Anda di halaman 1dari 23

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA

KELAS V SD NEGERI 201503 HUTATONGA

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah Penelitian Tindakan Kelas (Ptk)

Oleh

SAPITRI SIREGAR

NPM : 20140198

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

FAKULTAS PENDIDIKAN IPS DAN BAHASA

INSTITUT PENDIDIKAN TAPANULI SELATAN

PADANGSIDIMPUAN

2023

1
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Belajar adalah suatu aktivitas atau proses untuk memperoleh pengetahuan,

meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku sikap dan mengokohkan

kepribadian. Seseorang dikatakan belajar bila dalam diri seseorang itu terjadi

suatu proses kegiatan yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku,

sedangkan perubahan tingkah laku itu merupakan hasil belajar. Hasil belajar

adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, dapat diamati dan di

ukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

Hasil belajar adalah perubahan perilaku dan kemampuan secara keseluruhan

yang dimiliki oleh siswa setelah belajar, yang wujudnya berupa kemampuan

kognitif, afektif, dan psikomotor yang disebabkan oleh pengalaman dan bukan

hanya salah satu aspek potensi saja. Hasil belajar seseorang dapat ditunjukkan

dengan perubahan tingkah laku yang ditampilkan dan dapat diamati antara

sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan belajar.

hasil belajar adalah merupakan penilaian hasil-hasil kegiatan belajar.

Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran dapat disebabkan oleh

beberapa faktor seperti kurang termotivasi untuk belajar Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA), sehingga siswa beranggapan bahwa IPA itu pelajaran yang paling sulit

untuk dipelajari, metode yang digunakan guru tidak bervariasi sehingga siswa

bersifat pasif dalam pembelajaran IPA, kemudian siswa sendiri kurang memahami

pembelajaran tersebut.

2
IPA pada hakekatnya mempunyai dua komponen yaitu komponen produk dan

proses. Sebagai sebuah produk, IPA terdiri dari sekumpulan pengetahuan yang

terdiri dari fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip dan hokum tentang gejala

alam. Sedangkan sebagai sebuah proses, IPA merupakan rangkaian yang tersusun

secara sistematis yang dilakukan untuk menemukan konsep hukum tentang gejala

alam.

Tujuan pembelajaran IPA di SD adalah pemahaman terhadap disiplin

keilmuan IPA dan keterampilan berkarya (proyek) untuk menghasilkan suatu

produk yang akan merefleksikan penguasaan kompetensi seseoran sebagai hasil

belajarnya. Oleh karena itu pembelajaran IPA harus berorientasi pada aktifitas-

aktifitas yang mendukung terjadinya pemahaman terhadap suatu konsep, prinsip

dan pemahaman posedur dalam kaitannya terhadap konteks kehidupan mereka

sehari-hari di luar sekolah sehingga pembelajaran IPA menjadi bermakna dan

menyenangkan.

Kondisi yang ditemukan saat ini justru sebaliknya pengemasan pembelajaran

IPA justru masih menggunakan metode ceramah dalam proses belajar mengajar

sehingga siswa mengalami kejenuhan dalam pembelajaran IPA yang

menyebabkan pemahaman terhadap disiplin keilmuan IPA menjadi rendah

sehingga hasil belajar tidak sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal

(KKM).Dampak dari kebiasaan itu adalah rendahnya hassil belajar siswa. Hal ini

dapat dilihat dari rendahnya nilai ipa kelas V SD Negeri 201503 Hutatonga Muara

Batang Angkola yang menulis peroleh berdasarkan observasi siswa dan nilai rata-

rata siswa yaitu 70 dan belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang

telah ditetapkan sekolah.

3
Jumlah peserta didik yang telah berhasil mencapai KKM yaitu 8 orang dari

jumlah 18 siswa yang ada dikelas V. Adapun KKM mata pelajaran IPA pada

semester 2 yaitu 76 sedangkan masih banyak siswa yang belum mencapai KKM

yaitu 10 siswa dengan nilai terrendah 55. Dari data tersebut terdapat beberapa

penyebab rendahnya nilai rata-rata kelas yaitu disebabkan karena masih

menggunakan metode ceramah yang monoton sehinnga kurangnya interaksi

antara guru dan peserta didik.

