Anda di halaman 1dari 8

JURNAL LENSA PENDAS

Volume 4 Nomor 1, Februari 2019, Hal 52-59


Available online at http://jurnal.upmk.ac.id/index.php/lensapendas

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION


UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA POKOK
BAHASAN CAHAYA DAN SIFATNYA PADA SISWA KELAS V DI SD
NEGERI 1 SEMBAWA

Agus Saeful Anwar1, Peti Lapenia2


Program Studi PGSD STKIP Muhammadiyah Kuningan
Jalan R.A Moertasiah Soepomo No. 28B, Kuningan, Jawa Barat, 45511
Email: saefulanwar@upmk.ac.id1

ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil belajar siswa masih rendah, hal ini dibuktikan dari
data yang diperoleh yang menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil pembelajaran IPA yaitu 55
memperoleh nilai di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 70.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran explicit
instruction terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada pokok bahasan cahaya dan sifatnya.
Desain penelitian menggunakan pre-eksperimental design dengan bentuk one group pretest-
posttest design. Populasi dalam penelitian yaitu siswa kelas V yang berjumlah 21 siswa.
Pengambilan sample menggunakan teknik total sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa
rata-rata hasil pretest di kelas sampel yaitu 56,36. Sedangkan rata-rata hasil posttest setelah diberi
perlakuan dengan menerapkan model pembelajaran explicit instruction di kelas sampel yaitu
88,43. Berdasarkan uji normalitas, diperoleh data kelas sampel berdistribusi normal. Berdasarkan
uji homogenitas, diperoleh data kelas sampel berdistribusi homogen. Uji hipotesis menggunakan
uji t. Dari hasil uji thitung diperoleh nilai 10,98 atau > t tabel (0,05;40) yakni 1,68, sehingga dapat
disimpulakan Ho ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian, terdapat pengaruh penerapan model
pembelajaran explicit instruction terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada pokok bahasan
cahaya dan sifatnya di kelas V SD Negeri 1 Sembawa.
Kata Kunci: Model Pembelejaran Explicit Instruction, Hasil Belajar Siswa.

ABSTRACT
The background of this research is that student learning outcomes are still low, this is
evidenced from the data obtained which shows that the average value of science learning
outcomes is 55 obtained under the specified completeness criteria (KKM) which is set at 70. This
study aims to determine the application of explicit instruction learning model to improving
student learning outcomes on the subject of light and its nature. The study design used pre-
experimental design with the form of one group pretest-posttest design. The population in the
study were grade V students, amounting to 21 students. Sampling using the total sampling
technique. The results showed that the average pretest results in the sample class were 56.36.
While the average posttest results after being treated by applying the explicit instruction learning
model in the sample class is 88.43. Based on the normality test, the sample class data is normally
distributed. Based on the homogeneity test, the sample class data obtained is homogeneous
distribution. Hypothesis testing using t test. From the results of the t-test, the value of 10.98 or> t
table (0.05; 40) is 1.68, so it can be concluded that Ho is rejected and H1 is accepted. Thus, there
is the effect of applyinglearning model explicit instruction on improving student learning
outcomes on the subject of light and its nature in class V SD Negeri 1 Sembawa.
Keywords: Explicit Instruction Learning Model, Student Learning Outcomes

52
Copyright ©2019, Jurnal Lensa Pendas, Print ISSN: 2541-0199, Online ISSN: 2541-6855
Jurnal Lensa Pendas, Vol 4 Nomor 1, Februari 2019, Hal 52-59
Agus Saeful Anwar1, Peti Lapenia2, Penerapan Model Pembelajaran....
PENDAHULUAN menanyakan apakah ada materi yang
Dengan aktif dan kreatifnya siswa belum dipahami dari jumlah siswa yaitu 25
dalam pembelajaran IPA diharapkan dapat orang hanya ada dua orang siswa yang
memberi dampak positif terhadap hasil berani mengajukan pertanyaan yang belum
belajar siswa baik dari ranah kognitif, dipahami, siswa yang lainnya terlihat malu
afektif, maupun psikomotor. Akan tetapi, dan belum ada keberanian untuk
pada kenyataannya kualitas pembelajaran mengajukan pertanyaan. Kemudian ketika
IPA di SD Negeri 1 Sembawa Kecamatan guru mengajukan pertanyaan kepada siswa
Jalaksana Kabupaten Kuningan masih hanya ada tiga orang siswa saja yang bisa
rendah. menjawab siswa yang lainnya pasif dan
Hal ini dapat dilihat berdasarkan kurang percaya pada diri sendiri.
