tidak
memperhatikan saat guru menerangkan pelajaran. Siswa cenderung bermain
sendiri atau mengobrol dengan siswa lainnya. Karena penjelasan materi yang
disampaikan oleh guru bersifat verbalisme, sehingga siswa mudah lupa dengan
apa yang disampaikan oleh guru.
Sepertihalnya di SD Negeri 2 Kedu berdasarkan hasil observasi menunjukkan
bahwa pembelajaran IPA di sekolah dasar saat ini masih berpusat pada guru
dengan menggunakan pembelajaran yang monoton atau konvensional yaitu
metode ceramah dan kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajarannya.
Guru sangat jarang menggunakan alat peraga, sehingga kurang mendorong siswa
untuk berfikir dan bekerja atas inisiatif sendiri, kurang memberikan kebebasan
pada siswa untuk belajar sendiri.Haltersebut berdampak pada hasil belajar siswa
dalam mata pelajaran IPA rendah. Pada hasil penelitian ini matapelajaran IPA
pada pokok bahasan gaya masih di bawah rata-rata KKM yang ditentukan.Batas
nilai KKM yaitu 75. Berdasarkan nilai tes awal, dari 30 siswa yang mendapat nilai
di atas atau sama dengan KKM hanyalah 10 siswa, sedangkan 20 siswa lainnya
mendapat nilai di bawah KKM. Hal ini menunjukka nbahwas iswa yang mencapai
ketuntasan belajar baru 41 % dari siswa yang tidak mencapai ketuntasan belajar
sebanyak 58,9 %.
Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan di atas, dapat disimpulkan
bahwa persoalan pokok yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar adalah
strategi dan model yang diterapkan guru kurang cocok dengan mata pelajaran IPA
yang mengharuskan siswa menjawab soal-soal pelajaran baik secara teknik
maupun praktek. Maka dari itu guru harus kreatif dalam memilih dan
menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan tingkat kelas serta dapat
mengaktifkan siswa dalam belajar.
Para ahli pendidikan menciptakan berbagai model pembelajaran yang dapat
mendorong siswa untuk aktif. Salah satu model pembelajaran yang akan penulis
3
laksanakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match .Di mana
pembelajaran kooperatif merupakan pendekatan pembelajaran yang focus pada
penggunaan kelompok kecil siswa untuk belajar bersam adalam memaksimalkan
kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar ( Mulyono, 2011)
Berdasarkan uraian di atas penulis berupaya memperbaiki pembelajaran IPA
pada konsep gaya dengan tujuan untuk meningkatkan proses dan hasil belajar
pada mata pelajaran IPA terhadap siswa kelas 4 SD Negeri 2 Kedu. Untuk itu
penulis akan melaksanakan Penelitian Tindak Kelas (PTK) dengan judul “Upaya
meningkatkan Proses dan hasil belajar IPA melalui model pembelajaran
Kooperatif tipe Make A Match pada siswa kelas 4 SD Negeri 2 Kedu Semester II
Tahun Ajaran 2015/2016.”
pelajaran IPA bagi siswa kelas 4 Semester II SD Negeri 2 Kedu Kecamatan Kedu
Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2015/ 2016
Penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe Make A Match ini dipilih
karena dianggap dapat memotivasi cara belajar siswa, sehingga dapat dengan
mudah memahami permasalahan yang dihadapi,dan dapat berfikir kritis secara
teoritis, praktis, dan kritis dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi,
sehingga mampu meningkatkan hasil belajar IPA kelas 4 SD Negeri 2 Kedu
Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2015/2016.