Tabel 1.1

Rekapitulasi Nilai Rata-rata Siswa Pada Mata Pelajaran IPA

Kelas KKM Tuntas Tidak Tuntas Julah Siswa

V 76 8 10 18

Jumlah 76 8 Siswa 10 Siswa 18

Sumber : Hasil rekapitulasi nilai di dapat dari Guru wali kelas.

Berdasarkan obsevasi yang peneliti lakukan di SD Negeri 201503 Hutatonga

Kecamatan Angkola Muara Tais, Kabupaten Tapanuli Selatan, peneliti melihat

kurangnya keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajajaran khususnya

pembelajaran IPA yang kurang melibatkan diskusi atau kelompok kecil sehingga

proses pembelajaran terkesan mebosankan, banyak siswa yang mengantuk saat

belajar, dan ribut saat pembelajaran berlangsung. Guru kurang memanfaatkan

strategi atau model-model pembelajaran yang menarik sehingga kemampuan

belajar peserta didik masih rendah dan nilai yang dicapai peserta didik belum

mencapai KKM yang ditentukan.Maka dari itu perlu adanya usaha untuk

meningkatkan hasil belajar dan menimbulkan keaktifan peserta didik dengan

memperhatikan apa yang diperagakan oleh guru. Seorang guru dapat

4
menggunakan beberapa metode dan model pembelajaran salah satunya adalah

menggunakan “Model Pembelajaran Demonstrasi” yang dapat digunakan dalam

pembelajaran IPA kelas V semester 2 tahun pelajaran 2022-2023 dengan materi

pokok Gaya.

Model Pembelajaran Demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan

dengan memperagakan atau menunjukkan kepada peserta didik suatu proses,

situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya

maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar

lain dalam topik bahasan atau materi yang akan disampaikan.

Diharapkan dengan penerapan Model Demonstrasi pada pembelajaran IPA di

kelas V SD Negeri SD Negeri 201503 Hutatonga dengan materi pokok Gaya

yang bisa menjadi alternatif solusi dalam pembelajaran dan dapat meningkatkan

hasil belajar siswa. Atas dasar latar belakang masalah sebagaimana telah

diurutkan di atas, maka peneliti memandang penting dan perlu untuk melakukan

penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Demonstrasi Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas V SD Negeri SD Negeri

201503 Hutatonga”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana telah diutarakan di atas,

maka masalah dalam penelitian ini dapat di identifikasikan sebagai berikut :

a. Sebagian besar hasil belajar peserta didik rendah dan belum mencapai KKM

yang diharapkan.

b. Sebagian siswa hanya diam saat pembelajaran berlangsung atau tidak

berpartisipasi aktif pada saat pembelajaran.

5
c. Metode pembelajaran yang digunakan guru terlalu monoton sehingga

pembelajaran terkesan membosankan.

d. Kurangnya interaksi antara guru dan peserta didik.

e. Siswa yang mengantuk.

f. Siswa yang ribut saat proses pembelajaran.

g. Kemampuan belajar peserta didik masih rendah.

1.3 Batasan Masalah

Agar pembatasan lebih terarah dan terfokus pada pokok masalah, perlu

dilakukan pembatasan masalah.Sebab penulis tidak mungkin mengkaji seluruhnya

dengan waktu yang bersamaan mengingat kemampuan dan pengetahuan yang

dimiliki penulis masih sangat terbatas. Maka penulis penelitian tindakan kelas

(PTK) ini dibatasi pada pembahasan Meningkatkan Hasil Belajar IPA Pada Siswa

Kelas V SD Negeri Negeri 201503 Hutatonga Kecamatan Angkola Muara Tais

melalui Penerapan Model Pembelajaran Demonstrasi.

