: Yandi Supran
: 2008 122 032
: Pendidikan Fisika
: Pendidikan MIPA
: Drs. Imron Husaini, M.Pd
: Dra. Misdalina, M.Pd
Latar Belakang
Perkembangan peserta didik seutuhnya menggambarkan adanya suatu perubahan dalam
diri seseorang, baik itu perkembangan fisik, emosional, sosial, intelegensi maupun
perkembangan spiritual yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Pendidikan di
sekolah lebih dikenal dengan sebutan proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar ini terjadi
dengan melibatkan banyak faktor, baik pendidik, peserta didik, bahan atau materi, fasilitas
maupun lingkungan. Belajar harus direncanakan, disusun dan dievaluasi hasilnya, artinya bahwa
berhasil tidak pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung pada proses belajar dan hasilnya.
Kegiatan belajar mengajar adalah inti kegiatan dalam pendidikan segala sesuatu yang
telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar. Semua komponen
pengajaran akan berproses didalamnya. Komponen inti yakni manusiawi, guru dan anak didik
melakukan kegiatan dengan tugas dan tanggung jawab dalam kebersamaan berlandaskan
interaksi normatif untuk bersama-sama mencapai tujuan pembelajaran (Djamarah, 2010:18).
Suatu proses belajar-mengajar dikatakan baik, apabila proses tersebut dapat
membangkitkan kegiatan belajar yang efektif, dan sasaran yang akan dicapai dari pembelajaran
bisa terlaksana dengan baik, sehingga hasil belajar yang diinginkan bisa tercapai. Kenyataan
merupakan pembelajaran konvensional, sehingga peserta didik kurang dapat memahami secara
luas pokok bahasan materi pelajaran yang diberikan pendidik dan juga peserta didik kurang
antusias dalam mengikuti pembelajaran sehingga kurang meningkatnya keaktifan, kreatifitas
serta keterampilan peserta didik
Cara yang dapat dilakukan pendidik untuk memecahkan masalah di atas adalah
dengan evaluasi, yaitu dengan cara memberikan pendekatan Project-Based Learning kepada
peserta didik. Projec-Based Learning yaitu pendekatan pembelajaran yang memperkenankan
peserta didik untuk bekerja mandiri dalam mengkonstruksii pembelajarannya (pengetahuan dan
keterampilan baru), dan mengkulminasikannya dalam produk nyata. (Hanafiah & Suhana: 2010:71)
Digunakannya pendekatan Project-Based Learning secara umum bertujuan supaya
peserta didik belajar secara aktif dan mandiri dengan sajian materi terintegrasi dan relevan
dengan kenyataan sebenarnya, pelajar mampu berpikir kritis dan dapat mengembangkan
inisiatifnya.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang
berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) Dengan
Menggunakan Pendekatan Project-Based Learning Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Di
Kelas VIII SMP Negeri 1 Rantau Bayur
2. Masalah dan Pembatasan Masalah
2.1 Masalah
Menurut Arikunto (2010:57), masalah adalah problematika atau rumusan masalah
merupakan bagian pokok dari penelitian yang merupakan pernyataan yang akan dicari
jawabannya. Berdasarkan latar definisi tersebut, maka yang menjadi permasalahan dalam
penelitian ini adalah adakah pengaruh model pembelajaran Contextual Teaching Learning
dengan menggunakan pendekatan Project-based Learning terhadap hasil belajar fisika siswa di
kelas VIII SMPN 1 Rantau Bayut?.
2.2 Pembatasan Masalah
Untuk menghindari terlalu luas masalah dalam penelitian ini, maka penulis memberi batasan
sebagai berikut:
1. Model pembelajaran Contectual Teaching Learning (CTL) dengan menggunakan pendekatan
Project-Based Learning
2. Aktivitas belajar adalah kegiatan belajar siswa pada saat penerapan model Contextual Teaching
Learning (CTL) dengan menggunakan Pendekatan Project-Based Learning. Aktivitas yang
dilakukan adalah Aktivitas visual, Aktivitas emosional, aktivitas lisan, dan aktivitas menulis.
3. Hasil belajar adalah kemampuan atau hasil peserta didik setelah diberikan tes pada akhir
pelajaran.
4. Peserta didik yang diteliti adalah peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Rantau Bayur tahun
ajaran 2011/2012.
5. Materi pelajaran yang diteliti adalah Gelombang. Dimana gelombang terbagi menjadi tiga pokok
pembahasan yaitu Gelombang mekanik memerlukan medium untuk merambat, panjang
gelombang, dan cepat rambat gelombang.
