Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang dipelajari di sekolah


di semua jenjang pendidikan, baik jenjang pendidikan dasar maupun pendidikan
menengah. Sekolah sebagai lembaga tempat pelajaran matematika itu diberikan
memiliki peran penting dalam mewujudkan tujuan pembelajaran matematika itu.

Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, berbagai masalah yang di hadapi


oleh guru salah satunya adalah kesulitan siswa dalam belajar matematika. Hal ini
yang membuat bidang studi matematika menjadi bidang studi yang ditakuti oleh
banyak siswa. Faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar matematika
siswa juga dapat di lihat dari kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran
di kelas.
Seperti halnya dalam pemilihan metode pembelajaran, masih banyak guru
dalam mengajar menggunakan metode pembelajaran secara tradisional. Dimana
dalam metode pembelajaran ini belum dapat mendorong siswa berpikir dan
melibatkan siswa secara aktif.
Berikut ini adalah table hasil belajar matematika materi trapezium dan
layang-layang kelas V SDN No. 091594 Afd. I Dolok Ilir yang dilaksanakan pada
tanggal 19 oktober 2017:
KKM Hasil Belajar Jumlah Persentase Keterangan
Siswa Siswa (%)
≥ 70 6 Orang 30 % Lulus
70 ≤ 70 16 Orang 70 % Belum Lulus
Jumlah Siswa 22 orang
Tabel 1.1 tabel persentase kelulusan
Rendahnya hasil belajar matematika siswa disebabkan karena guru lebih
sering menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas dalam
menyampaikan materi pelajaran dikelas. Guru hanya memanfaatkan gambar-

1
gambar yang ada pada buku yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Sumber belajar yang digunakan guru dalam penyampaian materi pembelajaran
adalah buku paket matematika kelas V.
Dalam hal ini metode yang digunakan oleh peneliti adalah metode
Demonstrasi. Dengan metode Demonstrasi diharapkan siswa tidak lagi bosan
belajar matematika, bahkan tertarik terhadap materi pelajaran matematika.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik mengadakan penelitian yang


berjudul: "Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran Matematika Dengan
Metode Demonstrasi DiKelas V SD 091594 Afd. I Dolok Ilir Tahun Ajaran
2017/2018.”
 Identifikasi Masalah

 Rendahnya hasil belajar siswa dibawah KKM ( Kriteria Ketuntasan


Minimal)

 Siswa kurang konsentrasi ketika guru menerangkan pelajaran


matematika, anak asyik ngobrol dengan teman sebangkunya.

 Guru terlalu banyak ceramah pada waktu menyampaikan


pembelajaran matematika, menyebabkan siswa menjadi bosan dalam
menerima pelajaran.

 Siswa tidak memiliki motivasi yang tinggi untuk mempelajari


matematika karena dianggap pelajaran yang sulit dan tidak
menyenangkan.

 Analisis Masalah

 Guru tidak bisa mengelola kelas dengan baik sehingga kondisi kelas
tidak kondusif, siswa merasa tidak nyaman ketika pembelajaran
berlangsung.
 Metode yang digunakan oleh guru kurang tepat karena terlalu banyak
ceramah mengakibatkan pembelajaran menoton dan membosankan

2
 Guru kurang menguasai materi sehingga kurang percaya diri, dan
pelajaran hanya tertuju kepada siswa yang aktif saja.

 Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah

Karena rendahnya hasil belajar siswa terutama pada mata pelajaran


Matematika pada materi Trapesium dan Layang-layang yang disebabkan oleh
Metode/Model mengajar yang kurang efektif, maka alternatif pemecahan
masalahnya adalah dengan menerapkan metode Demonstrasi.
B. Rumusan Masalah

Yang menjadi rumusan masalah dalam Penelitian ini adalah:

1. Bagaimana memaksimalkan Hasil belajar siswa pada mata pelajaran


Matematika dengan menerapkan Metode Demonstrasi di Kelas V SD
091594 Afd. I Dolok Ilir T.A 2017/2018.

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Tujuan Penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui peningkatan Hasil belajar siswa pada mata pelajaran


Matematika dengan menerapkan metode Demonstrasi di kelas V SD 091594
Afd. I Dolok Ilir T.A 2017/2018.

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran

a Manfaat Teoritis

Secara toritis, penelitian ini akan mengkaji metode pembelajaran yang


sesuai untuk meningkatkan hasil belajar Matematika melalui metode permainan
monopoli. Dengan demikian temuan penelitian ini akan memperkaya khasanah
pengetahuan dibidang metode pembelajaran

3
b Manfaat Praktis

1. Bagi siswa

Dari penelitian ini siswa memperoleh pengalaman belajar yang lebih


bermakna, sehingga menjadi lebih menguasai dan terampil dalam pembelajaran
pemecahan masalah dengan penerapan metode Permainan, sehingga hasil belajar
lebih meningkat dalam mata pelajaran Matematika.

2. Bagi Guru sebagai Peneliti

Informasi hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi serta


masukan berharga bagi para guru dalam melakukan berbagai upaya untuk
meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran dengan penerapan metode
Permainan, khususnya dalam mata pelajaran Matematika serta mata pelajaran
lainnya

3. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi berharga bagi


kepala sekolah untuk mengambil suatu kebijakan yang paling tepat dalam kaitan
dengan upaya menyajikan strategi pembelajaran yang efektif dan efisien di
sekolah.