hasil pengamatan dari observasi yang Hal tersebut akan berdampak
dilakukan peneliti pada hari selasa, tanggal terhadap hasil belajar siswa karena guru
17 Januari 2017 pada jam pertama kurang memahami kesulitan yang dihadapi
permasalahan yang muncul pada saat siswa. Pada saat pembelajaran berlangsung
proses pembelajaran IPA berlangsung terkadang tidak semua siswa yang berada
yaitu guru kurang bervariasi menggunakan di dalam kelas mengikuti prosedur belajar
model atau metode dalam pembelajaran yang dirancang guru agar proses
dimana guru hanya menggunakan metode pembelajaran berjalan dengan kondusif,
ceramah sehingga siswa tidak sepenuhnya akan tetapi ada saja siswa yang dia belum
paham materi yang disampaikan guru dan menunjukkan keterlibatan siswa secara
merasa bosan pada saat proses aktif dalam proses pembelajaran seperti
pembelajaran berlangsung. Padahal dengan ada siswa yang hanya diam saja saat proses
menggunakan metode ceramah secara terus pembelajaran, ada siswa yang sibuk
menerus tentunya siswa akan cepat merasa mengobrol dan bercanda dengan teman
jenuh dan tidak ada ketertarikan untuk sebangkunya, ada juga siswa yang tidak
mengikuti pembelajaran karena siswa bisa diam ditempat. Sehingga aktivitas
hanya mendengarkan dan mencatat materi belajar siswa masih rendah saat proses
yang disampaikan tanpa adanya pembelajaran, hal ini akan mempengaruhi
keterampilan lain yang bisa ditonjolkan. terhadap hasil belajar siswa.
Sehingga menimbulkan kurangnya minat Permasalah di atas akan berdampak
dan perhatian siswa terhadap materi yang pada rendahnya hasil belajar siswa.
disampaikan guru pada saat proses Terbukti bahwa hasil belajar siswa dalam
pembelajaran berlangsung. mata pelajaran IPA di SD Negeri 1
Selanjutnya pada tanggal 18 Januari Sembawa, hasil belajar yang diperoleh
2017 mata pelajaran IPA, permasalahan dapat dikatakan masih rendah. Hasil
yang muncul adalah saat proses belajar siswa di SD Negeri 1 Sembawa
pembelajaran IPA guru cenderung aktif sebagian besar masih belum mencapai
dalam pembelajaran dengan menyajikan kriteria ketuntasan minimal (KKM).
konsep secara keseluruhan sedangkan Berdasarkan hasil nilai rata-rata diperoleh
siswa hanya pasif menerima materi. adalah 55,71 masih dibawah Standar
Kemudian komunikasi atau interaksi antara Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)
guru dan siswa kurang terlihat ketika guru yang ditetapkan yaitu 70. Berdasarkan
53
Copyright ©2019, Jurnal Lensa Pendas, Print ISSN: 2541-0199, Online ISSN: 2541-6855
Jurnal Lensa Pendas, Vol 4 Nomor 1, Februari 2019, Hal 52-59
Agus Saeful Anwar1, Peti Lapenia2, Penerapan Model Pembelajaran....
penjelasan latar belakang diatas, penulis Archer dan Hughes (Huda,
merasa tertarik untuk melakukan penelitian 2014:186), strategi Explicit Instruction
dengan judul “Penerapan Model adalah salah satu pendekatan mengajar
Pembelajaran Explicit Instruction Untuk yang dirancang khusus untuk menunjang
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pokok proses belajar siswa yang berkaitan dengan
Bahasan Cahaya dan Sifatnya pada Siswa pengetahuan deklaratif dan pengetahuan
Kelas V di SD Negeri 1 Sembawa”. prosedural yang terstruktur dan dapat
Menurut Arends (Suprijono, diajarkan dengan pola kegiatan yang
2015:65), model pembelajaran mengacu bertahap, selangkah demi selangkah.