3. Tujuan Penelitian
Dari rumusan permasalahan di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui ada atau tidak ada pengaruh model pembelajaran Contextual Teaching Learning
(CTL) dengan menggunakan pendekatan Project-based learning terhadap hasil belajar fisika
siswa pada pokok bahasan gelombang di kelas VIII SMP Negeri 1 Rantau Bayur.
4. Manfaat Penelitian
Hasil Penelitian ini dapat bermanfaat bagi:
1. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan untuk
memperbaiki kualitas pembelajaran khususnya pada pembelajaran fisika dengan
menggunakan Model pembelajaran Contectual Teaching Learning (CTL) dengan
menggunakan pendekatan project-based learning
2. Bagi pendidik, penelitian ini dapat dijadikan masukan atau sumbangan pemikiran dalam
pelaksanaan dan pengembangan kegiatan pembelajaran di sekolah
3. Bagi peserta didik, penelitian ini diharapkan perhatian peserta didik terhadap mata
pelajaran fisika meningkat sehingga peserta didik dapat lebih aktif dan kreatif lagi
dikemudian hari.
5.
Tinjauan Pustaka
5.1 Hakikat Pengaruh
Menurut Ali (dalam Lisnani, 2010:7) Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari
sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.
Dalam penelitian ini, pengaruh yang dimaksud adalah daya yang disebabkan oleh penggunaan
model pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) dengan menggunakan pendekatan
Project-Based learning terhadap hasil belajar peserta didik, dengan demikian tujuan pengajaran
yang diharapkan dapat tercapai dengan baik.
5.2 Proses belajar dan Pembelajaran
Belajar adalah proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya
(Arsyad, 2007:1), Menurut Slameto dalam bukunya Belajar dan Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhinya menyatakan bahwa belajar adalah ialah proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. (Slameto, 2010:2).
Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang
menyangkut kongnitif, afektif, dan psikomotor. (Djamara, 2008:13).
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa proses belajar adalah proses perubahan
tingkah laku individu yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotorik serta kegiatan yang
dilakukan dimulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi dan program tindak
lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu yaitu
pembelajaran.
5.3 Model pembelajaran
Secara kaffah model dimaknakan sebagai suatu objek yaitu konsep yang digunakan untuk
mempersentasikan sesuatu hal. Adapun Soekamto, dkk (dalam Trianto :2010:22) mengemukakan
maksud dari model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang
sitematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu,
dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam
merencanakan aktivitas belajar mengajar. Hal yang sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh
Eggen dan Kauchak bahwa model pembelajaran memberikan kerangka dan arah bagi guru untuk
mengajar.
Model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus, yaitu:
1) Rasional teoretis logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembang
2) Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa dapat belajar (tujuan pembelajaran yang
akan dicapai)
3) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil,
dan
4) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.
(Kardi dan Nur, 2000 : 9 dalam Trianto:2010:23)
5.4 Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL)
5.4.1 Pengertian Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL
Model pembelajaran Contextual Teaching Learning suatu proses pembelajaran holistik yang
bertujuan untuk membelajarkan peserta didik dalam memahami bahan ajar secara bermakna
(meaningfull) yang dikaitkan dengan konteks kehidupan nyata, baik dengan lingkungan pribadi,
agama, sosial, ekonomi, maupun kultural. (Hanafiah dan Suhana, 2010:67)
Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) adalah konsep belajar yang
membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa
dan mendorong siswa mambuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. (Trianto,2007:103)
Dari pendapat diatas ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran Contextual Teaching
Learning (CTL) adalah salah satu model pembelajaran yang bertujuan supaya peserta didik
dalam memahami bahan ajar secara bermakna yang dikaitkan dengan konteks kehidupan nyata
dan mendorong sisiwa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
5.4.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL)
Menurut Trianto (2007:106) Secara garis besar langkah-langkah penerapan Contextual
Teaching Learning (CTL) dalam kelas sebagai berikut :
1) Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri,
2)
3)
4)
5)
6)
7)
5.4.3.1 Kelebihan
1. Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap
hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting,
sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja
bagi siswa materi itu akanberfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan
tertanam erat dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan.
2. Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa karena
metode pembelajaran CTL menganut aliran konstruktivisme, dimana seorang siswa dituntun
untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis konstruktivisme siswa
diharapkan belajar melalui mengalami bukan menghafal.