4. Bagi Institusi Pendidikan


Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi berharga bagi
Institusi pendidikan untuk mengambil suatu kebijakan yang paling tepat dalam
kaitan dengan upaya menyajikan strategi pembelajaran yang efektif dan efisien di
berbagai bidang pendidikan.

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Penelitian Tindakan Kelas


Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh
guru dikelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki
kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat. Karakteristik PTK adalah
sebagai berikut :
1. An inquiri of practice from within ( Penelitian berawal dari kerisauan guru
akan kinerjanya)
2. Self-reflective inquiri (metode utama adalah refleksi diri, bersifat agak
longgar, tetapi tetap mengikuti kaidah-kaidah penelitian )
3. Fokus penelitian berupa kegiatan pembelajaran
4. Tujuanya memperbaiki pembelajaran

Menurut Wardhani (Wardhani, dkk, 2014) guru dianggap paling tepat melakukan
PTK karena :
1. Guru mempunyai otonomi untuk menilai kinerjanya
2. Temuan penelitian tradisional sering sukar diterapkan untuk memperbaiki
pembelajaran
3. Guru merupakan orang paling akrab dengan kelasnya
4. Interaksi guru-siswa berlangsung secara unik
5. Keterlibatan guru dalam berbagai kegiatan inovatif yang bersifat
pengembangan mempersyaratkan guru mampu melakukan penelitian
dikelasnya.

B. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar


Masa usia sekolah dasar sebagai masa kanak-kanak akhir yang berlangsung
dari usia 6-11/12 tahun. Karakteristik utama siswa sekolah dasar adalah mereka
menampilkan perbedaan-perbedaan individual dalam banyak segi dan bidang
diantaranya, perbedaan dalam intelegensi, kemampuan dalam kognitif dan bahasa,
perkembangan kepribadian dan perkembangan fisik anak. Menurut Erikson bahwa

5
anak sekolah dasar tertarik pada pencapaian hasil belajar. Mereka
mengembangkan rasa percaya dirinya terhadap kemampuan dan pencapaian yang
baik dan relevan. Meskipun anak-anak membutuhkan keseimbangan antara
perasaan dan kemampuan dengan kenyataan yang dapat mereka raih, namun
perasaan akan kegagalan atau ketidakcakapan dapat memaksa mereka berperasaan
negatif terhadap dirinya sendiri sehingga menghambat mereka belajar. Dengan
karakteristik seperti diatas guru dituntut untuk dapat mengemas perencanaan dan
pengalaman belajar yang akan diberikan kepada siswa dengan baik,
menyampaikan hal-hal yang ada dilingkungan sekitar kehidupan siswa sehari-hari,
sehingga materi yang dipelajari tidak abstrak dan menjadi lebih bermakna.

C. Pengertian Belajar
Belajar adalah kegiatan yang dilakukan setiap manusia dalam kehidupan
sehari-hari. Tingkah laku manusia yang sangat bervariasi dan berbeda dihasilkan
dari belajar.
Hudojo (1988:1) bahwa “Belajar adalah usaha seseorang dalam
memperoleh pengalaman atau pengetahuan baru sehingga menyebabkan
terjadinya perubahan tingkah laku”. Perubahan tingkah laku yang dimaksud
adalah perubahan kemampuan siswa dari tidak tahu menjadi tahu, dari yang
belum pernah mengalami menjadi mengalami.
Ahli lain yakni Ahmadi dan Supriyono (dalam B.Uno, 2011)
Mengemukakan bahwa “Secara Psikologis Belajar berarti suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi
dengan lingkungan.”
Dari beberapa definisi belajar di atas dapat disimpulkan belajar adalah
upaya yang dilakukan dengan mengalami sendiri dan memperoleh sendiri
sehingga ada perubahan tingkah laku yang dihasilkan dari pengalaman dan
pengetahuan sebelumnya.

6
D. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar menurut sudjana (2000:38) merupakan “suatu kompetensi
atau kecakapan yang dapat dicapai oleh siswa setelah melalui kegiatan
pembelajaran yang dirancang/dilaksanakan oleh guru disekolah dan kelas
tertentu.”
Kegiatan dan usaha untuk mencapai perubahan tingkah laku merupakan
proses belajar, sedangkan perubahan tingkah laku yang diamati dan diukur
merupakan hasil belajar.
Hudojo (1988: 44) menyatakan: “Hasil belajar adalah kemampuan
menyusun hubungan antara bagian-bagian informasi yang telah diperoleh, dengan
dapat menampilkan pemahaman dan penguasaan bahan pelajaran yang telah
dipelajari.”
Dari kutipan di atas disimpulkan bahwa hasil belajar matematika adalah
kemampuan menyusun hubungan antara bagian-bagian informasi yang telah
diperoleh dengan dapat menampilkan pemahaman, sikap dan penguasaan bahan
pelajaran yang telah dipelajari.

E. Belajar Matematika
Matematika sebagai salah satu ilmu eksakta, mempunyai cara sendiri
untuk mempelajarinya. Hal ihi dikarenakan topik-topik dalam matematika itu
sesuai secara hierarkis dan ketat, mulai dari yang mudah atau mendasar sampai
kepada hal yang paling sukar.
Hudojo (1988: 3) menyatakan: “Matematika berkenaan dengan ide-ide
(gagasan-gagasan), struktur-struktur dan hubungan-hubungannya diatur secara
logik sehingga matematika itu berkaitan dengan konsep-konsep abstrak”.
Dalam uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar matematika adalah
suatu proses psikologis berupa kegiatan aktif dalam upaya seseorang untuk
memahami dan menguasai materi matematika.