pada pendekatan yang akan digunakan, Model ini merupakan model
termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran secara langsung agar siswa
pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan dapat memahami serta benar-benar
pembelajaran, lingkungan pembelajaran, mengetahui pengetahuan secara
dan pengelolaan kelas. Model menyeluruh dan aktif dalam suatu
pembelajaran dapat didefinisikan sebagai pembelajaran. Hal ini dapat lebih
kerangka konseptual yang melukiskan mendekatkan siswa dengan guru secara
prosedur sistematis dalam internal sehingga siswa tidak malu lagi
mengorganisasikan pengalaman belajar dalam bertanya tentang hal yang belum
untuk mencapai tujuan belajar. Maka dapat mereka pahami.
disimpulkan bahwa model pembelajaran Keutamaan pembelajaran langsung
adalah suatu rencana atau pola yang dapat ini adalah menyampaikan pelajaran yang
digunakan untuk merancang pembelajaran ditransformasikan langsung oleh guru
sebelum pembelajaran dilaksanakan dan kepada siswa sehingga tujuan
dalam menentukan model pembelajaran pembelajaran yang disampaikan dapat
yang akan dilaksanakannya harus mengacu diterapkan dalam kehidupan nyata. Dari
pada materi yang akan disampaikan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
sehingga sesuai dan efisien untuk explicit instruction adalah model
mencapai tujuan pendidikan. pembelajaran yang khusus dirancang untuk
Arends (Al-Tabany, 2014:93) mengembangkan belajar siswa tentang
mengatakan, model explisit instruction pengetahuan prosedural (pengetahuan
(pengajaran langsung) adalah salah satu tentang bagaimana melaksanakan sesuatu)
pendekatan mengajar yang dirancang dan pengetahuan deklaratif (pengetahuan
khusus untuk menunjang proses belajar tentang sesuatu yang dapat berupa fakta,
siswa yang berkaitan dengan pengetahuan konsep, prinsip, atau generalisasi) yang
deklaratif dan pengetahuan prosedural dapat diajarkan dengan pola selangkah
yang terstruktur dengan baik yang dapat demi selangkah dengan ditransformasikan
diajarkan dengan pola kegiatan bertahap, langsung oleh guru kepada siswa.
selangkah demi selangkah. Selain itu, Huda (2014:187) mengatakan bahwa
model pembelajaran ini juga ditujukan tahapan atau sintaks strategi explicit
untuk membantu siswa mempelajari instruction adalah sebagai berikut: (a)
keterampilan dasar dan memperoleh Tahap 1 (Orientasi); (b) Tahap 2
informasi yang dapat diajarkan selangkah (Presentasi); (c) Tahap 3 (Latihan
demi selangkah. Terstruktur); (d) Tahap 4 (Latihan
54
Copyright ©2019, Jurnal Lensa Pendas, Print ISSN: 2541-0199, Online ISSN: 2541-6855
Jurnal Lensa Pendas, Vol 4 Nomor 1, Februari 2019, Hal 52-59
Agus Saeful Anwar1, Peti Lapenia2, Penerapan Model Pembelajaran....
Terbimbing); dan e) Tahap 5, Latihan sendiri, seperti matahari, senter, lilin, dan
Mandiri. lampu dan cahaya yang memancar dari
Kelebihan model explicit instruction benda akibat memantulnya cahaya pada
yaitu dalam model pembelajaran yang permukaan benda tersebut dari sumber
mampu mengendalikan isi materi dan cahaya. Misalnya, jika melihat benda
urutan informasi, menekankan poin-poin berwarna biru, artinya benda tersebut
penting atau kesulitan-kesulitan yang memantulkan cahaya berwarna biru.
mungkin dihadapi siswa, menjadi cara Adapun sifat- sifat cahaya adalah sebagai
yang efektif untuk mengajarkan konsep berikut: 1) cahaya merambat lurus, 2)
serta mengajarkan pengetahuan faktual, cahaya dapat menembus benda bening, 3)
dan keterampilan, serta memungkinkan cahaya dapat dipantulkan, 4) cahaya dapat
guru untuk menyampaikan ketertarikan dibiaskan (Haryanto, 2012: )
siswa terhadap mata pelajaran yang
disampaikan. Walaupun kelemahannya METODOLOGI PENELITIAN
terdapat pada kesulitan untuk mengatasi Penelitian ini menggunakan metode
perbedaan dalam hal kemampuan, eksperimen dengan desain pre-
pengetahuan awal, dan pemahaman, gaya experimental design yang dalam
belajar, atau ketertarikan siswa, tidak penelitiannya menggunakan One Group
mengembangkan keterampilan sosial siswa Pretest-Posttest Design. Penelitian ini
tetapi itu tidak menjadi penghalang karena dilakukan pada satu kelompok siswa yang
guru akan berperan aktif dalam proses diberi nama kelas eksperimen. Kelompok
pengembangan diri setiap siswa untuk eksperimen adalah kelompok yang diberi
memperoleh hasil yang baik dengan perlakuan dengan menerapkan satu metode
menggunakan model ini. Hasil belajar penelitian yaitu eksperimen. Sebelum
merupakan kemampuan yang dimiliki siswa diberi pretest untuk mengetahui
siswa setelah mengikuti proses keadaan awal sebelum diberi perlakuan.