1.4. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah secara umum, maka dapat dirumuskan masalah

penelitian sebagai berikut :

a. Bagaimana Penerapan Model Pembelajaran Demonstrasi Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada siswa kelas V SD Negeri 201503

Hutatonga Kecamatan Angkola Muara Tais ?

b. Apakah dengan menggunakan Model Pembelajaran Demonstrasi dapat

meningkatkan hasil belajar IPA di kelas V SD Negeri 201503 Hutatonga

Kecamatan Angkola Muara Tais ?

6
1.5 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka penelitian ini

bertujuan untuk mendeskripsikan :

a. Untuk mengetahui Hasil Belajar IPA dengan menggunakan Model

Pembelajaran Demonstrasi di kelas V SD Negeri 201503 Hutatonga

Kecamatan Angkola Muara Tais.

b. Untuk mengetahui apakah Model Pembelajaran Demonstrasi dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas V SD

Negeri 201503 Hutatonga Kecamatan Angkola Muara Tais.

1.6 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dikemukakan, maka hasil penelian

ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

a. Bagi Peneliti, Sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana,

dapat menambah pengetahuan, pengalaman serta wawasan, dan peneliti juga

bisa aktif dalam menerapkan Model Pembelajaran Demonstrasi.

b. Bagi Siswa, Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA.

c. Bagi Guru, Sebagai masukan pengetahuan tentang manfaat dan cara

menggunakan Model Pembelajaran Demonstrasi dalam peningkatan hasil

belajar IPA .

d. Bagi Sekolah, Penelitian ini dapat menjadi masukan dalam penentuan

Pemilihan metode atau model dalam melaksanakan proses pembelajaran

menggunakan Model Demonstrasi dalam peningkatan hasil belajar siswa di

sekolah.

7
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Hakikat Hasil Belajar

2.1.1Pengertian Belajar

Kata atau istilah belajar bukanlah sesuatu yang baru, sudah sangat dikenal

secara luas, namun dalam pembahasan belajar ini masing-masing ahli memiliki

pemahaman dan defenisi yang berbeda-beda. Oleh karena itu, untuk menghindari

pemahaman yang beragam tersebut, berikut ini dikemukakan berbagai defenisi

belajar menurut para ahli.

Menurut Slameto dalam Wahyuningsih (2020:5) “belajar ialah suatu proses

yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan sebagai hasil dari pengalamannya sendiri dalam

berinteraksi dalam lingkungannya”.

Adapun menurut Sunarsi, D., Wijoyo, H., & Al Choir,F. (2020:3) “Suatu

proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya

dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata

dalam seluruh aspek tingkah laku. Belajar juga suatu proses usaha yang dilakukan

suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Menurut Slameto (2018:2) Menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses

usaha yang dilakukan setiap individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

8
interaksi dengan lingkungannya, selain itu ada pendapat lain juga bahwa belajar

adalah suatu kegiatan yang berproses dan juga merupakan unsur yang sangat

fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan (Syah,

2018:63)

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah

suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar

untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga

memungkinkan terjadinya perubahan tingkah laku seseorang yang relatif tetap

baik dalam berpikir, merasa, maupun dalam bertindak, serta untuk memperoleh

suatu tingkah laku.

2.1.2 Pengertian Hasil Belajar

Menurut Morgan dalam Suprijono (2020:3) berpendapat bahwa belajar adalah

perubahan tingkah laku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman

pengalaman. Sedangkan Menurut Brahim dalam Susanto (2021:5) berpendapat

bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam

mempelajari materi pelajaran disekolah yang dinyatakan dalam skor yang

diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran

Menurut Susanto (2019:4) belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan

seorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep

pemahaman atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadi

perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berfikir, merasa, maupun dalam

tertindak.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah

hasil yang dicapai seorang siswa dalam menguasai materi ataupun tujuan

9
pengajaran yang telah dipelajarinya sehingga terjadi perubahan pada siswa

tersebut.Perubahan tersebut dapat diartikan sebagai peningkatan dan

pengembangan yang baik dari sebelumnya yang tidak tau menjadi tau. Proses

terjadinya tingkah laku pada diri seseorang dapat diukur dan diamati dalam bentuk

pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa. Hasil yang dicapai siswa tersebut

bisa dilihat dalam bentuk angka maupun skor yang diperoleh dari belajar.