7
F. Metode Pembelajaran
Roestiyah (2008: 1) mengatakan “metode adalah sebagai teknik penyajian
yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa
didalam kelas, agar pelajaran tersebut dapat ditangkap, dipahami, dan digunakan
oleh siswa dengan baik”.
Jadi metode pembelajaran adalah merupakan suatu cara yang sistematis
yang dilakukan oleh guru pada saat proses belajar mengajar untuk mencapai
tujuan pembelajaran.

G. Metode Demonstrasi
Menurut Adjie (2006 : 30) Metode demonstrasi adalah metode yang
digunakan untuk membelajarkan peserta didik terhadap suatu bahan pelajaran
dengan cara memperhatikan, menceritakan, dan memperagakan bahan belajar itu.
Untuk itu diperlukan penggunaan alat peraga yang dilandasi dan dilaksanakan
dengan pikiran sistematik agar alat peraga tersebut dapat berperan dalam proses
kegiatan pembelajaran dan disesuaikan dengan materi pelajaran dan tujuan
pelajaran yang telah ditentukan. Dengan demikian alat peraga matematika harus
sesuai dengan tujuan pelajaran matematika.
Wahyuni (2001:8), menyebutkan bahwa metode demonstrasi merupakan
strategi pembelajaran dengan cara menempatkan siswa dalam kelompok-
kelompok kecil yang memiliki kemampuan berbeda.
Sependapat dengan pernyataan tersebut, Setyaningsih (2001:8)
mengemukakan bahwa metode demonstrasi pada pembelajaran matematika
memusatkan aktivitas di kelas pada siswa dengan cara pengelompokkan siswa
untuk bekerjasama dalam proses pembelajaran.
Dari tiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode demonstrasi
adalah suatu metode pembelajaran dengan cara mengelompokkan siswa ke dalam
kelompok-kelompok kecil untuk bekerja sama dalam memecahkan masalah.
Kemampuan siswa dalam setiap kelompok adalah heterogen.
Dalam metode demonstrasi siswa tidak hanya sebagai objek belajar tetapi
menjadi subjek belajar karena mereka dapat berkreasi secara maksimal dalam

8
proses pembelajaran. Hal ini terjadi karena pembelajaran matematika merupakan
metode alternatif dalam mendekati permasalahan, mampu mengerjakan tugas
besar, meningkatkan keterampilan komunikasi dan sosial, serta perolehan
kepercayaan diri.
Dalam pembelajaran ini siswa saling mendorong untuk belajar, saling
memperkuat upaya-upaya akademik dan menerapkan norma yang menunjang
pencapaian hasil belajar yang tinggi. Dalam metode demonstrasi lebih
mengutamakan sikap sosial untuk mencapai tujuan pembelajaran yaitu dengan
cara kerjasama.
Metode demonstrasi pada pembelajaran matematika mempunyai unsur-
unsur yang perlu diperhatikan. Unsur-unsur tersebut yaitu sebagai berikut :
1. Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau
berenang bersama”.
2. Para siswa memiliki tanggung jawab terhadap siswa lain dalam
kelompoknya, di samping tanggung jawab terhadap dirinya sendiri, dalam
mempelajari materi yang dihadapi.
3. Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semuanya memiliki tujuan
yang sama.
4. Para siswa harus membagi tugas dan berbagi tanggung jawab sama
besarnya diantara para anggota kelompok.
5. Para siswa akan diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut
berpengaruh terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok.
6. Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh
keterampilan bekerja sama selama belajar.
7. Para siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual
materi yang ditangani dalam kelompok demonstrasi.

Johnson, dan Smit dalam Felder (1994 : 2) menambahkan unsur-unsur


dalam metode demonstrasi pada pembelajaran matematika sebagai berikut :

9
1.    Ketergantungan Positif
Anggota kelompok harus saling tergantung untuk mencapai tujuan. Jika
ada anggota yang gagal mengerjakan tugasnya maka setiap anggota harus
menerima konsekuensinya.
2.    Kemampuan Individual
Seluruh siswa dalam satu kelompok memiliki tanggung jawab melakukan
pekerjaannya dan menguasai seluruh bahan untuk dipelajari.
3.    Promosi tatap muka interaktif
Meskipun beberapa kelompok kerja dibagi-bagikan dan dilakukan tiap
individu, beberapa diantaranya harus dilakukan secara interaktif, anggota
kelompok saling memberikan timbal balik.
4.    Manfaat dari Penggabungan keahlian yang tepat
Siswa didorong dan dibantu untuk mengembangkan dan mempraktekkan
pembangunan kepercayaan, kepemimpinan, pembuatan keputusan, komunikasi
dan konflik manajemen keahlian.
5.    Kelompok Proses
Anggota kelompok mengatur kelompok, secara periodik menilai apa yang
mereka lakukan dengan baik sebagai sebuah kelompok dan mengidentifikasi
perubahan yang akan mereka lakukan agar fungsi mereka lebih efektif di waktu
selanjutnya.
Berdasarkan unsur-unsur dalam metode demonstrasi, Johnson dalam
Wahyuni (2001:10) menyebutkan peranan guru dalam pembelajaran matematika
sebagai berikut :
1. Menentukan objek pembelajaran
2. Membuat keputusan menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok
belajar sebelum pembelajaran dimulai.
3. Menerangkan tugas dan tujuan akhir pada siswa
4. Menguasai kelompok belajar dan menyediakan keperluan tugas
5. Mengevaluasi prestasi siswa dan membantu siswa dengan cara
mendiskusikan cara bekerja sama.