pembelajaran dimana hasil belajar siswa Sesudah itu siswa diberi posttest untuk
akan menghasilkan sebuah pemikiran yang mengetahui keadaan sesudah diberi
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari- pelakuan berupa penerapan metode
hari. Hasil belajar adalah kemampuan- eksperimen.
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia Menurut Sugiyono (2015:110) one
menerima pengalaman belajarnya. group pretest-posttest design merupakan
(Sudjana, 2014:22). perbandingan dengan keadaan sebelum
Cahaya sangat penting dalam diberi perlakuan. Desain ini dapat
kehidupan, dari manakah cahaya berasal? digambarkan seperti berikut :
Semua cahaya yang berasal dari sumber
cahaya. Semua benda yang dapat O1 X O2
memancarkan cahaya disebut sumber Gambar 1
cahaya. Sebuah benda dapat dilihat karena One group pretest-posttest design
adanya cahaya, yang memancar atau Keterangan :
dipantulkan dari benda tersebut, yang O1 = Tes awal diberikan pada kelompok
sampai ke mata. Cahaya ada 2 macam, eksperimen
yaitu cahaya yang berasal dari benda itu
55
Copyright ©2019, Jurnal Lensa Pendas, Print ISSN: 2541-0199, Online ISSN: 2541-6855
Jurnal Lensa Pendas, Vol 4 Nomor 1, Februari 2019, Hal 52-59
Agus Saeful Anwar1, Peti Lapenia2, Penerapan Model Pembelajaran....
O2 = Tes akhir diberikan pada kelompok cahaya dan sifatnya serta menyampaikan
eksperimen tujuan pembelajarannya. Kegiatan inti di
X = Perlakuan model pembelajaran explisit mulai dengan tahap 2 yaitu presentasi pada
instruction
fase ini, guru menyampaikan atau
HASIL DAN PEMBAHASAN mempresentasikan pengetahuan, contohnya
apa yang dimaksud dengan cahaya, cahaya
Hasil belajar siswa sebelum penerapan merambat lurus, cahaya dapat menembus
model pembelajaran explicit instruction benda bening, cahaya dapat dibiaskan
Tabel 1
cahaya dapat dipantulkan dan lain
Frekuensi Statistik Hasil Pretest
No Kelas Interval Frekuensi sebagainya. Pada fase presentasi, informasi
1 30-37 1 disampaikan tidak dari satu arah, namun
2 38-45 4 harus mengikutsertakan siswa secara aktif
3 46-53 1 melalui tanya jawab. Kegiatan dilanjutkan
4 54-61 8 dengan demonstrasi keterampilan yang
5 62-69 5 berhubungan dengan pengetahuan yang
6 70-77 2 telah dipresentasikan. Misalnya,
Pada tabel 4.17 menunjukan hasil bagaimana sifat cahaya merambat lurus.
pretest yang sudah digolongkan Penjelasan mengenai sifat-sifat cahaya
berdasarkan kelas interval. Pada hasil tersebut menggunakan alat peraga yang
pretest nilai terkecil yaitu 30, nilai terbesar sebelum pembelajaran sudah di persiapkan
75 dan memperoleh rata-rata sebesar 56,36 oleh peneliti.
berada di bawah nilai kriteria ketuntasan Setelah menjelaskan materi tersebut,
minimal (KKM) yang telah ditetapkan dilakukan tanya jawab dengan siswa
yaitu sebesar 70. mengenai materi yang sudah di jelaskan
apakah sudah jelas atau ada yang kurang
Penerapan model pembelajaran explicit
paham mengenai materi pembelajaran
instruction
yang sudah dijelaskan tersebut. Setelah
Sebelum pelaksanaan pembelajaran
presentasi dan demonstrasi lanjut ke tahap
di umumkan kepada siswa kelas V untuk
3 yaitu latihan terstruktur, dimana siswa
membawa peralatan seperti senter, kaca,
diberikan latihan-latihan awal mengenai
sendok, aqua gelas dan lain sebagainya.