2.1.3 Macam-Macam Hasil Belajar

a. Ranah Kognitif (Proses Berfikir)

Menurut Tulenan (2019:1-2) ‘’Ranah kognitif merupakan ranah yang

berkaitan dengan aspek-aspek intelektual atau berpikir/nalar. Didalamnya

mencakup pengetahuan, pemahaman, penerapan, pemanduan dan penilaian’’.

Menurut Pohan (2019:16) ‘’Aspek kognitif yaitu aspek yang meliputi ilmu

pengetahuan (kecerdasan) siswa’’. Menurut Qadar (2018:2) ‘’Kognitif meliputi

pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan procedural dan

pengetahuan meta kognitif’’.

Menurut pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kognitif merupakan

potensi intelektual yang terdiri dari tahapan pengetahuan, penerapan, analisis,

sintesa dan evaluasi.

b. Ranah Afektif (Sikap)

Menurut Qadar (2019:2) ‘’Efektif meliputi ketekunan, ketelitian dan

kemampuan memecahkan masalah logis dan sistematis. Menurut Tulenan

(2020:2) ‘’Ranah efektif merupakan ranah dimana peserta didik di nilai sejauh

mana ia mampu menginternalisasikan nilai-nilai pembelajaran ke dalam dirinya.

10
Ranah ini erat kaitannya dengan tata nilai dan konsep diri’’. Menurut Pohan

(2018:16) ‘’Ranah efektif merupakan aspek yang meliputi sikap siswa’’.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa efektif merupakan penilaian

pada kemampuan seseorang dilihat dari sikap dan nilai sosial yang di terapkan

dalam kegiatan sekolah. Hal yang dapat dilihat oleh orang lain yaitu watak yang

mencakup perasaan siswa.

c. Ranah Psikomotorik (Kemampuan)

a. Menurut Qadar (2019:2) ‘’psikomotorik digunakan sebagai sasaran dari

kinerja peserta didik, dapat dilakukan jika guru menggunakan pembelajaran

praktek yang bisa dilakukan dilaboratorium’’. Menurut Tulenan (2018:2)

‘’ranah Pengertian IPA

psikomotorik merupakan ranah dimana peserta didik mampu mengaplikasikan

pemahamnya dalam kehidupan sehari-hari melalui perbuatan atau

tindakan’’.Menurut Pohan (2020:2) ‘’aspek psikomotorik yaitu aspek yang

meliputi keterampilan (perbuatan/amal) siswa’’.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa psikomotorik merupakan

perilaku gerakan dan koordinasi jasmani, keterampilan motoric dan kemampuan

fisik siswa.

2.1.4 Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Menurut Sujana (2018:15) IPA atau sains merupakan ilmu pengetahuan alam

yang mempelajari mengenai alam semesta beserta isinya serta peristiwa-peristiwa

yang terjadi di dalamnya yang di kembangkan oleh para ahli berdasarkan proses

ilimiah. Menurut Fatimah (2019:58) ‘’IPA memiliki 4 karakteristik yang terdiri

dari produk, sikap, proses dan aplikasi. IPA sebagai produk merupakan

11
sekumpulan pengetahuan dan sekumpulan teori, fakta dan hukum. Sebagai proses

merupakan prosedur pemecahan metode ilmiah. Sebagai sikap merupakan seikap

yang di ambil dan di kembangkan oleh ilmuan untuk mencapai hasil yang di

harapkan. Sebagai aplikasi merupakan teori-teori IPA akan melahirkan teknologi

yang dapat memberikan kemudahan bagi kehidupan.