10
Berdasarkan temuan di lapangan diperoleh aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran matematika dengan menggunakan metode demonstrasi adalah
bekerja dengan menggunakan alat/media, mendengarkan/memperhatikan
penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat
dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif.
Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan
langkah-langkah metode demonstrasi dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas
guru yang muncul diantaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam
mengerjakan kegiatan pembelajaran, menjelaskan/melatih menggunakan alat,
memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab dimana persentase untuk aktivitas
diatas cukup besar.
Pembelajaran matematika dengan menggunakan metode demonstrasi dapat
melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan melalui kegiatan
penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan kesamaan, perbedaan,
konsisten, dan inkonsistensi.
Metode demonstrasi yang digunakan dapat mengembangkan aktivitas
kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi dan penemuan dengan pengembangan
pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan serta
mencoba-coba. Siswa akan tertantang untuk mencari tahu setelah mempelajari
materi yang disampaikan gurunya.
Selain itu penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran matematika
dapat pula mengembangkan kemampuan memecahkan masalah, mengembangkan
kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan antara
lain melalui pembicaraan lisan, catatan grafik, peta, diagram, dalam menjelaskan
gagasan.
Metode ini memiliki kelebihan yaitu dapat menimbulkan semangat minat
belajar siswa yang tinggi, sehingga hasil belajar akan bertahan lama, guru mudah
mengendalikan kelas, jika kegiatan-kegiatan siswa sudah terarah dan siswa akan
mengerti akan tugas yang harus dilakukannya, dapat dijadikan guru untuk
mendiagnosa kesulitan-kesulitan dalam belajar siswa. Sedangkan kelemahannya

11
seringkali melakukan kegaduhan, misalnya dalam keterlibatan lisan atau guru
kurang kontrol terhadap aktivitas siswa. 

H. Materi Trapesium dan Layang-layang


Trapesium adalah bangun datar yang memiliki 4 titik sudut dan 4 sisi
dimana 2 sisi saling sejajar tetapi tidak sama panjang. Jenis-jenis trapesium ada 3
yakni :
a. Trapesium Siku-siku
Trapesium yang diantara keempat sudutnya adalah sudut siku-siku
D C

A B
Sisi AB dan Sisi CD adalah sisi yang saling sejajar tetapi tidak sama
panjang.
b. Trapesium sama kaki
Trapesium samakaki yaitu trapesium yang mempunyai sepasang sisi yang
sama panjang. Trapesium ini memiliki 1 simetri lipat.

S R

P Q

c. Trapesium sembarang

Trapesium sembarang yaitu trapezium yang keempat sisinya tidak sama


panjang. Trapesium ini tidak memiliki simetri lipat dan hanya memiliki 1 simetri
putar.

12
J K

L M
Sifat-sifat trapesium
1. Pada trapesium sama kaki, sudut alasnya sama besar dan sudut-sudut
puncaknya sama besar
2. Pada trapesium sama kaki, diagonal-diagonalnya sama panjang
3. Jumlah sudut sebuah trapezium adalah 180 ͦ

Rumus Luas dan Keliling trapesium adalah:


jumla h sisi sejajar X tinggi
L=
2
K= AB+ BC +CD + DA

D C

A B
( AB+CD) X t
L=
2

K= AB+ BC +CD + DA
Layang-layang
Layang-layang adalah segiempat yang sepasang-sepasang sisi yang
berdekatan sama panjang.
Sifat-sifat layang-layang
D

A C

13
Bangun layang-layang memiliki sifat seperti berikut.
1. Memiliki 4 ruas garis: AB, BC, CD, dan DA
2. Dua ruas garis yang berhadapan sama panjang ( AB = AD dan BC = CD )
3. Memiliki dua macam ukuran diagonal
4. Memiliki dua buah sudut lancip dan dua buah sudut tumpul.

Luas Layang-layang
d1 X d2
L=
2
D

A C

B
AC X BD
L=
2

14
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat, Waktu, dan Pihak yang Membantu


Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V SDN No.
091594 Afd. I Dolok Ilir. Peneliti menggunakan metode Demonstrasi untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.
Tempat penelitian diadakan di SDN No. 091594 Afd. I Dolok Ilir, dikelas
V, objek penelitian adalah hasil belajar siswa dan waktu pelaksanaan penelitian
dilakukan mulai bulan Oktober sampai dengan bulan November 2017, yang
perinciannya sebagai berikut:
No Siklus Waktu Mata Kelas Karakteristik Siswa
Pelajaran
Kamis, Siswa kelas V
1 Pra 19-10-2017 Berjumlah 22 orang, 9
Siklus Pukul 10.40- M orang laki-laki dan 13
11.45 Wib A orang perempuan, usia
T rata-rata 10-11 tahun,
Selasa,
E beragama mayoritas
2 Siklus I 31-10-2017
M Islam dan bersuku
Pukul 07.30-
A V Batak, lokasi pabrik
08.45 Wib
T PTPN IV Afdeling I
Kamis, I Dolok Ilir dan
3 Siklus II 02-11-2017 K bertempat tinggal di
Pukul 10.40- A perumahan kebun
11.45 Wib PTPN IV Afdeling I
Dolok Ilir

Pihak yang membantu dalam penelitian ini adalah :