materi ajar yang terkait dengan materi
Kegiatan pendahuluan di mulai dengan
yang telah dipresentasikan dan
berdo’a menurut agama dan
didemonstrasikan secara bertahap. Pada
kepercayaannya masing-masing, dilanjut
fase ini, siswa juga dapat diikutsertakan
dengan mengecek kehadiran siswa, dilanjut
dalam proses demonstrasi, semua siswa
melakukan apersepsi dengan tanya jawab
dapat mengikuti dengan bimbingan dari
mengenai pembelajaran yang telah
guru sehingga siswa dapat menyerap
dilakukan sebelumnya.
informasi pembelajaran dengan jelas dan
Dilanjut dengan tahap model
dapat dipahami. Sebelum melanjutkan ke
pembelajaran explicit instruction yang
tahap 4 yaitu latihan terbimbing peneliti
pertama yaitu tahap 1 orientasi dimana
membagi siswa ke dalam 5 kelompok,
guru menginformasikan tema pembelajaran
masing-masing kelompok beranggotakan
yang akan dipelajari yakni mengenai
4-5 orang. Selanjutnya siswa bersama
56
Copyright ©2019, Jurnal Lensa Pendas, Print ISSN: 2541-0199, Online ISSN: 2541-6855
Jurnal Lensa Pendas, Vol 4 Nomor 1, Februari 2019, Hal 52-59
Agus Saeful Anwar1, Peti Lapenia2, Penerapan Model Pembelajaran....
anggota kelompoknya pada fase ini sebesar 88,43 berada di atas nilai kriteria
menerapkan konsep atau keterampilan ketuntasan minimal (KKM) yang telah
dengan diberikan latihan-latihan yang ditetapkan yaitu sebesar 70. Jika
harus dikerjakan mengenai materi yang dibadingkan dengan hasil belajar siswa
telah dipelajari sebelumnya untuk sebelum menerapkan model pembelajaran
mengecek pemahaman siswa. explicit instruction, pada hasil belajar
Setelah selesai mengerjakan latihan siswa sesudah menerapkan model
yang diberikan peneliti kemudian pembelajaran explicit instruction
membahas hasil diskusi yang telah mengalami peningkatan. Berdasarkan
dilaksanakan serta melakukan tanya jawab pemaparan tersebut hasil pembelajaran
mengenai materi yang belum dipahami. sesudah penerapan model pembelajaran
Kegiatan penutup peneliti bersama siswa explicit instruction terdapat peningkatan
membuat kesimpulan dari proses yang signifikan.
pembelajaran yang telah dilaksanakan, Penerapan model pembelajaran
selanjutnya dilanjutkan pada tahap 5 yaitu explicit instruction pada mata pelajaran
latihan mandiri dengan pemberian soal IPA pokok bahasan cahaya dan sifatnya
posttest. Diakhiri dengan berdo’a menurut secara keseluruhan tidak sulit untuk
agama dan kepercayaannya masing- dilakukan, terbukti dari hasil pengamatan
masing. yang telah dilakukan, hasil presentase
analisis data observasi aktivitas belajar dari
Hasil belajar siswa sesudah penerapan keseluruhan siswa menunjukkan bahwa
model pembelajaran explicit instruction 81% aspek yang diamati sudah terlaksana
Setelah penerapan model
dengan baik dan sisanya 19% belum
pembelajaran explicit instruction hasil
terlaksana dengan baik. Dengan demikian
belajar siswa mengalami peningkatan, nilai
kesimpulan dari hasil pengamatan
hasil belajar posttest setelah penerapan
observasi aktivitas belajar dimana siswa
model pembelajaran explicit instruction
dari keseluruhan menjadi lebih aktif dalam
dapat dilihat pada tabel frekuensi statistik
pembelajaran dengan menerapkan tahapan
sebagai berikut :
model explicit instruction pada
Tabel 2
pembelajaran IPA pokok bahasan cahaya
Frekuensi Statistik Hasil Prosttest
No. Kelas Interval Frekuensi dan sifatnya, saat proses pembelajaran
1 75-79 2 berlangsung sehingga siswa memiliki
2 80-84 7 kemampuan berinteraksi yang sangat baik
3 85-89 3 dengan guru maupun siswa lainnya. Dalam
4 90-94 3 proses pembelajaran yang menerapkan
5 95-99 4 model explicit instruction siswa menjadi
6 100-104 2 lebih mudah memahami materi, jelas, lebih
aktif, dan hasil belajar menjadi lebih
Pada tabel 2 menunjukan hasil
meningkat.