5.5 Pengertian pendekatan
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses
yang sifatnya masih sangat umum, oleh karenanya strategi dan metode pembelajaran yang
digunakan dapat bersumber atau tergantung dari pendekatan tertentu. (Wina Sanjaya:125)
5.5.1 Pengertian pendekatan Project-based learning
Project-based learning merupakan model pebelajaran yang memberikan kesempatan
pada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek (Thomas,
dkk, 1999 dalam Wena:2011:144). Melalui pembelajaran kerja proyek, kreativitas dan motivasi
siswa akan meningkat (Clegg, 2001;Clegg & Berch, 2001 dalam Wena:2011:144).
Kerja proyek membuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan kepada pernyataan dan
permasalahan (problem) yang sangat menantang, dan menuntut siswa untuk merancang,
memecahkan masalah, membuat keputusan, melakukan kegiatan investigasi, serta memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bekerja secara mandiri (Thomas, dkk:1999 dalam
Wena:2011:144)
5.5.2 Karakteristik Project-based Learning
Project-based learning adalah sebuah model pembelajaran yang inovatif, dan lebih
menekankan
pada
belajar
kontekstual
melalui
kegiatan-kegiatan
yang
kompleks.
(CORD,2001;Thomas, Mergendoller, & Michaelson, 1999; Moss, Van-Duze, Carol, 1998 dalam
Wena :2011:145). Fokus pembelajaran terletak pada prinsip dan konsep inti dari suatu disiplin
ilmu, melibatkan siswa dalam investigasi pemecahan masalah dan kegiatan tugas-tugas
bermakna yang lain, memberikan kesempatan siswa bekerja secara otonom dan mengonstruksi
pengetahuan mereka sendiri, dan mencapai puncaknya untuk menghasilkan produk nyata
(Thomas, 2000 dalam Wena:2011:145)
Sedangkan menurut Buch Institute for Education (1999) dalam Wena (2011:145) Projectbased learning memiliki karakteristik berikut.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
a.
bahwa siswa sangat tekun, berusaha keras untuk menyelesaikan proyek, siswa merasa lebih
bergairah dalam pembelajaran, dan keterlambatan dalam kehadiran sangat berkurang
b. Increased problem-solving ability. Beberapa sumber mendeskripsikan bahwa lingkungan belajar
Project-based learning dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah, membuat siswa
lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang bersifat kompleks
c. Inproved library research skills. Karena Project-based learning mepersyaratkan siswa harus
mampu secara cepat meperoleh informasi melalui sumber-sumber informasi, maka keterampilan
d.
e.
evaluasi siswa, pertukaran informasi online adalah aspek-aspek kolaborasi dari sebuah proyek
Increased resource-management skills. Project-based learning yang diimpentasikan secara baik
memberikan kepada siswa pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasikan proyek, dan
membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan
tugas.
5.6 Hakikat Fisika
Menurut (http://pengertianfisika.wikipedia.org) fisika merupakan salah satu cabang dari
ilmu pengetahuan alam(IPA), yaitu ilmu yang membahas tentang gejala-gejala alam melalui
pengamatan dan pengukuran. Dengan adanya pengamatan dan percobaan, pelajaran fisika akan
menjadi lebih menarik dan tidak membosankan.
Fisika mempelajari gejala alam yang tidak hidup atau materi dalam ruang lingkup ruang
dan waktu. Berikut ini di uraikan dalam mata pelajaran fisika kelas VIII semester genap tentang
gelombang yaitu:
1. Gelombang mekanaik, panjang gelombang, cepat rambat gelombang
2. Pengaplikasian gelombang dalam kehidupan sehari-hari.
5.7 Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah prestasi dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara
individu maupun kelompok. Hasil tidak akan pernah dihasilkan selama orang tidak melakukan
sesuatu. Untuk menghasilkan sebuah prestasi dibutuhkan perjuangan dan pengorbanan yang
sangat besar. Hanya dengan keuletan, sungguh-sungguh, kemauan yang tinggi dan rasa
optimisme dirilah yang mampu untuk mencapainya (Djamarah,2000:45).
Hasil belajar siswa pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku .tingkah laku sebagai hasil
belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik.
(Sudjana,2010:3)
Hasil belajar merupakan proses untuk menentukan nilai belajar siswa melalui kegiatan penilaian
dan/atau pengukuran hasil belajar. Berdasarkan pengertian evaluasi hasil belajar kita dapat
menengarai tujuan utamanya adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh
siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran,dimana tingakat keberhasilan tersebut
kemudian ditandai dengan skala nilai berupa huruf atau angka atau simbol. (Dimyati dan
Mudjiona, 2009:200)
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu bukti
keberhasilan seseorang dalam mempelajari materi pembelajaran di sekolah yang dinyatakan
dalam bentuk nilai yang diperoleh dari hasil belajar atau hasil tes.