Nurkesuma Dewi S,Pd, M.Pd selaku tutor pembimbing / supervisor I yang
telah membimbing penulis hingga laporan ini selesai. D. P. Hutagalung, S.Pd

15
sebagai supervisor II yang telah membantu penulis dalam memperbaiki RPP.
Rosland Rajagukguk, S.Pd sebagai Kepala Sekolah SDN No. 091594 Afd. I
Dolok Ilir yang telah memberi saran dan masukan kepada penulis dalam
melakukan perbaikan pembelajaran. H. Manik, S.Pd Sebagai kepala Sekolah SDN
No. 122350 Pematangsiantar yang telah memberi saran dan masukan kepada
penulis dalam melakukan perbaikan pembelajaran. M. Ketaren, S.Pd Selaku
teman sejawat yang telah membantu penulis melakukan pengamatan.
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Desain penelitian ini adalah menggunakan model siklus Kemmis dan Mc.
Taggart ( dalam Dewi, 2010 : 122) dimana dalam tiap siklus terdapat 4 komponen
yaitu : Perencanaan, Tindakan, Observasi dan Refleksi. Penelitian ini
direncanakan 2 siklus yang dapat digambarkan sebagai berikut :
SIKLUS I

Perencanaan

Refleksi
Tindakan

Observasi

SIKLUS II

Perencanaan

Tindakan
Refleksi

Observasi

Gambar 3.1 : Skema pelaksanaan PTK model Kemmis dan Mc. Taggart
Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian meliputi kegiatan pelaksanaan penelitian kelas dengan
menerapkan siklus kegiatan pembelajaran sebagai berikut:

16
Pra Siklus
a. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan pembelajaran awal pra siklus dilaksanakan pada
hari kamis, 19 Oktober 2017. Adapun yang dipersiapkan peneliti dalam
perencanaan pembelajaran awal pra siklus ini adalah:
1. Menentukan mata pelajaran
2. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
3. Menyusun materi ajar, menyiapkan rencana evaluasi
4. Meminta kesediaan supervisor 2 untuk bersedia menjadi pengamat
selama pembelajaran
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan pembelajaran awal pra siklus dilaksanakan pada
hari kamis, 19 Oktober 2017 dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Membuka pelajaran dengan apersepsi
2. Menjelaskan materi tentang Trapesium dan Layang-layang
3. Melakukan tanya jawab, member evaluasi
4. Menyimpulkan materi pelajaran
c. Tahap Pengamatan
Peneliti melakukan pengamatan dengan memonitor siswa selama proses
pembelajaran.
d. Tahap Refleksi
Setelah melakukan seluruh proses pembelajaran guru memerlukan refleksi
untuk kinerjanya sehingga dapat menentukan tindakan selanjutnya terhadap
penelitian yang sedang dilakukan. Hasil refleksi pada pembelajaran awal pra
siklus peneliti sampaikan pada tabel dibawah ini.

Siklus I
a. Perencanaan (Planning)
Pada tahap perncanaan, kegiatan yang akan dilakukan adalah :
 Mempersiapkan materi pembelajaran Matematika materi pokok
Trapesium dan Layang-layang.

17
 Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ).
 Mempersiapkan media pembelajaran.
 Mempersiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS)
 Membuat lembar observasi untuk melihat aktivitas siswa selama
proses pembelajaran.
b. Tindakan (Action)
Pada tahap tindakan kegiatan yang dilakukan meliputi:
 Memberikan pretes kepada siswa
 Mengolah hasil pretes
 Mengembangkan hasil analisis tes
 Melaksanakan proses pembelajaran melalui metode demonstrasi
c. Pengamatan (Observation)
Tahap ini peneliti meminta bantuan seorang pengamat untuk mengamati
dan mendokumentasikan aktivitas siswa didalam kelas selama proses
pembelajaran berlangsung. Pengamat dilengkapi dengan lembar pedoman
observasi untuk memperoleh data yang dibutuhkan berkaitan dengan tindakan
penelitian.
d. Refleksi (Reflection)
Pada tahap refleksi hal-hal yang dilakukan adlaha:
 Memberikan postest.
 Menganalisis hasil tes dan keterlaksanaan rencana pelaksanaan
pembelajaran.
 Menganalisi hasil observasi.
 Melakukan penyimpulan hasil tes dan observasi

Hasil dari refleksi ini digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki


tahap perencanaan pada siklus II
Siklus II
Setelah diketahui hasil postes Siklus I, maka akan diadakan siklus II demi
peningkatan hasil belajaar dari siklus I sebagai berikut:

18
a. Perencanaan (Planning)
Pada tahap perencanaan, kegiatan yang dilakukan meliputi:
 Mempersiapkan materi pembelajaran Matematika materi pokok Luas
Trapesium dan Layang-layang
 Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
 Mempersiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS)
 Membuat lembar obseervasi untuk melihat aktivitas siswa selama proses
pembelajaran

b. Tindakan (Action)
Pada tahap ini tindakan kegiatan yang dilakukan meliputi:
 Memberikan Pretes kepada siswa
 Mengolah hasil pretes
 Mengembangkan hasil analisis tes
 Melaksanakan proses pembelajaran melalui metode demonstrasi dengan
menerangkan proses pelaksanaan pembelajaran

c. Pengamatan (Observation)
Tahap ini peneliti meminta bantuan seorang pengamat untuk mengamati
dan mendokumentasikan aktifitas siswa didalam kelas selama proses
pembelajaran berlangsung. Pengamat dilengkapi dengan lembar pedoman
observasi untuk memperoleh data yang dibutuhkan berkaitan dengan tindakan
penelitian.
d. Refleksi (Reflection)
Pada tahap refleksi ini hal yang dilakukan adalah:
 Memberikan post tes
 Menganalisis hasil tes dan keterlaksanaan rencana pelaksanaan
pembelajaran
 Menganalisis hasil observasi
 Melakukan penyimpulan hasil tes dan observasi

