KULIAH TUGAS 1
Model pembelajaran berbasis portofolio merupakan alternatif cara belajar siswa aktif (CBSA) dan
cara mengajar guru aktif (CMGA). Karena sebelum, selama, dan sesudah proses belajar mengajar
guru dan siswa dihadapkan pada sejumlah kegiatan (Fajar dalam Taniredja et al, 2011:8). Portofolio
ini biasanya merupakan karya terpilih dari seorang siswa atau kelompok, atau karya satu kelas secara
keseluruhan yang bekerja secara kooperatif sehingga dapat dikatakan bahwa pembelajaran portofolio
di samping memperoleh pengalaman fisik terhadap objek dalam pembelajaran, siswa juga
memperoleh pengalaman atau terlibat secara mental. Pengalaman fisik berarti melibatkan siswa atau
mempertemukan siswa dengan objek pembelajaran. Pengalaman mental dalam arti memperhatikan
informasi awal yang telah ada pada diri siswa dan memberikan kebebasan kepada siswa untuk
menyusun (merekonstruksi) sendiri informasi yang diperolehnya.
Menurut Budimansyah dalam Widayati (2009: 21) Portofolio sering disandingkan konsep
pembelajaran dan penilaian. Jika disandingkan dengan konsep pembelajaran maka dikenal dengan
istilah pembelajaran berbasis portofolio, sedangkan jika disandingkan dengan konsep penilaian maka
dikenal istilah penilaian berbasis portofolio. Model pembelajaran portofolio dalam penelitian ini
adalah suatu proses pembelajaran dalam mempelajari suatu materi tertentu yang prosesnya dari awal
sampai akhir, dan kumpulan hasil pekerjaan siswa tersebut dikumpulkan atau didokumentasikan yang
disimpan dalam satu bendel.
Aktivitas siswa hampir diseluruh proses pembelajaran, dari mulai fase perencanaan di kelas, kegiatan
di lapangan, dan pelaporan. Fase perencanaan aktivitas siswa terlihat pada saat mengidentifikasi
masalah dengan menggunakan teknik bursa ide (brain storming), kemudian fase kegiatan lapangan
dengan berbagai teknik (misalnya wawancara, pengamatan, kuesioner, dan lain-lain), dan fase
pelaporan mereka terfokus pada pembuatan portofolio kelas.
Prinsip ini merupakan proses pembelajaran yang berbasis kerja sama. Kerja sama antar siswa dan
antar komponen-komponen lain di sekolah, bisa dengan lembaga terkait. Misalnya pada saat siswa
hendak mengumpulkan data dan informasi. Pembagian kelompok belajar kooperatif dilaksanakan
secara acak (heterogen). Pembagian kelompok jenis ini memungkinkan siswa yang pandai dan yang
kurang dapat berkolaborasi serta mengembangkan kemampuan bekerja sama dalam tim.
Pembelajaran Partisipatorik
Model pembelajaran portofolio melatih siswa belajar melakoni (learning by doing). Salah satu bentuk
pelakonan itu adalah siswa belajar hidup berdemokrasi. Sebagai contoh pada saat memilih masalah
untuk kajian kelas memiliki makna bahwa siswa dapat menghargai dan menerima pendapat yang
berbeda dari siswa lainnya.
Reactive Teaching
Guru perlu menciptakan strategi yang tepat agar siswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi
dengan meyakinkan siswa akan kegunaan materi bagi kehidupan nyata. Guru juga harus dapat
menciptakan situasi sehingga meteri pelajaran selalu menarik, tidak membosankan.
Langkah-langkah model pembelajaran portofolio ada enam, yakni mengidentifikasi tujuan dan fokus
penelitian, merencankan aspek konten yang dinilai, menentukan bentuk, susunan portofolio,
menentukan penggunaan portofolio, menentukan cara untuk menilai portofolio, dan menentukan
bentuk portofolio dan penilaian. Adapun langkah-langkah model pembelajaran portofolio sebagai
berikut (Maya dan Malley dalam Riyanti, 2014 : 18)
Pada langkah ini, guru bersama siswa merumuskan masalah yang berkenaan dengan materi yang
dibahas sesuai dengan tujuan pembelajaran. Pada tahap ini pula guru menginstruksikan siswa untuk
membentuk kelompok portofolio. Guru menentukan fokus-fokus portofolio dan memberikan
petunjuk-petunjuk membuat portofolio yang baik dan benar.
Pada langkah ini guru menentukan prosedur-prosedur penilaian dengan mengacu pada spesifikasi
konten-konten pada portofolio siswa.
Guru menganalisis desain portofolio yang akan dibuat siswa dengan menentukan standar-standar dan
kriteria portofolio tersebut.
3. Kewarganegaraan memiliki jati diri, kebebasan untuk menikmati hak tertentu, pemenuhan
kewajiban-kewajiban terkait tingkat minat dan keterlibatan dalam urusan publik dan memiliki nilai-
nilai dasar kemasyarakatan. Dengan pendekatan ini seorang warga negara menjadi berkualitas karena
memiliki kemampuan personal,kemampuan kemasyarakatan yang menjadi dasar untuk turut serta
dalam setiap kegiatan demokrasi di masyarakat.
2. Bentuk penyimpangan yang dilakukan pemerintah Hindia Belanda terhadap politik etis
yaitu Edukasi yang hanya ditujukan untuk kaum bangsawan dan bawahan Belanda. Sistem
irigasi hanya ditujukan untuk sawah milikk Belanda bukan milik rakyat. Sistem migrasi
ditujukan untuk mempercepat tenaga kerja.