5.8 Anggapan Dasar
Anggapan dasar adalah sesuatu yang diyakini kebenarannnya oleh peneliti yang
berfungsi sebagai hal yang dipakai untuk berpijak bagi peneliti dalam melaksanakan
penelitiannya (Arikunto, 2010:63). Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. Model pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) dengan pendekatan Project-based learning
mampu meningkatkan motivasi belajar siswa, dapat meningkatkan kemampuan memecahkan
masalah, meningkatkan keterampilan siswa untuk mencari dan mendapatkan informasi, dapat
mengembangkan dan mempraktekkan keterampilan komunikasi, dan memberikan kepada siswa
pembelajaran dan praktik mengorganisasikan proyek.
b. Hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran fisika berbeda-beda atau bervariasi antara satu
dengan yang lainnya.
TABEL II
POPULASI PENELITIAN
Sekolah
Kelas
SMP Negeri 1
Rantau Bayur
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
12
15
10
18
20
20
30
35
30
37
58
95
X. 1
X. 2
X. 3
Jumlah
Sumber : TU SMPN 1Rantau Bayur Tahun 2011-2012
memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan dipilih menjadi
sampel.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen maka sampelnya diambil dua kelas dari
populasi yang dipilih secara acak. Sampelnya adalah kelas VIII.1 sebagai kelas eksperimen dan
kelas VIII.3 sebagai kelas control.
Sekolah
SMP NEGERI 1
RANTAU
BAYUR
Jumlah
TABEL III
SAMPEL PENELITIAN
LakiKelas
Perempuan
laki
X.1
X.3
Jumlah
Siswa
12
10
18
20
30
30
22
28
60
Nilai rata-rata hasil kelas. Data terdistribusi normal apabila harga kemencengan terletak antara -1
dan +2 atau (-1 < Km < +1).
6.6.3 Uji Homogenitas Data
Untuk menentukan apakah kedua varians kelas dalam penelitian ini homogen atau tidak
dilakukan uji homogenitas dengan uji F yang rumusnya sebagai berikut:
(Sudjana, 2005:249)
Keterangan:
distribusi F
standar deviasi kelas eksperimen
standar deviasi kelas kontrol
Dengan kriteria pengujian homogenitas yaitu data dikatakan homogen jika F hitung Ftabel
dan dalam hal lain data heterogen (Sudjana, 2005:249).
6.7 Uji Coba Instrumen
6.7.1 Uji Validitas dan Reliabilitas
6.7.1.1 Uji Validitas
Validitas berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur. (Sugiyono:2011:173). Uji validitas bertujuan untuk mengukur valid atau
tidaknya suatu instrumen. Rumus yang digunakan dalam uji validitas ini adalah:
rhitung
= ............................(Riduwan:2007:98)
keterangan:
= jumlah sampel
= nilai thitung
= jumlah sampel
Distribusi (tabel t) = 0.05 dan derajat kebebasan (dk = n 2). Kaidah keputusan : jika t hitung> t tabel
berarti valid, sebaliknya thitung< t tabelberarti tidak valid.
6.7.1.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan, sebab suatu tes dapat dikatakan
mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap,
maka reliabilitas tes berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes. Untuk menghitung uji
Reliabilitas digunakan ketentuan jika Jika rhitung rtabel maka instrumen dinyatakan reliabel, maka
dapat digunakan rumus:
............................................. ( Arikunto, 2010 : 231 )
Keterangan :
= Reliabilitas
P
Vt
= Varian total
= Banyaknya soal
Keterangan :
t
Simpangan baku.
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Revisi). Jakarta : Rineka
Cipta.
Djamarah, Syiful Bahri. 2010. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta : Rineka Cipta.
. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta : Rieneka Cipta
Hanafiah Nanang & Suhana Cucu. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Reflika Aditama
Http:// pengertian fisika.wikipedia.org ( 29 november 2012 jam 15.00)
Johnson, Elaine B. 2011. Contextual Teaching and Learning menjadikan kegiatan belajar-mengajar
mengasikkan dan bermakna. Bandung: Kaifa
Sanjaya, wina. 2010. Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan. Jakarta : Kencana.
. 2010. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarata : Kencana.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito.
Sugiyono. 2011. Metode penelitian Pendidikan.Bandung: Alfabeta
Tim penyusun. 2011. Pedoman penulisan skripsi. Palembang : Universitas PGRI Palembang
Trianto. 2010. MendesainModel Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana
. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi
Pustaka Publisher
Wena, made. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual
Operasional. Jakarta Timur:Bumi Aksara