19
C. Tekhnik Analisi Data
Data pokok dalam penelitian ini adalah nilai hasil evaluasi siswa pra
siklus, siklus 1, dan siklus II, dengan menklasifikasi nilai dengan kriteria kurang,
sedang, dan baik. Tingkat keberhasilan yang dicapai dapat dilihat dalam
perubahan hasil belajar siswa dan keberhasilan guru dalam melaksanakan
tindakan.
a. Data Hasil Tes
Untuk mengetahui hasil belajar siswa dapat dihitung sesuai rumus
Purwanto (2011:207)

Skor yang diperole h


Nilai= x Skala
Skor maksimum

Skala yang digunakan = 100

Selanjutnya dicari tingkat keberhasilan belajar siswa secara klasikal rumus


Dewi (2010:188)
f
p= x 100
n
Keterangan:
P = Nilai persentasi yang diperoleh
f = Jumlah siswa yang mengalami perubahan
n = Jumlah seluruh siswa
dalam hal ini criteria skor untuk menentukan nilai keberhasilan siswa dalam
pelaksanaan tindakan adalah sesuai dengan criteria sebagai berikut:
No Kriteria Nilai
1 Sangat Tinggi 90% - 100%
2 Tinggi 80% - 89%
3 Sedang 60% - 79%
4 Rendah 40% - 59%
5 Sangat Rendah 0% - 39%

20
Siswa dikatakan berhasil apabila mencapai nilai 80% - 100%, sedangkan
siswa dikatakan tidak berhasil apabila nilai yang diperoleh hanya mencapai 0% -
79%

b. Data Hasil Observasi


Data hasil observasi dilakukan dengan menganalisis kemampuan guru
mengajar menggunakan metode demonstrasi dan keaktifan siswa belajar selama
kegiatan pembelajaran berlangsung. Keaktifan belajar siswa dilakukan dengan
menggunakan rumus:
Skor keaktifan siswa
Keaktifan Belajar= ( Djamarah , 2005:74 )
Jumla h aspek

Adapun aspek-aspek yang dinilai dalam mengobservasi siswa adalah:


Aspek-aspek : 1. Aktif dalam belajar
2. Aktif dalam mengemukakan pendapat
3. Aktif dalam kegiatan diskusi
4. Aktif dalam bertanya
5. Ketelitian dalam mengerjakan soal
6. Berani menjawab pertanyaan
Indikator Pencapaian Kompetensi:
 Mengamati dan mencari informasi bentuk-bentuk yang menyerupai
trapesium dan layang-layang
 Melakukan tanya jawab tentang ciri-ciri dan sifat-sifat trapesium dan
layang-layang
 Menyebutkan macam-macam trapesium berdasarkan model yang
ditunjukkan didepan kelas
 Menjelaskan rumus mencari luas trapesium dan layang-layang
 Mengerjakan soal luas dari trapesium dan layang-layang

21
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Berdasarkan data yang diperoleh penulis, maka pembelajaran matematika
kelas V SDN No. 091594 Afd. I Dolok Ilir mencapai kemajuan yang baik.
Terdapat perolehan perbaikan hasil belajar yang ditunjukkan dengan adanya
peningkatan aktivitas dalam proses pembelajaran serta kemampuan siswa
menemukan dan menyelesaikan masalah dalam pembelajaran sehingga diperoleh
hasil belajar siswa yang semakin membaik dari setiap siklus.
Sebelum diberikan pembelajaran dengan metode demonstrasi, terlebih
dahulu diberikan tes awal dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa
pada mata pelajaran Matematika pokok bahasan luas bangun datar trapesium dan
layang-layang.
Tabel 4.1
Hasil Pembelajaran Pra Siklus
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : V / I ( Satu )
Kompetensi Dasar : 3.1 Menghitung luas trapesium dan layang-layang
Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) : 71

No Nama Siswa Aktivitas Hasil L BL


Siswa Belajar
1 Maikel Huala √ 71 √ -
2 Mhd. Arya Fajar - 45 - √
3 Malvan Alfarizi - 60 - √
4 Oktorian Adly - 68 - √
5 Iftitah Rizky Suci √ 75 √ -
6 Hanifa Sakhi Purba √ 83 √ -
7 Kesia Aulia - 55 - √
8 Dina Mulia - 50 - √

22
9 Icha Nurfadilla - 40 - √
10 Tasia Rut Amelia √ 75 √ -
11 Syafitri Khoir - 30 - √
12 Eka Rahmadani √ 77 √ -
13 Mutiara Balqis √ 72 √ -
14 Aldino Oktavian - 30 - √
15 Rizky Ramadhan - 48 - √
16 M. Faisal Sitorus √ 68 - √
17 Mutiara Cahaya - 60 - √
18 Kalila Agnesia - 50 - √
19 Jurian Syahputra √ 70 - √
20 Cendana Diandra √ 69 - √
21 Salwa Dwi Reswara - 50 - √
22 Daffa Athailla - 70 - √
Jumlah 9 1316 6 16
Rata-rata 59,77
Persentase 40% 60% 27% 73%
Keterangan:
L = Lulus
BL = Belum Lulus
Hasil refleksi terhadap penelitian yang sedang dilakukan, guru menemukan
hal-hal sebagai berikut:
a. Sebagian besar siswa tidak aktif
b. Masih banyak siswa yang tidak tampil mengemukakan pendapatnya dalam
sesi tanya jawab
c. Hasil belajar belum memuaskan dan masih dibawah KKM. Dimana rata-
rata klasikal pada tahap pembelajaran 64,45 dengan persentase kelulusan
27%. Dari 22 siswa hanya 6 orang siswa yang mampu meraih diatas KKM
(≥70).