2.1.5 Tujuan Pembelajaran IPA

Pembejaran IPA di SD di tunjukkan untuk memberikan kesempatan kepada

siswa menempuah rasa ingin tahu secara ilmiah, mengembangkan kemampuan

bertanya serta mencari jawaban atau fenomena alam berdasarkan bukti, serta

mengembangkan cara berfikir ilmiah.Menurut Mulyasa (2018:111) ‘’memproleh

bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar melanjutkan

pendidikan kejenjang yang lebih tinggi.

a. Pembelajaran IPA di SD

Menurut Usman Samatoa (2021:11) ‘’sesuai dengan pelajaran dan

keterampilan IPA dapat di pandang sebagai produk, proses dan sikap, maka dalam

pembelajaran IPA di SD harus memuat 3 dimensi IPA di sebut, pembelajaran IPA

tidak hanya mengajarkan metode memecahkan masalah, melatih kemampuan,

berfikir kritis dan mengambil kesimpulan, bersikap objektif , kerja sama dan

menghargai pendapat orang lain. Model pembelajaran IPA yang sesuai dengan

anak SD adalah model pembelajaran yang sesuai untuk anak sekolah dasar adalah

model pembelajaran yang menyesuaikan situasi kehidupan di masyarakat.siswa di

berikan kesempatan untuk menggunakan alat-alat dan media pembelajaran yang

ada di lingkungannya dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

12
b. Hasil Belajar Materi Pokok Gaya

Hasil belajar sering kali di jadikan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa

jauh seseorang menguasai bahan yang sudah di ajarkan. Hasil belajar dapat di

jelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya yaitu hasil dan belajar

pengertian hasil menunjukkan pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu

aktifitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional

sedangkan belajar dilakukannya untuk mengusahakan adanya perubahan

pemahaman pada individu yang belajar. Purwanto (2019:44).

2.1.6 Hakikat Model Pembelajaran Demonstrasi

a. Pengertian Model Demonstrasi

Model pembelajaran adalah cara kerja yang sistematis untuk memudahkan

proses pembelajaran dalam bentuk kongkrit berupa langkah-langkah untuk

mengefektifkan suatu pembelajaran agar tujuan pembelajaran yang diinginkan

tercapai. Joni dalam Anitah (2019:1.24) mengemukakan bahwa, “Model adalah

berbagai cara kerja yang bersifat relatif umum yang sesuai untuk mencapai tujuan

tertentu”. Menurut Wassid (2018:56) “Model pembelajaran adalah cara kerja yang

sistematis untuk memudahkan pelaksanaan berbagai kegiatan pembelajaran untuk

mencapai tujuan yang diinginkan atau ditentukan”.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas maka peneliti menyimpulkan

bahwa model pembelajaran adalah cara kerja yang sistematis yang memudahkan

pelaksanaan pembelajaran berupa implementasi spesifik berupa langkah-langkah

konkrit agar terjadi proses pembelajaran yang efektif mencapai suatu tujuan

tertentu seperti perubahan positif pada peserta didik.

13
Demonstrasi merupakan model pembelajaran yang efektif, karena peserta

didik dapat menguasai secara langsung penerapan materi tersebut dalam

kehidupan sehari-hari (Huda, 2018:233). Menurut Fince dkk (2019:220), Model

demonstrasi adalah model mengajar oleh guru yang memperagakan

(mendenstrasikan) atau menampilakan beberapa peragaan di depan siswa tentang

aplikasi teori-teori yang telah di sampaikan.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ‘’Model Demonstrasi’’ adalah

cara penyajian pelajaran dengan memperagakan atau menunjukkan kepada peserta

didik suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang di pelajari baik dalam

bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang di pertunjukkan oleh guru

atau sumber belajar lain yang ahli dalam topik bahasan atau materi yang akan di

sampaikan.