posttest yang sudah digolongkan
berdasarkan kelas interval. Pada hasil
posttest nilai terkecil yaitu 75, nilai
terbesar 100 dan memperoleh rata-rata

57
Copyright ©2019, Jurnal Lensa Pendas, Print ISSN: 2541-0199, Online ISSN: 2541-6855
Jurnal Lensa Pendas, Vol 4 Nomor 1, Februari 2019, Hal 52-59
Agus Saeful Anwar1, Peti Lapenia2, Penerapan Model Pembelajaran....
Pengaruh penerapan model pembelajaran disimpulkan bahwa nilai hasil pretest dan
explicit instruction posttest dari uji homogenitas kelas sampel
Berdasarkan pengolahan dan analisis Fhitung (1,96) < Ftabel 0,05(20,20) (2,12),
data yang telah dilakukan, diperoleh nilai maka distribusi data homogen dikarenakan
hasil pretest nilai terkecil yaitu 30, nilai Fhitung < F tabel 0,05(20,20).
terbesar 75 dan memperoleh rata-rata Perhitungan uji normalitas dan uji
sebesar 56,36 berada di bawah nilai kriteria homogenitas telah dilakukan, untuk tes
ketuntasan minimal (KKM) yang telah selanjutnya yakni dengan uji hipotesis. Uji
ditetapkan yaitu sebesar 70 dan nilai hipotesis dilakukan dengan hasil yang
posttest kelas eksperimen dengan hasil diperoleh baik itu nilai pretest dan posttest
posttest nilai terkecil yaitu 75, nilai kelas sampel menunjukan bahwa data
terbesar 100 dan memperoleh rata-rata tersebut berdistibusi normal dan homogen,
sebesar 88,43 berada di atas nilai kriteria uji hipotesis dilakukan menggunakan uji t.
ketuntasan minimal (KKM) yang telah Perhitungan uji hipotesis yang digunakan
ditetapkan yaitu sebesar 70. Dari data yakni nilai pretest dan posttest kelas
tersebut membuktikan bahwa hasil sampel dengan nilai posttest kelas sampel
pembelajaran sesudah penerapan model disebut variabel X1 dan nilai pretest kelas
pembelajaran explicit instruction terdapat sampel disebut variabel X2. Nilai uji
peningkatan yang signifikan. Hasil hipotesis yang didapat yakni 10,98 dimana
perhitungan uji normalitas, diperoleh nilai dk = n1 + n2 -2 dengan taraf signifikansi
uji normalitas dengan uji chi kuadrat pada (α) = 0,05, sehingga t tabel (0,05;40) yakni
nilai pretest kelas eksperimen yakni 5,09 1,68. Dengan demikian dapat disimpulkan
dan nilai posttest kelas eksperimen yakni bahwa nilai hasil dari uji hipotesis pretest
6,63 dengan taraf signifikansi (α) = 0,05 dan posttest kelas sampel thitung (10,98) >
dan dk = 6 – 3 = 3 didapat χ2 tabel = 7,81. ttabel (0,05;40) (1,68).
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Berdasarkan hasil yang didapat dari
hasil perhitungan uji normalitas yang perhitungan uji hipotesis di atas
dilakukan pada data pretest dan posttest mempunyai nilai thitung > ttabel dimana
kelas sampel berdistribusi normal, hal ini interpretasi dari hasil tersebut berarti H1
dikarenakan χ2hitung < χ2tabel. diterima dan H0 ditolak, dengan kata lain
Hasil perhitungan baik itu nilai terdapat pengaruh penerapan model
pretest maupun posttest pada kelas sampel pembelajaran explicit instruction terhadap
menunjukan data berdistribusi normal peningkatan hasil belajar siswa pada pokok
sehingga perhitungan dilanjutkan dengan bahasan cahaya dan sifatnya kelas V SD
uji homogenitas. Hasil perhitungan uji Negeri 1 Sembawa Kecamatan Jalaksana
homogenitas nilai pretest dan posttest kelas Kabupaten Kuningan.