23
Tabel 4.2
Hasil Pembelajaran Siklus I
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : V / I ( Satu )
Kompetensi Dasar : 3.1 Menghitung luas trapesium dan layang-layang
Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) : 71

No Nama Siswa Aktivitas Hasil L BL


Siswa Belajar
1 Maikel Huala √ 75 √ -
2 Mhd. Arya Fajar - 55 - √
3 Malvan Alfarizi √ 60 - √
4 Oktorian Adly - 72 √ -
5 Iftitah Rizky Suci √ 76 √ -
6 Hanifa Sakhi Purba √ 83 √ -
7 Kesia Aulia - 55 - √
8 Dina Mulia - 73 √ -
9 Icha Nurfadilla - 55 - √
10 Tasia Rut Amelia √ 76 √ -
11 Syafitri Khoir - 40 - √
12 Eka Rahmadani √ 77 √ -
13 Mutiara Balqis √ 72 √ -
14 Aldino Oktavian - 45 - √
15 Rizky Ramadhan - 48 - √
16 M. Faisal Sitorus √ 68 - √
17 Mutiara Cahaya - 65 - √
18 Kalila Agnesia - 60 - √
19 Jurian Syahputra √ 75 √ -
20 Cendana Diandra √ 73 √ -
21 Salwa Dwi Reswara √ 67 - √

24
22 Daffa Athailla √ 75 √ -
Jumlah 12 1445 11 11
Rata-rata 65,68
Persentase 54% 66% 50% 50%
Keterangan:
L = Lulus
BL = Belum Lulus
Hasil refleksi terhadap penelitian yang sedang dilakukan, guru
menemukan hal-hal sebagai berikut:
a Keaktifan siswa sudah mulai terlihat bahkan lebih baik dari sebelumnya
b Nilai belajar siswa telah mengalami perubahan lebih baik dibandingkan
pembelajaran sebelumnya, dimana rata-rata klasikal pada tahap
pembelajaran 65,68 dengan persentase ketuntasan 50% dari 22 orang
siswa yang memperoleh diatas KKM 71 sebanyak 11 orang
c Penelitian dilanjutkan pada perbaikan siklus II

Tabel 4.3
Hasil Pembelajaran Siklus II
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : V / I ( Satu )
Kompetensi Dasar : 3.1 Menghitung luas trapesium dan layang-layang
Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) : 71

No Nama Siswa Aktivitas Hasil L BL


Siswa Belajar
1 Maikel Huala √ 87 √ -
2 Mhd. Arya Fajar - 70 - √
3 Malvan Alfarizi √ 84 √ -
4 Oktorian Adly √ 86 √ -
5 Iftitah Rizky Suci √ 85 √ -
6 Hanifa Sakhi Purba √ 100 √ -

25
7 Kesia Aulia √ 85 √ -
8 Dina Mulia √ 88 √ -
9 Icha Nurfadilla √ 84 √ \-
10 Tasia Rut Amelia √ 90 √ -
11 Syafitri Khoir - 70 - √
12 Eka Rahmadani √ 99 √ -
13 Mutiara Balqis √ 88 √ -
14 Aldino Oktavian - 70 - √
15 Rizky Ramadhan √ 82 √ -
16 M. Faisal Sitorus √ 86 √ -
17 Mutiara Cahaya √ 84 √ -
18 Kalila Agnesia - 70 - √
19 Jurian Syahputra √ 90 √ -
20 Cendana Diandra √ 95 √ -
21 Salwa Dwi Reswara √ 88 √ -
22 Daffa Athailla √ 89 √ -
Jumlah 18 1870 18 4
Rata-rata 85
Persentase 81% 85% 81% 19%
Keterangan:
L = Lulus
BL = Belum Lulus
Hasil refleksi terhadap penelitian yang sedang dilakukan, guru
menemukan hal-hal sebagai berikut:
a. Keaktifan siswa dalam pembelajaran meningkat karena siswa lebih
aktif dan cepat dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
diberikan oleh guru
b. Nilai belajar siswa lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran
sebelumnya, dimana rata-rata klasikal pada tahap pembelajaran 85

26
denga persentase ketuntasan 81% dari 22 orang siswa yang
memperoleh KKM diatas 71 sebanyak 18 orang.