b. Langkah-Langkah Model Demonstrasi

Menurut K.Devi (2020:16) Langkah-langkah Model Demonstrasi adalah :

1. Persiapan

a) Menyediakan alat-alat demonstrasi

b) Mengatur tempat duduk siswa

c) Mempersiapkan LKS untuk siswa

2. Pelaksanaan

a) Menyiapkan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran

b) Melaksanakan apersepsi dan motivasi siswa

c) Menjelaskan materi yang akan dipelajari dan hal-hal yang harus

diamati siswa melalui demonstrasi

14
d) Siswa mengamati demonstrasi yang dilakukan sambil mengisi LKS

yang tersedia

e) Guru mengajukan pertanyaan untuk memfokuskan perhatian siswa

terhadap percobaan atau hal-hal yang akan di demonstrasikan

f) Siswa menjawab pertanyaan yang ada di LKS

g) Siswa dan guru membahas hasil demonstrasi

h) Siswa membuat rangkuman atau simpulan pelajaran di bimbing guru

i) Memberikan tugas sesuai dengan rencana pembelajaran

j) Membereskan alat-alat bekas praktikum

k) Mengadakan penilaian terhadap pemahaman siswa mengenai bahan

yang telah diterimanya melalui tes lisan dan tulisan

Menurut Gafur (2018:150-151) ‘’Pelaksanaan model demonstrasi

a) Guru di tuntut membuat siswa aktif,

b) ajak siswa untuk mau menanyakan apa yang kurang di mengerti,

c) bagian yang di pandang terpenting dari sesuatu yang dipertunjukkan

atau dijelaskan harus di ulang berkali-kali agar siswa benar-benar

mengetahui seluk-beluknya,

d) Setelah selesai mendemonstrasikan guru mengajukan pertanyaan

kepada siswa untuk mengecek sampai dimana siswa telah dapat

memahami atau mengikuti demonstrasi yang harus selesai di

pertunjukkan,

e) Siswa di arahkan untuk mengamati dengan penuh perhatian kepada

sesuatu obyek yang di demonstrasikan maka di perlukan konsentrasi

15
dari seluruh pikiran, perasaan dan kemauan seseorang terhadap obyek

yang di pertunjukkan’’.

Menurut Sugiono dalam Rifai (2018:175) ‘’Langkah-langkah model

demonstrasi :

a) Guru menyampaikan kompetensi yang di capai (tujuan pembelajaran

khusus/TPK).

b) Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan disajiakan.

c) Menyiapkan bahan/alat yang di perlukan , menunjukkan salah

seorang atau beberapa siswa untuk mendemonstrasikan semua

skenario yang telah disiapkan.

d) Seluruh siswa memperhatikan demonstrasi dan menganalisisnya.

e) Tiap siswa mengemukakan hasil analisisnya dan juga pengalaman

siswa di demonstrasikan.

f) Guru bersama siswa membuat simpulan.

g) Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah

model demonstrasi yaitu :

1) Persiapan

(a) Menyediakan alat-alat demonstrasi

(b) Mengatur tempat duduk siswa

(c) Mempersiapkan LKS untuk siswa

2) Pelaksanaan

(a) Menyiapkan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran

(b) Melakukan apersepsi dan motivasi siswa

16
(c) Menjelaskan materi yang akan di pelajari dan hal-hal yang

harus di amati siswa melalui demonstrasi

(d) Siswa mengamati demonstrasi yang di lakukan sambil mengisi

LKS yang tersedia

(e) Guru mengajukan pertanyaan untuk memfokuskan perhatian

siswa terhadap percobaan atau hal-hal yang akan di

demonstrasikan

(f) Siswa menjawab pertanyaan yang ada di LKS

(g) Siswa dan guru membahas hasil demonstrasi

(h) Siswa membuat rangkuman atau simpulan pelajaran di

bimbing guru

(i) Memberikan tugas sesuai dengan rencana pembelajaran

(j) Membersihkan alat-alat bekas praktikum

(k) Mengadakan penilaian terhadap pemahaman siswa mengenai

bahan yang telah diterimanya melalui tes lisan maupun tulisan

c. Kelemahan dan Kelebihan Model Demonstrasi

Kelebihan Model Demonstrasi Menurut K.Devi (2020:16)

1. Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau

2. Memudahkan berbagai jenis penjelasan

3. Kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki

melalui pengamatan dan contoh konkrit

4. Perhatian anak lebih dapat terpusatkan

5. Anak dapat ikut serta aktif apabila demonstrasi langsung dapat dilanjutkan

dengan eksperimen

17
6. Mengurangi kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi sekiranya anak

mencoba sendiri

Menurut Gafur (2018:150-151) ‘’Kelebihan model demonstrasi adalah:

1. Melalui model demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat di hindari,

sebab siswa langsung memperhatikan bahan pelajaran yang di jelaskan.

2. Proses pembelajaran akan lebihmenarik, sebab siswa tidak hanya

mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.

3. Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan

untuk membandingkan antara teori dan kenyataan.

4. Dengan demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran materi pelajaran’’.

Menurut Kinanjar (2019:16) Kelebihan model demonstrasi adalah :

1. Membantu anak didik memahami denagan jelas adanya suatu proses atau

kerja suatu benda.

2. Memudahkan berbagai jenis pelajaran.

3. Kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat di perbaiki

melalui pengamatan dan contoh konkrit, dengan menghasilkan objek

sebenarnya.

4. Membantu anak didik memahami denagan jelas adanya suatu proses atau

kerja suatu benda.

5. Memudahkan berbagai jenis pelajaran.

6. Kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat di perbaiki

melalui pengamatan dan contoh konkrit, dengan menghasilkan objek

sebenarnya.

18
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan kelebihan model demonstrasi adalah

1. Perhatian anak didik dapat di pusatkan, dan titik berat yang di anggap

penting oleh guru dapat di amati.

2. Perhatian anak didik akan lebih terpusat pada apa yang di demonstrasikan,

jadi proses anak didik akan lebih terarah.

3. Kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat di perbaiki

melalui pengamatan dan contoh konkrit, dengan menghadirkan objek

sebenarnya .

Kekurangan Model Demonstrasi menurut K.Devi (2020:16)

a) Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda atau peristiwa

yang akan di pertunjukkan karena jumlah anak yang banyak dalam satu

kelas atau alat yang terlalu kecil.

b) Tidak semua benda atau alat dapat di demonstrasikan.

c) Sukar di mengerti apabila di demonstrasikan oleh guru yang kurang

menguasai apa yang di demonstrasikan.

Menurut Kinanjar (2020:16) Kelemahan Model Demonstrasi adalah:

1. Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan

dipertunjukkan.

2. Tidak semua benda dapat di demonstrasikan.

3. Sukar di mengerti apabila di demonstrasikan oleh guru yang kurang

menguasai apa yang di demonstrasikan.

Menurut Supraptono (2019:7) Kelebihan Model Demonstrasi :

1. Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau

kerja suatu benda.

19
2. Memudahkan berbagai jenis penjelasan, sebab penggunaan bahasa dapat

lebih terbatas.

3. Kesalahan-kesalahan yang dapat terjadi dari hasil ceramah dapat di

perbaiki melalui pengamatan dan contoh konkrit dengan mengahadirkan

objek yang sebenarnya.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan Kelemahan Model Demonstrasi

adalah

a) Metode ini memerlukan keterampilan khusus karena dapat di lihat dari

hasil itu, pelaksanaan demonstrasi akan tidak efektif.

b) Fasilitas seperti peralatan, tempat dan biaya yang memadai tidak selalu

tersedia dengan baik.

c) Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang,

disamping memerlukan waktu yang cukup panjang,yang mungkin terpaksa

mengambil waktu atau jam pelajaran lain.

d) Apabila kekurangan alat-alat praga, padahal alat-alatnya tidak sesuai

dengan kebutuhan, maka metode ini kurang efektif.

e) Metode ini susah di laksanakan apabila anak belum matang untuk

melakukan demonstrasi.