sampel Fhitung yakni 1,96 dengan taraf
signifikansi (α) = 0,05 dimana dk PENUTUP
pembilang = n-1 dan dk penyebut = n-1, Berdasarkan hasil pengolahan data
sehingga F tabel 0,05(20,20) yakni 2,12 dan pembahasan tentang penerapan model
dan dengan masing-masing varian pretest pembelajaran explicit instruction untuk
yakni 117,55 dan varian posttest yakni meningkatkan hasil belajar siswa kelas V
59,87. Dengan demikian dapat SDN 1 Sembawa Kecamatan Jalaksana
58
Copyright ©2019, Jurnal Lensa Pendas, Print ISSN: 2541-0199, Online ISSN: 2541-6855
Jurnal Lensa Pendas, Vol 4 Nomor 1, Februari 2019, Hal 52-59
Agus Saeful Anwar1, Peti Lapenia2, Penerapan Model Pembelajaran....
Kabupaten Kuningan, maka penulis Terdapat pengaruh penerapan model
menarik kesimpulan sebagai berikut. pembelajaran explicit instruction terhadap
Hasil belajar siswa kelas V SDN 1 peningkatan hasil belajar siswa, hal ini
Sembawa pada materi cahaya dan sifatnya berdasarkan hasil uji t yang menunjukan t
sebelum menerapkan model pembelajaran hitung (10,98) ˃ t tabel (0,05;40) (1,68)
explicit instruction cenderung masih maka H1 yang diterima artinya terdapat
rendah. Berdasarkan pengolahan dan pengaruh penerapan model pembelajaran
analisis data diperoleh nilai terendah explicit instruction terhadap peningkatan
sebesar 30, nilai tertinggi sebesar 75 dan hasil belajar siswa pada pokok bahasan
memperoleh rata-rata sebesar 56,36 berada cahaya dan sifatnya di kelas V SD Negeri
di bawah nilai kriteria ketuntasan minimal 1 Sembawa Kecamatan Jalaksana
(KKM) yang telah ditetapkan yaitu sebesar Kabupaten Kuningan.
70.
Penerapan model pembelajaran DAFTAR PUSTAKA
explicit instruction pada mata pelajaran Al-Tabany, Trianto Ibnu Badar. 2014.
IPA materi cahaya dan sifatnya dimulai Mendesain Model Pembelajaran
dari kegiatan tahap 1 yaitu orientasi, tahap Inovatif, Progresif, dan Kontekstual:
Konsep, Landasan, dan
2 presentasi, tahap 3 latihan terstruktur,
Implementasinya pada Kurikulum
tahap 4 latihan terbimbing, dan tahap 5 2013 (Kurikulum Tematik
latihan mandiri. Integratif/TKI). Jakarta:
Hasil belajar siswa kelas V SDN 1 Prenadamedia Group.
Sembawa sesudah menerapkan model Haryanto. 2012. Sains untuk Sekolah
pembelajaran explicit instruction pada Dasar kelas V. Jakarta: Erlangga.
mata pelajaran IPA pokok bahasan cahaya Huda, Miftahul. 2014. Model-model
Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-
dan sifatnya meningkat. Dapat dilihat dari
isu Metodis dan Paragdigmatis.
hasil pengolahan dan analisis data Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
diperoleh nilai terendah sebesar 75, nilai Sudjana, Nana. 2014. Penilaian Hasil
tertinggi sebesar 100 dan memperoleh rata- Proses Belajar Mengajar. Bandung:
rata sebesar 88,43 berada di atas nilai PT Remaja Rosdakarya.
kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang Sugiyono. 2015. Metode Penelitian
telah ditetapkan yaitu sebesar 70. Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung.
Penerapan model pembelajaran explicit
Alfabeta.
instruction pada mata pelajaran IPA pokok Suprijono, Agus. 2015. Cooperative
bahasan cahaya dan sifatnya secara Learning: Teori dan Aplikasi
keseluruhan tidak sulit untuk dilakukan, PAIKEM. Yogyakarta : Pustaka
terbukti dari hasil pengamatan aktivitas Pelajar.
belajar yang telah dilakukan, hasil
presentase analisis data observasi aktivitas
belajar dari keseluruhan siswa
menunjukkan bahwa 81% aspek yang
diamati sudah terlaksana dengan baik dan
sisanya 19% belum terlaksana dengan
baik.
59
Copyright ©2019, Jurnal Lensa Pendas, Print ISSN: 2541-0199, Online ISSN: 2541-6855

Anda mungkin juga menyukai