Dari tabel hasil pembelajaran siswa pra siklus, siklus I, dan siklus II diatas dapat
dilihat
Tabel 4.4
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
No Siklus Siswa Aktif Hasil Belajar Ketuntasan
Belajar
Jlh % Jlh % Jlh %
1 Pra 9 40% 1316 40% 6 23%
Siklus
2 Siklus I 12 54% 1445 66% 11 50%
3 Siklus II 18 81% 1870 85% 18 81%

4.1 Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pra siklus, Siklus I, dan Siklus II

90
80
70
60
50
Pra Siklus
40 Siklus I
30 Siklus II

20
10
0
Siswa Aktif Hasil Belajar Ketuntasan Belajar

27
B. Pembahasan Hasil Dari Setiap Siklus
Dengan memperhatikan masalah yang telah teridentifikasi pada
pelaksanaan perbaikan pembelajaran yaitu rendahnya hasil belajar siswa yang
ditandai dengan aktivitas belajar yang rendah, kepasifan siswa dalam bertanya
jawab dan kesulitan siswa dalam mengigat pelajaran, maka perbaikan
pembelajaran dilakukan dengan menggunakan metode Demonstrasi pada mata
pelajaran Matematika kelas V SDN No. 091594 Afd. I Dolok Ilir.
Dengan menggunakan Metode Demonstrasi, siswa menjadi lebih aktif,
terampil dalam menyebutkan dan menganalisis Jenis-jenis trapesium dan layang-
layang, disamping itu hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan dari
pembelajaran sebelumnya. Dari tabel 4.4 dapat dilihat peningkatan hasil belajar
siswa sebagai berikut:
1. Pembahasan Perbaikan Pembelajaran Pra Siklus
Hasil pengamatan oleh observer pada guru menunjukkan bahwa
kompetensi yang dimiliki guru dalam mengelola pembelajaran terdapat banyak
kekurangan. Diantaranya adalah dalam memberikan dan menjelaskan materi, guru
kurang memberikan contoh-contoh konkrit, guru kurang terampil dalam mengajar
sehingga pembelajaran terkesan lambat.

2. Pembahasan Perbaikan Pembelajaran Siklus I


Pada perbaikan Pembelajaran siklus I terjadi sedikit perubahan dalam
pembelajaran. Siswa mulai aktif walaupun masih hanya sedikit, siswa menjawab
dan merespon apa yang ditanyakan oleh guru tanpa rasa takut. Siswa sudah dapat
menjawab tes yang diberikan oleh guru dengan dibuktikan dari hasil tes terdapat
kenaikan nilai yang signifikan

3. Pembahasan Perbaikan Pembelajaran Siklus II


Hasil perbaikan pembelajaran siklus II terjadi perubahan yang sangat baik,
siswa telah menguasai materi dengan baik, sehingga hasil tes meningkat
dibandingkan dengan nilai pada pembelajaran siklus I dan pra siklus. Nilai rata-
rata yang dicapai siswa adalah 85 dengan tingkat ketuntasan klasikal mencapai

28
81%. Keaktifan siswa dalam pembelajaran mengalami peningkatan, siswa terlihat
lebih aktif, kreatif, teliti dalam melakukan kegiatan pembelajaran, berfikir kritis
serta aktif menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh guru, sehingga hasil
belajar mereka lebih baik dari sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa perbaikan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru telah berhasil mencapai tujuan yang
diharapkan.

29
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkna hasil penelitian yang telah dilakukan melalui prasiklus, siklus
I, siklus II, maka diperoleh simpulan bahwa dengan menerapkan Metode
Demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Matematika di
kelas V SDN No. 091594 Afd. Dolok Ilir tahun ajaran 2017/2018.
Upaya yang dilakukan peneliti untuk meningkatkan hasil belajar siswa
pada pelajaran Matematika dengan memerapkan Metode Demonstrasi, yaitu
dengan membimbing siswa mengamati objek yang di tunjukkan dipapan tulis dan
yang dipegang oleh guru, menanya, mengumpulkan informasi, dan serta
menyimpulkan ciri-ciri bangun datar Trapesium dan Layang-layang. Dengna
melakukan metode demonstrasi siswa menemukan ciri, sifat, jenis, serta rumus
mencari luas dari bangun datar trapezium dan layang-layang berdasarkan objek
yang didemonstrasikan oleh guru dan siswa menjadi lebih tertarik sehingga akan
tertanam didalam pikirannya. Dengan metode demonstrasi siswa juga dilatih lebih
aktif, kreatif teliti dalam melakukan kegiatan pembelajaran, berpikir ilmiah dan
mampu meresopon apa yang ditanyakan oleh guru dalam mengumpulkan
informasi serta mengkomunikasikannya pada teman sebayanya.

B. Saran Tindakan Lanjut


Dari hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka peneliti mengajukan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi Siswa khususnya kelas V SDN No. 091594 Afd. I Dolok Ilir
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan
Metode Demonstrasi selama proses pembelajaran di kelas
2. Bagi Guru diharapkan menyiapkan alat bantu atau media pembelajaran
yang relevan dan menarik serta penggunaanya melibatkan semua siswa.
Sehingga menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan.

30
3. Bagi Pihak Sekolah diharapkan dapat lebih memberikan perhatian
terhadap kegiatan belajar siswa dalam proses belajar mengajar melalui
penyediaan sumber belajar dan media yang dapat meningkatkan aktifitas
belajar siswa. Serta melakukan pengarahan terhadap guru agar dapat
menggunakan model-model pembelajaran yang tepat sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
4. Bagi Institusi Pendidikan diharapkan dapat lebih memberikan perhatian
terhadap kegiatan pembelajaran disekolah-sekolah yang berada didalam
ruang lingkupnya melalui pengadaan sumber-sumber pembelajaran dan
sarana-sarana yang dapat menunjang pembelajaran dalam rangka
meningkatkan hasil belajar siswa.

31

Anda mungkin juga menyukai