2.1.7 Penelitian Relevan

a. Penelitian Kanti Sukowati dengan judul ‘’meningkatkan hasil belajar

materi pelajaran IPA materi gaya dengan menggunakan model

demonstrasi pada siswa kelas VI SDN Darungan 01 Kecamatan Tanggul

Kabupaten Jember. ‘’hasil penelitiannya yaitu agar pembelajaran jadi lebih

bermakna bagi peserta didik, antara lain: memiliki metode strategi dan

20
model pembelajaran yang sesuai sehingga menemukan pembelajaran yang

sesuai dengan dirinya, sehingga hasil belajar anak didik menjadi lebih

bermakna, lebih kuat dan berdaya guna, sehingga hasil belajar anak didik

meenjadi lebih baik. Berdasarkan pengamatan dan diskusi dengan teman

sejawat, di peroleh hasil nilai yang di peroleh siswa dari 32 siswa dan 0

siswa (0%) yang memperoleh nilai antara 0-50, 8 siswa (25%) yang

mendapat nilai antara 51-60, 10 siswa (31%) mendapat nilai antara 61-70,

dan 6 siswa (19%) mendapat nilai diatas 70. Menindak lanjuti temuan

hasil penelitian pada siklus II sudah menunjukkan kemajuan di mana ada 8

siswa (25%) yang mendapat nilai ulangan di bawah 70, dan ada 24 siswa

(75%) yang mendapat nilai ulangan harian diatas 70. Sehingga dapat di

simpulkan bahwa penggunaan metode demonstrasi pada mata pelajaran

IPA materi gaya dan gerak dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas

VI SDN Darungan 01 Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember.

b. Peneliti Ermaliza (2019) dengan judul ‘’upaya meningkatkan hasil belajar

materi gaya gerak benda dimata pelajaran IPA pada siswa kelas III SDN 1

Sekayu. Hasil penelitian melalui metode demonstrasi bertujuan untuk

memotovasi siswa dalam meningkatkan minat belajar terutama pelajaran

IPA, meningkatkan pemahaman siswa dalam proses belajar mengajar

sehingga terciptanya interaksi siswa dalam mata pelajaran IPA. Teknik

pengumpulan data menggunakan instrument berupa lembar observasi

sebesar 37,2% siklus 2meningkat menjadi 86% dan di akhir siklus II

menjadi 95%. Dari data ini dapat di simpulkan bahwa penggunaan metode

21
demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar materi gaya gerak benda di

mata pelajaran IPA siswa kelas III SDN Sekayu.

c. Berdasarkan penelitian diatas, maka persamaan dan perbedaannya dengan

kajian yang sekarang adalah sama-sama menggunakan model demonstrasi

dan perbedaannya adalah aplikasi penelitian dan subjek penelitian yang di

terapkan oleh peneliti.

2.1.8 Kerangka Berpikir

Model Pembelajaran demonstrasi adalah cara penyajian pembelajaran dengan

memperagakan dan menujukkan suatu proses, situasi atau benda tertentu yang

sedang di pelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan

yang di pertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain di depan siswa .

Guru :
Siswa :
Guru tidak menggunakan
Hasil belajar IPA siswa rendah
model yang berpariasi

Model Demonstrasi

Langkah-Langkah Model Demonstrasi

a. Mempersiapkan alat-alat yang akan di


demonstrasikan.
b. Melakukan Demonstrasi.
c. Penugasan
d. Evaluasi bersama tentang jalannya proses
demonstrasi.

Hasil belajar IPA siswa meningkat

22
Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir

Berdasarkan uraian di atas harapan dengan penerapan Model Demonstrasi

dalam pembelajaran di kelas dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan akan

memberikan pengaruh yang baik bagi peserta didik yaitu aktivitas belajar yang

diperoleh siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran.

23

Anda mungkin juga menyukai